You are on page 1of 7

JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)

Volume 5, Nomor 5, Mei 2022 (1425-1431)

Dampak Penggunaan Smartphone terhadap Perilaku Tantrum


Anak Usia 5-8 Tahun (Fenomenologi di Desa Air Gading
Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu)

Ega Septriani1, Kristina Imron2, Lidia Oktamarina3


1,2,3Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia
Email: egaseptriani2017@gmail.com
Article Info Abstract
Article History This research is motivated by the number of parents who facilitate underage children
Received: 2022-03-20 with smartphones and a change in the behavior of children who are aggressive when
Revised: 2022-04-15
Published: 2022-05-15 playing smartphones. The purpose of this study is to determine the factors that cause
tantrum behavior in children aged 5-8 years, to determine the impact of smartphone
use on children aged 5-8 years, and to find out how to overcome tantrum behavior in
Keywords: children aged 5-8 years in Air Gading Village Bturaja Barat District Ogan Komering Ulu
Smartphone Use; Regency. This type of research uses qualitative research with a phenomenological
Tantrum Behavior;
approach. The subjects in this study were focused on children aged 5-8 years who
Children.
played smartphones. Data collection techniques using observation, interviews, and
documentation. The results of this study incicate that children become addicted to
playing smartphones and often exhibit tantrums verbally (crying, screaming,
screaming, whining) and physical tantrums (hitting, slamming, kicking, throwing
objects) when playing online games. Factors causing tantrum behavior are influenced
by (1) physiological factors (tired, sick, sleepy), (2) psychological factors (frustated,
angry), (3) parental factors (parenting patterns), (4) social situation (family and
community environment). The impact of smartphone use makes children’s behavior
patterns change, such as: lazy, difficult, to concentrate, indifferent, extravagant,
aggressive, and health problems. How to overcome tantrum behavior is not to lose
control/remain calm, stay with and do not let the child, invite the child to talk slowly
after the tantrum subsides, provide directions, examples and explanations, and give
the child a soft touch hug or soothing words.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya orang tua yang memfasilitasi anak di
Diterima: 2022-03-20 bawah umur dengan smartphone dan adanya perubahan tingkah laku anak yang
Direvisi: 2022-04-15
Dipublikasi: 2022-05-15 bersikap agresif saat bermain smartphone. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui faktor penyebab perilaku tantrum pada anak usia 5-8 tahun, untuk
mengetahui dampak penggunaan smartphone pada anak usia 5-8 tahun, dan untuk
Kata kunci: mengetahui cara mengatasi perilaku tantrum pada anak usia 5-8 tahun di Desa Air
Penggunaan Smartphone; Gading Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jenis penelitian ini
Perilaku Tantrum;
menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam
Anak.
penelitian ini adalah fokus pada anak usia 5-8 tahun yang bermain smartphone. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa anak menjadi kecanduan bermain smartphone dan
sering menunjukkan perilaku tantrum secara verbal (menangis, berteriak, menjerit,
merengek) dan tantrum secara fisik (memukul, membanting, menendang,
melemparkan benda) ketika bermain games online. Faktor penyebab perilaku tantrum
dipengaruhi oleh (1) faktor fisiologis (lelah, sakit, ngantuk), (2) faktor psikologis
(frustasi, kemarahan), (3) faktor orang tua (pola asuh), (4) faktor situasi sosial
(lingkungan keluarga dan masyarakat). Dampak penggunaan smartphone membuat
pola perilaku anak menjadi berubah, seperti: malas, sulit berkonsentrasi, cuek, boros,
agresif, dan masalah pada kesehatan. Cara mengatasi perilaku tantrum adalah jangan
lepas kontrol/tetap tenang, tetap dampingi dan jangan membiarkan anak, ajak anak
bicara perlahan setelah tantrum reda, berikan arahan, contoh serta penjelasan, dan
beri anak pelukan sentuhan lembut atau kata-kata yang menenangkan.
