You are on page 1of 8

Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 21 Juni 2019

Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019


On-line: 22 Juli 2019

Jumlah Bintil Akar, Serapan N dan Produksi Tanaman


Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Akibat Residu
Pemupukan N dan Sistem Olah Tanah
Jangka Panjang Tahun ke-31

Nico Senatamaa, Ainin Niswatib, Sri Yusnainic, Muhajir Utomo


Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas, Bandar Lampung 35145

email korespondensi: asenatamanico@gmail.com, bainin.niswati@fp.unila.ac.id, csriyusnaini@fp.unila.ac.id

Abstract. This research was intended to determine the effect of residual nitrogen fertilizer and tillage
system on the amount of root nodules, N uptake and the production of mung bean plants. This 31st
year of the long-term study was held from May 2018 – July 2018 at Lampung Polytechnic Research
Center, Bandar Lampung. Research design was randomized block design arranged by factorial with
two treatment factors. The first factor was long term nitrogen fertilizer residue i.e. N0 = 0 kg N ha-1
and N2 = 200 kg N ha-1. The second factor was long term tillage system i.e T1 = intensive tillage, T2
= minimum tillage, T3 = no tillage. Long term nitrogen fertilizer residue did not affect the total of root
nodules and N uptake, but in fact affecting effective nodules and production of mung bean. The
amount of effective nodules and mung bean production were higher under no nitrogen fertilizer than
with nitrogen fertilizer ressidue. Tillage system did not affect total of root nodules, N uptake and
production of mung bean plants. There was no any interaction effect between long term nitrogen
fertilizer residue and tillage system on the amount of total root nodules, N uptake and production of
mung bean plants. There were no any correlations between N uptake with production and plant dry
weight with production, but instead there was a correlation between N uptake with plant dry weight.

Keywords: mung bean plant, nodule, N fertilizer residu, N uptake, tillage system

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh residu pemupukan nitrogen dan sistem
olah tanah jangka panjang terhadap jumlah bintil akar, serapan N dan produksi tanaman kacang
hijau. Penelitian tahun ke-31 dari penelitian jangka panjang sejak 1987 ini dilakukan pada Mei 2018
– Juli 2018 di lahan Politeknik Negeri Lampung Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor
pertama yaitu residu pemupukan nitrogen jangka panjang N0 = 0 kg N ha-1 dan N2 = 200 kg ha-1.
Faktor kedua yaitu sistem olah tanah T 1 = olah tanah intensif, T2 = olah tanah minimum, T3 = tanpa
olah tanah. Residu pemupukan nitrogen tidak mempengaruhi jumlah bintil akar total dan serapan N,
namun berpengaruh nyata terhadap jumlah bintil akar efektif dan produksi. Jumlah bintil akar efektif
dan produksi lebih tinggi pada perlakuan tanpa residu pemupukan nitrogen dibandingkan dengan
residu pemupukan nitrogen. Sistem olah tanah tidak mempengaruhi jumlah bintil akar total, serapan
N dan produksi tanaman kacang hijau. Tidak terdapat interaksi anatara residu pemupukan nitrogen
dan sistem olah tanah terhadap jumlah bintil akar, serapan N dan produksi tanaman kacang hijau.
Tidak terdapat hubungan antara serapan N dengan produksi dan bobot kering berangkasan dengan
produksi, namun terdapat hubungan antara serapan N dengan bobot kering berangkasan tanaman
kacang hijau.

