You are on page 1of 10

171

Buana Sains Vol 18 No 2: 171 - 180, 2018

REVIEW :
UPAYA EFISIENSI DAN PENINGKATAN KETERSEDIAAN
NITROGEN DALAM TANAH SERTA SERAPAN NITROGEN
PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

Edi Tando

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara

Abstract
Nutrients or nutrients are important factors for plant growth which can be
likened to food substances for plants. One of the factors that support plants to grow
and produce optimally is the availability of nutrients in sufficient quantities in the soil.
The elements N, P and K, have a very important role in plant growth and production.
The purpose of the preparation of the paper is to provide information about efforts to
improve efficiency and availability of nitrogen in the soil and nitrogen uptake in lowland
rice plants (Oryza sativa L.)
Nitrogen has a role as a constituent of enzymes which plays a large role in plant
metabolism but is relatively not available to plants. The efficiency of the use of Nitrogen
(N) fertilizer in lowland rice can be maximized by way of 1) timely fertilization, 2)
planting superior varieties that are responsive to the administration of Nitrogen (N), 3)
improving cultivation techniques, 4) regulating the timing of Nitrogen fertilizer (N ) the
right during the growing season with Leaf Color Chart (LCC) or Leaf Color Chart
(BWD) and 5) NPK fertilization simultaneously.
Efforts to increase the availability of nitrogen in the soil and uptake in wetland
rice can be done by adding high-quality organic matter, the use of Azotobacter isolates
as biological fertilizers to reduce the decrease in soil health due to the input of synthetic
chemicals.

Keywords: Efficiency; elevate; nitrogen uptake; soil; lowland rice.

Pendahuluan diburuhkan tanaman dalam jumlah


banyak, antara lain, Fosfor (P), Kalium
Unsur hara atau nutrisi tanaman
(K), Nitrogen (N) belerang (S), Kalsium
merupakan faktor penting bagi
(Ca), dan Magnesium (Mg). unsur hara
pertumbuhan tanaman yang dapat
primer (N, P, K) dan unsur hara
diibaratkan sebagai zat makanan bagi
sekunder (S, Ca, Mg), sedangkan yang
tanaman. Sesuai dengan jumlah yang
tergolong unsur hara mikro (dibutuhkan
dibutuhkan tanaman, unsur hara di bagi
dalam jumlah kecil, antara lain besi (fe),
menjadi dua kelompok, yaitu unsur hara
boron (B), mangan (Mn) seng (Zn),
makro dan unsure hara mikro. Unsur
tembaga (Cu) dan molybdenum (Mo).
hara makro merupakan unsur hara yang
Unsur hara makro N, P dan S adalah
172

