You are on page 1of 10

92

Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap dan Perilaku Personal hygiene


Gigi dan Mulut Anak Usia Dekolah di SD Negeri Payung

Sulastri
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kendal
e-mail : sulastri.jihan@yahoo.co.id

ABSTRACT

Personal hygiene is a basic human need that must always be fulfilled, ncluded in specific primary precautions.
Personal hygiene is important because good Personal hygiene will prevent a person from illness. Poor Personal
hygiene will make it easier for the body to develop various diseases such as skin diseases, infectious diseases,
dental and oral diseases and gastrointestinal diseases. In general, this study aims to determine the health
educator on behavior and behavior in maintaining Personal hygiene tooth and mouth in school-age children in
SD Negeri Payung. This research is an experimental research with pre test design - post test one group design
and research instrument in the form of questionnaire. Respondents who are the subject of the research are all
the students of grade 3 and 4 SD Negeri Payung which amounted to 36 people. Sampling technique total
sampling. The results were obtained before the health education of Personal hygiene of teeth and mouth of the
majority of respondents behave badly 25 (69,4%) while the good behavior was 11 (30,6%). After the health
education of Personal hygiene of tooth and mouth the majority of respondents well behaved 30 (83,3%) while
the behavior was not good equal to 6 (16,7%). Suggestions are expected to maintain Personal hygiene tooth
and mouth properly and correctly and do not forget the personal way of tooth and mouth hygiene so free from
disease.

Keywords: Health Education; personal hygiene; teeth and mouth

ABSTRAK

Personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi.,
termasuk kedalam tindakan pencegahan primer yang spesifik. Personal hygiene menjadi
penting karena Personal hygiene yang baik akan mencegah seseorang dari penyakit. Personal
hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit seperti
penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit gigi dan mulut dan penyakit saluran cerna. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap dan perilaku
dalam memelihara Personal hygiene gigi dan mulut pada anak usia sekolah di SD Negeri
Payung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain pre test - post test one
group design dan instrumen penelitiannya berupa kuesioner. Responden yang menjadi subjek
penelitian adalah seluruh seluruh siswa kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung yang berjumlah
36 orang. Teknik sampling menggunakan total sampling. Hasil penelitian didapatkan sebelum
pendidikan kesehatan Personal hygiene gigi dan mulut mayoritas responden berperilaku tidak
baik sebesar 25 (69,4%) sedangkan yang berperilaku baik sebesar 11 (30,6%). Setelah
pendidikan kesehatan Personal hygiene gigi dan mulut mayoritas responden berperilaku baik
sebesar 30 (83,3%) sedangkan yang berperilaku tidak baik sebesar 6 (16,7%). Saran
93
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

diharapkan dapat memelihara Personal hygiene gigi dan mulut dengan baik dan benar dan
tidak melupakan cara Personal hygiene gigi dan mulut sehingga terbebas dari penyakit.