Kata kunci: bintil akar, residu pemupukan N, serapan N, sistem olah tanah, tanaman kacang hijau

1. Pendahuluan sederhana hingga produk olahan


canggih. Di Indonesia saat ini kacang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) hijau dimanfaatkan sebagai sayuran,
merupakan tanaman kacang-kacangan sup, bubur, minuman, makanan bayi,
yang mempunyai peranan penting kue, soun, dan tahu. Jumlah penduduk
dalam menunjang peningkatan gizi Indonesia yang cukup besar
makanan rakyat. Penggunaan kacang menyebabkan potensi permintaan pasar
hijau juga sangat beragam, dari olahan

35
Nico Senatama dkk. : Jumlah Bintil Akar, Serapan N dan Produksi Tanaman Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Akibat Residu Pemupukan N dan Sistem Olah Tanah
Jangka Panjang Tahun ke-31

terhadap kacang hijau sungguh besar generatif diperoleh melalui serapan N


[1]. [6].
Pada tahun 2012, luas panen Penelitian ini bertujuan untuk
kacang hijau di Provinsi Lampung mengetahui pengaruh residu
mencapai 3.576 ha menghasilkan 3.212 pemupukan nitrogen dan sistem olah
ton, sedangkan pada tahun 2013 luas tanah terhadap jumlah bintil akar,
panen di Provinsi Lampung menurun serapan N dan produksi tanaman
hingga 3.260 ha dan hasil produksi juga kacang hijau (Vigna radiata L.).
menurun mencapai 2.928 ton [2].
Untuk meningkatkan produktivitas 2. Metodologi Penelitian
perlu teknik budidaya yang tepat, salah
satu cara yaitu dengan pemupukan N Penelitian ini dilaksanakan pada Mei
dan sistem olah tanah. Pemupukan N 2018 sampai dengan Juli 2018.
yang dilakukan terus-menerus pada Penelitian dilakukan di lahan Politeknik
musim tanam sebelumnya dengan Negeri Lampung dengan penerapan
sistem olah tanah konservasi memiliki olah tanah konservasi dan perlakuan
kandungan N tanah yang lebih tinggi pemupukan N jangka panjang yang
dibandingkan dengan olah tanah intensif telah berlangsung sejak tahun 1987.
. Unsur hara N berperan dalam Analisis tanah dan tanaman dilakukan di
pembentukan daun, namun unsur ini Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas
mudah tercuci sehingga diperlukan Pertanian Universitas Lampung.
bahan organik untuk meningkatkan Alat yang digunakan dalam
daya menahan air dan kation-kation penelitian ini adalah cangkul, sekop
tanah [3]. berukuran kecil, pinset, alat tulis, neraca
Senyawa nitrogen dalam tanah digital serta alat-alat lain untuk analisis
pada umumnya menunda atau tanah dan tanaman. Sedangkan bahan-
menghambat pembintilan. Tanaman bahan yang digunakan dalam penelitian
leguminosa meskipun sudah ini adalah benih kacang hijau varietas
membentuk bintil lebih suka Sriti, KCl, dan SP36, serta bahan-bahan
menggunakan nitrogen tanah yang telah lain untuk analisis laboratorium tanah
tersedia. Adanya senyawa nitrogen dan tanaman.
menyebabkan bintil menjadi tidak aktif, Penelitian dilakukan dengan
tetapi segera berfungsi setelah nitrogen menggunakan Rancangan Acak
tanah tidak lagi tersedia [4]. Pemupukan Kelompok (RAK) yang disusun secara
N dalam jumlah sedikit akan faktorial 2 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor
meningkatkan jumlah bintil akar dan pertama adalah residu pemupukan
serapan N, semakin banyak bintil akar, nitrogen jangka panjang No = 0 kg N ha-
1 dan N = 200 kg N ha-1 , dan faktor
semakin membantu penyediaan hara N, 2
bagi tanaman dalam proses kedua adalah sistem olah tanah jangka
pertumbuhan akar, batang, dan daun panjang yaitu T1 = Olah Tanah Intensif
[5]. (OTI) T2 = Olah Tanah Minimum (OTM),
Peningkatan N total jaringan T3 = Tanpa Olah Tanah.
berdampak pada peningkatan laju Dosis pupuk SP 36 yang diberikan
fotosintesis, hasil kedelai, dan 100 kg ha-1dan KCl 50 kg ha-1.
kandungan protein biji. Meningkatnya Pemupukan dilakukan pada 10 hari
kandungan N total jaringan pada fase setelah tanam. Untuk pemupukan N
pertumbuhan vegetatif maupun tidak dilakukan pada musim tanam ini,