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

unsur yang merupakan bagian integral memberikan informasi tentang upaya


dari protein tanaman, jumlah energi yang efisiensi dan peningkatan ketersediaan
dibutuhkan bagi penyerapan aktif unsur nitrogen dalam tanah serta serapan
hara tanaman diperoleh dari respirasi nitrogen pada tanaman padi sawah (Oryza
karbohidrat yang terbentuk sebagai hasil sativa L.)
dari fotosintesis tanaman. Oleh
karenanya sejumlah faktor yang
mengurangi laju fotosintesis, akan Hasil dan Pembahasan
mengurangi suplai energi di dalam
tanaman dalam waktu lama dan akibatnya Peranan Nitrogen
mengurnagi laju penyerpaan unsur hara Menurut Sugito (2012) bahwa
(Sugito, 2012). terdapat empat jenis unsur yang paling
Salah satu faktor yang menunjang banyak dijumpai dalam jaringan tanaman
tanaman untuk tumbuh dan berproduksi ialah C, H, O dan N. Tiga unsur pertama
secara optimal adalah ketersediaan unsur mudah tersedia bagi tanaman, terutama
hara dalam jumlah yang cukup di dalam dalam bentuk CO2, H20 dan O2.
tanah. Jika tanah tidak dapat Namun Nitrogen (N) yang merupakan
menyediakan unsur hara yang cukup bagi penyusun utama protein, relative tidak
tanaman, maka pemberian pupuk perlu tersedia bagi tanaman walaupun molekul
dilakukan untuk memenuhi kekurangan nitrogen menduduki 80 persen dari total
tersebut. Pada setiap jenis tanaman unsur di atmosfir. Pada umumnya,
membutuhkan unsur hara dalam jumlah nitrogen di atmosfir secara kimiawi
yang berbeda-beda. Ketidaktepatan pada bersifat “innert” dan tidak bisa langsung
pemberian unsur hara/pupuk selain akan digunakan oleh tanaman. Sebagai
menyebabkan tanaman tidak dapat pengganti tanaman gharus bergantung
tumbuh dan berproduksi secara optimal pada sejumlah kecil senyawa Nitrogen
juga merupakan pemborosan tenaga dan (N) yang terdapat dalam tanah, terutama
biaya. Agar usaha pemupukan menjadi yang berbentuk ion bagi nitrit dan
efisien maka, pemberian pupuk tidak ammonium, selanjutnya fiksasi hayati
cukup hanya melihat keadaan tanah dan telah dilaporkan pada berbagai jenis
lingkungan saja, tetapi juga harus organism, baik organism yang hidup
mempertimbangkan kebutuhan pokok bebas maupun simbiosis anatara jasad
unsur hara tanaman. Dengan diketahui renik dan tanaman tinggi terutama jenis
kebutuhan pokok unsur hara tanaman legume (kacang-kacangan). Tanaman
maka dosis dan jenis pupuk dapat nonlegume biasanya menyerap Nitrogen
ditentukan lebih tepat (Runhayat, 2007). (N) dari dalam tanah dalam bentuk nitrat
Unsur N, P dan K, ketiga unsur (NO3- ) atau ammonium (NH4+), dimana
ini mempunyai peran yang sangat penting pada kebanyakan tanah pertanian nitrat
terhadap pertumbuhan dan produksi merupakan bentuk senyarwa Nitrogen
tanaman, dimana ketiga unsur ini saling (N) yang paling banyak diserap tanaman.
berinteraksi satu sama lain dalam Tanaman legume mampu mengambil N2
menunjang pertumbuhan tanaman, unsur dari atmosfir dengan bantuan Rhizobia sp.
nitrogen dapat diperoleh dari pupuk Hanya sedikit Nitrogen (N) tanah yang
Urea dan ZA. unsur P dari pupuk digunakan oleh tanaman legume. N-
TSP/SP-36, sedangkan K dalam KCI organik dalam tanaman akan segera
dan ZK (Rauf et al., 2010). Tujuan diubah menjadi asam - asam amino dan
penyusunan review kali ini yaitu untuk akhirnya dirangkai menjadi protein
173

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

tanaman. Protein sel-sel vegetatif negatif yang ditimbulkannya. Nitrifikasi


sebagian besar lebih bersifat fungsional merupakan proses perubahan amonium
daripada struktural dan bentuknya tidak (NH4+) menjadi nitrat (NO 3-), perubahan
stabil sehingga selalu mengalamai ini dapat merugikan apabila laju
pemecahan dan reformasi. Sebagai nitrifikasi terlalu tinggi. Untuk mengatasi
pelengkap bagi perananaya dalam sintesa tantangan tersebut di atas maka
protein, Nitrogen (N) merupakan bagian diperlukan suatu upaya. Upaya petani di
tak terpisahkan dari molekul klorofil dan negara maju untuk meningkatkan
karenanya suatu pemberian Nitrogen (N) efisiensi Nitrogen (N) salah satunya
dalam jumlah cukup akan mengakibatkan dengan senyawa penghambat nitrifikasi,
pertumbuhan vegetatif yang subur dan antara lain dengan penggunaan pupuk
warna daun hijau gelap. Pemberian Nitrogen (N) lepas lambat (slow release)
Nitrogen (N) yang berlebihan dalam atau pupuk Nitrogen (N) bersama
lingkungan tertentu dapat menunda fase nitrification inhibitor seperti thiourea;
generatif tanaman dan bahkan tidak sulfathiazole; dan N-serve (nitrapirin).
terjadi sama sekali. Secara fungsional, Walaupun senyawa sintetik tersebut
nitrogen juga penting sebagai penyusun efektif mengurangi kehilangan Nitrogen
enzim yang sangat besar peranannya (N) tanah, namun selain harganya relatif
dalam proses metabolisme tanaman, mahal ternyata juga berdampak negatif
karena enzimnya tersusun dari protein. terhadap mikroba non-target seperti
Nitrogen merupakan unsur amat mobil bakteri penambat N2 dan mikoriza
dalam tanaman yang berarti bahwa (Khalifa, 2010).
protein fungsional yang mengandung Bila tanah kurang mengandung
Nitrogen (N) dapat terurai pada bagian Nitrogen (N) tersedia, maka seluruh
tanaman yang lebih tua, kemudian tanaman akan berwarna hijau pucat atau
diangkut menuju jaringan muda yang kuning (klorosis). Hal ini dapat terjadi
tumbuh aktif. karena rendahnya produksi klorofil
Gejala Defisiensi Nitrogen dalam tanaman. Daun tertua lebih dahulu
menguning karena Nitrogen (N)
Diantara berbagai hara tanaman, dipindahkan dari bagian tanaman ini
Nitrogen (N) termasuk yang paling menuju ke daerah ujung pertumbuhan.
banyak mendapat perhatian, karena Daun bagian bawah tanaman yang
jumlahnya yang sedikit dalam tanah, mengalami defisiensi pada awalnya
sedangkan yang terangkut oleh tanaman menguning dibagian ujung dan gejala
berupa hasil panen setiap musim sangat klorosisi cepat merambat melalui tulang
banyak. Selain itu, Nitrogen (N), sering tengah daun menuju batang. Daun tepi
hilang karena pencucian dan penguapan, dapat tetap hijau untuk beberapa saat.
sehingga ketersediaannya dalam tanah Bila defisiensi menjadi semakin berat,
untuk dapat diserap tanaman sangat daun tertua kedua dan ketiga mengalami
kecil. Oleh karena itu, pengawetan dan pola defisiensi serupa dan daun tertua
pengendalian unsur ini sangatlah penting pada saat iru akan menjadi coklat
(Purwono dan Harsono, 2005 dalam sempurna. Bila defisiensi Nitrogen (N)
Isrun, 2010), selanjutnya tantangan dapat dilacak pada awal pertumbuhan,
terbesar dalam kegiatan pertanian saat ini maka dapat diatasi dengan suatu
adalah peningkatan efisiensi penyediaan penambahan pupuk yang mengandung
Nitrogen (N), melalui pengurangan Nitrogen (N) sedikit pengaruh pada hasil
kehilangan Nitrogen (N) dan dampak panen (Sugito, 2012).
174

