Professional Documents
Culture Documents
Perbedaan Pengaruh Posisi Tidur Terlenta
Perbedaan Pengaruh Posisi Tidur Terlenta
Tabel 4.2
t
Durasi his posisi tidur miring kekiri o
P
Durasi his (detik) % Z valu
ta
pada kala I fase aktifdilatasi l
e
Posisi
maksimal tidur
< 20 >
2 % – % 4 %
0 40 0
Total 15 100
Tabel 4.3 ditunjukkan bahwa dari Hasil penelitian ini dapat
30 responden dengan posisi tidur digambarkan posisi tidur terlentang pada
terlentang pada kala I fase aktif dilatasi ibu bersalin yang tetap menjaga nilai –
maksimal terhadap kekuatan durasi his < nilai luhur dari warisan turun temurun
20 detik sebanyak 13 orang (43,3%), yang diperlakukan pada 15 responden
durasi his 20 – 40 detik sebanyak 2 orang posisi tidur terlentang pada persalinan kala
(6,6%). Responden dengan posisi tidur I fase aktif dilatasi maksimal durasi his
miring kekiri pada kala I fase aktif akan kurang adekuat (< 20 detik ) proses
terhadap kekuatan durasi his < 40 detik persalinan berlangsung lebih lama.Posisi
sebanyak 14 orang (46,7%), durasi his 20 – tidur terlentang jika terjadi his ibu ingin
40 detik sebanyak 1 orang (3,3%). meneran sedangkan pembukaan belum
PEMBAHASAN lengkap.
Kesenjangan posisi tidur
terlentang selain persalinan
1. Analisa Univariat
berlangsung lama juga akan
a. Durasi his posisi tidur terlentang
menghambat aliran oksigen dari
pada persalinan kala I fase aktif
darah dari ibu ke janin, hal ini
dilatasi maksimal di PKD Desa
dapat dilihat dari menurunya detak
Kedungboto.
jantung janin 1 sampai 3 kali yang
Penelitian tabel 4.1
dapat dibaca dari partograf
diketahui bahwa durasi his posisi tidur
responden yang dilakukan pada
terlentang pada persalinan kala I fase aktif
penelitian ini. Kekurangan dari
dilatasi maksimal di PKD Desa
posisi tidur terlentang pada kala I
Kedungboto pada 15 responden adalah
fase aktif membuat tekanan pada
sebagai berikut. 13 orang dengan posisi
pembuluh darah menuju rahim dan
tidur terlentang durasi his kurang dari 20
dapat membatasi aliran darah
detik ( 86,66%) dan 2 orang responden
kejanin. Posisi tidur terlentang
dengan posisi tidur terlentang durasi his 20
pada kala I fase aktif saat terjadi
– 40 detik (13,33%). Kekurangan dari cara
his ibu akan menahan dengan
bersalin tidur terlentang, letak pembuluh
mengejan hal ini akan
besar berada dibawah posisi bayi dan
menyebabkan portio oedem, ibu
tertekan oleh masa atau berat badan bayi.
kelelahan menyebabkan partus
Jika letak ari – ari juga berada dibawah si
lama.Denyut jantung janin akan
bayi akibatnya tekanan pada pembuluh
meningkat dapat menyebabkan
darah bisa meninggi dan menimbulkan
distres karena belum pembukaan
perlambatan peredaran darah balik ibu.
lengkap. Posisi tidur terlentang
Pengiriman oksigen melalui darah yang
tidak dianjurkan bagi ibu bersalin
mengalir dari si ibu ke janin melalui
kala I sebab dapat menyebabkan
plasentapun jadi relatif berkurang. Posisi
hipotensi karena bobot uterus dan
terlentang ini sering dihindari karena dapat
isinya menekan aorta, vena cava
menyebabkan kemajuan persalinan
inferior serta pembuluh –
bertambah lama karena kontraksi kurang
pembuluh darah lain sehingga
adekuat (< 20 detik) (Marmi, 2012).
