You are on page 1of 19

POLA ASUH YANG EFEKTIF

UNTUK MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL

Stephanus Turibius Rahmat


Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Santu Paulus Ruteng,
Jl. Jend. Ahmad Yani, No. 10, Ruteng – Flores
e-mail :stephan_rahmat@yahoo.com

Abstract: The Effective Parenting Patterns to Educate Children in The Digital Era. The family as one of the
three educational environments isthe first and foremost educational place for character building of the children.
Families as locus character formation of the childrenneed to develop pattern of fosteror pattern of interaction which is
educative and effective. Parenting patterns that parents do to the children aim to serve the physical and psychological
needs of children. In addition, foster pattern can be implemented in the form of socialization of norms prevailing
in society so that children can live in harmony with the environment.The pattern of parenting of children in the
family consists of four (4) categories that is a authoritarian parenting, permissive parenting, parenting that is lacks
demands on children and less responsive to the needs of children (the uninvolved person), authoritative or democratic
parenting. A great parent should be involved in educating children with democratic parenting, positive, effective,
constructive and transformative. Parents must educate the children is not by force andcoercion, but provide freedom
with a strict control so that the children grow and develop positively and well. Parents have to educate children is
not by coercion, but to offer freedom with a strict control so that childrenstill growing and a well developed. The
pattern of care needed in the digital era is a authoritative and democratic parenting. This parenting pattern seeks to
helpthe children to be critical of the negative effects of the digital era. Therefore, parents should be able to educate
and guiding the children to use digital media for the right and positive purpose.

Keywords: family, parents, parenting, authoritative, democratic, digital era

Abstrak: Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak Di Era Digital. Keluarga sebagai salah satu trisentra
pendidikan merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak. Keluarga
sebagai locus pembentukan karakter anak perlu mengembangkan pola asuh atau pola interaksi yang edukatif dan
efektif. Pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anak bertujuan untuk melayani kebutuhan fisik dan psikologis
anak. Selain itu, pola asuh tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk sosialisasi norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat supaya anak-anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Pola asuh anak dalam keluarga
terdiri dari empat (4) kategori, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, pola asuh yang kurang memiliki tuntutan
terhadap anak dan kurang responsif terhadap kebutuhan anak (orang uninvolved), pola asuh demokratis atau
authoritative. Orang tua yang hebat harus terlibat dalam mendidik anak dengan pola asuh yang demokratis, positif,
efektif, konstruktif dan transformatif. Orang tua harus mendidik anak bukan dengan kekerasan atau paksaan, tetapi
memberi kebebasan dengan suatu kontrol yang ketat supaya anak bertumbuh dan berkembang secara positif dan
baik. Pola asuh yang dibutuhkan pada era digital adalah pola asuh yang demokratis atau authoritative. Pola asuh ini
berupaya membantu anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh negative dari era digital. Oleh karena itu,
orangtua harus mampu berperan untuk mendidik dan membimbing anak supaya menggunakan media digital untuk
tujuan yang benar dan positif.

Kata Kunci: keluarga, orang tua, pola asuh, authoritative, demokratis, era digital

PENDAHULUAN yang positif dan konstruktif. Artinya, kemajuan


teknologi dan informasi membuat aktivitas dan
Kemajuan di bidang teknologi dan informasi
saat ini hampir sulit dibendung. Seluruh dimensi kebutuhan manusia semakin mudah atau gampang
kehidupan manusia sudah dimasuki dan dipengaruhi dilaksanakan dan dipenuhi. Akan tetapi di sisi lain,
teknologi dan informasi, termasuk juga dalam setiap kemajuan dan perkembangan mendatangkan
dunia pendidikan. Di satu sisi, kemajuan teknologi implikasi negatif dan destruktif (merusak) jika
dan informasi mendatangkan keuntungan atau nilai manusia tidak memiliki sikap kritis dan selektif.

143
144 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

Perkembangan teknologi dan informasi saat blak-blakan, dan berpikir lebih agresif. Sedangkan
ini terutama penggunaan perangkat digital telah aspek kebebasan berekspresi generasi ini adalah
mempengaruhi kehidupan anak (Herimanto dan cenderung ingin memperoleh kebebasan, tidak
Winarno, 2012:161). Hal ini mau menegaskan bahwa suka diatur dan dikekang, ingin memegang kontrol
anak-anak yang hidup di era milenial memang pasti dan internet menawarkan kebebasan berekspresi.
dipengaruhi oleh teknologi digital. Tidak heran jika Sedangkan dari proses belajar, generasi ini memiliki
anak-anak saat ini dikategorisasi sebagai generasi ciri yakni selalu mengakses dengan Google, Yahoo
digital. Anak-anak generasi masa kini merupakan atau mesin pencari lainnya. Kemampuan belajar
generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mereka jauh lebih cepat karena segala informasi
mengenal media elektronik dan digital sejak lahir ada di ujung jari mereka.
(Kemendikbud RI, Juli 2016:9). Anak-anak yang Berdasarkan karakteristik sikap, perilaku
hidup di era ini mempunyai karakteristik yakni anak-anak dalam era milenial yang ditandai dengan
perilaku ketergantungan terhadap digital (internet) semakin kuatnya penggunaan media digital,
sangat tinggi. Perilaku ini akhirnya berpengaruh maka bagaimana orang tua mengembangkan pola
langsung terhadap pembentukan karakter anak asuh supaya menciptakan generasi yang tidak
yang disebut sebagai generasi milenial yang mendapat pengaruh negatif dari era digital, tetapi
hidup di era digital. Karakteristik utama generasi menggunakan semua media itu dengan bijak dan
ini adalah connected, creative, dan confidence untuk kepentingan yang positif. Pola asuh seperti
(3C) (HU Koran Sindo, 10/8/2017). Connected apa yang harus ditetapkan orangtua pada usia dini
berarti generasi ini merupakan pribadi yang supaya anak-anak ketika beranjak dewasa memiliki
pandai bersosialisasi terutama dalam komunitas sikap kritis dan selektif terhadap setiap kemajuan.
yang diikuti. Generasi ini juga aktif berselancar di Orang tua bertugas untuk mempersiapkan
media sosial dan internet. Generasi milenial sangat anak menghadapi zamannya.Orang tua sebagai
fasih menggunakan facebook, Twitter, Path, dan pendidik pertama dan terutama perlu melakukan
Instagram maupun media sosial lainnya. Creative retrospeksi dan introspeksi diri dengan terus
berarti generasi ini terdiri dari orang-orang yang berupaya mempersiapkan anak untuk menghadapi
biasa berpikir out of the box, kaya akan ide dan era digital saat ini dan era kedepannya. Orang tua
gagasan, serta mampu mengkomunikasikan ide perlu melakukan proyeksi dengan membangun
dan gagasan itu dengan cemerlang. Generasi komitmen atau tekad untuk melindungi anak-anak
milenial termasuk generasi kreatif, salah satu bukti dari ancaman era digital, tetapi tidak menghalangi
yang menunjukkan adalah tumbuhnya industri potensi manfaat yang bisa ditawarkannya.
startup dan industri kreatif lain yang dimotori anak
Orang tua dalam keluarga berperan sebagai
muda. Confidence berarti bahwa anak generasi ini
pendidik pertama dan utama bagi tumbuh kembang
merupakan kumpulan orang-orang yang sangat
seorang anak. Orang tua melakukan peran
percaya diri, berani mengemukakan pendapat, dan
tersebut dengan pola tindakan atau pola asuh yang
tidak sungkan berdebat di depan publik. Karakter
positif dan efektif. Keterlibatan keluarga dalam
tersebut terkonfirmasi jika kita melihat generasi
pendidikan anak ini merupakan suatu keharusan.
milenial tidak sungkan berdebat melalui media
Bentuk pendidikan dalam keluarga adalah bersifat
sosial.
pengasuhan. Pengasuhan erat kaitannya dengan
Generasi digital ini memiliki ciri-ciri kemampuan orang tua memberikan perhatian,
yang dapat ditelaah dari aspek identitas, privasi, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan
kebebasan berekspresi dan proses belajar fisik, mental, sosial, emosional dan spiritualnya.
(Kemendikbud RI, Juli 2016:11-12). Identitas Orang tualah yang mendampingi dan membimbing
generasi ini adalah ramai-ramai membuat akun di semua tahapan pertumbuhan anak dalam setiap
facebook, Twiter, Path, Instagram, Youtube, dan tahapan perkembangannya. Sebuah proses yang
lain-lain untuk membuktikan kepada dunia bahwa merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi
mereka ada. Sedangkan aspek privasi generasi ini orang tua untuk mendukung perkembangan anak.
yakni generasi digital cenderung lebih terbuka, Proses pengasuhan bukan sebuah hubungan satu
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 145

arah di mana orang tua mempengaruhi anak, Berdasarkan pengertian-pengertian ini dapat
tetapi pengasuhan merupakan interaksi yang terus disimpulkan bahwa orang tua merupakan pendidik
menerus antara orang tua dan anak yang mencakup yang pertama dan utama yang memiliki tanggung
berbagai ragam aktivitas yang tujuannya agar anak jawab dalam membentuk serta membina anak-
bias berkembang secara optimal. anaknya baik dari segi psikologis maupun fisiologis.
Namun sebagaimana yang ditegaskan oleh Kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan
Anies Baswedan bahwa dibandingkan dengan dan mendidik anak-anaknya agar dapat menjadi
profesi-profesi lain,orang tua adalah profesi yang generasi-generasi yang sesuai dengan tujuan hidup
paling tidak tersiapkan (Kemendikbud RI, Juli manusia.
2016: viii).Artinya bahwa menjadi orang tua tidak Persekutuan hidup orang tua dan anak itu
melalui suatu proses persiapan yang formal atau terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, keluarga
paling tidak tersiapkan karena tidak ada sekolah merupakan persekutuan insani yang paling
khusus untuk mendidik atau menjadi orang tua. Oleh dasar antara orang tua dan anak-anak (Peschke,
karena itu, orang tua haru smencari informasi dan 2003:32). Sebagai bejana dari kehidupan manusia
pengetahuan, serta belajar sendiri tentang apa yang yang baru, keluarga adalah pusat kehidupan di
menjadi persoalannya dan cara menyelesaikannya. mana pribadi manusia dapat berkembang dengan
Apabila orang tua dapat memahami dan sehat secara jasmani dan rohani. Kehidupan
menerapkan pola pengasuhan positif, maka akan moral dan religius manusia dan kemampuannya
membantu orang tua dalam mendidik anak serta untuk mengasihi dibangkitkan untuk pertama
sekaligus membentuk karakter positif anak di kalinya oleh kasih orangtua. Masyarakat dapat
masa depan. Salah satu ilmu pengasuhan ini melestarikan dan membaharui dirinya melalui
diperolehmelaluipelatihan, selain belajar pula dari keluarga sebagai selnya. Atas dasar itulah, maka
berbagai sumber, sepertibuku, artikel di majalah, Konsili Vatikan dalam Gaudium et Spes Nomor
sharing dengan orangtua lainnya. 47 (1990) menegaskan bahwa keselamatan pribadi
maupun masyarakat manusia atau orang Kristiani
erat berhubungan dengan kesejahteraan rukun
ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIK perkawinan dan keluarga.
DALAM KELUARGA
Keluarga adalah tempat pendidikan awal
Siapa itu Orang Tua? dan mendasar bagi seorang anak, sebelum seorang
anak sungguh-sungguh memasuki lingkungan
Ada sejumlah pengertian tentang orang tua pendidikan formal seperti halnya sekolah. Dalam
sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam dokumen Familiaris Consortio (FC) art. 42 (1993)
komunitas keluarga. Undang-Undang Republik dinyatakan bahwa :
Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003,(UU Keluarga merupakan sel pertama dan sangat
penting bagi masyarakat…
RI Nomor 35 Tahun 2014, Pasal 1) mengemukakan
bahwa orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, Dalam pangkuan keluargalah para warga
masyarakat dilahirkan, di situ pula mereka
atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu menemukan gelanggang latihan pertama
angkat. bagi keutamaan-keutamaan sosial, yang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan prinsip penjiwaan untuk
Online (dalam https://kbbi.web.id/orang-tua), kehidupan serta perkembangan masyarakat
orang tua adalah ayah ibu kandung; orang yang sendiri.
dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dan sebagainya); Kemudian dalam FC art. 36 (1993) juga
orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; dinyatakan bahwa di dalam keluarga, tugas
tetua.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru pendidikan orangtua kepada anak merupakan tugas
(2013:892) menjelaskan bahwa orang tua adalah yang tidak dapat tergantikan dan tidak dapat diambil
orang yang sudah lanjut umurnya, ibu-bapak, lawan alih. Artinya, tugas mendidik yang dilakukan orang
anak; kepala kaum keluarga; orang yang dianggap tua tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada
tua, cerdik pandai dalam kampung dsb. orang-orang lain.
146 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