Kata Kunci: Gigi dan mulut; pendidikan kesehatan; personal hygiene

PENDAHULUAN hidup sehat / bersih dengan cara


Perawatan diri atau kebersihan diri memperbaiki gambaran atau persepsi
(personal higiene) merupakan perawatan diri terhadap kesehatan dan kebersihan, serta
sendiri yang dilakukan untuk menciptakan penampilan yang sesuai
mempertahankan kesehatan, baik secara dengan kebutuhan kesehatan membuat
fisik maupun psikologis. Pemenuhan rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan
perawatan diri di pengaruhi berbagai untuk menghilangkan kelelahan serta
faktor, diantaranya budaya, nilai, sosial mencegah infeksi, mencegah gangguan
pada individu atau keluarga, pengetahuan sirkulasi darah, dan mempertahankan
terhadap perawatan diri serta persepsi integritas pada jaringan (Potter P, 2010).
terhadap perawatan diri (Syaifudin, 2012).
Personal hygiene merupakan kebutuhan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
dasar manusia yang harus senantiasa mendefinisikan kesehatan tidak sebatas
terpenuhi (Hidayat, 2012). Personal bebas dari penyakit. Lebih dari itu,
hygiene termasuk kedalam tindakan individu yang bersangkutan harus
pencegahan primer yang spesifik. Personal sejahtera secara fisik dan mental serta
hygiene menjadi penting karena personal mampu mewujudkan kehidupan sosial dan
hygiene yang baik akan mencegah seseorang ekonomi (Jaidin A, 2011). Kesehatan
dari penyakit. Personal hygiene yang tidak merupakan asset yang paling berharga bagi
baik akan mempermudah tubuh terserang kesejahteraan hidup manusia, oleh
berbagai penyakit seperti penyakit kulit, karenanya harus selalu di jaga dan dirawat.
penyakit infeksi, penyakit gigi dan mulut Mengingat biaya pengobatan yang
dan penyakit saluran cerna. semakin hari semakin tidak terjangkau,
maka menjaga kesehatan merupakan suatu
Tujuan umum perawatan diri adalah untuk keharusan, diantaranya adalah dengan cara
mempertahankan perawatan diri, baik memelihara dan menjaga kebersihan gigi
secara sendiri maupun dengan dan mulut.
menggunakan bantuan, dapat melatih
94
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Gigi dan mulut adalah bagian penting yang permainan edukasi kedokteran gigi
harus dipertahankan kebersihannya, sebab didapatkan hasil rata-rata selisih tingkat
melalui organ ini berbagai kuman dapat pengetahuan pada kelompok eksperimen
masuk dan berkembang biak sehingga bisa 13,32 dan pada kelompok kontrol 4,44%.
menyebabkan berbagai macam penyakit
diantaranya penyakit gigi dan mulut Penelitian yang sama dilakukan oleh
(Masnindar S, 2012). Perilaku sehat bagi Sumirat (2013) tentang pengaruh
siswa SD merupakan modal menuju penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan
kearah hidup sehat perlu terus dibina dan siswa kelas V SD tentang perawatan gigi
anak adalah generasi penerus bangsa. dengan hasil sebelum penyuluhan tingkat
Belum optimalnya kesehatan termasuk pengetahuan cukup 18 (60%), setelah
kesehatan gigi dan mulut siswa SD di diberikan penyuluhan pengetahuan
sebabkan oleh karena minimalnya bertambah menjadi 21 (70%). Penelitian
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan yang sama dilakukan oleh Gunawan
mulut dan oleh karena perilakunya belum (2014) didapatkan hasil rerata indek plak
mewujudkan perilaku sehat (Masnindar S, gigi sebelum penyuluhan cara menyikat
2012). gigi sebanyak 1,53 dan setelah diberikan
penyuluhan cara menyikat gigi rerata
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan berkurang menjadi 0,43. Penelitian yang
mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. sejenis dilakukan oleh Kurniasari (2011)
Usia sekolah dasar merupakan saat yang pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan
ideal untuk melatih kemampuan motorik mulut terhadap kebersihan gigi dan mulut
seorang anak, termasuk diantaranya ddiapatkan hasil kriteria buruk sebanyak
menyikat gigi. Upaya peninggkatan derajat 14 (43,8%) dan sebagian kecil 4 (15,6%),
kesehatan menjadi tanggung jawab kriteria baik sebanyak 17 (53,1%) dan
individu, masyarakat dan pemerintah. 4 (12,5%) dengan tingkat buruk.
Penelitian yang dilakukan oleh Ariani
(2011) tentang pengaruh perubahan Pembenahan perilaku tidak sehat
tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan sebaiknya melalui pendidikan kesehatan
mulut pada pelajar usia 7-8 tahun di dua yang benar secara konseptual. Mekanisme
sekolah dasar Kecamatan Mandiangin terjadinya di awali dari perilaku kognitif
Koto Selayan Kota Bukittinggi melalui menuju ke perilaku afektif kemudian
95
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

