You are on page 1of 7

Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017), Hal.

22-28

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR


DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS

IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS


AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION

Trining Puji Astutik1,*, Fariati2, Herunata3


1
Program Studi Tadris Kimia, FTK, UIN Antasari Banjarmasin
Jl. A. Yani KM 4,5 Banjarmasin, 70235, Kalimantan Selatan
2
Prodi Kimia 3Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No 5 Malang, 65145, Jawa Timur

Alamat Korespondensi: ningtut@gmail.com

Abstract
The goals learning chemistry is students understand chemistry concept. Redox reaction is one of the
abstract concept and necessary in learning more complex concept. Difficulties of students in learning
chemistry concept cause difficulties concept and misconception. This research has aims to identify
difficulties concept’s and misconception of students. The research is a descriptive study. The
instrument used is a diagnostic test as many as 14 questions, in multiple choice tests with five
answers, with the answer reason, and strengthened by interviews. Finally, difficulties concept’s
students are (a) oxidation reaction based on gain and loss of oxygen; (b) reduction reaction based on
electron transfer; (c) oxidizing agent; (d) reducing agent; and (e) oxidation number, and
misconception of students are (a) oxidizing agent increase in oxidation number; (b) reducing agent is a
substances having the reduction reaction; (c) oxidation number of monatomic ion is not equal to the
charge and the index number indicate oxidation number of element; and (d) redox reaction in case of
change of charge of polyatomic ions into the compound.

Keywords: difficulties concept, misconceptions, redox reaction

Abstrak
Tujuan pembelajaran kimia adalah siswa dapat memahami konsep kimia. Reaksi redoks merupakan
salah satu konsep kimia bersifat abstrak dan berjenjang yang diperlukan dalam mempelajari konsep
lebih kompleks. Kesukaran siswa dalam mempelajari konsep dapat menimbulkan konsep sukar dan
kesalahan konsep. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi: konsep sukar dan
kesalahan konsep yang dialami siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif.
Instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik sebanyak 14 butir soal tes pilihan ganda, 5 pilihan
jawaban disertai alasan jawaban, dan diperkuat hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan: (1)
Konsep sukar adalah (a) reaksi oksidasi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen; (b) reaksi
reduksi berdasarkan transfer elektron; (c) oksidator; (d) reduktor; dan (e) bilangan oksidasi, dan (2)
Jenis kesalahan konsep yang dialami siswa adalah siswa menganggap: (a) oksidator mengalami
peningkatan bilangan oksidasi; (b) reduktor adalah zat yang mengalami reaksi reduksi; (c) bilangan
oksidasi ion monoatomik tidak sama dengan muatan ionnya dan angka indeks menunjukkan bilangan
oksidasi; dan (d) reaksi redoks apabila terjadi perubahan muatan pada ion poliatomik menjadi
senyawa.

Kata Kunci: konsep sukar, kesalahan konsep, reaksi redoks

PENDAHULUAN memahami konsep lebih tinggi tingkatannya


Sastrawijaya (1988) mengungkapkan diperlukan pemahaman secara benar mengenai
konsep kimia merupakan konsep berjenjang konsep dasar untuk membangun konsep tersebut.
berkembang dari sederhana ke konsep lebih Menurut Wiseman (1981) bahwa hampir semua
tinggi tingkatannya. Dengan demikian untuk konsep ilmu kimia merupakan konsep abstrak,
p-ISSN: 2354-7162 | e-ISSN: 2549-2217
website: ojs.umrah.ac.id/index.php/zarah
23 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)

