Professional Documents
Culture Documents
3 PB PDF
3 PB PDF
Abstract
The phenomenon of the use of social media as an online media is increasingly massive in the use
of this decade. Young people as the native millennial or digital generation are the biggest users in
the use of social media today. Research on digital literacy is still rare, especially in Indonesia.
The subjects of this study were young people aged 17-21 years that were active users of social
media. This study uses a qualitative approach to the case study method. The informants who were
used as research samples were 5 people and 1 key informant from media literacy experts. The
findings obtained in this study indicate the importance of digital literacy programs that have a
positive impact on knowledge, understanding and skills in using the media, especially social media
which is now often used as a source of information by audiences, especially among young people.
information on using mass media, especially social media used by young people so that there is
awareness in using the media. In this education participants do not all have this expertise because
this skill requires continuous and consistent training so that they can do it well. Therefore digital
literacy education is a solution that can be done by the government and elements of society and
academics who care about the progress of the nation.
Abstrak
Fenomena pengunaan media sosial sebagai media online semakin massive pada dekade ini.
Kalangan muda sebagai generasi milenial atau digital native merupakan pengguna terbesar dalam
penggunaan media sosial saat ini. Penelitian mengenai literasi digital masih jarang dilakukan
terutama di Indonesia. Subyek penelitian ini adalah kalangan usia muda dengan rentang usia 17–
21 tahun yang merupakan pengguna aktif media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus. Informan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 5 orang
dan 1 orang informan kunci dari pakar literasi media. Temuan yang diperoleh pada penelitian ini
menunjukan pentingnya program literasi digital yang memberikan dampak positif bagi
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan media terutama media sosial
yang saat ini sering dijadikan sumber informasi oleh khalayak terutama oleh kalangan yang berusia
muda. Program ini memberikan kontribusi yang signifikan pada penyebaran informasi dalam
menggunakan media massa terutama media sosial yang digunakan oleh kalangan usia muda
sehingga ada kesadaran dalam menggunakan media. Pada pendidikan pelatihan (diklat) ini peserta
belum semua mempunyai keahlian ini dikarenakan keahlian ini memerlukan latihan yang terus
menerus dan konsisten sehingga mereka dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu
pendidikan literasi digital merupakan solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan elemen
masyarakat dan civitas akademika yang peduli terhadap kemajuan bangsa.
146
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
147
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
148
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
149
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
untuk menciptakan karya baru dari sehingga informasi yang diterima melalui
pekerjaan; media sosial dapat dipertanggungjawabkan
3. Percabangan literacy adalah kebenarannya.
kemampuan untuk berhasil menavigasi
di media non-linear dari ruang digital; C. METODOLOGI PENELITIAN
4. Informasi literacy adalah kemampuan
untuk mencari, menemukan, menilai dan Penggunaan metode ilmiah dalam suatu
mengevaluasi secara kritis informasi penelitian merupakan suatu tahapan atau
yang ditemukan di web; langkah–langkah yang akan berpengaruh
5. Sosio-emosional literacy mengacu pada terhadap menentukan suatu keberhasilan
aspek-aspek sosial dan emosional hadir dari suatu penelitian sehingga penelitian
secara online, apakah itu mungkin tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
melalui sosialisasi, dan berkolaborasi Strategi yang digunakan dalam penelitian ini
atau hanya mengkonsumsi konten. adalah single case study (studi kasus
tunggal), yaitu sebuah desain kasus yang
Sementara itu, Douglas A.J. Belshaw memberikan kesempatan untuk melakukan
dalam tesisnya What is 'Digital Literacy'? eksplorasi yang mendalam dari fenomena
(2012) mengatakan bahwa ada delapan tertentu. Melalui penelitian deskriptif
elemen esensial untuk mengembangkan dengan strategi single case study, penelitian
literasi digital, yaitu sebagai berikut: ini akan memberikan gambaran secara
1. Kultural, yaitu pemahaman ragam lengkap dan mengeksplorasi seacara
konteks pengguna dunia digital; mendalam bagaimana program pelatihan
2. Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai literasi media dapat memberikan pendidikan
konten; terhadap kalangan usia muda di Kota
3. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu Bandung. Mementingkan ukuran jumlah
yang ahli dan actual; informan yang representatif (populasi) untuk
4. Komunikatif, yaitu memahami kinerja diwawancarai karena penelitian kualitatif
jejaring dan komunikasi di dunia digital; tidak bisa digeneralisasikan. Pemilihan
5. Kepercayaan diri yang bertanggung informan dengan metode purposif berarti
jawab; mencari informan yang dapat memberikan
6. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara informasi sebanyak-banyaknya pada hal
baru; yang berkaitan dengan permasalahan
7. Kritis dalam menyikapi konten; dan penelitian dan tujuan penelitian. Metode ini
literasi digital sebagai kecakapan hidup; digunakan untuk mengetahui bagaimana
dan proses pelatihan literasi media dapat
8. Bertanggung jawab secara sosial. memberikan pendidikan terhadap kalangan
usia muda. Pada penelitian ini informan
Elemen tersebut di atas merupakan terdiri dari 5 orang kalangan usia muda.
