You are on page 1of 12

Jurnal Tanah dan Air (Soil and Water Journal)

ISSN: 1411-5719(p): 2655-500X (e), Volume 15, Nomor 1 (Juni 2018): 10 – 21

PENGARUH BERBAGAI FORMULA PUPUK BIO-ORGANO MINERAL


TERHADAP N, P, K TERSEDIA TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
JAGUNG

R. Agus Widodo, Didi Saidi, dan Djoko Mulyanto

Program Studi Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta
Jl SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
Email : r_aguswid@upnyk.ac.id

ABSTRACT

The effect of bio-organo mineral fertilizers on availability of soil NPK and


growth of corn plants (R. Agus Widodo, Didi Saidi, and Djoko Mulyanto): The
demand of chemical fertilizers increase continuously, but the availability and high
prices are obstacles to achieving optimal agricultural production. On the other
hand, the dose of fertilizer that must be given per unit area continues to increase
due to land degradation due to excessive use of chemicals without organic
fertilizer. Organic giving is felt to be unable to meet the nutrient requirements
needed by plants. Bio organo mineral fertilizer is an organic fertilizer enriched
with agricultural mineral materials. This study aims to determine the effect of
various formulas of bio-organo mineral fertilizer on the growth of corn plants. The
study was conducted with experiments arranged in a randomized design complete
with the treatment of 7 kinds of bio organo mineral fertilizers of various formulas
and controls. Research parameters included plant height, stem diameter and
number of leaves. The results showed that various bio organo mineral fertilizers
had a significant effect on plant height and stem diameter, but were not
significantly different from the number of leaves. The best fertilizer based on
plant growth is bio-organomineral fertilizer with formula P4, which is a
combination of 65% straw; 15% chicken manure; 20% agromineral material
(Zeolite: Feldspar: Phosphate rock = 1: 1: 2)
Keywords: Bio organo mineral fertilizer, Entisol, Rock Phosphate, Zeolite,
Feldspar

PENDAHULUAN tingkat efisiensi yang rendah. Sebaliknya,


pupuk organik mempunyai respon yang
Pertumbuhan tanaman sangat lambat terhadap pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh kadar unsur tersedia di karena rendahnya kadar unsur hara dan
dalam tanah. Tanah Entisol merupakan lambatnya proses perubahannya menjadi
jenis tanah yang umumnya mempunyai status tersedia. Meskipun demikian
karakteristik miskin akan unsur hara. Oleh penggunaan pupuk organik mempunyai
sebab itu diperlukan pemupukan untuk pengaruh jangka panjang yang baik.
mendapatkan pertumbuhan tanaman yang Penurunan tingkat produksi tanaman yang
optimal. Penggunaan pupuk kimia di terus berlanjut saat ini, diakibatkan karena
lapangan sering terkendala oleh rendahnya kandungan bahan organik
kelangkaan dan mahalnya harga pupuk. dalam tanah. Apabila hal ini terus
Selain itu, pupuk kimia mempunyai dibiarkan maka akan mengakibatkan

