You are on page 1of 9

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PSIKOLOGI IBU HAMIL DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI UPTD PUSKESMAS NOLING


KABUPATEN LUWU TAHUN 2018
Sujrawit innung1, Nilawati uly2, Nurbaya3.
1
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Stikes Mega Buana Palopo
(Sujrawitinnung.amdkeb@gmail.com)
2
Dosen Stikes Mega Buana Palopo (U_nilawati@yahoo.co.id)
3
Dosen Stikes Mega Buana Palopo (Bayanurbaya89@yahoo.com)

ABSTRACT

Background: Hyperemesis gravidarum is a complaint of severe vomiting nausea while


pregnant women always vomit every time they consume something. As a result, the body is
weak, pale face, and general condition decreases. Some factors which may cause the
hyperemesis are predisposing factors, organic factors, psychological factors, adaptation, and
hormonal factors. Objective: To identify the relation of characteristics and psychology of
pregnant women with Hyperemesis Gravidarum at UPTD Noling Public Health Center, Luwu
Regency 2018. Methods: This research applied analytical series with a cross-sectional study
approach. The population of this research was 45 pregnant women who performed ANC in the
KIA section at UPTD Noling Public Health Center in July-September 2018 and the samples
were chosen by using total sampling technique. the Data were processed by using version 25.0.
and univariate analysis and bivariate analysis with statistical tests of Fisher's exact. Result: This
research revealed that there was a relationship between gestational age and hyperemesis
gravidarum (p <000, 05), there was a relationship of age with hyperemesis gravidarum (p <004
<.05), there was a correlation between nutritional status and hyperemesis gravidarum (p <000,
05), and there was a relationship psychology with hyperemesis gravidarum (p 001 <, 05).
Conclusion: This research indicated that characteristics and psychology of pregnant women are
related to Hyperemesis Gravidarum at UPTD Noling Public Health Center, Luwu Regency
2018.

Keywords: Pregnant women, Hyperemesis Gravidarum Age of Pregnancy, Age, Nutritional


Status, Psychology.

PENDAHULUAN muka pucat, dan frekuensi buang air kecil


menurun drastis, aktifitas sehari-hari menjadi
Latar Belakang terganggu dan keadaan umum menurun
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi (Rukiyah et al., 2014).
sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) Penyebab hiperemesis gravidarum belum
dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) diketahui secara pasti. Beberapa faktor
(Rukiyah, Yulianti, Maemunah & Susilawati, predisposisi dan faktor lain yaitu, faktor
2009)1. organik, faktor psikologi, faktor adaptasi dan
Salah satu masalah yang terjadi pada hormonal (Prawirohardjo, 2002)3.
masa kehamilan, yang biasa meningkatkan Menurut World Health Organization
derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis (WHO) tahun 20134, jumlah kejadian
pada masa kehamilan dan salah satu gestosis hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari
dalam kehamilan adalah Hiperemesis jumlah seluruh kehamilan di dunia. Mual dan
Gravidarum (Rukiyah dan Yulianti, 2014)2. muntah dapat menggangu dan membuat
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan ketidakseimbangan cairan pada jaringan
mual muntah yang dikategorikan berat jika ginjal dan hati menjadi nekrosis, tahun 2015
ibu hamil selalu muntah setiap kali minum Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak
ataupun makan. Akibat,tubuh sangat lemas, 303.000 perempuan meninggal selama dan

