Professional Documents
Culture Documents
1 PB PDF
1 PB PDF
2, DESEMBER 2016
Zulkarnain A. Muis
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara
Jl. Perpustakaan Kampus USU Medan
E-mail: mjrayazam@yahoo.com
Triana Nasution
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara
Jl. Perpustakaan Kampus USU Medan
E-mail: triana.nasution94@gmail.com
Abstract
Belmera toll road in North Sumatra was the first toll road, links Belawan-Medan-Tanjung Morawa. The aim
of this research is to find the relationship model between speed, density and volume on Belmera toll road
based on a traffic study. The traffic study which embodies volume study and the speed of vehicles were
divided into 5 vehicle classification, into 2 traffic lines (Entrance and Exit Tanjung Morawa’s toll gates), was
conducted on Friday and Saturday around the peak hour on each traffic current. The study concluded that
Greenberg model is the best approach for traffic current on Belmera toll road. According to Greenberg
model we acquire a mathematical equation of the relationship between speed-density, volume-density, and
volume-speed of Exit Tanjung Morawa’s toll gates as: S=98,100-6,700LnD, V=98,100D–16,700DLnD,
V=355,758Se-0,059S and the Entrance as: S=99,312–17,442LnD, V=99,312D–17,442DLnD,
V=297,033 Se-0,057S. Based on the observation and application of Greenberg model, traffic indicator (v/c,
flow, density) of both current revealed that the level of service of Belmera toll road is C and it’s a fine traffic
performance so far. The speed rate (km/hour) and density (pcu/km) revealed that the acquired rate from the
observation is smaller than the application of Greenberg model.
Abstrak
Jalan Tol Belmera merupakan jalan tol yang pertama dibangun di Sumatera Utara, menghubungkan
Belawan-Medan-Tanjung Morawa. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan hubungan parameter
karakteristik lalu lintas pada Jalan Tol Belmera berdasarkan studi lalu lintas, mencakup studi volume dan
kecepatan kendaraan yang diklasifikasikan ke dalam 5 golongan kendaraan, untuk 2 arah lalu lintas yaitu
arah Entrance Gate Tanjung Morawa dan Exit Gate Tanjung Morawa. Studi dilakukan pada hari Jumat-
Sabtu (28-29 Agustus 2015) pada jam puncak untuk masing-masing arah lalu lintas. Dari hasil penelitian
disimpulkan bahwa model Greenberg merupakan pendekatan terbaik untuk lalu lintas pada Jalan Tol
Belmera. Berdasarkan model Greenberg diperoleh persamaan matematis hubungan antara kecepatan-
kepadatan, volume-kepadatan, dan volume-kecepatan untuk arah Exit Gate Tanjung Morawa sebagai
berikut: S=98.100-16.700LnD, V=98.100D–16.700DLnD, V=355.758 Se-0,059S dan untuk arah Entrance Gate
Tanjung Morawa adalah sebagai berikut: S=99.312–17.442LnD, V=99.312D–17.442DLnD,
V=297.033 Se-0,057S . Dari hasil pengamatan di lapangan dan penerapan model Greenberg, indikator lalu
151
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Adina Sari Lubis, Zulkarnain A. Muis, Triana Nasution
Pemodelan Hubungan Parameter Karakteristik Lalu Lintas pada Jalan Tol Belmera
lintas (v/c, kecepatan, kepadatan) pada kedua arah menunjukkan bahwa Jalan Tol Belmera memiliki tingkat
pelayanan C dan kinerja lalu lintas yang masih baik. Sedangkan untuk angka kecepatan (km/jam) dan
kepadatan (smp/km) saat jam puncak menunjukkan bahwa angka yang diperoleh pada saat pengamatan
lebih kecil dibandingkan dengan angka yang diperoleh dengan penerapan model Greenberg.
Kata-kata Kunci: Jalan tol, Kinerja lalu lintas, Kecepatan, Kepadatan, Volume.
152
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
1. Kecepatan (S)
153
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Adina Sari Lubis, Zulkarnain A. Muis, Triana Nasution
Pemodelan Hubungan Parameter Karakteristik Lalu Lintas pada Jalan Tol Belmera
V-D
V-S
dengan:
Sf = Kecepatan pada arus bebas (km/jam) DM = Kepadatan maksimum (smp/km)
Dj = Kepadatan saat macet (smp/km) serta c dan b merupakan konstanta
154
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
formulir survei, yang diklasifikasikan menurut 8. Menentukan pemodelan yang sesuai dengan
jenis kenderaan dalam interval 15 menit. ruas jalan yang ditinjau dengan melihat nilai
koefisien determinasi (R2) tertinggi.