10
J.Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018:10-21

kerusakan lahan sehingga dosis pupuk dan magnesium, hal ini sangat
diberikan terus meningkat. menguntungkan untuk tanah mineral
Salah satu solusi yang dapat masam yang tersebar luas di Indonesia.
digunakan untuk menanggulangi Mulyanto dan Ratih (2014) telah
permasalahan tersebut di atas adalah mengidentifikasi mineralogi dari zeolite
dengan menggunakan pupuk bio organo Wonosari, Gunungkidul dengan XRD
mineral yang merupakan pupuk organik sebagai zeolite clinoptilolite dan
yang diperkaya kandungan haranya kandungan unsurnya dengan XRF, yakni
dengan menambahkan pupuk kandang dan mengandung 3,02% K, sehingga cukup
bahan-bahan agromineral seperti batuan baik untuk digunakan sebagai sumber K
fosfat (Rock Phosphate), Zeolit dan pupuk bio organo mineral.
Feldspar. Bahan utama pupuk ini adalah Pemanfaatan zeolite sebagai
jerami padi. Menurut Ponnamperuma agromineral telah dianjurkan oleh Martins
(1984), jerami padi mengandung sekitar et al. pada Konggres Pupuk Dunia tahun
0,6% N, 0,1% P, 0,1% S, 1,5% K, 5 % Si, 2014 di Brazil. Leggo (2014) telah
dan 40% C. Dekomposisi bahan organik meneliti tentang pupuk zeolite-bahan
menghasilkan asam-asam organik organik untuk perbaikan sifat-sifat tanah,
sehingga mempercepat proses pelarutan yakni dapat meminimalkan kendala tanah
agromineral. Mikrobia berperan penting untuk menopang pertumbuhan tanaman.
dalam proses dekomposisi dan Selanjutnya, hasil penelitian Pickering et
mineralisasi bahan organik dan pelarutan al. (2002), menunjukkan bahwa
agromineral. Ketiga bahan tersebut percampuran kedua bahan tersebut dapat
diharapkan bisa bersinergi menjadi satu mempercepat larutnya fosfor dari batuan
kesatuan bahan yang bisa memberikan fosfat. Hasil penelitian Kharisun et al.
nutrisi khususnya P dan K, serta N secara (2012), menunjukkan bahwa pupuk
perlahan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kompos yang diperkaya BFA dan K-
tanaman. Di samping ketiga unsur utama feldspar yang mempunyai kualitas baik
tersebut, pupuk bio organo mineral juga terutama pada pupuk kompos yang
akan memberikan basa-basa khususnya diberikan BFA dan K-feldspar sebesar
Ca, Na, dan Mg sehingga akan berdampak 80% dan 20% dan 60% dan 40%.
positif menaikkan pH tanah. Mineral Selanjutnya hasil penelitian Mulyanto et
zeolite dan bahan organik yang al. (2016) menunjukkan bahwa pupuk
terkomposkan akan menaikkan kapasitas dengan komposisi Jerami + 15% pupuk
pertukaran kation (KPK). kandang ayam + 20% bahan agromineral
Batuan fosfat (rock phosphate) (zeolite:batuan fosfat:feldspar=2:1:1) +
mudah ditemukan di beberapa wilayah 10% gliriside dengan ditambah
khususnya di Pulau Jawa. Batuan tersebut mikroorganisme pelarut P dan K
dapat sebagai sumber fosfat yang sangat merupakan komposisi yang paling baik.
dibutuhkan tanaman, namun kelarutannya Hasil penelitian Santi dan Goenadi (2009;
sangat rendah. Beberapa peneliti antara 2012) menemukan mikroorganisme pelarut
lain (Sudadi et al., 2013) telah fosfat dan kalium yaitu bakteri Pantoea
menunjukkan pentingnya peran mikrobia dispersa dan Pseudomonas fluorescent,
dalam pelarutan fosfor dari batuan fosfat. dan jamur Trichoderma polysporum.
Zeolite clinoptilolite sebagai Pada dasarnya unsur Kalium (K) dalam
agromineral sumber K di samping mineral tanah berasal dari mineral-mineral yang
yang lain seperti feldspar, schists, mica terdiri dari primer tanah seperti: feldspar
(biotite dan phlogopite) dan mineral (sumber utama) sebanyak 16%, mika 5,2%
lempung (illite dan glauconite). Zeolite (terbagi dalam bentuk biotit sebanyak
clinoptilolite banyak mengandung kation 3,8% dan muskovit sebanyak 1,4 %);
basa terutama kalsium, kalium, natrium mineral sekunder illit (hidrous mika),

11
R. Agus Widodo, Didi Saidi, dan Djoko Mulyanto: Pengaruh Pupuk Bio-Organo Mineral

vermikulit, khlorit, dan mineral tipe lapangan formula produk pupuk Bio-
campuran. organo mineral yang dihasilkan dari
Leggo (2014) juga menyarankan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
penggunaan zeolite dan bahan organik Tahun Anggaran 2016. Uji lapangan
untuk meningkatkan pertumbuhan dilaksanakan dengan melakukan
tanaman pada lahan marginal, karena bisa percobaan yang disusun dalam Rancangan
menekan kehilangan nitrogen dan Acak Lengkap dengan faktor perlakuan
meningkatkan kualitas dan kesehatan seperti tersaji dalam tabel 1. Setiap
tanah. Selain itu, kandungan P dalam kombinasi perlakuan diulang sebayak 3
jerami yang cukup rendah dapat kali. Percobaan menggunakan tanah
ditingkatkan dengan penambahan tepung Entisol yang berasal dari Kebun Praktek
batuan fosfat. Fakultas Pertanian. Sebanyak 15 kg tanah
Pupuk bio-organo mineral ini kering angin ditambah dengan berbagai
diharapkan bisa menyediakan pupuk formula pupuk bio organo mineral dengan
dengan kandungan hara tanaman cukup dosis 20 ton per ha atau setara dengan
dan pelepasannya sesuai dengan 125g per pot. Setelah disiram, tanah
kebutuhan tanaman sehingga efisiensi diinkubasi selama 7 hari. Selanjutnya
pemupukan dapat meningkat. Penelitian tanah ditanami dengan tanaman jagung.
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada
berbagai formula pupuk bio organo 60 hari setelah tanaman. Parameter
mineral terhadap sifat kimia tanah dan penelitian meliputi: pH, C-organik, N-
pertumbuhan tanaman jagung. total, P tersedia dan K tersedia tanah,
tinggi tanaman, berat basah dan kering
METODE PENELITIAN tanaman dan jumlah daun. Data dianalisis
keragamannya. Apabila berbeda nyata
Penelitian dilakukan di kebun selanjutnya di uji beda rerata dengan
percobaan Fakultas Pertanian UPN Duncans Multiple Range Test dengan
“Veteran” Yogyakarta. Pelaksanaan jenjang nyata 5 % .
dilaksanakan pada bulan Maret–Oktober
2018. Penelitian ini merupakan uji

Tabel 1. Perlakuan uji Pupuk bio organo mineral yang berbeda formula
Perlakuan Keterangan