Orang tua dalam keluarga merupakan salah ajaran tentang cinta kasih tanpa pamrih, kebajikan
satu elemen penting dalam kehidupan masyarakat. sosial lainnya seperti keadilan, ketaatan yang
Pentingnya bukan hanya sebagai asalmuasal atau sewajarnya dan kepemimpinan yang adil (Peschke,
sel masyarakat dan negara, tetapi juga karena 2003:35).Dalam keluarga, seorang manusia mesti
keluarga selalu ada dalam gerak zaman. Keluarga belajar bagaimana menaati dan memberi perintah,
berjalan mengikuti perubahan zaman tetapi kesediaan untuk menolong, tenggang rasa,
sekaligus juga mengubah zaman dalam perabadan kejujuran, keikhlasan, dan ketekunan. Keluarga
manusia. Perubahan zaman berimplikasi pada menjadi tempat pertama dan terutama untuk
aspek-aspek hidup keluarga yaitu kehidupan iman, mendidik anak-anak untuk memiliki keutamaan
dan moral. Berkaitan dengan itu tugas pendidikan atau kebajikan seperti ini. Keluarga harus menjadi
menjadi semakin berat dalam mempertahankan tempat untuk saling belajar, berkomunikasi
identitas dan peran keluarga di dalam dunia. Orang secara efektif, tempat untuk saling mengedukasi.
tua dalam keluargaharus berupaya keras mendidik Atas dasar itulah, maka sering disebutkan
dan mendampingi anak menuju masa depan yang bahwa keluarga membawa serta pengaruh
lebih cerah sesuai tuntutan zaman yang semakin edukatif bagi sesama anggota keluarga. Keluarga
global, termasuk mengantisipasi dampak negatif sebagai institusi pendidikan berperan mendidik
dari perkembangan media teknologi dan informasi. anggota-anggotanya untuk menjadi orang yang
bertanggungjawab (Raho, 2003:51).Pendidikan
Hakikat dan Fungsi Orang Tua Dalam Keluarga
seturut pandangan sosiologis mengenai sosialisasi
Orang tua sebagai pendidik yang pertama bertujuan mengubah manusia biologis menjadi
dan utama mempunyai peran dan fungsi yang seorang anggota masyarakat yang bisa berfungsi
sentral dalam mendidik dan membentuk sesuai dengan harapan-harapan masyarakat. Sejak
kepribadian seorang anak. Proses pendidikan dan masa kanak-kanak seorang anggota keluarga
pembentukan kepribadian anak tersebut terjadi diajarkan mengenai nilai-nilai, kebiasaan-
pertama kali di lingkungan keluarga. Keluarga kebiasaan dan cara melakukan sesuatu secara tepat
adalah persekutuan orangtua dan anak-anak. dan benar. Seorang anak belajar keterampilan-
Kebutuhan dan keterikatan anak, kasih sayang keterampilan dan sikap-sikap dasar untuk dapat
dan usaha-usaha alami dari orangtua, serta ikatan- berpartisipasi dalam kehidupan kelompoknya.
ikatan darah dengan semua kekerabatan badani dan Atas dasar itulah, maka keluarga berfungsi untuk
rohani membuktikan bahwa keluarga merupakan memberikan pendidikan dasar bagi anggotanya
lembaga sosial alami. Disinilah, sasaran dan tugas- sebelum beralih ke jenjang pendidikan selanjutnya.
tugas keluarga adalah membesarkan anak-anak Sebagai peletak dasar pendidikan bagi seorang
serta memperhatikan kebutuhan sehari-hari para anak, maka peran keluarga sangat strategis. Apapun
anggotanya. Bertolak dari gagasan ini, maka ada kesalahan yang dilakukan oleh seorang individu,
tiga (3) fungsi dasar keluarga yang diperankan kesalahan itu tidak dilihat sebagai kesalahan in se
oleh orang tua yaitu (1) Keluarga sebagai satuan seorang individu, melainkan kesalahan orangtua
ekonomi dasar. Keluarga sebagai satuan ekonomi yang tidak mendidiknya dengan baik;(3) Keluarga
berfungsi untuk menyediakan bagi anggotanya sebagai persekutuan spiritual dasar (institusi
kebutuhan sehari-hari seperti makanan, perumahan agama) bagi manusia (Raho, 2003:50).Bidang lain
dan pakaian (Peschke, 2003:34).Karena itu, yang mendapat pengaruh kuat dari keluarga adalah
keluarga sering juga disebut sebagai institusi agama. Keluarga merupakan sumber pengetahuan
ekonomi (Raho, 2003:49). Keluarga mempunyai ajaran-ajaran agama sekaligus mengajar anak-anak
fungsi ekonomis karena secara tradisional,keluarga untuk mempraktekkan imannya. Keluarga juga
merupakan satu unit produksi, distribusi, dan menjaga dan memelihara tradisi-tradisi keagamaan.
konsumsi; (2) Keluarga sebagai satuan pendidikan Sejak kecil anak-anak dilatih untuk menjadi seorang
dasar. Perkembangan intelektual dan moral pribadi yang patuh kepada agama. Ketika anak-anak masuk
manusia amat bergantung pada pendidikan di sekolah, maka orangtua juga berusaha supaya anak-
dalam keluarga. Keluarga meletakkan dasar anaknya dididik di sekolah-sekolah yang cukup
pendidikan bagi anak (pendidikan informal) seperti memperhatikan pendidikan agama. Keluarga
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 147

sebagai institusi agama harus menyediakan di dalam kehidupan keluarga. Dengan demikian,
sentuhan pribadi, lingkungan insani yang hangat, semua anggota keluarga bisa mendapatkan fondasi
persahabatan dan kasih sayang yang sangat yang sangat kokoh berupa kehidupan beragama
dibutuhkan oleh semua anggotanya. Pada konteks yang didapatkan sejak dari dalam rumah. Disinilah,
inilah, keluarga tidak semata-mata hadir untuk keluarga berperan untuk membentuk generasi
memberikan pertolongan, tetapi juga menyediakan masyarakat yang agamis, yang beriman, dan
cita rasa kesatuan dan persatuan, komunitas percaya terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha
persaudaraan dan sikap saling menerima satu Esa.
sama lain. Atas dasar itulah, keluarga juga disebut Kedua, fungsi sosial budaya. Keluarga
sebagai “rumah tangga iman”, yang dipanggil adalah tempat pertama kali semua anggotanya
untuk mewariskan iman, membudidayakan tradisi- mendapatkan pengertian dan penanaman nilai-nilai
tradisi keagaman serta menerjemahkan keyakinan- sosial budaya yang ada di tengah masyarakat. Sikap
keyakinan religius ke dalam kehidupan yang riil. hidup, tata nilai, etika, sopan santun, budi pekerti
Untuk menegaskan hal ini, dalam konteks keluarga yang sudah menjadi milik masyarakat, didapatkan
Kristen, Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1666 dan ditanamkan sejak awal dalam kehidupan
(dalam http://www.katolisitas.org/) menjelaskan keluarga. Atas dasar itulah, keluarga sebagai basis
bahwa keluarga Kristen adalah tempat anak-anak untuk membentuk generasi yang mengerti aturan
menerima pewartaan pertama mengenai iman. sosial. Dengan itu, seorang anak sejak dalam
Oleh karena itu, keluarga sering disebut sebagai keluarga mengenal dan mengerti tentang norma-
“gereja rumah tangga” (Ecclesia Domestica). norma yang berlaku di masyarakat, mengetahui cara
Dikatakan demikian karena keluarga merupakan bersosialisasi dengan sesama manusia, menghargai
suatu persekutuan rahmat, doa serta sekolah untuk alam, dan kehidupan sosial. Anak-anak sebagai
membina kebajikan-kebajikan manusia dan cinta generasi penerus dari sebuah keluarga mendapat
kasih Kristen. Selain itu, Paus Fransiskus dalam pendidikan dasar dalam keluarga mengenai tingkah
Dokumen Evangelii Gaudium art. 66 (2014) laku yang sesuai dengan fase perkembangannya.
menyatakan bahwa keluarga merupakan sel dasar
Ketiga, fungsi cinta kasih. Keluarga
dari masyarakat karena di dalam keluarga, setiap
harus menjadi tempat untuk menumbuhkan dan
orang dapat belajar untuk hidup dengan orang
menyemai rasa cinta dan kasih sayang di antara
lain dan menjadi milik satu sama lain meskipun
semua anggotanya. Jika anak-anak mendapatkan
berbeda. Keluarga harus menjadi tempat orangtua
suasana cinta dan kasih sayang dalam keluarga,
mewartakan iman kepada anak-anaknya.
maka anak-anak akan bertumbuh menjadi pribadi
Keluarga sebagai basis pembentukan yang penuh cinta dan kasih sayang. Hal ini akan
kepribadian seorang anak memiliki fungsi dan menjadi modal besar bagi semua anggota keluarga
peran yang sangat menentukan kehidupan seorang untuk mengembangkan sikap cinta dan kasih
anak dan keberlangsungan hidup suatu keluarga. sayang dalam kehidupan yang lebih luas. Dalam
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana satu keluarga, diharapkan akan saling memberikan
Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (dalam perhatian dan kasih sayang. Dengan berlimpahnya
https://rumahparenting.id/8-fungsi-keluarga-dan- kasih sayang, diharapkan akan terbentuk manusia-
peran-ibu/) menyebutkan bahwa keluarga memiliki manusia yang memiliki kecerdasan emosional yang
delapan fungsi utama, yaitu: baik sehingga tercipta keluarga yang berkualitas,
Pertama, fungsi agama. Keluarga sebagai dan seterusnya akan terbentuk generasi-generasi
tatanan sosial terkecil dalam masyarakat memiliki yang berkualitas sehingga akan menciptakan
fungsi sebagai tempat untuk memperkenalkan dan suasana yang nyaman dalam sebuah kehidupan
mengajarkan kepercayaan akan adanya Tuhan. bermasyarakat.
Keluarga adalah tempat penanaman nilai-nilai Keempat, fungsi perlindungan. Keluarga
keagamaan, dan sekaligus pemberian identitas harus menjadi tempat yang aman, nyaman dan
agama pada setiap anak yang lahir. Nilai-nilai menenteramkan semua anggotanya, karena adanya
agama harus diberikan, diajarkan, dipraktikkan suasana saling melindungi. Semua anggota keluarga
148 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