hanya dapat dipelajari dengan baik oleh siswa elektron pada soal nomor 4 dan reduktor pada
yang sudah mencapai tingkat berpikir formal soal nomor 8 dengan PJS masing-masing sebesar
ditinjau dari teori perkembangan intelektual 68%. Dari 6 soal konsep sukar yang dialami
Piaget. Kesukaran siswa mempelajari ilmu kimia siswa kelas X, terdapat 3 soal konsep sukar sama
diakibatkan kesukaran memahami konsep-konsep yang dialami dengan siswa kelas XI IPA.
kimia dengan benar menyebabkan konsep Siswa kelas X mengemukakan bahwa
tersebut merupakan konsep sukar bagi siswa. reaksi oksidasi berdasarkan penggabungan dan
Konsep-konsep dalam kimia cenderung berkaitan pelepasan oksigen merupakan reaksi
satu dengan yang lain, kesalahan konsep dalam penggabungan senyawa atau unsur dengan
memahami suatu konsep cenderung oksigen tanpa mempengaruhi perubahan bilangan
menimbulkan kesalahan dalam memahami oksidasi. Pilihan jawaban A merupakan jawaban
konsep lain yang berhubungan. Kesalahan terbanyak hanya terjadi pada siswa kelas X yaitu
konsep yang terjadi secara terus menerus serta sebesar 64% sedangkan siswa kelas XI IPA
menunjukkan kesalahan dengan sumber-sumber hanya 16%. Pada pilihan jawaban A, siswa
tertentu menunjukkan siswa mengalami mengemukakan bahwa reaksi oksidasi
kesalahan konsep (Berg dalam Pikoli, 2003). berdasarkan penggabungan dan pelepasan
Salah satu konsep kimia abstrak dan berjenjang, oksigen adalah reaksi penggabungan senyawa
misalnya konsep reaksi redoks berdasarkan atau unsur dengan oksigen. Pada pilihan jawaban
transfer elektron, proses pelepasan dan A, ada dua pilihan pada reaksi I merupakan
penerimaan elektron tidak bisa dilihat dengan reaksi oksidasi yang salah, sedangkan pada reaksi
mata, tetapi hanya dibayangkan. II merupakan reaksi oksidasi. Siswa sudah
Konsep reaksi redoks merupakan salah mengerti bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi
satu materi berjenjang yang akan dipelajari penggabungan antara senyawa atau unsur dengan
secara mendalam dan kompleks pada materi oksigen, tetapi siswa belum mengerti bahwa
elektrokimia. Konsep kimia yang dimiliki dalam penggabungan dengan oksigen
seorang siswa akan semakin berkembang seiring menyebabkan terjadi perubahan bilangan
semakin tinggi jenjang pendidikan yang oksidasi.
ditempuh karena konsep-konsep baru yang Untuk pilihan jawaban E, hanya dipilih
dipelajari semakin banyak, namun hal tersebut siswa kelas XI IPA sebesar 8%, pemilihan
belum menjamin bahwa kesalahan konsep yang jawaban E bukan disebut konsep sukar tetapi
dimiliki siswa semakin kecil. Penelitian yang dikarenakan siswa tidak teliti dalam membaca
dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi soal.
konsep sukar dan kesalahan konsep yang dialami Siswa kelas X dan XI IPA mengalami
siswa. konsep sukar pada reaksi reduksi berdasarkan
transfer elektron berturut-turut sebesar 82% dan
METODE 68%. Konsep tersukar untuk siswa kelas XI IPA
Penelitian dilakukan pada siswa kelas X ada 2 konsep, salah satunya adalah konsep reaksi
dan XI IPA SMA Laboratorium Universitas reduksi berdasarkan transfer elektron. Pada
Negeri Malang di Jalan Bromo 16 Malang pada umumnya siswa kelas X menjawab soal nomor 4
tahun ajaran 2009/2010. Sampel penelitian yaitu pada pilihan jawaban A, menganggap terjadi
siswa kelas X1 sebanyak 33 siswa dan kelas XI reaksi reduksi karena terjadi perubahan bilangan
IPA2 sebanyak 25 siswa. Instrumen berupa tes oksidasi dari -6 menjadi -8. Siswa sudah
diagnostik sebanyak 14 butir soal tes obyektif mengerti tetapi salah dalam menentukan zat yang
yang diberikan alasan dan dilakukan tes terjadi reaksi reduksi. Pada soal nomor 4
wawancara. menunjukkan bahwa persen pilihan jawaban (Px)
terbanyak kelas X pada pilihan jawaban A
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 45%.
Konsep sukar pada siswa kelas X yaitu Siswa sudah mengerti konsep reaksi
reaksi oksidasi, reaksi reduksi, oksidator, reduksi, dalam penerapannya siswa belum bisa
reduktor, dan bilangan oksidasi. Konsep sukar menentukan bilangan oksidasi masing-masing
siswa kelas XI IPA yaitu reaksi reduksi, reduktor, atom dalam ion poliatomik dan unsur yang
dan bilangan oksidasi. Konsep paling sukar yang mengalami reaksi reduksi. Pada pilihan jawaban
dialami kelas X adalah bilangan oksidasi pada A adalah SO32- menjadi SO42. Bahwa jumlah
soal nomor 6 dengan persen jawaban salah (PJS) bilangan oksidasi atom-atom dalam ion
sebesar 94% dan yang dialami siswa kelas XI poliatomik sama dengan muatan ion tersebut.
IPA adalah reaksi reduksi berdasarkan transfer Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa adalah
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 24

