Professional Documents
Culture Documents
Mindianata Putri
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga, Surabaya
Email : mindianatta@gmail.com
Abstract: Healthy aged qualified refers to the concept of active aging WHO As an effort of
the Government in improving the health status of old age, one of them is by establishing
Posyandu Lansia. Puskesmas Bulak Banteng is a health center that oversees 3 Elderly
Integrated Health Post (Posyandu) with the lowest Elderly Integrated Health Post
(Posyandu) membership rate in Surabaya. The purpose of this study is to analyze the
influence of Attitudes toward Behavior, Subjective Norm, and Perceived Behavioral Control
to Active Intent follow Elderly Integrated Health Post (Posyandu). This research is a type of
observational analytical research with quantitative approach. Based on data retrieval time,
this research is a cross sectional study. The result of this research indicate that attitude
toward behavior influence to respondent intention to actively follow Elderly Integrated
Health Post (Posyandu) with value (sig 0,008) and (Exp (B) 11,25). Subjective norms do not
show any significant effect on respondent's intention to actively follow Elderly Integrated
Health Post (Posyandu). While the perceived Behavior Control has an effect on the
respondent's intention to actively follow Elderly Integrated Health Post (Posyandu) with
value (sig 0,002) and (Exp (B) 0,236). So there is an effort to improve the elderly attitude to
actively follow Elderly Integrated Health Post (Posyandu) through the improvement of
elderly knowledge about health and Elderly Integrated Health Post (Posyandu) and
optimization of health education in Elderly Integrated Health Post (Posyandu) as well as
effort to facilitate access time to reach Elderly Integrated Health Post (Posyandu) activity.
Abstrak: Lanjut usia sehat berkualitas mengacu pada konsep active ageing WHO. Upaya
Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut, salah satunya ialah dengan
membentuk Posyandu Lansia. Puskesmas Bulak Banteng merupakan Puskesmas yang
membawahi 3 Posyandu Lansia dengan angka kepesertaan Posyandu Lansia terendah di
Surabaya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap perilaku,
norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan terhadap niat aktif mengikuti
Posyandu Lansia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan
pendekatan kuantitatif. Berdasarkan waktu pengambilan data, penelitian ini merupakan
penelitian cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap terhadap
perilaku berpengaruh terhadap niat responden untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia
dengan nilai (sig. 0,008) dan (Exp(B) 11,25). Norma subyektif tidak menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap niat responden untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia.
Sedangkan Kontrol Perilaku yang dirasakan berpengaruh terhadap niat responden untuk
aktif mengikuti Posyandu Lansia dengan nilai (sig. 0,002) dan (Exp(B) 0,236). Maka perlu
adanya upaya untuk meningkatkan sikap lansia untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia
melalui peningkatan pengetahuan lansia tentang kesehatan dan Posyandu Lansia dan
pengoptimalan penyuluhan kesehatan di Posyandu serta upaya untuk memudahkan akses
waktu untuk menjangkau kegiatan Posyandu Lansia.
213
214 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225
PENDAHULUAN
bantuan orang lain untuk pada saat Lansia menggunakan uji regresi logistik.
membaca dan menulis). Sampel dalam Sebelum dianalisis, tiap variabel
penelitian ini dipilih menggunakan teknik dependen memiliki skor yang selanjutnya
simple random sampling dimana akan dikategorikan berdasarkan
penentuan terhadap populasi setiap tingkatannya yaitu kurang baik, baik, dan
anggota populasi memiliki kesempatan sangat baik. Sedangkan untuk variabel
yang sama untuk menjadi sampel independen dikategorikan kedalam
penelitian. Langkah pertama dalam memiliki niat dan tidak memiliki niat.