36
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 21 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 22 Juli 2019

tetapi dilakukan pada musim tanam NT = b × n (1)


sebelumnya yaitu pertanaman jagung.
Pemeliharaan tanaman dilakukan NT = serapan N tanaman (mg tanaman-
dengan penyulaman yaitu pada saat 1 1), b = bobot kering berangkasan (g

minggu setelah tanam. Selain itu tanaman-1), n = kandungan N tanaman


pemeliharaan juga meliputi pengairan, (%).
penyiangan, dan pengendalian hama Penetapan N-total dengan
dan penyakit. menggunakan metode Kjeldhal dengan
Pemanenan dilakukan setelah menimbang 1g contoh tanaman yang
kacang hijau berumur 100 hari lebih. telah
Panen dilakukan dengan tanda polong digerus dan dimasukan ke dalam tabung
telah kering dan mudah pecah, Kjeldhal 100 ml, kemudian ditambahkan
berwarna cokelat sampai hitam. 1g selenium dan 3 ml asam sulfat pekat.
Pemanenan dilakukan sebanyak 3 kali Alat destruksi dipanaskan, kemudian
dengan memetik polong kacang hijau labu diangkat dan didinginkan. Ekstrak
satu per satu menggunakan tangan. diencerkan dan dikocok sampai
Setelah itu, masing-masing sampel homogen, setelah itu dilakukan destilasi.
ditimbang untuk dilakukan pengukuran Sistem destilasi uap ditutup dan
kadar air benih. Kemudian, sampel diletakkan erlenmeyer 100 ml yang
yang telah diukur kadar air benihmya, berisi 25 ml asam borat 1 %, ditambah 3
dikonversikan ke 12%. tetes indikator conway. Dua puluh (20)
Pengamatan jumlah bintil akar ml NaOH 40% ditambahkan ke dalam
dilakukan pada saat tanaman memasuki labu didih dan dialirkan ke dalam labu
fase vegetatif akhir dengan mencabut didih dan segera ditutup lalu didestilasi
akar tanaman kemudian menghitung hingga volume penampung mencapai
jumlah bintil yang terdapat di bagian 60 ml, kemudian destilat dititrasi dengan
akar tanaman kacang hijau. HCl 0,1 N hingga berwarna merah.
Pengamatan bintil akar yang efektif Langkah yang sama dilakukan dengan
dilakukan dengan cara membelah bintil sampel blanko [7].
akar satu per satu. Data yang diperoleh diuji
Untuk bintil yang berwarna merah homogenitas ragamnya dengan uji
muda menandakan bintil akar efektif dan Bartlett dan untuk Adifitasnya dengan uji
yang berwarna putih atau selain merah Tukey setelah asumsi terpenuhi data
muda menandakan tidak efektif. Bobot diolah dengan analisis ragam dan
akar dan tajuk diamati pada fase dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf
vegetatif akhir, yaitu pada usia 1 bulan 5%. Untuk mengetahui hubungan antara
setelah tanam (BST). Pengamatan serapan N dengan bobot kering
bobot akar dan tajuk dilakukan setelah berangkasan dan produksi kacang hijau
proses pengovenan selama 2x24 jam serta bobot kering berangkasan dengan
pada suhu 70°C. Bobot kering akar dan produksi kacang hijau dilakukan uji
tajuk selanjutnya digunakan untuk korelasi.
perhitungan serapan N tanaman.
Perhitungan serapan N tanaman
dihitung dengan rumus:

37
Nico Senatama dkk. : Jumlah Bintil Akar, Serapan N dan Produksi Tanaman Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Akibat Residu Pemupukan N dan Sistem Olah Tanah
Jangka Panjang Tahun ke-31