berlanjut ke perilaku psikomotorik masyarakat dan diri sendiri. Adanya


(Maryono, 2012). Informasi mengenai fenomena seperti ini menjadikan peneliti
kesehatan gigi dan mulut yang diperoleh tertarik untuk mengangkat permasalahan
siswa-siswa di sekolah belum maksimal. ini sebagai bahan penelitian.
Informasi yang diperoleh dari mata
pelajaran, hanya sebatas pengetahuan METODE PENELITIAN
mengenai pertumbuhan gigi dan masing- Penelitian kuantitatif, menggunakan
masing fungsinya. Materi yang eksperimental dengan desain pre test - post
disampaikan pendidik tidak membahas test one group design. Jumlah populasi
pentingnya memelihara kesehatan gigi dan sebanyak 36 anak. Teknik sampling yang
mulut. digunakan total populasi.Variabel
penelitian pendidikan kesehatan terhadap
Sekolah adalah perpanjangan tangan sikap dan perilaku memelihara Personal
keluarga dalam melakukan dasar perilaku hygiene gigi dan mulut pada anak usia
untuk kehidupan anak selanjutnya sekolah. Analisa data menggunakan uji
termasuk perilaku kesehatan. Sementara Kolmolgorov Smirnov 2 beda.
itu populasi anak sekolah di dalam suatu
komunitas cukup besar, oleh sebab itu
HASIL
penyuluhan kesehatan di sekolah sangat
Tabel 1. Distribusi frekuensi sikap dalam
penting. Komunitas sekolah yang terdiri memelihara Personal hygiene gigi
dari murid, guru, dan karyawan sekolah dan mulut, sebelum pendidikan
kesehatan
ditingkat sekolah dasar merupakan Sebelum Jumlah %
sasaran dari promosi kesehatan di sekolah Pendidikan
kesehatan
melalui penyuluhan kesehatan. Khususnya Tidakbaik 23 63,9
bagi siswa usia 9 – 12 tahun yaitu kelas III Baik 13 36,1
Total 36 100,0
dan IV dimana pada masa ini seorang anak
memerlukan pengalaman yang nyata untuk Tabel 1 sebelum pendidikan kesehatan
dapat menghubungkan apa yang telah mayoritas responden mempunyai sikap
mereka pelajari dengan apa yang mereka tidak baik sebesar 23 (63,9%)
lihat sehingga fungsi dari penyuluhan
kesehatan itu sendiri diarahkan agar anak
dapat memupuk tanggung jawab terhadap
96
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Tabel 2 Distribusi frekuensi sikap dalam Berdasarkan Tabel 4 setelah pendidikan


memelihara Personal hygiene
kesehatan mayoritas responden
gigi dan mulut, setelah
pendidikan kesehatan mempunyai sikap baik sebesar 25 (69,4%)
Setelah Jumlah %
Pendidikan
Kesehatan
Tidakbaik 11 30,6 PEMBAHASAN
Baik 25 69,4
Total 36 100,0 Sebelum pendidikan kesehatan Personal
hygiene gigi dan mulut mayoritas
Berdasarkan Tabel 2 setelah pendidikan responden berperilaku tidak baik sebesar
kesehatan mayoritas responden 23 (63,9%) sedangkan yang berperilaku
mempunyai sikap baik sebesar 25 (69,4%) baik sebesar 13 (36,1%). Pendidikan
kesehatan adalah proses yang
Tabel 3. Distribusi frekuensi perilaku menjembatani kesenjangan antara
dalam memelihara Personal
hygiene gigi dan mulut, informasi kesehatan dan praktek
sebelum pendidikan kesehatan kesehatan, yang memotivasi seseorang
Sebelum Jumlah %
penkes untuk memperoleh informasi dan berbuat
Tidakbaik 23 63,9 sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya
Baik 13 36,1
Total 36 100,0 menjadi lebih sehat dengan menghindari
kebiasaan yang buruk dan membentuk
Berdasarkan Tabel 3 sebelum pendidikan kebiasaan yang baik untuk kesehatan
kesehatan mayoritas responden (Notoatmodjo, 2012)
mempunyai sikap tidak baik sebesar
23 (63,9%) Perilaku pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas daripada individu atau manusia
Tabel 4. Distribusi frekuensi perilaku itu sendiri, oleh karena itu perilaku
dalam memelihara Personal
hygiene gigi dan mulut, setelah mempunyai bentangan yang sangat luas,
pendidikan kesehatan perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
Setelah Jumlah %
penkes genetik dan lingkungan (Budioro, 2012).
Tidakbaik 11 30,6 Perilaku sebelum dilakukan pendidikan
Baik 25 69,4
Total 36 100,0 kesehatan pada anak kelas 3 dan 4 SD
Negeri payung kurang baik dikarenakan
mereka mendapatkan informasi mengenai
97
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