1
setelah kehamilan dan persalinan. Sekitar 830 Berdasarkan hasil penelitian yang
wanita meninggal akibat komplikasi dilakukan Ipaikah (2014)7, kejadian
kehamilan atau melahirkan terkait diseluruh hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh
dunia setiap hari. Sebanyak 99% kematian faktor umur dan gravida. Ada hubungan
ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran gravida (p = ,000) dan kehamilan ganda (p =
terjadi di negara-negara berkembang. Rasio ,000) dengan hiperemesis gravidarum. Hasil
kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi penelitian tidak ada hubungan
hidup jika dibandingkan dengan rasio molahidatidosa (p = 1,000) dan riwayat
kematian ibu di 12 negara maju dan 51 penyakit gastritis (p = ,55). Ibu hamil
negara persemakmuran (WHO, 2015)5. primigravida berpeluang lebih besar untuk
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia mengalami hiperemesis gravidarum bila
diperoleh data ibu dengan hiperemesis dibandingkn dengan ibu hamil multigravida,
gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh hal ini dikarenakan primigravida belum ada
kehamilan. Keluhan mual dan muntah terjadi kesiapan secara fisik untuk menerima
pada 60-40% multigravida. Satu diantara pertumbuhan dan perkembangan janin di
seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi dalam rahimnya dengan kata lain pada
lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan primigravida belum ada pengalaman
oleh karena meningkatnya kadar hormon melahirkan sehingga belum mampu
estrogen dan Hormon Chorionic beradaptasi dalam perubahan-perubahan yang
Gonadotropin (HCG) dalam serum fisiologi terjadi selama kehamilan (Indrayani, 2017)8.
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin Berdasarkan latar belakang dan
karena sistem saraf pusat atau pengosongan fenomena tersebut maka penulis tertarik
lambung yang berkurang (Depkes RI, untuk meneliti tentang “Hubungan
2013)6. Karakteristik dan Psikologis Ibu Hamil
Data dari Dinas Kesehatan Belopa dengan Hiperemesis Gravidarum di UPTD
jumlah ibu hamil tahun 2014 sebanyak 7119 Puskesmas Noling Kabupaten Luwu Tahun
orang, tahun 2016-2017 jumlah ibu hamil 2018”.
sebanyak 7254 orang (Dinkes Belopa, 2017).
Data yang diperoleh dari catatan medical METODE PENELITIAN
record Puskesmas Noling, tahun 201511 Jenis penelitian yang dilakukan adalah
diperoleh data bahwa ibu hamil yang survei analitik dengan pendekatan cross
mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak sectional study yang bermaksud untuk
30 orang, tahun 2016 diperoleh data ibu mengetahui hubungan karakteristik dan
hamil yang mengalami hiperemesis psikologi ibu hamil dengan kejadian
gravidarum sebanyak 45 orang, dan tahun hiperemesis gravidarum di UPTD Puskesmas
2017 diperoleh data ibu hamil yang Noling Kabupaten Luwu Tahun 2018
mengalami hiperemesis gravidarum terjadi Penelitian ini dilaksanakan di bagian KIA
peningkatan sebanyak 49 orang. UPTD Puskesmas Noling Kabupaten Luwu
Survei awal yang dilakukan oleh peneliti Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli
di UPTD Puskesmas Noling ditemukan data sampai dengan September tahun 2018.
dari bulan Januari sampai Juni Tahun 2018 Populasi dalam penelitian ini adalah
sebanyak 155 ibu hamil, yang mengalami semua ibu hamil yang melakukan ANC di
hiperemesis gravidarum sebanyak 30 orang bagian KIA UPTD Puskesmas Noling
(19,3%). Dari pengamatan peneliti, Kabupaten Luwu.. Sampel dalam penelitian
hiperemesis terjadi lebih dominan pada ini adalah ibu hamil yang melakukan ANC
trimester I, bahkan ada yang sampai akhir di bagian KIA UPTD Puskesmas Noling
kehamilan. Banyak diantara mereka berlanjut bulan Juli sampai dengan September tahun
ke keadaan yang lebih parah dan adanya 2018. Dengan teknik pengambilan sampel
riwayat gastritis (nyeri ulu hati) sebelum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hamil sehingga memperburuk kondisi selama total sampling. Instrument pengumpulan data
kehamilan. yang digunakan pada penelitian ini yaitu
dengan menggunakan kuisioner, diskor