I. PENDAHULUAN dalam islam dikatakan bahwa “seorang anak
Pendidikan dasar anak pada dasarnya harus terlahir dalam keadaan fitrah/islam/lurus, orang
berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan religi tua mereka yang membuat anaknya menjadi
yang dipegang oleh lingkungan yang berada yahudi, nasrani, dan majusi,” maka bagaimana
disekitar anak dan agama yang dianutnya, di kita bisa menjaga serta meningkatkan potensi

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1425
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 5, Nomor 5, Mei 2022 (1425-1431)
kebaikan tersebut, hal itu tentu harus dilakukan sebuah perangkat yang simpel dan praktis yang
sejak dini (Nurani, 2016), oleh karena itu dapat dengan mudah dibawa kemana-mana
merupakan peletak dasar atau pondasi awal bagi dengan fungsi yang beragam, Smartphone seolah-
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. olah dibuat untuk menggantikan fungsi
Anak usia dini merupakan usia yang sangat komputer dalam bentuk yang lebih kecil.
menentukan dalam pembentukan karakter dan Sedangkan menurut Williams dan Sawyer
kepribadian seorang anak. Usia itu sebagai usia (2007), smartphone adalah telepon seluler
penting bagi pengembangan intelligences dengan microprocessor, memori, layar serta
permanen dirinya, mereka juga mampu me- modem bawaan, Smartphone merupakan ponsel
nyerap informasi yang sangat tinggi (Nurani, multimedia yang menggabungkan fungsionalitas
2016). Anak mempunyai berbagai macam PC dan handset sehingga dapat menghasilkan
potensi yang masih harus untuk dikembangkan, gadget yang sangat mewah, dimana terdapat
setiap anak juga mempunyai karakteristik yang pesan text, kamera, music, video, games, akses
unik, yang tidak sama dengan orang lain. Anak email, search engine, pengelola informasi pribadi,
selalu aktif dan antusias serta memiliki rasa ingin dan fitur GPS, jasa telepon internet dan bahkan
tahu yang sangat tinggi mengenai sesuatu yang terdapat telepon yang juga berfungsi sebagai
anak lihat, dengar dan rasakan, anak juga tak kartu kredit, maka dengan smartphone, orang
pernah berhenti dalam melakukan eksplorasi dapat melakukan berbagai macam keperluan
dan akan terus belajar (Didith, 2014), maka anak yang dapat mempermudah pekerjaan seseorang,
merupakan pribadi yang unik dan melewati seperti melakukan aktivitas browsing maupun
berbagai tahap perkembangan kepribadian. berkomunikasi dengan seseorang, terdapat
Pada masa golden age ini merupakan masa berbagai fitur yang menarik di dalamnya
yang penting dalam suatu proses pertumbuhan sehingga banyak masyarakat yang memanfaat-
serta perkembangan anak baik psikis maupun kannya, termasuk para orang tua yang me-
fisik, namun pengaruh dari berbagai lingkungan manfaatkan fitur smartphone sebagai media
juga sangatlah berperan penting dalam hal itu pembelajaran dan hiburan bagi anak, seperti
(Khasanah, 2019). Anak usia 2-9 tahun merupa- video maupun games yang bersifat edukatif
kan usia yang dimana anak akan main bersama (Monica, 2018), dengan smartphone, orang tua
temannya dan pada masa ini juga anak akan harus selalu memantau akivitas yang dilakukan
meniru segala sesuatu yang dilakukan dari orang anak dalam penggunaan smartphone dan
yang berada dilingkungan sekitarnya. Pada masa memilih aplikasi-aplikasi yang baik untuk anak.
ini juga proses peniruan akan semakin Seseorang bisa menjadi cepat dan dimudah-
meningkat dan bukan hanya pada perilaku saja kan untuk mencari sesuatu yang penting
yang dilihat anak dilingkungan sekitarnya, tetapi mengenai apapun yang sedang terjadi di seluruh
juga pada segala sesuatu yang sering muncul di dunia dan kita tak perlu berada ditempat itu,
televisi (Nurani, 2016). Oleh karena itu anak namun untuk bisa berada ditempat tersebut akan
disebut sebagai si peniru ulung, mereka mampu mencapai waktu yang lama, tetapi dengan
menirukan apa yang mereka tangkap dan menggunakan teknologi canggih ini yang
pikirannya mencerna apa pun yang orang mempunyai koneksi internet maka suatu
dewasa lakukan, salah satu ciri kehidupan informasi yang kita cari bisa didapatkan dengan
modern adalah agresif terhadap kemajuan waktu yang tidak terlalu lama, tergantung sinyal
