Professional Documents
Culture Documents
SGD lbm1 Modul Prioritas
SGD lbm1 Modul Prioritas
STEP 1 :
1. Flu : infectious disease caused by RNA viruses of the family Orthomyxoviridae, that
attack birds and mammals.
Sumber: http://cara-mengobati.com/search/pdf-pengertian-flu
5. Health promotion :
According to the WHO definition of health promotion is
Health promotion is the process of making people able to improve control of
and improve their health.
Sumber: http//elearning.baktiinangpersada.ac.id
promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat
dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Sumber: www.promkes.depkes.go.id
7. Preventive care :
A treatment to improve the nation’s health and reduce overall spending by finding and treating
diseases sooner.
Sumber: https://www.medmutual.com/For-Individuals-and-Families/Health-
Insurance-Education/What-Does-Healthcare-Reform-Mean-to-Me/What-Is-
Covered-Under-Preventive-Care.
STEP 3
2.Prevensi Sekunder
Upaya menurunkan prevalensi penyakiT menular, dengan deteksi
dini dan terapi, misal screening, investigasi kontak antar individu
(untuk HIV, TB, PMS/Penyakit Menular Seksual, Hepatitis)
3. Prevensi Tersier
Upaya mengurangi komplikasi dan kecacatan akibat penyakit
menular, misal kemoprofilaksis untuk penderita HIV/AIDS
http://www.cartercenter.org/resources/pdfs/health/ephti/library/lecture_not
es/env_occupational_health_students/Epidemiology.pdf
a. PENCEGAHAN PRIMORDIAL
Tujuan : untuk menghindari kemunculan adanya faktor resiko
Memerlukan peraturan yang tegas dari yang berwenang tidak melakukan hal‐hal yang
beresiko timbulnya penyakit tertentu
Contoh : Melarang menebang pohon banjir kejadian Diare
Sumber: : http://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdf
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu
dilaksanakan strategi promosi kesehatan paripurna yang
terdiri dari (1) pemberdayaan, yang didukung oleh (2) bina
suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh semangat (4)
kemitraan.
Pemberdayaan adalah Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan
pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna
membantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani
tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan
mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam
mengadopsi PHBS dan melestarikannya.
KEMITRAAN
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan
maupun bina suasana dan advokasi guna membangun kerjasama
dan mendapatkan dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu
digalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah
yang terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau
tokoh masyarakat, media massa dan lain-lain. Kemitraan harus
berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b)
keterbukaan dan (c) saling menguntungkan.
KESETARAAN
Kesetaraan berarti tidak diciptakan hubungan yang bersifat hirarkhis.
Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masingmasing
berada dalam kedudukan yang sama (berdiri sama tinggi, duduk sama rendah). Keadaan
ini dapat dicapai apabila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan
kekeluargaan. Yaitu hubungan yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan bersama.
Bila kemudian dibentuk struktur hirarkhis
(misalnya sebuah tim), adalah karena kesepakatan.
KETERBUKAAN
Oleh karena itu, di dalam setiap langkah diperlukan adanya kejujuran dari masingmasing
pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan alasan yang jujur, sesuai fakta,
tidak menutup-tutupi sesuatu. Pada awalnya hal ini mungkin akan menimbulkan diskusi
yang seru layaknya “pertengkaran”. Akan tetapi kesadaran akan kekeluargaan dan
kebersamaan, akan
mendorong timbulnya solusi yang adil dari “pertengkaran” tersebut.
SALING MENGUNTUNGKAN
Solusi yang adil ini terutama dikaitkan dengan adanya keuntungan yang didapat
oleh semua pihak yang terlibat. PHBS dan kegiatan-kegiatan kesehatan dengan demikian
harus dapat dirumuskan keuntungan-keuntungannya (baik langsung maupun tidak
langsung) bagi semua pihak yang terkait. Termasuk keuntungan ekonomis, bila mungkin.
Sumber: www.promkes.depkes.go.id
Bacteria. These one-cell organisms are responsible for illnesses such as strep throat,
urinary tract infections and tuberculosis.
Viruses. Even smaller than bacteria, viruses cause a multitude of diseases — ranging
from the common cold to AIDS.
Fungi. Many skin diseases, such as ringworm and athlete's foot, are caused by fungi.
Other types of fungi can infect your lungs or nervous system.
Parasites. Malaria is caused by a tiny parasite that is transmitted by a mosquito bite.
Other parasites may be transmitted to humans from animal feces.