P0 Tanpa diberi pupuk


Dipupuk dengan Bio-organo mineral (Pukan ayam dosis 15%; tanpa bahan
P1
mineral)
Dipupuk dengan Bio-organo mineral (jerami; 15% pukan ayam; Zeolit : Feldspar :
P2
Batuan Fosfat = 2:1:1)
Dipupuk dengan Bio-organo mineral (jerami; 15% pukan ayam; Zeolit : Feldspar :
P3
Batuan Fosfat = 1:2:1)
Dipupuk dengan Bio-organo mineral (jerami; 15% pukan ayam; Zeolit : Feldspar :
P4
Batuan Fosfat = 1:1:2)
Dipupuk dengan Bio-organo mineral (jerami; 15% pukan ayam; tanpa bahan
P5
mineral)
Dipupuk dengan Bio-organo mineral ((jerami; 15% pukan sapi; Zeolit: Feldspar:
P6
Batuan Fosfat = 2:1:1)
Dipupuk dengan Bio-organo mineral (jerami; 15% pukan sapi; Zeolit: Feldspar:
P7
Batuan Fosfat = 1:2:1)
Dipupuk dengan Bio-organo mineral (jerami; 15% pukan sapi; Zeolit: Feldspar:
P8
Batuan Fosfat = 1:1:2)

12
J.Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018:10-21

HASIL DAN PAMBAHASAN mikrooganisme yang berperan dalam


mendukung pertumbuhan tanaman.
Tanah Entisol merupakan tanah Hasil analisis berbagai formula
yang mempunyai kandungan unsur hara pupuk bio-organo mineral yang digunakan
tersedia bagi tanaman yang rendah. Oleh dapat dilihat pada tabel 2. Hasil analisis
karena itu perbaikan kesuburan fisika, berbagai formula pupuk bio-organo
kimia dan biologi tanah mutlak diperlukan mineral menunjukkan bahwa kandungan
untuk meningkatkan produktivitasnya. unsur tersedia relatif tinggi. Secara umum
Hasil analisis kimia tanah Entisol yang pH pupuk berada pada kisaran netral
digunakan tercantum dalam tabel 2. Hasil dengan kandungan C organik dalam pupuk
analisis tanah menunjukkan bahwa Entisol yang masih cukup tinggi. Namun demikian
yang digunakan mempunyai pH yang kandungan N dalam pupuk masih sangat
netral. Kandungan bahan organik yang rendah. Kandungan unsur P dalam Bio
rendah menyebabkan tanah ini mempunyai organo mineral termasuk sangat tinggi
daya ikat unsur dan air yang rendah. disebabkan penambahan mineral batuan
Selain itu tekstur tanah yang kasar juga fosfat sebagai bahan pengaya. Hasil
menyebabkan tanah ini miskin unsur hara analisis kandungan K tersedia dalam
terutama nitrogen dan kalium akibat proses pupuk sudah cukup tinggi. Hal ini diduga
pencucian. disebabkan sumber penambahan bahan
Pupuk bio-organo mineral agromineral mampu meningkatkan K
merupakan pupuk kompos yang tersedia dalam pupuk
diformulasi dari jerami yang diperkaya
dengan bahan agromineral. Kombinasi Analisis setelah perlakuan
antara bahan organik dan bahan mineral
diharapkan dapat memperbaiki kandungan Pupuk bio-organo mineral yang
unsur hara dalam tanah, memperbaiki diaplikasikan ke tanah akan memberikan
kemampuan tanah dalam mengikat unsur perubahan sifat kimia tanah Entisol yang
hara dan meningkatkan aktivitas berbagai digunakan sehingga mampu mendukung

Tabel 2. Sifat kimia tanah terpilih yang digunakan dalam uji lapangan.
Sifat kimia Nilai Harkat
pH 6.25 agak masam
C- organik (%) 1.97 sangat rendah
N- total (%) 0.01 sangat rendah
P tersedia (ppm) 944.386 sangat tinggi
K tersedia (me %) 0.02 sangat rendah

Tabel 3. Hasil analisis sifat kimia berbagai formula pupuk bio organo mineral yang digunakan.
pH C-organik N-total Nisbah P tersedia K tersedia
Kode
(%) (%) C:N (ppm) (me%)
P1 6.55 15.292 1.884 6.5 3363.8 14.472
P2 6.63 12.857 0.370 27.8 4475.3 12.272
P3 6.48 13.597 0.782 13.9 3828.2 11.898
P4 6.07 14.753 0.303 39.0 3604.0 11.874
P5 6.03 17.120 1.378 9.9 2701.0 13.941
P6 6.61 14.939 0.982 12.2 4038.6 11.165
P7 6.53 14.573 0.451 25.8 3833.8 9.910
P8 6.77 13.108 0.816 12.8 4134.1 9.269