teknologi, majunya dalam ilmu pengetahuan yang ada ditempat tersebut, perangkat ini sudah
serta teknologi membuat manusia menemukan meluas dikalangan masyarakat, tidak hanya
banyak macam alat maupun mesin yang bisa orang dewasa namun anak kecil pun sudah bisa
membantu manusia dalam menyelesaikan menggunakannya, dalam penggunaan smart-
apapun yang dikerjakannya agar jadi lebih phone pasti lah ada dampak yang berpengaruh
mudah dan cepat (Helmawati, 2014), seiring per- bagi penggunanya terutama pada anak baik itu
kembangan zaman menuntut pula perkemba- positif maupun negative (Zulfitria, 2017), maka
ngan teknologi yang sangat pesat, teknologi kita sebagai orang tua seharusnya melakukan
muncul dalam berbagai macam jenis dan fitur. antisipasi untuk mencegah hal-hal yang tidak
Menurut Elcom (2011), telepon pintar diinginkan. Tetapi banyak orang tua yang lalai
(smartphone) adalah suatu telepon genggam akan hal ini dan tidak sadar dengan efek yang
yang mempunyai kemampuan sangat tinggi dan dalam penggunaan Smartphone. Smartphone
kadang-kadang fungsinya bisa menyerupai yang difasilitasi orang tua untuk anaknya dengan
seperti komputer, maka smartphone merupakan tujuan dan maksud tertentu, maka sebagai orang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1426
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 5, Nomor 5, Mei 2022 (1425-1431)
tua untuk bisa memberi pengarahan dan penga- waktunya untuk menggunakan smartphone dan
wasan terhadap anak agar bisa menggunakan membuka aplikasi seperti untuk main games
smartphone dengan benar sesuai dengan serta menonton video hingga sampai lupa waktu
fungsinya, jika orang tua yang tidak peduli dan dan tak kenal waktu, pada saat sedang
membebaskan anak dalam penggunaan smart- melakukan segala sesuatu anak selalu
phone secara berlebihan maka itu bisa menggunakan smartphone tanpa ia lepaskan, hal
menimbulkan efek yang buruk bagi anak itu banyak terjadi disekitaran Desa Air Gading
tersebut. Ada beberapa efek yang timbul, yaitu Kecamatan Baturaja Barat, alasannya orang tua
anak bisa jadi individualis, egosentris, kurangnya memberikan smartphone itu agar anak tidak
sosialisasi dan komunikasi dengan lingkungan mengganggu pekerjaan orang tuanya dan tidak
disekitarnya baik teman maupun keluarga, anak bermain di luar rumah. Dari hasil observasi dan
akan malas dalam belajar maupun mengaji dan wawancara yang dilakukan selama beberapa hari
salah satunya itu adalah perilaku tantrum. Selain itu rata-rata sekitar 75% anak-anak mengguna-
itu, anak juga dapat membuka situs yang tak kan smartphone itu durasinya sudah melampaui
seharusnya diakses seperti pornografi dan yang batas apalagi pada masa pandemi seperti ini rata-
semacamnya, jika tak ada pengawasan dari rata adalah pengguna smartphone semua dan
orangtua maka bisa mempengaruhi dan akan sekitar 25% anak-anak itu tidak mempunyai
berdampak yang buruk pada anak. smartphone karena mengalami keterbatasan
Menurut Fetsch & Jacobson (2013), Tantrum ekonomi.
merupakan kondisi anak melampiaskan emosi Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti
dengan cara yang tidak baik seperti mengamuk, mengamati bahwa terdapat beberapa perilaku
menangis kencang hingga membanting barang- yang tidak wajar muncul yang dialami oleh anak
barang, kejadian tantrum karena kelebihan usia 5-8 tahun yang mirip dengan gejala tantrum
emosi dan kesedihan ataupun kemarahan yang seperti menangis sambil menjerit, anak
berlebihan. Perilaku ini adalah hal wajar pada melemparkan apa saja yang ada didekatnya,
rentang usia kanak-kanak, tetapi jika tak diatasi berguling dan mengamuk dilantai, anak tersebut
maka dapat berpengaruh terhadap tumbuh juga berbicara yang kasar dan memukul ibunya
kembang anak untuk selanjutnya, terdapat hasil supaya kehendaknya dapat dituruti. Perilaku
penelitian yang dilakukan oleh Seni (2017) yang lainnya seperti anak akan menjadi malas
bahwa terdapat bentuk perilaku tantrum pada dalam hal belajar dikarenakan anak lebih senang
anak seperti menangis dengan keras, berteriak- untuk bermain smartphone yang seharusnya
teriak, melempar benda dan meninju teman. perilaku ini tidak wajar muncul pada anak usia 5-
