You are on page 1of 12

WALASUJI Volume 10, No.

1, Juni 2019:

KECANDUAN ONLINE ANAK USIA DINI


ONLINE ADDICTION TO EARLY CHILDHOOD
Dwi Surti Junida
Universitas Islam Negeri Alauddin
Jl. Sultan Alauddin No. 63 Makassar
Pos-el: dwisurtijunida@gmail.com
Handphone: 0852-5545-9865
Diterima: 19 Januari; Direvisi: 29 Maret; Disetujui: 31 Mei 2019

ABSTRACT
In this paper, the researcher dig deeper the procedure for educating the early childhood in digital era. How
do the educating agents, such as families, be able to filter online culture in forming the positive values​​
when accessing internet? Why must it be at early age? At an early age naturally human character will be
formed to face the challenges of life in the future, so that a child is ready to face challenges in the world
when she/he grows up. The researcher uses the participant observation method by getting involved with
informants activities, namely early childhood; and in-depth interviews with a mother whose child is close to
the gadget. Based on the results study, several different cases of internet addiction among early childhood
have been found in forming online culture. The first case raises the psychological problems of child who is
temperamental to other people/friends, while the second case is the opposite. The attitude of the child in the
second case is introvert to the people around him/her and less confident because she/he does not socialize
with other people/environment. In the latter case, the child feels eye health problems due to the frequency
of accessing smartphones. In addition, the researcher also explaines the parents’efforts to filter out the
negative impacts of internet use for their children.
Keywords: early childhood, digital era, online culture.

ABSTRAK
Dalam tulisan ini, peneliti menggali lebih mendalam tentang tata cara mendidik anak usia dini di era
digital. Bagaimana agen pendidik, seperti keluarga, mampu meyaring budaya online dalam membentuk
nilai-nilai positif saat mengakses internet? Kenapa harus di usia dini? Di usia dini secara alami akan
terbentuk karakter manusia untuk menghadapi tantangan hidup ke depan, sehingga seorang anak sudah
siap menghadapi berbagai tantangan dunia ketika mulai dewasa. Peneliti menggunakan metode observasi
partisipan dengan ikut terlibat dalam aktifitas bermain dengan informan, yaitu anak-anak usia dini; dan
menggunakan wawancara mendalam kepada seorang ibu yang anaknya dekat dengan gadget. Berdasarkan
hasil penelitian, telah ditemukan beberapa kasus yang berbeda dari tiap kecanduan internet di kalangan anak
usia dini dalam membentuk budaya online. Kasus pertama menimbulkan masalah psikologi seorang anak
yang temperamental ke orang lain/teman-teman bermainnya, sedangkan kasus anak kedua justru sebaliknya.
Sikap anak pada kasus kedua lebih menutup diri dari orang di sekitarnya dan kurang percaya diri karena
tidak terbiasa bersosialisasi dengan orang lain/lingkungannya. Di kasus terakhir, anak mengalami gangguan
kesehatan mata karena keseringan mengakses smartphone. Selain itu, peneliti memaparkan pula upaya
orang tua mereka dalam menyaring dampak negatif penggunaan internet bagi anaknya.
Kata kunci: anak usia dini, era digital, budaya online

57
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 57—68
PENDAHULUAN Akibatnya anak rentan terhadap berbagai
Sebagai seorang ibu, saya terganggu masalah kesehatan dan kedisiplinan.
melihat putra kami sejak berumur 3 hingga Usia anak saya tergolong sebagai anak usia
5 tahun gemar bermain gadget. Tiap hari, dia dini, anak usia dini dimulai sejak umur 0-6 tahun.
selalu mengakses internet dengan melihat Menurut Marjory Ebbeck dikutip Firdausi, dalam
video di youtube atau memainkan game online. penelitian saya dengan judul Pola Pendidikan
Belum lagi kalau dia mendownload game Anak Usia Dini (2010:16)1 , pendidikan anak usia
dengan cepat dan mudah. Jari jemarinya sangat dini atau PAUD adalah mekanisme atau upaya
mahir mengoperasikan gadget saya, mulai dari yang ditujukan kepada pembinaan anak-anak
mendengar musik, memainkan game ofline, dimulai sejak lahir sampai dengan usia enam
mengunduh lalu memainkan game online tahun, dilakukan melalui pemberian rangsangan
serta menonton di video secara online. Besar pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
keyakinan saya menganggap arus globalisasi perkembangan jasmani maupun rohani agar
teknologi informasi mengalami perkembangan memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
dengan pesat. Terkhusus mereka yang telah mahir lebih lanjut. Anak di usia dini adalah anak yang
mengakses internet menciptakan perubahan dipersiapkan sebagai generasi penerus melalui
dengan merubah cara interaksi manusia satu nilai-nilai yang diharapkan dapat membangun
dengan manusia yang lain. Kehadiran internet bangsa dan negara.
menjadi sebuah ruang digital baru yang Tidak hanya itu, masa anak pada usia
menciptakan sebuah ruang kultural bagi dunia dini sebagai penentu pembentukan karakter
anak. Tidak dapat dihindari keberadaan internet sehingga sangat penting membina, mendidik
memberikan banyak kemudahan kepada dan memberikan pendidikan yang positif bagi
penggunanya, termasuk anak-anak. mereka. Masa-masa inilah masa keemasan sang
Beragam akses terhadap informasi serta anak sehingga peran orang tua dan lingkungan
hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat setempat menjadi sangat penting dalam
dicari melalui internet. Kehadiran internet menciptakan dan membentuk karakter anak
dalam kehidupan manusia mampu menembus demi keluarga dan masa depan bangsa yang
batas dimensi kehidupan mereka/pengguna, lebih baik.
tentang ruang dan waktu pengguna, termasuk Tulisan ini mencoba untuk menggali lebih
yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dalam bagaimana dampak budaya online pada
dan dimanapun.Selain media sosial, banyak anak usia dini? Bagaimana peran agen pendidik
game online ataupun offline yang tersedia memfilter budaya online dalam membentuk
dalam gadget. Mudah bagi anak-anak untuk nilai-nilai positif saat mengakses internet?
mengaksesnya, tinggal mendownload terus mengapa harus di usia dini karena pada usia dini
instal lalu mereka memainkannya. Yang lebih secara alami dalam diri manusia akan terbentuk
parah, jika kita amati mereka tidak mudah karakter/kepribadian untuk menghadapi
berhenti bermain game begitu saja, mereka akan tantangan hidup ke depan, tujuannya agar bisa
terbawa oleh suasana yang telah mengantarkan mengatur perasaan emosi dan punya jiwa sosial
mereka kedunia digital. Salah satu pemicunya yang tinggi sehingga ketika seorang anak sudah
menurut saya adalah anak merasa belum puas dewasa, dia sudah siap menghadapi berbagai
jika target dalam game yang mereka mainkan tantangan dunia.
belum tercapai. Mereka tidak peduli dengan
gangguan apapun, termasuk jika mereka sudah
mulai merasa lapar. Sampai saya kesulitan 1
Firdausi dalam bukunya yang berjudul
membujuknya makan, buang air kecil maupun “Pengaruh Permainan Deskriptif Terhadap
Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini
besar jika asik berselancar di dunia maya.
Di Taman Kanak-Kanak Islam Qalbin Salim Makassar”