13
R. Agus Widodo, Didi Saidi, dan Djoko Mulyanto: Pengaruh Pupuk Bio-Organo Mineral

pertumbuhan tanaman. Perubahan sifat yang lebih tinggi dibandingkan formula


kimia pada perlakuan berbagai formula dengan pupuk kandang sapi. Hal ini
pupuk bio organo mineral tersaji dalam diduga disebabkan kandungan Ca dalam
tabel 4. pupuk kandang ayam lebih tinggi
Reaksi (pH) tanah merupakan sifat dibandingkan pupuk kandang sapi.
kimia yang dapat berpengaruh langsung Menurut Lingga (1991), kandungan CaO
maupun tidak langsung terhadap tanaman. pupuk kandang sapi 0,2 %, sedangkan
Di dalam tanah, ketersediaan hara bagi pupuk kandang ayam 4,0 %.
tanaman sangat dipengaruhi oleh pH Bahan organik merupakan bahan
tanah. Hasil sidik ragam menunjukkan penting dalam menciptakan kesuburan
bahwa perlakuan bio-organo mineral tanah (Hakim et al., 1986). Walaupun
berpengaruh nyata terhadap pH tanah. Hal kadarnya sangat rendah, namun bahan
ini diduga diakibatkan karena adanya Ca organik dapat mempengaruhi ketersediaan
yang terdapat dalam komponen pupuk bio unsur hara dan pertumbuhan tanaman.
organo mineral. Penambahan pupuk bio- Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
organo mineral menyebabkan peningkatan perlakuan pupuk organo mineral
pH dibandingkan dengan kontrol (P0). Hal berpengaruh tidak nyata terhadap kadar C-
ini diduga disebabkan bahan agromineral organik tanah. Perbandingan kadar C-
Zeolit dan batuan fosfat mempunyai organik tanah antara kontrol dan berbagai
kandungan kalsium yang cukup tinggi. formula pupuk tersaji dalam Gambar 1b.
Selain itu, penambahan bahan organik juga Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa
berpengaruh terhadap peningkatan pH formula dengan pupuk kandang ayam
tanah. cenderung mempunyai kadar C yang lebih
Dari gambar 1a. menunjukkan tinggi dibandingkan formula dengan
bahwa pupuk kandang ayam dalam pupuk kandang sapi.
formula pupuk cenderung memiliki pH

Tabel 4. Hasil analisis kimia tanah terpilih setelah perlakuan dengan berbagai formula pupuk bio
organo mineral
Kode C- organik N-total Nisbah P-tersedia K-tersedia
pH
pupuk (%) (%) C:N (ppm) (me%)
P0 5.793 a 2.558 a 0.066 a 47.774 a 997.2 a 0.034 a
P1 6.157 ab 2.497 a 0.076 a 33.241 a 1269.2 a 0.282 e
P2 6.163 ab 2.955 a 0.061 a 60.959 a 1295.6 a 0.195 bc
P3 6.160 ab 2.493 a 0.075 a 34.588 a 1236.4 a 0.180 bc
P4 6.230 ab 2.824 a 0.057 a 54.113 a 1157.4 a 0.180 bc
P5 6.243 b 3.082 a 0.061 a 66.426 a 1098.5 a 0.253 de
P6 6.073 ab 2.758 a 0.071 a 40.507 a 1179.9 a 0.151 b
P7 6.053 ab 2.893 a 0.071 a 43.069 a 1131.3 a 0.195 bc
P8 6.037 ab 2.559 a 0.080 a 33.738 a 1251.1 a 0.224 cd
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada beda nyata pada taraf signifikansi 5 %

14
J.Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018:10-21

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 1. Pengaruh berbagai formula pupuk bio organo mineral terhadap (a) pH, (b)
kadar C-organik, (c) kadar N-total, dan (d) nisbah C:N tanah yang ditanami
jagung pada 60 hari setelah tanam

Kandungan C-organik formula P4 dan P5 Perbandingan kadar N-total tanah antara


relatif paling tinggi dibandingkan formula kontrol dan berbagai formula pupuk tersaji
lainnya. Hal ini diduga disebabkan kadar dalam Gambar 1c. Hal ini menunjukkan
C-organik dalam pupuk kandang ayam bahwa kandungan N-total dalam tanah
lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk dipengaruhi oleh serapan unsur N oleh
kandang sapi. Selain itu, populasi tanaman. Kecepatan tanaman dalam
mikroorganisme yang terdapat dalam menyerap unsur hara dipengaruhi oleh
pupuk kandang ayam lebih sedikit status ketersediaan dan keseimbangan
dibandingkan pupuk sapi. Kandungan jumlah unsur hara tersedia bagi tanaman.
bahan organik yang terdapat dalam pupuk Menurut hukum Leibig pertumbuhan
ini juga dapat meningkatkan daya simpan tanaman ditentukan oleh unsur hara yang
unsur hara di samping peranannya dalam kadarnya paling rendah. Oleh karena itu
penyediaan unsur hara. rendahnya kadar hara dalam tanah menjadi
Unsur N merupakan unsur yang faktor pembatas yang utama pada tanah
dibutuhkan oleh tanaman terutama untuk Entisol.
pertumbuhan vegetatif. Hasil sidik ragam Nisbah C:N merupakan parameter
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk yang menunjukkan tingkat kematangan
organo mineral berpengaruh tidak nyata bahan. Hasil sidik ragam menunjukkan
terhadap kadar N total tanah. bahwa perlakuan pupuk bio-organo