pengambilan sampel yaitu, peserta Variabel dependen diukur
Posyandu Lansia sejumlah 139 orang dari menggunakan 6 skala. Berdasarkan
total populasi 215 orang yang telah rentang nilai total untuk sikap (AB), yakni
memenuhi kriteria inklusi penelitian 5 ≤ AB ≤ 180, secara langsung dibagi
diberikan nomor urut. Langkah menjadi tiga berdasarkan sifat pengaruh
selanjutnya, 139 peserta tersebut di lotre nilai AB tersebut terhadap niat
oleh petugas Posyandu untuk menentukan berperilaku aktif, yaitu: 5≤ AB < 60 =
siapa yang akan menjadi responden kurang baik, 60 ≤ AB < 120 = baik, 120
penelitian dan mendapatkan kuesioner. ≤ AB ≤ 180 = sangat baik. Rentang nilai
Apabila dari hasil lotre yang keluar adalah total untuk norma subyektif (SN), yakni 6
angka 9, maka peserta dengan nomor urut ≤ SN ≤ 216, secara langsung dibagi
9 akan menjadi subjek penelitian. menjadi tiga berdasarkan sifat pengaruh
Sehingga didapatkan responden yang nilai SN tersebut terhadap niat berperilaku
mendapatkan lotre sesuai dengan jumlah aktif, yaitu : 6 ≤ SN < 70 = kurang baik,
sampel yang dibutuhkan, yaitu sebanyak 70 ≤ SN < 140 = baik, 140 ≤ SN ≤ 216 =
87 orang. sangat baik. Sedangkan rentang nilai total
Lokasi penelitian bertempat di untuk kontrol perilaku yang dirasakan
Posyandu Lansia Puskesmas Bulak (PBC), yakni 5≤ PBC ≤180, secara
Banteng Surabaya. Sedangkan waktu langsung dibagi menjadi tiga berdasarkan
pengambilan data dilakukan pada bulan sifat pengaruh nilai PBC tersebut terhadap
Februari-Maret 2018. niat berperilaku aktif, yaitu : 5 ≤ PBC <
Variabel independen dalam 60 = kurang baik, 60 ≤ PBC < 120 = baik,
penelitian ini adalah sikap terhadap 120 ≤ PBC ≤ 180 = sangat baik.
perilaku, norma subyektif, dan kontrol Data tersebut selanjutnya ditabulasi
perilaku yang dirasakan. Sedangkan dan dianalisis secara deskriptif dan
Variabel terikat dalam penelitian ini analitik dengan menggunakan uji statistik
adalah niat keaktifan lansia dalam Regresi Logistik untuk mengetahui
mengikuti Posyandu Lansia. pengaruh antara variabel bebas terhadap
Mekanisme pengumpulan data variabel terikat. Uji statistik tersebut
diawali dengan pemaparan tujuan dan menggunakan (α=5%). Data Hasil
Penjelasan Sebelum Persetujuan (PSP) observasi yang diperoleh dikumpulkan
yang dilakukan sebelum kegiatan kemudian diolah dan disajikan dalam
Posyandu Lansia berlangsung. Hal ini bentuk tabel yang kemudian diolah dan
dilakukan agar peserta Posyandu Lansia dianalisis secara deskriptif.
tidak menunggu hingga semua peserta
selesai diperiksa. Peserta Posyandu Lansia HASIL DAN PEMBAHASAN
yang selesai terlebih dahulu dapat
melakukan pengisian kuesioner secara Berdasarkan hasil pengolahan
langsung sesuai dengan penjelasan yang data, distribusi responden dapat dilihat
telah dipaparkan sebelumnya. frekuensinya dari kategori jenis kelamin,
Teknik pengumpulan data pada pendidikan terakhir yang ditempuh,
penelitian ini menggunakan teknik pendapatan per bulan, status pekerjaan,
skoring yang selanjutnya akan dianalisis dan tingkat pengetahuan.
dengan maksud untuk melihat pengaruh Berdasarkan data primer menurut
sikap terhadap perilaku, norma subyektif, kategori jenis kelamin responden peserta
dan kontrol perilaku yang dirasakan Posyandu Lansia di Puskesmas Bulak
terhadap niat aktif mengikuti Posyandu
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 217
Banteng Surabaya tahun 2018, diperoleh sosok ibu bagi anak-anaknya dan
data sebagai berikut: memiliki bawaan keibuan yang
bertanggung jawab penuh terhadap
Tabel 1. Karakteristik Responden kondisi keluarga dan dirinya terutama
berdasarkan Jenis Kelamin, dalam aspek kesehatan.