2. Data volume kendaraan dikonversikan ke
dalam satuan mobil penumpang (smp) 9. Pengukuran kinerja lalu lintas dilakukan dalam
menggunakan ekivalen mobil penumpang kondisi jam puncak, yaitu dengan cara
(emp) menurut MKJI (DJBM, 1997). membuat tabel perbandingan derajat kejenuhan
(DS), kecepatan (S) dan kepadatan (D) antara
3. Dari data survei kecepatan diperoleh kecepatan MKJI (DJBM, 1997), Greenberg dan data
rata-rata setiap golongan kendaraan dalam pengamatan di lapangan.
interval 15 menit selama 4 jam. Untuk
mendapatkan nilai kecepatan rata-rata dari 10. Menentukan tingkat pelayanan Jalan Tol
kendaraan maka digunakan perhitungan dengan Belmera berdasarkan data yang telah diolah
metode distribusi frekuensi. dan dianalisis.
155
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Adina Sari Lubis, Zulkarnain A. Muis, Triana Nasution
Pemodelan Hubungan Parameter Karakteristik Lalu Lintas pada Jalan Tol Belmera
Menggunakan persamaan matematis pada Tabel 3 karakteristik lalu lintas, maka model Geenberg
maka diperoleh grafik hubungan parameter merupakan model yang cocok untuk ruas Jalan Tol
karakteristik lalu lintas pada Jalan Tol Belmera Belmera pada arah Exit Gate Tanjung Morawa.
untuk arah Exit Gate Tanjung Morawa pada
Gambar 2. Untuk Arah Entrance Gate Tanjung Morawa,
hubungan matematis ketiganya dapat dilihat
pada Tabel 6. Dengan menjabarkan persamaan
matematis tersebut kemudian diperoleh parameter
karakteristik arus lalu lintas untuk setiap model
seperti pada Tabel 7.
V-D
S-D
S-D
V-D
V-S
156
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
Dengan menggunakan hubungan Kecepatan- Berdasarkan data rincian lalu lintas Cabang
Kepadatan (S-D) sebagai kalibrasi awal untuk Belmera Tahun 2005 s/d 2014 pada Gate Tanjung
menentukan hubungan matematis ketiga parameter Morawa diperkirakan volume lalu lintas yang akan
karakteristik lalu lintas, maka model Geenberg terjadi pada 5 (lima) dan 10 (sepuluh) tahun
merupakan model yang cocok untuk ruas Jalan Tol kedepan sehingga parameter karakteristik lalu
Belmera pada arah Entrance Gate Tanjung lintas lainnya dapat diperoleh.
Morawa.
Untuk 5 (lima) tahun kedepan (sampai tahun 2020)
Kinerja lalu lintas - Derajat kejenuhan (DS) pada Tabel 11.
- Kecepatan (S) dan kepadatan (D) pada Tabel 12.
1. Kinerja lalu lintas eksisting yang terdiri dari:
- Derajat kejenuhan (DS) pada Tabel 9. Untuk 10 (sepuluh) tahun kedepan (sampai tahun
- Kecepatan (S) dan kepadatan (D) pada Tabel 2025)
10. - Derajat kejenuhan (DS) pada Tabel 13.
2. Kinerja lalu lintas 5 (lima) dan 10 (sepuluh) - Kecepatan (S) dan kepadatan (D) pada Tabel 14.
tahun kedepan.
2
Tabel 8. Nilai koefisien determinasi (R ) hubungan matematis parameter lalu lintas
untuk model Greenshields, Greenberg dan Underwood
Tabel 10. Kecepatan (S) dan kepadatan (D) pada saat jam puncak
157
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Adina Sari Lubis, Zulkarnain A. Muis, Triana Nasution
Pemodelan Hubungan Parameter Karakteristik Lalu Lintas pada Jalan Tol Belmera
Tabel 12. Kecepatan (S) dan kepadatan (D) pada tahun 2020
Tabel 14. Kecepatan (S) dan kepadatan (D) pada tahun 2025
158
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
memiliki tingkat pelayanan D untuk 10 (sepuluh) memberikan angka kapasitas yang lebih rendah
tahun kedepan (tahun 2025). dibandingkan yang telah diprediksi
menggunakan MKJI (DJBM, 1997), yaitu
Tabel 17. Persentase volume lalu lintas estimasi 2218,238 (smp/jam) untuk arah Exit dan
terhadap kapasitas ruas jalan tol 1907,0203 untuk arah Entrance Gate Tanjung
pada tahun 2025 Morawa, dibanding dengan 2369 (smp/jam).
Model
Segmen MKJI 1997 4. Dengan arus lalu lintas yang masih stabil,
Greenberg
Jalan (%) kecepatan rata-rata pada saat jam puncak
(%)
Arah Exit 84,69962 90,45621 adalah 80,805 km/jam untuk arah Exit dan
Arah Entrance 88,7862 110,2948 80,647 km/jam untuk arah Entrance Gate
Tanjung Morawa, dan servis volume lalu lintas
tidak melebihi 75% dari kapasitas yaitu 1115,7
Kesimpulan
smp/jam untuk arah Exit dan 1169,53 smp/jam
untuk arah Entrance Gate Tanjung Morawa,
Berdasarkan hasil Analisis Pemodelan Hubungan
maka ditarik kesimpulan bahwa Jalan Tol
Parameter Karakteristik Lalu Lintas pada Jalan Tol
Belmera memiliki tingkat pelayanan C.