58
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Kecanduan Online Anak Usia Dini, Dwi Surti Junida

METODE memfokuskan pada hal-hal yang penting terkait


Penelitian ini menggunakan metode unsur dan praktek-praktek budaya online dalam
penelitian lapangan (field research), melalui pembentukan karakter anak.
pendekatan kualitatif. Saya menggambarkan
kasus-kasus pengguna internet di kalangan PEMBAHASAN
anak usia dini menggunakan pendekatan yang Anak Usia Dini dan Pembentukan Karakter
bersifat deskriptif. Lokasi penelitian di Kota Masa awal kehidupan seorang anak adalah
Makassar. Penelitian dilakukan pada tahun 2018 masa terpenting dalam rentang kehidupan
hingga tahun ini. Untuk memperoleh data di seseorang anak. Pada masa ini, pertumbuhan
lapangan sebagai data primer teknik yang saya otak sedang mengalami perkembangan yang
gunakan adalah Observasi, yaitu pengamatan sangat pesat (eksplosif)2. Dunia anak adalah
dengan mengamati praktek-praktek penggunaan dunia yang penuh kegembiraan sehingga
internet oleh anak usia dini beserta dampak orang dewasa akan ikut terhibur dengan
negatif yang ditimbulkan dari kecanduan dunia melihat tingkah laku mereka. Pada kehidupan
maya tersebut dan wawancara mendalam. Saya sehari-hari, berbagai tingkat usia anak dapat
telah mewawancarai informan perihal perilaku kita amati. Ada bayi, balita, anak usia PAUD/
kecanduan internet, alasan penggunaan gadget TK, sampai anak usia sekolah dasar. Semua
di kalangan anak usia dini, segala hal yang kategori umur anak tersebut dikelompokkan
berkaitan dengan dunia online di kalangan sebagai fase anak usia dini.
anak-anak sampai pada upaya peran orang tua Dalam tulisan saya yang lain (Junida;
sebagai agen pendidik dalam memfilter sampai 2016)3, saya menemukan berbagai sistem
negatif yang akan ditimbulkan. Menggali dari berbagai pengalaman masa kecil anak-
infomasi tentang apa-apa yang diakses, apa-apa anak yang umum dilakukan menimbulkan
yang sering dimainkan secara online, apa saja orientasi kepribadian yang khusus, serta dalam
yang didownload serta dinonton secara online. mempelajari suatu budaya, seorang anak
Informan dipilih secara sengaja yaitu orang- belajar mengartikan motif, nilai-nilai, suatu
orang yang terlibat dalam praktek budaya online pandangan dunia yang khas yang disebut oleh
seperti anak usia dini, orangtua yang memiliki Keesing sebagai kepribadian. Kepribadian
anak usia dini dan yang senang berselancar di dalam pandangan ini adalah suatu internalisasi
dunia maya, serta orang-orang yang terlibat budaya (Keesing, 1999:94)4. Segala sesuatu
langsung dalam praktek-praktek budaya online. yang berkaitan dalam proses pertumbuhan
Saya telah menggunakan sumber data primer anak dimulai dari lahir sampai dewasa dapat
dan skunder. Data primer adalah informasi membentuk karakter sang anak.
yang bersumber dari pengamatan langsung ke Dari kepribadian tersebut, banyak
tempat penelitian melalui obsevasi partisipasi, cara dalam memberikan pembinaan dalam
wawancara mendalam serta dokumentasi membentuk kepribadian yang telah dijelaskan
tentang unsur dan praktek-praktek tersebut. Keesing tersebut kepada anak di usia dini,
Serta data sekunder yang telah kami peroleh dari salah satunya melalui PAUD. Dalam tulisan
buku, jurnal, laporan hasil penelitian, dokumen
pemerintah, internet yang berkaitan dengan 2
Buku yang bejudul Development Child’s Gross
perkembangan anak usia dini, serta dunia maya Motor Skills Through Cheerful Calisthenics karangan
dan referensi tentang kajian-kajian budaya Nurhayati, 2015
pembentukan karakter. Setelah semua data 3
Junida, Dwi Surti. 2016. Membedah Paud dengan
penelitian telah saya kumpulkan, selanjutnya Pisau Budaya.Cetakan pertama. Makassar: MIB Indonesia.
4
Keesing, MR. 1999. Antropologi Budaya (Suatu
menganalisisnya dengan menjawab masalah Perspektif Kontemporer). Edisi Kedua, Jilid I. Jakarta:
penelitian melalui reduksi data. Maksudnya Penerbit Erlangga.