elemen dasar dalam pengembangan literasi Adapun teknik pengumpulan data yang
digital. Dengan dilakukannya digital literasi digunakan meliptui wawancara,
maka diharapkan dapat lebih memahami dan dokumentasi dan studi pustaka.
dapat mempunyai kemampuan dalam hal Peneliti harus memiliki syarat dalam
kognitif, komunikatif. Mempunyai menentukan subjek utama penelitian agar
kemampaun dalam kreativitas, mempunyai lebih spesifik dan memudahkan dalam
kepercayaan diri dan mempunyai sikap pemilihan informan tambahan. Pemilihan
kritis dalam mengkonsumsi media sehingga dari informan ini didasari oleh perwakilan
dapat menghindari berita bohong dan fake, usia yang termasuk kedalam kategori usia
150
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
muda dan tempat tinggal yang mewakili keterampilan kalangan usia muda dalam
wilayah di Kota Bandung. mengakses informasi yang disajiakan oleh
Berikut daftar subyek utama (informan) media massa. Pada perkembangannya media
yang dijadikan sumber penelitian: massa mengalami peningkatan yang pesat
1. Kamaludin (KD, 20 tahun): asal Ujung terutama pada media sosial. Pengguna media
berung; sosial di Indonesia merupakan pengguna yang
2. Sri Rahayu (SR, 21 tahun): asal Gerlong aktif dan termasuk ke dalam peringkat 3 besar
Girang; di dunia dalam penggunaannya. Hal ini cukup
3. Senja Nur F (SN, 17 tahun): asal mengkhawatirkan karena pengguna media
Antapani; sosial ini merupakan kalangan usia produktif
4. Agnes Devi S. (AD, 17 tahun): asal Bale dan lebih spesifiknya adalah kalangan usia
Endah; dan muda yang berusia kisaran 17–21 tahun.
5. Yos Zania: (YZ, 18 Tahun): asal Media sosial yang dikonsumsi oleh kalangan
Kebonjati. muda ini berupa facebook, twitter, instagram
dan youtube. Selain itu juga beberapa media
Sedangkan informan kunci dalam sosial yang digunakan berupa media yang
penelitian ini adalah Santi Indra Astuti (SIA, dapat digunakan secara individual (chatting)
48 Tahun) yang merupakan penggiat literasi maupun grup seperti line, whatsapp, hang out,
digital di Jaringan Penggiat Literasi Digital we talk dan lain-lain. Penggunaan media sosial
yang juga merupakan dosen di Kota saat ini sangat masif, terutama pada kalangan
Bandung. usia produktif. Media ini digunakan mulai dari
anak usia balita sampai usia manula. Lamanya
D. HASIL DAN PEMBAHASAN penggunaan media sosial ini dalam sehari rata-
rata dimulai dari 2 sampai 7 jam dihabiskan
Pelatihan literasi digital diperlukan agar untuk mengakses informasi yang disediakan
masyarakat memiliki sikap kritis dalam oleh layanan informasi tersebut.