-2. Siswa pemilih pilihan jawaban A, tidak golongan 2 dalam Sistem Periodik Unsur, maka
menganggap muatan pada ion poliatomik tersebut Mg memiliki bilangan oksidasi +2, dan siswa
dan terjadinya reaksi reduksi karena perubahan masih belum bisa mengionkan. Pada AgNO3,
bilangan oksidasi O adalah -6 (terdapat 3 atom O siswa juga belum hafal bahwa ion nitrat (NO3-)
di ruas kiri, 3 x -2) menjadi -8 (4 atom O di ruas memiliki muatan -1 maka AgNO3 jika diionkan
kanan, 4 x -2). Siswa mengemukakan bahwa menghasilkan Ag+ dan NO3-.
SO32- merupakan reaktan yang mengalami Soal nomor 6 dan 9 mengukur konsep
reduksi. Siswa kelas XI IPA Px terbanyak pada bilangan oksidasi, merupakan konsep sukar untuk
jawaban B yaitu 28%. Siswa mengemukakan siswa kelas X dan XI IPA. Siswa kelas X
bahwa CO32- merupakan reaktan yang mengalami mengalami konsep sukar pada soal nomor 6 dan
reduksi. Pemilihan jawaban B menunjukkan 9, siswa kelas XI IPA mengalami konsep sukar
siswa sudah mengerti tentang reaksi reduksi, hanya pada soal nomor 9. Soal nomor 6
tetapi siswa belum mengerti bahwa pelepasan merupakan konsep tersukar untuk siswa kelas X.
oksigen terjadi pada senyawa bukan ion, dan Sebagian besar siswa kelas X menganggap suatu
pelepasan oksigen yang terjadi tidak unsur bebas memiliki bilangan oksidasi sebesar
menyebabkan perubahan bilangan oksidasi. angka indeksnya, seperti P4. Bilangan oksidasi P
Pada konsep oksidator siswa kelas X dan adalah +4, begitu juga S memiliki bilangan
XI IPA, Px terbanyak adalah pilihan jawaban E okidasi +8 pada S8. Berikut dijelaskan lebih
yaitu 64% untuk kelas X dan 24% untuk kelas XI lanjut tentang konsep bilangan oksidasi. PJS
IPA. Hampir semua siswa mengemukakan bahwa kelas X sebesar 94% untuk soal nomor 6, yang
oksidator adalah zat yang mereduksi zat lain. merupakan PJS terbesar dan 85% untuk soal 9.
Siswa juga menganggap bahwa oksidator adalah Pilihan jawaban A banyak dipilih siswa
zat yang mengalami reaksi oksidasi sehingga kelas XI IPA. Pada pilihan jawaban A, siswa
terjadi kenaikan bilangan oksidasi dan bergabung mengemukakan bahwa bilangan oksidasi P dan S
dengan oksigen. Siswa masih belum mengerti berturut-turut +8 dan -2. Siswa paham pada
konsep oksidator. aturan bahwa jumlah bilangan oksidasi dalam
Konsep reduktor terdapat dalam 2 butir senyawa adalah 0, tetapi siswa tidak