menyebabkan suplai darah ke janin
menjadi berkurang, dimana
akhirnya ibu dapat pingsan dan Posisi berbaring miring kekiri
bayi mengalami fetal distress mencegah terjadinya penekanan pada vena
ataupun anoksia janin. Posisi ini cava sehingga memaksimalkan aliran
juga menyebabkan waktu darah ke uterus dan janin dapat dilihat dari
persalinan menjadi lebih lama denyut jantung janin yang stabil pada
besar kemungkinan terjadinya lembar partograf. Peredaran darah balik
partus lama dan laserasi perineum ibu bisa mengalir lancar, pengiriman
(Marmi, 2012). oksigen dalam darah ibu ke janin melalui
Kesimpulan penelitian placenta juga tidak terganggu sehingga
dari 15 responden posisi tidur proses pembukaan akan berlangsung
terlentang pada persalinan kala I perlahan – lahan bersamaan kontraksi
fase aktif dilatasi maksimal di uterus yang adekuat nyaman dan cepat
PKD Desa Kedungboto, Kontraksi (Marmi, 2012).
uterus kurang adekuat dan detak Persalinan kala I fase aktif dilatasi
jantung janin menurun 1 sampai 3 maksimal dikatakan berjalan dengan baik
kali dapat dibaca dari partograf bila pada partograf, perjalanan pembukaan
serta proses persalinan kala I fase serviks tidak melewati garis waspada dan
aktif dilatasi maksimal bertambah tidak menuju garis bertindak terjadi
panjang waktunya.Dengan kontraksi adekuat. Persalinan berjalan
demikian tidak semua nilai – nilai dengan baik sangat di pengaruhi oleh
luhur posisi tidur terlentang tetap beberapa faktor yang mempengaruhi
diperlakukan saat bersalin pada pesalinan antara lain di pengaruhi oleh
anak cucu karena sudah tidak faktor power, faktor passenger, faktor
relevan bahkan dapat mempersulit passage, psikis ibu (Harry oxorn &
proses bersalin kala I fase aktif William R Forte, 2010).
dilatasi maksimal. Hasil penelitian posisi tidur
miring kekiri pada persalinan kala
b. Durasi his posisi tidur miring I fase aktif di PKD Desa
kekiri pada persalinan kala I fase aktif Kedungboto pada penelitian yang
dilatasi maksimal di PKD Desa telah kami lakukan penelitian pada
Kedungboto. 15 responden dapat dilihat hasil
Penelitian tabel 4.2 frekuensi his dalam waktu 10
diketahui durasi his posisi tidur miring menit terjadi 3 sampai 5 kali his.
kekiri kala I fase aktif dilatasi maksimal di Dengan intensitas kekuatan his
PKD Desa Kedungboto pada 15 lebih adekuat dan durasi his
responden. Ada 14 orang responden posisi berlangsung 45 -50 detik, interval
tidur miring kekiri dengan kekuatan durasi his satu dengan his berikutnya
his lebih dari 40 detik (93,3%) dan 1orang setiap 2 menit sekali sehingga
responden posisi tidur miring kekiri datangnya his lebih sering dan
dengan kekuatan durasi his 20 – 40 detik mempercepat proses persalinan
(6,6%). Posisi tidur miring kekiri pada kala mengurangi terjadinya pastus lama
I fase aktif sangat berpengaruh pada dan partus macet. Observasi pada
kekuatan durasi his. ibu bersalin hal - hal yang harus
diperhatikan adalah frekuensi his,
intensitas his, durasi his, interval durasi his < 20 detik sebanyak 13
his,datangnya his (Yanti,2009). responden (43.3%) durasi his 20 – 40
Hasil peneliti terdahulu sebanyak 3 responden (9,9%) durasi
posisi tidur miring kekiri dengan his > 40 sebanyak 14 responden
majunya persalinan kala II di (46,7%) .Hasil Uji Mann – Whitney
Puskesmas Guntur II Kabupaten untuk menguji posisi tidur miring
Demak dari 20 responden p value kekiri dengan kekuatan durasi his pada
-7,213 waktu kemajuan kala II kala I fase aktif dilatasi maksimal di
kurang 1 jam sebanyak 11 PKD Desa Kedungboto tahun 2013
responden (55%) dan kemajuan dengan 30 responden didapatkan taraf
kala II lebih dari 1 jam 9 signifikannya p value 0,000 (nilai
responden(45%) (Saadah,2009). probabilitas (p) < α (0,05)) dari 30
responden disimpulkan bahwa terjadi
Kesimpulan hasil penelitian perbedaan pengaruh durasi his antara
durasi his posisi tidur miring kekiri posisi tidur terlentang dan posisi tidur
pada persalinan kala I fase aktif miring kekiri pada ibu bersalin kala I
dilatasi maksimal di PKD Desa fase aktif di PKD Desa
Kedungboto pada 15 responden di KedungbotoHasil penelitian
dapatkan 14 respondon durasi his > 40 perhitungan Mann – Whitney Mean
detik (93.3%) frekwensi his dalam Rank durasi his posisi tidur terlentang
waktu 10 menit terjadi 3 – 5 kali 8,07 dan posisi miring kekiri 22,93
dengan intensitas kekuatan his dari 30 responden dengan demikian
adekuat, interval his 2 menit.Proses posisi miring kekiri durasi his lebih
persalinan berjalan lebih cepat besar dibandingkan dengan posisi tidur
mengurangi terjadinya partus macet terlentang..