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

Peranan Dan Dampak Penggunaan menurunkan kualitas hasil tanaman. Ada


Nitrogen Pada Tanaman Padi Sawah tiga hal yang menyebabkan hilangnya
Nitrogen (N) dari tanah yaitu: 1)nitrogen
Tanaman padi merupakan
dapat hilang karena tercuci bersama air
komoditas strategis di banyak negara dan
draenase, 2)penguapan dan 3)diserap
lebih dari separuh penduduk dunia
oleh tanaman. Keberadaan nitrogen pada
mengandalkan beras sebagai sumber
tanah sawah sangat mempengaruhi
karbohidrat. Bagi sebagian besar
pertumbuhan vegetatif tanaman padi
masyarakat Indonesia, padi selain
sawah (Patty et al., 2013).
berfungsi sebagai makanan pokok padi
Pupuk Nitrogen (N) memegang
juga merupakan sumber mata
peranan penting dalam peningkatan
pencaharian. Oleh karena itu, upaya
produksi padi sawah, sedangkan sumber
peningkatan produksi komoditas pangan
pupuk Nitrogen (N) yang utama adalah
penting untuk mendapat prioritas yang
urea. Namun, tanaman menyerap hanya
tinggi. Nitrogen (N) mempunyai peran
30% dari pupuk Nitrogen (N) yang
penting bagi tanaman padi yaitu:
mendorong pertumbuhan tanaman yang diberikan (Siregar et al., 2011). Efisiensi
pemakaian pupuk Nitrogen (N) di lahan
cepat dan memperbaiki tingkat hasil dan
padi sawah dapat dimaksimalkan dengan
kualitas gabah melalui peningkatan
jalan pemupukan tepat waktu yaitu
jumlah anakan, pengembangan luas daun,
disesuaikan dengan tahapan pada
pembentukan gabah, pengisian gabah,
perkembangan tanaman padi dimana
dan sintesis protein. Unsur Nitrogen (N)
puncak kebutuhan nutrisi Nitrogen (N)
merupakan unsur yang cepat kelihatan
terjadi, dan dengan cara penempatan
pengaruhnya terhadap tanaman padi
pupuk dalam tanah (Mutert & Fairhurst,
sawah, peran utama unsur ini adalah ;
2002 dalam Siregar et al., 2011).
merangsang pertumbuhan vegetatif
Selanjutnya Marzuki (2011) menyatakan
(batang dan daun), meningkatkan jumlah
anakan, meningkatkan jumlah bulir bahwa nitrogen merupakan faktor kunci
/rumpun, kekurangan usnur nitrogen dan masukan produksi yang termahal
menyebabkan, pertumbuhannya kerdil, pada padi sawah dan apabila pengguna-
annya tidak tepat akan mencemari air
daun tampak kekuning-kuningan, sistem
tanah, berdasarkan anjuran, Nitrogen (N)
perakaran terbatas dan kelebihan unsure
cukup diberikan 90 - 120 kg ha-1 setara
nitrogen menyebabkan tanaman ;
dengan 200-260 kg Urea ha-1. Penyebab
pertumbuhan vegetatif memanjang
kahat Nitrogen (N) adalah rendahnya
(lambat panen), mudah rebah,
daya pasok Nitrogen (N) tanah, pupuk
menurunkan kualitas bulir dan respon
Nitrogen (N) anorganik yang diberikan
terhadap serangan hama/ penyakit (Rauf
tidak cukup, efisiensi pemakaian pupuk
et al., 2010).
Nitrogen (N) rendah (kehilangan akibat
Tanaman padi yang kekurangan volatilisasi, denitrifikasi, waktu
nitrogen anakannya sedikit dan pemberian dan penempatan pupuk yang
pertumbuhannya kerdil. Daun berwarna salah, pencucian, dan aliran permukaan).
hijau kekuning-kuningan dan mulai mati Penggunaan pupuk Nitrogen (N)
dari ujung kemudian menjalar ke tengah anorganik oleh petani pada saat ini
helai daun. Sedangkan jika Nitrogen (N) cenderung meningkat secara signifikan
diberikan berlebih akan mengakibatkan untuk meningkatkan kesuburan lahan
kerugian yaitu: melunakkan jerami dan dan produksi hasil pertanian. Tanaman
menyebabkan tanaman mudah rebah dan padi mempunyai kapasitas untuk
175

