You are on page 1of 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NIAT

KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU


LANSIA

DETERMINANT FACTORS TO LIVELINESS OF ELDERLY IN


PARTICIPATING ELDERLY INTEGRATED HEALTH POST

Mindianata Putri
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga, Surabaya
Email : mindianatta@gmail.com

Abstract: Healthy aged qualified refers to the concept of active aging WHO As an effort of
the Government in improving the health status of old age, one of them is by establishing
Posyandu Lansia. Puskesmas Bulak Banteng is a health center that oversees 3 Elderly
Integrated Health Post (Posyandu) with the lowest Elderly Integrated Health Post
(Posyandu) membership rate in Surabaya. The purpose of this study is to analyze the
influence of Attitudes toward Behavior, Subjective Norm, and Perceived Behavioral Control
to Active Intent follow Elderly Integrated Health Post (Posyandu). This research is a type of
observational analytical research with quantitative approach. Based on data retrieval time,
this research is a cross sectional study. The result of this research indicate that attitude
toward behavior influence to respondent intention to actively follow Elderly Integrated
Health Post (Posyandu) with value (sig 0,008) and (Exp (B) 11,25). Subjective norms do not
show any significant effect on respondent's intention to actively follow Elderly Integrated
Health Post (Posyandu). While the perceived Behavior Control has an effect on the
respondent's intention to actively follow Elderly Integrated Health Post (Posyandu) with
value (sig 0,002) and (Exp (B) 0,236). So there is an effort to improve the elderly attitude to
actively follow Elderly Integrated Health Post (Posyandu) through the improvement of
elderly knowledge about health and Elderly Integrated Health Post (Posyandu) and
optimization of health education in Elderly Integrated Health Post (Posyandu) as well as
effort to facilitate access time to reach Elderly Integrated Health Post (Posyandu) activity.

Keyword: liveliness, elderly, elderly integrated health post (posyandu)

Abstrak: Lanjut usia sehat berkualitas mengacu pada konsep active ageing WHO. Upaya
Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut, salah satunya ialah dengan
membentuk Posyandu Lansia. Puskesmas Bulak Banteng merupakan Puskesmas yang
membawahi 3 Posyandu Lansia dengan angka kepesertaan Posyandu Lansia terendah di
Surabaya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap perilaku,
norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan terhadap niat aktif mengikuti
Posyandu Lansia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan
pendekatan kuantitatif. Berdasarkan waktu pengambilan data, penelitian ini merupakan
penelitian cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap terhadap
perilaku berpengaruh terhadap niat responden untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia
dengan nilai (sig. 0,008) dan (Exp(B) 11,25). Norma subyektif tidak menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan terhadap niat responden untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia.
Sedangkan Kontrol Perilaku yang dirasakan berpengaruh terhadap niat responden untuk
aktif mengikuti Posyandu Lansia dengan nilai (sig. 0,002) dan (Exp(B) 0,236). Maka perlu
adanya upaya untuk meningkatkan sikap lansia untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia
melalui peningkatan pengetahuan lansia tentang kesehatan dan Posyandu Lansia dan
pengoptimalan penyuluhan kesehatan di Posyandu serta upaya untuk memudahkan akses
waktu untuk menjangkau kegiatan Posyandu Lansia.

213
214 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225

Kata Kunci: keaktifan, lanjut usia, posyandu lansia

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan suatu population merupakan cerminan dari


keadaan yang seimbang dan dinamis semakin tingginya rata-rata Usia Harapan
antara tubuh seseorang dengan fungsi dan Hidup (UHH) penduduk Indonesia.
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Tingginya UHH merupakan salah satu
Sehingga kesehatan menjadi suatu indikator keberhasilan pencapaian
indikator tinggi atau rendahnya kualitas pembangunan nasional terutama di bidang
hidup seseorang. Hal ini juga ditulis kesehatan. Sejak tahun 2004-2015
dalam Undang-Undang Republik memperlihatkan adanya peningkatan Usia
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Harapan Hidup di Indonesia dari 68,6
Kesehatan Pasal 1 Ayat 1 bahwa tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi
kesehatan merupakan keadaan sejahtera tahun 2030-2035 mencapai 72,2 tahun.
secara fisik, mental, spiritual dan sosial Lanjut usia sehat berkualitas
yang memungkinkan setiap orang untuk mengacu pada konsep active ageing
hidup produktif secara sosial dan WHO yaitu proses penuaan yang tetap
ekonomis. sehat secara fisik, sosial dan mental
Asia menempati urutan pertama sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang
dengan populasi lansia terbesar, dimana hidup dan tetap berpartisipasi dalam
pada tahun 2015 berjumlah 508 juta rangka meningkatkan kualitas hidup
populasi lansia dan menyumbang 56% sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan
dari total lansia di dunia. Sejak tahun Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998
2000, persentase penduduk lansia tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lanjut
Indonesia melebihi 7% (Kemenkes RI, usia adalah seseorang yang mencapai usia
2014). Menurut Soewono dalam 60 tahun ke atas.
Suardiman (2011) suatu negara dapat Pemerintah memiliki kewajiban
diakatakan berstruktur tua apabila untuk menjamin ketersediaan pelayanan
populasi penduduk lansia melebihi 7%. kesehatan dan memfasilitasi kelompok
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia lanjut usia agar tetap dapat hidup sehat,
mulai masuk ke dalam kelompok negara mandiri, serta produktif. Hal ini diperkuat
berstruktur tua (ageing population). dengan adanya peraturan Undang-Undang
Menurut United Nations, pada tahun 2013 No. 36 Tahun 2009 Pasal 138 bahwa
populasi penduduk lansia Indonesia yang upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut
berumur 60 tahun atau lebih berada pada usia harus ditujukan untuk menjaga agar
urutan 108 dari 196 negara di seluruh tetap hidup sehat dan produktif secara
dunia. Angka ini tentunya masih sosial maupun ekonomi sesuai dengan
dikategorikan belum terlalu besar. Akan martabat kemanusiaan.
tetapi diprediksikan pula bahwa di tahun Dalam Peraturan Daerah Kota
2050, Indonesia akan masuk menjadi 10 Surabaya tahun 2014, kelompok lansia
besar negara dengan jumlah lansia atau dikenal juga dengan sebutan Pos
terbesar, yaitu sekitar 10 juta lansia Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut
(United Nations, 2013). Usia atau Pos Pembinaan Terpadu
Keberhasilan pembangunan (Posbindu) yang termasuk dalam
kesehatan berdampak pada peningkatan komponen program kesehatan lansia pada
Usia Harapan Hidup (UHH) seseorang. poin ketiga adalah suatu wadah pelayanan
Sehingga secara global populasi lansia kesehatan bersumber daya masyarakat
diprediksi terus mengalami peningkatan. (UKBM) untuk melayani penduduk
Dalam Infodatin Lansia (2016), populasi lansia, yang proses pembentukan dan
lansia di Indonesia diprediksi meningkat pelaksanaannya dilakukan oleh
lebih tinggi dari pada populasi lansia di masyarakat bersama lembaga swadaya
dunia setelah tahun 2100. Struktur ageing masyarakat (LSM), lintas sektor
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 215