Pendidikan, Pendapatan dan Dalam variabel pendapatan mayoritas
Pengetahuan lansia mempunyai pendapatan dalam
kategori rendah yaitu dibawah Rp
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
500.000. Lansia yang memiliki
Laki-Laki 9 10,3%
pendapatan kategori rendah mencapai
Perempuan 78 89,7% 39,1%. Namun hal ini tidak jauh berbeda
Total 87 100% dengan Lansia yang memiliki pendapatan
Pendidikan Jumlah Presentase sedang yaitu sebesar 36,8% serta Lansia
SD/Sederajat 32 36,8% berpendapatan tinggi yaitu sebanyak
SMP/Sederajat 25 28,7% 24,1%. Hal ini menggambarkan bahwa
SMA/Sederajat 23 26,4% mayoritas lansia memiliki pendapatan
yang cukup untuk mengakses Posyandu
S1 3 3,4%
Lansia dan aktif mengikutinya.
S2 0 0% Mayoritas para Lansia menempuh
S3 0 0% pendidikannya dengan tamat
Tidak Sekolah 4 4,6% SD/Sederajat. Sejalan dengan penelitian
Total 87 100% (Anita, 2014) yang telah dilakukan bahwa
Pendapatan Jumlah Presentase tingkat pendidikan Lansia sangat
Rendah 34 39,1%
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
yang dimilikinya. Lansia dengan
Sedang 32 36,8%
pendidikan rendah akan memiliki tingkat
Tinggi 21 24,1% pengetahuan cukup dimana pengetahuan
Total 87 100% diperoleh dari pengalaman dan informasi
Pengetahuan Jumlah Presentase yang telah mereka dapatkan. Sehingga
Rendah 6 6,9% mereka mampu untuk menerima perilaku
Sedang 43 49,4% yang didasari oleh pengetahuan mereka.
Hal ini sejalan dengan pernyataan
Tinggi 38 43,7%
Notoadmodjo (2003) bahwa apabila
Total 87 100% seseorang mampu untuk menerima
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan proses yang didasari oleh pengetahuan
bahwa mayoritas Lansia adalah berjenis dan sikap, maka perilaku tersebut akan
kelamin perempuan yaitu sejumlah 78 bersifat jangka panjang (long lasting),
Lansia (89,7%), menempuh sebaliknya apabila suatu perilaku tidak
pendidikannya hingga tamat SD sejumlah didasari oleh pengetahuan dan kesadaran,
32 Lansia (36,8%), berpendapatan rendah maka perilaku tersebut bersifat jangka
(<Rp 500.000) yaitu berjumlah 34 Lansia pendek. Oleh karena itu, para lansia aktif
(39,1%), serta memiliki pengetahuan dalam mengikuti kegiatan Posyandu
rendah yaitu berjumlah 6 Lansia (6,9%). Lansia karena mereka dapat menentukan
Jenis kelamin berpengaruh kegiatan mana yang baik untuk dilakukan
terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia dan mana yang tidak baik untuk dilakukan
dimana responden dengan jenis kelamin untuk dirinya. Sehingga perilaku yang
perempuan lebih memanfaatkan Posyandu mereka kerjakan dapat bersifat jangka
Lansia. Hal ini karena perempuan lebih panjang (long lasting).
peka dan sensitif terhadap masalah Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
kesehatan yang dialaminya, sehingga bahwa mayoritas responden memiliki
perempuan lebih sering menggunakan Sikap terhadap Perilaku yang sangat baik
fasilitas-fasilitas kesehatan untuk terhadap keaktifan mengikuti Posyandu
memelihara kesehatannya (Heniwati, Lansia yaitu sebesar 59 Lansia (67,8%),
2008). Selain itu perempuan merupakan Norma Subyektif yang sangat baik
218 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225
Tabel 3. Tabulasi Silang antara Sikap untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia.
Terhadap Perilakudengan Niat Berdasarkan hasil uji regresi logistik
Aktif Mengikuti Posyandu sederhana antara norma subyektif dan niat
Lansia di Puskesmas Bulak aktif mengikuti Posyandu Lansia
Banteng Surabaya Tahun 2018 didapatkan nilai signifikansi sebesar
0,105. Angka ini lebih kecil dari nilai
α=0,05. Dapat dikatakan bahwa tidak ada
Sikap Niat pengaruh yang signifikan antara norma
Terhad Total subyektif dan niat aktif mengikuti
+ -
ap Posyandu Lansia.