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

menyerap unsur Nitrogen (N) dalam saat pemberian pupuk dan mengalami
jumlah yang terbatas, sehingga Nitrogen penurunan hingga sampai hari ke empat
(N) yang yang tidak diserap oleh tanaman (Das et al., 2009 dalam Triyono et al.,
padi akan mengalami proses volatilisasi, 2013). Puncak jumlah konsentrasi NO3-
pencucian air irigasi, dan leaching. pada aliran subsurface setelah tiga hari
Akumulasi nitrat dalam lapisan tanah pemberian pupuk Nitrogen (N). Aplikasi
yang relatif tinggi yang mempunyai pupuk Nitrogen (N) pada lahan
potensi terjadinya leaching menyebabkan pertanian dengan irigasi akan mengalami
konsentrasi nitrat bergerak ke lapisan kehilangan Nitrogen (N) yang akan larut
tanah yang lebih dalam dan mencapai dalam air irigasi atau air permukaan.
permukaan air tanah. Aplikasi irigasi Aplikasi irigasi dan curah hujan
dengan penggenangan petak sawah akan merupakan faktor yang mempercepat
mempercepat proses leaching dengan terjadinya kehilangan NO3-, Nitrogen (N)
melarutkan nitrat yang terdapat pada pada zona perakaran dalam tanah melalui
lapisan tanah dan melarutkan nitrat yang proses leaching yang bergerak melalui
terdapat pada permukaan tanah yang zona tidak jenuh air. Pemberian pupuk
menyebabkan peningkatan konsentrasi pada awal musim hujan akan
nitrat pada air permukaan. Penggunaan menyebabkan konsentrasi nitrat yang
pupuk anorganik menyebabkan mengalami leaching relatif tinggi, sehingga
kandungan unsur-unsur hara dalam tanah konsentrasi emisi gas N2O yang
meningkat dan hal tersebut dapat dihasilkan relatif kecil (Zhou et al., 2012
membantu pertumbuhan tanaman padi dalam Triyono et al., 2013). Hal tersebut
dengan cepat serta meningkatkan hasil disebabkan karena kurang tersedianya
produksi pertanian. Produktivitas lahan nitrat pada zona reduktif yang
pertanian yang meningkat tersebut hanya merupakan bahan utama pembentukan
akan berlangsung dalam waktu yang tidak gas N2O dalam proses denitrifikasi.
lama, karena penggunaan pupuk Tingkat nitrifikasi yang paling tinggi
anorganik terus-menerus akan terjadi pada lapisan tanah bagian atas dan
menyebabkan perubahan struktur tanah, akan semakin berkurang dengan
pemadatan, kandungan unsur hara dalam bertambahnya kedalaman lapisan zona
tanah menurun, dan pencemaran tidak jenuh air (unsaturated zone) (Zhang et
lingkungan. Salah satu pengaruh al., 2009 dalam Triyono et al., 2013).
penggunaan pupuk anorganik pada usaha Penggunaan pupuk kimia yang
pertanian adalah akumulasi residu unsur - berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
unsur kimia seperti N, P, dan K dalam degradasi lahan seperti penurunan C
tanah akibat dari pemakaian pupuk organik tanah yang akan berdampak pada
anorganik yang berlebihan dan terus- kurang efisiennya pemupukan yang telah
menerus. Sekitar 50% nitrogen,40% - dilakukan, termasuk pemupukan N.
75% potassium, dan 5% - 25% fosfat Pemupukan Nitrogen (N) untuk tanaman
mengendap di lahan pertanian, pada padi dengan pupuk urea kurang efisien,
tubuh perairan dan air tanah (Triyono, et apalagi pada kondisi tanah tergenang,
al., 2013). Konsentrasi NH4+ pada tanah selain itu, pemupukan dengan pupuk
dan air permukaan yang maksimal terjadi anorganik yang berlebihan dapat
pada tiga hari setelah pemberian pupuk menyebabkan adanya residu yang
dan konsentrasi NH4+ mengalami membahayakan keseimbangan ekosistem
penurunan setelah tiga hari tersebut serta (Himawan, 2011).
konsentrasi nitrat yang paling tinggi pada
176