pemerintah dan non-pemerintah, swasta, Puskesmas Bulak Banteng memiliki


organisasi sosial dan lain-lain, dengan angka penduduk lansia yang cukup tinggi
menitikberatkan pelayanan kesehatan yaitu sebesar 5.671 jiwa. Jumlah
pada upaya promotif dan preventif. kepesertaan Posyandu Lansia berdasarkan
Sebagai upaya Pemerintah dalam data Dinas Kesehatan Kota Surabaya
meningkatkan derajat kesehatan usia (2017), Puskesmas Bulak Banteng
lanjut, salah satunya ialah dengan merupakan Puskesmas yang membawahi
membentuk Posyandu Lansia. Tujuan 3 Posyandu Lansia dengan angka
diadakannya Posyandu Lansia yaitu untuk kepesertaan Posyandu Lansia terendah di
meningkatkan pengetahuan, sikap, Surabaya yaitu berjumlah 215 peserta
perilaku positif, serta meningkatkan mutu dimana jumlah Lansia sebanyak 70 orang
dan derajat kesehatan lansia. Sehingga dari Posyandu Yuswoaji, 70 orang dari
diperlukan kemauan yang kuat bagi lansia Posyandu Ceria dan 75 orang dari
dalam mengikuti kegiatan Posyandu yang Posyandu Kenanga. Berdasarkan hasil
diadakan rutin oleh kader Posyandu. perhitungan target cakupan pelaksanaan
Dalam penelitian ini akan dipaparkan Posyandu Lansia di Puskesmas Bulak
mengenai faktor-faktor yang berhubungan Banteng dihasilkan sebuah angka yaitu
dengan perilaku keaktifan lansia dalam sebesar 3,79%. Artinya bahwa persentase
mengikuti Posyandu Lansia. kepesertaan di Posyandu Lansia Bulak
Tujuan diadakannya Posyandu Banteng hanya sebesar 3,79% dan belum
Lansia yaitu untuk meningkatkan mencapai target yang telah ditetapkan.
pengetahuan, sikap, perilaku positif, serta Banyak faktor yang tentunya
meningkatkan mutu dan derajat kesehatan berpengaruh dalam pengambilan
lansia. Sehingga diperlukan kemauan keputusan lansia untuk berperilaku aktif
yang kuat bagi lansia dalam mengikuti mengikuti Posyandu Lansia. Pengambilan
kegiatan Posyandu yang diadakan rutin keputusan tersebut didasari oleh sebuah
oleh kader Posyandu (Suseno, 2012). kesadaran, yang berawal dari niat (intensi)
Perilaku aktif dalam mengikuti sehingga terbentuk suatu perilaku.
kegiatan Posyandu Lansia dapat Pemilihan menggunakan Theory of
meminimalkan permasalahan kesehatan Planned Behavior dalam penelitian ini
Lansia yang muncul akibat proses didasarkan pada fungsi teori untuk
penuaan, karena penyakit dapat dideteksi melihat pengaruh sikap terhadap perilaku,
secara dini. Selain itu aktif mengikuti norma subyektif, dan kontrol perilaku
Posyandu Lansia juga dapat yang dirasakan terhadap niat seseorang.
meningkatkan derajat kesehatan serta Usia Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Harapan Hidup (Mamik, 2013). menganalisis pengaruh sikap terhadap
Berdasarkan data Badan Pusat perilaku, norma subyektif, dan kontrol
Statistik tahun 2014, populasi lansia di perilaku yang dirasakan terhadap Niat
Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara aktif mengikuti Posyandu Lansia.
dengan 8,03% dari seluruh penduduk
Indonesia. Menurut Infodatin Lansia METODE
tahun 2016, Jumlah Posyandu Lansia
Penelitian ini merupakan jenis
terbanyak berada di Provinsi Jawa Timur
penelitian analitik observasional yaitu
yaitu berjumlah 54.522 Posyandu Lansia. suatu penelitian yang menetukan adanya
Jawa Timur dengan jumlah Posyandu hubungan antara satu variabel dengan
Lansia tertinggi ini berbanding lurus variabel lainnya dengan pendekatan
dengan persentase populasi lansia di kuantitatif.
provinsi tersebut yang menempati urutan Lansia yang menjadi responden
ketiga tertinggi di Indonesia. Dinas penelitian harus memenuhi kriteria
inklusi, yaitu antara lain : 1.) Berusia 45-
Kesehatan Kota Surabaya membawahi 63
75 tahun, 3.) Tidak mengalami masalah
Puskesmas dengan 685 Posyandu Lansia pendengaran, 4.) Mandiri dalam hal
dan jumlah peserta sebesar 57.204 orang. membaca dan menulis (tidak memerlukan
216 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225

