Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Dukungan Spritual Terhadap Tingkat Kecema PDF
Pengaruh Dukungan Spritual Terhadap Tingkat Kecema PDF
Abstrak: Pengaruh Dukungan Spritual terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre-
Operasi. Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu bersifat subjektif,
yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Berdasarkan
data World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, Amerika Serikat menganalisis data dari
35.539 klien bedah dirawat di unit perawatan intensif tahun 2003 sampai dengan 2006, sebanyak
2.473 klien (7%) mengalami kondisi kecemasan. Hasil penelitian Masood Jawaid, et al. (2006)
didapatkan bahwa rata-rata responden dalam keadaan cemas sedang sebanyak 57,65. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan spritual terhadap tingkat kecemasan pada
pasien pre-operasi. Rancangan penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dengan desain
penelitian one group pretest-posttest, pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive
Sampling. Sampel berjumlah 16 responden, populasi berjumlah 325 pasien. Alat Pengumpulan
data menggunakan lembar kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil rata-
rata kecemasan sebelum terapi dukungan spritual 49,88, dengan standar deviasi 6,449. Sedangkan
rata-rata kecemasan sesudah terapi dukungan spritual46.81 dengan standar deviasi 6,002. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0.001, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi dukungan
spritual terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi di RS Imanuel Provinsi Lampung
Tahun 2017. Dari hasil penelitian disarankan terapi dukungan spritual sebagai asuhan keperawatan
pada pasien yang mengalami kecemasan.
Menurut World Health Organization sebesar 148 juta jiwa. Tindakan operasi di
(WHO) dalam Sartika (2013), jumlah pasien Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta
dengan tindakan operasi mencapai angka jiwa. Berdasarkan data dari RS IMANUEL
peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke Provinsi Lampung didapatkan data bahwa dari
tahun. Tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta Juli 2016 sampai bulan Desember 2016 tercatat
pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan sebanyak 2.292 pasien yang menjalani tindakan
pada tahun 2012 data mengalami peningkatan pembedahan.
138
Rahmayati, Pengaruh Dukungan Spritual terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre-Operasi …139
Pembedahan terdiri dari tiga fase: pre- ketidaktahuan, kematian, takut dengan anastesi,
operatif, intra-operatif, dan pasca-operatif. Fase kanker, kekhawatiran kehilangan waktu kerja,
pre-operatif dimulai saat keputusan untuk kehilangan pekerjaan, tanggung jawab
melakukan pembedahan dibuat dan berakhir mendukung keluarga, dan ancaman
ketika klien dipindahkan ke meja operasi. ketidakmampuan permanen. Perasaan takut
Pembedahan adalah pengalaman yang dioperasi timbul karena takut menghadapi
menyebabkan stres dan perubahan fisik serta kematian dan tidak bisa bangun lagi setelah
fisiologik (Kozier, 2009). Kecemasan adalah satu dioperasi.
kondisi kegelisahan mental, keprihatinan, Menurut Rozalino (2009) dikutip dari
ketakutan, firasat atau perasaan putus asa karena Agusnawati (2013), salah satu upayanya dalam
ancaman yang akan terjadi atau ancaman intervesi keperawatan untuk mencegah ansietas
antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap adalah dengan terapi spiritual. Terapi spiritual
diri sendiri atau terhadap hubungan yang merupakan suatu pengobatan alternatif dengan
bermakna. Pengertian lain cemas adalah suatu cara pendekatan keagamaan melalui doa dan
keadaan yang membuat seseorang yang tidak dzikir yang merupakan unsur penyembuhan
nyaman dan terbagi dalam tingkatan. Jadi, cemas penyakit atau sebagai psikoterapeutik yang
berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan mendalam, bertujuan untuk membangkitkan rasa
tidak berdaya (Kusumawati dan Hartono, 2010). percaya diri dan optimisme yang paling penting
Kecemasan merupakan istilah yang sangat akrab selain obat dan tindakan medik.
dengan kehidupan sehari-hari yang Menurut Alexis Carrel dalam bukunya
menggambarkan keadaan khwatir, gelisah, takut berjudul Pray (Doa) tentang pengalamannya
tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik dalam mengobati pasien. Banyak diantara
(Dalami, et al, 2009). Kecemasan pada pasien pasiennya memperoleh kesembuhan dengan jalan
yang akan dilakukan operasi biasanya berdoa. Doa adalah suatu gejala keagamaan yang
berhubungan dengan segala macam prosedur paling agung bagi manusia karena pada saat itu
asing yang harus dijalani pasien dan juga jiwa manusia terbang menuju Tuhannya.
ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat Kalaupun apa yang dimohonkan tidak
prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. sepenuhnya terpenuhi, namun dengan doa
Pasien yang mengalami kecemasan menunjukan tersebut seseorang telah hidup dalam suasana
gejala mudah tersinggung, susah tidur, gelisah, optimisme, harapan dan ketenangan batin.
lesu, mudah menangis dan tidur tidak nyenyak Berdasarkan data pada bulan Februari
(Stuart, 2006). 2017 yang diperoleh dari RS Imanuel Provinsi
Data World Health Organization (WHO) Lampung 435 orang pasien yang menjalani
tahun 2007 menyatakan bahwa 25, 1% atau 8.922 pembedahan.Hasil wawancara dengan perawat di
orang klien post operasi yang dirawat di unit ruang bedah wanita dan ruang bedah pria
perawatan intensif mengalami gangguan didapatkan data bahwa dalam menangani
kejiwaan dan 7% atau 2.473 orang klien kecemasan pasien pre-operasi perawat
mengalami kecemasan. Hasil penelitian lain di memberikan pendidikan kesehatan mengenai
Civil Hospital Karachi, Pakistan, yang dilakukan informasi tentang prosedur pembedahan yang
oleh Masood Jawaid, et al (2006), mengatakan akan dilakukan dan mengajarkan teknik relaksasi
bahwa 57,65% pasien pre-operasi mengalami nafas dalam. Hasil wawancara dengan seoarang
kecemasan. Dari penelitian tersebut disimpulkan pendeta di RS Imanuel didapatkan data bahwa
bahwa sebagian besar pasien pre-operasi tidak ada SOP tentang terapi dukungan spritual di
mengalami kecemasan karena takut dengan rumah sakit tersebut, namun di ruangan bila ada
pembiusan dan anastesi. pasien yang ingin di doakan baik sebelum
Menurut Jong (1997) dikutip dari menjalankan operasi maupun tidak maka di
Agusnawati (2013), mengungkapkan bahwa doakan oleh pendeta rumah sakit tersebut. Doa
kecemasan timbul pada pasien dipengaruhi oleh yang dilakukan oleh pendeta merupakan suatu
berbagai faktor antara lain cemas berkaitan bentuk terapi kepada pasien yang berupa bantuan
dengan penyakitnya, pengobatan dan atau bimbingan doa kepada agama Kristen.
pemeriksaan diagnosis yang dihadapi. Pasien Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang akan mengalami pembedahan akan merasa mengetahui pengaruh dukungan spritual terhadap
cemas disebabkan karena faktor-faktor diagnosis penurunan tingkat kecemasan pada klien pre-
keganasan, anastesi, sakaratul maut, nyeri, operasi di RS Imanuel Provinsi Lampung.
perubahan penampilan, keterbatasan permanen.
Selain itu pasien menghadapi pembedahan
dilingkupi oleh rasa takut yaitu takut akan
140 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 1, April 2018, hlm 138-142
tingkat kecemasan. Saat ini rumah sakit belum terapi komplementer serta dukungan spritual
terprogram, dengan hasil perbedaan yang cukup direkomendasikan agar dapat diterapkan dan di
baik diharapkan RS Imanuel dapat menyusun kombinasikan dengan terapi komplementer lain
program untuk melaksanan terapi spritual sebagai sebagai terapi pendamping atau sebagai bagian
bagian dari asuhan keperawatan. Jika melihat dari intervensi keperawatan dalam pemberian
dari analisa bivariat dapat disimpulkan terdapat asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami
pengaruh terapi dukungan spritual terhadap kecemasan pre-operasi.
tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi di RS
Imanuel Provinsi Lampung.