2
berdasarkan skala Gutman, skala Gutman kehamilan resiko tinggi <20 minggu
meminta kepada responden sebagai individu sebanyak 32 orang (71,1%) dan usia
untuk menjawab suatu pertanyaan dengan kehamilan resiko rendah >20 minggu
jawaban Ya dan Tidak. Ya = 1 dan Tidak = 0. sebanyak 13 orang ( 28,9%).
Data primer yang diperoleh melalui
kuesioner, pada tanggal 1 Juli sampai 29 Responden Umur
September di Puskesmas Noling. Kuesioner Tabel 4.2
diberikan pada semua ibu hamil yang datang Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
memeriksakan kehamilannya di puskesmas Umur di UPTD Puskesmas Noling
noling. Kuesioner yang diberikan berupa Kabupaten Luwu 2018
identitas responden dan pernyataan mengenai
Umur Frekuensi (f) Persentase
karakteristik dan psikologi kehamilan. (%)
Respoden diberikan waktu sekitar 5 menit
Resiko Tinggi
untuk menjawab pernyataan yang ada pada Resiko
31 68,9
lembar checklist, responden diharapkan 14 31,1
Rendah
mengisi lembar checklist sesuai dengan yang
Total 45 100
di alami atau yang terjadi pada responden.
Agar data yang didapatkan merupakan data Sumber : Data Primer, 2018
yang akurat Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan
Data sekunder yang diperoleh dari bahwa dari 45 responden yang diteliti, resiko
laporan KIA, Puskesmas Noling dan Dinas tinggi sebanyak 31 orang (68,9%) dan resiko
Kesehatan Belopa Kabupaten Luwu rendah sebanyak 14 orang ( 31,1%).
Analisis univariat dilakukan untuk
melihat distribusi frekuensi antar variable Responden Status Gizi
yang akan diteliti.Analisis bivariat dilakukan Tabel 4.3
untuk melihat signifikasi hubungan antara Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
variabel dependen dan variabel independen Status Gizi di UPTD Puskesmas Noling
menggunakan tes uji Fisher’s exact, Bila p Kabupaten Luwu 2018.
value < ,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak Status Gizi Frekuensi (f) Persentase
berarti ada hubungan antara variabel (%)
dependen dan variabel independen.Bila p Gizi Baik 20 44,4
value > ,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak Gizi Kurang 25 55,6
berarti tidak ada hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen. Total 45 100
Sumber : Data Primer, 2018
A. HASIL Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa
Analisis Univariat dari 45 responden yang diteliti, status gizi
Responden Usia Kehamilan baik sebanyak 20 orang (44,4%) dan status
Tabel 4.1 gizi kurang sebanyak 25 orang ( 55,6%).
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Usia Kehamilan di UPTD Puskesmas Noling Responden Psikologi
Kabupaten Luwu 2018 Tabel 4.4
Usia Frekuensi (f) Persentase (%) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kehamilan
Psikologi di UPTD Puskesmas Noling
32 71,1
Kabupaten Luwu 2018
Resiko Tinggi Psikologi Frekuensi (f) Persentase (%)
Resiko Rendah
13 28,9
Total 45 100 Baik 18 40,0
Kurang 27 60,0
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan Total 45 100
bahwa dari 45 responden yang diteliti, usia Sumber : Data Primer, 2018