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

Efisiensi Penggunaan Pupuk tinggi, melebihi kebutuhan tanaman,


Nitrogen Pada Tanaman Padi Sawah sehingga menyebabkan pemborosan dan
pencemaran lingkungan. Pengaturan
Efisiensi pemakaian pupuk
waktu pemberian pupuk Nitrogen (N)
Nitrogen (N) di lahan padi sawah dapat
yang tepat selama musim tanam dapat
dimaksimalkan dengan jalan pemupukan
diperbaiki dengan cara mempelajari
tepat waktu yaitu disesuaikan dengan
status nutrisi Nitrogen (N) tanaman
tahapan perkembangan tanaman padi
menggunakan petunjuk Leaf Color Chart
dimana puncak kebutuhan nutrisi
(LCC) atau Bagan Warna Daun (BWD)
Nitrogen (N) terjadi, dan dengan cara
(Wahid, 2003 dalam Siregar et al., 2011).
penempatan pupuk dalam tanah (Mutert
Menurut Janssen et al. 1990 dalam
& Fairhurst, 2002 dalam Siregar et al.,
Siregar dan Marzuki (2011) bahwa
2011). Cara lain adalah, meskipun sedikit
pasokan hara tanah efektif adalah
tambahan biaya, pemakaian pupuk yang
akumulasi jumlah hara yang berasal dari
larut-terkendali (controlled-release
tanah saja (non-pupuk) yang terkandung
Nitrogen (N) fertilizer) atau dengan
inhibitor nitrifikasi dan urease, dan dalam larutan tanah dalam daerah
perakaran selama satu siklus
terakhir melalui penggunaan varietas
pertumbuhan tanaman. Menurut Triyono
yang efisien dalam penyerapan Nitrogen
et al., (2013) bahwa efisiensi penggunaan
(N). Pemupukan Nitrogen (N) akan
pupuk Nitrogen (N) dengan pemberian
menaikkan produksi tanaman, kadar
pupuk Nitrogen (N) sesuai rekomendasi
protein, dan kadar selulosa, tetapi sering
dengan metode bagan warna daun yang
menurunkan kadar sukrosa, polifruktosa
dapat disesuaikan dengan dosis dan
dan pati. Nitrogen (N) berpengaruh
waktu yang tepat dalam pemberian
terhadap susunan kimia tanaman. Bila
pupuk Nitrogen (N), penggunaan pupuk
pemberian Nitrogen (N) di bawah
organik dalam rangka memberika nutrisi
optimal, maka asimilasi ammonia
menaikkan kadar protein dan untuk tanaman yang berimbang dan
pertumbuhan daun (dinyatakan dengan untuk mengurangi tingkat penggunaan
indeks luas daun). Menurut Marschner, pupuk Nitrogen (N) anorganik pada padi
sawah.
1986 dalam Siregar dan Marzuki, 2011,
untuk tanaman padi, pemupukan Upaya Peningkatan Ketersediaan
Nitrogen (N) menyebabkan panjang, Nitrogen Dan Serapan Nitrogen Pada
lebar, dan luas daun bertambah, tetapi Tanaman Padi Sawah
tebal daun menjadi berkurang. Tanaman padi merupakan
Efisiensi pemakaian pupuk komoditas pertanian yang menghasilkan
Nitrogen (N) di lahan padi sawah dapat beras sebagai makanan pokok lebih dari
pula dimaksimalkan dengan menanam 95% penduduk Indonesia. Di sisi lain,
varietas unggul yang tanggap terhadap tantangan yang dihadapi dalam
pemberian Nitrogen (N) serta pengadaan produksi padi semakin berat,
memperbaiki teknik budidaya yang antara lain; laju pertumbuhan penduduk
mencakup: pengaturan kepadatan dan tingkat konsumsi beras yang relatif
tanaman, pengairan yang tepat serta masih tinggi, sebagian lahan sawah yang
pemberian pupuk Nitrogen (N) secara subur telah beralih fungsi untuk usaha
tepat, baik dosis, cara dan waktu lainnya, dan tingkat produktivitas lahan
pemberian. Umumnya petani sawah yang menurun akibat rendahnya
memberikan pupuk dengan takaran kandungan bahan organik tanah.
177