Faktor yang menyebabkan perilaku ini muncul 8 tahun, berdasarkan hasil observasi inilah, yang
jika anak mencari perhatian, menginginkan dapat muncul karena anak yang menggunakan
sesuatu namun tidak bisa dimiliki atau terhalang smartphone disini lebih kearah perilaku tantrum
keinginannya, rasa kekecewaan serta saat anak (menangis, merengek, menjerit, melemparkan
merasa tersinggung, merasa diganggu atau benda, berguling dilantai, memukul dan
terganggu dan tidak mampu mengungkapkan berbicara yang kasar) yang didorong rasa
perasaannya dengan kata-kata atau ekspresi amarah yang tinggi karena keinginannya tak
yang diinginkannya dan ini terjadi pada anak TK terpenuhi. Anak-anak yang selalu dimanja oleh
Rahmat Al-Falah Kelompok B Palangka Raya. orang tuanya serta yang selalu keinginannya
Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian dipenuhi maka anak itu akan mengalami perilaku
Seni, bahwa perilaku tantrum yang muncul serta tantrum apabila sewaktu-waktu permintaannya
faktor penyebabnya itu senada dengan pendapat tidak terpenuhi. Fenomena ini sangat membuat
Widyastuti, bahwa faktor penyebab terjadi prihatin karena sudah banyak orang tua yang tak
perilaku tantrum yaitu keinginannya yang tidak dapat mengatasi perilaku ini, orang tua juga
terpenuhi, perasaan jengkel dan frustasi, maupun cenderung akan memenuhi semua keinginan
kemarahan yang terjadi sehingga anak dapat anaknya supaya anak menjadi diam dan tidak
mengamuk. Berdasarkan hasil observasi dan akan rewel atau menangis. Tetapi tanpa sadar
wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal bahwa pola asuh yang seperti itu, yang selalu
15-16 Februari 2021 di desa Air Gading memfasilitasi anaknya dengan menggunakan
Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan smartphone maka dapat memberi dampak candu
Komering Ulu bahwa anak-anak usia 5-8 tahun serta bisa berpengaruh terhadap fisik dan psikis
telah diberikan smartphone oleh orang tuanya. Di anak selanjutnya, terdapat juga hasil penelitian
sana mereka banyak memanfaatkan sebagian dari Suherman menjelaskan bahwa gadget itu

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1427
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 5, Nomor 5, Mei 2022 (1425-1431)
berbahaya untuk penggunaan pada pendidikan mengetahui tentang dampak penggunaan smart-
dan pengasuhan dalam keluarga. Terdapat 1 phone pada anak 5-8 tahun, tujuan dari penel-
anak yang mengalami ketergantungan kecandu- itian kualitatif yaitu guna menguraikan atau
an pada gadget, anak tersebut terbiasa memberikan penjelasan mengenai suatu aspek
menggunakan gadget dengan durasi dan yang sudah sesuai maupun cocok dengan suatu
frekuensi yang tinggi yaitu > 60 menit dan fenomena yang ada, kemudian diperkuat lagi
dilakukan setiap hari, dapat dilihat dari anak melalui observasi dan melakukan pertanyaan
menunda makan dan kurang tidur dikarenakan terbuka lalu diperkuat lagi dengan adanya
lebih senang menghabiskan waktunya dengan dokumentasi. Berdasarkan permasalahan yang
gadget (Suherman, 2019), oleh karena itu, diteliti, penelitian ini dapat mengarah terhadap
pendampingan dan pengawasan orang tua suatu keadaan dilingkungan tempat tinggal
terhadap anak pada saat mengggunakan gadget peneliti yang banyak anak usia 5-8 tahun sudah
sangatlah diperlukan. menggunakan smartphone dan tujuan dari
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan penelitian ini yaitu untuk dapat mengetahui dan
oleh Monica, dkk menjelaskan tentang anak memahami suatu tingkah laku maupun tindakan
kurang memiliki sisi simpati maupun empati dan anak yang bermain smartphone. Informan
tidak dapat memberikan respon yang tepat, jadi merupakan orang yang akan memberi informasi,
dalam kesehariannya ketika dirumah anak selalu dalam penelitian ini, orang yang akan membe-
diberi kesempatan orang tua untuk mengoperasi- rikan informasi adalah orangtua yang memiliki
kan smartphone, dengan kondisi orang tua anak usia 5-8 tahun pengguna smartphone,
bekerja yang membuat waktu untuk keluarga kerabat keluarga dan anak-anak pengguna
menjadi berkurang, sehingga dengan memberika smartphone di Desa Air Gading Kecamatan
smartphone kepada anak dirasa cukup sebagai Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu.