bantuan orang lain untuk pada saat Lansia menggunakan uji regresi logistik.
membaca dan menulis). Sampel dalam Sebelum dianalisis, tiap variabel
penelitian ini dipilih menggunakan teknik dependen memiliki skor yang selanjutnya
simple random sampling dimana akan dikategorikan berdasarkan
penentuan terhadap populasi setiap tingkatannya yaitu kurang baik, baik, dan
anggota populasi memiliki kesempatan sangat baik. Sedangkan untuk variabel
yang sama untuk menjadi sampel independen dikategorikan kedalam
penelitian. Langkah pertama dalam memiliki niat dan tidak memiliki niat.
pengambilan sampel yaitu, peserta Variabel dependen diukur
Posyandu Lansia sejumlah 139 orang dari menggunakan 6 skala. Berdasarkan
total populasi 215 orang yang telah rentang nilai total untuk sikap (AB), yakni
memenuhi kriteria inklusi penelitian 5 ≤ AB ≤ 180, secara langsung dibagi
diberikan nomor urut. Langkah menjadi tiga berdasarkan sifat pengaruh
selanjutnya, 139 peserta tersebut di lotre nilai AB tersebut terhadap niat
oleh petugas Posyandu untuk menentukan berperilaku aktif, yaitu: 5≤ AB < 60 =
siapa yang akan menjadi responden kurang baik, 60 ≤ AB < 120 = baik, 120
penelitian dan mendapatkan kuesioner. ≤ AB ≤ 180 = sangat baik. Rentang nilai
Apabila dari hasil lotre yang keluar adalah total untuk norma subyektif (SN), yakni 6
angka 9, maka peserta dengan nomor urut ≤ SN ≤ 216, secara langsung dibagi
9 akan menjadi subjek penelitian. menjadi tiga berdasarkan sifat pengaruh
Sehingga didapatkan responden yang nilai SN tersebut terhadap niat berperilaku
mendapatkan lotre sesuai dengan jumlah aktif, yaitu : 6 ≤ SN < 70 = kurang baik,
sampel yang dibutuhkan, yaitu sebanyak 70 ≤ SN < 140 = baik, 140 ≤ SN ≤ 216 =
87 orang. sangat baik. Sedangkan rentang nilai total
Lokasi penelitian bertempat di untuk kontrol perilaku yang dirasakan
Posyandu Lansia Puskesmas Bulak (PBC), yakni 5≤ PBC ≤180, secara
Banteng Surabaya. Sedangkan waktu langsung dibagi menjadi tiga berdasarkan
pengambilan data dilakukan pada bulan sifat pengaruh nilai PBC tersebut terhadap
Februari-Maret 2018. niat berperilaku aktif, yaitu : 5 ≤ PBC <
Variabel independen dalam 60 = kurang baik, 60 ≤ PBC < 120 = baik,
penelitian ini adalah sikap terhadap 120 ≤ PBC ≤ 180 = sangat baik.
perilaku, norma subyektif, dan kontrol Data tersebut selanjutnya ditabulasi
perilaku yang dirasakan. Sedangkan dan dianalisis secara deskriptif dan
Variabel terikat dalam penelitian ini analitik dengan menggunakan uji statistik
adalah niat keaktifan lansia dalam Regresi Logistik untuk mengetahui
mengikuti Posyandu Lansia. pengaruh antara variabel bebas terhadap
Mekanisme pengumpulan data variabel terikat. Uji statistik tersebut
diawali dengan pemaparan tujuan dan menggunakan (α=5%). Data Hasil
Penjelasan Sebelum Persetujuan (PSP) observasi yang diperoleh dikumpulkan
yang dilakukan sebelum kegiatan kemudian diolah dan disajikan dalam
Posyandu Lansia berlangsung. Hal ini bentuk tabel yang kemudian diolah dan
dilakukan agar peserta Posyandu Lansia dianalisis secara deskriptif.
tidak menunggu hingga semua peserta
selesai diperiksa. Peserta Posyandu Lansia HASIL DAN PEMBAHASAN
yang selesai terlebih dahulu dapat
melakukan pengisian kuesioner secara Berdasarkan hasil pengolahan
langsung sesuai dengan penjelasan yang data, distribusi responden dapat dilihat
telah dipaparkan sebelumnya. frekuensinya dari kategori jenis kelamin,
Teknik pengumpulan data pada pendidikan terakhir yang ditempuh,
penelitian ini menggunakan teknik pendapatan per bulan, status pekerjaan,
skoring yang selanjutnya akan dianalisis dan tingkat pengetahuan.
dengan maksud untuk melihat pengaruh Berdasarkan data primer menurut
sikap terhadap perilaku, norma subyektif, kategori jenis kelamin responden peserta
dan kontrol perilaku yang dirasakan Posyandu Lansia di Puskesmas Bulak
terhadap niat aktif mengikuti Posyandu
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 217

Banteng Surabaya tahun 2018, diperoleh sosok ibu bagi anak-anaknya dan
data sebagai berikut: memiliki bawaan keibuan yang
bertanggung jawab penuh terhadap
Tabel 1. Karakteristik Responden kondisi keluarga dan dirinya terutama
berdasarkan Jenis Kelamin, dalam aspek kesehatan.
Pendidikan, Pendapatan dan Dalam variabel pendapatan mayoritas
Pengetahuan lansia mempunyai pendapatan dalam
kategori rendah yaitu dibawah Rp
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
500.000. Lansia yang memiliki
Laki-Laki 9 10,3%
pendapatan kategori rendah mencapai
Perempuan 78 89,7% 39,1%. Namun hal ini tidak jauh berbeda
Total 87 100% dengan Lansia yang memiliki pendapatan
Pendidikan Jumlah Presentase sedang yaitu sebesar 36,8% serta Lansia
SD/Sederajat 32 36,8% berpendapatan tinggi yaitu sebanyak
SMP/Sederajat 25 28,7% 24,1%. Hal ini menggambarkan bahwa
SMA/Sederajat 23 26,4% mayoritas lansia memiliki pendapatan
yang cukup untuk mengakses Posyandu
S1 3 3,4%
Lansia dan aktif mengikutinya.
S2 0 0% Mayoritas para Lansia menempuh
S3 0 0% pendidikannya dengan tamat
Tidak Sekolah 4 4,6% SD/Sederajat. Sejalan dengan penelitian
Total 87 100% (Anita, 2014) yang telah dilakukan bahwa
Pendapatan Jumlah Presentase tingkat pendidikan Lansia sangat
Rendah 34 39,1%
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
yang dimilikinya. Lansia dengan
Sedang 32 36,8%
pendidikan rendah akan memiliki tingkat
Tinggi 21 24,1% pengetahuan cukup dimana pengetahuan
Total 87 100% diperoleh dari pengalaman dan informasi
Pengetahuan Jumlah Presentase yang telah mereka dapatkan. Sehingga
Rendah 6 6,9% mereka mampu untuk menerima perilaku
Sedang 43 49,4% yang didasari oleh pengetahuan mereka.
Hal ini sejalan dengan pernyataan
Tinggi 38 43,7%
Notoadmodjo (2003) bahwa apabila
Total 87 100% seseorang mampu untuk menerima
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan proses yang didasari oleh pengetahuan
bahwa mayoritas Lansia adalah berjenis dan sikap, maka perilaku tersebut akan
kelamin perempuan yaitu sejumlah 78 bersifat jangka panjang (long lasting),
Lansia (89,7%), menempuh sebaliknya apabila suatu perilaku tidak
pendidikannya hingga tamat SD sejumlah didasari oleh pengetahuan dan kesadaran,
32 Lansia (36,8%), berpendapatan rendah maka perilaku tersebut bersifat jangka
(<Rp 500.000) yaitu berjumlah 34 Lansia pendek. Oleh karena itu, para lansia aktif
(39,1%), serta memiliki pengetahuan dalam mengikuti kegiatan Posyandu
rendah yaitu berjumlah 6 Lansia (6,9%). Lansia karena mereka dapat menentukan
Jenis kelamin berpengaruh kegiatan mana yang baik untuk dilakukan
terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia dan mana yang tidak baik untuk dilakukan
dimana responden dengan jenis kelamin untuk dirinya. Sehingga perilaku yang
perempuan lebih memanfaatkan Posyandu mereka kerjakan dapat bersifat jangka
Lansia. Hal ini karena perempuan lebih panjang (long lasting).
peka dan sensitif terhadap masalah Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
kesehatan yang dialaminya, sehingga bahwa mayoritas responden memiliki
perempuan lebih sering menggunakan Sikap terhadap Perilaku yang sangat baik
fasilitas-fasilitas kesehatan untuk terhadap keaktifan mengikuti Posyandu
memelihara kesehatannya (Heniwati, Lansia yaitu sebesar 59 Lansia (67,8%),
2008). Selain itu perempuan merupakan Norma Subyektif yang sangat baik
218 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225