merasa tenang, aman dan damai, karena merasa lingkungan masyarakat dan lingkungan alam
terlindungi. Tidak ada tindakan diskriminasi, sekitar. Keluarga tidak boleh eksklusif (tertutup)
kekerasan, pemaksaan kehendak, yang membuat sehingga tidak mengenal tetangga dan masyarakat
ada anggota keluarga merasa terancam dan di sekitar. Keluarga harus peduli dengan kelestarian
tidak aman. Keluarga menjadi satu tempat yang lingkungan alam (kecerdasan naturalis atau
memberikan perlindungan yang nyaman bagi ekologis) yang dimulai dari dalam kehidupan
anggotanya. Melindungi setiap anggotanya dari sehari-hari. Keluarga memberikan pengetahuan
tindakan-tindakan yang kurang baik. Sehingga mengenainorma terhadap lingkungan, sehingga
anggota keluarga merasa nyaman dan terlindung diharapkan generasi penerus keluarga tersebut akan
dari hal-hal yang tidak menyenangkan. lebih santun terhadap alam dan lingkungannya.
Kelima, fungsi ekonomi. Keluarga Kedelapan, fungsi reproduksi. Keluarga
akan kokoh apabila ada kecukupan dari segi adalah satu-satunya sarana yang sah dan halal
ekonomi. Kesejahteraan keluarga memiliki andil untuk mengembangkan keturunan. Keluarga
cukup signifikan dalam menciptakan keutuhan, membentuk anak sebagai generasi penerus bangsa
keharmonisan, kelanggengan dan kebahagiaan dan negara. Tujuan kehidupan berkeluarga adalah
keluarga. Dalam keluarga harus ada proses untuk mendapatkan keturunan. Hal ini tidak
pemberdayaan ekonomi yang bisa melibatkan bisa didapatkan secara sah dan halal, jika tidak
semua anggotanya secara proporsional.Fungsi melalui proses pernikahan dan pembentukan
ini dilakukan dengan cara mencari sumber- keluarga. Fungsi ini merupakan fungsi yang
sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan paling hakiki dalam sebuah keluarga karena
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan harus dapat melanjutkan keturunannya dan yang
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan diharapkan adalah keturunan yang berkualitas.
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di Orang tua menjalankan fungsi ini dengan melewati
masa datang. suatu proses di mana seorang ibu mengandung,
Keenam, fungsi sosialisasi dan pendidikan. melahirkan, membesarkan, memelihara dan
Keluarga juga harus menjadi tempat semua merawat anak sampai seorang anak mencapai
anggotanya untuk bersosialisasi satu dengan yang kemandirian dalam hidupnya.
lainnya, berkomunikasi dan berinteraksi secara Berdasarkan beberapa konsep ini,
sehat dan produktif. Keluarga juga menjadi tempat maka keluarga sebagai satu dunia yang mikro
pertama kali diberikannya pendidikan bagi semua menjalankan beberapa fungsi. Keluarga menjamin
anak. Dalam kehidupan keluarga, proses pendidikan kehidupan anggota-anggotanya, memberikan rasa
berjalan dengan sangat efektif karena interaksi aman, melindungi, dan menempatkan mereka ke
yang terjadi dengan sangat intesif. Keluarga dalam status tertentu di dalam masyarakat. Fungsi
sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anak reproduksi dari keluarga amat penting untuk
generasi penerusnya. Sebuah keluarga yang ideal menjaga kelangsungan hidup masyarakat. Melalui
harus menjadi tempat dimana terjadi interaksi yang sosialisasi, keluarga-keluarga mentransferkan
mendidik (interaksi edukatif). Suami terhadap nilai, kepercayaan, dan kebiasaan serta membentuk
istri, atau orang tua terhadap anak-anaknya. Orang kepribadian seorang individu dan mendidiknya
tua memberikan pendidikan pada anak-anak sesuai untuk menaati norma-norma kehidupan
dengan tahapan usia anak. Fungsi pendidikan ini masyarakat. Keluarga juga berperan penting dalam
dapat diaplikasikan dengan cara menyekolahkan kehidupan ekonomi, pendidikan, dan agama.
anak-anaknya sesuai dengan perkembangan usia. Keluarga mengalami masalah atau persoalan justru
Pendidikan di sekolah bertujuan supaya anak- karena kehilangan fungsi utama sebagai sebuah
anak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keluarga. Akibatnya, dalam kehidupan berkeluarga
perkembangan tingkah laku yang sesuai dengan muncul tindakan kekerasan fisik dan verbal,
bakat dan minatnya. hilangnya kasih sayang, tidak adanya penanaman
Ketujuh, fungsi pelestarian lingkungan. nilai agama, budi pekerti, tidak ada komunikasi dan
Keluarga memiliki peran untuk membina interaksi yang melegakan, anggota keluarga merasa
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 149

tidak aman dan tidak nyaman. Kehidupan keluarga membimbing serta mendisplinkan dalam mencapai
akan menjadi aman, bahagia dan menyenangkan proses kedewasaan baik secara langsung maupun
jika orang tua memahami peran atau fungsinya tidak langsung.
serta menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan
Karakteristik Anak Generasi Digital
baik serta merawat kehidupan keluarga dengan
terus-menerus melakukan hal-hal yang positif, Pada umumnya,setiap populasi generasi
menerapkan pola tindakan atau pola asuh orang tua yang muncul dalam kurun waktu setiap 15-18 tahun
(parenting) yang efektif, positif, konstruktif dan terakhir memiliki karakteristik demografik yang
transformatif. berbeda dengan generasi sebelum dan setelahnya.
Pengelompokan karakteristik tiap generasi ini
disebut sebagai cohort (Santosa, 2015:19). Artinya,
POLA ASUH ORANG TUA YANG pembagian suatu generasi berdasarkan periodisasi
EFEKTIF DI ERA DIGITAL waktu tertentu dan perbedaan karakteristik
kelompok tersebut. Perbedaan karakteristik
Apa itu Pola Asuh Orangtua? setiap generasi meliputi perbedaan kepercayaan,
Proses interaksi antara orang tua dan anak keyakinan, karier, keseimbangan kerja, keluarga,
untuk mendukung perkembangan fisik, emosi, peran gender, dan lingkungan pekerjaan. Misalnya,
sosial, intelektual, dan spiritual berlangsung sejak generasi yang lahir pada tahun 1946-1964 disebut
seorang anak dalam kandungan sampai dewasa dengan baby boomers. Sedangkan generasi yang
(Kemendikbud RI, Juli 2016:3). Itu berarti bahwa lahir pada tahun 1965-1979 disebut generasi X
pola asuh merupakan pola interaksi antara anak (slacker atau Xers). Generasi Y adalah generasi
dengan dengan orang tua yang meliputi meliputi yang lahir tahun 1980-2000. Generasi ini sering
pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, juga disebut generasi digital atau millenials.
minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis Generasi ini lahir saat internet mulai masuk dan
(seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), berkembang (generasi NET). Sedangkan generasi
serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di yang lahir setelah era milenial ini disebut dengan
masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan generasi Z.
lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga Karekteristik setiap generasi berbeda-beda
meliputi pola intraksi orang tua dengan anak dalam karena ditentukan oleh perubahan dan kondisi
rangka pendidikan anak. demografik saat itu. Berbeda dengan generasi
Pola asuh juga berkaitan dengan tanggung X, generasi Net atau Milenial sangat bergantung
jawab dan kewajiban orang tua terhadap anak. pada teknologi terutama internet. Menurut
Menurut Undang-Undang Repubulik Indonesia Santosa (2015:20-28), generasi Net ini memiliki
Nomor 35 Tahun 2014, Pasal 26, orang tua dalam karakteristik sebagai berikut :
keluarga berkewajiban dan bertanggung jawab Pertama, memiliki ambisi besar untuk
untuk: (1) mengasuh, memelihara, mendidik, dan sukses. Anak zaman sekarang cenderung memiliki
melindungi anak; (b) menumbuhkembangkan Anak karakter yang positif dan optimis dalam menggapai
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya; mimpi dalam hidupnya. Anak-anak ini lahir
(c) mencegah terjadinya perkawinan pada usia dalam kondisi dunia yang lebih baik dari generasi
anak; (d) memberikan pendidikan karakter dan sebelumnya. Orang tua dari generasi ini mayoritas
penanaman nilai budi pekerti pada anak. lebih mapan, mampu memberikan fasilitas,
Keterlibatan orang tua dalam membentuk dan rasa nyaman kepada anak. Anak zaman
kepribadian anak bertujuan untuk mencegah ini memiliki ambisi besar untuk sukses karena
perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan semakin banyaknya role model yang diidolakan
norma susila dan nilai moral dalam diri anak. dibandingkan generasi sebelumnya. Anak harus
Dengan demikian, pola asuh orang tua berarti suatu memiliki ambisi atau goal sejak dini. Oleh karena
proses interaksi antara orang tua dan anak yang itu, orang tua perlu mendefinisikan goal atau cita-
meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, cita anak dengan jelas dan benar.
150 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