menyingkapi setiap informasi dan interaksi Literasi digital sebagai rangkaian gerakan
yang ada. Masyarakat perlu di berikan edukasi melek media yang dirancang untuk
berkenaan dengan aturan dan cara main yang meningkatkan kontrol individu terhadap
digunakan ketika dia memanfaatkan sosial media yang mereka gunakan untuk mengirim
media dalam kehidupan sehari-hari. Validitas dan menerima pesan. Kata kunci dari penting
media harus di telusuri dengan cara mencari nya media literasi yaitu bagaimana kita
informasi dari berbagai macam media. memiliki filter atau kontrol terhadap media
Tujuannya untuk pencarian apakah isi dari yang bisa digunakan untuk pencarian
berita memiliki informasi yang berimbang informasi dan hiburan. Landasan hukum perlu
atau tidak. Kebebasan pers dan didukung oleh di perkenalkan sebagai pengetahuan bahwa
teknologi komunikasi dengan internetnya kegiatan media literasi di lindungi oleh undang
memungkinkan masyarakat untuk undang dasar. Ruang lingkup dari media
memproduksi dan mengkonsumsi informasi. literasi antar lain literasi teknologi, literasi
Fenomena banyaknya berita hoax atau informasi, literasi tanggung jawab dan
informasi sumir diperlukan kesadaran untuk kompetensi. Pengetahun akan literasi
memilah berita. Pada tahap inilah diperlukan tekhnologi dikarenakan sesuai dengan teori
media literasi untuk menjembatani kebutuhan determinasi tekhnologi mengatakan bahwa
akan informasi dan edukasi informasi yang masyarakat dalam kehidupannya mengikuti
sehat. perkembangan teknologi.
Program literasi media ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan, pemahaman dan
151
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
Setiap lahirnya teknologi baru manfaatnya. Sesi kedua pada tahap pertama
mempengaruhi cara pencarian informasi dan dilanjutkan dengan penugasan mengangkap
benteraksi. Terdapat tiga elemen dan tujuan studi kasus yang ditemukan dikehidupan
pentingnya pengetahuan media literasi di sehari hari dan menjelaskan latar belakang
berikan kepada peserta pelatihan antara mengapa hal tersebut bisa terjadi. Setelah
lain: Sebuah pemikiran kritis untuk kerangka berpikir dirumuskan sesuai dengan
mengembangkan penilaian mandiri terhadap hasil observasi pada pengalaman tiap peserta,
media; Sebuah kesadaran akan dampak media mereka ditugaskan untuk mencari solusi
pada individu dan masyarakat; dan terhadap permasalahan tersebut. Solusi
pemahaman tentang kewajiban etika dan terhadap permasalahan tersebut didasarkan
moral praktisi media. pada kewajiban setiap pengguna media sosial
Metode yang digunakan pada pelatihan ini untuk mematuhi nilai, norma dan etika yang
berupa diskusi dengan pendekatan pedagogi. berlaku. Landasan tentang etika sudah
Diskusi yang dilakukan seperti membahas diberikan pada materi pengantar di awal
berita berisi konten pornografi, pornoaksi dan pelatihan.
berita bohong (hoax), selain itu dari riset yang Terlihat perbedaan sebelum diberikan
di dapat bersumber dari pengadilan agama. materi media literasi dan sesudahnya.
Tingkat perceraian yang terjadi di Kota Perbedaan dapat diukur dari beberapa solusi
Bandung banyak di sebabkan oleh social yang tiap kelompok kemukakan di depan
media (Darmawan dkk, 2017). kelas. Tahap dua dilakukan ketika materi
Berbagai macam permasalahan yang pengantar literasi media telah dievaluasi.
ditimbulkan oleh media sosial ada baiknya Setelah hasil pengukuran telah di dapatkan
jika etika dan moral harus di sosialisasikan. maka pemberian materi tahap kedua berupa.