59
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 57—68
saya (Junida; 2016)5 selanjutnya menjelaskan anaknya.Dalam hal ini bagaimana orangtua bijak
tujuan terselenggaranya PAUD adalah untuk mendidik mereka melalui gadget.Orangtua dan
mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental lingkungan harus bersinergi dalam membina,
sang anak (secara fisik maupun rohani) serta membimbing dan mengawasi prilaku anak dalam
membentuk karakter anak agar bisa mengatur penggunaan internet. Apalagi tumbuh-kembang
perasaan emosi dan punya jiwa sosial atau anak dibentuk oleh lingkungan bermain mereka,
empati terhadap sesama manusia yang tinggi apapun itu selama ia bermain dengan atau sama
(ikut merasakan). Sehingga ketika mereka/sang siapapun.
anak sudah masuk pada tingkat pendidikan Apalagi hal tersebut mendapat respon dari
berikutnya, sudah bisa menyelesaikan masalah pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-
yang dihadapi dengan lebih mandiri. Tidak hanya Undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun
keluarga, karakter anak juga dapat terbentuk dari 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada
pengaruh lingkungan bermain anak-anak. pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa anak usia
Saat usia dini, sang anak akan meniru dini adalah suatu upaya pembinaan yang
dan mencoba mengikuti segala bentuk yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
terindra disekitarnya. Mereka akan belajar dari dengan usia enam tahun yang dilakukan
semua hal yang diperolehnya sejak usia dini. melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
Apalagi proses pendidikan itu ditransferkan membantu pertumbuhan dan perkembangan
melalui metode bermain yang menyenangkan. jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
Sistem pendidikan yang diberikan kepadanya dalam memasuki pendidikan lebih lanjut9.
akan berpengaruh besar terhadap tumbuh
kembangnya sebagai individu, sebagai bagian Budaya Onilne dalam Kehidupan AnakUsia
dari anggota masyarakat. Tentu, tidak hanya Dini
berperan sebagai pewaris saja dalam keluarga Dilihat dari sisi lain dalam banyak kasus,
dan masyarakat saja, akan tetapi mereka kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya
berperan besar sebagai penerus bangsa dan membuat suasana rumah mereka hanya menjadi
negara (Junida, 2016)6. tempat istirahat saja. Dalam latar semacam ini
Linton (dalam Iriani, 2012:235)7 rumah menjadi tempat orang-orang berkumpul,
berpendapat bahwa setiap manusia selama dalam tempat orang-orang yang sedang kecewa
proses pembentukan kepribadiannya, tidak sehingga tidak ada yang bertindak sebagai imam
hanya dibentuk oleh kebudayaannya dengan yang mampu mengarahkan dan membimbing
anggota-anggota masyarakat lainnya, akan tetapi anak-anaknya (Abdullah, 2010: 162)10. Lanjut
dibentuk oleh pengalaman-pengalaman dalam Abdullah, dalam konteks tersebut tidak terjadi
kehidupannya. Apalagi dalam Junida (2016:2)8 komunikasi yang baik antargenerasi, khususnya
mengatakan bahwa perkembangan sosial anak hilangnya media emosional dan hubungan
sangatlah bergantung atau berpengaruh terhadap tatap muka. Sehingga ruang-ruang elektronik
pembinaan yang ditransferkan melalui proses menjadi batas-batas budaya yang menciptakan
prilaku dan bimbingan orangtua kepada anak- teman dan tempat pengaduan baru kegelisahan
5
Buku ini saya tulis sebagai lanjutan dari tesis saya. dan kesepian anak.
6
Dalam buku tersebut saya menuliskan peran Dari tulisan Abdullah tersebut mengingat-
seorang anak sebagai pewaris nilai-nilai budaya bangsa kan saya akan fungsi komunikasi sebagai berikut;
dan negara, sehingga kehadiran keluarga sangat penting
dalam membina dan membimbing mereka. pertama, komunikasi manusia berfungsi untuk
7
Iriani. 2012. Sistem Pendidikan Anak Pada kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi
Orang Wolio di Kota Bau-bau. De la Macca: Makassar 9
Depdiknas, Pengembangan Kemampuan
8
Saya menemukan perkembangan sosial anak Motorik Kasar Anak Melalui Kegiatan Senam Ceria
sangat bergantung dengan pembinaan yang transferkan 10
Abdullah, Irwan, 2010. Kontruksi dan
berupa perilaku yang telah terindra disekitarnya. Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

60
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Kecanduan Online Anak Usia Dini, Dwi Surti Junida

keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran Kehadiran internet membawa dampak


pribadi, menampilkan diri sendiri kepada orang positif seperti menurut Donna Rice Hughes,
lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, tokoh LSM yang mempelopori internet yang
komunikasi berfungsi untuk kelangsungan hidup aman untuk anak) dikutip Nina Armando
masyarakat, tepatnya memperbaiki hubungan (2016)12 seperti meningkatkan pengetahuan
sosial dan mengembangkan keberadaan suatu karena internet menyediakan informasi yang
masyarakat (Judy C. Pearson dan Paul E.Nelson jumlahnya tak terhingga, meningkatkan
dikutip Mulyana, 2014:5). Sehingga melalui keterampilan membaca, sebagai alat komunikasi,
komunikasi maka manusia dapat dengan membantu untuk penelitian, sebagai alat hiburan
mudah mengetahui dan membedakan antara dan membentuk sebuah jaringan. Akan tetapi
identitas pribadi dan identitas sosial yang menurut ahli psikologi ini, sedikitnya terdapat
memiliki keunikan masing-masing. tiga dampak negatif pada anak dari kecanduan
Dalam mempermudah berkomunikasi internet yaitu pertama; tumbuh kembang anak
manusia menggunakan berbagai media, ada menjadi tidak optimal karena anak terlalu lama
yang mengistilahkannya terbagi menjadi dua duduk asyik dengan gadget, kedua; anak dan
yaitu media tradisional dan media modern atau remaja kita mengalami kecanduan untuk selalu
media online sebagai bentuk reaksi terhadap menggunakan gadget, bukan sekedar untuk
kemajuan teknologi. Media tradisional mencari informasi tetapi juga untuk bermain,
diistilahkan sebagai media cetak seperti majalah, berkomunikasi dengan orang lain di dunia maya
radio, televisi. Komunikasi elektronik, seperti dan mengakses pornografi.
email, jejaring sosial, blog dan website secara Lanjut beliau, anak dan remaja kita
fundamental telah mengubah dan membuka yang kecanduan gadget setidaknya akan
potensi komunikasi langsung dengan target para menunjukkan 11 tanda yang bisa diamati oleh
audiens. Peningkatan jumlah masyarakat (dari para orangtua: (1) fokus berkurang, (2) menjadi
segala usia) di era sekarang lebih banyak yang lebih emosional, (3) sulit mengambil keputusan,
menggunakan media online dan sebagai pilihan (4) kematangan semu, terlihat besar fisik tetapi
media, menemani keseharian mereka. Yang jiwanya belum matang, (5) sulit berkomunikasi
menjadikan media online juga diperbarui secara dengan orang lain, (6) tidak ada perubahan
reguler dantergantung pada aliran informasi raut muka untuk mengekspresikan perasaan,
yang kontinu (Butterick, 2013:172)11. (7) daya juang rendah, (8) mudah terpengaruh,
Sehingga media online adalah jaringan (9) anti sosial dan sulit berhubungan dengan
komputer yang dapat menghubungan jaringan orang lain, (10) melemahnya kemampuan
komputer lebih dari satu jaringan ke jaringan merasakan sensasi di dunia nyata, (11) tidak
komputer lain sehingga terjalin komunikasi. memahami nilai-nilai moral. Yang mengerikan,
Perkembangan informasi baru berbasis internet manakala anak dan remaja kita mulai kecanduan
yang memudahkan semua orang berkomunikasi, mengakses gambar, cerita atau video porno,
berbagi, berpartisipasi dan membentuk akan menimbulkan dorongan yang kuat untuk
sebuah jaringan secara online.Cukup dengan menirukannya. Oleh karena itu jangan heran
menggeser jari di layar gadget dan mengakses bila banyak kasus pelecehan seksual terjadi di
internet, anak-anak bisa melakukan banyak masyarakat. Ketiga; dari sisi kesehatan, anak
aktivitas sekaligus tanpa harus keluar rumah, dan remaja kita yang kecanduan gadget, dapat
seperti mereka bermain dan belajar dalam dipastikan pola makannya tidak teratur, makan
waktu yang bersamaan. makanan yang hanya mereka suka dan kurang
tidur.
11
Butterick, Keith. 2013. Pengantar Public
Relation:Teori dan Praktek (Terj: Nurul Hasfi). Jakarta: 12
Nina Armando seorang dosen komunikasi
RajaGrafindo Persada. Universitas Indonesia.