Kedua, anak cenderung berpikir praktis dan Kelima, anak cenderung menyukai hal yang
berperilaku instan (speed). Anak-anak generasi ini detail. Generasi ini termasuk generasi yang kritis
menyukai pemecahan masalah yang praktis dan dalam berpikir. Selain itu, generasi ini sangat
kurang sabar mengikuti proses untuk mencermati detail dalam mencermati suatu permasalahan atau
suatu masalah. Hal ini terjadi karena anak-anak fenomena yang terjadi dalam hidup setiap hari.
ini lahir dalam dunia yang serba instan. Realitas Generasi ini dapat memperoleh segala informasi
ini mengharuskan orang tua untuk mendidik anak dan gambar dengan menulis saja topik yang ingin
tentang konsep proses, daya tahan (endurance) dan ditelusuri melalui google engine. Hal ini tentu
komitmen untuk menjalankan tugas. Orang tua berbeda sekali dengan generasi sebelumnya yang
yang bijak akan membimbing seorang anak untuk tanpa bantuan internet harus mencari jawaban atas
menemukan kiat-kiat dan langkah-langkah praktis suatu hal dengan mencari di buku atau bertanya pada
dalam menemukan tujuan hidup anaknya. guru atau orang yang berkompeten pada bidangnya.
Ketiga, anak mencintai kebebasan. Generasi Dengan tereksposnya segala informasi ini, maka
Net sangat menyukai kebebasan berpendapat, generasi Net dapat mengakses semua informasi dan
berkreasi, berekspresi. Anak generasi ini lahir di membangun suatu konsep pola berpikir kritis dari
dunia yang modern. Suatu dunia dengan ciri bahwa berbagai pendekatan yang disediakan oleh dunia
rezim tirani otoriter tidak memiliki kekuasaan untuk maya. Kenyataan ini mengharuskan orang tua dan
mengontrol yang lain. Anak-anak generasi ini lebih pendidik untuk menyediakan informasi yang cukup
menyukai pelajaran yang bersifat eksplorasi dan bagi anak. Selain itu, orang tua dan pendidik harus
tidak menyukai pelajaran yang bersifat menghafal. tetap mempersiapkan dan mengarahkan anak-anak
Mereka menghendaki supaya aturan di rumah supaya menerima informasi yang sesuai dengan
harus disertai dengan penjelasan yang logis. Oleh karakteristik usianya. Orang tua dan pendidik wajib
karena itu, orang tua perlu memberikan penjelasan meng-upgrade diri dengan informasi global terkini
logis tentang peraturan yang berlaku di rumah. mengenai dunia dan tren anak zaman sekarang.
Pendidik (guru dan orang tua) perlu memberikan Para pendidik dan orang tua perlu lebih maju
konsep kebebasan yang bertanggung jawab kepada satu tingkat di atas atau setidaknya setara dengan
anak-anak. Pendidik tidak boleh membiarkan anak pengetahuan anak. Dengan itu, orang tua dan
bebas tanpa memahami prinsip sebab akibat dan pendidik dapat mengontrol perilaku dan aktivitas
konsekuensi dari suatu perbuatan atau peraturan anak dalam menggunakan media digital.
yang diberikan kepada anak.
Keenam, anak mempunyai keinginan besar
Keempat, percaya diri. Anak-anak yang lahir untuk mendapatkan pengakuan. Setiap orang pada
pada generasi ini mayoritas memiliki kepercayaan dasarnya memiliki keinginan agar diakui atas kerja
diri yang tinggi, memiliki sikap optimis dalam keras, usaha, kompetensi yang telah didedikasikan
banyak hal. Zaman ini membutuhkan seorang anak untuk pelbagai kepentingan. Generasi ini
yang bermental positif dan percaya diri. Atas dasar mempunyai kecenderungan supaya mendapat
itulah, orang tua perlu membantu anak supaya pengakuan dalam bentuk reward (pujian, hadiah,
sikap optimis dan percaya diri terus bertumbuh dan sertifikat, atau penghargaan). Hal ini disebabkan
berkembang dengan baik. Setiap masukan yang karena generasi ini mempunyai kemampuan dan
bernuansa nasehat dari orang tua harus bertujuan eksistensinya sebagai individu yang unik. Pada
untuk meningkatkan rasa percaya diri anak. Orang umumnya suatu generasi yang merasa diri unik dan
tua juga perlu menyampaikan kepada anak bahwa istimewa selalu membutuhkan justifikasi sebagai
kunci sukses untuk mencapai tujuan dan cita-cita bentuk pengakuan terhadap apa yang dimilikinya.
dalam hidup adalah menjaga keseimbangan antara
Orang tua dan pendidik harus berusaha untuk
kepercayaan diri (self confidence) dan kompetensi
memberikan reward dalam bentuk hadiah kecil,
diri (self efficacy). Orang tua perlu menciptakan
pujian, pelukan atau kata-kata yang bersifat
lingkungan yang kondusif supaya anak bertumbuh
memotivasi sebagai bentuk apresiasi atas usaha
dalam kompetensi dan kepercayaan diri yang
yang ditunjukkan anak.
tinggi.
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 151

Ketujuh, anak mahir menggunakan digital dan Pertama, penelitian Ramesh Sitaraman
teknologi informasi. Generasi Net ini lahir ketika dalam studinya mengobservasi bahwa pengguna
media digital mulai merambah dan berkembang internet semakin memiliki sikap tidak sabar.
dengan pesat dalam segala dimensi kehidupan Semakin cepat akses internet yang digunakan
manusia. Generasi ini sangat mahir menggunakan oleh para pengguna ini, semakin tidak sabar jika
segala macam gadget dan aneka media digital koneksi internet menjadi lambat. Hal ini dapat
lainnya dalam melayani kepentingan dan termanifestasi terhadap perilaku anak setiap hari
kebutuhan setiap hari. Anak-anak ini lebih memilih yakni memiliki karakteristik yang meyukai hal
berkomunikasi melalui dunia maya atau media yang praktis dan enggan berlama-lama berkutat
sosial daripada berkomunikasi atau berinteraksi memecahkan masalah. Sedangkan studi lain
langsung (face to face) dengan orang lain. Generasi mengenai media sosial yang dikemukan seorang
ini menjadi bagian dari komunitas berskala besar psikolog Andre De Castro mengungkapkan bahwa
dalam sebuah jaringan media dan teknologi, tanpa media sosial memberikan keleluasaan bagi manusia
mengenal satu sama lain melalui internet. Generasi untuk mendesain sosok fantasi mereka. Dalam
ini cenderung memiliki kemampuan komunikasi hal ini, secara psikologis sangat mengganggu
publik yang cukup rendah. Para pendidik dan orang khususnya untuk anak dan remaja yang sedang
tua perlu mengetahui informasi terkini dalam era mencari jati dirinya. Ekspos yang berlebihan
digital. Para pendidik dan orang tua juga tidak terhadap komunitas berskala besar dapat membuat
boleh memasung anak dalam isolasi lingkungan kebingungan dalam proses pencarian identitas diri
yang jauh dari teknologi, tetapi mendampingi maupun identitas seksual seorang anak.
atau menemani anak supaya dapat memanfaatkan
Kedua, anak zaman sekarang kurang
media digital dan teknologi secara baik untuk
memiliki kemampuan teknik membaca tradisional.
tujuan-tujuan yang positif. Para pendidik dan orang
Hal ini terjadi karena perkembangan media
tua harus memahami bahwa tidak semua aplikasi
digital dan teknologi yang begitu pesat. Generasi
dalam telepon genggam berdampak negatif seperti
Net senang mengakses informasi melalui teknik
aplikasi Family Locator di android yang dilengkapi
meringkas atau membaca highlight suatu topik.
dengan lokasi GPS usernya yang bertujuan untuk
Hal ini tentu berbeda dengan teknik membaca
membantu orang tua dan anak saling memonitor
tradisional di mana orang memiliki ketahanan
aktivitas perjalanan dan lokasi aktivitas setiap hari.
mental dan konsentrasi saat membaca suatu
Dampak Penggunaan Media Digital dan informasi. Anak zaman sekarang justru kurang
Teknologi (Internet) memiliki kemampuan teknik membaca tradisional.
Penggunaan media digital dan teknologi Ketiga, anak kurang memiliki produktivitas
tidak hanya berimplikasi positif, tetapi juga kerja. Penggunaan media digital dan teknologi
berdampak negatif jika seorang anak dan remaja yang berlebihan justru membuat produktivitas
menggunakannya secara berlebihan dan lepas kerja anak semakin berkurang. Atas dasar itulah,
kendali. Santosa (2015:65) mengatakan bahwa maka ada sekolah yang melarang anak-anak
berdasarkan data statistik pengguna internet untuk membawa telepon genggam yang memiliki
di Indonesia, rata-rata penduduk Indonesia
aplikasi media sosial di dalamnya. Pihak sekolah
menghabiskan waktu mengakses informasi selama
mempunyai alasan yang rasional yakni mencegah
5,5 jam perhari. Sementara penggunaan internet
anak menghabiskan waktu produktif dengan
melalui smartphone atau telepon genggam sekitar
bermain atau berselanjar dijaringan sosial.
2,5 jam perhari. Data ini memperlihatkan bahwa
penggunaan internet yang berlebihan dan lepas Keempat, penelitian Amanda Lenhart dan
kendali ternyata membawa dampak tertentu Mary Madden (2007) menemukan bahwa jaringan
bagi anak dan remaja. Santosa (2015:65-68) sosial internet dapat membahayakan zona privasi
mengangkat sejumlah hasil penelitian tentang seseorang. Ada banyak kasus pelecehan seksual
pengaruh penggunaan media digital dan teknologi dan penipuan terjadi justru dialami sejumlah gadis
internet yang berlebihan dan lepas kendali bagi remaja akibat komunikasi dan interaksi yang
anak dan remaja sebagai berikut: berlebihan dan tidak terkontrol di media sosial.
152 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

