You are on page 1of 4

Key Words:

Arteriovenous Malformation Malformasi Arteri Vena Arteriovenous Fistula

Life Expectancy Harapan Hidup Peluang Hidup


Hemorrhagic Stroke Stroke Hemoragik Stroke Perdarahan
Stereotactic radiosurgery Gamma Knife Pisau Gamma
Pengobatan Perawatan Penyembuhan

Search Engine:

http://jurnalsinaps.com/index.php/sinaps

https://scholar.google.co.id

References (Authors, publication time, title):

Windi M., Sekplin S., dan Gilbert T., 2018. Diagnosis dan Tatalaksana Malformasi Arteri Vena
(AVM) Serebral. Journal Sinaps, 1(2), pp. 36-46. Diakses di :
http://jurnalsinaps.com/index.php/sinaps/article/view/28/17, diakses pada 18 Oktober 2018.

Sofyan, A. M., Sihombing, I. Y., dan Hamra, Y., 2015. Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan
Hipertensi dengan Kejadian Stroke. Medula, 1(1). Diakses di :
http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/view/182/125, diakses pada 18 Oktober 2018.
Kodrat, H. dan Novririanthy, R., 2016. Peranan Radiosurgery pada Berbagai Kelainan
Intrakranial. CDK-243, 43(8), p. 631. Diakses di :
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/99/94, diakses pada 19 Oktober 2018.

Moosa, S., et al., 2014. Volume-staged versus dose-staged radiosurgery outcomes for large
intracranial arteriovenous malformations. Neurosurgical focus, 37(3), E18. Diakses di :
https://www.researchgate.net/profile/Robert_Starke/publication/265212622_Volume-
staged_versus_dose-
staged_radiosurgery_outcomes_for_large_intracranial_arteriovenous_malformations/links/564
1483608aec448fa6072d3.pdf, diakses panda 19 Oktober 2018.

Garrido, Eddy, et al., 2007. 7 Years of Gamma Knife Radiosurgery: The Lancaster General
Hospital Experience. The Journal of Lancaster General Hospital, 2(1). Diakses di :
http://www.jlgh.org/Past-Issues/Volume-2---Issue-1/7-Years-of-Gamma-Knife-
Radiosurgery.aspx, diakses pada 19 Oktober 2018.

Available from (Link)

http://jurnalsinaps.com/index.php/sinaps/article/view/28/17

http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/view/182/125
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/99/94
https://www.researchgate.net/profile/Robert_Starke/publication/265212622_Volume-
staged_versus_dose-
staged_radiosurgery_outcomes_for_large_intracranial_arteriovenous_malformations/lin
ks/5641483608aec448fa6072d3.pdf

http://www.jlgh.org/Past-Issues/Volume-2---Issue-1/7-Years-of-Gamma-Knife-
Radiosurgery.aspx

Title of Essay: Stereotactic Radio-surgery : an Expectancy Life for Arteriovenous Malformation


(AVM)