3
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan 4 responden (30,8%) yang hiperemesis
bahwa dari 45 responden yang diteliti, gravidarum dan 9 responden (69,2%) yang
psikologi baik sebanyak 18 orang (40,0%) tidak hiperemesis gravidarum.
dan yang mengalami psikologi kurang baik Berdasarkan analisis data dengan uji
sebanyak 27 orang ( 60,0%). Fisher’s exact diperoleh nilai p = ,000 < ,05
yang berarti bahwa ada hubungan usia
Responden Hiperemesis Gravidarum kehamilan dengan hiperemesis gravidarum.
Tabel 4.5 Dengan kata lain Ha diterima dan H0 ditolak.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Umur dengan Hiperemesis
Hiperemesis Gravidarum di UPTD Gravidarum
Puskesmas Noling Kabupaten Luwu 2018 Tabel 4.7
Hiperemesis Persentase Hubungan Umur dengan Hiperemesis
Gravidarum Frekuensi (f) Gravidarum di UPTD Puskesmas Noling
(%)
Kabupaten Luwu Tahun 2018 (N=45).
Ya 33 73,3 Hiperemesis
Tidak 12 26,7 Gravidarum
Umur Ya Tidak Total P
Total 45 100
n % n % N %
Sumber : Data Primer, 2018 Resiko
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan Tinggi 27 87,1 4 12,9 31 100,0 ,004
bahwa dari 45 responden yang diteliti, yang Resiko 6 42,9 8 57,1 14 100,0
Rendah
mengalami hiperemesis gravidarum sebanyak
Sumber : Fisher’s exact, 2018
33 orang (73,3%) dan tidak mengalami
Berdasarkan tabel 4.7 di atas
hiperemesis gravidarum sebanyak 12 orang
menunjukkan bahwa dari hasil penelitian
( 26,7%).
dengan 45 responden, terdapat 31 responden
(100,0%) resiko tinggi di mana 27 responden
Analisis Bivariat (87,1%) yang mengalami hiperemesis
Hubungan Usia Kehamilan dengan
gravidarum dan 4 responden (12,9%) yang
Hiperemesis Gravidarum tidak hiperemesis gravidarum, serta terdapat
Tabel 4.6
14 responden (100,0%) dengan resiko rendah
Hubungan Usia Kehamilan dengan
dimana 6 responden (42,9%) yang
Hiperemesis Gravidarum di UPTD
hiperemesis gravidarum dan 8 responden
Puskesmas Noling Kabupaten Luwu Tahun
(57,1%) yang tidak hiperemesis gravidarum.
2018 (N=45).
Berdasarkan analisis data dengan uji Fisher’s
Hiperemesis
Usia Gravidarum exact diperoleh nilai p = ,004 < ,05 yang
Kehami
Ya Tidak Total p
berarti bahwa ada hubungan karakteristik
lan umur dengan hiperemesis gravidarum.
n % n % N %
Resiko
Dengan kata lain Ha diterima dan H0 ditolak.
Tinggi 29 90, 3 9,4 32 100,01 Hubungan Status Gizi dengan
,000
Resiko 4 30,8 9 69,2 13 00,0 Hiperemesis Gravidarum
Rendah Tabel 4.8
Sumber : Fisher’s exact, 2018 Hubungan Status Gizi dengan Hiperemesis
Berdasarkan tabel 4.6 di atas Gravidarum di UPTD Puskesmas Noling
menunjukkan bahwa dari hasil penelitian Kabupaten Luwu Tahun 2018 (N=45).
dengan 45 responden, terdapat 32 responden
Hiperemesis Gravidarum
(100,0%) dengan usia kehamilan resiko p
Status Total
tinggi <20 minggu di mana 29 responden Ya Tidak
Gizi
(90,6%) yang mengalami hiperemesis
gravidarum dan 3 responden (9,4%) yang n % n % N %
Gizi
tidak hiperemesis gravidarum, serta terdapat Baik 9 45,0 11 55,0 20 100,0
,000
13 responden (100,0%) dengan usia Gizi 24 96,0 1 4,0 25 100,0
kehamilan resiko rendah >20 minggu dimana Kurang