Terapi dukungan spritual ini merupakan SIMPULAN
bentuk asuhan keperawatan yang holistik. Dalam
prinsip atau pelaksanaan terapi dukungan spritual Berdasarkan hasil peneltian yang
menunjukan prilaku caring yang dapat dilakukan penulis di RS Imanuel Provinsi
memberikan ketenangan, kenyamanan bagi klien Lampung tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa:
sehingga mendekatkan hubungan terapeutik 1. Nilai rata-rata skor kecemasan responden
perawat dan klien. Terapi dukungan spritual sebelum terapi dukungan spritual adalah 49,88
merupakan salah satu dari komplementer. di RS Imanuel Provinsi Lampung.
Sehingga jika ditinjau dari legal aspek 2. Nilai rata-rata skor kecemasan responden
pelaksanaan terapi dukungan spritual ini, setelah terapi dukungan spritual adalah 46,81
bahwasanya perawat diperkenankan menerapkan di RS Imanuel Provinsi Lampung.
terapi komplementer sebagaimana telah diatur 3. Ada perbedaan antara skor kecemasan
dalam UU No. 38 Tahun 2014 tentang sebelum terapi dukungan spritual adalah 49,88
Keperawatan pada pasal 30 ayat (2) huruf m dan setelah terapi dukungan spritual adalah
menyatakan; Dalam menjalankan tugas sebagai 46,81 pada pasien pre-operasi di RS Imanuel
pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya Provinsi Lampung.
kesehatan masyarakat, Perawat berwenang
melakukan penatalaksanaan Keperawatan
komplementer dan alternatif. Dalam SARAN
penjelasannya pasal 30 ayat (2) huruf m tersebut
adalah melakukan penatalaksanaan keperawatan 1. Hasil penelitian ini dapat diterapkan oleh
komplementer dan alternatif merupakan bagian rumah sakit dalam mempersiapkan pasien
dari penyelenggaraan praktik keperawatan yang mengalami kecemasan dalam
dengan memasukan atau mengintegrasikan terapi menghadapi tindakan operasi.
komplementer dan alternatif dalam pelaksanaan 2. Menyusun SOP untuk pelaksanaan terapi
asuhan keperawatan. Rumah Sakit menetapkan dukungan spiritual.
kriteria orang orang-orang yang akan melakukan 3. Menetapkan kriteria orang yang memenuhi
terapi dukungan spritual untuk pasien yang syarat untuk dijadikan sebagai terapis
mengalami kecemasan pre-operasi. Sehingga dukungan spiritual.
perawat berpeluang mempelajari berbagai macam
DAFTAR PUSTAKA
Agusnawati. 2013. Pengaruh terapi spiritual Perdana, M., & Niswah, Z. 2012. Pengaruh
terhadap tingkat ansietas pasien pre- Bimbingan Spiritual Terhadap Tingkat
operasi elektif di Ruang Bedah RSUD Dr. Kecemasan Pada Pasien Pre Operatif Di
H. Bob Bazar, SKM Kalianda. [Skripsi]. Ruang Rawat Inap RSUD Kajen
Universitas Malahayati Kabupaten Pekalongan. [Skripsi]. STIKES
Dalami, Ermawati, et al. 2009. Asuhan Muhammadiyah Pekajangan. Tidak
Keperawatan Jiwa dengan Masalah dipublikasikan.
Psikososial. Jakarta: TIM. Sawitri, E. 2016. Pengaruh Terapi Psikospritual
Farida, Kusumawati & Yudin Hartono. 2010. Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Pre Operasi Di Ruang Melati III RSUP Dr
Salemba Medika. Soeradji Tritonegoro Klaten. Jurnal Ilmu
Kozier. 2009. Buku ajar fundamental Keperawatan. Journal of Nursing
keperawatan konsep, proses & praktik vol Science, 9(1).
2. Edisi 7. Jakarta: EGC. http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/
142 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 1, April 2018, hlm 138-142