soal, yaitu soal nomor 8 dan 10. Pada soal nomor memperhatikan angka indeks yang menyebabkan
8 merupakan soal hafalan tentang konsep kesalahan dalam menentukan bilangan oksidasi
reduktor. Pada soal nomor 10 adalah soal P. Pilihan jawaban C terbanyak dipilih siswa
penerapan untuk menentukan reduktor dalam kelas X yaitu sebanyak 16 siswa dan tidak dipilih
suatu reaksi redoks. Konsep sukar pada konsep siswa kelas XI IPA. Siswa mengemukakan
reduktor hanya terjadi pada soal nomor 8. bilangan oksidasi molekul unsur sama dengan
Menurut siswa kelas X dan XI IPA reduktor angka indeks, maka bilangan oksidasi P dan S
adalah zat yang mengalami reaksi reduksi dan berturut-turut +4 dan +8. Siswa belum paham
mengoksidasi zat lain. PJS konsep ini sebesar bahwa molekul unsur memiliki bilangan
64% untuk kelas X dan 68% kelas XI IPA. osksidasi 0.
Konsep ini tergolong sukar didasarkan pada Siswa kelas XI IPA yang memilih pilihan
alasan jawaban pada tes tertulis dan hasil jawaban A yaitu 5 siswa, siswa mengemukakan
wawancara, siswa masih belum memahami bahwa bilangan oksidasi N dalam Ba(NO3)2
konsep reduktor. adalah +12, bilangan oksidasi H pada H2O2
Px terbanyak pada siswa kelas X dan XI adalah +2, dan Cu dalam CuSO4 adalah +1.
IPA pada pilihan jawaban D yaitu sebesar 48% Siswa mengerti bahwa jumlah bilangan oksidasi
dan 32%. Pilihan jawaban D merupakan pilihan dalam senyawa adalah 0. Siswa belum bisa
yang terbanyak dipilih oleh siswa kelas X dan XI mengionkan dengan baik ditunjukkan
IPA berturut-turut 16 siswa dan 8 siswa. Pilihan kesalahannya pada Ba(NO3)2 dan CuSO4. Siswa
jawaban D merupakan kesalahan yang dominan, tidak tahu bahwa ion nitrat memiliki rumus kimia
menunjukkan siswa belum mengerti tentang NO3- dan ion sulfat (SO42-). Siswa hanya melihat
reduktor. Siswa mengemukakan reduktor jumlah atom dalam senyawa. Dalam hidrogen
menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Siswa peroksida, siswa juga tidak hafal aturan bilangan
belum mengerti bahwa reduktor adalah zat yang oksidasi bahwa bilangan oksidasi H adalah +1,
mengalami reaksi oksidasi dan menyebabkan zat kesalahan terjadi juga dikarenakan jumlah H ada
lain mengalami reduksi. Kesalahan ini juga 2.
dikarenakan siswa belum hafal Mg merupakan
25 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)