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

Penggunaan pupuk organik saat ini input bahan kimia sintetik. Azotabacter
diperuntukkan untuk mengurangi dikenal sebagai agen pemfiksasi
degradasi lahan disamping memperbaiki dinitrogen (N2), yang dapat
kondisi lahan sawah dengan jalan mengkonversi dinitrogen menjadi
penyediaan unsur hara bagi tanaman ammonium melalui reduksi elektron dan
padi. Salah satu cara untuk protonasi gas nitrogen. Azotobacter
mengembalikan kondisi kesuburan tanah merupakan bakteri penambat Nitrogen
seperti semula adalah dengan (N) non simbiotik, hidup bebas di daerah
menambahkan bahan organik ke tanah perakaran tanaman, tidak bersimbiosis
pertanian dan mengurangi penggunaan dengan tanaman tertentu seperti halnya
pupuk kimia. Bahan organik dapat pada Rhizobium dengan tanaman legum.
diperoleh dari pupuk organik yang dibuat Pemanfaatan Azotobacter sebagai salah
dari berbagai jenis bahan, antara lain; sisa satu species rizobakteri tidak hanya
panen (jerami, brangkasan tanaman sebagai sumber hara nitrogen, tetapi juga
legume (kacang tanah dan kedelai), menghasilkan fitohormon (auksin,
tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut sitokinin dan giberelin) yang dapat
kelapa, serbuk gergaji, kotoran hewan, dimanfaatkan oleh tanaman. Beberapa
limbah media jamur, limbah pasar, keuntungan dengan memanfaatkan
rumah tangga, dan pabrik, serta pupuk Azotobacter ini adalah; a) tidak
hijau (Yang, 2001 dalam Syam’un et al., berbahaya bagi lingkungan, b)
2012). Selanjutnya Alwi dan Nazemi, penggunaannya tidak menimbulkan
2000 dalam Syam’un et al., 2012, pencemaran, c) harga relatif murah, dan
menyatakan bahwa limbah tanaman d) teknologinya sederhana (Syam’un et al.,
seperti jagung, padi, kacang tanah, dan 2012).
sabut kelapa sangat berpotensi sebagai Tindakan alternatif lain dalam
sumber hara. Potensi limbah pertanian peningkatan ketersediaan unsur Nitrogen
dari sisa tanaman (pangkasan (N) dalam tanah, antara lain dengan
tanaman/brangksan legum), sisa hasil penambahan bahan organik seperti
panen, dan kotoran ternak (ternak besar seresah tanaman berkualitas tinggi.
dan ternak unggas), dapat dijadikan Menurut Himawan, 2011 bahwa
sebagai sumber bahan organik. Bahan pemberian pupuk anorganik, pupuk
baku organik tersebut, terlebih dahulu kandang sapi dan seresah sengon
dilakukan penanganan, salah satunya (Paraserianthes falcataria L.) dapat
adalah pembuatan kompos. Menurut meningkatkan Nitrogen (N) total tanah,
Dachlan, Zakaria, Pairunan dan Syam’un, Nitrogen (N) total tertinggi (0,07%)
2012 dalam Syam’un et al., 2012 bahwa dicapai oleh pemberian 45% pupuk
aplikasi kompos jerami padi dan kandang sapi + 100% dosis rekomendasi
inokulasi Azotobacter sp. 5.0 L ha-1 + Seresah sengon 5% bobot pupuk
meningkatkan hasil gabah kering panen kandang sapi, pemberian pupuk
per hektar sebesar 34,65% dan hasil anorganik, pupuk kandang sapi dan
gabah kering giling per hektar sebesar seresah sengon (Paraserianthes falcataria
37,99%. Selain itu, dalam upaya efisiensi L.) dapat meningkatkan serapan
penggunaan pupuk khususnya nitrogen Nitrogen (N) tanaman padi (Oryza sativa
pada pertanaman padi adalah L.). Serapan N tertinggi (0,549%) dicapai
pemanfaatan isolat bakteri Azotobacter oleh pemberian 42,5 gr/tanaman pupuk
sebagai pupuk hayati guna mengurangi kandang sapi + 100% dosis rekomendasi
penurunan kesehatan tanah akibat adanya + Seresah sengon 7,5% bobot pupuk
178