Kelima, anak-anak yang menghabiskan penggunaan telepon pintar dapat memicu


banyak waktu di depan internet justru bertambahnya penglihatan anak yang buruk; (b) masalah tidur.
risiko obesitas, gangguan perkembangan otot saat Masalah tidur anak disebabkan karena anak
usia pra sekolah dan gangguan stress. terlalu lama melihat layar digital dan dampak
Keenam, penggunaan internet jangka dari isi media digital; (c) kesulitan konsentrasi.
panjang justru berisiko dapat menyebabkan Penggunaan media digital memiliki efek pada
rasa kesepian dan depresi. Penggunaan internet keterampilan mengubah perhatian anak, sehingga
berlebihan membuat anak tidak dapat membedakan bisa meningkatkan perilaku terlalu aktif dan
stimulasi dunia maya dan realitas yang sering kali kesulitan untuk berkonsentrasi; (d) menurunnya
tidak sama. Seorang anak yang berkomunikasi dan prestasi belajar. Penggunaan media digital yang
bersosialisasi dalam jaringan sosial internet ternyata terlalu berlebihan dapat menurunkan prestasi
kurang mendapat umpan balik sebagaimana yang belajar anak; (e) perkembangan fisik. Membatasi
umumnya terjadi dalam interaksi atau komunikasi aktivitas fisik yang diperlukan tubuh untuk tumbuh
dalam dunia nyata. Hal ini juga menyebabkan kembang yang optimal. Selain itu, anak sering
seorang anak kurang dapat meningkatkan menahan lapar, haus dan keinginan buang air
kemampuan sosial dalam dunia nyata. Anak dan sehingga mengganggu sistem pencernaan, yang
remaja yang kemampuan sosialnya rendah justru menyebabkan ketidak seimbangan bobot tubuh
berdampak pada rendahnya kemampuan inteligensi (terlalu gemuk atau terlalu kurus); (f) perkembangan
emosi (emotional quotient). sosial. Seorang anak akan tumbuh menjadi pribadi
Ketujuh, anak dan remaja berpeluang untuk yang lebih mementingkan diri sendiri sehingga sulit
melakukan kecurangan dalam bidang akademik. bergaul secara langsung. Seorang anak memiliki
Seorang anak mencari informasi di internet tidaklah kesulitan mengenali berbagai nuansa perasaan;
salah, namun terkadang terdapat banyak website (g) perkembangan otak dan hubungannya dengan
yang didesain untuk melakukan kecurangan dalam penggunaan media digital. Anak-anak perlu
akademik. Dengan itu, anak dan remaja justru memperhatikan keseimbangan aktivitas antara
menerima dampak negatif dari penggunaan media bermain perangkat media digital dan bermain
digital dan teknologi. di dunia nyata; (h) menunda perkembangan
bahasa anak. Penelitian telah menunjukkan
Pola Asuh Anak di Era Digital bahwa penggunaan media digital bisa menunda
Berdasarkan karakteritik generasi digital perkembangan bahasa anak, terutama anak-anak
yang dijelas ini, maka orang tua perlu mendidik yang berusia 2 tahun dan dibawahnya.
anak di era digital dengan menggunakan tipe- Kedua, orang tua perlu mendampingi anak-
tipe pola asuh yang relevan atau sesuai dengan anak sebagai generasi digital. Anak terlambat
kehidupan anak. Orang tua dapat menerapkan bicara disebabkan karena kurangnya latihan, lebih
pola asuh yang efektif jika orang tua mengetahui banyak bermain sendiri, terlalu pasif, terlalu banyak
apa yang harus di buat untuk mendidik anak menonton tv. Oleh karena itu, orang tua perlu
di era digital. Orang tua diharapkan mampu melakukan pendampingan terhadap anak sebagai
melindungi anak-anak dari ancaman era digital, generasi digital. Orang tua dapat melakukan hal-
tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang hal berikut,yakni : (a) orang tua harus menambah
bisa ditawarkannya. Oleh karena itu, Kementerian pengetahuan. Orang tua akan mengalami kesulitan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menetapkan peraturan tentang penggunaan
tentang Seri Pendidikan Orang Tua: Mendidik media digital secara benar jika orang tua tidak
Anak di Era Digital, Cet. I (Juli 2016:14-17) mengerti apa itu blog atau bagaimana cara
menugaskan para orang tua untuk memperhatikan menggunakan twitter atau facebook. Oleh karena
hal-hal berikut: itu, orang tua perlu memiliki pengetahuan atau
Pertama, orang tua perlu mengetahui gambaran yang singkat tentang sarana atau media
dan memahami hal-hal berikut ini, yaitu (a) digital. Orang tua perlu meluangkan waktu untuk
kesehatan mata anak. Paparan berlebihan terhadap melihat situs yang pernah dikunjungi anak; (b)
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 153

orang tua mengarahkan anak dengan jelas untuk yang mengandung fitur yang tidak sesuai dengan
menggunakan perangkat media digital. Jika anak perkembangan anak.
sudah terpapar perangkat digital, lebih baik untuk Ketiga, penggunaan media digital desuai
mengarahkan dengan komunikasi efektif untuk usia dan tahap perkembangan anak. Orang tua dan
memutuskan berapa lama dan kapan mereka anak memerlukan kesepakatan seputar penggunaan
dapat menggunakannya. Orang tua dan anak perlu media digital, bukan untuk memproteksi anak
membuat kesepakatan waktu penggunaan dan tetapi untuk memberikan kesempatan yang tepat
waktu untuk berhenti menggunakan perangkat saat anak terpapar oleh informasi dari media,
media digital pada malam hari; (c) imbangi waktu karena orang tua tidak mungkin selalu dapat
menggunakan media digital dengan interaksi di mengawasi aktivitas anak. Pada tahap ini, orang tua
dunia maya. Orang tua dapat mengimbangi paparan perlu mendampingi anak sesuai usia dan tahapan
media digital dengan mengenalkan pengalaman perkembangannya. (1) anak balita dengan usia 1-3
dunia nyata seperti aktivitas keseniaan, kegiatan tahun. Orang tua mendampingi anak pada usia 1-3
luar ruangan, olahraga, membaca interaktif, musik tahun supaya (a) memiliki batasan waktu tayangan
dan gerakan, permainan tradisional, dan sebagainya pada media digital; (b) memanfaatkan media
kepada anak; (d) pinjamkan anak perangkat digital digital dalam bentuk audio untuk menambah kosa
sesuai dengan keperluan. Orang tua memberikan kata, angka dan lagu; (c) memanfaatkan program/
anak perangkat digital seperti ipad, telepon aplikasi untuk meningkatkan perilaku prososial
pintar, dan komputer agar mereka bisa belajar pada anak, misalnya sikap empati atau berbagi; (d)
mengendalikan diri dan belajar menggunakannya memanfaatkan informasi tentang berbagai macam
bersama keluarga; (e) pilihkan program/aplikasi orang dengan latar belakang yang berbeda untuk
positif. Orang tua perlu mengidentifikasi program/ belajar mengenal keanekaragaman; (e) Menghindari
aplikasi yang memiliki edukasi dan memberikan tayangan program media digital yang mengandung
dampak positif bagi pertumbuhan anak; (f) unsur kekerasan dan seksualitas; (f) menghindari
mendampingi dan meningkatkan interaksi. tayangan program media digital yang menakutkan,
Orang tua perlu mendampingi dan berinteraksi misalnya hantu; (g) menghindari tayangan program
dengan anak selama penggunaan media digital. media digital yang menggunakan bahasa yang tidak
Orang tua juga harus mendampingi anak saat
senonoh dan agresif karena anak dapat mengingat
berselancar di dunia maya dalam menggunakan
dan mengulanginya lagi; (h) menghindari tayangan
satu perangkat digital pada kesempatan yang
iklan di media digital dengan konten yang tiak tepat
sama sebagai aktivitas keluarga; (g) gunakan
untuk usia dini; (i) mendampingi dan berinteraksi
perangkat digital secara bijaksana. Orang tua
dengan orang tua/pengasuh saat menggunakan
perlu bijaksana menggunakan perangkat digital
media; (j) menghindari penggunaan media dan
selama berinteraksi dengan anak. Orang tua yang
perangkat digital sebagai “pengganti peran orang
kurang bijaksana menggunakan perangkat digital
tua”.
menjadi lebih kasar atau mengabaikan anak. Orang
tua membiasakan anak untuk tidak menggunakan (2) Anak usia 4-6 tahun. Orang tua
perangkat digital sebelum tidur; (h) aktivitas dunia mendampingi anak-anak yang berusia 4-6 tahun
maya. Komunikasi jarak jauh, membaca berita, dengan tujuan, yakni: (a) memiliki kesepakatan
melihat gambar dan video merupakan kegiatan bersama yang dipahami dan dijalani anak,
dunia maya. Pada saat inilah, orang tua perlu memonitor pelaksanaannya, konsisten menerapkan
mempersiapkan anak berkunjung ke dunia maya; konsekuensi atas pelanggaran dan memberikan
(i) telusuri aktivitas anak di dunia maya. Orang tua apresiasi atas keberhasilan anak dalam menjalankan
dapat memonitor situs web yang pernah dikunjungi kesepakatan; (b) memanfaatkan program/
anak, dan pastikan anak tidak mengunjungi situs aplikasi yang mendidik terkait dengan kesiapan
yang tidak sesuai dengan usianya. Saat ini telah sekolah. Misalnya pengenalan huruf, angka, dan
terapat program piranti lunak penyaring (web- pengetahuan dasar; (c) memanfaatkan program/
filtering) yang dapat membantu orang tua alam aplikasi yang mengajarkan perilaku berteman
melakukan scan ataupun memblok alamat website serta menghargai perbedaan dan keanekaragaman
154 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

yang ada; (d) membahas persamaan dan perbedaan pembaca; (f) mengajak anak untuk mengeksplorasi
anak dengan tokoh favorit yang dilihat melalui lebih jauh minat dan bakatnya; (g) menghindari
media, dengan tujuan meningkatkan keterampilan tayangan iklan rokok, minuman keras, dan narkoba;
membedakan hal yang buruk dan yang baik; (e) (h) menanamkan etika berkomunikasi positif di
menghindari tayangan program media digital media sosial; (i) memperhatikan pengaturan privasi
yang sarat dengan kekerasan dan seksualitas; (f) dalam media digital, khususnya media sosial; (j)
menghindari program media digital yang bias membatasi aktivitas anak di sosial media.
akan pengenalan dan penyimpangan gender; (g) Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan
menghindari program/tayangan media digital yang ini, orang tua dapat menerapkan model atau pola
menunjukkan tokohnya menyelesaikan masalah pengasuhan yang bersifat arif, positif, efektif,
dengan kekerasan; (h) membimbing anak mengenal konstruktif dan transformatif. Pola asuh orang
mana yang fakta dan fantasi. tua atau parenting yang utama adalah effective
(3) Anak usia 8-12 tahun. Pada usia ini, orang parenting atau pola asuh yang efektif (Santosa,
tua mendamping anak dengan tujuan, yakni : (a) 2015:104). Pola asuh seperti ini bukan hanya
memiliki kesepakatan yang dipahami dan dijalani bagaimana mendidik anak yang efektif. Effective
bersama, memonitor pelaksanaannya, konsisten parenting berkaitan erat dengan mentalitas dan
menerapkan konsekuensi atas pelanggaran dan karakter. Orang tua perlu melatih pola pikir.
memberikan apresiasi atas keberhasilan dalam Parenting perlu dibangun dalam diri orang tua
menjalankan kesepakatan; (b) memanfaatkan dan dilatih terus-menerus, sehingga para orang
program atau video yang menunjukkan berbagai tua dapat menjadi sosok teladan yang diinginkan
pengalaman positif yang menstimulus imajinasi; (c) anak-anak. Dengan kata lain, orang tua harus siap
mendiskusikan perilaku baik dan tidak dari karakter mengaplikasikan semua tip parenting ke dalam
di media yang mereka kenal; (d) diskusikan hal-hal dirinya. Jika mentalitas dan karakter orang tua
terkait dengan peran laki-laki dan perempuan; (e) sudah terbentuk menjadi sosok orang tua ideal,
menghindari tayangan program media digital yang maka informasi tip parenting mudah diaplikasikan
menampilkan agresivitas, antisosial, dan perilaku ke dalam pola didik terhadap anak.
negatif lainnya; (f) memberikan pemahaman
Pada bagian ini akan dikemukakan tentang
tentang lelucon mengenai anggota tubuh; (g)
peran orang tua yang ideal terhadap anak, terutama
menghindari tayangan iklan yang berlebihan
berkaitan dengan tipe pola asuh orang tua dalam
terutama mengenai pola dan nutrisi makanan yang
tidak sehat; (h) menghindari tayangan gambar atau keluarga. Ada banyak teori mengenai pola asuh
iklan rokok orang tua terhadap anak dalam keluarga. Secara
umum, pola asuh anak dalam keluarga terbagi
(4) Anak usia remaja 12-18 tahun. Orang
dalam tiga kategori (Hurlock, 2000:205) yaitu:(1)
tua mendampingi anak-anak supaya (a) memiliki
pola asuh otoriter; (2) pola asuh demokrasi;(3)
kesepakatan yang dipahami dan dijalani bersama,
pola asuh permisif. Kajian dalam tulisan ini mau
memonitor pelaksanaannya, konsisten menerapkan
menerapkan teori pola asuh paling popular yang
konsekuensi atas pelanggaran, dan memberikan
dikembangkan oleh Diana Baumrind. Santosa
apresiasi atas keberhasilan anak dalam
(2015:104-109) mengadopsi dan mengembangkan
menjalankan kesepakatan; (b) memperkenalkan
pola asuh yang dikembangkan Diana Baumrind
keanekaragaman, ras, etnis dan situasi ekonomi;
dalam empat (4) kategori pola asuh orang tua
(c) mengajak anak berpikir kritis atas tayangan
terhadap anak di keluarga, yakni orang tua
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan
authoritarian (otoriter); orang tua permissive
seperti : “menurut kamu apa yang paling menarik
(permisif); orang tua uninvolved; dan orang tua
dari video ini?”; (d) memanfaatkan tayangan pada
media dan perangkat digital untuk membicarakan authoritative. Setiap orang tua tidak harus mutlak
berbagai karakter; (e) memanfaatkan media blogs menggunakan satu tipe pola asuh, tetapi para orang
untuk melatih anak berpikir kritis dan membimbing tua dapat mengkombinasikan tipe-tipe pola asuh
mereka untuk menjadi penulis, bukan hanya tertentu dalam mendidik dan membentuk anak.
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 155