Tabel 1 Kesalahan Konsep Berdasarkan Pilihan Jawaban Siswa dengan Konsep yang Sama pada Soal yang
Berbeda

No Konsep No Soal Pilihan


Jawaban
1. Siswa menganggap oksidator mengalami peningkatan bilangan oksidasi 2 C
13 B
2. Siswa menganggap reduktor adalah zat yang mengalami reaksi reduksi 8 B
10 C
3. Siswa menganggap bilangan oksidasi ion monoatomik tidak sama dengan 6 E
muatan ionnya dan angka indeks menunjukkan bilangan oksidasi unsur 9 E
4. Siswa menganggap reaksi redoks apabila terjadi perubahan muatan pada ion 4 B
poliatomik menjadi senyawa 5 A/C
11 A

Berdasarkan uraian konsep sukar reaksi a. Siswa Menganggap Oksidator Mengalami


redoks yang dialami siswa, untuk mengetahui Peningkatan Bilangan Oksidasi
kesukaran siswa yang meliputi sukar Kekonsistenan siswa memilih pilihan
mendefinisikan konsep, sukar mengidentifikasi jawaban C pada soal nomor 2 dan pilihan
konsep, sukar membedakan konsep, dan sukar jawaban B soal nomor 13 menunjukkan
menghubungkan konsep yang satu dengan kesalahan konsep karena oksidator merupakan
konsep yang lain. zat yang mengalami reaksi oksidasi sehingga
Landasan penetapan siswa mengalami oksidator mengalami peningkatan bilangan
kesalahan konsep apabila secara konsisten oksidasi. Pilihan C pada nomor 2 dan B pada
menjawab pilihan jawaban kesalahan dengan nomor 13 yaitu mengalami peningkatan bilangan
konsep yang sama pada soal berbeda dan oksidasi. Soal nomor 13 merupakan soal yang
diperoleh 4 jenis kesalahan konsep dari 14 butir mengukur tentang pengertian oksidator,
soal. Berikut ini akan dijabarkan masing-masing sedangkan soal nomor 2 untuk mengaplikasikan
kesalahan konsep yang terjadi pada siswa kelas X konsep oksidator. Kesalahan terjadi karena siswa
dan XI IPA. Kesalahan konsep yang terjadi pada belum mengerti bahwa sebenarnya oksidator
kelas X adalah konsep oksidator, bilangan adalah zat yang mengalami reduksi sehingga
oksidasi, dan reaksi redoks. Pada kelas XI IPA, mengalami penurunan bilangan oksidasi dan
salah konsep terjadi pada konsep reaksi oksidasi mengoksidasi zat yang lain. Dalam penerapan
berdasarkan penggabungan dan pelepasan konsep oksidator, siswa tidak bisa menentukan
oksigen, oksidator, reduktor, bilangan oksidasi, perubahan bilangan oksidasi Cu. Kesalahan
dan reaksi redoks. konsep ini dialami oleh siswa kelas X dan XI IPA
Berdasarkan data pada Tabel 1 diketahui sebanyak 3 siswa, 1 siswa kelas X dan 2 siswa
bahwa salah konsep paling besar dialami siswa kelas XI IPA dengan PK berturut-turut sebesar
kelas X adalah konsep bilangan oksidasi yang 3% dan 8%. Pernyataan diperkuat dengan hasil
ditunjukkan oleh jawaban siswa pada soal nomor wawancara sebagai berikut.
6 dan 9 dengan persentase kesalahan (PK) P:”Menurut Anda, apa yang disebut dengan
sebesar 33%. Kesalahan konsep paling besar dari oksidator?”
siswa kelas XI adalah konsep reaksi redoks pada J:”Zat yang mengalami reaksi oksidasi.”
soal nomor 4, 5, dan 11 dengan nilai PK sebesar P:”Jelaskan apa yang disebut reaksi
24%. oksidasi!”
Pada konsep oksidator dan bilangan J:”Reaksi yang bergabung dengan oksigen,
oksidasi dialami siswa kelas X sebagai konsep mengalami pelepasan elektron, dan
sukar dan kesalahan konsep. Siswa kelas XI IPA peningkatan bilangan oksidasi.
mengalami konsep sukar dan kesalahan konsep P:”Apa kesimpulan mengenai oksidator?”
pada konsep reduktor dan bilangan oksidasi. Jadi J:”Zat yang mengalami reaksi oksidasi dan
konsep bilangan oksidasi merupakan konsep terjadi peningkatan bilangan oksidasi.”
sukar dan kesalahan konsep untuk kelas X dan XI Berdasarkan hasil wawancara di atas
IPA. bahwa oksidator adalah zat yang mengalami
reaksi oksidasi dan terjadi peningkatan bilangan
oksidasi.
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 26