media dalam mendidik anak, maka secara tidak Sumber data primer pada penelitian ini yaitu
langsung inilah yang menjadi faktor melemahnya orang tua yang memiliki anak usia 5-8 tahun,
interaksi sosial dan daya pikir anak dengan sedangkan sumber data sekunder pada peneli-
lingkungan sekitarnya baik di rumah maupun di tian yang diteliti ini adalah keluarga terdekat
sekolah. Selain itu, anak juga akan merasa asing subjek dan buku-buku yang masih berkaitan
dengan lingkungan sekitar karena kurangnya dengan smartphone dan tantrum, teknik pengum-
interaksi sosial, anak juga akan kurang peka dan pulan data dalam penelitian ini yaitu observasi,
bahkan cenderung tidak peduli terhadap wawancara, dan dokumentasi, dalam suatu
lingkungan sekitarnya, oleh karena itu berdasar- analisis data terdapat pada penelitian ini yaitu
kan hasil penelitian Monica (2018) bahwa beberapa aktivitas meliputi, data reduction, data
dampak dalam penggunaan smartphone itu dapat display, dan conclusion drawing/verification,
memberikan efek negatif bagi interaksi sosial selain itu untuk keabsahan data menggunakan
anak baik di rumah maupun di sekolah. Ber- Teknik triangulasi data.
dasarkan berdasarkan latar belakang diatas,
belum adanya penelitian yang berkaitan dengan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
“Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap Dari hasil penelitian dan analisis data .tentang
Perilaku Tantrum Anak Usia 5-8 Tahun Dampak Penggunaan Smartphone terhadap
(Fenomenologi Di Desa Air Gading Kecamatan Perilaku Tantrum Anak Usia 5-8 Tahun (Feno-
Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu)”, menologi Di Desa Air Gading Kecamatan Baturaja
peneliti tertarik mengambil judul ini karena Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu), bahwa
penelitian ini merupakan penelitian fenomen- perilaku tantrum yang ditunjukkan anak lebih
ologi yang sedang terjadi dan sedang berla- sering terjadi pada saat bermain smartphone,
ngsung disekitar lingkungan masyarakat yang terkadang anak tidak dapat mengontrol
ada di Desa Air Gading Kecamatan Baturaja Barat emosinya saat perilaku tantrum muncul, hasil
Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan dampak temuan data dalam penelitian ini ialah yang
penggunaan smartphone ini sangat ber-pengaruh pertama penyebab perilaku tantrum pada anak,
terhadap perilaku yang tidak wajar pada usia 5-8 faktor penyebab anak berprilaku tantrum
tahun. dipengaruhi oleh (1) faktor fisiologis (lelah, sakit,
ngantuk), (2) faktor psikologis (frustasi,
II. METODE PENELITIAN kemarahan), (3) faktor orang tua (pola asuh), (4)
Penelitian ini menggunakan pendekatan faktor situasi sosial (lingkungan keluarga dan
kualitatif melalui metode fenomenologi guna lingkungan masyarakat), faktor fisiologis,

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1428
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 5, Nomor 5, Mei 2022 (1425-1431)
kelelahan, sakit dan ngantuk sering kali paparan radiasi yang dapat mempengaruhi otak,
menyebabkan anak mengamuk, dimana saat serta dapat membuat anak menjadi boros karena
kondisi seperti itu pasti sering kali merespons untuk membeli kuota internet..
segala sesuatu dengan amarah dan .karena ia Ketiga, cara mengatasi perilaku tantrum pada
sendiri juga terkadang bingung dengan apa yang anak yaitu jangan lepas kontrol/tetap tenang,
dirasakannya. Hal ini dapat mempersulit anak- tetap .mendampingi dan tidak membiarkan anak
anak untuk mengekspresikan dan mengelola ketika berprilaku tantrum, biarkan anak terlebih
perasaan dan perilaku.. Faktor psikologis, anak dahulu dengan catatan tetap mengawasi perilaku
dapat merasa frustasi biasanya karena lebih anak, mengajak anak berbicara dengan perlahan
cenderung ke tidak diizinkan melakukan sesuatu setelah tantrum nya telah reda, memberikan
yang diinginkan, seperti anak menginginkan arahan kepada anak agar perilaku tantrum dapat
sesuatu tetapi orang tua tidak mengizinkan dia diminimalisir dan memberikan contoh serta
melakukan itu, sehingga perilaku tantrum akan penjelasan. serta beri anak pelukan sentuhan
muncul apabila keinginannya itu tidak terpenuhi. lembut atau kata-kata yang menenangkan.