Pola asuh tipe pertama adalah orang Pola asuh tipe keempat adalah pola asuh
tua authoritarian (otoriter). Orang tua tipe ini orang tua authoritative. Orang tua tipe ini
mengutamakan disiplin dan aturan dalam mendidik memberikan aturan main dan disiplin kepada anak,
anak. Setiap pelanggaran terhadap sebuah aturan namun memiliki gaya komunikasi yang lebih baik
memiliki konsekuensi. Orang tua authoritarian ketimbang authoritarian. Orang tua yang berkarakter
kurang sabar dalam memberikan penjelasan seperti ini penuh kasih sayang seperti tipe permisif,
mengenai aturan main dan konsekuensi dari dan responsif terhadap kebutuhan anak. Orang
pemberlakuan aturan dalam keluarga. Orang tua tua ini mengutamakan sikap assertive (tegas) dan
yang bertipe otoriter justru lahir dari pola asuh proaktif. Orang tua tipe ini melatih anak untuk
disiplin yang dialami ketika masih kecil sering bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama
menerima banyak hukuman fisik dari orang tua dan dan juga mandiri. Orang tua authoritative memiliki
para guru. Pola asuh otoriter mempunyai ciri orang karakter ideal menjadi teladan atau teladan (role
tua membuat semua keputusan, anak harus tunduk, model) bagi anak. Orang tua mendidik anak dengan
patuh, tidak boleh bertanya. Pola asuh orang tua kasih sayang dan kedisiplinan. Selain itu, orang tua
yang otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut juga memberikan kebebasan yang bertanggung
: (a) orang tua memiliki kekuasaan yang dominan; jawab bagi anak. Orang tua memahami karakter
(b) anak tidak diakui sebagai pribadi; (c) kontrol anak-anaknya dengan mendalam, dan mengetahui
terhadap tingkah laku anak sangat ketat; (d) orang kebutuhan emosional anak. Orang tua yang bertipe
tua menghukum anak jika tidak patuh. authoritative terkadang memperlakukan anak
Pola asuh tipe kedua adalah orang tua sebagai teman dan juga menggunakan otoritasnya
permissive (permisif). Orang tua tipe permisif sebagai orang tua. Tipe ini memiliki mentalitas
sering memanjakan anak, tidak banyak menuntut yang baik dan pemikiran yang terbuka terhaap
anak, jarang mendisiplinkan anak dan kontrol ilmu parenting baru. Mentalitas yang mau belajar
yang rendah terhadap perilaku anak. Orang tua berubah jika memiliki kekurangan agar dapat
memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk menjadi teladan yang lebih baik lagi untuk anak-
berbuat sesuatu yang diinginkannya. Pola asuh anaknya. Pola asuh orang tua yang authoritative ini
orang tua yang permisif mempunyai ciri-ciri,yaitu: identik dengan pola asuh orang tua yang demkoratis
(a) anak menjadi lebih dominan; (b)orang tua dengan ciri-ciri pengasuhannya, yakni (a)ada
bersikap longgar dengan memberikan kebebasan kerja sama antara orang tua dan anak; (b) anak
yang penuh kepada anak; (c) orang tua tidak terlibat diakui sebagai pribadi yang dapat bertumbuh dan
dalam membimbing dan mengarahkan anak; (d) berkembang; (c) ada bimbingan dan pengarahan
orang tua sangat kurang dalam hal mengontrol dan dari orang tua; (d) ada kontrol dari orang tua
memperhatikan perilaku dan aktivitas anak. yang tidak kaku. Pola asuh ini mempunyai ciri
bahwa orangtua selalu berusaha mendorong anak
Pola asuh tipe ketiga adalah orang tua
supaya memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta
uninvolved. Orang tua uninvolved kurang memiliki
membuka ruang dan kesempatan bagi anak untuk
tuntutan terhadap anak (seperti orang tua permisif)
membicarakan apa yang anak inginkan.
dan kurang responsif terhadap kebutuhan anak.
Selain itu, orang tua kurang memiliki ikatan Setiap tipe pola asuh orang tua atau
batin yang kuat terhadap anak. Orang tua tipe parenting yang dijelaskan ini mempunyai dampak
ini merasa telah menjalankan tugasnya sebagai tersendiri terhadap perkembangan karakter anak di
pemberi nafkah, memberikan fasilitas kehidupan, masa yang akan datang (Santosa, 2015:110-112).
dan pendidikan terbaik untuk anak. Akan tetapi, Orang tua otoriter menghasilkan anak-anak yang
orang tua jarang hadir secara psikis untuk menjadi tumbuh dewasa menjadi orang yang patuh terhadap
pendengar yang baik bagi anaknya. Hal ini sudah peraturan dan memiliki kompetensi tinggi. Namun,
dikategorikan sebagai bentuk penelantaran secara pola asuh orang tua yang otoriter justru berisiko
mental dan psikologis terhadap anak. Orang tua negatif bagi anak yakni anak kurang merasa
tidak berusaha hadir untuk membentuk kepribadian bahagia, mengalami hambatan dalam menjalin
atau karakter anak. hubungan baik dengan banyak orang, memiliki
156 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

nilai diri sendiri cukup rendah (anak merasa tidak suasana yang demokratis dan menyenangkan
percaya diri) serta cenderung cepat untuk depresi. bagi anak-anak. Dengan itu, anak-anak akan
Sedangkan orang tua permisif berpeluang menjalankan nilai dan peraturan dengan sepenuh
memproduksi anak-anak yang kurang merasa hati dan tanpa merasa terpaksa (belajar, disiplin
bahagia, tidak disiplin, dan sulit mematuhi diri). Pada akhirnya, saat anak menjalankan tugas
peraturan. Pada umumnya, anak-anak yang dan kewajibannya dengan kemauan dirinya tanpa
mengalami tipe pengasuhan seperti ini memiliki terlalu dipaksakan, disanalah anak belajar kontrol
kecenderungan bermasalah dengan pihak otoritas diri dan disiplin diri yang baik.
atau supervisor. Prestasi akademik anak-anak Pada era digital seperti sekarang ini, orang
seperti ini berkategori rata-rata, bahkan cenderung tua harus menyesuaikan cara mendidik anak agar
rendah. lebih bisa diterima anak. Pola asuh yang arif, positif,
Sementara, orang tua un-involved berpeluang efektif, konstruktif dan transformatif akan sangat
besar menghasilkan anak-anak yang tidak disiplin, membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
kurang dapat mengontrol diri dengan baik, dan sulit kearah yang lebih baik dan positif. Orang tua harus
mematuhi peraturan yang ada. Bahkan anak-anak berusaha melindungi anak dari pengaruh buruk atau
mengalami tipe pengasuhan seperti ini cenderung negatif penggunaan gadget dan teknologi informasi
memberontak, memiliki nilai diri rendah dan lainnya. Santosa (Lizzie) seorang psikolog dalam
negatif, serta memiliki prestasi akademik yang artikelnya yang berjudul “Era Digital, Orang Tua
rendah. Butuh Ilmu Agar Anak Tak Salah Mendidik Anak”
(dalam http://edupost.id/parenting/era-digital/)
Jika dicermati bahwa diantara keempat tipe
mengemukakan panduan bagi orang tua dalam
pola asuh orang tua ini, tipe un-involved yang
mendidik anak di era digital, yaitu:
terburuk. Hal ini disebabkan karena anak tidak
memiliki sosok orang tua yang penuh kasih sayang (1) Orang tua membatasi anak menggunakan
dan dekat secara emosional. Anak-anak tidak gadget dan media digital lainnya.
memiliki sosok orang tua yang menjadi panutan Orang tua jangan membiarkan anak untuk
dan menuntut untuk memberikan performa terbaik. menggunakan gadgetdan media digital lainnya
Selain itu, anak-anak tidak memiliki sosok orang hingga berjam-jam lamanya.Orang tua bukan anti
tua yang dekat seperti teman dan mengajak berbagi dalam memberikan gadget bagi anak. Akan tetapi,
serta diskusi dari hati ke hati. Pola asuh seperti ini orang tua harus membatasi anak menggunakan
sering dikategorisasi sebagai bentuk penelantaran gadget dengan cara yang bijak agar seimbang.
atau ketidakpeduliaan orang tua terhadap anak Orang tua jangan membiarkan anak untuk
(ignorant). menggunakan waktu berjam-jam hanya untuk
Pola asuh yang paling ideal dan efektif bermain game. Disinilah, orang tua bertanggung
untuk orang tua adalah authoritative. Tipe orang jawab dalam mendidik anak dengan berusaha
tua authoritative memiliki anak-anak yang membatasi anak dalam penggunaan gadget dan
merasa bahagia secara batin, kompeten dalam media digital lainnya.
bidangnya, dan sukses dalam pengertian bahwa
(2) Orang tua mendorong anak melakukan aktivitas
mampu beradaptasi serta menjalin hubungan
motorik lainnya bukan hanya memperhatikan
baik dengan orang lain. Hal ini disebabkan anak
gadget yang cendrung aktivitas pasif.
menilai tuntutan orang tuanya terhadap disiplin dan
peraturan tergolong adil dan masuk akal, saat itulah Orang tua harus selangkah lebih maju
anak menjadi lebih penurut dan bertanggungung dari anak jika membolehkan anak menggunakan
jawab terhadap tugas dan kewajibannya. Selain gadget.Sebab, anak boleh bermain gadget tetapi
itu, komunikasi efektif di mana anak diberikan harus tetap didorong untuk melakukan aktivitas
kesempatan untuk berargumen mengenai lain yang menjadi prioritas, seperti bermain
peraturan di rumah, menjadikan anak mudah boneka, membaca, mengerjakan pekerjaan rumah,
menginternalisasi, dan menerima nilai serta makan, mandi dan aktivitas yang melibatkan
peraturan keluarga. Orang tua harus menciptakan gerakan tubuh yang aktif. Atas dasar itulah, orang
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 157