Tabel 1. Ringkasan analisis ragam pengaruh residu pemupukan N dan sistem olah tanah terhadap
jumlah bintil akar total, jumlah bintil akar efektif dan bobot kering berangkasan fase
vegetatif maksimum tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
Jumlah bintil akar
Jumlah bintil akar efektif Bobot kering
Perlakuan total
-1 (butir tanaman-1) berangkasan (g)
(butir tanaman )
N0T1 29 ± 8 17 ± 3 3,22 ± 0,31
N0T2 26 ± 5 15 ± 2 3,33 ± 0,54
N0T3 19 ± 6 12 ± 4 2,62 ± 0,41
N2T1 14 ± 3 8±2 2,68 ± 0,19
N2T2 22 ± 10 11 ± 1 2,81 ± 0,35
N2T3 17 ± 9 10 ± 6 3,22 ± 0,72
Sumber
F Hitung dan Signifikansi
Keragaman
N 4,74tn 8,69* 0,48tn
T 1,04tn 0,41tn 0,17tn
NxT 1,65tn 1,79tn 2,84tn
Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata pada taraf 5%;*= berpengaruh nyata; T= Sistem olah
tanah; N= residu pemupukan N; N x T = interaksi antara residu pemupukan dan sistem
olah tanah

Tabel 2. Pengaruh residu pemupukan N terhadap jumlah bintil akar efektif pada
terhadap jumlah bintil akar efektif pada fase vegetatif maksimum (Tabel 1).
tanaman kacang hijau (Vigna radiata
L.).
Jumlah bintil akar total tidak
Jumlah bintil dipengaruhi sistem olah tanah dan
Perlakuan akar efektif residu pemupukan N, tetapi jumlah bintil
(butir tanaman-1) akar efektif dipengaruhi residu
Tanpa residu pupuk N 14 a pemupukan N.
Residu pupuk N 200 kg
10 b Hasil uji BNT pada taraf 5% (Tabel
ha-1
BNT 0,05 3,60
2), menunjukkan bahwa jumlah bintil
Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf
akar efektif pada perlakuan tanpa residu
yang sama, tidak berbeda nyata pemupukan N lebih tinggi dibandingkan
menurut uji BNT 5% dengan residu pemupukan nitrogen.
Hal ini diduga karena senyawa
3. Hasil Dan Pembahasan nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-)
pada perlakuan residu pemupukan N
Komponen Vegetatif Maksimum menghambat proses pembintilan dan
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata senyawa nitrogen tersebut membuat
L.) bintil akar tidak efektif menambat N.
Menurut [4] adanya senyawa nitrogen
Hasil ringkasan analisis ragam menyebabkan bintil menjadi tidak aktif,
menunjukkan bahwa perlakuan residu tetapi segera berfungsi setelah nitrogen
pemupukan N jangka panjang dan tanah tidak lagi tersedia. Hal ini sesuai
sistem olah tanah serta interaksi dengan hasil penelitian [8] jumlah
keduanya tidak berpengaruh nyata nitrogen sangat mempengaruhi gagal
terhadap jumlah bintil akar total, jumlah tidaknya pembentukan bintil akar.
bintil akar efektif dan bobot kering tanaman legum akan gagal membentuk
berangkasan, kecuali residu bintil akar apabila tanah mengandung
pemupukan N berpengaruh nyata nitrogen lebih dari 100 kg N. Hal ini juga
diperkuat dengan hasil penelitian [9]

38
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 21 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 22 Juli 2019