61
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 57—68
Media online hadir sebagai ruang bermain sambil memainkan gadgetnya mamanya sering
baru bagi anak-anak, termasuk anak-anak usia ketiduran di siang hari sedang F malah asik
dini. Media online menyediakan fitur game bermain gadget. Di sore harinya sesekali F
ofline dan online, bagi game ofline terlebih bermain sepeda di lapangan dekat rumahnya
dahulu didownload lalu dimainkan sedangkan namun lebih sering juga masih tetap bermain
game online dapat dimainkan jika memiliki gadget. Setelah magrib tiba, gadget masih F
akun yang tersedia, kadang akun orangtua- pegang, sekalipun baterai gadgetnya sudah
nya yang telah tersimpan (save) terhubung habis tetapi mamanya memakaikan gadget
secara langsung saat game online dimainkan. tersebut powerbank (penambah daya manual)
Namun terdapat beberapa game yang dianggap sebagai pengganti cas jadi gadgetnya masih
berbahaya bagi anak untuk dimainkan, seperti; tetap bisa dimainkan sekalipun baterainya sudah
World of Warcraft, Call of Duty, Point Blank, habis (masih menyala). Sambil makan malam,
Cross Fire, War Rock, Counter Strike, Mortal F juga masih tetap memainkan gadgetnya.
Kombat, Future Cop, Carmageddon, Shelshock, Kadang mamanya memarahinya akan/tetapi
Raising Force, Atlantica, Conflict Vietnam, Bully F tidak mau makan jika gadgetnya diambil
dan Grand Theft Auto (www.newsdetik.com)13. darinya.Setelah makan malam, F masih tetap
Selanjutnya ada satu isu yang tersebar bahwa memegang gadgetnya sampai tertidur.
game online yang berbahaya lagi jika dimainkan Polanya hampir seperti itu setiap hari,
oleh anak-anak adalah Mobile Legends yang hanya kadang-kadang ayah F menyembunyikan
telah ditelusuri oleh wartawan liputan6.com gadgetnya agar F tidak memainkan gadgetnya
dengan mengkonfirmasi pihak Kemendikbud seintensif seperti yang saya jelaskan diatas.
dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) terkait Sesekali F menangis jika gadgetnya tidak dia
daftar tersebut (14www.liputan6.com)15. temukan, hanya sesekali mamanya mencoba
Setidaknya terdapat dua masalah yang menjelaskannya dengan memberikannya
ditimbulkan dari kecanduan internet yang mainan mobil-mobilan, senjata mainan dan
berhasil saya telusuri yaitu timbulnya gangguan sepeda. Saat saya mewawancarai mamanya, dia
psikologi dan gangguan kesehatan terhadap merasa agak khawatir dengan perilaku putra
seorang anak, berikut penjelasannya dalam satu-satunya. Mamanya mengatakan bahwa F
kasus-kasus yang berhasil saya temukan: Banyak baru mengenal gadget sejak usia 3 tahun, dulu
kasus yang saya temukan dari penelitian saya F masih bermain table setelah tablenya rusak
sejak tahun lalu, termasuk dampak negatif yang maka F dibelikan gadget dan kuota internet.
ditimbulkan oleh kecanduan online, sebagai Tidak tanggung-tanggung kuota tiap bulannya
berikut: seorang anak sebut saja namanya F mencapai hampir 200 ribu. Dalam gadget, F
berumur 4 tahun sering memainkan gadget sering mengakses video di youtube, sesekali juga
hampir setiap hari16. Dimulai dari bangun tidur, mendownload game online dan memainkannya
masih diatas kasur (belum ke toilet) sudah seperti game Counter Strike, Cross Fire dan
memegang gadget. Setelah mandi, gadgetnya Mobile Legends, game yang masuk dalam
dipegang lagi sambil sarapan. Setelah sarapan, daftar 15 game yang dinilai berbahaya bagi
gadgetnya masih ditangan. Siang hari nya F anak. Telah diluncurkan Menteri Pendidikan
tidak istirahat untuk tidur siang, dia berbaring dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan
pada (22/12/2015) lalu17.
13
www.newsdetik.com/diakses tanggal 10 Maret Saya menganggap perilaku F tergolong
2018
www.liputan6.com/diakses tanggal 26 April 2018
14 sebagai anak penikmat internet. F sangat
www.liputan6.com/diakses tanggal 26 April 2018
15 gemar menggunakan gadget sebagai media
16
Kasus pertama; Anak laki-laki berusia 4 tahun, 17
https://news.detik.com/berita/d-3198716/ke-
ayahnya seorang honorer di salah satu instansi pemerintah mendikbud-15-game-ini-berbahaya-bagi-anak. Diakses
sedang ibunya berprofesi sebagai IRT tanggal 27 Februari 2019

62
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Kecanduan Online Anak Usia Dini, Dwi Surti Junida