Belmera, diperoleh beberapa kesimpulan antara
lain:
5. Dengan mengestimasikan volume lalu lintas
1. Dari ketiga model yang diteliti (model
yang akan terjadi 5 (lima) dan 10 (sepuluh)
Greenshields, Greenberg dan Underwood),
tahun kedepan diperoleh bahwa untuk tahun
terlihat bahwa model Greenberg memberikan
2020 Gate Tanjung Morawa memiliki volume
pendekatan terbaik pada Jalan Tol Belmera
sebesar 1496,23 smp/jam untuk arah Exit dan
dengan nilai koefisien determinasi (R2) pada
1568,42 smp/jam untuk arah Entrance dengan
hubungan matematis Kecepatan-Kepadatan (V-
tingkat pelayanan C. Sedangkan untuk tahun
S) sebagai berikut:
2025 diperkirakan bahwa Gate Tanjung
- 0,375 untuk arah Exit Gate Tanjung Morawa
Morawa memiliki volume sebesar 2006,534
- 0,760 untuk arah Entrance Gate Tanjung
smp/jam untuk arah Exit dan 2103,345
Morawa
smp/jam untuk arah Entrance dengan tingkat
pelayanan D.
2. Berdasarkan model Greenberg diperoleh
hubungan matematis antara parameter lalu
lintas sebagai berikut: Daftar Pustaka
- Arah Exit Gate Tanjung Morawa:
S = 98,100 -16,700 Ln D; V = 98,100 D – Asri, A., et al., 2012. Analisa Karakteristik Arus
16,700 DLn D; V = 355,758 Se-0,059S Lalu Lintas (Studi Kasus pada Ruas Jalan Tol
- Arah Entrance Gate Tanjung Morawa: Reformasi Km. 5 Seksi II Makassar), Jurnal
S= 99,312 – 17,442 Ln D; V= 99,312 D – Penelitian Teknik Sipil, Makassar.
17,442 D Ln D; V= 297,033 Se-0,057S
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual
3. Dari hasil pengamatan di lapangan dan Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Departemen
penerapan model Greenberg, indikator lalu Pekerjaan Umum.
lintas (v/c, kecepatan, kepadatan) pada kedua
arah menunjukkan bahwa Jalan Tol Belmera Gunawan, H. dan Purnawan, 1998. Hubungan
memiliki kinerja lalu lintas yang masih baik, Parameter Kecepatan, Volume dan Kepadatan Lalu
yaitu memiliki nilai derajat kejenuhan sebesar Lintas di Kotamadya Padang, Simposium I Forum
0,503 untuk arah Exit Gate Tanjung Morawa Studi Transportasi Perguruan Tinggi, ITB,
dan 0,613 untuk arah Entrance Gate Tanjung Bandung.
Morawa. Sedangkan untuk angka kecepatan
(km/jam) dan kepadatan (smp/km) saat jam Hobbs, F.D., 1979. Traffic Planning and
puncak menunjukkan bahwa angka yang Engineering, 2nd Ed, Pergamon Press Plc.
diperoleh pada saat pengamatan lebih kecil
dibandingkan dengan angka yang diperoleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,
dengan penerapan model Greenberg yaitu 2006. Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 14
80,805; 13,807 berbanding dengan 16,949; Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Rekayasa
130,876 untuk arah Exit Gate Tanjung Lalu Lintas di Jalan.
Morawa dan untuk arah Entrance Gate
Tanjung Morawa adalah 80,647; 14,502 Malkhamah, S., dan Kurniawan, Y., 2009.
berbanding dengan 17,452; 109,272. Penerapan Pemodelan Hubungan Parameter Lalu Lintas pada
persamaan matematis dari model Greenberg Jalan Tol Jakarta: Studi Kasus pada Koridor
159
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Adina Sari Lubis, Zulkarnain A. Muis, Triana Nasution
Pemodelan Hubungan Parameter Karakteristik Lalu Lintas pada Jalan Tol Belmera
Wiyoto Wijono, Kolokium Hasil Penelitian dan Tamin, O.Z., 2003. Perencanaan dan Pemodelan
Pengembangan Jalan dan Jembatan. Transportasi: Contoh Soal dan Aplikasi, Penerbit
ITB, Bandung.
Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Tamin, O.Z., 1997, Perencanaan dan Pemodelan
No. 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol. Lembar Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
Negara RI Tahun 2005, Jakarta.
Tamin, O.Z., 1992. Hubungan Parameter
Rogers, M., 2008. Highway Engineering, 2nd Ed, Kecepatan, Volume dan Kepadatan Lalu Lintas di
Blackwell Publishing Ltd. Ruas Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta, Jurnal
Teknik Sipil, No.5, Hal 1-11, ISSN:0853-2982.
160
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL