You are on page 1of 8

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “judul makalah” dapat diselesaikan
dengan baik.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Ilmu Tanah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Penggunaan Pupuk Organik Pada Lahan Pertanian bagi para pembaca dan bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Setya Nugraha selaku Dosen Mata Kuliah
Ilmu Tanah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih
terdapat kekurangan baik dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan
manfaat untuk kelompok kami khususnya dan juga menginspirasi untuk pembaca

tempat, tanggal pembuatan makalah

penulis
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pupuk organik

Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan kedalam tanah baik dari bahan organik
maupun anorganik yang bertujuan untuk menggantikan unsur hara dari dalam tanah yang
dapat meningkatkan produksi tanaman dengan kondisi lingkungan yang baik (Mulyani,
1999). Pupuk organik sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan (Supartha,
2012). Tindakan mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan
penambahan dan penggembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produki
tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan zat-zat hara tersebut
memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik yang
terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya. Tindakan pengembalian/penambahan
zat-zat hara ke dalam tanah ini disebut pemupukan.
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran
hewan,limbah media jamur, limbah pasar, limbah rumah tangga dan limbah pabrik, serta
pupuk hijau. Karena bahan dasar pembuatan pupuk organik bervariasi, kualitas pupuk yang
dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas bahan asalnya. Pemakaian pupuk organik
terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada regulasi atau peraturan mengenai
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organik agar memberikan manfaat maksimal
bagi pertumbuhan tanaman dan tetap menjaga kelestarian lingkungan
(http://www.pustaka-deptan.go.id, 2010).
Pupuk organik mengandung asam humat dan asam folat serta zat pengatur tumbuh
yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (Supartha, 2012). Frekuensi pemberian
pupuk dengan dosis yang berbeda menyebabkan hasil produksi jumlah daun yang berbeda
pula dan frekuensi yang tepat akan mempercepat laju pembentukan daun. Penggunaan
pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk buatan yang
berlebihan dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah.
Susunan kimia pupuk kandang berbeda-beda tergantung dari jenis ternak, umur
ternak, macam pakan, jumlah amparan, cara penanganan dan penyimpanan pupuk yang
berpengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, mendorong kehidupan mikroba
tanah yang mengubah berbagai faktor dalam tanah sehingga menjamin kesuburan tanah
(Sajimin, 2011). Pupuk organik dapat meningkatkan anion-anion utama untuk pertumbuhan
tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida serta meningkatkan ketersediaan
hara makro untuk kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah
(Lestari, 2015). Menurut Hadisuswito dan Sukamto dalam Oktavia (2015) pupuk organik
berdasarkan bentuk dan strukturnya dibagi menjadi dua golongan yaitu pupuk organik
padat dan pupuk organik cair. Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga ia
sangat disukai petani, diantaranya ebagai berikut:
1. Memperbaiki struktur tanah. Ini dapat terjadi karena organisme tanah saat penguraian
bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah
menjadi butiran yang lebih besar.
2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya serap yang besar
terhadap air tanah. Itulah sebabnya pupuk organik sering berpengaruh poitif terhadap hasil
tanaman, terutama pada musim kering.
3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh
organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pupuk organik mengandung zat makan yang
lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik (Lingga & Marsono, 2013).

2.1.1 Manfaat Pupuk Organik

Menurut Musnawar dan Suriawiria dalam Sentana (2010), pupuk organik mempunyai
beberapa manfaat, yaitu :
1. Meningkatkan kesuburan tanah dikarenakan pupuk organik memiliki kandungan unsur
hara makro (N, P, K) dan mikro (Ca, Mg, Fe, Mn, Bo, S, Zn, Co) yang dapat memperbaiki
komposisi tanah. Unsur organik dapat bereaksi dengan ion logam seperti Al, Fe, dan Mn
yang bersifat racun dan membentuk senyawa yang kompleks, sehingga senyawa Al, Fe, dan
Mn yang bersifat racun di dalam tanah dapat berkurang (Setyorini dalam Sentana, 2010).
2. Memperbaiki kondisi fisika, kimia, dan biologi tanah, pupuk organik dapat melancarkan
sistem pengikatan dan pelepasan ion dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan
dalam tanah. Kemampuan pupuk organik dalam mengikat air dan meningkatkan porositas
tanah yang dapt memperbaiki respirasi tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan
akar dalam tanah. Pupuk organik dapat merangsang mikroorganisme tanah yang
menguntungkan, seperti rhizobium, mikoriza, dan bakteri. Ketiga aman bagi kesehatan
manusia dan lingkungan, pemakaian pupuk organik tidak menyebapkan residu pada
produksi panen sehingga aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

2.2 Pupuk anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan
meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea
berkadar N 45-46% artinya setiap 100% kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen (Lingga &
Marsono,2013). Pada pemberian pupuk anorganik dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara yang diserap tanaman, yang dapat disebut dengan pupuk NPK
majemuk. Dimana pupuk NPK majemuk ini merupakan pupuk campuran yang paling tidak
memiliki dua macam unsur hara tanaman dan dapat dikelompokkan menjadi hara makro
maupun mikro seperti N, P, dan K (Haryad et al., 2015). Pemberian pupuk anorganik dapat
merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, yaitu pada cabang, batang, dan
daun serta berperan penting dalam pembentukan hijau daun. Untuk itu, pemupukan
bertujuan intuk menggantikan unsur hara yang hilang dan dapat menambah persediaan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman.

2.2.1 Pupuk Urea

Urea merupakan pupuk tunggal yang mengandung nitrogen (N) tinggi sebesar 45-
46%. Urea memiliki sifat mudah terlarut sehingga menjadikannya cepat tersedia di tanaman.
Namun, karena sifat ini juga memiliki kerugian jika diaplikasikan di permukaan dan tidak
dimasukkan kedalam tanah, yaitu kehilangan nitrogen ke udara hingga mencapai 40% dari
yang diaplikasikan. Untuk itu, perlu dilakukan pengefisiensian penggunaan pupuk. Salah satu
strategi efisiensi penggunaan pupuk adalah pengaturan waktu pemberian pupuk urea.
Waktu pemberian pupuk urea dengan hasil baik adalah 2 kali pemberian pupuk (Ramadhani
et al., 2014). Berikut gambar kemasan pupuk urea dan klasifikasi kandungan didalamnya.
sumber : http://www.pusri.co.id/eng/urea-about-urea/
Gambar 1 Merk Dagang Pupuk Urea

2.2.2 Pupuk NPK

Pupuk NPK merupakan pupuk anorganik yang memiliki jenis pupuk majemuk karena
mengandung unsur hara berupa nitrogen (N), fosfor (P). dan kalium (K). Kandungan unsur
nitrogen dalam pupuk NPK adalah sebesar 15%. Nilai nitrogen sudah mewakili kadar
nitrogen yang terkandung dalam pupuk sehingga angkanya tidak perlu dikonversi kembali
(Wikipedia, 2018). N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia bagi tanaman
karena berfungsi sebagai proses metabolism dan biokimia sel tanaman. Nitrogen digunakan
sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, dan klorofil. Fosfor digunakan sebagai
pembangun asam nukleat, fosforlipid, bioenzim, protein, senyawa metabolic yang
merupakan bagian dari ATP penting dalam transfer energy. Kalium digunakan sebagai
pengatur keseimbangan ion-ion sel yang berfungsi dalam mengatur berbagai mekanisme
metabolik seperti fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis pupuk N, P dan K akan
memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (Firmansyah et al.,
2017). Hara N, P, dan K merupakan hara esensial untuk tanaman dan sebagai faktor batas
bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara
langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman, namun pemenuhan
unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap
serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi usahatani (Tuherkih &
Sipahutar, 2008). Berikut gambar kemasan pupuk NPK dan klasifikasi kandungan
didalamnya.
Gambar 2 Merk Dagang Pupuk NPK

2.2.3 Pupuk NPK Mutiara

Pupuk NPK mutiara merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan nitrogen sebesar
16%, fosfor sebesar 16%, dan kalium sebesar 16%. Menurut penelitian (Fiolita et al., 2017),
menyatakan bahwa penggunaan pupuk NPK mutiara dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan dapat mempercepat pertumbuhan. Berikut gambar kemasan pupuk NPK
mutiara dan klasifikasi kandungan didalamnya.

Gambar 3 Merk Dagang Pupuk NPK Mutiara

2.2.4 Pupuk ZA

Pupuk ZA merupakan pupuk anorganik yang mengandung nitrogen dan sulfur. Nitrogen
merupakan unsur hara yang utama dalam pertumbuhan tanaman sebagai penyusun
protein, sedangkan sulfur merupakan penyusun 21 asam amino pembentuk protein (Fauziah
et al., 2018). Pupuk ZA atau disebut Ammonium Sulfat adalah salah satu pestisida anorganik
yang dirancang untuk memberikan tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.
Selain itu, pupuk ZA merupakan salah satu jenis herbisida organik yang dapat
membunuh gulma dibandingan jenis pupuk yang lain. 10 Kandungan pupuk ZA sebesar 21%
unsur nitrogen dan 24% unsur sulfur. Dalam hal ini, peran nitrogen dalam pupuk ZA adalah
membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau dan segar dalam proses fotosintesis,
mempercepat pertumbuhan tanaman dan menambah kandungan protein pada hasil panen.
Berikut gambar kemasan pupuk ZA dan klasifikasi kandungan didalamnya.

Gambar 4 Merk Dagang Pupuk ZA

2.2.5 Pupuk KNO3

Kalium nitrat atau yang disebut KNO3 mengandung dua unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam proses respirasi dan fotosistesis, namun jika kekurangan kandungan kalium
pada tanaman dapat menyebabkan daun menjadi kuning, batang menjadi lemah dan rentan
terserang hama penyakit. KNO3 merupakan pupuk majemuk N, P dan K dengan kandungan
nitrogen sebesar 15% dan kandungan kalium sebesar 44% (Hanif & Ashari, 2018).
Gambar 5 Merk Dagang Pupuk KNO3

You might also like