Professional Documents
Culture Documents
9288 30346 1 PB
9288 30346 1 PB
3 September 2017
ABSTRACT
Increased intracranial pressure is a state of neurological emergency caused by various
neurological injuries and is associated with poor outcomes, including brain ischemia and
even death. Rapid diagnosis, careful analysis of the pathophysiology involved, and
invasive monitoring and therapy are essential for the successful management of this
potentially hazardous condition. Invasive methods for diagnosis and monitoring have their
own risks. New techniques in non-invasive diagnoses and ICP elevated assessments can
improve morbidity and mortality, but need to be tested in large-scale clinical trials before
becoming standard therapy. Until now there have been few interventions showing the
efficacy of ICP reduction but not all have been shown to improve outcomes. The risks and
benefits of medical and surgical interventions should be carefully evaluated and the best
therapeutic options should be directed to each patient.
ICP monitoring is necessary to prevent the phase of compensation into the decompensation
phase. ICP monitoring can be done with the help of monitors, imaging, non-invasive
measurements (TCD), advanced monitoring with several modalities. With the monitoring
of ICT, the management will become more optimal. Management of ICP upgrading
includes general and specific management.
There are two methods of ICP monitoring that are invasive (direct) and non invasive
(indirect) methods. Non-invasive method (indirectly) performed monitoring of clinical
status, neuroimaging and neurosonology (Trancranial Doppler Ultrasonography / TCD).
While the invasive method (directly) can be done intraventrikular, intraparenkimal,
subarakhnoid / subdural, and epidural. Commonly used method is intraventricular and
intraparenkimal (microtransducer sensor) because it is more accurate but need attention
to the risk of bleeding and infection due to its installation. With ICP monitoring also we
can know the value of CPP, which is very important, which shows whether or not perfusion
is achieved by brain brain oxygenation.
ABSTRAK
Peningkatan tekanan intrakranial merupakan sebuah keadaan emergensi neurologis yang
disebabkan oleh berbagai cedera neurologis dan berhubungan dengan outcome yang buruk,
termasuk iskemia otak dan bahkan kematian. Diagnosis cepat, analisis cermat terhadap
patofisiologi yang terlibat, dan pemantauan invasif serta terapi sangat penting untuk
keberhasilan penatalaksanaan kondisi yang berpotensi berbahaya ini. Metode-metode
invasif untuk diagnosis dan pemantauan memiliki risiko tersendiri. Teknik terbaru dalam
diagnosis non-invasif dan penilaian peningkatan TIK bisa memperbaiki angka morbiditas
dan mortalitas, tetapi perlu diuji dalam trial-trial klinis skala besar sebelum menjadi
standar terapi. Sampai sekarang ada sedikit intervensi yang menunjukkan efikasi
pengurangan TIK tetapi tidak semua telah terbukti memperbaiki outcome. Risiko dan
manfaat intervensi medis dan bedah harus dievaluasi secara cermat dan pilihan-pilihan
terapi terbaik harus diarahkan untuk setiap pasien.
Pemantauan TIK sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya fase kompensasi ke
fase dekompensasi. Pemantauan TIK dapat dilakukan dengan bantuan alat monitor,
pencitraan, pengukuran non invasif (TCD), monitoring lanjutan dengan beberapa
modalitas. Dengan adanya pemantauan TIK maka penatalaksanaan akan menjadi lebih
optimal. Penatalaksanaan peningkatan TIK meliputi tatalaksana umum dan khusus.
Ada dua metode pemantauan TIK yaitu metode invasif (secara langsung) dan non
invasive (tidak langsung). Metode non invasif (secara tidak langsung) dilakukan
pemantauan status klinis, neuroimaging dan neurosonology (Trancranial Doppler
Ultrasonography/TCD). Sedangkan metode invasif (secara langsung) dapat dilakukan
secara intraventrikular, intraparenkimal, subarakhnoid/subdural, dan epidural. Metode
yang umum dipakai yaitu intraventrikular dan intraparenkimal (microtransducer sensor)
karena lebih akurat namun perlu perhatian terhadap adanya risiko perdarahan dan infeksi
akibat pemasangannya. Dengan pemantauan TIK juga kita dapat mengetahui nilai CPP,
yang sangat penting, dimana menunjukkan tercapai atau tidaknya perfusi otak begitu juga
dengan oksigenasi otak.