15
R. Agus Widodo, Didi Saidi, dan Djoko Mulyanto: Pengaruh Pupuk Bio-Organo Mineral

mineral tidak berpengaruh nyata terhadap sesuai dengan penelitian Kharisun et al.
nisbah C:N tanah. Perbandingan nisbah (2012) menunjukkan bahwa pupuk
C:N pada tiap perlakuan tersaji dalam kompos diperkaya batuan fosfat alam dan
Gambar 1d. Nisbah C:N tanah pada K-feldspar yang mempunyai kualitas baik
Entisol masih tergolong tinggi. Hal ini terutama pada pupuk kompos yang
menunjukkan bahwa bahan organik yang diberikan batuan fosfat alam dan K-
diberikan masih belum matang sehingga feldspar sebesar 80% dan 20% dan 60%
dimungkinkan terjadi immobilisasi unsur- dan 40% .
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Peranan unsur K bagi tanaman
sangat penting dalam setiap proses
Unsur hara fosfor merupakan salah metabolisme dalam tanaman yaitu dalam
satu unsur hara yang dibutuhkan dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-
jumlah banyak. Hasil sidik ragam ion amonium dalam proses fotosintesis.
menunjukkan bahwa perlakuan berbagai Kendala utama tanah Entisol adalah
formula bio-organo berpengaruh tidak ketersediaan unsur K dalam tanah. Hakim
nyata terhadap kadar P dalam tanah. et al. (1986) menyatakan bahwa apabila
Perbandingan kadar P tersedia tersaji terjadi kekurangan kalium dalam daun,
dalam Gambar 2a. Dari gambar terlihat maka kecepatan asimilasi karbondioksida
bahwa formula dengan pupuk kandang (CO2) akan turun.
ayam mempunyai kandungan yang relatif Hasil sidik menunjukkan bahwa
lebih tinggi dibanding pupuk kandang perlakuan berbagai formula bio organo
sapi. Hasil penelitian Abbasi et al. (2015) mineral berpengaruh sangat nyata terhadap
menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan kadar K tersedia tanah. Perbandingan antar
pupuk kandang ayam dan batuan fosfat perlakuan formula pupuk ditunjukkan pada
dengan perbandingan 1 : 1 dengan gambar 2 b. Dari gambar terlihat bahwa
penambahan bakteri pelarut fosfat mampu kadar tertinggi pada perlakuan P1.
melepaskan P besar 25 mg/kg-1 setelah Adanya perbedaan kadar K dalam tanah
inkubasi (hari 60). Hal ini menunjukkan berkaitan dengan serapan unsur oleh
bahwa kombinasi tersebut dapat menjadi tanaman. Menurut Hussain et al. (2015),
pilihan yang layak untuk melepaskan P pemupukan kalium meningkatkan
dari batuan fosfat yang tidak dapat larut parameter pertumbuhan secara signifikan.
untuk periode yang lebih lama. Hasil ini Aplikasi kalium pada tingkat 100 kg ha-1

(a) (b)
Gambar 2. Pengaruh berbagai formula pupuk bio organo mineral terhadap (a) kadar P
tersedia dan (b) K tersedia tanah yang ditanami jagung pada 60 hari setelah
tanam