b. Siswa Menganggap Reduktor adalah Zat 9 pilihan jawaban E. Kesalahan ini disebabkan
yang Mengalami Reaksi Reduksi siswa masih belum bisa mengionkan suatu
Konsep reduktor terletak pada soal senyawa. Siswa menganggap bilangan oksidasi
nomor 8 dan 10. Berdasarkan kekonsistenan ion monoatomik tidak sama dengan muatan
siswa menjawab pilihan jawaban B pada soal ionnya dan angka indeks menunjukkan bilangan
nomor 8 dan pilihan jawaban C pada soal nomor oksidasi unsur tersebut. Kesalahan konsep
10. Kesalahan konsep ini hanya terjadi pada 1 tersebut dialami siswa kelas X dan XI IPA.
siswa kelas XI IPA, dengan PK sebesar 4%. Kesalahan konsep terbanyak dialami oleh siswa
Pilihan jawaban B pada soal nomor 8 dan C pada kelas X yaitu sebesar 33%, sedangkan kelas XI
soal nomor 10 adalah mengalami reduksi. Pada IPA sebesar 8%. Soal nomor 6 merupakan soal
soal nomor 8 mengukur pengertian reduktor dan yang menentukan bilangan oksidasi dan soal
soal nomor 10 menentukan reduktor dari dua nomor 9 mengukur penentuan bilangan oksidasi
reaksi reaksi redoks. Konsep reduktor dibenak yang benar. Pernyataan siswa mengenai
siswa merupakan zat yang mengalami reduksi kesalahan konsep bilangan oksidasi diperkuat
maka dalam menjawab soal nomor 10, siswa dengan hasil wawancara sebagai berikut.
mencari ion dan senyawa yang mengalami reaksi P:”Coba tentukan bilangan oksidasi C, Cu,
reduksi atau mengalami penurunan bilangan P, dan S pada CCl4, CuSO4, PI3, dan
oksidasi. Siswa menganggap bahwa reduktor SCl4?”
adalah zat yang mengalami reaksi reduksi. J:”Masing-masing +1 karena jumlah C ada
Berikut salah konsep reduktor diperkuat hasil 1, Cu ada 1, P ada 1, dan S juga ada 1.”
wawancara sebagai berikut. Kesalahan konsep juga disebabkan
P:”Reaksi redoks terdiri dari reaksi oksidasi siswa tidak bisa mengionkan, tidak tahu muatan
dan reaksi reduksi dan zat yang suatu ion, dan penentuan golongan dalam sistem
mengalami reaksi tersebut oksidator dan periodik unsur yang menyebabkan salah dalam
reduktor. Apa yang disebut reduktor?” menentukan bilangan oksidasi.
J:”Reduktor adalah zat yang mengalami
reaksi reduksi, d. Siswa Menganggap Reaksi Redoks apabila
P:”Jelaskan tentang reaksireduksi? Terjadi Perubahan Muatan pada Ion
J:” Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan Poliatomik menjadi Senyawa
oksigen, penerimaan elektron, dan reaksi Kekonsistenan siswa memilih jawaban B
yang terjadi penurunan bilangan pada soal nomor 4, jawaban A atau C soal nomor
oksidasi. 5, dan jawaban B pada soal nomor 11
P:”Apa jawabanmu pada soal nomor 10 menunjukkan salah konsep reaksi redoks. Salah
dan jelaskan! konsep terbanyak dialami oleh siswa kelas XI
J:”Saya memilih pilihan jawaban C yang IPA yaitu sebesar 24%, sedangkan kelas X
merupakan reduktor yaitu MnO4- dan sebesar 3%. Salah konsep reaksi redoks
Ag2O. Pada reaksi I. MnO4- menjadi merupakan kesalahan konsep tertinggi yang
Mn2+ terjadi reaksi reduksi karena dialami siswa kelas XI IPA. Pada soal nomor 11
terjadi penurunan bilangan oksidasi dari pilihan jawaban B, siswa menganggap CO32-
+7 menjadi +2. Reaksi II, Ag2O menjadi menjadi CO2 terjadi reaksi oksidasi karena terjadi
Ag terjadi penurunan bilangan oksidasi perubahan bilangan oksidasi dari -2 menjadi 0
dari +2 menjadi 0 yang mengalami dan menganggap reaksi reduksi pada H+ menjadi
reaksi reduksi. H2O yang mengalami perubahan bilangan
P:”Apa kesimpulanmu tentang reduktor?” oksidasi dari +1 menjadi 0. Siswa menganggap
J:”Reduktor adalah reaksi yang mengalami reaksi redoks apabila terjadi perubahan muatan
reaksi reduksi. pada ion poliatomik menjadi senyawa. Salah
Hasil wawancara menunjukkan konsep yang dialami siswa diperkuat hasil
kesalahan konsep siswa bahwa reduktor wawancara sebagai berikut.
merupakan zat yang mengalami reaksi reduksi. P:”Bagaimana yang disebut reaksi
redoks?”
c. Siswa Menganggap Bilangan Oksidasi Ion J:”Ada yang mengalami reaksi oksidasi
Monoatomik Tidak Sama Dengan Muatan dan reduksi.”
Ionnya Dan Angka Indeks Menunjukkan P:”Coba jelaskan jawabanmu pada soal
Bilangan Oksidasi Unsur nomor 11!”
Siswa yang menjawab secara konsisten J:”Pada pilihan jawaban B
soal nomor 6 pilihan jawaban E, dan soal nomor
27 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)