Pertambahan volume dari suatu kompensasi TIK. Jika massa cukup besar
kompartemen hanya dapat terjadi jika terjadi peningkatan TIK. (Dikutip dari :
venosus dan terjadi perpindahan LCS ke Nilai normal TIK masih ada
manifestasi di atas sudah maksimal maka bervariasi sesuai dengan usia, angka 8-10
peningkatan volume pada kompartemen bayi, nilai kurang dari 15 mmHg masih
(seperti pada massa di otak) akan dianggap normal untuk anak dan dewasa,
dimana ini akan berakibat terjadinya intracranial pressure. J Intensive Care Med
iskemia otak.5 2002;17:55-67.
d. Infeksi (abses, empiema subdural) pagi hari dan diperberat oleh aktivitas,
Tabel 1. Penyebab peningkatan tekanan batuk, mengangkat, bersin.
intrakranial 2. Muntah proyektil dapat menyertai
gejala pada peningkatan TIK.
3. Edema papil disebabkan transmisi
tekanan melalui selubung nervus
optikus yang berhubungan dengan
rongga subarakhnoid di otak. Hal ini
merupakan indikator klinis yang baik
untuk hipertensi intrakranial.
4. Defisit neurologis seperti didapatkan
gejala perubahan tingkat kesadaran;
gelisah, iritabilitas, letargi; dan
penurunan fungsi motorik.
5. Kejang umum/fokal dapat terjadi pada
Dikutip dari : Sadoughil A, Rybinnik I,Cohen 20-50% kasus tumor otak, dan
R. Measurement and management of merupakan gejala permulaan pada lesi
Increased intracranial pressure. Crit Care Med supratentorial pada anak sebanyak
2013;6(Suppl 1:M4):56-65.
15%. Frekuensi kejang akan meningkat
sesuai dengan pertumbuhan tumor.
IV. GEJALA PENINGKATAN TIK
Pada tumor di fossa posterior kejang
Gejala yang umum dijumpai pada
hanya terlihat pada stadium yang lebih
1,4,5
peningkatan TIK :
lanjut. Schmidt dan Wilder (1968)
1. Sakit kepala merupakan gejala umum
mengemukakan bahwa gejala kejang
pada peningkatan TIK. Sakit kepala
lebih sering pada tumor yang letaknya
terjadi karena traksi atau distorsi arteri
dekat korteks serebri dan jarang
dan vena dan duramater akan
ditemukan bila tumor terletak dibagian
memberikan gejala yang berat pada
yang lebih dalam dari himisfer, batang
otak dan difossa posterior.