dan partus lama Karena dengan durasi Hasil peneliti terdahulu Uji
his yang adekuat persalinan akan Chi – square posisi tidur miring kekiri
berlangsung normal dan waktu akan dengan majunya kala II pada ibu
lebih cepat sehingga mengurangi bersalin normal di Puskesmas Guntur
resiko akan terjadi partus macet, resiko II Kabupaten Demak dari 20
partus lama dan resiko partus tak maju responden didapatkan p – value -7,213
serta mengurangi laserasi perenium. terdapat hubungan yang bermakna dan
signifikan dengan majunya kala II dan
2. Analisa Bivariat odd ratio antara tidur miring kekiri
Perbedaan pengaruh posisi tidur dengan majunya kala II mempunyai
terlentang dan posisi tidur miring nilai 20.000 kali lebih besar
kekiri terhadap durasi his pada dibandingkan dengan majunya kala II
persalinan kala I fase aktif dilatasi (Sa’adah, 2009).
maksimal. Kesimpulan posisi tidur
Penelitian tabel 4.3 perbedaan miring kekiri pada persalinan kala I
pengaruh posisi tidur terlentang dan fase aktif merupakan posisi yang
posisi miring kekiri terhadap durasi his nyaman bagi ibu jika menghendaki
pada persalinan kala I fase aktif istirahat tidur karena ibu bisa rilek saat
dilatasi maksimal. Dari 30 responden terjadi jeda antar kontraksi. Posisi tidur
miring kekiri bukan hal yang tabu, 3. Berdasarkan hasil Uji Mann –
akan tetapi posisi tidur miring kekiri Whitney didapatkan nilai p value =
kekuatan durasi his lebih adekuat baik 0,000 (nilai probabilitas (p) < α
primi maupun multi gravida. Proses (0,05)). Hal tersebut menunjukkan
persalinan akan berlangsung lebih bahwa terdapat hubungan yang
cepat dan mencegah terjadinya partus bermakna antara posisi tidur
macet maupun partus tak maju juga miring kala I fase aktif dilatasi
dapat mencegah laserasi perenium maksimal dengan kekuatan durasi
pada kala II. Penelitian durasi his lebih his. Posisi tidur miring kekiri pada
adekuat posisi tidur miring ke kiri kala I fase aktif berdasarkan hasil
pada kala I fase aktif dilatasi maksimal Z diketahui sebesar -5,117
di PKD Desa Kedungboto didapatkan sehingga posisi tidur miring kekiri
pada responden usia 20 – 35 hal ini pada kala I fase aktif mengalami
usia produktif yang baik bagi wanita peningkatan durasi his -5,117 kali
untuk hamil dan melahirkan. dibandingkan dengan durasi his
tidur terlentang.