bermainnya, sekalipun dia memiliki teman belum kecanduan, ketika berumur 4 tahun, F
bermain di lingkungan rumahnya akan/tetapi sudah mulai memahami bentuk permainan,
sudah terbiasa berinteraksi dengan gadget download game dan cara mengakses internet
sehingga sulit meninggalkannya. Saya sering barulah masa itu sudah membentuk kebiasaan F
melihatnya bermain game di gadget, F sangat dengan dunia internet.Tentu, hal tersebut sangat
mahir memainkannya. Jarinya sangat lincah disayangkan namun itulah fakta yang terjadi.
mengoperasikan game-game onlinennya dan Seorang anak berinisial H berumur 6 tahun
matanya sangat jeli memperhatikan dengan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. H
detail lawan bermainnya. Saya menganggap adalah anak dari orangtua yang sibuk bekerja di
anak-anak seusia F sudah sangat cepat instansi negeri. Di rumahnya, dia sering bermain
memahami game-game yang dimasa saya bersama gadgetnya dimulai pagi hari hingga
dulu belum tersedia. Apalagi F sangat cepat malam hari18. Jika kakaknya pulang dari sekolah
memahami tiap prosedur game-game tersebut langsung bermain futsal bersama teman-teman
serta mampu membuat strategi dalam melawan sebayanya sedang adiknya diasuh oleh tantenya
lawan-lawan. Saya khawatir jika hal tersebut di lain rumah (diambil jika sore hari saat
terus terjadi secara terus-menerus maka dapat orangtuanya sudah pulang kerja). Kesehariannya
membahayakan diri F seperti terjadi gangguan lebih banyak dihabiskan sendiri, hanya gadget
kesehatan terhadap matanya karena keseringan yang selalu bersamanya. Berdasarkan wawancara
bermain gadget. saya dengan H agak membingungkan saya karena
Beberapa hari saya bersama beliau, saya dia lambat merespon saya. Perilakunya lebih
melihat F lambat merespon jika diajak berbicara. banyak diam dan lambat menjawab pertanyaan
Lambat menjawab pertanyaan yang saya saya (padahal saya sudah menggunakan bahasa
ajukan atau tidak menjawab sama sekali, hanya anak-anak). Saat H menjawab pertanyaan saya,
tersenyum saja. F sering memukul temannya jika ucapan yang keluar dari mulutnya kurang jelas
merasa terancam misalnya saat bermain, dia tidak saya dengar, pengucapannya tidak jelas seperti
mau meminjamkan gadgetnya kepada teman anak seusianya. Itupun jawabannya selalu
yang datang ke rumahnya akan/tetapi temannya pendek dan kadang tidak sesuai dengan apa yang
tersebut merebut dari tangannya sehingga F saya tanyakan. Responnya lambat, saya harus
memukul temannya hingga menangis. Kadang mengulang pertanyaan yang saya berikan ke dia
juga saat bermain sepeda di lapangan dekat sampai beberapa kali.Walaupun kadang dia tidak
rumahnya saat sore hari, jika ada anak yang menjawabnya malah pergi menjauh dari saya.
ingin meminjam sepedanya, F langsung marah Berdasarkan observasi saya, dia
dan memarahinya. sering menangis jika tidak diajak pergi oleh
Sikap emosional yang terlihat dari perilaku orangtuanya atau tantenya (ingin ikut). Jika
F disebabkan oleh pengaruh game online yang sesekali bermain saat sore di lapangan dekat
dimainkannya. F sulit berkomunikasi dengan rumahnya, H tidak bergabung dengan teman-
orang lain, mungkin sikap ini tergolong sebagai temannya yang lain, justru dia bermain sendiri
sikap anti sosial sehingga sulit berinteraksi seperti mobil-mobilan di pasir atau menyusun
dengan orang lain. Sebaiknya F dilatih untuk bebatuan dipinggir lapangan. Saya coba tanya
tidak memegang gadget dengan mengalihkan ke teman-teman sebaya di sekitar rumahnya
perhatiannya melalui permainan lain. Orangtua tentang H, teman-temannya mengatakan kalau
dan orang-orang terdekat seperti kakek, nenek H itu jarang bicara. Mereka juga tidak tau
dan sepupu atau orang-orang disekitar F juga 18
Kasus kedua: wawancara kedua dilakukan
harus sering menemaninya bermain bersama
kepada seorang anak usia 6 tahun setengah, kedua
sehingga kecanduan akan gadget bisa berkurang. orangtuanya berkerja di instansi pemerintah. H adalah
Sikap kecanduan internat F belum terlihat anak kedua dari tiga bersaudara, kakak nya berusia 9
sejak satu tahun silam. Awalnya biasa saja dan tahun sedang adiknya berusia 3 tahun setengah.

63
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 57—68
persis karena jarang sekali bermain dengan H orangtuanya membuat Q harus bermain di dunia
akan/tetapi jika bermain, suaranya pelan dan maya. Orangtuanya memberikannya gadget di
tidak jelas. Saat bermain sendiri, sesekali H umur 1 tahun dan sudah bisa mengakses video
menyebutkan salah satu istilah di game PUBG di internet. Keseringan menonton online, di
Mobile seperti chiken19. umurnya memasuki 5 tahun mata Q mengalami
Saya menganggap kepribadian anak gangguan. Matanya cepat memerah, kadang
ini terbentuk melalui aktifitasnya bermain berair disertai gatal serta terasa sakit/perih.
game PUBG Mobile. Salah satu game yang Kedua orangtuanya membawanya ke klinik
sangat digandrungi di Indonesia dan memiliki terdekat dan memberikannya obat untuk
popularitas yang tinggi karena tercatat lebih dari matanya. Kebiasaan dengan dunia online
200 juta orang pada 18 Desember 2018. Saat ini membuat Q kecanduan mengaksesnya sehingga
tercatat memiliki sekitar 30 juta pemain aktif orangtuanya berinisiatif membawanya ke optik
setiap harinya20. untuk dibuatkan kaca mata. Kaca mata itu
Sama halnya dengan F, beberapa hari saya berfungsi untuk menangkal radiasi dari gadget,
juga tinggal bersamanya H. Saya juga melihat agar dapat melindungi mata anaknya.
H lambat merespon jika diajak berbicara, sama Seiring waktu, di umur 6 tahun ini Q
juga lambat menjawab pertanyaan yang saya masih tetap terus berselancar di dunia maya
ajukan atau tidak menjawab sama sekali, bahkan menggunakan gadgetnya. Bahkan gadgetnya
kadang tatapannya kosong. Beda halnya dengan sudah 2 kali diganti yang lebih terbaru.
F yang sering memukul temannya jika merasa Penggunaan kaca mata anti radiasi masih terus
terancam misalnya saat bermain atau tidak mau digunakan agar tetap menjaga kesehatan matanya.
meminjamkan gadgetnya kepada teman yang Walaupun demikian, ketergantungannya dengan
datang ke rumahnya akan/tetapi temannya internet dan kaca mata membuatnya harus
tersebut merebut dari tangannya sehingga F menggunakannya saat bermain gadget. Usaha
memukul temannya hingga menangis. Sikap kedua orangtuanya adalah salah satu wujud
H justru sebaliknya, selalu mengalah dengan rasa sayangnya kepada anak mereka. Walaupun
kakak dan temannya jika berebut sesuatu seperti idealnya berhentikan anaknya memegang gadget
mainan atau makanan. akantetapi orangtuanya menganggap gadget juga
Saya menduga sikap diam yang terlihat memberikan unsur positif bagi penggunanya.
dari perilaku H disebabkan oleh pengaruh Apa-apa saja peran orangtua sebagai agen
game online yang dimainkannya. H sulit pendidik dalam memfilter penggunaan internet
berkomunikasi dengan orang lain, mungkin bagi anak-anak mereka, telah saya jelaskan
sikap ini tergolong sebagai sikap anti sosial selanjutnya.
sehingga sulit berinteraksi dengan orang lain
yang ada disekitarnya. Budaya Online vs Agen Pendidik
Seorang anak perempuan berinisial Q Salah satu fungsi yang mendasar dari
di umur 5 tahun memiliki penglihatan yang pendidikan adalah untuk pengembangan
terganggu karena sejak berumur 1 tahun sudah kebudayaan. Fortes sebagaimana dikutip oleh
sering bermain gadget21. Kesibukan kedua Tilaar (1999)22, mengemukakan tiga variabel
19
Istilah chiken adalah istilah bagi gamers yang utama dalam transformasi kebudayaan, yaitu
berhasil menang di game online PUBG . unsur-unsur yang ditransformasikan, proses
20
Informasi dilansir di https://tekno.kompas. tranformasi, dan cara transformasi. Selanjutnya,
com/read/2018/12/24/11070077/jumlah-pemain-pubg- Koentjaraningrat dengan mengacu pada pendapat
mobile-sudah-samai-fortnite.Ditulis oleh Yudha Pratomo
dan editor Oik Yusuf. Diakses Januari 2019. Kluckhohn yang menggolongkan unsur-
21
Kasus ketiga : Informan adalah seorang putri 22
Tilaar dalam bukunya pendidikan, kebudayaan,
dari pasangan suami-istri yang bekerja di instansi negeri.
dan masyarakat madani Indonesia
Seorang anak perempuan berinisial Q di umur 5 tahun

