Velocity induced corrosion refers to problems caused or accelerated by the relative motion of the

environment and the metal surface. It is characterized by surface features with a directional pattern
which are a direct result of the flowing media.

With the exception of cavitation, flow-induced corrosion problems are generally termed erosion–
corrosion, encompassing flow enhanced dissolution and impingement attack. The fluid can be
aqueous or gaseous, single or multiphase [23]. There are several mechanisms described by the
conjoint action of flow and corrosion that result in flow-accelerated corrosion (FAC) [24;25]:

Kecepatan yang disebabkan korosi mengacu pada masalah yang disebabkan atau dipercepat
oleh gerakan relatif lingkungan dan permukaan logam. Hal ini ditandai dengan fitur permukaan
dengan pola directional yang merupakan hasil langsung dari media yang mengalir.
Dengan pengecualian kavitasi, masalah korosi yang disebabkan aliran umumnya disebut erosi-
korosi, aliran meliputi pembubaran ditingkatkan dan serangan pelampiasan. Cairan dapat berair
atau gas, tunggal atau multifase [23]. Ada beberapa mekanisme yang dijelaskan oleh tindakan
bersatu aliran dan korosi yang mengakibatkan aliran-dipercepat korosi (FAC) [24; 25]:

Mass transport–control: Mass transport–controlled corrosion implies that the rate of corrosion is
dependent on the convective mass-transfer processes at the metal/fluid interface. When steel is
exposed to oxygenated water, the initial corrosion rate will be closely related to the convective flux
of dissolved oxygen toward the surface, and later by the oxygen diffusion through the iron oxide
layer. Corrosion by mass transport will often be streamlined and smooth. Phase transport–control:
Phase transport–controlled corrosion refers to conditions when wetting of the metal surface by a
corrosive phase is flow-dependent. This may occur because one liquid phase separates from another
or because a second phase forms from a liquid. An example of the second mechanism is the
formation of discrete bubbles or a vapor phase from boiler water in horizontal or inclined tubes in
high heat-flux areas under low flow conditions. The corroded sites will frequently display rough,
irregular surfaces and be coated with or contain thick, porous corrosion deposits. Erosion–corrosion:
Erosion–corrosion has been associated with mechanical removal of the protective surface film
resulting in a subsequent corrosion rate increase via either electrochemical or chemical processes. It
is often accepted that a critical fluid velocity must be exceeded for a given material. The mechanical
damage by the impacting fluid imposes disruptive shear stresses or pressure variations on the
material surface and/or the protective surface film. Erosion–corrosion may be enhanced by particles
(solids or gas bubbles) and impacted by multi-phase flows. The morphology of surfaces affected by
erosion–corrosion and FAC may be in the form of shallow pits or horseshoes or other local
phenomena related to the flow direction (Fig. 6.37). Cavitation: Cavitation sometimes is caused by
the formation and collapse of vapor bubbles in a liquid near a metal surface. Cavitation removes
protective surface scales by the implosion of

Transportasi massal – kontrol: transportasi massa – korosi terkontrol menyiratkan bahwa tingkat
korosi tergantung pada proses transfer massa Konvektif pada antarmuka logam/fluida. Ketika
baja terpapar pada air beroksigen, laju korosi awal akan berhubungan erat dengan aliran
Konvektif oksigen terlarut ke permukaan, dan kemudian oleh difusi oksigen melalui lapisan
oksida besi. Korosi oleh transportasi massal akan sering menjadi efisien dan halus. Fase
transportasi – kontrol: tahap transportasi – korosi dikendalikan mengacu pada kondisi ketika
pembasahan permukaan logam oleh fase korosif adalah tergantung aliran. Hal ini dapat terjadi
karena satu fase cair memisahkan dari yang lain atau karena bentuk fase kedua dari cairan.
Contoh dari mekanisme kedua adalah pembentukan gelembung diskrit atau fase uap dari air
boiler dalam tabung horisontal atau miring di daerah panas-fluks tinggi di bawah kondisi aliran
rendah. Situs Terkorosi akan sering menampilkan kasar, permukaan tidak teratur dan dilapisi
dengan atau mengandung tebal, berpori deposito korosi. Erosi-korosi: erosi-korosi telah
dikaitkan dengan penghapusan mekanik film permukaan pelindung mengakibatkan peningkatan
laju korosi berikutnya melalui baik proses elektrokimia atau kimia. Hal ini sering diterima bahwa
kecepatan fluida kritis harus dilampaui untuk bahan tertentu. Kerusakan mekanis oleh cairan
yang berdampak menimbulkan gangguan geser yang mengganggu atau variasi tekanan pada
permukaan material dan/atau film permukaan pelindung. Erosi – korosi dapat ditingkatkan
dengan partikel (gelembung padat atau gas) dan dipengaruhi oleh aliran multi-fase. Morfologi
permukaan yang terkena erosi-korosi dan FAC mungkin dalam bentuk lubang dangkal atau
sepatu kuda atau fenomena lokal lainnya yang berkaitan dengan arah aliran (Gbr. 6,37). Kavitasi:
kavitasi terkadang disebabkan oleh pembentukan dan runtuhnya gelembung uap dalam cairan di
dekat permukaan logam. Kavitasi menghilangkan timbangan permukaan pelindung dengan
ledakan

gas bubbles in a fluid. Calculations have shown that the implosions produce shock waves with
pressures approaching 420 MPa. The subsequent corrosion attack is the result of hydromechanical
effects from liquids in regions of low pressure where flow-velocity changes, disruptions, or
alterations in flow direction have occurred. Cavitation damage often appears as a collection of
closely spaced, sharp-edged pits or craters on the surface (Figure 6.38).

The destruction of a protective film on a metallic surface exposed to high flow rates can have a
major impact on the acceleration of corrosion damage. Carbon steel pipe carrying water, for
example, is usually protected by a film of rust that slows down the rate of mass transfer of dissolved
oxygen to the pipe wall. The resulting corrosion rates are typically less than 1 mm/y. The removal of
the film by flowing sand slurry has been shown to raise corrosion rates tenfold to approximately 10
mm/y [26]. When corrosion is controlled by dissolved oxygen mass transfer the corrosion rate can
be estimated with the Sherwood number (Sh),

gelembung gas dalam cairan. Perhitungan telah menunjukkan bahwa menggelembung

menghasilkan gelombang kejut dengan tekanan mendekati 420 MPA. Serangan korosi berikutnya
adalah hasil dari efek hidromekanis dari cairan di daerah tekanan rendah di mana aliran-
kecepatan perubahan, gangguan, atau perubahan dalam arah aliran telah terjadi. Kerusakan
kavitasi sering muncul sebagai koleksi jarak dekat, lubang tajam bermata atau kawah di
permukaan (gambar 6,38). Penghancuran film pelindung pada permukaan logam yang terkena
laju aliran tinggi dapat berdampak besar pada percepatan kerusakan korosi. Pipa baja karbon
yang membawa air, misalnya, biasanya dilindungi oleh film karat yang memperlambat laju
perpindahan massa oksigen terlarut ke dinding pipa. Tingkat korosi yang dihasilkan biasanya
kurang dari 1 mm/y. Penghapusan film dengan mengalir bubur pasir telah ditunjukkan untuk
menaikkan tingkat korosi sepuluh kali lipat menjadi sekitar 10 mm/y [26]. Ketika korosi
dikendalikan oleh transfer massa oksigen terlarut, laju korosi dapat diperkirakan dengan nomor
Sherwood (SH),