Faktor .orang tua, seperti pola asuh yang Smartphone memiliki fitur menarik yang
diterapkan orang tua dirumah, pola asuh ditawarkan dan seringkali membuat kita yang
permisif yang diterapkan orang tuanya membuat menggunakannya menjadi lupa waktu.. Menurut
anak menjadi pribadi yang manja, selalu sunita dan Mayasari (2018).mengatakan bahwa
menuntut keinginannya harus dipenuhi dan tidak anak menjadi nyaman dan senang bermain
menerima kata “tidak”, faktor situasi sosial gadget dikarenakan berbagai fitur dan aplikasi
seperti anak menjadi kecanduan bermain yang menarik, interaktif, fleksibel, dan berbagai
smartphone tentu saja .dipengaruhi oleh variasi di dalamnya sehingga semakin membuat
lingkungan dan perilaku tantrum pada anak. anak ingin selalu menggunakan bahkan dapat
Apabila anak melihat anggota keluarganya mengalami kecanduan pada gadget...Namun,
ataupun tetangganya terbiasa mengungkapkan penggunaan smartphone secara terus-menerus
kemarahannya secara negatif dengan meledak- akan berdampak buruk bagi pola perilaku anak
ledak disertai pelemparan barang, maka anak dalam kesehariannya, anak-anak yang cenderung
akan cenderung meniru.. Hal tersebut sesuai terus-menerus menggunakan smartphone akan
dengan pendapat Penney Hames (2003) bahwa sangat tergantung dan menjadi kegiatan yang
orang tua .yang suka mengamuk mungkin akan rutin untuk dilakukan oleh anak dalam aktivitas
mempunyai anak balita yang juga senang kesehariannya..
mengamuk. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui
Kedua, dampak penggunaan smartphone pada bahwa .orang tua berpikir dengan memberikan
anak, dalam penggunaan smartphone yang berle- anaknya sebuah smartphone anak bisa menjadi
bihan dapat membuat anak malas dan sulit penurut dan tidak menangis lagi.. Apalagi anak
berkonsentrasi, anak-anak yang sudah ke- usia 5-8 .tahun, orang tua selalu memberi anak
canduan smartphone, maka setiap saat mereka smartphone supaya anak tidak menangis dan
selalu bermain smartphone saja karena bagi mengganggu orang tuanya. Tetapi orang tua
mereka tidak ada kegiatan yang lebih mengas- tidak memikirkan dampak smartphone kepada
yikkan selain bermain. Smartphone, benda anak terutama dalam pola sikap dan perilakunya,
tersebut layaknya teman yang tidak bisa lepas disini anak menjadi kecanduan bermain games,
dan selalu dibawa kemanapun dan dalam kondisi youtube serta aplikasi lainnya yang membuatnya
apapun, entah itu saat makan sampai menjelang malas melakukan kegiatan apapun. Selain itu,
tidur.. Penggunaan smartphone pada anak .tanpa anak juga menjadi emosi apabila ditegur untuk
pengawasan dari orang tua bisa berpotensi pada berhenti bermain smartphone pada saat makan
perubahan pola perilaku anak, mereka bisa dan juga selalu menuntut orang tuanya untuk
mengakses gambar dan video yang tidak layak memenuhi semua keinginannya, jika tidak maka
untuk ditonton serta pengaruh dari games online anak melampiaskan amarahnya dengan ber-
dapat membuat anak bersikap agresif (tantrum) teriak, melempar barang dan membanting pintu..
yang ditandai dengan selalu mengeluarkan kata- .Menurut Rahmawati dalam Mubara (2017)
kata kasar saat bermain games online dan juga dampak penggunaan smartphone antara lain,
perilaku memukul smartphone saat kalah menghambat kecerdasan emosional, resiko
bermain dan cenderung cuek pada lingkungan di terpapar radiasi, nyeri leher dan perubahan
sekitar mereka, membuat indera penglihatan anatomi tulang, hambatan terhadap perkemba-
menjadi berkurang, daya ingat menurun, terkena ngan, lambat memahami pelajaran, berisiko

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1429
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 5, Nomor 5, Mei 2022 (1425-1431)
terhadap perkembangan psikologi anak, dan dimilikinya, emosional dan. yang lainnya. Anak
perubahan perilaku anak, dari hasil pengamatan yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan
dapat diketahui bahwa dulu anak disini apa yang ia inginkan dapat mengalami tantrum
merupakan tipe anak yang penurut, .tapi jika suatu kali permintaannya ditolak. Pada
sekarang setelah diberikan smartphone anak kenyataannya anak akan melakukan tantrum
menjadi malas dan cenderung membangkang dan apabila keinginannya tidak terpenuhi oleh orang
selalu. meminta imbalan apabila disuruh oleh tuanya, biasanya anak menggunakan tantrum
orang tuanya. Orang tua .jauh lebih khawatir sebagai trik untuk mendapatkan sesuatu dari
akan anaknya yang terbawa oleh teman- orang tuanya.