nitrogen di dalam tanah berbentuk nitrat untuk meningkatkan pertumbuhan


(NO3-) yang mempunyai kemampuan kedelai diperlukan pemupukan nitrogen
menghilangkan bulu-bulu akar yang baik sebagai pemicu sebelum bintil
dibutuhkan bakteri untuk menginfeksi mencapai perkembangan yang sanggup
akar sehingga mengurangi kemampuan memenuhi kebutuhan N-nya, maupun
akar untuk memproduksi bintil akar. sebagai pupuk susulan untuk memenuhi
kebutuhan N yang tinggi pada saat
Serapan N dan Produksi Tanaman pengisian polong.
Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Menurut [12] pemupukan N dapat
menguntungkan apabila penambahan
Hasil ringkasan analisis ragam sejumlah kecil pupuk N dapat
(Tabel 3), menunjukkan bahwa merangsang pertumbuhan tanaman dan
perlakuan residu pemupukan N dan meningkatkan kemampuan fotosintesis
sistem olah tanah serta interaksi antara tanpa akibat yang dapat menghambat
keduanya tidak berpengaruh nyata pembentukan bintil akar. Oleh karena
terhadap serapan N dan produksi, itu, pemberian pupuk N dalam jumlah
kecuali residu pemupukan N kecil perlu dilakukan untuk merangsang
berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan awal tanaman.
produksi tanaman kacang hijau (Vigna Hasil uji BNT taraf 5% (Tabel 4),
radiata L.). menunjukkan bahwa pada perlakuan
Perlakuan residu pemupukan N dan tanpa residu pemberian pupuk N
sistem olah tanah serta interaksi produksi tanaman kacang hijau (Vigna
keduanya tidak memberikan pengaruh radiata L.) lebih tinggi dibandingkan
yang nyata terhadap serapan N dengan residu pupuk N 200 kg ha-1 .
tanaman. Hal ini diduga karena pada
penelitian ini menggunakan residu Tabel 3. Ringkasan analisis ragam pengaruh
pemupukan N dari pertanaman residu pemupukan N dan sistem olah
tanah terhadap serapan N dan
sebelumnya, N yang digunakan berasal produksi tanaman kacang hijau (Vigna
dari pemanfaatan jaringan tanaman radiata L.).
yang telah mati dan pemupukan urea. Serapan N
Produksi
Hasil penelitian [10] residu pemupukan Perlakuan tanaman
(kg ha-1)
N jangka panjang pada tahun ke-30, (mg tanaman-1)
kandungan N tanah pada perlakuan N0T1 10,60 ± 1,01 1.120 ± 542
N0T2 10,66 ± 1,72 1.436 ± 108
tanpa residu pemupukan 1,3-1,5 g kg-1 N0T3 7,89 ± 1,23 1.201 ± 153
dan pada perlakuan residu pemupukan N2T1 8,13 ± 0,58 677 ± 49
N 200 kg ha-1 sebesar 1,3-1,7 g kg-1. N2T2 9,97 ± 1,25 1.014 ± 366
Adanya sifat N yang mudah tercuci dan N2T3 10,36 ± 2,31 816 ± 162
menguap menyebabkan unsur hara ini Sumber
F Hitung dan Signfikansi
Keragaman
sedikit tersedia di dalam tanah, N 0,10tn 13,08**
sehingga residu pemupukan yang T 1,03 tn
2,78tn
digunakan sebagai starter pertumbuhan NxT 4,07 tn
0,02tn
tanaman kacang hijau jumlahnya Keterangan : ** = Berpengaruh nyata pada taraf
sedikit. Hal ini menyebabkan 5%; tn = tidak berpengaruh
nyata pada taraf 5%; T= Sistem
pembentukan akar yang diharapkan olah tanah; N= residu
terinfeksi oleh bakteri membentuk bintil pemupukan N; N x T = interaksi
akar kemudian menyediakan hara N antara residu pemupukan dan
tanaman menjadi terhambat. Hasil sistem olah tanah
penelitian [11] menunjukkan bahwa

39
Nico Senatama dkk. : Jumlah Bintil Akar, Serapan N dan Produksi Tanaman Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Akibat Residu Pemupukan N dan Sistem Olah Tanah
Jangka Panjang Tahun ke-31