Direct contact
An easy way to catch most infectious diseases is by coming in contact with a person or
animal who has the infection.Three ways infectious diseases can be spread through direct
contact are:
Person to person. The most common way for infectious diseases to spread is through
the direct transfer of bacteria, viruses or other germs from one person to another. This
can occur when an individual with the bacterium or virus touches, coughs on or kisses
someone who isn't infected. These germs can also spread through the exchange of
body fluids from sexual contact or a blood transfusion. The person who passes the
germ may have no symptoms of the disease, but may simply be a carrier.
Animal to person. Pets can carry many germs. Being bitten or scratched by an
infected animal can make you sick and, in extreme circumstances, can be fatal.
Handling animal waste can be hazardous, too. For example, you can acquire a
toxoplasmosis infection by scooping your cat's litter box.
Mother to unborn child. A pregnant woman may pass germs that cause infectious
diseases to her unborn baby. Some germs can pass through the placenta. Germs in the
vagina can be transmitted to the baby during birth.
Indirect contact
Disease-causing organisms also can be passed by indirect contact. Many germs can linger on
an inanimate object, such as a tabletop, doorknob or faucet handle. When you touch a
doorknob handled by someone ill with the flu or a cold, for example, you can pick up the
germs he or she left behind. If you then touch your eyes, mouth or nose before washing your
hands, you may become infected.
Insect bites
Some germs rely on insect carriers — such as mosquitoes, fleas, lice or ticks — to move from
host to host. These carriers are known as vectors. Mosquitoes can carry the malaria parasite
or West Nile virus, and deer ticks may carry the bacterium that causes Lyme disease.
Food contamination
Another way disease-causing germs can infect you is through contaminated food and water.
This mechanism of transmission allows germs to be spread to many people through a single
source. E. coli, for example, is a bacterium present in or on certain foods — such as
undercooked hamburger or unwashed fruits or vegetables.
Sumber: http://www.mayoclinic.com/health/infectious-
diseases/DS01145/DSECTION=causes
sumber: http://www.healthypeople.gov/2020/topicsobjectives2020/overview.aspx?topicid=23
http://ddsn.sc.gov/providers/healthinfoupdates/Documents/MCSpreadInfectUpdate0902.pdf
Sumber: http://www.slideshare.net/lnguyen/insel10ebrup-ppt-ch13
Sumber: http://medicine.uii.ac.id/upload/klinik/elearning/ikm/Ilmu%20Kesehatan
%20Masyarakat.pdf
Host (penjamu)
Agent environment
(penyebab penyakit) (lingkungan)
1. Agent Infeksi
- Bakteri, Jamur, Parasit, dan Virus
2. Host
- Manusia atau hewan
3. Lingkungan
- Semua yang berada di host (fisis, kimia, biologis, sosial)
Faktor-faktor yang memperngaruhi penyebaran penyakit in feksi
1. Resistensi Host : Kemampuan untuk melawan infeksi
2. Imunitas Alami : Resistensi bawaan
• Imunitas didapat : paparan alami pertama (misal cacar)
• Imunitas aktif : pengendalian antigen (misal vaksin tetanus)
• Imunitas pasif : pemberian antibodi dari individu imun ke
individu non-imun (misal ibu ke bayi)
3. Imunitas Kelompok (misal semakin tinggi angka vaksinasi semakin
imun suatu kelompok)
4. Tingkat Infeksius : Kemampuan host menginfeksi individu lain/
kemudahan penularan.
Sumber: http://medicine.uii.ac.id/upload/klinik/elearning/ikm/Ilmu%20Kesehatan
%20Masyarakat.pdf
1. Pola penyakit yang semakin kompleks, Indonesia saat ini berada pada
pertengahan transisi epidemiologi dimana penyakit tidak menular
meningkat drastis sementara penyakit menular masih menjadi
penyebab penyakit yang utama. Kemudian saat ini penyakit
kardiovaskuler (jantung) menjadi penyebab dari 30 persen kematian
di Jawa dan Bali. Indonesia juga berada diantara sepuluh negara di
dunia dengan penderita diabetes terbesar. Di saat bersamaan penyakit
menular dan bersifat parasit menjadi penyebab dari sekitar 22 persen
kematian. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia juga lebih tinggi
dibandingkan dengan kebanyakan negara tetangga. Satu dari dua puluh
anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun dan seorang ibu
meninggal akibat proses melahirkan dari setiap 325 kelahiran hidup.
Perubahan yang diiringi semakin kompleksnya pola penyakit
merupakan tantangan terbesar bagi sistem kesehatan di Indonesia.
STEP 4
INFECTIUS
DISEASES
PREVENTION,
PROMOTIVE
TRANSMISSION TO OUR
BODY
SYMPTOMS GO TO
DOCTOR
PRESCRIPTION
NATURAL INTERVENTION
HISTORY OF
DISEASES
RECOVER NO RECOVER