temannya yang memiliki karakter yang buruk
terutama dalam hal berbicara.. Orang tua .lebih IV. SIMPULAN DAN SARAN
memilih anaknya bermain di rumah dibanding- A. Simpulan
kan bermain bersama teman-temannya di luar, Sesuai dengan pembahasan berkenaan
namun sekarang justru orang tua kewalahan tentang Dampak Penggunaan Smartphone ter-
untuk mengontrol anaknya dalam.menggunakan hadap Perilaku Tantrum Anak Usia 5-8 Tahun
smartphone, anak .tidak bisa melepaskan smart- (Fenomenologi Di Desa Air Gading Kecamatan
phone dari tangannya entah itu saat makan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering
bahkan menjelang tidur pun masih bermain, Ulu), mampu menarik kesimpulan sebagai
orang tua tidak bisa selalu mengawasi anak berikut:
ketika bermain smartphone karena sibuk mengu- 1. Faktor penyebab anak berprilaku tantrum
rusi adiknya yang masih kecil sekaligus menger- dipengaruhi oleh (1) faktor fisiologis (lelah,
jakan pekerjaan rumah yang terkadang membua- sakit, ngantuk), (2) faktor psikologis
tnya kewalahan sehingga membiarkan anak (frustasi, kemarahan), (3) faktor orang tua
bermain sepuasnya asalkan anak tetap di rumah.. (pola asuh), (4) faktor situasi sosial
Tantrum ialah .sebuah letupan emosi yang (lingkungan keluarga dan lingkungan
meledak dan tidak dapat terkontrol, perilaku ini masyarakat)
biasanya terjadi pada anak usia 15 bulan sampai 2. Dampak smartphone pada anak usia 5-8
dengan 3 tahun, bahkan berlanjut hingga usia 5-6 tahun dapat mempengaruhi sikap dan
tahun (Hasan, 2011). Perilaku tantrum me- perilaku anak, seperti anak menjadi
rupakan salah satu tahap perkembangan emosi kecanduan bermain smartphone, anak
yang sering terjadi pada anak usia dini. Emosi menjadi malas untuk mengerjakan apapun,
merupakan ungkapan suasana hati dan biasanya penggunaan smartphone pada anak tanpa
ditandai dengan suatu perilaku yang akan pengawasan dari orang tua bisa berpotensi
ditunjukkan oleh setiap masing-masing individu pada perubahan pola perilaku anak,
(Rifa’I, 2012). Salkind (2002) mendefinisikan membuat indera penglihatan menjadi
bahwa tantrum merupakan perilaku destruktif berkurang, daya ingat menurun, terkena
dalam bentuk luapan yang dapat bersifat fisik paparan radiasi yang dapat mempengaruhi
seperti memukul, mendorong, membanting suatu otak, efek bermain games dapat men-
benda ataupun dalam bentuk verbal seperti jadikan anak bersifat agresif seperti
berteriak, menangis, menjerit maupun merengek, (memaki, memukul) serta cenderung cuek
pada dasarnya anak berprilaku tantrum me- pada lingkungan di sekitar mereka dan
rupakan hal yang wajar, namun jika tidak diatasi dapat membuat anak menjadi boros karena
dengan baik maka perilaku tersebut akan untuk membeli kuota internet.