Stroke adalah penyakit neurologi yang paling mengancam kehidupan dan di Indonesia,
diperkirakan setiap tahun terdapat 500.000 penduduk yang terkena serangan stroke. risiko stroke
meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor risiko (Aisyah, Ika, dan Yusuf, 2013). Stroke
umumnya diderita oleh orang tua atau orang yang sudah lanjut usia. Namun tidak sedikit pula kasus
stroke terjadi pada anak-anak. Salah satu penyebab Stroke pada usia dini adalah pecahnya pembuluh
otak yang dapat disebabkan oleh kekusutan pembuluh darah sehingga terjadi gangguan aliran darah
yang disebut dengan Arteriovenous Malformation. Stroke yang disebabkan oleh adanya pembuluh
darah yang pecah disebut Stroke Hemoragik.
Arteriovenous Malformation (AVM) merupakan suatu kelainan pembuluh darah, terjadi
karena kekusutan antara arteri, vena dan pembuluh darah kapiler, sehingga terjadi gangguan aliran
darah dan merupakan suatu prediksi untuk terjadinya perdarahan intrakranial (Windi, Sekplin, dan
Gilbert, 2018). AVM merupakan kelainan kongenital yang jarang terjadi di masyarakat umum namun
berpotensi menimbulkan dampak serius dan berisiko menimbulkan kematian. Penyebab dari
Arteriovenous Malformation masih belum diketahui hingga saat ini. Namun, pada umumnya,
penyakit ini diderita oleh laki-laki berusia muda. AVM dapat muncul di mana saja, paling sering di
otak dan sumsum tulang belakang. Kita harus waspada terhadap kelainan pembuluh darah ini karena
AVM kerap kali tidak disertai dengan gejala awal dan biasanya baru diketahui setelah terjadi
pendarahan.
Jika kasus Arteriovenous Malformation mendapatkan penanganan yang terlambat, resiko
yang terjadi dapat sangat tinggi yaitu dapat berupa stroke, kelumpuhan total, bahkan meninggal.
Walaupun Arteriovenous Malformation merupakan penyakit yang mematikan, penderita
Arteriovenous Malformation dapat mendapatkan harapan hidup untuk sembuh dengan berbagai
pengobatan seperti reseksi bedah, embolisasi endovascular, dan radiosurgery stereotactic, yang
semuanya dapat digunakan baik sendiri atau dalam kombinasi. Salah satu yang sering digunakan
adalah Stereotactic radiosurgery atau yang sering disebut Gamma Knife. Stereotactic radiosurgery
(SRS) adalah teknik pemberian radiasi dosis tinggi yang bersifat ablatif dalam fraksi tunggal, dimana
cakupan radiasi sesuai bentuk lesi (konformal), penentuan target radiasi dilakukan dengan navigasi
sistem koordinat stereotaktik (Kodrat dan Novririanthy, 2016). Menurut Moosa, S., et al. (2014)
Stereotactic radiosurgery (SRS) telah terbukti bermanfaat dalam pengobatan Arteriovenous
Malformation yang berukuran kecil dan sedang dengan tingkat penghilangan Arterionevous
Malformation yang tinggi.
Namun dalam pemanfaatannya, pengobatan Stereotactic radiosurgery memiliki efek samping
terhadap penderita yang menerima pengobatan tersebut. Efek samping yang didapat dari pengobatan
Stereotactic surgery dapat akut (dalam beberapa hari pasca pengobatan) yang meliputi kejang, sakit
kepala, muntah, dan pusing, yang berlangsung singkat dan biasanya dapat disembuhkan total,
komplikasi yang tertunda (beberapa bulan kemudian) yang disebabkan oleh edema cerebral yang
menyebabkan atau tidak menyebabkan defisit neurologis, atau kronik (lebih dari satu tahun setelah
pengobatan) yaitu termasuk radionecrosis atau kematian jaringan otak yang berdekatan (Garrido,
Eddy, et al., 2007). Selain itu, kualitas hidup dari penderita pun perlu diperhatikan. Kualitas hidup
yang buruk tentu mempengaruhi proses penyembuhan pada penderita Arterionevous Malformation.
Para penderita pun harus memiliki semangat juang hidup yang tinggi agar bisa bertahan melewati
masa-masa pengobatan agar didapatkan hasil yang maksimal.
Dengan demikian, para penderita Arteriovenous Malformation masih memiliki harapan hidup
yang tinggi asalkan penanganannya cepat dan tepat. Memang tidak ada yang bisa menjamin bahwa
pengobatan ini akan 100% menyembuhkan penderita Arteriovenous Malformation, tetapi dengan
adanya pengobatan ini, peluang untuk hidup bagi para penderita meningkat secara signifikan ditinjau
dari banyaknya kesuksesan dari metode pengobatan Stereotactic radiosurgery ini.

You might also like