kesehatan gigi dan mulut di sekolah belum Kurangnya sumber informasi


maksimal. Informasi yang diperoleh dari menyebabkan informasi atau pesan yang
mata pelajaran, hanya sebatas pengetahuan diterima anak kelas 3 dan 4 SD Negeri
mengenai pertumbuhan gigi dan masing- Payung menjadi kurang, padahal perilaku
masing fungsinya. Materi yang seseorang dapat bertambah menjadi baik
disampaikan pendidik tidak membahas dengan informasi- informasi tertentu,
pentingnya memelihara kesehatan gigi dan dimana informasi dapat diperoleh melalui
mulut. media massa maupun lingkungan. Bentuk
dari informasi dapat berupa lisan maupun
Dengan kurangnya informasi yang tertulis dan pengalaman yang diperoleh
didapatkan sudah tentu mereka dari fakta atau kenyataan dengan melihat
berperilaku tidak baik, sehingga sebelum dan mendengar. Pengalaman sendiri
diadakan pendidikan kesehatan personal merupakan sesuatu yang pernah dialami
hygiene gigi dan mulut murid-murid kelas seseorang yang akan merubah perilaku
3 dan 4 SD berperilaku tidak baik. Perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2012). Setelah
yang tidak baik pada siswa kelas 3 dan 4 pendidikan kesehatan personal hygiene gigi
SD Negeri Payung dipengaruhi oleh dan mulut mayoritas responden
fungsi keluarga belum maksimal dalam berperilaku baik sebesar 25 (69,4%)
memberikan informasi personal hygiene gigi sedangkan yang berperilaku tidak baik
dan mulut sebanyak 13 (36,1%). Ada sebesar 11 (30,6%).
beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku anak kelas 3 dan 4 SD Negeri Pendidikan kesehatan adalah proses
Payung kurang baik yaitu karena tingkat perubahan pada diri seseorang yang
sosial ekonomi anak kurang, sarana dan dihubungkan dengan pencapaian tujuan
prasarana di rumah dan di sekolah kurang kesehatan individu dan masyarakat.
mendukung orang tau dan guru tidak (Budioro, 2012). Tujuan dari pendidikan
pernah mengingatkan anak untuk kesehatan ialah mengubah perilaku anak
melakukan personal hygiene gigi dan mulut kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung supaya
dengan baik dan benar sebanyak mereka berperilaku hidup sehat,
56 (67,9%). memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dan melakukan personal hygiene gigi dan
mulut dengan benar. Tujuan diadakan
98
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