Tabel 2. Distribusi Responden kedewasaan yang sangat matang terkait


Berdasarkan Sikap Terhadap sikap untuk mengikuti lingkungannya.
Perilaku, Norma Subyektif, Dengan lingkungan yang mendukung
Kontrol Perilaku yang untuk berperilaku aktif mengikuti
Dirasakan dan Niat Aktif Posyandu Lansia akan memunculkan
Mengikuti Posyandu Lansia norma subyektif yang mendukung bagi
responden. Norma subyektif yang baik
Sikap Terhadap dapat digambarkan melalui motivasi yang
Jumlah Presentase
Perilaku kuat untuk patuh terhadap keluarga,
Kurang Baik 14 16,1% teman, dan masyarakat disekitarnya.
Baik 14 16,1% Selain itu norma subyektif juga
Sangat Baik 59 67,8% menggambarkan bahwa dengan mematuhi
Norma Subyektif Jumlah Presentase pendapat orang di sekitar bahwa aktif
Kurang Baik 8 9,2%
mengikuti Posyandu Lansia adalah pilihan
yang baik, merupakan hal yang tepat.
Baik 11 12,6% Dapat disimpulkan bahwa responden
Sangat Baik 68 78,2% memiliki keyakinan yang baik untuk
Total 87 100% mengikuti lingkungannya.
Kontrol Perilaku Kontrol perilaku bisa dibentuk
Jumlah Presentase
yang Dirasakan berdasarkan tingkat kemudahan atau
Kurang Baik 11 12,6% kesulitan untuk memunculkan perilaku.
Baik 8 9,2% Kontrol perilaku yang dirasakan untuk
mengikuti Posyandu Lansia ini yakni
Sangat Baik 68 78,2%
berupa kemudahan akses, baik jarak,
Total 87 100% tenaga maupun waktu. Selain itu, kontrol
Niat Jumlah Presentase perilaku yang dirasakan juga berupa
Tidak Memiliki 30 34,5% keyakinan bahwa responden mampu
Memiliki 57 65,5% untuk menjangkau perilaku aktif
mengikuti Posyandu Lansia. Mayoritas
Total 87 100%
responden telah memiliki kemudahan
untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia,
terhadap keaktifan mengikuti Posyandu tetapi masih ditemukan juga beberapa
Lansia yaitu sebesar 68 Lansia (78,2%), responden yang mungkin kesulitan untuk
Kontrol Perilaku yang dirasakan yang aktif mengikuti Posyandu Lansia.
sangat baik terhadap keaktifan mengikuti Dapat dikatakan bahwa mayoritas
Posyandu Lansia yaitu sebesar 68 Lansia peserta Posyandu Lansia Puskesmas
(78,2%) dan niat untuk aktif mengikuti Bulak Banteng Surabaya memiliki
Posyandu Lansia yaitu sebesar 57 keinginan yang kuat untuk memenuhi
responden (65,5%). kebutuhan jasmani dan rohani agar tetap
Sikap dapat dibentuk oleh terjaga kesehatannya dengan aktif
pengetahuan yang baik terhadap suatu mengikuti Posyandu Lansia. Hal ini dapat
perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku dapat dipengaruhi oleh sikap, norma
keaktifan Lansia dapat berupa keyakinan subyektif, dan kontrol perilaku (Azjen,
bahwa mengikuti Posyandu Lansia dapat 2005).
memberikan dampak baik bagi kesehatan Tabel 3 menunjukkan mayoritas
dan kehidupan mereka serta penilaian responden dengan sikap yang sangat baik
apakah aktif mengikuti Posyandu Lansia memiliki niat untuk aktif mengikuti
merupakan hal yang baik dan tepat untuk Posyandu Lansia. Beberapa responden
mereka lakukan. Lansia dengan tingkat dengan sikap yang sangat baik ada yang
pendidikan tinggi memungkinkan untuk tidak memiliki niat untuk aktif mengikuti
memiliki sikap yang baik untuk aktif Posyandu Lansia. Hal ini menunjukkan
mengikuti Posyandu Lansia. bahwa responden dengan sikap terhadap
Lansia merupakan seseorang yang perilaku yang baik tidak selalu
sedang menempuh masa akhir mempunyai niat untuk aktif mengikuti
kehidupannya, sehingga telah memiliki Posyandu Lansia. Berdasarkan hasil uji
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 219

Tabel 3. Tabulasi Silang antara Sikap untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia.
Terhadap Perilakudengan Niat Berdasarkan hasil uji regresi logistik
Aktif Mengikuti Posyandu sederhana antara norma subyektif dan niat
Lansia di Puskesmas Bulak aktif mengikuti Posyandu Lansia
Banteng Surabaya Tahun 2018 didapatkan nilai signifikansi sebesar
0,105. Angka ini lebih kecil dari nilai
α=0,05. Dapat dikatakan bahwa tidak ada
Sikap Niat pengaruh yang signifikan antara norma
Terhad Total subyektif dan niat aktif mengikuti
+ -
ap Posyandu Lansia.
Perilak n % n % n %
u Tabel 5. Tabulasi Silang antara
Kurang 1 28, 1 Kontrol Perilaku yang
71,4 4 100
Baik 0 5 4 Dirasakandengan Niat Aktif
71, 1
Baik 4 28,5 10 100 Mengikuti Posyandu Lansia
4 4
Sangat 1 72, 5 di Puskesmas Bulak
27,1 43 100 Banteng Surabaya Tahun
Baik 6 8 9
2018

regresi logistik sederhana antara sikap Kontro Niat


Total
terhadap perilaku dan niat aktif mengikuti l + -
Posyandu Lansia didapatkan nilai Perilak
signifikansi sebesar 0,008. Angka ini u yang
n % n % n %
Dirasa
lebih kecil dari nilai α=0,05. Dapat
kan
dikatakan bahwa ada pengaruh yang 1
signifikan antara sikap terhadap perilaku Kurang 10 1
0 0 11 0
dan niat aktif mengikuti Posyandu Lansia. Baik 0 1
0
1
Tabel 4. Tabulasi Silang antara Norma Baik 2 25 6 75 8 0
Subyektif dengan Niat Aktif 0
Mengikuti Posyandu Lansia di 1
Sangat 2 41 58 6
Puskesmas Bulak Banteng 40 0
Baik 8 ,1 ,8 8
Surabaya Tahun 2018 0