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

kandang sapi, selanjutnya semakin Azospirillum sp., ½ dosis Nitrogen (N)


meningkat serapan Nitrogen (N) maka rekomendasi+ 2.5 L Azotobacter sp., ½
cenderung menurunkan Nitrogen (N) dosis Nitrogen (N) rekomendasi + 5.0 L
total tanah. Selanjutnya menurut Azotobacter sp., 5.0 L Azotobacter sp., ½
Nuryani, et al., 2010 bahwa penambahan dosis Nitrogen (N) rekomendasi + 2.5 L
pupuk organik berfungsi menaikkan pH Azospirillum sp., + 2.5 L Azotobacter sp.
tanah, meningkatkan KPK dan terhadap berat kering tajuk dan akar
ketersedian N, P, K tanah, demikian pula tanaman serta serapan Nitrogen (N) yang
meningkatkan serapan hara N, P, K dan lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil tanaman padi, berat kering, nisbah perlakuan lainnya (Syam’un et al., 2012).
serapan N,P,K dan kadar bahan organik Pemupukan N, K menghasilkan serapan
tertinggi dicapai oleh sistem pertanian Nitrogen (N) yang tinggi, namun
semiorganik, serapan hara N, P, K oleh pemupukan N, P, K secara bersamaan
tanaman tertinggi ditunjukkan oleh memberikan pertumbuhan dan hasil yang
sistem pertanian semiorganik, sistem terbaik pada padi sawah varietas
pertanian terbaik adalah dengan Membramo dan Mekongga (Siregar dan
kombinasi pupuk organik dan an organik Marzu
(sistem pertanian semiorganik) karena Kesimpulan
mencakup perbaikan sifat fisik dan kimia
tanah, tetapi pertanian organik Nitrogen memiliki peran sebagai
menjanjikan kelestarian lingkungan yang penyusun enzim yang sangat besar
lebih baik karena paling rendah menguras peranannya dalam proses metabolisme
hara N, P, K dari dalam tanah. tanaman namun relatif tidak tersedia bagi
Pemberian perlakuan amelioran tanaman. Efisiensi pemakaian pupuk
(Cu2+,Zn2+, Fe3+) pada tanah gambut Nitrogen (N) di lahan padi sawah dapat
memberikan pengaruh interaksi nyata dimaksimalkan dengan jalan 1)
pada berbagai varietas padi sawah pemupukan tepat waktu, 2) menanam
terhadap serapan hara N, P, K tanaman, varietas unggul yang tanggap terhadap
jumlah anakan produktif, berat gabah pemberian Nitrogen (N), 3)memperbaiki
kering, dan berat 1000biji, perlakuan teknik budidaya, 4) pengaturan waktu
terbaik adalah pemberian ameliorant pemberian pupuk Nitrogen (N) yang
Cu2+ pada varietas IR-64 dengan tepat selama musim tanam dengan Leaf
serapan Nitrogen (N) (254,0 Color Chart (LCC) atau Bagan Warna
mg/tanaman), P (32,8 mg/tanaman), K Daun (BWD) serta 5) pemupukan NPK
(76,0 mg/tanaman), jumlah anakan secara bersamaan. Upaya peningkatan
produktif (30,0 tanaman/rumpun), berat ketersediaan Nitrogen dalam tanah dan
gabah kering (63,9 g/rumpun), dan berat serapan pada tanaman padi sawah dapat
1000 biji (23,7 g/rumpun) (Zahra, 2010). dilkaukan dengan menambahkan bahan
Pertumbuhan dan serapan organik berkualitas tinggi, pemanfaatan
Nitrogen (N) dari setiap varietas padi isolat bakteri Azotobacter sebagai pupuk
sawah yang digunakan memberikan hayati guna mengurangi penurunan
respon yang berbeda pada setiap paket kesehatan tanah akibat adanya input
pemupukan Nitrogen (N) anorganik dan bahan kimia sintetik.
Nitrogen (N) hayati. Varietas Bestari,
Sidenok, Ciherang dan Ciliwung Daftar Pustaka
memberikan respon yang signifikan dari Himawan, G. 2011. N Total Dan
aplikasi paket pemupukan 5.0 L Serapan N Tanaman Padi Pada
179