4
Sumber : Fisher’s exact, 2018 PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.8 di atas Hubungan Usia Kehamilan dengan
menunjukkan bahwa dari hasil penelitian Hiperemesis Gravidarum.
dengan 45 responden, terdapat 20 responden Berdasarkan hasil penelitian
(100,0%) status gizi baik di mana 9 menunjukkan bahwa, terdapat 32 responden
responden (45,0%) yang mengalami (100,0%) dengan usia kehamilan resiko
hiperemesis gravidarum dan 11 responden tinggi <20 minggu di mana 29 responden
(55,0%) yang tidak hiperemesis gravidarum, (90,6%) yang mengalami hiperemesis
serta terdapat 25 responden (100,0%) dengan gravidarum dan 3 responden (9,4%) yang
status gizi kurang dimana 24 responden (96,0%) tidak hiperemesis gravidarum, serta terdapat
yang hiperemesis gravidarum dan 1 responden 13 responden (100,0%) dengan usia
(4,0%) yang tidak hiperemesis gravidarum. kehamilan resiko rendah >20 minggu dimana
Berdasarkan analisis data dengan uji Fisher’s 4 responden (30,8%) yang hiperemesis
exact diperoleh nilai p = ,000 < ,05 yang gravidarum dan 9 responden (69,2%) yang
berarti bahwa ada hubungan karakteristik tidak hiperemesis gravidarum.
status gizi dengan hiperemesis gravidarum. Berdasarkan analisis data dengan
Dengan kata lain Ha diterima dan H0 ditolak. menggunakan uji Fisher’s exact diperoleh
nilai p = ,000 < ,05 yang berarti bahwa ada
Hubungan Psikologi dengan Hiperemesis hubungan usia kehamilan dengan
Gravidarum hiperemesis gravidarum. Dengan kata lain Ha
Tabel 4.9 diterima dan H0 ditolak.
Hubungan Psikologi dengan Hiperemesis Hasil penelitian ini sejalan dengan
Gravidarum di UPTD Puskesmas Noling dilakukan Tri Sartika (2013)9 di BPM Maliah
Kabupaten Luwu Tahun 2018 (N=45). Pansari Am.Keb Palembang. Hasil penelitian
Hiperemesis
diperoleh bahwa ibu dengan usia kehamilan
Gravidarum <16 minggu sebanyak 85,94% yang
Total p mengalami hiperemesis gravidarum, dan ibu
Psikologi
Ya Tidak hamil dengan usia kehamilan >16 minggu
ada 14,06% yang mengalami hiperemesis
n % n % N %
Baik gravidarum.
8 44,4 10 55,6 18 100,0 Berdasarkan pembahasan di atas
,001
Kurang
25 92,6 2 7,4 27 100,0 menunjukkan bahwa ada hubungan yang
Baik bermakna usia kehamilan dengan kejadian
Sumber : Fisher’s exact, 2018 hiperemesis gravidarum di UPTD Puskesmas
Berdasarkan tabel 4.9 di atas Noling tahun 2018. Hal ini sejalan dengan
menunjukkan bahwa dari hasil penelitian teori yang mengatakan hiperemesis
dengan 45 responden, terdapat 18 responden gravidarum adalah muntah yang terjadi pada
(100,0%) psikologi baik di mana 8 responden awal kehamilan sampai umur kehamilan 20
(44,4%) yang mengalami hiperemesis minggu. Keluhan muntah kadang-kadang
gravidarum dan 10 responden (55,6%) yang begitu hebat dimana segala apa yang
tidak hiperemesis gravidarum, serta terdapat dimakan dan diminum akan dimuntahkan
27 responden (100,0%) dengan psikologi sehingga dapat mempengaruhi keadaan
kurang baik dimana 25 responden (92,6%) umum dan menggangu pekerjaan sehari-hari
yang hiperemesis gravidarum dan 2 (Prawirohadjo, 2010)10.
responden (7,4%) yang tidak hiperemesis
gravidarum. Hubungan Umur dengan Hiperemesis
Berdasarkan analisis data dengan uji Gravidarum
Fisher’s exact diperoleh nilai p = ,001 < ,05 Berdasarkan hasil penelitian
yang berarti bahwa ada hubungan psikologi menunjukkan bahwa terdapat 31 responden
dengan hiperemesis gravidarum. Dengan kata (100,0%) resiko tinggi dimana 27 responden
lain Ha diterima dan H0 ditolak. (87,1%) yang mengalami hiperemesis
gravidarum dan 4 responden (12,9%) yang