Niat Tabel 5 menunjukkan mayoritas


Norma Total responden dengan kontrol perilaku yang
+ -
Subyektif baik juga memiliki niat untuk aktif
n % n % n %
Kurang 10 mengikuti Posyandu Lansia. Tetapi dapat
2 25 6 75 8
Baik 0 dilihat juga bahwa ada beberapa
9,0 90, 1 10 responden dengan kontrol perilaku yang
Baik 1 10
9 9 1 0 baik namun tidak memiliki niat untuk
Sangat 2 39, 60, 6 10 aktif mengikuti Posyandu Lansia. Hal ini
41
Baik 7 7 3 8 0 menunjukkan bahwa responden dengan
kontrol perilaku yang dirasakan baik tidak
selalu mempunyai niat untuk aktif
mengikuti Posyandu Lansia. Berdasarkan
Tabel 4 menunjukkan mayoritas
hasil uji regresi logistik sederhana antara
responden dengan norma subyektif yang
kontrol perilaku dan niat aktif mengikuti
sangat baik memiliki niat untuk aktif
Posyandu Lansia didapatkan nilai
mengikuti Posyandu Lansia. Namun tetap
signifikansi sebesar 0,002. Angka ini
ada beberapa responden dengan norma
lebih kecil dari nilai α=0,05. Dapat
subyektif yang sangat baik tetapi masih
dikatakan bahwa ada pengaruh yang
belum memiliki niat untuk aktif mengikuti
signifikan antara kontrol perilaku yang
Posyandu Lansia. Hal ini menunjukkan
dirasakan dengan niat aktif mengikuti
bahwa responden dengan norma subyektif
Posyandu Lansia.
yang baik tidak selalu mempunyai niat
220 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225

Tabel 6. Hasil Uji Regresi Pengaruh masing variabel, dapat dilihat bahwa
Sikap terhadap Perilaku, responden dengan variabel sikap terhadap
Norma Subyektif, dan Kontrol perilaku yang baik memiliki niat untuk
Perilaku yang Dirasakan aktif mengikuti Posyandu Lansia 11,25
terhadap Niat aktif mengikuti kali lebih besar dibandingkan dengan
Posyandu Lansia di Puskesmas responden dengan variabel sikap terhadap
Bulak Banteng Surabaya perilaku yang kurang baik. Hal ini berarti
Tahun 2018 responden dengan variabel sikap terhadap
perilaku yang baik memiliki niat aktif
Variabel Variabel
mengikuti Posyandu Lansia yang lebih
Sig Pengaruh baik daripada responden dengan variabel
Bebas Terikat
Sikap sikap terhadap perilaku yang kurang baik.
terhadap 0,008 + Sedangkan untuk varibel kontrol
Perilaku perilaku yang dirasakan, dapat dilihat
Norma
0,105 -
bahwa semakin baik kontrol perilaku yang
Subyektif Niat dirasakan, maka niat untuk aktif
Kontrol mengikuti Posyandu Lansia akan
Perilaku meningkat 0,236 kalinya. Dapat
0,002 +
yang disimpulkan juga semakin baik kontrol
Dirasakan
perilaku yang dirasakan, dapat
Variabel Bebas Exp (B)
Sikap terhadap
menimbulkan niat untuk aktif mengikuti
11,25 Posyandu Lansia.
Perilaku
Kontrol Perilaku yang
0,236 Sikap Lansia dalam Aktif Mengikuti
Dirasakan
Posyandu Lansia
Sikap merupakan respon tertutup
Berdasarkan hasil uji regresi yang yang dihasilkan seseorang terhadap
terlihat pada tabel 6, dari ketiga variabel stimulus yang diterimanya, dengan
bebas, yakni: sikap terhadap perilaku, melibatkan faktor pendapat dan emosi
norma subyektif, dan kontrol perilaku yang bersangkutan untuk setuju atau tidak
yang dirasakan, hanya variabel sikap setuju terhadap suatu perilaku
terhadap perilaku dan variabel kontrol (Notoadmodjo, 2005). Beberapa faktor
perilaku yang dirasakan yang yang mempengaruhi pembentukan sikap
menunjukkan adanya pengaruh signifikan yaitu antara lain pengalaman pribadi,
terhadap niat untuk aktif mengikuti orang lain yang dianggap penting, dan
Posyandu Lansia. Hal ini dilihat dari pengaruh kebudayaan. Apabila individu
besarnya nilai signifikansi yang lebih benar-benar lepas dari segala tekanan atau
kecil dari α (0,05). Dengan demikian hambatan yang bisa mengganggu ekspresi
dapat dikatakan bahwa hanya variabel sikapnya, maka dapat diharapkan bentuk
sikap terhadap perilaku dan variabel perilaku yang tampak sebagai bentuk
kontrol perilaku yang dirasakan, yang ekspresi yang sebenarnya, dalam hal ini
dapat digunakan untuk pendugaan niat adalah berkunjung ke Posyandu Lansia.
aktif mengikuti Posyandu Lansia. Seperti Sikap responden yang baik yaitu aktif
yang diketahui sebelumnya, variabel yang mengikuti Posyandu Lansia dapat
mempengaruhi niat aktif mengikuti disebabkan karena pengetahuan
Posyandu Lansia adalah sikap terhadap responden yang baik. Adapun responden
perilaku dan variabel kontrol perilaku dengan pengetahuan rendah memiliki
yang dirasakan. Kedua variabel ini yang proporsi paling rendah yaitu sejumlah
kemudian dijadikan pendugaan dalam 6,9%. Sikap responden juga dipengaruhi
membandingkan besarnya kemungkinan oleh pengalaman pribadi responden saat
Lansia yang memiliki niat untuk aktif berkunjung ke Posyandu (Lestari, 2011).
mengikuti Posyandu Lansia dibanding Berdasarkan Theory of Planned
dengan yang tidak. Besarnya Behavior yang dikemukakan oleh Ajzen
pembandingan tersebut dilihat (2005), sikap terhadap perilaku ditentukan
berdasarkan nilai Exp (B) dari masing- oleh keyakinan terhadap konsekuensi
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 221