Perilak n % n % n %
u Tabel 5. Tabulasi Silang antara
Kurang 1 28, 1 Kontrol Perilaku yang
71,4 4 100
Baik 0 5 4 Dirasakandengan Niat Aktif
71, 1
Baik 4 28,5 10 100 Mengikuti Posyandu Lansia
4 4
Sangat 1 72, 5 di Puskesmas Bulak
27,1 43 100 Banteng Surabaya Tahun
Baik 6 8 9
2018
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Pengaruh masing variabel, dapat dilihat bahwa
Sikap terhadap Perilaku, responden dengan variabel sikap terhadap
Norma Subyektif, dan Kontrol perilaku yang baik memiliki niat untuk
Perilaku yang Dirasakan aktif mengikuti Posyandu Lansia 11,25
terhadap Niat aktif mengikuti kali lebih besar dibandingkan dengan
Posyandu Lansia di Puskesmas responden dengan variabel sikap terhadap
Bulak Banteng Surabaya perilaku yang kurang baik. Hal ini berarti
Tahun 2018 responden dengan variabel sikap terhadap
perilaku yang baik memiliki niat aktif
Variabel Variabel
mengikuti Posyandu Lansia yang lebih
Sig Pengaruh baik daripada responden dengan variabel
Bebas Terikat
Sikap sikap terhadap perilaku yang kurang baik.
terhadap 0,008 + Sedangkan untuk varibel kontrol
Perilaku perilaku yang dirasakan, dapat dilihat
Norma
0,105 -
bahwa semakin baik kontrol perilaku yang
Subyektif Niat dirasakan, maka niat untuk aktif
Kontrol mengikuti Posyandu Lansia akan
Perilaku meningkat 0,236 kalinya. Dapat
0,002 +
yang disimpulkan juga semakin baik kontrol
Dirasakan
perilaku yang dirasakan, dapat
Variabel Bebas Exp (B)
Sikap terhadap
menimbulkan niat untuk aktif mengikuti
11,25 Posyandu Lansia.
Perilaku
Kontrol Perilaku yang
0,236 Sikap Lansia dalam Aktif Mengikuti
Dirasakan
Posyandu Lansia
Sikap merupakan respon tertutup
Berdasarkan hasil uji regresi yang yang dihasilkan seseorang terhadap
terlihat pada tabel 6, dari ketiga variabel stimulus yang diterimanya, dengan
bebas, yakni: sikap terhadap perilaku, melibatkan faktor pendapat dan emosi
norma subyektif, dan kontrol perilaku yang bersangkutan untuk setuju atau tidak
yang dirasakan, hanya variabel sikap setuju terhadap suatu perilaku
terhadap perilaku dan variabel kontrol (Notoadmodjo, 2005). Beberapa faktor
perilaku yang dirasakan yang yang mempengaruhi pembentukan sikap
menunjukkan adanya pengaruh signifikan yaitu antara lain pengalaman pribadi,
terhadap niat untuk aktif mengikuti orang lain yang dianggap penting, dan
Posyandu Lansia. Hal ini dilihat dari pengaruh kebudayaan. Apabila individu
besarnya nilai signifikansi yang lebih benar-benar lepas dari segala tekanan atau
kecil dari α (0,05). Dengan demikian hambatan yang bisa mengganggu ekspresi
dapat dikatakan bahwa hanya variabel sikapnya, maka dapat diharapkan bentuk
sikap terhadap perilaku dan variabel perilaku yang tampak sebagai bentuk
kontrol perilaku yang dirasakan, yang ekspresi yang sebenarnya, dalam hal ini
dapat digunakan untuk pendugaan niat adalah berkunjung ke Posyandu Lansia.