Hal tersebut sesuai dengan elemen terakhir Materi berupa literasi media yang lebih
dari tujuan pendidikan literasi media yaitu dispesifikasikan pada literasi digital dan
tentang kewajiban etika dan moral praktisi perkembangan teknologi diberikan oleh
media. Penggunaaan media gawai harus di narasumber kedua. Materi yang diberikan
sertai dengan aturan dan kesadaran akan merupakan pendalaman dari materi yang
media. Kesadaran akan dampak media pada sebelumnya telah diberikan. Pada materi tahap
individu serta masyarakat. Peserta pelatihan kedua narasumber memberikan pengetahuan
diberi treatment agar dapat membedakan berkenaan dengan perkembangan informasi
dampak positif dan negatif dari informasi pada sosial media. Dapat disimpulkan bahwa
yang diperoleh di media sosial. Selain itu pula informasi yang disajikan pada media sosial
mereka diminta untuk mengkoleksi dan mengalami metamorphosis. Pada content
mengumpulkan apa saja yang dapat pemberitaan mengalami variasi dengan setting
menghindari dan meminimalisir dampak yang memiliki banyak ragam. Narasumber
negatif dari media tersebut. Berikutnya adalah memberikan konten penjelasan konten yang
pembahasan tentang kewajiban etika dan beragam dilatarbelakangi oleh jenis media
moral praktisi media tidak cukup dengan yang mengalami perubahan secara cepat dan
metode belajar tanya jawab. Maka penugasan masif. Beda media sosial berbeda karakteristik
pembuatan mind mapping serta mengangkat dan tentu saja segmentasi aplikasi dan fitur
studi kasus yang sering ditemukan di lapangan yang di berikan. Treatment yang diberikan
diberikan kepada peserta pelatihan. Para untuk mengukur pengetahuan peserta akan
peserta pelatihan dibentuk beberapa kelompok pendalaman materi lebih bervariasi. Jika
setiap kelompok membuat mind mapping sebelumnya evaluasi dilakukan hanya sebatas
tentang media literasi, media teknologi beserta diskusi dan tanya jawab. Pada tahap kedua
152
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
peserta pelatihan diberi tantangan yang lebih kunci) bahwa literasi media harus secara
beragam. Peserta diberikan tugas untuk gencar dilakukan untuk mengantisipasi
membuat kerangka berpikir berkaitan dengan dampak negatif media massa yang tidak
materi yang telah diberikan. Setelah itu setiap disadari sudah masuk dala segala lini
kelompok yang telah dibentuk harus mampu kehidupan. Pengguna media sosial
menjelaskan di depan kelas. Pada tahap ini mempunyai tingkat yang tinggi terdapat pada
dapat dilihat hasil evaluasi bahwa peserta generasi muda. Hal tersebut diungkapkan oleh
bukan saja bisa menjelaskan kerangka yang key informant bahwa media sosial sudah
sudah di rumuskan tetapi menganalisis situasi masuk ke dalam semua aspek kehidupan,
yang diangkat dari studi kasus yang aktual sehingga melek media sangat penting ada pada
terjadi. semua kalangan, dan sosialisasi terkait dengan
Tantangan yang berbeda diberikan para dampak media dan antisipasinya perlu
peserta pelatihan jika dihadapkan dengan dilakukan baik oleh pemerintah maupun
perkembangan teknologi komunikasi di elemen masyarakat.
tengah masyarakat. Beberapa media Sosialisasi yang dilakukan terhadap
terkonvergensi harus di cari kelebihan dan masyarakat luas merupakan tanggung jawab
kekurangannya. Para peserta pelatihan pemerintah dan kaum intelektual yang dapat
mencoba untuk mengelompokkan jenis media memberikan edukasi dalam literasi media ini.
terkonvergen yang menyediakan informasi Media massa sebagai medium yang
dan memfasilitasi interaksi sosial. Kemudian, mempunyai manfaat yang banyak juga
mengkelompokkan jenis serta karakteristik mempunyai dampak negatif yang tidak sedikit.
dari media komunikasi. Menganalisis setiap Upaya melek media ini harus dilakukan juga
jenis media dengan karakteristik kelebihan oleh unsur masyarakat yang nota bene
yang dimiliki. Kelebihan apa yang dapat di mempunyai edukasi yang baik. Menurut
manfaatkan pada tiap jenis media yang (SIA),
berbeda.
Pemahaman peserta dievaluasi dengan “Masyarakat perlu diberikan edukasi
cara dibentuk kelompok tanya jawab di dalam sehingga mereka dapat menyaring
kelas. Perkembangan kognisi peserta bisa informasi yang baik dan mempunyai
diukur satu persatu dari konsistensi kognitif keahlian dalam memilah dan memilih
yang mereka miliki melalui proses tanya informasi yang mereka butuhkan, maka
jawab atau diskusi. Berbagai macam dari itu diperlukan literasi media.”