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

Berbagai Imbangan Pupuk P, K Untuk Pertumbuhan


Anorganik Pupuk Kandang Sapi Tanaman Panili (Vanilla planifolia
Dan Seresah Sengon (Paraserianthes Andrews). Bul. Littro. Vol. XVIII
falcataria L.). Skripsi Fakultas No. 1, 2007, 49 - 59.
Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Rauf A.W, Syamsuddin, T dan
Perpustakaan.uns.ac.id. Sihombing, S.R. 2010. Peranan
Pupuk NPK Pada Tanaman Padi.
Isrun, 2010. Perubahan Serapan Departemen Pertanian Badan
Nitrogen Tanaman Jagung dan Penelitian Dan Pengembangan.
Kadar Al-dd Akibat Pemberian Loka Pengkajian Teknologi
Kompos Tanaman Legum dan Pertanian Koya Barat Irian Jaya.
Nonlegum Pada Inseptisols Napu.
Jurnal. Agroland 17 (1) : 23 - 29 Siregar A, dan Marzuki, I. 2011. Efisiensi
Pemupukan Urea Terhadap
Khalifa, H. Minardi, S. dan Hartati, S. Serapan N Dan Peningkatan
2010. Potensial Nitrifikasi Dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa.
Efisiensi Penyediaan Nitrogen L.). Jurnal Budidaya Pertanian, Vol.
Pada Pertanaman Jagung (Zea mays) 7. No 2, Halaman 107-112.
Di Tanah Alfisol Dengan
Penambahan Seresah Pangkasan Syam’un, E. Kaimuddin dan Dachlan, A.
Gamal (Gliricidia maculata), Dan 2012. Pertumbuhan Vegetatif dan
Jambu Mete (Anacardium occidentale). Serapan N Tanaman Yang
Skripsi Fakultas Pertanian Diaplikasikan Pupuk N Organik
Universitas Sebelas Maret dan Mikroba Penambat N Non
Surakarta. Simbiotik. Jurnal Agrivigor 11(2):
251-261.
Nuryani, S.H.U, Haji, M dan Widya,
N.Y. 2010. Serapan Hara N, P, K Sugito, Y. 2012. Ekologi Tanaman;
Pada Tanaman Padi Dengan Pengaruh Faktor Lingkungan
Berbagai Lama Penggunaan Pupuk Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Organik Pada Vertisol Sragen. dan Beberapa Aspeknya.
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Universitas Brawijaya Press (UB
Vol. 10, No. 1. P; 1-13. Press). Cetakan Kedua.

Patti, P.S. Kaya, E dan Silahooy, C.H. Triyono A, Purwanto dan Budiyono.
2013. Analisis Status Nitrogen 2013. Efisiensi Penggunaan Pupuk
Tanah Dalam Kaitannya Dengan N Untuk Pengurangan Kehilangan
Serapan N Oleh Tanaman Padi Nitrat Pada Lahan Pertanian.
Sawah Di Desa Waimital, Prosiding Seminar Nasional
Kecamatan Kairatu, Kabupaten Pengelolaan Sumber Daya Alam
Seram Bagian Barat. Jurnal dan Lingkungan 2013.
Agrologia, Vol. 2, No. 1, 2013,
Hal. 51-58.

Runhayat, A. 2007. Penentuan


Kebutuhan Pokok Unsur Hara N,
180

E. Tando/ Buana Sains Vol 18 No 2 : 171-180

Zahrah, S. 2010. Serapan Hara N, P, K,


dan Hasil Berbagai Varietas
Tanaman Padi Sawah dengan
Pemberian Amelioran Ion Cu, Zn,
Fe pada Tanah Gambut. Jurnal
Natur Indonesia 12(2), 102-108 .

You might also like