5
tidak hiperemesis gravidarum, serta terdapat tahun 2018. Hal ini sejalan dengan teori yang
14 responden (100,0%) dengan resiko rendah mengatakan bahwa kehamilan beresiko tinggi
dimana 6 responden (42,9%) yang adalah umur <20 tahun dan umur >35 tahun.
hiperemesis gravidarum dan 8 responden Umur <20 tahun bukan masa yang baik untuk
(57,1%) yang tidak hiperemesis gravidarum. hamil karena organ-organ reproduksi belum
Berdasarkan analisis data dengan sempurna. Sedangkan kehamilan di umur
menggunakan uji Fisher’s exact diperoleh >35 tahun mempunyai resiko untuk
nilai p = ,004 < ,05 yang berarti bahwa ada mengalami komplikasi dalam kehamilan dan
hubungan karakteristik umur dengan persalinan antara lain perdarahan, gestosis,
hiperemesis gravidarum. Dengan kata lain Ha atau hipertensi dalam kehamilan, distosia dan
diterima dan H0 ditolak. partus lama (Manuaba, 2010)13.
Sesuai dari hasil pengamatan peneliti,
responden dengan umur <20 tahun masih Hubungan Status Gizi dengan
belum cukup matang dalam fisik, mental dan Hiperemesis Gravidarum
fungsi sosial sebagai calon ibu sehingga Berdasarkan hasil penelitian
menimbulkan keraguan serta kecemasan menunjukkan bahwa, terdapat 20 responden
yang berlebihan mengenai proses kehamilan (100,0%) status gizi baik di mana 9
dan proses persalinan. responden (45,0%) yang mengalami
Sedangkan responden yang berusia >35 hiperemesis gravidarum dan 11 responden
tahun juga merasakan ke khawatiran. (55,0%) yang tidak hiperemesis gravidarum,
Kemungkinan komplikasi dalam kehamilan serta terdapat 25 responden (100,0%) dengan
yang bisa saja dialaminya akibat dari status gizi kurang dimana 24 responden
kehamilan di usia yang sudah tua dan (96,0%) yang hiperemesis gravidarum dan 1
menimbulkan stress. responden (4,0%) yang tidak hiperemesis
Hasil penelitian ini sejalan yang gravidarum.
dilakukan Puriati (2014)11 tentang hubungan Berdasarkan analisis data dengan
umur ibu dengan hiperemesis gravidarum di menggunakan uji Fisher’s exact diperoleh
RSUD Adjimarmo Rangkasbitung. Hasil uji nilai p = ,000 < ,05 yang berarti bahwa ada
statistik dengan menggunakan chi-square hubungan karakteristik status gizi dengan
pada  = ,05 di dapatkan nilai p = ,000 < ,05 hiperemesis gravidarum. Dengan kata lain Ha
yang berarti bahwa secara statistik terdapat diterima dan H0 ditolak.
hubungan yang bermakna antara umur Hasil dari pengamatan peneliti,
dengan kejadian hiperemesis. Penelitian responden yang mengalami status gizi kurang
Ridwan dan Wahidudin (2013)12 lebih mudah mengalami hiperemesis
menyebutkan bahwa umur reproduksi yang gravidarum di sebabkan pada masa
sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. kehamilan pola asupan gizi tidak terpenuhi
Kehamilan di usia <20 tahun dan >35 tahun karena perasaan tidak nyaman dengan mual
dapat menyebabkan hiperemesis karena pada muntah yang dialami dan kurangnya
kehamilan di usia <20 tahun secara biologis pengetahuan ibu tentang asupan gizi yang
belum optimal emosinya, cenderung labil, dikonsumsi saat hamil.
mentalnya belum matang sehingga mudah Sedangkan responden yang mengalami
mengalami keguncangan yang status gizi baik lebih sedikit mengalami
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap hiperemesis gravidarum karena kebutuhan
pemenuhan zat-zat gizi selama gizinya terpenuhi sehingga tidak terjadi
kehamilannya. Sedangkan pada usia 35 tahun malnutrisi.
terkait dengan kemunduran dan penurunan Hasil penelitian sejalan dengan
daya tahan tubuh serta berbagai penyakit dilakukan Maulina (2016)14 dengan judul
yang sering menimpa usia ini. hubungan antara status gizi ibu hamil dengan
Berdasarkan pembahasan di atas kejadian hiperemesis gravidarum di RSIA
menunjukkan bahwa ada hubungan yang Paradise Kabupaten Bumbu. Hasil analisis
bermakna umur dengan kejadian hiperemesis data menggunakan uji chi-square diperoleh
gravidarum di UPTD Puskesmas Noling nilai p = ,005 < ,05 sehingga Ha diterima dan