aktif mengikuti Posyandu Lansia. Seperti Sikap responden yang baik yaitu aktif
yang diketahui sebelumnya, variabel yang mengikuti Posyandu Lansia dapat
mempengaruhi niat aktif mengikuti disebabkan karena pengetahuan
Posyandu Lansia adalah sikap terhadap responden yang baik. Adapun responden
perilaku dan variabel kontrol perilaku dengan pengetahuan rendah memiliki
yang dirasakan. Kedua variabel ini yang proporsi paling rendah yaitu sejumlah
kemudian dijadikan pendugaan dalam 6,9%. Sikap responden juga dipengaruhi
membandingkan besarnya kemungkinan oleh pengalaman pribadi responden saat
Lansia yang memiliki niat untuk aktif berkunjung ke Posyandu (Lestari, 2011).
mengikuti Posyandu Lansia dibanding Berdasarkan Theory of Planned
dengan yang tidak. Besarnya Behavior yang dikemukakan oleh Ajzen
pembandingan tersebut dilihat (2005), sikap terhadap perilaku ditentukan
berdasarkan nilai Exp (B) dari masing- oleh keyakinan terhadap konsekuensi
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 221
yang timbul dari suatu perilaku yang maupun dengan petugas kesehatan
ditampilkan. Ajzen menyatakan bahwa sebagai ajang menjalin tali silaturahim.
belief dapat diungkapkan dengan cara Dalam penelitian ini sikap diukur
menghubungkan suatu perilaku dengan melalui manfaat aktif mengikuti Posyandu
berbagai manfaat atau kerugian yang Lansia bagi responden. Keyakinan ini
mungkin diperoleh apabila kita yang nantinya akan dijadikan dugaan
melakukan atau tidak melakukan perilaku terhadap niat untuk aktif mengikuti
itu. Posyandu Lansia. Hasil penelitian
Theory of Planned Behavior menunjukkan bahwa sebanyak 67,8 %
merupakan teori yang menyatakan bahwa responden memiliki sikap yang sangat
ada 2 variabel yang dapat mempengaruhi baik terkait perilaku aktif mengikuti
sikap, yaitu kepercayaan dan penilaian Posyandu Lansia. Sikap yang sangat baik
objek (Ajzen, 2005). Pandangan sikap ini menunjukkan bahwa Peserta Posyandu
terhadap perilaku dalam penelitian ini Lansia di wilayah kerja Puskesmas Bulak
digambarkan dengan memberikan pilihan Banteng memiliki sikap yang positif
sangat setuju, setuju, tidak setuju atau dalam mendukung terbentuknya niat aktif
sangat tidak setuju dengan jawaban mengikuti Posyandu Lansia.
berupa skala 1-6 dalam menanggapi
pernyataan seputar mengikuti Posyandu Norma Subyektif Lansia dalam Aktif
Lansia dalam bepntuk kuesioner. Mengikuti Posyandu Lansia
Pembahasan sikap terhadap perilaku Norma subyektif merupakan
dijabarkan melalui pandangan terhadap persepsi individu terhadap tekanan sosial
kepercayaan dan penilaian objek dalam yang ada untuk menampilkan atau tidak
mengikuti Posyandu Lansia. menampilkan suatu perilaku dan
Kepercayaan dalam berperilaku kesediaan untuk mematuhi tuntutan dari
Lansia digambarkan dengan pernyataan tokoh yang penting menurut dirinya
mengenai manfaat mengikuti Posyandu (Ajzen, 2005). Dalam penelitian ini tokoh
Lansia. Mayoritas responden dalam yang dianggap penting adalah keluarga,
penelitian ini memiliki pandangan positif teman dan pandangan masyarakat. Ketiga
yaitu setuju terhadap keyakinan tokoh tersebut memberikan kontribusi
berperilaku untuk mengikuti Posyandu dalam mempengaruhi niat lansia untuk
Lansia. Sedangkan penilaian objek aktif mengikuti Posyandu Lansia.