mempengaruhi pada perkembangan sosial- 3. Tantrum harus diatasi agar tidak melekat
emosional anak hingga tahap selanjutnya, kuat pada anak hingga dewasa nanti
perilaku tantrum merupakan salah satu dari dengan cara, jangan lepas kontrol/tetap
berbagai kelainan kebiasaan pada anak. Tinda- tenang serta tetap mendampingi dan tidak
kan demikian merupakan sebagai upaya anak membiarkan anak ketika berprilaku
untuk memaksakan kehendaknya agar dikabul- tantrum, biarkan anak terlebih dahulu
kan oleh orang tuanya, terdapat beberapa hal dengan catatan tetap mengawasi perilaku
yang menjadi alasan utaman pemicu anak anak, mengajak anak berbicara dengan
berprilaku .tantrum, bahwasanya sebagian besar perlahan setelah tantrum nya telah reda,
anak yang mempunyai sifat alami diantaranya memberikan arahan kepada anak agar
adalah untuk mencari perhatian, cemburu, perilaku tantrum dapat diminimalisir dan
frustasi, menginginkan sesuatu yang belum dapat memberikan contoh serta penjelasan, dan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1430
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854)
Volume 5, Nomor 5, Mei 2022 (1425-1431)
beri anak pelukan sentuhan lembut atau Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga Teoritis
kata-kata yang menenangkan, dengan dem- dan Praktis. Bandung: PT Remaja
ikian orang tua dapat membimbing anak Rosdakarya
untuk dapat melampiaskan atau menunju-
kkan ekspresi marah kepada perilaku yang Khasanah Malikhatun. 2019. Kasus Dampak
lebih positif. Penggunaan Smartphone Yang Tidak
Proporsional Terhadap Perilaku Tanturm
B. Saran Anak Usia 2 Tahun-12 Tahun di Dampyak
Berdasarkan pelaksanaan penelitian kualit- Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
atif fenomenologi Dampak Penggunaan Smart- Skripsi Universitas Pancasakti
phone Terhadap Perilaku Tantrum Anak Usia
Monica. 2018. Dampak Penggunaan Smartphone
5-8 Tahun, terdapat beberapa saran yang
Terhadap Interaksi Sosial Anak Usia 3-5
perlu disampaikan sebagai berikut:
Tahun (Studi Kasus Pada Anak Dengan
1. Bagi anak hendaknya meningkatkan minat
Latar Belakang Orang Tua Karir). UIN
anak dalam belajar dan memberikan
Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal
motivasi kepada anak untuk meminimalisir
Bimbingan. Penyuluhan dan Konseling. Vol.
dalam penggunaan smartphone agar anak
1, No. 2
tidak menunjukkan perilaku/tindakan
tantrum. Mubara, Kayla, dkk. 2017. Smartmom untuk
2. Bagi orang tua hendaknya dapat me- Generasi Smart: Panduan Parenting di Era
minimalisir dengan mengawasi dan meng- Digital. Yogyakarta: Diva Press
atur penggunaan smartphone pada anak,
menerapkan pola asuh yang baik dan benar Neil J Salkind. 2002. Child Development. USA:
dengan menerapkan semua jenis pola asuh Macmillan References
tetapi disesuaikan dengan kondisi dan
situasi anak, orang tua harus menconto- Nurani Yuliani. 2016. Konsep Dasar Pendidikan
hkan hal-hal yang baik pada anak karena Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
anak-anak akan melihat dan meniru
perilaku/tindakan yang mereka lihat Penney Hames. 2003. Menghadapi dan Mengatasi
disekitarnya, dan orang tua harus bersikap Anak Yang Suka Ngamuk. Jakarta: PT
tegas pada anak apabila sifat tantrum Gramedia
muncul dengan memberinya sebuah
Risky Novitasari Suherman. 2019. Hubungan Pola
pelukan dan pemahaman.
Asuh Orangtua Dengan Tingkat Kecanduan
3. Bagi peneliti selanjutnya semoga bisa
Gadget Pada Anak Prasekolah. Skripsi
mengeksplor lagi hal-hal terkait dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah.
permasalahan Dampak Penggunaan Smart-
phone Terhadap Perilaku Tantrum Anak Seni Puspita. 2017. Perilaku Tantrum Pada Anak
Usia 5-8 Tahun dengan subyek, obyek dan TK Rahmat Al-Falah Kelompok B Palangka
masalah yang berbeda, sehingga mampu Raya. Universitas Muhammadiyah
memberikan data yang bermanfaat. Palangkaraya, Jurnal Bimbingan Konseling.
Vol. 3 No. 1
DAFTAR RUJUKAN
A Rifa’I R.C dan C.T. 2012. Anni.Psikologi Sunita, Mayasari. 2018. Pengawasan Orang tua
Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Terhadap Dampak Penggunaan Gadget
Pada Anak
Didith Pramuditya Ambara. 2014. Asessmen Anak
Usia Dini. Yogyakarta: PT GRAHA ILMU Williams & Sawyer. 2007. Using Information
Technologi : Pengenalan Praktis Dunia
Elcom. 2011. Google Android. Jakarta: Andi Komputer & Komunikasi Edisi 7,
Publiser. (Penerjemah : Nur Wijayaning Rahayu &
Th. Arie Prabawali). Yogyakarta: Andi.
Fetsch & Jacobson. 2013. Children’s Anger and
Tantrums Zulfitria. 2017. Pola Asuh Orang Tua Dalam
Penggunaan Smartphone Pada Anak
Hasan dan Maemunah. 2011. Pendidikan Anak Sekolah Dasar. Universitas Muhammadiyah
Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press.
Jakarta, Jurnal Ilmiah PGSD, Vol. 1 No.2

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1431

You might also like