6
H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara Hubungan Psikologi dengan Hiperemesis
status gizi ibu hamil dengan hiperemesis Gravidarum
gravidarum. Berdasarkan hasil penelitian
Teori menyatakan mual terjadi pada menunjukkan bahwa, terdapat 18 responden
trimester pertama. Gejala klinik yang sering (100,0%) psikologi baik di mana 8 responden
dijumpai adalah nausea, muntah penurunan (44,4%) yang mengalami hiperemesis
berat badan. Faktor yang mempengaruhi gravidarum dan 10 responden (55,6%) yang
besarnya kebutuhan berat badan ditentukan tidak hiperemesis gravidarum, serta terdapat
oleh tinggi badan dan berat badan apakah 27 responden (100,0%) dengan psikologi
wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang baik dimana 25 responden (92,6%)
kurang atau lebih selama kehamilan. Metode yang hiperemesis gravidarum dan 2
yang biasa digunakan dalam menentukan responden (7,4%) yang tidak hiperemesis
kondisi berat badan dan tinggi badan adalah gravidarum.
Body Mass Index (BMI). Formula ini Berdasarkan analisis data dengan
digunakan untuk menghitung BMI adalah menggunakan uji Fisher’s exact diperoleh p
BMI = Berat/Tinggi2 . = ,001 < ,05 yang berarti bahwa ada
Wanita dengan kategori rendah, hubungan psikologi dengan hiperemesis
peningkatan berat badan idealnya saat hamil gravidarum. Dengan kata lain Ha diterima
adalah 12,5 sampai dengan 18 kg. Sedangkan dan Ho ditolak.
untuk wanita dengan BMI normal, Menurut penelitian yang dilakukan Ria
peningkatan berat badan idealnya pada saat (2017)16 tentang hubungan psikologi dengan
hamil adalah 11,5 sampai dengan 16 kg dan hiperemesis gravidarum di RSUD H. Abd.
untuk wanita dengan BMI yang lain, Manan Simatupang Kisaran. Hasil uji chi-
peningkatan berat badannya antara 7 sampai square diperoleh p = ,000 < ,05 artinya
dengan 11,5 kg. Kenaikan berat badan ibu terdapat hubungan yang signifikan antara
dianjurkan sekitar 1-2,5 kg pada trimester psikologi dengan hiperemesis gravidarum.
pertama dan selanjutnya rata-rata 0,5 kg Berdasarkan pembahasan di atas
setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, menunjukkan bahwa ada hubungan yang
kenaikan berat badan yang dianjurkan bermakna karakteristik psikologi dengan
tergantung status gizi awal (BB kurang 14- kejadian hiperemesis gravidarum di UPTD
20 kg, BB normal 12,5-17,5 kg dan BB Puskesmas Noling tahun 2018. Hal ini
lebih/obesitas 7,5-12,5 kg) (Rukiyah et al., sejalan dengn teori yang mengatakan bahwa
2009). faktor psikologik memegang peranan yang
Mengukur LILA digunakan sebagai penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
indikator untuk menilai status gizi ibu hamil. retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
Ukuran lingkar lengan yang normal adalah kehamilan dan persalinan, takut terhadap
23,5 cm. Bila ditemukan pengukuran kurang tanggung jawab sebagai seorang ibu dapat
dari 23,5 cm berarti status gizi kurang. menyebabkan konflik mental yang dapat
Pengukuran dilakukan pada lengan tidak aktif memperberat mual dan muntah sebagai
digunakan sehari-hari karena tangan yang ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
aktif digunakan cenderung memiliki ukuran menjadi hamil atau sebagai pelarian
yang lebih besar karena adanya pelebaran kesukaran hidup, tidak jarang dengan
otot-otot (Mandriwati, 2013)15. memberikan suasana baru, sudah dapat
Berdasarkan pembahasan di atas membantu mengurangi frekuensi muntah
menunjukkan bahwa ada hubungan yang (Prawirohardjo, 2002).
bermakna status gizi dengan kejadian
hiperemesis gravidarum di UPTD Puskesmas Kesimpulan
Noling Kabupaten Luwu tahun 2018. 1. Ada hubungan antara usia kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum di UPTD
Puskesmas Noling di Kabupaten Luwu
Tahun 2018.