B. SARAN
Hasil penelitian dan
pembahasan peneliti memberikan
SIMPULAN DAN SARAN saran ;
1. Bagi Ibu hamil dan Ibu Bersalin
A. SIMPULAN
Pada prinsipnya posisi tidur miring
Hasil penelitian dan kekiri menjaga kesejahteraan ibu
pembahasan dapat disimpulkan : dan bayi bukan hal yang tabu serta
sangat berpengaruh pada proses
1. His pada tidur terlentang pada persalinan kala I fase aktif dilatasi
persalinan kala I fase aktif dilatasi maksimal terhadap durasi his.
maksimal durasi his kurang 2. Bagi Pengambil Kebijakan
adekuat (<20 detik) frekuensi his Posisi ibu bersalin pada kala I fase
jarang dan waktu persalinan aktif dilatasi maksimal bila
berlangsung lebih lama 30 menit menghendaki istirahat jangan
dari posisi tidur miring ke kiri perlakukan dengan satu posisi saja
(86,66%) dari 15 responden akan tetapi berikan informasi pada
dialami oleh usia < 20 tahun dan ibu bersalin dan pendamping ibu
usia >35 tahun. untuk mengganti posisi yang lain
2. His pada tidur miring ke kiri pada agar ibu terasa nyaman dan aman.
pesalinan kala I fase aktif durasi
his lebih adekuat (> 40 detik) dan
frekuensi his lebih sering
persalinan berlangsung lebih cepat 3. Bagi Ilmu Kebidanan Komunitas
tidak terjadi partus macet sebanyak Menberikan asuhan kebidanan
(93,33%) dari 15 responden komunitas dan tenaga kesehatan
dialami oleh usia 20 – 35 tahun. hendaknya memberikan informasi
tentang posisi tidur pada kala I Dinkes.Prop Jateng.20011. Profil
fase aktif tidur terlentang durasi Kesehatan Propinsi Jawa
his < 20 detik posisi tidur miring Tengah Tahun 2011.Dinkes
kekiri durasi his 45 – 50 detik Prop Jateng
posisi yang aman dan nyaman Harry oxorn & William R. Forte. 2010.
pada persalinan di informasikan Ilmu Kebidanan Patologi dan
mulai dari ANC Fisiologi Persalinan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Yogyakarta : CV Andi Offset
Melakukan penelitian yang lebih JNPK – KR. 2008. Asuhan Persalinan
lanjut tentang posisi jongkok atau Normal dan Inisiasi Menyusui
berdiri pada kala I fase aktif Dini. Jakarta :
dilatasi maksimal. Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan
Kebidanan pada Persalinan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
DAFTAR PUSTAKA Notoatmojo S.2007.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Aprilia. 2009. “Analisis Posisi Ibu Bersalin Cipta
Miring ke arah Ubun – Ubun Nursalam.2003. Pendekatan Praktis
Bayi” KTI. Semarang : Sekolah Metodologi Riset Keperawatan.
Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Jakarta : Infomefia
Husada Sa’adah. 2009. “Hubungan Posisi Tidur
Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian Miring kekiri dengan Majunya
Suatu Pendekatan Praktis. Ed. Kala II pada Ibu Bersalin di
Revisi VI. Jakarta; PT Rineka Puskesmas Guntur Kabupaten
Cipta Demak” KTI. Semarang :
Azis Alimul H. 2007. Metodologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Penelitian Kebidanan Teknik Karya Husada
Analisa Data . Jakarta : Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu
Salemba Medika Kebidanan. Jakarta : PT Bina
Bapeda Kabupaten Kendal. 2011. Pustaka
Kabupaten Kendal dalam Soekidjo N. 2010. Metodologi Penelitian
Angka. Kendal : Badan Statistik Kesehatan. Jakarta : Rineka
Kabuparen Kendal Cipta
Bapeda Kabupaten Kendal .2011.Indeks Yanti. 2009. Asuhan Kebidanan
Pembangunan Manusia Persalinan. Yogyakarta :
Kabupaten Kendal. Kendal : Pustaka Rihama
Badan Pusat Statistik Yesie Aprilia. 2011. Gentle Birth ,
Kabupaten Kendal Melahirkan Nyaman Tanpa
Danang Sunyoto.2013.Statistik Rasa Sakit. Jakarta : Gramedia
Kesehatan.Yogyakarta : Nuha Widiasarana Indonesia
Medika Yesie Aprilia. 2011. Siapa Bilang
Danang Sunyoto. 2012. Biostatistik untuk Melahirkan itu sakit.
Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Yogyakarta : Andi Offse
Medika