ketuntasan adalah dengan kriteria 75%. Hal ini


menunjukkan bahwa konsep reaksi redoks
termasuk dianggap siswa sebagai materi yang
sulit.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara di atas Pada penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa reaksi oksidasi dan reduksi menunjukkan bahwa siswa kelas X dan XI IPA
dilihat dari perubahan jumlah bilangan oksidasi mengalami konsep sukar dan kesalahan konsep
suatu ion menjadi senyawa. reaksi redoks dikarenakan materi ini bersifat
Berdasarkan analisis deskripsi konsep abstrak dan siswa belum memahami konsep
sukar dan kesalahan konsep yang dimiliki siswa secara utuh.
kelas X dan XI IPA maka dapat disimpulkan
kesukaran dan kesalahan konsep yang dimiliki SARAN
siswa terjadi karena siswa hanya menghafal dan Dalam penyampaian materi reaksi redoks
kurang memahami sehingga mudah lupa dan guru diharapkan mengajarkan materi dengan
kesulitan mengerjakan soal. menghubungkan konsep dengan kehidupan
Menurut Ansyari (2003) bahwa siswa sehari-hari dan dilakukan praktikum. Dalam
SMU 3 Palu mengalami kesalahan memahami menyampaikan dan menjelaskan materi
reaksi redoks antara lain: (1) reaksi redoks konsep redoks, hendaknya guru membantu
merupakan reaksi reduksi oksidasi yang terjadi siswa untuk membedakan unsur, ion, dan
secara terpisah dan tidak bersamaan, (2) reaksi senyawa untuk menentukan bilangan
reduksi adalah reaksi pelepasan elektron dan oksidasi, ciri-ciri terjadinya reaksi redoks
reaksi oksidasi adalah reaksi penerimaan agar memperoleh pemahaman yang lebih
elektron, (3) reaksi reduksi adalah reaksi yang
mendalam. Tes diagnostik dapat digunakan
mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan
reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami
dalam pembelajaran untuk mengetahui
penurunan bilangan oksidasi, (4) oksidator adalah kesalahn konsep yang terjadi pada siswa.
zat yang mengalami reaksi oksidasi, sedangkan
DAFTAR RUJUKAN
reduktor adalah zat yang mengalami reaksi
reduksi, dan (5) reaksi autoredoks merupakan
Ansyari, R. (2003). Identifikasi Kesalahan-
reaksi yang oksidator dan reduktornya adalah zat Kesalahan dalam Memahami Materi
yang berbeda. Reaksi Redoks pada Siswa Kelas I
Handayani (2006) menemukan kesalahan SMU Negeri 3 Palu dan Upaya
konsep yang dialami siswa meliputi, (1) bilangan Perbaikannya dengan
oksidasi unsur bebas tidak nol, (2) larutan Menggunakan Metode Diskusi
nonelektrolit dapat dielektrolisis, dan (3) Kelompok. Tesis tidak diterbitkan.
jembatan garam ikut dalam reaksi sel. Menurut Malang: Program Pasca Sarjana
Garnett dan Treagust (1992) konsep sukar yang Universitas Negeri Malang.
dialami siswa antara lain, (1) bilangan oksidasi Garnett, P. J. & Treagust, D. F. (1992).
unsur sama dengan muatan ion monoatomik
Conceptual Difficulties Experienced
unsur tersebut, (2) perubahan muatan ion
poliatomik dapat digunakan untuk
by Senior High Scool Students of
mengidentifikasi reaksi redoks, dan (3) muatan Electrochemistry: Electric Circuit
ion poliatomik digunakan untuk menentukan and Oxidation-Reduction Equations.
elektron yang dilepaskan dan diterima. Journal Of Research In Science
Menurut Jong dkk (1995) topik reaksi Teaching, 29(2), 121-142.
redoks tidak hanya sulit dipelajari tetapi juga Handayani & Tri P. (2006). Ident ifikasi
untuk diajarkan, reaksi redoks seharusnya lebih Salah Konsep Reaksi Redoks dan
mudah dijelaskan dengan praktikum atau Elektrokimia Siswa Kelas III SMAN
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Hal 1 Trenggalek. Skripsi tidak
ini ditunjukkan hasil tes materi reaksi redoks diterbitkan. Malang: jurusan Kimia
siswa kelas X3 di SMA Laboratorium Universitas
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Negeri Malang tahun ajaran 2008/2009 dari 45
siswa, 73% memiliki nilai di bawah 75. Menurut
Jong, O. D., Acampo, J., & Verdonk, A.
BSNP (2006:12) kriteria ideal untuk mencapai (1995). Problem in Teaching the
Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017)| 28

Topic of Redox Reactions: Actions


and Conceptions of Chemistry
Teachers. Journal of Research in
Science Teaching, 32(10), 1097-
1110.
Pikoli, M. (2003). Identifikasi Kesalahan
Konsep dalam Ikatan Kimia pada
mahasiswa Jurusan Pendidikan
Kimia IKIP Negeri Gorontalo dan
Upaya Memperbaikinya dengan
Strategi Konflik Kognitif. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: program Pasca
Sarjana Universitas Negeri Malang.
Sastrawijaya, T. (1988). Proses Belajar
Mengajar Kimia. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK.
Wiseman, F. L. (1981). The Teaching of
College Chemistry Role of Student
Development Level. Journal of
Chemical Education, 58(6), 484-485.

You might also like