64
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Kecanduan Online Anak Usia Dini, Dwi Surti Junida

unsur pokok yang ada pada tiap kebudayaan anak-anaknya tidak kecanduan gadget dengan
dunia, antara lain sebagai berikut; bahasa, memberikan ketiga anaknya sepeda sesuai
sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem umurnya masing-masing.Apalagi menurut A,
peralatan hidup dan teknologi, sistem mata kalau ketiga anaknya bermain gadget maka
pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian akan menimbulkan konflik antar mereka
(Koentjaraningrat, 2003)23. Kebanyakan pendidik seperti anak pertama tidak mau berbagi gadget
mempercayai bahwa rumah tangga (keluarga inti dengan kedua adiknya. Selain itu bagi A, jika
seperti ayah dan ibu) merupakan alat utama yang ketiga anaknya bermain sepeda, mobil-mobilan
mempengaruhi jalannya kebudayaan melalui bersama-sama maka tercipta kerjasama antar
perubahan tipe-tipe kepribadian (Kneller, mereka. Banyak hal positif yang didapatkan
1989)24. Peran keluarga amat penting dalam oleh anak-anak mereka jika tidak bermain
mentransfer nilai-nilai budaya sedini mungkin. gadget, menurut A, anak-anaknya bisa lebih
Tugas seorang ayah dan ibu adalah tugas yang cepat bersosialisasi dengan teman-temannya
penting karena mereka adalah guru pertama saat disekitar rumah mereka. Sekalipun kadang-
kita lahir ke dunia. kadang A membiarkan anak-anaknya menonton
Berdasarkan hasil wawancara saya video kartun di laptop saat siang hari, jika
dengan seorang wanita sebagai berikut :seorang ketiganya tidak bisa istirahat siang. Bagi
ibu25 sebut saja inisialnya A berumur 39 tahun A, menonton kartun di laptop lebih aman
memiliki 3 orang anak. Anak pertamanya dibandingkan bermain game atau mengakses
berumur 6 tahun, anak kedua berumur 5 tahun youtube di gadget.
dan anak ketiganya berumur 2 setengah tahun. Cara lain yang A lakukan jika anak-
Kesehariannya A mengurus anak-anaknya anaknya menangis meminta gadget adalah A
di rumah sedang suaminya bekerja sebagai mematikan akses kartu kuota internet pada
karyawan disalah satu perusahaan swasta di gadget agar anak-anaknya tidak dapat mengakses
Makassar. Putra pertamanya sudah bersekolah konten apapun termasuk mendownload game.
tingkat satu Sekolah Dasar tidak jauh dari Selain itu, A juga mendownload game ofline
rumah, berada didekat rumah orangtua A. Tiap yang menurutnya aman untuk dimainkan seperti
hari putra pertamanya dijemput dan diantar puzzle, rubik dan lego. Saya meganggap cara
oleh kakeknya karena jarak sekolah dan rumah A sudah baik dalam mendidik anak-anaknya
kakeknya sangat dekat. Keseharian ketiga menggunakan gadget. Ia bisa mengatur dan
anak A seperti anak-anak pada umumnya. cerdas dalam menghadapi anak-anaknya agar
Mereka bermain bertiga di rumahnya saat tidak kecanduan gadget.
anak pertamanya sudah pulang dari sekolah. A
berharap anak-anaknya selalu akur saat bermain Peran Pendidik dalam Penggunaan Internet
bersama, dia selalu mengawasi ketiga anaknya Segala bentuk perilaku manusia dalam
saat bermain bersama. kehidupan sosialnya selalu dibarengi dengan
Saat saya mewawancarai A, dia berharap sistem-sistem ideal sebagai sistem yang
23
Buku berjudul “Pengantar Antropologi I” tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
dikarang oleh bapak antropologi Indonesia, bapak Dalam keluarga, orangtua dan lingkungan
Koentjaraningrat di Jakarta harus mampu mengajarkan kebudayaan
24
“Buku Antropologi Pendidikan, Suatu mereka kepada anak, lalu memahamkan
Pengantar” yang ditulis oleh Kneller
budaya masyarakat serta mengajarkan
25
Wawancara selanjutnya dengan seorang
informan berinisial A, seorang ibu rumah tangga yang berbagai kejadian atau fenomena sosial
berumur 41 tahun memiliki seortiga orang anak, anak hingga sang anak mampu mengatasi berbagai
pertamanya berjenis kelamin laki-laki berusia 7 tahun, persoalan yang dihadapi dalam hidupnya
anak keduanya seorang putrid berusia 5 tahun dan putra
ketiganya berusia 39 tahun.