7
2. Ada hubungan antara umur dengan DAFTAR PUSTAKA
hiperemesis gravidarum di UPTD
Puskesmas Noling di Kabupaten Luwu 1. Rukiyah, A, Y., Yulianti, L., Maemunah.,
Tahun 2018. Susilawati, L. (2009). Asuhan Kebidanan I
3. Ada hubungan antara status gizi dengan (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.
hiperemesis gravidarum di UPTD 2. Rukiyah, A, Y., & Yulianti, L., (2014).
Puskesmas Noling di Kabupaten Luwu Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Purwakarta:
Tahun 2018. Trans Info Media.
4. Ada hubungan antara psikologi dengan 3. Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan.
hiperemesis gravidarum di UPTD Edisi Ketiga, Cetakan Keenam. Jakarta:
Puskesmas Noling di Kabupaten Luwu PT. Bina Pustaka.
Tahun 2018. 4. WHO, (2013). Reduction of Maternal
Mortality : A Joint WHO/ UNFPA /
UNICEF/word bank statement.
Saran 5. World Health Organization (WHO).
1. Kepada instansi kesehatan (2015). Angka Kematian ibu.
Diharapkan agar pimpinan sering 6. Depkes RI., & Usaid. (2013). Program
melakukan evaluasi kinerja terhadap perencnaan persalinan dan komplikasi dan
petugas kesehatan agar meningkatkan pencegahan komplikasi (P4K) dalam
informasi kepada klien dan keluarga rangka mempercepat penurunan AKI &
tentang informasi kesehatan untuk lebih AKB. Jakarta.
meningkatkan mutu pelayanan khususnya 7. Ipaikah, (2014). Faktor-Faktor yang
pelayanan kesehatan dalam bentuk Mempengaruhi Terjadinya Hiperemesis
penyuluhan yang berkaitan dengan faktor- Gravidarum pada Ibu Hamil di UPTD
faktor resiko dalam kehamilan khususnya Puskesmas Pitumpanua Kabupaten Wajo.
kejadian hiperemesis gravidarum. 8. Indrayani, T., (2017). Faktor-Faktor yang
2. Kepada keluarga berhubungan dengan kejadian hiperemesis
Diharapkan kepada anggota keluarga gravidarum di RSUD Dr. Drajat
untuk selalu mendampingi dan Prawiranegara Kabupaten Serang. Jurnal
memberikan dukungan kepada klien agar Kesehatan. 4(1).
kehamilan dapat berjalan lancar, memberi 9. Sartika. T., (2013). Gambaran Faktor
dukungan pada klien untuk menerima dan Resiko ibu Hamil dengan Hiperemesis
mempersiapkan peran sebagai ibu serta Gravidarum Tingkat I di BPM Malia
menyiapkan keluarga lainnya untuk Pansari Am.Keb Palembang. Jurnal
menerima kehadiran anggota keluarga Harapan Bangsa. 1(2).
baru. 10. Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan.
3. Kepada klien Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Jakarta: PT.
Diharapkan kepada klien agar Bina Pustaka.
mempunyai kesadaran melakukan 11. Puriati, R., (2014). Hubungan Paritas dan
kunjungan kehamilan untuk mendeteksi Umur Ibu dengan Kejadian Hiperemesis
dini komplikasi kehamilannya dan lebih Gravidarum di RSUD Adjidarmo
menjaga asupan gizi yang dikonsumsi Rangkasbitung. Jurnal Obstretika Scientia.
agar kebutuhan nutrisi selama hamil dapat 2(1).
terpenuhi. 12. Amiruddin, R., Wahiduddin. Studi
4. Kepada peneliti selanjutnya Pemanfaat Pelayanan Antenatal terhadap
Diharapkan untuk peneliti Kelainan Kesehatan pada ibu Hamil.
selanjutnya menambah variabel yang (2007). Di akses 20 September 2018.
belum diteliti dalam penelitian ini dan http://ridwanamiruddin.wordpress.com
memperluas sampel yang digunakan, serta 13. Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan
tempat penelitian di perluas ke tempat penyakit Kandungan. Edisi Kedua,
lain. Cetakan 2013. Jakarta: EGC.

8
14. Maulina, M. L. (2016). Hubungan antara
Status Gizi ibu Hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum di RSIA Paradise Kabupaten
Tanah Bumbu. Jurnal Darul Azhar. 1(1).
51-56.
15. Mandriwati, G. A. (Ed.). (2013). Asuhan
Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
16. Ria, F., (2017). Hubungan Karakteristik
dan Psikologi ibu Hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum di RSUD H.
ABD Manan Simatupang Kisaran. Jurnal
Wahana Inovasi. 6(1).

You might also like