tua harus mengingatkan anak tentang tanggung keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam
jawab utamanya agar dapat menstimulasi tumbuh mendidik dan mengasuh anak.
kembangnya secara aktif, danbukan hanya bermain Keluarga sebagai salah satu trisentra
gadget yang cenderung membuat anak melakukan pendidikan adalah tempat pendidikan yang pertama
aktivitas pasif. dan utama bagi anak. Orang tua mempunyai fungsi
(3) Orang tua perlu selektif memilihkan media atau dan peran yang sangat sentral dalam keluarga
tayangan yang tepat dan aman bagi anak. untuk mendidik anak supaya berkembang baik
Anak-anak yang lahir di era digital hampir dan positif. Orang tua sebagai peletak dasar
pasti sulit menghindari kehadiran multimedia bagi pembentukan karakter anak. Ketika orang
seperti teknologi televisi, musik, media sosial dan tua mendidik anak dengan pola asuh yang arif,
internet. Dalam hal ini, orang tua perlu memilih positif, efektif, konstruktif dan transformatif dalam
media atau tayangan yang sesuai dengan usia keluarga, maka dijamin pasti anak akan berkembang
dan karakteristik anak. Orang tua harus tegas baik pada jenjang pendidikan selanjutnya. Sebab,
memberi aturan main bagi anak yang belum menurut Bowman, et.al, (2010:54),anak-anak
cukup usia. Orang tua perlu memonitoring anak yang memperoleh pendidikan yang terencana
dalam mengakses situs berbagai video yang sesuai dengan baik dan berkualitas di dalam keluarga
dengan umur anak, misalnya lewat kanal Youtube cenderung untuk belajar lebih banyak dan lebih
Kids (Youtube untuk anak-anak) yang ada parental siap untuk menguasai permintaan atau tuntutan
control atau filter tayangan yang sesuai dengan yang kompleks dari sekolah formal. Keluarga
umur anak. mempunyai peran yang sentral untuk membentuk
karakter anak. Tugas membentuk karakter ini
(4) Orang tua memonitoring lingkungan baik di
bukan hanya tugas setiap keluarga, tetapi juga
dunia maya maupun di sekitarnya.
menjadi tugas lembaga pendidikan mulai dari TK
Situs yang bercorak pornografi juga menjadi sampai Lembaga pendidikan menengah. Jika sejak
ancaman bagi tumbuh kembang anak karena di dalam keluarga, seorang anak dibekali dengan
materinya dapat memicu kecanduan negatif hal-hal baik dan positif, maka anak berkembang ke
bagi anak. Pada saat ini, situs porno justru dapat arah yang baik, berkualitas dan produktif.
mempengaruhi kehidupan anak misalnya dapat
Peran orang tua semakin mendesak ketika
broadcast pesan BBM dari temannya. Adiktif
anak-anak saat ini berada pada era digital. Orang tua
terhadap pornografi bagi anak di usia dini dapat
hadir untuk mendampingi dan membimbing anak-
mengganggu pertumbuhan seksualnya untuk
jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, orang anak supaya tidak menjadikorban negatifcyber
tua diharapkan tetap memonitor anaknya dengan atau era digital. Oleh karena itu, Mulyono dalam
menjadi teman di media sosial. Orang tua berteman artikelnya berjudul “Peran Pendidikan Keluarga
dengan anak di Facebook, BBM, WhatsApp atau di Era Digital” (dalam http://jateng.tribunnews.
media sosial lainnya. Dengan demikian, orang tua com/2016/04/12/) mengemukakan bahwa orang
tetap mengontrol perilaku dan aktivitas anak di tua perlu menerapkan strategi berikut ini untuk
media sosial. Hal ini meminimalisasi kecenderungan mendidik dan mendampingi anak supaya tetap
anak-anak untuk jatuh dalam pergaulan yang negatif bisa menguasai teknologi digital tanpa terpengaruh
dan merusak kepribadian anak. Pada saat ini, orang dampak negatifnya, yakni:
tua mengalami tantangan terbesar dalam mendidik Pertama, orang tua membuat kesepakatan
dan mengasuh anak baik itu tantangan yang berasal dengan anak tentang penggunaan dan waktu
dari dunia nyata maupun dari dunia maya. Orang penggunaan fasilitas seperti gadget, smartphone,
tua memang sudah telanjur tertinggal oleh anak tab, tablet hingga internet di rumah. Dengan adanya
di zaman modern ini. Akan tetapi, orang tua tidak kesepakatan bersama ini secara tidak langsung akan
mengenal kata terlambat untuk belajar agar dapat tumbuh tanggung jawab dan kesadaran bersama di
memonitor anak yang telanjur kecanduan gadget. dalam keluarga tanpa anak merasa dilarang untuk
Orang tua perlu menjalankan peran ini dalam menggunakan fasilitas tersebut.
158 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

Kedua, orang tua menjalin komunikasi emosional). Orang tua dapat meluangkan waktu
dengan pihak sekolah dan lingkungan (masyarakat). untuk anak di dalam setting ruangan yang nyaman
Hal ini bertujuan supaya sikap, perilaku, dan dan tenang untuk mendengarkan anak bercerita
tindakan anak tetap terkontrol dengan baik entah atau berbagi tentang apa saja yang terjadi dalam
di sekolah dan di lingkungan tempat anak bermain hidupnya. Tujuannya agar dapat meredam emosi
dengan temannya. negatif dan meminimalisasi keraguan yang dimiliki
Ketiga, orang tua perlu mendampingi dan anak. Seorang anak membutuhkan orang tua yang
memantau aktivitas anak dalam mengakses atau dapat memberikan rasa nyaman kepada mereka.
menggunakan media sosial. Dengan itu, kehadiran Keempat, orang tua sebagai demonstrator.
orang tua mengarahkan anak supaya memanfaatkan Orang tua tidak hanya memberikan instruksi dan
media tersebut secara positif. arahan kepada anak, tetapi juga mendemonstrasikan
Keempat, orang tua menunjukkan teladan perilaku tersebut. Hal ini perlu dilakukan sebab
yang baik dan positif bagi anak. Artinya, orang anak memiliki gaya belajar dan menyerap informasi
tua harus konsisten dalam memberikan contoh- yang berbeda. Orang tua perlu memberikan
contoh yang positif dalam memanfaatkan media instruksi secara verbal dan mendemonstrasikanya
sosial serta menjalankan kesepakatan yang sudah kepada anak.
dibicarakan bersama anak. Kelima, orang tua sebagai friend (sahabat).
Selain keempat strategi yang dijelaskan Orang tua perlu memperlakukan anak seperti teman
ini, orang tua juga dalam mendidik anak perlu atau sahabat, sehingga ada kedekatan dengan anak.
mengadaptasi peran seorang coach (pendamping). Orang tua harus memiliki kontrol diri, bijaksana
Semua orang menjadi sukses dalam hidup justru dalam memperlakukan anak. Dengan itu, anak
karena memiliki seorang yang berperan sebagai memiliki rasa percaya yang tinggi terhadap orang
coach yang mendampingi dan membimbing tua.
seorang meraih cita-cita dalam hidup. Orang tua Keenam, orang tua sebagai facilitator.
berperan sebagai coach dengan bekerja keras Orang tua perlu mengidentifikasi jenis-jenis
mendampingi dan berkomitmen untuk melatih tantangan untuk anak serealistis mungkin sesuai
anak supaya menjadi pemenang (tobe a champion). kemampuannya, dan target yang ingin dicapai
Menurut Santosa (2015:115-124), ada dua belas anak.
(12) peran orang tua sebagai coach dalam mendidik Ketujuh, orang tua sebagai fact finder
anak di era digital, yakni: (pencari fakta). Dalam era digital ini, orang tua
Pertama, orang tua sebagai advisor wajib meng-upgrade dirinya dengan menambah
(penasihat). Orang tua memberikan tips dan wawasan mengenai fenomena yang sedang tren
strategi kepada anaknya tentang hal-hal yang perlu di kalangan anak dan remaj. Orang tua perlu
dilakukan untuk mencapai goal atau tujuan yang menularkan kebiasaan berpikir kritis melalui
jelas dalam hidup seorang anak. argument yang sehat dengan anak.
Kedua, orang tua sebagai assessor Kedelapan, orang tua sebagai fountain
(mengukur kemampuan seseorang dalam sebuah of knowledge (sumber pengetahuan). Orang
pelatihan). Orang tua dapat mengaplikasikan tua sebaiknya terus meng-update diri tentang
peran assessor dengan cara mengobservasi secara kemajuan media, teknologi, dan fenomena terbaru
saksama karakter, bakat, dan kelemahan anaknya. seputar anak dan remaja. Jangan sampai anak
Dengan itu, orang tua dapat membantu dan melihat sosok orang tua yang tidak mengikuti
memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan karakter perkembangan zaman, tidak memahami situasi dan
dan bakat yang dimiliki anak. Selain itu, orang tua kondisi anak. Akibatnya, anak enggan bertanya dan
membantu anak agar dapat mengatasi kelemahan mengandalkan orang tua alam mencari jawaban.
yang ada dalam diri anak. Kesembilan, orang tua sebagai mentor. Orang
Ketiga, orang tua sebagai counsellor tua bertanggung jawab atas kesejahteraan jasmani
(memiliki keahlian dalam mengatasi masalah dan rohani anak. Orang tua perlu memonitoring
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 159