yang timbul dari suatu perilaku yang maupun dengan petugas kesehatan
ditampilkan. Ajzen menyatakan bahwa sebagai ajang menjalin tali silaturahim.
belief dapat diungkapkan dengan cara Dalam penelitian ini sikap diukur
menghubungkan suatu perilaku dengan melalui manfaat aktif mengikuti Posyandu
berbagai manfaat atau kerugian yang Lansia bagi responden. Keyakinan ini
mungkin diperoleh apabila kita yang nantinya akan dijadikan dugaan
melakukan atau tidak melakukan perilaku terhadap niat untuk aktif mengikuti
itu. Posyandu Lansia. Hasil penelitian
Theory of Planned Behavior menunjukkan bahwa sebanyak 67,8 %
merupakan teori yang menyatakan bahwa responden memiliki sikap yang sangat
ada 2 variabel yang dapat mempengaruhi baik terkait perilaku aktif mengikuti
sikap, yaitu kepercayaan dan penilaian Posyandu Lansia. Sikap yang sangat baik
objek (Ajzen, 2005). Pandangan sikap ini menunjukkan bahwa Peserta Posyandu
terhadap perilaku dalam penelitian ini Lansia di wilayah kerja Puskesmas Bulak
digambarkan dengan memberikan pilihan Banteng memiliki sikap yang positif
sangat setuju, setuju, tidak setuju atau dalam mendukung terbentuknya niat aktif
sangat tidak setuju dengan jawaban mengikuti Posyandu Lansia.
berupa skala 1-6 dalam menanggapi
pernyataan seputar mengikuti Posyandu Norma Subyektif Lansia dalam Aktif
Lansia dalam bepntuk kuesioner. Mengikuti Posyandu Lansia
Pembahasan sikap terhadap perilaku Norma subyektif merupakan
dijabarkan melalui pandangan terhadap persepsi individu terhadap tekanan sosial
kepercayaan dan penilaian objek dalam yang ada untuk menampilkan atau tidak
mengikuti Posyandu Lansia. menampilkan suatu perilaku dan
Kepercayaan dalam berperilaku kesediaan untuk mematuhi tuntutan dari
Lansia digambarkan dengan pernyataan tokoh yang penting menurut dirinya
mengenai manfaat mengikuti Posyandu (Ajzen, 2005). Dalam penelitian ini tokoh
Lansia. Mayoritas responden dalam yang dianggap penting adalah keluarga,
penelitian ini memiliki pandangan positif teman dan pandangan masyarakat. Ketiga
yaitu setuju terhadap keyakinan tokoh tersebut memberikan kontribusi
berperilaku untuk mengikuti Posyandu dalam mempengaruhi niat lansia untuk
Lansia. Sedangkan penilaian objek aktif mengikuti Posyandu Lansia.
didasari pada keyakinan terhadap suatu Lingkungan sosial memiliki pengaruh
kegiatan yang telah dirasakan melalui yang cukup besar terhadap terjadinya
panca indera dengan mengikuti Posyandu suatu perilaku, karena kebiasaan yang
Lansia. menghasilkan norma sosial dan telah
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat dijalani secara turun temurun atau
59 Lansia yang memiliki tingkat sikap kebiasaan (Kurniawati, 2015).
terhadap perilaku yang sangat baik untuk Norma subyektif dalam penelitian
mengikuti Posyandu Lansia. Mayoritas ini diartikan sebagai pandangan Lansia
responden setuju pada pernyataan yang terhadap kepercayaan tentang tanggapan
mengatakan bahwa aktif mengikuti yang dimiliki orang lain atau keluarga
Posyandu Lansia merupakan pilihan yang yang sering berada di sekitar Lansia
tepat. Lansia beranggapan bahwa dengan dalam mempengaruhi dirinya untuk
mengikuti Posyandu Lansia dapat menentukan suatu niat aktif mengikuti
memberikan manfaat untuk kesehatannya. Posyandu Lansia. Pandangan norma
Sejalan dengan penelitian Suseno (2012), subyektif dalam penelitian ini
apabila Lansia telah mengetahui manfaat digambarkan dengan memberikan pilihan
dari Posyandu Lansia, maka saat Lansia sangat setuju, setuju, tidak setuju atau
sedang mengalami keluhan fisik pun, sangat tidak setuju dengan jawaban
mereka akan tetap aktif mengikuti berupa skala 1-6 dalam menanggapi
Posyandu Lansia. Selain alasan untuk pernyataan seputar keikutsertaan
memeriksakan kondisi kesehatan, Lansia Posyandu Lansia dalam bentuk kuesioner.
datang berkunjung ke Posyandu untuk Pembahasan norma subyektif terdiri dari
bertemu dengan teman-teman seusianya kepercayaan tentang tanggapan dan
222 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225

motivasi untuk patuh terhadap pendapat Kontrol Perilaku Yang Dirasakan


orang sekitar untuk menuruti perilaku. Lansia dalam Aktif Mengikuti
Motivasi untuk menuruti perilaku Posyandu Lansia
yang dimiliki Lansia untuk mengikuti
Posyandu Lansia didapat dari stimulus Kontrol perilaku yang dirasakan,
dari luar diri Lansia atau dukungan menurut Theory of Planned Behavior
lingkungan sekitar yang dapat (Ajzen, 2005) diasumsikan sebagai suatu
mempengaruhi niatnya. Teman atau orang keyakinan mengenai ada atau tidaknya
terdekat merupakan sumber dorongan berbagai faktor yang memfasilitasi atau
terkuat Lansia dalam mengikuti Posyandu menghalangi dalam menampilkan suatu
Lansia. Widjajono (2009) menyatakan perilaku tertentu. Keyakinan ini dapat
kurangnya motivasi pada responden didasari oleh pengalaman masa lalu, tetapi
menjadikan responden tidak aktif juga bisa dipengaruhi oleh informasi yang
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia. didapat dari orang lain. Selain itu juga
Motivasi lansia dapat dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh faktor lain yang
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi meningkatkan atau menurunkan persepsi
intrinsik pada lansia merupakan sebuah mengenai kesulitan untuk menampilkan
keinginan yang muncul dari diri sendiri suatu perilaku tertentu.
tanpa adanya dukungan orang lain. Kontrol perilaku yang dirasakan
Sedangkan motivasi ektrinsik ialah dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan
motivasi individu yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Lansia yang
orang sekitar, dalam hal ini ialah keluarga, bersekolah akan lebih mudah menerima
teman atau masyarakat sekitar. informasi daripada yang tidak bersekolah.
Berdasarkan hasil penelitian Sehingga mereka dapat mengontrol diri
mayoritas peserta Posyandu Lansia mereka dengan mengikuti kegiatan yang
Puskesmas Bulak Banteng Surabaya baik menurut pendapatnya. Sejalan
memiliki norma subyektif yang sangat dengan penelitian Endang (2013), bahwa
baik yakni sebesar 68 Lansia (78,2%). informasi yang diterima oleh para Lansia
Mayoritas responden setuju pada yang tidak sekolah akan lebih sedikit,
pernyataan yang mengatakan bahwa khususnya tentang Posyandu Lansia
menurut keluarga, aktif mengikuti karena dapat berdampak pada kesulitan
Posyandu Lansia adalah suatu hal yang pemahaman lansia mengenai apa yang
harus dilakukan. Banyaknya responden diinformasikan kepada lansia tersebut.
yang memiliki norma subyektif yang baik Pandangan kontrol perilaku yang
tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh dirasakan dalam penelitian ini
tuntutan keluarga, teman, masyarakat atau digambarkan dengan memberikan pilihan
tokoh penting, namun berkaitan juga sangat setuju, setuju, tidak setuju atau
dengan keinginan responden untuk sangat tidak setuju dengan jawaban
memenuhi tuntutan tersebut. berupa skala 1-6 dalam menanggapi
Fakta di lapangan menunjukkan pernyataan seputar kemudahan dan
bahwa para lansia merasa senang ketika kepercayaan tentang kemampuan untuk
kegiatan Posyandu Lansia mengikuti Posyandu Lansia dalam bentuk
diselenggarakan. Hal ini disebabkan kuesioner. Pembahasan kontrol perilaku
karena Posyandu Lansia telah menjadi yang dirasakan terdiri dari kontrol
rutinitas dan kebiasaan yang dilakukan perilaku tentang kemudahan dan
oleh masyarakat untuk refreshing, kemampuan dalam pengambilan
berkumpul dengan teman sebaya, keputusan untuk aktif mengikuti
mendapat pengobatan gratis dan melepas Posyandu Lansia.
kejenuhan akibat aktivitas yang monoton Dalam penelitian ini faktor yang
di rumah. Hal tersebut dapat menjadi digunakan sebagai tolak ukur kemudahan
faktor penguat sehingga lansia dapat tetap atau kesulitan menampilkan perilaku
aktif mengikuti Posyandu Lansia. adalah kemampuan lansia untuk
meluangkan waktu, kemudahan akses, dan
akibat kedepannya dalam memunculkan
perilaku. Dari hasil penelitian, mayoritas
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 223