16
J.Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018:10-21

meningkatkan semua parameter yang Menurut Hakim et al. (1986) peranan


terkait pertumbuhan secara signifikan. unsur K bagi tanaman sangat penting
Peningkatan K tersedia diduga dalam setiap proses metabolisme dalam
terjadi akibat adanya 2 hal, yaitu (1) hasil tanaman yaitu dalam sintesis dari asam
dekomposisi dan mineralisasi bahan amino dan protein dari ion-ion amonium,
organik yang berupa jerami, (2) pelarutan dalam proses fotosintesis, sebab apabila
bahan agromineral K seperti zeolit dan terjadi kekurangan kalium dalam daun,
feldspar. maka kecepatan asimilasi karbondioksida
Hasil pengamatan pengaruh (CO2) akan turun. Selanjutnya, menurut
pemberian pupuk terhadap pertumbuhan Hussain et al. (2015), pemupukan kalium
tanaman jagung dapat dilihat pada tabel 2. meningkatkan parameter pertumbuhan
Hasil sidik ragam percobaan menunjukkan secara signifikan. Aplikasi kalium pada
bahwa pupuk bio-organo mineral berbagai tingkat 100 kg ha-1 meningkatkan semua
formula berpengaruh sangat nyata parameter yang terkait pertumbuhan secara
terhadap tinggi tanaman jagung pada umur signifikan.
45 hari setelah tanaman (Tabel 2). Dari Pemberian pupuk bio-organo
tabel tersebut menunjukkan bahwa tinggi mineral dapat berpengaruh pada kesuburan
tanaman pada perlakuan pupuk bio organo kimia tanah. Peningkatan kandungan unsur
mineral berbeda nyata dengan kontrol hara dalam tanah akibat pemberian pupuk
(P0). Tinggi tanaman jagung akibat bio-organo mineral diduga berasal dari
penambahan pupuk bio-organo mineral proses mineralisasi maupun dari proses
terlihat pada gambar 1. Dari gambar 1 pelarutan dari bahan mineral yang
terlihat bahwa pemberian pupuk bio terdapat dalam pupuk. Batuan fosfat yang
organo mineral formula P4 memberikan merupakan salah satu komponen terdapat
tinggi tanaman yang terbaik. Hal ini dalam pupuk bio organo mineral
diduga disebabkan pemberian pupuk bio- merupakan sumber unsur hara P yang
organo mineral memberi pengaruh belum tersedia bagi tanaman. Adanya
terhadap peningkatan kadar unsur hara di jerami dan pupuk kandang yang ada
dalam tanah. Selain itu pertumbuhan berperan penting dalam proses perubahan
tanaman sangat dipengaruhi oleh P tidak tersedia menjadi P yang tersedia
kemampuan tanaman menyerap unsur bagi tanaman.
hara. Hakim et al., (1986) menyatakan
Pratiwa (2014) menyatakan bahwa bahwa bahan organik merupakan bahan
asam-asam yang penting pada hidrolisis penting dalam menciptakan kesuburan
kalium adalah H2CO3 dan asam-asam tanah. Tanaman yang tidak diberi kompos
organik hasil dekomposisi bahan organik pertumbuhan tanaman kurang baik, karena
tanah. Abstraksi proses hidrolisis dari pada tanah tersebut tidak ada perbaikan
mineral primer feldspar adalah sebagai sifat fisik. Kandungan bahan organik yang
berikut: terdapat dalam pupuk ini juga dapat
KAlSi3O8 + HOH HAlSi3O8 + K+ + meningkatkan daya simpan unsur hara di
OH- (fase cepat) samping peranannya dalam penyediaan
KAlSi3O8 + 4HOH Al(OH)3 + unsur hara, kimia dan biologi tanah.
3H2SiO3 (fase lambat) Pada perlakuan P0 dan P1 tidak
ditambahkan dengan bahan agromineral
Penambahan H+ mempercepat pembeba- sehingga kandungan hara tersediannya
san K+ dan merusak ikatan Al–O; lebih sedikit dibandingkan formula yang
Al yang dibebaskan membentuk gugusan ada tambahan mineralnya. Hasil ini sesuai
OH2 koordinasi -4. dengan penelitian Kharisun et al. (2012)
Kendala utama tanah Entisol adalah menunjukkan bahwa pupuk kompos
ketersediaan unsur K dalam tanah. diperkaya batuan fosfat alam dan K-

17
R. Agus Widodo, Didi Saidi, dan Djoko Mulyanto: Pengaruh Pupuk Bio-Organo Mineral

feldspar yang mempunyai kualitas baik tersedia bagi tanaman. Hasil penelitian
terutama pada pupuk kompos yang Abbasi et al. (2015) menunjukkan bahwa
diberikan batuan fosfat alam dan K- kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam
feldspar sebesar 80% dan 20% dan 60% dan batuan fosfat dengan perbandingan 1 :
dan 40% . 1 dengan penambahan bakteri pelarut
Hasil sidik ragam percobaan fosfat mampu melepaskan P besar 25
menunjukkan bahwa berbagai formula mg/kg-1 setelah inkubasi (hari 60). Hal ini
pupuk bio-organo mineral berpengaruh menunjukkan bahwa kombinasi tersebut
sangat nyata terhadap tinggi tanaman dapat menjadi pilihan yang layak untuk
jagung pada umur 60 hari setelah tanaman melepaskan P dari batuan fosfat yang tidak
(Tabel 5). Dari tabel tersebut menunjukkan dapat larut untuk periode yang lebih lama.
bahwa tinggi tanaman pada perlakuan Berat basah dan berat kering
pupuk bio-organo mineral berbeda nyata tanaman merupakan parameter
dengan kontrol (P0). Pembandingan tinggi pertumbuhan tanaman yang paling
tanaman jagung akibat penambahan pupuk penting. Hasil analisis keragaman
bio organo mineral tersaji pada gambar 3a.
menunjukkan bahwa perlakuan berbagai
Dari gambar 3a terlihat bahwa pupuk bio-
formula pupuk bio organomineral
organo mineral formula P4 memberikan
tinggi tanaman yang terbaik. Hal ini berpengaruh terhadap berat basah dan
diduga disebabkan pemberian pupuk bio kering pada tanaman jagung seperti tersaji
organo mineral memberi pengaruh dalam tabel 4. Perbandingan pengaruh
terhadap peningkatan kadar unsur hara formula pupuk bio-organo mineral
tersedia di dalam tanah. Peningkatan terhadap berat basah dan kering tersaji
kandungan unsur hara dalam tanah akibat dalam gambar 3b dan gambar 3c.
pemberian pupuk bio-organo mineral Dari gambar 3b dan gambar 3c,
diduga berasal dari proses mineralisasi menunjukkan bahwa pemupukan dengan
maupun dari proses pelarutan dari bahan formula P4 memberikan berat kering
mineral yang terdapat dalam pupuk. tanaman yang paling baik. Hal ini diduga
Batuan fosfat yang merupakan salah satu disebabkan komponen pupuk formula P4
komponen terdapat dalam pupuk bio secara mampu menyediakan unsur hara
organo mineral merupakan sumber unsur dalam jumlah yang optimal. Jerami
hara P yang belum tersedia bagi tanaman. sebagai bahan pokok didekomposisi
Adanya jerami dan pupuk kandang yang menghasilkan asam-asam organik yang
ada berperan penting dalam proses dapat melarutkan unsur yang terkandung
perubahan P tidak tersedia menjadi P