7 Imtihanah Amri, Pengelolaan Peningkatan Tekanan Intrakranial ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3 September 2017
6. Bila peningkatan TIK berlanjut dan bersifat ireversibel dan letal. Dengan
progresif berhubungan dengan pemantauan TIK juga kita dapat
penggeseran jaringan otak maka akan mengetahui nilai CPP, yang sangat
terjadi sindroma herniasi dan tanda- penting, dimana menunjukkan tercapai
tanda umum Cushing’s triad atau tidaknya perfusi otak begitu juga
(hipertensi, bradikardi, respirasi dengan oksigenasi otak .4
ireguler) muncul. Pola nafas akan dapat Indikasi pemantauan TIK
membantu melokalisasi level cedera. Pedoman BTF (Brain Trauma
Onset terjadinya juga harus Foundation) 2007 merekomendasi bahwa
diperhatikan seperti onset yang cepat TIK harus dipantau pada semua cedera
biasanya karena perdarahan, hidrosefalus kepala berat (Glasgow Coma Scale/GCS
akut, atau trauma, onset yang bertahap 3-8 setelah resusitasi) dan hasil CT scan
karena tumor, hidrosefalus yang sudah kepala abnormal (menunjukkan
lama, atau abses. Riwayat kanker hematoma, kontusio, pembengkakan,
sebelumnya, berkurangnya berat badan, herniasi, dan/atau penekanan sisterna
merokok, penggunaan obat-obatan, basalis), TIK juga sebaiknya dipantau
koagulopati, trauma, atau penyakit pada pasien cedera kepala berat dengan
iskemik dapat berguna dalam mencari CT scan kepala normal jika diikuti dua
etiologi. atau lebih kriteria antara lain usia>40
tahun, sikap motorik, dan tekanan darah
V. PEMANTAUAN TIK sistolik <90 mmHg.4
Pemantauan TIK digunakan Tabel 2. Indikasi pemantauan TIK
untuk mencegah terjadinya fase 1 Trauma kepala berat
kompensasi ke fase dekompensasi. Secara 2 Intraserebral hemoragik
obyektif, pemantauan TIK adalah untuk 3 Subarachnoid Hemoragik
mengikuti kecenderungan TIK tersebut, 4 Hidrosephalus
karena nilai tekanan menentukan tindakan 5 Strok
yang perlu dilakukan agar terhindar dari 6 Edema serebri
cedera otak selanjutnya, dimana dapat
8 Imtihanah Amri, Pengelolaan Peningkatan Tekanan Intrakranial ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3 September 2017
Elevasi kepala dan mencegah terjadinya MJ, Neurophysiology & Anesthesia, in Clinical
Anesthesiologi. 4th ed. USA : 2006 )
obstruksi vena
Tujuan terapi peningkatan TIK ini
Peningkatan MAP (jika perlu)
adalah menjaga agar TIK < 20 mmHg dan
Pa CO2 30-35 mmHg, atau 25-30
menjaga agar CPP > 60 - 70 mmHg.
mmHG jika terdapat tanda-tanda
Penatalaksanaan umum 1,2,7
herniasi
Tujuannya adalah menghindari
Manitol 0,5 – 1,0 g/kg tiap 6 jam(jika
hipoksia (PaO2 < 60 mmHg) dengan
perlu) dan furosemid 20 mg(jika perlu)
mengoptimalkan oksigenasi(Saturasi O2
Ventrikulostomi untuk drainase LCS,
>94% atau PaO2 >80 mmHg) dan
jika memungkinkan
menghindari hipotensi (tekanan darah
Pemeberian obat sedasi dengan opiate,
sistol ≤ 90 mmHg). Beberapa hal yang
benzodiazepine dan/ atau propofol
berperan besar dalam menjaga agar TIK
Penyesuaian kadar PEEP
tidak meninggi antara lain adalah :
Mempertahankan normovolemia, awasi
1. Mengatur posisi kepala lebih tinggi
CVP
sekitar 30-45º, dengan tujuan
Penanganan agresif (pada pasien yang
memperbaiki venous return
gagal dengan penanganan konvensional
2. Mengusahakan tekanan darah yang
Induksi hipotermi pada 33-34o C
optimal, tekanan darah yang sangat
Supresi EEG maksimal dengan induksi
tinggi dapat menyebabkan edema
propofol atau barbiturate
serebral, sebaliknya tekanan darah
PROGNOSIS intrakaranial.
Prognosis pasien dengan
peningkatan TIK sangat berhubungan
dengan tingkat keparahan dari patofisologi DAFTAR PUSTAKA
yang mendasari, efikasi manajemen, dan 1. Wolfe TJ, Torbey MT. Management of
menunjukkan suatu kondisi irreversibel 2. Mayer SA, Chong JY. Critical care
KESIMPULAN 2002;17:55-67.
baik dengan cara invasive maupun non Care. Saunders Elsevier. Philadelphia.
2008; 26-30.
invasive, kemudian dengan pengelolaan