65
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 57—68
(Junida, 2016:31)26. Sistem-sistem ideal agar F tidak bisa mengakses internet melainkan
tersebut adalah suatu jaringan sistem itu sendiri hanya bisa bermain game ofline saja yang telah
(dalam Alam, 2012:179)27, karena terjadi suatu didownload sebelumnya. Kadang juga, ibunya
proses pewarisan generasi satu ke generasi sengaja tidak membeli kuota smarphonenya
berikutnya melalui proses sosialisasi dalam agar tidak terhubung dengan akses internet. Jadi
interaksi sesama anggota masyarakat. F hanya bisa bermain game ofline saja. Ada
Disisi lain, kemajuan teknologi informasi saat dimana F juga dilarang keras oleh ayahnya
menjadi ruang bermain baru bagi anak-anak. saat F menangis tidak diberikan smarphone
Mereka menemukan ranah bermain dan belajar karena dibandingkan ibu, ayah F lebih tegas
yang baru yang sangat mudah dan cepat, cukup lagi dalam mendisiplinkannya. Cara lain yang
dengan memainkan jari-jemari di gadget. ibunya lakukan adalah membelikannya sejumlah
Kehadiran internet membawa dampak positif mainan anak-anak yang F sukai. Ibunya
maupun dampak negatif bagi tumbuh-kembang mengajak F ke toko mainan anak-anak dan
anak, apalagi dimulai pada usia dini. Masa membelikannya mainana yang disukainya. Saat
dimana sang anak sudah mulai membentuk bermain di rumah, F bermain dengan mainan
karakter dengan belajar yang bersumber dari yang disukainya tersebut. Sesekali, F mengajak
panca indranya. Membina anak dengan cara teman seusianya (anak tetangga) bermain di
baru, karena pembinaan yang didapatkannya rumahnya.
dari dunia online bermuatan tidak hanya unsur Kasus kedua, menunjukkan anak yang
positif tetapi juga berunsur negatif. Hal tesebut sikapnya lebih tertutup dengan orang lain.
membutuhkan peran penting dari para pendidik Saya inisialkan dengan nama H, anak yang
seperti keluarga dan lingkungan tempat tinggal menunjukkan gagap sosial artinya kurang
mereka. Berikut beberapa temuan saya dari lebih tidak mudah bersosialisasi dengan
ketiga kasus anak penikmat internet diatas. lingkungan disekitarnya. H kesulitan dalam
Kasus pertama, menunjukkan anak yang bergaul, dia menutup diri dengan orang-orang
cepat emosional diakibatkan penggunaan disekitarnya. Mamanya agak khawatir dengan
gadget yang berlebihan, orangtuanya mendisip- perkembangan anaknya tersebut. Mamanya
linkannya dengan mengatur penggunaan gadget. berinisiatif untuk memasukkannya H ke club
Kalau dulu, F diberikan smarphone untuk sepak bola karena dari pengamatannya H suka
mengakses internet dengan waktu yang tidak minta dibelikan bola. Awalnya tentu kurang
menentu seperti pukul 10 atau 11 siang hari berhasil, dimana H tidak langsung berbaur
sampai sore hari pukul 15.00 atau 14.00 sehingga dengan teman-teman yang lain di lapangan
F tidak istirahat di siang hari sekarang F sudah futsal tempat latihan club itu. Alhamdulillah,
tidak diberikan smarphone di waktu tersebut. seiring waktu, H sudah mulai terbiasa dengan
Ibunya sudah mencoba mendisiplinkannya teman-teman seusianya disana. Kalau diawal,
selama setahun sampai saat ini memasuki mamanya sering menunggunya bermain futsal
pendidikan taman kanak-kanak membuat F sampai selesai, akhirnya tinggal diantar dan
sudah terbiasa dengan pembiasaan tersebut. dijemput saja. Dari inisiatif mamanya tersebut,
Awalnya tentu sulit, ibunya berusaha membujuk membuat perubahan di diri H dengan sudah
sampai F mau mendengarkannya. Jika tidak bisa tersenyum dan sesekali berbicara dengan
berhasil, maka ibunya tetap memberikan orang lain. Bagi saya, dengan mendukung minat
smarphonenya dengan mematikan paket datanya dan bakat anak-anak sangatlah penting dalam
menunjang pertumbuhan otak dan psikologi
26
Junida, Dwi Surti. 2016. Membedah Paud
dengan Pisau Budaya.Cetakan pertama. Makassar: MIB
mereka. Sikap mama H sudah tepat, dalam
Indonesia. keresahannya, dia mencoba mencari jalan
27
Alam, N R, 2012. Model Pendidikan anak Pada keluar dari problem anaknya dengan cepat. Dia
Orang Wolio di Kota Bau-bau. Makassar: De la Macca.

66
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: Kecanduan Online Anak Usia Dini, Dwi Surti Junida