Tabel 5. Data rerata parameter pertumbuhan tanaman jagung pada 60 HST


Pertumbuhan tanaman
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm) Berat Basah tanaman (g) Berat kering tanaman
P0 73.7 b 47.3 a 7.60 a
P1 129.3 b 266.7 cd 54.87 d
P2 122.7 b 213.7 bc 45.13 cd
P3 127.3 b 249.0 cd 48.53 cd
P4 130.3 b 288.0 d 70.03 e
P5 114.3 b 213.3 bc 37.33 bc
P6 129.7 b 217.3 bc 46.77 cd
P7 127.3 b 212.0 bc 37.97 bc
P8 118.0 a 184.0 b 31.53 b
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada
beda nyata pada taraf signifikansi 5 %
18
J.Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018:10-21

(a) (b)

(c )
Gambar 3. Pengaruh berbagai formula pupuk bio organo mineral terhadap (a) tinggi ,
(b) berat basah dan berat kering tanaman jagung pada 60 hari setelah tanam

dalam mineral pengkaya yaitu zeolit, yang dibebaskan membentuk gugusan


feldspar dan batuan fosfat. OH2 koordinasi -4. Hasil penelitian Kaur
Penambahan mikrobia pelarut P dan Reddy (2015) menunjukkan bahwa
dan K yang efektif masih sangat inokulasi bakteri pelarut fosfat dan pupuk
diperlukan untuk mempercepat laju batuan fosfat dapat mensubstitusi
pelarutan. Menurut Abbasi dan Manzoor penggunaan pupuk fosfat kimia dalam
(2018), bakteri pelarut fosfat dapat sistim pertanian berkelanjutan.
membebaskan P tidak tersedia dalam Dari pembahasan di atas
sumber P menjadi P yang tersedia dalam menunjukkan bahwa tanaman belum
tanah melalui pengaruh pelarutan dan mencapai pertumbuhan yang optimal. Hal
pengasaman. Hasil penelitian menun- ini dapat dilihat dari capaian tinggi
jukkan peningkatan P disebabkan karena tanaman, diameter batang, dan jumlah
bakteri pelarut fosfat dalam tanah dan daun tanaman. Hal ini diduga karena dosis
pupuk kandang ayam sehingga pupuk bio-organo mineral yang diberikan
efisiensinya meningkat karena pelarutan. belum optimal. Selain itu, diduga bahwa
Selanjutnya menurut Pratiwa (2014) mikroorganisme yang terkandung dalam
menyatakan bahwa asam-asam yang pupuk tidak cukup efektif dalam
penting pada hidrolisis kalium adalah melarutkan agromineral sehingga
H2CO3 dan asam-asam organik hasil ketersediaan hara dalam tanah masih
dekomposisi bahan organik tanah. terbatas. Namun demikian pupuk ini
Penambahan H+ mempercepat pembe- memberikan pengaruh meningkatkan
basan K+ dan merusak ikatan Al– O; Al pertumbuhan tanaman jagung. Kandungan