responden dapat dikatakan memiliki yang positif untuk memunculkan perilaku


kontrol perilaku yang sangat baik yakni aktif mengikuti Posyandu Lansia.
mencapai 68 lansia (78,2%). Mayoritas Fakta di lapangan menunjukkan
responden setuju pada pernyataan yang bahwa, mayoritas lansia yang berniat aktif
mengatakan bahwa responden percaya mengikuti Posyandu Lansia berpendapat
bahwa responden mampu mengakses bahwa lansia menginginkan dirinya sehat.
kegiatan Posyandu Lansia. Hal ini Niat yang baik akan mendorong
menunjukkan bahwa mayoritas responden timbulnya motivasi untuk berbuat baik.
merasa mudah untuk aktif mengikuti Tindakan yang baik akan memberikan
Posyandu Lansia. hasil yang baik pula. Apabila hal ini
Berdasarkan fakta di lapangan, dilakukan secara terus menerus, maka
responden merasa mudah dan mampu akan terinternalisasi dan persisten dalam
untuk sekedar berjalan menuju tempat diri seseorang. Sehingga akan tercipta
diselenggraakannya Posyandu Lansia pribadi dengan perilaku yang baik, begitu
dikarenakan letaknya yang tidak berada pula sebaliknya. Selain untuk
jauh dari tempat mereka tinggal. Hal ini menginginkan dirinya sehat, salah satu
sejalan dengan pernyataan Chung Chang manfaat mengikuti Posyandu Lansia juga
(2005, dalam Bachtiar, 2009) yang untuk meningkatkan taraf kehidupan,
berpendapat bahwa jika orang merasa sehingga dapat menjadi lansia yang
mudah untuk mengontrol perilakunya produktif. Disamping itu, manfaat juga
(memilki pengetahuan, kemampuan, dan akan dirasakan oleh keluarga lansia yang
sarana), maka ia akan semakin berusaha aktif mengikuti Posyandu Lansia karena
atau berniat untuk melakukan perilaku rutin memeriksa kesehatannya, yaitu
tersebut dan demikian pula sebaliknya. dengan tidak mengeluarkan biaya yang
lebih besar untuk membeli obat karena
Niat Lansia dalam Aktif Mengikuti lansia sakit.
Posyandu Lansia
Niat atau intensi menurut Ajzen Faktor yang Mempengaruhi Niat Aktif
(1985), merupakan komponen dalam diri Mengikuti Posyandu Lansia di
individu yang mengacu pada keinginan Puskesmas Bulak Banteng Surabaya
untuk melakukan tingkah laku tertentu. Hasil analisis regresi logistik
Intensi adalah kesungguhan niat seseorang didapatkan hanya variabel sikap terhadap
untuk melakukan perbuatan atau perilaku dan kontrol perilaku yang
memunculkan suatu perilaku tertentu. dirasakan yang berpengaruh secara
Intensi menghubungkan antara signifikan terhadap niat aktif mengikuti
pertimbangan yang mendalam, yang Posyandu Lansia. Uji regresi logistik
diyakini dan diinginkan oleh seseorang dilakukan untuk melihat pengaruh sikap
dengan tindakan tertentu. terhadap perilaku, norma subyektif dan
Niat lansia dalam penelitian ini kontrol perilaku yang dirasakan terhadap
merupakan suatu keinginan yang dimiliki niat aktif mengikuti Posyandu Lansia.
lansia untuk mengikuti Posyandu Lansia Berdasarkan sikap terhadap
yang didasarkan pada sikap terhadap perilaku responden menunjukkan bahwa
perilaku, norma subyektif serta kontrol semakin baik sikap lansia, maka niat
perilaku yang dirasakan. Niat lansia untuk untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia
mengikuti Posyandu Lansia merupakan akan semakin kuat. Hal ini dilihat
langkah sebelum terjadinya perilaku untuk berdasarkan nilai Exp (B) sikap terhadap
aktif mengikuti Posyandu Lansia. niat sebersar 11,25. Dapat dikatakan
Dalam penelitian niat diukur bahwa semakin baik sikap maka niat
berdasarkan keinginannya untuk untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia
melakukan perilaku disaat ini dan yang akan meningkat 11,25 kalinya. Sesuai
akan datang. Mayoritas responden telah dengan Theory of Planned Behavior yang
memiliki niat untuk aktif mengikuti ditulis oleh Ajzen (2005) yang
Posyandu Lansia yakni sebesar 57 Lansia menyebutkan bahwa sikap terhadap
(65,5%). Hal ini menunjukkan mayoritas perilaku merupakan salah satur faktor
peserta Posyandu Lansia memiliki niat pembentuk niat untuk berperilaku.
224 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 213 – 225