mampu menemukan bakat dan minat anaknya berbagai hal dari internet dengan menirunya
lalu mendukung dan mendampinginya. (dari orang-orang yang dilihatnya) termasuk
Kemudian kasus ketiga menunjukkan anak yang berunsur negatif seperti pornorgafi (salah
perempuan (inisialnya “Q”) yang mengalami satu contohnya) maka dalam benak mereka
gangguan kesehatan di matanya karena sudah terekam unsur pornografi sehingga perlu
penggunaan internet yang intensif. Sebenarnya pengawasan penggunaan media sosial terhadap
orangtua Q sengaja tidak memberhentikan anak-anak.
anaknya secara mutlat mengakses internet. Untuk itu perlu kiranya mengajarkan
Bagi orangtuanya, Q tidak boleh juga gagap kepada anak agar memanfaatkan kelebihan
akan penggunaan internet. Hanya saja, mereka dari media sosial seperti menemani anak saat
tetap memiliki sejumlah aturan tegas dalam mengakses internet. Jika kita menemani, kita
memanajemen penggunaan internet di Q. Mata bisa mengatur apa yang anak kita akses, kita
Q yang terganggu karena penggunaan internet bisa menemaninya berdiskusi tentang hal yang
dikonsultasikan ke dokter lalu mendapatkan lihatnya di gadget, kita bisa mengajarkan dia
perawatan intensif hingga pembuatan kacamata tentang hal-hal yang tidak baik dan yang baik
untuk Q. Agar matanya tetap sehat sekaligus seperti game yang membawa unsur kekerasan
dapat mencegah masalah kesehatan yang lain. dan game yang bisa mengasa pertumbuhan otak
Orangtuanya tetap mengizinkan Q mengakses mereka. Hal ini memang sangat sulit bagi seorang
dan berselancar di dunia maya dengan aturan ibu yang juga berprofesi sebagai wanita karir,
yang jelas. Q hanya bisa mengaksesnya akan tetapi mereka bisa cerdas dalam mendidik
setelah pekerjaan sekolah selesai, diselingi dengan memanfaatkan waktu saat sore atau
dengan bermain di luar rumahnya saat sore malam hari disaat pulang kerja untuk menemani
hari. Walaupun orangtuanya mengizinkan Q anak-anak mereka mengakses internet.
mengakses internet bahkan mendukungnya Sedangkan bagi ibu-ibu yang aktivitasnya lebih
berselancar di youtube dengan menjadi yotuber banyak di rumah diharapkan bisa membagi
(pengguna yutube, memiliki channel) akan waktu anak bermain di gadget, mengatur pola
tetapi orang tuanya tetap membiarkannya makan anak, tidur siang anak, belajar dan
bermain di luar rumah mereka. Jadi, mereka bermain diluar rumah bersama teman-temannya.
menggunakan jasa orang lain untuk menjaga Q Banyak ditemukan ibu-ibu sekarang lebih suka
di rumah (menyewa pembantu rumahtangga). memainkan gadgetnya atau duduk bercerita
Saat orangtuanya tiba di rumah (pulang bersama teman-temannya ketimbang menemani
bekerja), Q bisa bermain sepeda atau berlarian anaknya mengakses internet.
bersama teman-teman sebayanya di luar rumah. Orangtua milenial harus sigap menghadipi
era digital artinya mereka harus mampu
PENUTUP berpikir cepat mempersiapkan anak mereka
Perilaku manusia tidak terjadi dengan untuk menghadapi era sekarang ini. Sikap
sendirinya, melainkan diperoleh dari proses kedisiplinan menjadi mekanisme penting dalam
belajar sehingga pembinaan sosial anak sangat mengarahkan pembinaan anak-anak. Sikap
tergantung dengan karakter yang ditransferkan tegas juga sangat penting dalam mengontrol
dari proses prilaku, dalam hal ini mengenai kedisiplinan dan planning manajement. Serta
aspek kehidupan sosial atau norma-norma yang tidak kalah pentingnya tentu perilaku orangtua
berlaku dan disepakati bersama (Junida: 2016)28. harus mencerminkan orangtua cerdas yang
Seperti jika anak-anak sudah dapat mengakses menjadi objek tiruan dari anak-anak mereka.
Berperilaku selayaknya orangtua yang baik
Tulisan saya yang terbit di Koran Tribun Timur,
28 dimata agama maupun nilai-nilai sosial yang
dengan judul “Pendidikan Pra-Sekolah, Makassar”, pada berlaku, tidak justru menunjukkan perilaku yang
29 Februari 2016. bertentangan dengan norma dan budaya kita.

67
WALASUJI Volume 10, No. 1, Juni 2019: 57—68
DAFTAR PUSTAKA Salim Kota Makassar. Tugas akhir untuk
Abdullah, Irwan, 2010. Kontruksi dan meraih gelar Magister di Pascasarja
Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Universitas Hasanuddin: Makassar.
Pustaka Pelajar. -----------------------. 2017. Penyerbukan Budaya
Alam, N R, 2012. Model Pendidikan anak Pada Dalam Pendidikan Karakter, Koran Harian
Orang Wolio di Kota Bau-bau. Makassar: Fajar, Makassar, 11 Maret 2017.
De la Macca. ------------------------ 2017. Pendidikan Pra-
Butterick, Keith. 2013. Pengantar Public Sekolah, Koran Tribun Timur, Makassar,
Relation:Teori dan Praktek (Terj: Nurul 29 Februari 2016.
Hasfi). Jakarta: RajaGrafindo Persada. ----------------------. 2017. Awas & Awasi
Depdiknas,Pengembangan Kemampuan Bullying, Koran Harian Fajar, Makassar,
Motorik Kasar Anak Melalui Kegiatan 25 Juli 2017.
Senam Ceria, Jakarta, 2015 Keesing, MR. 1999. Antropologi Budaya (Suatu
Firdausi, N.B. (2010). Pengaruh Permainan Perspektif Kontemporer). Edisi Kedua,
Deskriptif Terhadap Peningkatan Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Kneller, F.G. (1989). Antropologi Pendidikan,
Di Taman Kanak-Kanak Islam Qalbin Suatu Pengantar. University of
Salim Makassar (The Influnce Of California, Los Angeles. Penerjemah
Descriptive Game On the Improvement Imran Manan Ph.D.
Of Early Childhoods Languange Ability Koentjaraningrat. (2003). Pengantar
In Islamic Qalbin Salim Kindergarden). Antropologi I. Jakarta : Rineka Cipta.
Program Studi Administrasi Pendidikan Mulyana. 2013.Kiat-kiat Khusus Membangun
Kekhususan Pendidikan Anak Usia Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN
Dini. Program Pasca Sarjana Universitas Pusat.
Negeri Makassar. Nina Armando, Mutmainnah. 2016.
https://news.detik.com/berita/3198716/ Mendidikan Anak di Era Digital.Di akses
kemendikbud-15-game-ini-berbahaya- tanggal 03/04/2018.https://webicdn.com/
bagi-anak. Diakses 10 Maret 2018. sdirmember/20/19631/produk/Nina%20
h t t p s : / / w w w. l i p u t a n 6 . c o m / t e k n o / Armando%20%20Media%20LI%20
read/3265060/kemendikbud-larang- Oktober%202016%20rev.pdf.
anak-anak-main-gim-mobile-legends. Nuryanti, Lusi. Development Child’s Gross Motor
Diakses 10 April 2018. Skills Through Cheerful Calisthenics.
https://tekno.kompas.com/ Pengembangan Kemampuan Motorik
read/2018/12/24/11070077/jumlah- Kasar Anak Melalui Kegiatan Senam
pemain-pubg-mobile-sudah-samai- Ceria, Jurnal Ilmu Pendidikan. Jakarta:
fortnite. Ditulis oleh Yudha Pratomo dan volume 5. 2015.
editor Oik Yusuf. Diakses Januari 2019. Panji, Aditya. 2014. Hasil Survei
Iriani. 2012. Sistem Pendidikan Anak Pada Pemakaian Internet Remaja
Orang Wolio di Kota Bau-bau. Makassar: Indonesia. http://tekno. kompas. com/
De La Macca read/ 2014/02/19/1623250/Hasil. Survei.
Junida, Dwi Surti. 2016. Membedah Paud Pemakaian. Internet. Remaja. Indonesia.
dengan Pisau Budaya.Cetakan pertama. Diakses 10 April 2018.
Makassar: MIB Indonesia. Tilaar, H.A.R. (1999). Pendidikan, Kebudayaan,
------------------------. 2016. Pola Pendidikan dan Masyarakat Madani Indonesia.
Anaka Usia Dini (PAUD) di TK Walbim Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya.

68

You might also like