pendidikan kesehatan yaitu mengubah Dengan diadakannya pendidikan


pemahaman siswa kelas 3 dan 4 SD Negeri kesehatan maka akan diperoleh informasi-
Payung di bidang kesehatan yaitu informasi mengenai personal hygiene gigi dan
memelihara kesehatan personal hygiene gigi mulut sehingga pengetahuan anak
dan mulut sebagai sesuatu yang bernilai kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung
dan mandiri dalam mencapai tujuan bertambah. Selanjutnya dengan
hidup. pengetahuan itu akan menumbuhkan
kesadaran dan akhirnya akan merubah
Personal hygiene merupakan kebutuhan perilaku sesuai dengan pengetahuannya.
dasar manusia yang harus senantiasa Hasil dari perubahan akan bersifat
terpenuhi (Hidayat, 2012). Personal hygiene langgeng karena didasari oleh rasa
termasuk kedalam tindakan pencegahan kesadaran mereka sendiri (bukan karena
primer yang spesifik (Masnindar S, 2012). paksaan).
Personal hygiene menjadi penting untuk anak
kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung karena Perubahan perilaku dapat di tempuh
Personal hygiene yang baik akan mencegah dengan beberapa cara seperti dengan
berbagai macam penyakit. Personal hygiene paksaan, dengan memberi imbalan,
yang tidak baik akan mempermudah tubuh dengan membina hubungan baik, dengan
terserang berbagai penyakit seperti menunjukkan contoh-contoh, dengan
penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit memberikan kemudahan dan
gigi dan mulut dan penyakit saluran cerna menenamkan kesadaran dan motivasi.
(Potter P, 2010). Pada penelitian ini perubahan perilaku
anak kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung
Dalam penelitian ini mayoritas responden perilaku dirubah dengan membina
berperilaku baik setelah di lakukan hubungan baik, menunjukkan contoh-
pendidikan kesehatan dikarenakan mereka contoh, menanamkan kesadaran dan
diarahkan agar dapat mengerti cara personal memberikan motivasi untuk memelihara
hygiene gigi dan mulut yang baik termasuk personal hygiene gigi dan mulut, sehingga
mereka menghubungkan apa yang mereka dengan kesadaran yang dimiliki anak kelas
pelajari dengan apa yang mereka lihat. 3 dan 4 SD Negeri Payung akan bergerak
untuk berperilaku sehat.
99
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Mengadakan suatu perubahan ada belajar pada diri seseorang. Perilaku


beberapa langkah yaitu tahap awareness, individu sangat besar pengaruhnya
tahap interrest, tahap evaluasi, tahap trial, terhadap kesehatan. Perilaku yang positif
dan tahap adaption (Hidayat. A, 2012). dalam arti perilaku kesehatan akan
Pada awalnya peneliti melakukan menunjang atau mempertinggi derajat
perubahan perilaku memelihara kesehatan kesehatan seseorang (Notoatmodjo,
personal hygiene gigi dan mulut yaitu dengan 2012).
menumbuhkan kesadaran anak kelas 3 dan
4 SD Negeri payung sehingga dengan Persepsi adalah proses dari diri seseorang
kesadaran anak kelas 3 dan 4 SD Negeri dalam memahami lingkungannya yang
Payung perilakunya akan berubah, melibatkan pengorganisasian dan
selanjutnya dengan menimbulkan penafsiran sebagai rangsangan dalam
perasaan minat untuk melakukan personal penerimaan rangsangan dari suatu
hygiene gigi dan mulut. Setelah pengalaman psikologis. persepsi berperan
menumbuhkan kesadaan dan dalam penerimaan rangsangan,
menimbulkan perasaan minat maka mengaturnya dan menterjemahkan atau
peneliti melakukan evaluasi terhadap menginterprestasikan rangsangan yang
perubahan, kemudian melakukan sudah teratur untuk mempengaruhi
pendidikan kesehatan personal hygiene gigi perilaku dan membentuk sikap. Anak kelas
dan mulut setelah itu baru di lihat hasil dari 3 dan 4 SD Negeri Payung setelah
pendidikan kesehatan personal hygiene gigi pendidikan kesehatan personal hygiene gigi
dan mulut, dan mengamati keseluran dan mulut mempunyai perilaku yang baik
terhadap perubahan yang sudah dilakukan. karena mereka menerima materi di pelajari
dan menerapkan apa yang mereka peroleh
Berdasarkan hasil penelitian sebelum dan yaitu tentang cara Personal hygiene gigi dan
setelah pemberian pendidikan kesehatan mulut.
tentang personal hygiene gigi dan mulut maka
terjadi peningkatkan perilaku tentang cara Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga
personal hygiene gigi dan mulut yang sesuai persoalan pokok, yakni persoalan
dengan prosedur yang benar masukan (input), proses, dan keluaran
(Notoatmodjo, 2012). Peningkatan (output). Persoalan masukan pendidikan
perilaku dapat terjadi karena adanya proses kesehatan tentang personal hygiene gigi dan
100
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