19
R. Agus Widodo, Didi Saidi, dan Djoko Mulyanto: Pengaruh Pupuk Bio-Organo Mineral

pupuk bio-organo mineral belum dapat Hakim, N. Y., Nyakpa, A.M., Lubis, S.,
disetarakan dengan kandungan unsur Ghani, R., Saul, A., Diha, G.B. Hong
tersedia dalam pupuk kimia. dan H.H. Barley. 1986. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
KESIMPULAN Bandar Lampung
Hussain, A, M. Arshad, Z. Ahmad, H.T.
Pupuk Bio organo mineral merupakan Ahmad, M. Afzal, M. Ahmad. 2015.
pupuk organik yang diperkaya dengan Potassium Fertilization Influences
bahan agromineral lokal sehingga Growth, Physiology and Nutrients
kandungan unsur hara menjadi lebih tinggi Uptake of Maize (Zea Mays L.)
dibandingkan pupuk organik biasa. Uji Potassium Fertilization and Maize
lapangan produk pupuk bio agro mineral Physiology. Cercetări Agronomice
berpengaruh nyata terhadap tinggi în Moldova Vol. XLVIII, No. 1
tanaman dan jumlah daun, namun tidak (161)
berpengaruh nyata terhadap diameter
batang tanaman jagung. Formulasi pupuk Kaur, G. M. dan S. Reddy .2015. Effects
bio organo mineral yang paling baik of Phosphate-Solubilizing Bacteria,
adalah P4 berupa kombinasi 65% jerami; Rock Phosphate and Chemical
15% pupuk kandang ayam; 20% bahan Fertilizers on Maize-Wheat
agromineral (Zeolit : Feldspar : Batuan Cropping Cycle and Economics.
Fosfat = 1:1:2). Pedosphere Volume 25, Issue
3, June 2015, Pages 428-437
PUSTAKA https://www.sciencedirect.com/scien
ce/article/pii/S1002016015300102
Kharisun, T. Ariati, J. Maryanto, Sisno,
Abbasi, M,K., N. Musa, and M. Manzoor . dan R. A. A. Putri. 2012.
2015. Mineralization of soluble P Karakterisasi Pupuk Organik Dan
fertilizers and insoluble rock Pupuk Organik Yang Diperkaya
phosphate in response to phosphate- Dengan Batuan Fospfat Dan K-
solubilizing bacteria and poultry Felspar. Prosiding Seminar
manure and their effect on the Nasional: Pengembangan Sumber
growth and P utilization efficiency Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal
of chilli (Capsicum annuum L.). Berkelanjutan II” Fakultas Pertanian
Biogeosciences, 12, 4607–4619, Universitas Jenderal Soedirman
2015 II” Purwokerto, 27-28 Nopember
www.biogeosciences.net/12/4607/20 2012
15/
Lingga, P 1991. Jenis dan Kandungan
Abbasi, M.,K dan M. Manzoor . 2018. Hara pada Beberapa KotoranTernak.
Biosolubilization of phosphorus Pusat Pelatihan Pertanian dan
from rock phosphate and other P Pedesaan Swadaya (P4S)
fertilizers in response to phosphate ANTANAN. Bogor (Tidak
solubilizing bacteria and poultry dipublikasikan).
manure in a silt loam calcareous soil.
Journal of Plant Nutrition and Soil Leggo, PJ. 2014. The Organo-Zeolitic-Soil
Science. Volume181, Issue3 June System: A Comprehensive Fertilizer.
2018. International Journal of Waste 4:3 .
https://doi.org/10.1002/jpln.2018000 http://dx.doi.org/10.4172/2252-
12 5211.1000156.

20
J.Tanah dan Air, Vol. 15, No. 1, 2018:10-21

Martins EDS., CAP Silveira, AL Ponnamperuma, F.N. 1984. Role of


Bamberg, R. Martinazzo, M cultivar tolerance increasing rice
Bergmann, and RS Angelica. 2014. production in saline lands In: RC.
Silicate Agrominerals as Nutrient Staples and G.H. Toemnnniessen
Sources and as Soil Conditioners for (Eds.), Salinity Tolerance in Plants.
Tropical Agriculture. 16 th World Willey-Interscience, New York. PP
Fertilizer Congress of CIEC. 255-271.
Mulyanto, D. dan Y.W. Ratih. 2014. Pratiwa, R. S. 2014. Peran Unsur Hara
Manipulasi Muatan Zeolite Alam Kalium (K) Bagi Tanaman.
sebagai Adsorben untuk Menjerap http://www.bbpp-
Khromium dalam Limbah Industri. lembang.info/index.php/arsip/artikel/
Prosiding Seminar Nasional Agro artikel-pertanian/833-peran-unsur-
Industri. Fakultas Pertanian hara-kalium-k-bagi-
UPNVY. tanaman?tmpl=component&print=1
Mulyanto, D., M. H. Kusnadi, D. Saidi, R. &page=
A. Widodo. 2016. Inovasi Santi LP, Goenadi DH. 2012. The
Pembuatan Pupuk Bio Organo effectiveness of bio-activated
Mineral Untuk Meningkatkan potassium-bearing mineral for K
Produksi Padi Gogo Organik. fertilizer substitute. Menara
Laporan Penelitian Unggulan Perkebunan 80(1): 41-47.
Perguruan Tinggi.
Sudadi, H Widijanto, dan L.H.E. Putri,
Murbandono, LHS. 2005 (Edisi Revisi). 2013. Isolasi Mikroba Asli Tanah
Membuat Kompos. Penebar Andisol Dieng dan Kajian
Swadaya. Jakarta. Potensinya sebagai Inokulan Pupuk
Pickering, HW., NW Menzies, dan MN Hayati Pelarut Fosfat. Sains Tanah –
Hunter. 2002. Zeolite/Rock Jurnal Ilmu Tanah dan
Phosphate – Novel Slow Release Agroklimatologi 10 (2): 81-89.
Phosphorus Fertilizer for Potten Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian
Plant Production. Scientia Organik. Pemasyarakatan dan
Horticulture. 94: 333-343. pengembangannya. Kanisius.
Poerwowidodo. 1992. Metode Selidik Yogyakarta.
Tanah. Usaha Nasional. Surabaya.

21

You might also like