permasalahan yang ditimbulkan oleh media
sosial ada baiknya jika etika dan moral harus Program yang perlu dilakukan oleh
di sosialisasikan. Hal tersebut sesuai dengan Pemerintah salah satunya adalah dengan
elemen terakhir dari tujuan pendididian memberikan keahlian dasar berupa keahlian
literasi media yaitu tentang kewajiban etika dasar memutuskan pajangan pesan yang
dan moral praktisi media. Penggunaaan media dipilih dari suatu media, mengidentifikasi
gawai harus disertai dengan aturan dan dan memilih simbol-simbol, keahlian
kesadaran akan media. mengenali pola-pola, merangkai simbol-
Program literasi digital saat ini sedang simbol sehingga dapat ditafsir atau
digalakkan dan diperhatikan oleh pemerintah dimaknai, keahlian untuk menghubungkan
pada kurun tahun terakhir. Pemerintah secara simbol dengan makna yang telah mereka
umum sudah mencanangkan tentang literasi miliki sebelumnya. Keahlian dasar ini harus
dengan berbagai aspek. Sejalan dengan yang dimiliki oleh khalayak pengguna media,
diungkapkan oleh key informant (informan
153
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
sehingga mereka akan terhindar dari jebakan saya rasa materi yang disampaikan
informasi yang belum tentu kebenarannya. sangat pas untuk masalah hoax saat ini”.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah
dengan cek dan ricek informasi yang Pelatihan ini juga diharapkan membuat
diperoleh dengan sumber yang berbeda. peserta pelatihan lebih peka akan literasi
Seperti yang diungkapkan oleh informan digital dan berita bohong saat ini. Peserta yang
kunci adalah sebagai berikut: lain juga mengatakan bahwa:
154
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
Tanggapan informan (KD) terkait pelatihan media literate dari setiap individu. Pada
ini mengemukakan bahwa pelatihan literasi pelatihan ini peserta belum semua mempunyai
media harus “digeliatkan”, mengingat keahlian ini dikarenakan keahlian ini
pesatnya perkembangan teknologi informasi membutuhkan latihan yang terus menerus dan
yang sebanding dengan perkembangan konsisten sehingga mereka dapat
informasi itu sendiri. melakukannya dengan baik. Oleh karena itu
Pelatihan literasi digital merupakan sarana pendidikan literasi media merupakan solusi
untuk menyampaikan informasi terkait yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan
pengetahuan, pemahaman juga keterampilan elemen masyarakat dan civitas akademika
dalam menggunakan media massa. Peserta yang peduli terhadap kemajuan bangsa.
pelatihan yang termasuk kategori usia muda
yang mempunyai rentang usia 17–21 tahun, DAFTAR PUSTAKA
maka materi yang diberikannya pun terkait
dengan media yang sering mereka gunakan APJII, (2017). Infografis Penetrasi & Perilaku
dan dijadikan sumber informasi. Baik untuk Pengguna Internet Indonesia 2017.
kebutuhan tugas sekolah, rekreasi dan juga Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa
sekedar untuk eksistensi diri. Sejalan dengan Internet Indonesia.
yang disampaikan oleh McQuill (2003) dalam Buchingham, D. (2001). Digital Media
Yosal (2009) seseorang yang menggunakan Literacies: rethingking media
media massa didorong oleh empat motif, yaitu education in the age of the Internet,
informasi, identitas pribadi, integrasi dan Research in Comparatie and
interaksi sosial, sosial hiburan. Motif tersebut International Education, 2(1), 43 – 45.
dipengaruhi juga oleh cara media massa
mengemas sebuah informasi, sehingga Darmawan, C. Silvana, H. (2017). Media
informasi yang tidak bernilai pun dapat Literacy: The Effect Of
“tampak” bernilai jika dikemas dengan Communications Media On Young
sedemikian rupa sehingga menarik minat Age Divorce In Bandung City.
audience untuk menerima informasi tersebut. International Conference (IBRAFF):
Bandung.
Darmawan, C. Silvana, H (2017) Laporan
E. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian: Pengaruh Media
Pendidikan literasi digital untuk usia muda Komunikasi terhadap Perceraian Usia
menjadi hal yang penting dilakukan karena Muda. LPPM Universitas Pendidikan
usia muda adalah kalangan yang paling rentan Indonesia.
dalam mengkonsumsi media. Selain itu pula Belshaw, D. (2012). What is' digital literacy'?
usia muda yang diharapkan sebagai agen A Pragmatic investigation (Doctoral
perubahan untuk mengatasi berbagai dissertation, Durham University).
problema masyarakat digital. Keahlian dasar http://etheses.dur.ac.uk/3446/1/Ed.
menjadikan aspek yang harus dipunyai oleh D._thesis_(FINAL_TO_UPLOAD
kalangan usia muda, yang dalam pelatihan ini ).pdf.
telah dimiliki oleh para peserta pelatihan.
Keahlian lanjut juga diperlukan untuk Eshet, alkalai. (2004). The Overarching
memaknai pesan-pesan media yang lebih Element for Successful Tecnology
kompleks yang biasanya memiliki banyak Integratiton, Springer International
lapisan-lapisan makna. Semua keahlian Publishing Switzerland 2015 Wan Ng.
tersebut pada akhirnya menentukan tingkat
155
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan
156