mulut adalah menyangkut sasaran yang di gunakan dalam pendidikan


pendidikan kesehatan yaitu siswa kesehatan sesuai dengan kebutuhan siswa
kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung. Persoalan kelas 3 dan 4 SD Negeri payung, materi
proses adalah mekanisme dan interaksi yang di sampaikan dalam pendidikan
terjadinya perubahan kemampuan dalam kesehatan sesuai dengan kebutuhan siswa
memberikan pendidikan kesehatan kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung, adanya
personal hygiene gigi dan mulut sesuai ketertarikan pada materi yang di berikan
dengan prosedur yang tepat dan benar. Di pada peneliti dan keterlibatan orang yang
dalam proses pemberian pendidikan berpengaruh di sekolah yaitu bapak dan
kesehatan terjadi pengaruh timbal balik ibu guru.
antara beberapa unsur yang meliputi
penyuluh, sasaran, dan materi yang Tujuan diberikannya pendidikan
diberikan, media dan teknik atau metode kesehatan Personal hygiene gigi dan mulut
yang digunakan. Keluaran adalah yaitu supaya siswa kelas 3 dan 4 SD Negeri
merupakan hasil dari kegiatan pendidikan Payung mempunyai tanggung jawab yang
kesehatan berupa perilaku dalam besar terhadap kesehatan, siswa
pendidikan kesehatan Personal hygiene gigi kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung dapat
dan mulut sehingga mereka terbebas dari memelihara kesehatan Personal hygiene gigi
penyakit gigi dan mulut. Pendidikan dan mulut untuk mencegah terjadinya
kesehatan tentang personal hygiene gigi dan penyakit dan melatih kedisiplinan.Sesuai
mulut yang diberikan kepada anak kelas dengan upaya kesehatan keluarga yang
3 dan 4 SD Negeri Payung mempunyai tercantum dalam Undang-undang
pengaruh terhadap peningkatan perilaku Kesehatan No 23 Tahun 1992 Pasal 17
yang lebih baik. Peningkatan perilaku yang yaitu tentang kesehatan anak
terjadi bisa dikarenakan bertambahnya diselenggarakan untuk mewujudkan
informasi yang dimiliki anak kelas 3 dan 4 perkembangan dan pertumbuhan anak
SD Negeri Payung. dilakukan melalui peningkatan kesehatan
anak dalam kandungan, masa bayi, masa
Perubahan yang terjadi pada siswa balita, usia prasekolah, dan usia sekolah.
kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung setelah Pendidikan kesehatan yang diberikan
diberikan pendidikan kesehatan Personal bertujuan membantu anak-anak supaya
hygiene gigi dan mulut dikarenakan metode
101
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

tumbuh menjadi sehat dan terbebas dari Maryono, 2012. Mekanisme Perubahan
Perilaku SD, From : http://www-
penyakit.
adlu.lib.unair.ac.id/go. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2012
KESIMPULAN
Masnindar,S.(2012). Gigi Kuning, From :
Ada perbedaan yang bermakna sebelum http://blogspot.com. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2012
dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan dalam memelihara personal Notoatmodjo.(2012). Prinsip-prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi
hygiene gigi dan mulut.
ke 2, Jakarta : Rineka Cipta

Potter,P.(2010). Fundamental Of Nursing :


REFERENSI
Conceps,Proces and Practice, Edisi 4,
Budioro.(2012).Pengantar Pendidikan
Jakarta : EGC
(Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat,
Edisi Revisi, Semarang : UNDIP
Syaifudin.(2012). Promosi Kesehatan Untuk
Mahasiswa Kebidanan. Edisi 1,
Hidayat.(2012). Pengantar Kebut Dasar
Jakarta : CV Trans Info Media.
Manusia:Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika

Jaidin,A.(2011). Dasar Keperawatan


Profesional, Jakarta : Widya
Medika

You might also like