Hal ini diduga karena adanya bintil yang digunakan untuk pertumbuhan
akar efektif yang dapat tanaman belum terpenuhi.
menyumbangkan N secara tidak
langsung yang kemudian digunakan Tabel 4. Pengaruh residu pemupukan N
tanaman. Hal ini sesuai dengan hasil terhadap produksi kacang hijau
penelitian [13] menyatakan (Vigna radiata L.)
terbentuknya bintil akar efektif yang Produksi
Perlakuan
(kg ha-1)
lebih banyak mampu meningkatkan
penambatan nitrogen yang selanjutnya Tanpa residu pupuk N 1.252,3 a
untuk membentuk klorofil dan enzim. Residu pupuk N 200 kg
Peningkatan klorofil dan enzim mampu 835,67 b
ha-1
meningkatkan fotosintesis yang pada
akhirnya dapat meningkatkan BNT 0,05 256,62
pertumbuhan vegetatif dan generatif Keterangan : Nilai tengah yang diikuti oleh huruf
(hasil produksi biji) tanaman. Produksi yang sama, tidak berbeda nyata
tanaman kacang hijau tidak hanya menurut uji BNT 5%
membutuhkan hara N saja, tetapi juga
membutuhkan hara P yang berfungsi Tabel 5. Hubungan antara serapan N dengan
bobot kering berangkasan dan
untuk pembentukan buah produksi kacang hijau serta bobot
Hasil uji korelasi menunjukkan kering berangkasan dengan produksi
serapan N tanaman dan bobot kering kacang hijau (Vigna radiata L.)
berangkasan tidak berkorelasi dengan Bobot kering Produksi
produksi tanaman kacang hijau berangkasan total
Variabel
sedangkan serapan N berkorelasi
sangat nyata dengan bobot kering r
berangkasan tanaman kacang hijau Serapan N 0,87** 0,44tn
(Vigna radiata L.) (Tabel 5).
Serapan N berkorelasi sangat nyata Bobot kering
- 0,33tn
berangkasan
dengan bobot kering berangkasan, hal
ini diduga karena adanya peranan hara Keterangan : tn = tidak berkorelasi nyata
** = berkorelasi sangat nyata
N yaitu merangsang pertumbuhan akar, r = nilai koefisien korelasi
batang, dan daun pada fase vegetatif.
Semakin tinggi jumlah serapan N yang
dihasilkan maka semakin tinggi bobot
kering berangkasannya (Gambar 1).
Serapan N tanaman dan bobot
kering berangkasan tidak berkorelasi
nyata dengan produksi tanaman kacang
hijau (Tabel 5). Hal ini disebabkan oleh
serapan N yang didapat pada fase
vegetatif akhir belum mampu memenuhi
kebutuhan N tanaman untuk menuju
fase generatif dan bobot berangksan
Gambar 1. Hubungan antara serapan N
kering tanaman yang dihasilkan pada dengan bobot kering berang-
fase vegetatif akhir tidak berkorelasi kasan tanaman kacang hijau
dengan produksi tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
disebabkan oleh serapan N tanaman

40
Journal of Tropical Upland Resources Diterima: 21 Juni 2019
Vol. 01, No. 01, Juli 2019 Direvisi: 12 Juli 2019
On-line: 22 Juli 2019