Berdasarkan kontrol perilaku yang rendah. Menurut Alberta (2014), adapun


dirasakan menunjukkan bahwa responden dampak psikologis yang terjadi pada
dengan kontrol perilaku baik memiliki Lansia juga dipengaruhi oleh tipe
niat yang lebih besar daripada responden kepribadian Lansia. Pada tipe kepribadian
dengan kontrol perilaku kurang baik yang tergantung, bermusuhan atau kritik
untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia. diri lebih sulit untuk menerima masukan
Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai Exp dari orang lain karena orang yang paling
(B) kontrol perilaku yang dirasakan penting bagi dirinya adalah pasangan
terhadap niat sebesar 0,236. Nilai tersebut hidupnya yang telah tiada. Norma
menunjukkan bahwa responden dengan subyektif dibentuk oleh dua faktor, yaitu
kontrol perilaku baik memiliki niat 0,236 faktor keyakinan saran dan motivasi
kali lebih kuat daripada responden dengan menuruti saran.
kontrol perilaku kurang baik untuk aktif
mengikuti Posyandu Lansia. SIMPULAN
Dalam Theory of Planned Behavior
disebutkan bahwa dari ketiga variabel Mayoritas responden memiliki
yang paling berpengaruh adalah variabel tingkat pengetahuan sedang tentang
yang paling dianggap penting (Ajzen, keaktifan mengikuti Posyandu Lansia.
2005). Hal ini menunjukkan bahwa sikap Sebagian besar responden memiliki sikap
memberikan pengaruh paling besar terhadap perilaku, norma subyektif dan
terhadap niat aktif mengikuti Posyandu kontrol perilaku yang dirasakan yang
Lansia. Sesuai dengan penelitian Rusdin sangat baik dalam aktif mengikuti
(2011) terkait pemilihan penolong Posyandu Lansia. Sikap terhadap perilaku
persalinan, bahwa variabel sikap terhadap dan Kontrol Perilaku yang dirasakan
perilaku merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap niat responden
berpengaruh terhadap niat. untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia.
Dalam penelitian ini, norma Sedangkan Norma subyektif tidak
subyektif tidak menunjukkan pengaruh berpengaruh terhadap niat responden
yang signifikan terhadap niat untuk aktif untuk aktif mengikuti Posyandu Lansia.
mengikuti Posyandu Lansia. Hal ini tidak
sesuai dengan Theory of Planned DAFTAR PUSTAKA
Behavior (Azjen, 2005) bahwa norma
subyektif merupakan variabel yang Ajzen, I. 1985. From intentions to
mempengaruhi niat. Norma subyektif actions: A Theory of Planned Behavior. In
seseorang dipengaruhi oleh sejauh mana J. Kuhl & J. Beckman (Eds.), Action-
orang yang dianggap penting (Referent) control: From cognition to behavior
akan mendukung atau melarang perilaku (pp.11- 39). Germany: Springer.
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
pengaruh referent belum tentu bisa Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality and
memberikan pengaruh terhadap niat Behavior, 2nd Edition. Maidenhead :
responden untuk aktif mengikuti Open University Press
Posyandu Lansia. Norma subyektif
merupakan faktor yang didapat dari luar Alberta, Lembunai Tat, dkk. 2014.
yaitu berupa motivasi ekstrinsik, sehingga Peningkatan Perilaku Diet Rendah Garam
bersifat kondisional. Hal ini diperkuat BerbasisTheory Of Planned Behavior
oleh fakta di lapangan yang menunjukkan (TPB) Pada Lansia Penderita Hipertensi.
bahwa banyak lansia yang hidup sebatang Jurnal Ners Vol. 9 No. 2.
kara karena kehilangan pasangan
hidupnya dan atau jauh dari keluarga, Anita, Nur. 2014. Gambaran Tingkat
terutama anaknya yang merantau ke luar Pengetahuan Lansia Tentang Diit
kota. Tentunya hal ini dianggap penting Hipertensi Di Posyandu Lansia Sehat
bagi lansia yang sedang menempuh masa Mandiri Purwogondo Kartasura
akhir kehidupannya. Sehingga intensitas Sukoharjo. Jurnal Promosi Kesehatan,
untuk mendapatkan masukan dari 2014 : 2(1).
kelompok lain atau keluarganya menjadi
Mindianata Putri, Faktor-Faktor yang Berpengaruh… 225

Bachtiar, Handitya. 2009. Analisis Notoadmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip


Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kontrol Perilaku, Persepsi Manfaat, Dan Jakarta : Rineka Cipta.
Persepsi Kemudahan Terhadap Niat
Konsumen Menggunakan Internet Untuk Notoadmodjo, S. 2005. Promosi
Melakukan Belanja Online Kembali Di Kesehatan (Teori dan Aplikasi). Jakarta :
Surabaya. Jurnal bisnis dan akuntansi, Rineka Cipta.
2009:4(2).
Peraturan Derah Kota Surabaya Nomor 3
Data Peserta Posyandu Lansia Dinas Tahun 2014 Tentang Kesejahteraan
Kesehatan Kota Surabaya, 2017. Lanjut Usia.

Endang & Mamik, R. 3013. Hubungan Rusdin. 2011. Pengaruh Sikap Terhadap
antara pengetahuan dengan keaktifan Perilaku, Norma Subyektif dan Kontrol
Lansia datang ke Posyandu Lansia di Perilaku Yang Dirasakan Terhadap
dusun kudu desa kudu banjar kecamatan Tindakan Memilih Penolong Persalinan
kudu kabupaten jombang tahun 2013. Di Puskesmas Rasana’e Timur Kota Bima
Jurnal Metabolisme 2013: 2(3). [Skripsi]. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Heniwati. 2008. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Suardiman, S. 2011. Psikologi Usia
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
Puskesmas Kabupaten Aceh Timur University Press.
[Tesis]. Universitas Sumatera Utara.
Suseno, Dian Mahara. 2012. Faktor-
Kementerian Kesehatan Republik Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Indonesia. 2014. Situasi dan analisis Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan
lanjut usia. Jakarta Selatan: Pusat Data Posyandu Lansia di Desa Kauman
dan Informasi Kementerian Kesehatan Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten
Republik Indonesia. [jurnal]. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Infodatin Pusat Data dan Undang-Undang Republik Indonesia
Informasi. 2016. Situasi Lanjut Usia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
(Lansia) di Indonesia. In: RI KK, editor. Kesejahteraan Lanjut Usia.
Indonesia : Kementrian Kesehatan RI.
Undang-Undang Republik Indonesia
Kurniawati, I. 2015. Pengaruh Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Pengetahuan, Motivasi Dan Dukungan Kesehatan. Jakarta : Sekretariat Negara.
Suami Terhadap Perilaku Pemeriksaan
Iva Pada Kelompok Wanita Usia Subur United Nations. 2013. World Population
Di Puskesmas Kedungrejo [Tesis]. Ageing 2013. Diakses pada 7 Oktober
Surakarta : Universitas Sebelas Maret. 2017 di
http://www.un.org/en/development/desa/p
Lestari, P, dkk. 2011. Beberapa Faktor opulation/publications/pdf/ageing/WorldP
Yang Berperan Terhadap Keaktifan opulationAgeing2013.pdf
Kunjungan Lansia Ke Posyandu (Studi
Kasus Di Desa Tamantirto Kecamatan Widjajono, U. 2009. Berbagai Faktor
Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi DIY). Yang Berpengaruh Terhadap Partisipasi
MMI 2011:42(2). Diakses di Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Plus
http://id.portalgaruda.org pada tanggal 4 Di Dusun Soragan, Desa Ngestiharjo
April 2018 Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.
Poltekkes Depkes Yogyakarta.

You might also like