seandainya terjadi perubahan perilaku anak, teens (orang tua sebaiknya tidak memperlakukan
ataupun suasana mood anak yang berubah. anak layaknya anak kecil dan terbuka dengan
Kesepuluh, orang tua sebagai motivator. anak). Kelima, be thoughtful (orang tua perlu
Orang tua perlu menjaga mood anak ketika merasa mengingat tanggal-tanggal penting dan spesial
“down” saat menerima kekalahan atau kegagalan. dalam kehidupan anak seperti hari ulang tahun,
Orang tua perlu mendidik anak supaya memiliki hari kelulusan). Keenam, recognize special efforts
mental yang tangguh dan terus berusaha tetap (orang tua perlu memberikan pujian terhadap usaha
mencoba. Orang tua perlu mempersiapkan mental yang telah anak-anak lakukan). Ketujuh, tell that
anak dengan pemahaman, kegagalan, kekecewaan, we care (semua orang tua mencintai anaknya).
atau penolakan. Semua ini harus dilalui anak Kedelapan, be supportive (orang tua harus
sebagai bagian dari kehidupan dan proses yang menawarkan dukungan atau tempat untuk curhat,
harus dilewati untuk mencapai tujuan hidup yang serta meluangkan waktu menjadi pendengar yang
sebenarnya. baik dan memberikan rasa simpati untuk anak).
Kesembilan, avoid hurtful teasing(orang tua harus
Kesebelas, orang tua sebagai role model.
menghindari bercanda atau senda gurau yang
Suatu tugas dan peran tersulit bagi orang tua
membuat anak merasa rendah diri). Kesepuluh,
adalah menjadi teladan bagi anak-anaknya.
use humor and lighten up (orang tua dapat
Orang tua harus memberikan contoh atau teladan
bercanda dengan anak saat bicara, dan sebaliknya
yang baik kepada anak-anak sebab anak akan
orang tua tidak boleh tersinggung jika dijadikan
belajar dari kehidupan sekitarnya (orang tua dan
objek atau korban humor. Canda tawa yang sehat
lingkungannya). Jangan berkecil hati, orang tua
dapat membangun hubungan positif). Kesebelas,
tidak perlu berfokus pada mencontohkan teladan
appreciate our teens special strengths (orang tua
yang sempurna kepada anak sampai orang tua
perlu menerima anak apa adanya dan tidak boleh
harus membohongi diri sendiri. Orang tua perlu
membandingkan anak dengan saudara atau orang
memberi contoh yang tulus dan benar supaya dapat
lain karena akan membuat anak merasa rendah diri
ditiru anak. Terbuka dengan anak dan minta maaf
dan tidak termotivasi untuk berjuang). Keduabelas,
jika melakukan kesalahan jauh lebih baik daripada
involve our teens in setting boundaries and making
berbohong dan menggunakan “topeng” dihadapan
rules (orang tua perlu membantu anak menciptakan
anak. Orang tua perlu memberi contoh yang baik
batasan, aturan dan konsekuensi dalam hidup).
supaya anak mengalami proses perubahan menjadi
Ketigabelas, be real with our teens (orang tua perlu
karakter yang lebih baik.
bersikap menghargai dan etika sopan santun).
Dua belas, orang tua sebagai supporter.
Orang tua perlu memberi dukungan kepada anak
saat mereka sedang mengalami tekanan atau KESIMPULAN
rasa cemas. Orang tua memberi rasa nyaman, Pelbagai bentuk tindakan atau pola asuh
penghargaan dan kasih sayang tanpa batas saat anak orang tua (parenting) yang positif dan efektif
merasa kecewa karena kegagalan yang dialami. bertujuan untuk membentuk karakter anak
Peran orang tua sebagai coach terhadap supaya anak mengalami atmosfer kehidupan
anak akan terpelihara atau terawat dengan baik jika yang menyenangkan. Anak-anak perlu diproteksi
orang tua dan anak memiliki hubungan yang lebih sejak dari keluarga dengan hal-hal yang positif,
baik dan positif. Menurut Santosa (2015:131-137), baik dan benar supaya dapat berkembang baik
ada banyak cara untuk meningkatkan hubungan dalam kehidupan selanjutnya serta mampu
yang lebih baik antara orang tua dan anak seperti mengendalikan diri berhadapan dengan pengaruh-
keep in touch. Pertama, orang tua perlu memiliki pengaruh yang destruktif dari era digital. Keluarga
kontak dan komunikasi setiap saat dengan anaknya sebagai salah satu trisentra pendidikan merupakan
tanpa terkecuali. Kedua, spend time together (orang tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi
tua perlu memanfaatkan waktu yang tersisa dengan pembentukan karakter anak. Keluarga sebagai
anak dan remaja). Ketiga, keep promises (orang tua locus atau tempat pembentukan karakter anak perlu
harus menepati janji). Keempat, treat our teens like mengembangkan pola asuh atau pola interaksi yang
160 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018, hlm. 137-273

edukatif dan efektif. Pola asuh antara orang tua Semakin canggih perangkat dan media digital
dengan anak terwujud dalam pemenuhan kebutuhan yang digunakan, semakin “tajam pisaunya”-nya.
fisik dan kebutuhan psikoligis anak. Selain itu, Oleh karena itu, orang tua harus menunjukkan
pola asuh tersebut dapat diimplementasikan dalam tanggung jawab yang ekstra dalam membimbing
bentuk sosialisasi norma-norma yang berlaku dan menuntun anak-anak dalam menggunakan
dalam masyarakat supaya anak-anak dapat hidup perangkat dan media digital. Orang tua tidak
selaras dengan lingkungannya. boleh menyerahkan keputusan menggunakan
Pola asuh anak dalam keluarga mencakup perangkat dan media digital sepenuhnya kepada
empat (4) kategori, yaitu pola asuh otoriter, pola anak. Perilaku berkomunikasi internal keluarga
asuh permisif, pola asuh yang kurang memiliki dan peran orang tua adalah faktor dominan dan
tuntutan terhadap anak dan kurang responsive penentu untuk melindungi anak dan keluarga
terhadap kebutuhan anak (orang uninvolved), pola dari penggunaan perangkat digital dan paparan
asuh demokratis dan authoritative. Orang tua yang media digital. Kemenangan atau keberhasilan
hebat harus terlibat dalam mendidik anak dengan seorang anak dalam proses pendidikan pada
mengimplementasikan pola asuh yang arif, positif, tahap selanjutnya justru sangat ditentukan oleh
efektif, konstruktif dan transformatif. Orang tua proses pendidikan di tengah keluarga.“Berikanlah
harus mendidik anak bukan dengan paksaan, tetapi anak-anak kita akar yang kuat untuk tumbuh dan
dibujuk, diberi kebebasan tetapi tetap dengan suatu sayap yang kokoh untuk terbang di kemudian
kontrol supaya pertumbuhan dan perkembangan hari”,kata Ramsey (https://phyoner.com/detailpost/
anak tetap terkendali dengan baik. Pola asuh orang pondasi-pendidikan-anak). Di sinilah, keluarga
tua seperti ini menjadi semakin mendesak terutama harus menjadi basis pertama dan utama dalam
di era digital saat ini. Pola asuh yang efektif di membentuk anak sebagai generasi yang siap dan
era digital adalah pola asuh authoritative dan kristis menghadapi pengaruh era digital zaman ini
demokratis. Kedua pola asuh ini tidak mensteril dan bukan menjadi generasi yang hilang (the lost
anak dari pengaruh era digital, tetapi berupaya generation) karena pengaruh-pengaruh negatif
menguatkan anak agar bersikap kritis terhadap media digital yang cenderung destruktif.
pengaruh-pengaruh positif dan negatif era digital.
Selain itu, orang tua harus mampu memahami
ragam aplikasi yang mendidik dan memandu DAFTAR RUJUKAN
anak supaya anak menggunakannya untuk tujuan
yang baik dan positif. Orang tua harus mengawasi Bowman, T. Barbara, Suzanne, Donovan, and
atau menuntun anak dalam menggunakan media Burns, Susan, M. (editors). 2010.Eager
informasi tersebut supaya tidak menyimpang dari to Learn: Educating Our Preschoolers.
nilai-nilai pendidikan yang sebenarnya. Washington DC: National Academy
Orang tua yang peduli terhadap anak berarti Press.
orang tua yang terlibat dalam seluruh dimensi Harian Umum Koran Sindo, 10/08/2017.
pembentukan seorang anak. Artinya, orang tuatidak Herimanto dan Winarno. 2012.Ilmu Sosial &
hanya piawai dan paham segala macam hal dan Budaya Dasar, Cet. VI. Jakarta : PT Bumi
istilah teknis dari perangkat dan media digital Aksara.
yang akan dibeli atau telah digunakan anak. Akan
http://www.katolisitas.org/keluarga-kristiani-
tetapi, selama anak masih tergantung kepada orang
sebagai-ecclesia-domestica). Diunduh
tua, maka orang tua wajib mengetahui, bukan
tanggal 3 November 2017
membatasi, untuk apa dan bagaimana perangkat
dan media digital digunakan anak.Orang tua h t t p s : / / p h y o n e r. c o m / d e t a i l p o s t / p o n d a s i -
sebaiknya memahami bahwa perangkat dan media pendidikan-anak. Diunduh tanggal 19
digital adalah teknologi yang bak pisau bermata November 2017
dua. Dalam arti bahwa apabila media tersebut salah Hurlock, B. Elisabeth. 2000.Perkembangan Anak,
digunakan, maka bisa mencelakai penggunanya. Edisi IV. Jakarta : Erlangga.
Rahmat, Pola Asuh Yang Efektif Untuk Mendidik Anak di Era Digital 161

Kamus Besar Bahasa Indonesa versi online. Paus Fransiskus. 2014.Evangelii Gaudium atau
“Pengertian Orang Tua”.https://kbbi. Sukacita Injil, Seruan Apostolik Paus
web.id/orang-tua.Diunduh tanggal 1 Fransiskus tanggal 24 November 2013.
November 2017 Jakarta: Departemen Dokumentasi dan
Penerangan KWI.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia tentang Seri Pendidikan Orang Peschke, Karl-Heinz. 2003. Etika Kristiani, Jilid
Tua:Mendidik Anak di Era Digital, Cet. IV (Terj.Armanjaya Alex). Maumere :
Penerbit Ledalero.
I. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Juli 2016. Raho, Bernard. 2003. Keluarga Berziarah Lintas
Zaman. Suatu Tinjauan Sosiologis.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Ende:Nusa Indah.
Indonesia. Seri Pendidikan Orang Tua:
https://rumahparenting.id/8-fungsi-keluarga-dan-
Pengasuhan Positif, Cetakan Pertama.
peran-ibu/.Diunduh tanggal 1 November
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan 2017
Kebudayaan, Juli 2016.
Santosa, T. Elizabeth. 2015.Raising Children
Konsili Vatikan II. 1990. Gaudium et Spes.(terj. R. In Digital Era – Pola Asuh Efektif
Hardawiryana). Jakarta : Departeman untuk Anak di Era Digital. Jakarta: PT
Dokumentasi dan Penerangan KWI. Gramedia.
Mulyono. 2016. ”Peran Pendidikan Keluarga di Santosa, T. Elizabeth. 2016. “Era Digital, Orang
Era Digital.” http://jateng.tribunnews. Tua Butuh Ilmu agar Tak Salah Mendidik
com/2016/04/12/forum-guru-peran- Anak. http://edupost.id/parenting/era-
pendidikan-keluarga-di-era-digital. digital-orang-tua-butuh-ilmu-agar-tak-
Diunduh tanggal 29 Mei2017. salah-mendidik-anak/. Diunduh tanggal
29 Mei 2017.
Paulus II, Yohanes. 1993.Familiaris Consortio, Tim Pustaka Phoenix. 2013.Kamus Besar Bahasa
Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Indonesia, Edisi Baru. Jakarta : Pustaka
Paulus II tentang Peranan Keluarga Phoenix.
Kristen dalam Dunia Modern tanggal 22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35
November 1981.(terj. R. Hardawiryana).
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Jakarta: Departeman Dokumentasi dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Penerangan KWI.
Tentang Perlindungan Anak.

You might also like