4. Kesimpulan Tanaman. vol. 4, no. 1, pp. 8-15.


2016.
Residu pemupukan nitrogen jangka [4] [4] H. Fujikake, A.Yamazaki, N.
panjang tidak mempengaruhi jumlah Ohtake, K. Sueyoshi, S.
bintil akar total dan serapan N, namun Matsuhashi, T. Ito, C. Mizuniwa, T.
ber-pengaruh nyata terhadap jumlah Kume, S. Hashimoto, N. Ishioka, S.
bintil akar efektif dan produksi. Jumlah Watanabe, A. Osa, T. Sekine, H.
bintil akar efektif dan produksi lebih Uchida, A. Tsuji and T.
tinggi pada perlakuan tanpa residu Ohyama,"Quick and Reversible
pemupukan nitrogen dibandingkan Inhibition of Soybean Root Nodule
dengan residu pemupukan nitrogen. Growth by Nitrate Involves a
Sistem olah tanah tidak Decrease in Sucrose Supply to
mempengaruhi jumlah bintil akar total, Nodules," Journal Experimental
serapan N dan produksi tanaman Botany. vol. 54, no. 386, pp. 1379-
kacang hijau. 1388. 2003.
Tidak terdapat interaksi antara [5] R. Sari, and R. Prayudyaningsih,"
residu pemupukan nitrogen dan sistem Rhizobium : Pemanfaatannya
olah tanah terhadap jumlah bintil akar, Sebagai Bakteri Penambat
serapan N dan produksi tanaman Nitrogen," Info Teknis EBONI. vol.
kacang hijau. 1, no. 12, pp. 51-64. 2015.
Tidak terdapat hubungan antara [6] S. Anang, Soedradjad, and A.
serapan N dengan produksi dan bobot Majid," Aktivitas Nitrogenase Bintil
kering berangkasan dengan produksi, Akar Pada Tanaman Kedelai
namun terdapat hubungan antara (Glycine max L.) Yang Berasosiasi
serapan N dengan bobot kering Dengan Bakteri Fotosintetik
berangkasan tanaman kacang hijau. Synechococus sp. Penelitian
Fundamental," Universitas
5. Daftar Pustaka Jember, Jember. 2010.
[7] O.W. Thom and M. Utomo,"
[1] J. Zebua, Toekidjo and R. Manajemen Laboratorium dan
Rabaniya, "Kualitas Benih Kacang Metode Analisis Tanah dan
Hijau (Vigna radiata (L.) R. Tanaman," Universitas Lampung.
Wilczek) Pada Pertanaman Bandar Lampung. 1991.
Monokultur dan Tumpang Sari [8] Novriani,"Peranan Rhizobium
Dengan Jagung (Zea mays L.)," Dalam Meningkatkan
Skripsi. Universitas Gajah Mada. Ketersediaan Nitrogen Bagi
Yogyakarta. 2012. Tanaman Kedelai," AgronobiS. vol.
[2] Badan Pusat Statistik. 5, no. 3, pp. 35-42. 2011.
2017,"Lampung dalam angka," [9] M. Wicaksono, H. Hamidah and E.
BPS Provinsi Lampung. Bandar Deni,"Efisiensi Serapan Nitrogen
Lampung. Tiga Varietas Kedelai dengan
[3] R. Ramadhani, M. Roviq and M. Pemupukan Nitrogen dan
Maghfoer,"Pengaruh Sumber Penambahan Rhizobium Pada
Pupuk Nitrogen dan Waktu Tanah dengan Status Hara N
Pemberian Urea Pada Rendah," Jurnal Pertanian Tropik.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman vol. 2, no. 2, pp. 140-147. 2015.
Jagung Manis (Zea mays Sturt. [10] M. Yupitasari, "Pengaruh
var. saccharata)," Jurnal Produksi Pemupukan N, Residu N dan

41
Nico Senatama dkk. : Jumlah Bintil Akar, Serapan N dan Produksi Tanaman Kacang Hijau
(Vigna radiata L.) Akibat Residu Pemupukan N dan Sistem Olah Tanah
Jangka Panjang Tahun ke-31

Tanpa Olah Tanah Jangka Aplikasi lsotop dan Radiasi. pp.


Panjang Setelah diolah Kembali 107-113. 1998.
Terhadap Serapan Hara Makro [12] Suryantini,"Pembintilan dan
dan Mikro, Serta Produksi Penambatan Nitrogen Pada
Tanaman Jagung (Zea mays L.)," Tanaman Kacang Tanah,"
Tesis. Universitas Lampung. 2015 Monograf Balitkabi. no. 13, pp.
[11] O.S. Padmini, F. Rumawas, H. 234-250. 2015.
Aswidinoor and E.L. Sisworo," [13] T. Surtiningsih, Farida and T.
Pengaruh Nitrogen dan Nurhariyati,"Biofertilisasi Bakteri
Bradyrhizobium japonicum Rhizobium Pada Tanaman Kedelai
Terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L) merr.),"Berk.
(Glicine max (L.) Merr) Umur Penel. Hayati. no. 15, pp. 31-35.
Dalam dengan Metode N," 2009.
Penelitian dan Pengembangan

42

You might also like