didasari pada keyakinan terhadap suatu Lingkungan sosial memiliki pengaruh
kegiatan yang telah dirasakan melalui yang cukup besar terhadap terjadinya
panca indera dengan mengikuti Posyandu suatu perilaku, karena kebiasaan yang
Lansia. menghasilkan norma sosial dan telah
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat dijalani secara turun temurun atau
59 Lansia yang memiliki tingkat sikap kebiasaan (Kurniawati, 2015).
terhadap perilaku yang sangat baik untuk Norma subyektif dalam penelitian
mengikuti Posyandu Lansia. Mayoritas ini diartikan sebagai pandangan Lansia
responden setuju pada pernyataan yang terhadap kepercayaan tentang tanggapan
mengatakan bahwa aktif mengikuti yang dimiliki orang lain atau keluarga
Posyandu Lansia merupakan pilihan yang yang sering berada di sekitar Lansia
tepat. Lansia beranggapan bahwa dengan dalam mempengaruhi dirinya untuk
mengikuti Posyandu Lansia dapat menentukan suatu niat aktif mengikuti
memberikan manfaat untuk kesehatannya. Posyandu Lansia. Pandangan norma
Sejalan dengan penelitian Suseno (2012), subyektif dalam penelitian ini
apabila Lansia telah mengetahui manfaat digambarkan dengan memberikan pilihan
dari Posyandu Lansia, maka saat Lansia sangat setuju, setuju, tidak setuju atau
sedang mengalami keluhan fisik pun, sangat tidak setuju dengan jawaban
mereka akan tetap aktif mengikuti berupa skala 1-6 dalam menanggapi
Posyandu Lansia. Selain alasan untuk pernyataan seputar keikutsertaan
memeriksakan kondisi kesehatan, Lansia Posyandu Lansia dalam bentuk kuesioner.
datang berkunjung ke Posyandu untuk Pembahasan norma subyektif terdiri dari
bertemu dengan teman-teman seusianya kepercayaan tentang tanggapan dan
222 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225
Endang & Mamik, R. 3013. Hubungan Rusdin. 2011. Pengaruh Sikap Terhadap
antara pengetahuan dengan keaktifan Perilaku, Norma Subyektif dan Kontrol
Lansia datang ke Posyandu Lansia di Perilaku Yang Dirasakan Terhadap
dusun kudu desa kudu banjar kecamatan Tindakan Memilih Penolong Persalinan
kudu kabupaten jombang tahun 2013. Di Puskesmas Rasana’e Timur Kota Bima
Jurnal Metabolisme 2013: 2(3). [Skripsi]. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Heniwati. 2008. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Suardiman, S. 2011. Psikologi Usia
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
Puskesmas Kabupaten Aceh Timur University Press.
[Tesis]. Universitas Sumatera Utara.
Suseno, Dian Mahara. 2012. Faktor-
Kementerian Kesehatan Republik Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Indonesia. 2014. Situasi dan analisis Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan
lanjut usia. Jakarta Selatan: Pusat Data Posyandu Lansia di Desa Kauman
dan Informasi Kementerian Kesehatan Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten
Republik Indonesia. [jurnal]. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Infodatin Pusat Data dan Undang-Undang Republik Indonesia
Informasi. 2016. Situasi Lanjut Usia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
(Lansia) di Indonesia. In: RI KK, editor. Kesejahteraan Lanjut Usia.
Indonesia : Kementrian Kesehatan RI.
Undang-Undang Republik Indonesia
Kurniawati, I. 2015. Pengaruh Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Pengetahuan, Motivasi Dan Dukungan Kesehatan. Jakarta : Sekretariat Negara.
Suami Terhadap Perilaku Pemeriksaan
Iva Pada Kelompok Wanita Usia Subur United Nations. 2013. World Population
Di Puskesmas Kedungrejo [Tesis]. Ageing 2013. Diakses pada 7 Oktober
Surakarta : Universitas Sebelas Maret. 2017 di
http://www.un.org/en/development/desa/p
Lestari, P, dkk. 2011. Beberapa Faktor opulation/publications/pdf/ageing/WorldP
Yang Berperan Terhadap Keaktifan opulationAgeing2013.pdf
Kunjungan Lansia Ke Posyandu (Studi
Kasus Di Desa Tamantirto Kecamatan Widjajono, U. 2009. Berbagai Faktor
Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi DIY). Yang Berpengaruh Terhadap Partisipasi
MMI 2011:42(2). Diakses di Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Plus
http://id.portalgaruda.org pada tanggal 4 Di Dusun Soragan, Desa Ngestiharjo
April 2018 Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
Poltekkes Depkes Yogyakarta.