You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Kesehatan. Hiperemesis Gravidarum.

Juni 2019

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL NY.S DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1 PADA KEHAMILAN
TRIMESTER I DENGAN MASALAH KEPERAWATAN MUAL DI RUANG
OBGYN RSUD LAWANG KABUPATEN MALANG
Meirista Devi
Jurusan DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Malang

ABSTRACT
Hypermesis gravidarum is excessive nausea vomiting in pregnant women to
interfere with daily work because the general condition becomes worse. Based on the
resultsof the research of the Departement of Health in two thousand thirteen in
Indonesia, data obtained from mothers with hyperemesis gravidarum reached fourteen
point eight percent of all pregnancies. Complaint of nausea and vomiting occurred in
sixty to forty percent of multigravidas. One in a thousand pregnancies these symptoms
become more severe. Pregnant women who experience mild nausea or canbe
categorized as level 1 hypermesis gravidarum can be given education about nutrition
such as small food and drink intake but often. The purpose of this study was to carry out
nursing care for pregnant women with hyperemesis gravidarum with the main nursing
problems, namely nausea with respondents numbering one person. This study used a
descriptive case study for three days. During the three days the respondents carried out
nursing care which included assesment, diagnosis, planning, action, and evaluation.
During nursing care three nursing diagnoses, namely nausea associated with hormonal
changes due to pregnancy and planning according to the theory that refers to the
Indonesian Nursing Outline Standards and Indonesian Nursing Intervention Standards.
The main nursing problemscan be resolved in three days. The researcher hopes that
with this study health workers can provide comprehensive care for pregnant women
with hyperemesis gravidarum.

Keywords: Nursing care for pregnant women with level 1 hyperemesis gravidarum
.
PENDAHULUAN pada siang dan malam hari. Mual dan
Kehamilan adalah kondisi yang muntah yang berlebihan dan terjadi
menimbulkan perubahan fisik sepanjang hari sampai mengganggu
maupun psikososial seorang wanita pekerjaan sehari-hari dan
karena pertumbuhan dan menyebabkan dehidrasi disebut
perkembangan alat reproduksi dan sebagai hiperemesis gravidarum.
janinnya. Banyak faktor yang Definisi yang umum untuk
mempengaruhi kehamilan dari dalam hiperemesis gravidarum yaitu mual
maupun dari luar yang dapat dan muntah lebih dari tiga kali sehari
menimbulkan masalah terutama bagi dengan ketonuria dan kehilangan
yang pertama kali hamil berat badan lebih dari 5% berat
(Sulistyawati, 2009). badan sebelum hamil (Fauziyah,
Mual muntah merupakan hal 2012).
yang umum terjadi pada awal Hiperemesis Gravidarum tingkat
kehamilan (trimester I). Mual 1 merupakan kategori ringan yang
muntah biasanya terjadi pada pagi memiliki tanda dan gejala yaitu mual
hari, oleh karena disebut juga sebagai muntah terus menerus menyebabkan
morning sickness, namun tidak penderita lemah, tidak mau makan,
menutup kemungkinan juga terjadi berat badan turun, dan rasa nyeri di
epigastrium, nadi sekitar 100 kali Presentase hormone HCG akan
permenit, tekanan darah turun, turgor meningkat sesuai dengan
kulit kurang, lidah kering, dan mata pertumbuhan plasenta. Diperkirakan
cekung (Fauziyah, 2012). hormone inilah yang mengakibatkan
Mual muntah yang berlebihan muntah melalui rangsangan terhadap
dapat menyebabkan cairan tubuh otot polos lambung. Sehingga,
berkurang, sehingga darah menjadi semakin tinggi hormone HCG,
kental (hemokonsentrasi) dan semakin cepat pula ia dalam
sirkulasi darah ke jaringan terlambat. merangsang muntah (Ningsih,2012).
Jika hal itu terjadi, maka konsumsi Dampak yang terjadi pada
oksigen dan makanan ke jaringan hiperemesis gravidarum yaitu dapat
juga ikut berkurang. Kekurangan menimbulkan konsumsi oksigen
oksigen dan makanan ke jaringan menurun, gangguan fungsi liver dan
akan menimbulkan kerusakan terjadi ikterus dan menyebabkan
jaringan yang dapat mengurangi gangguan fungsi umum liver. Mual
kesehatan ibu dan perkembangan dan muntah yang berkelanjutan dapat
janin yang dikandungnya. Kasus menimbulkan gangguan fungsi alat-
semacam ini memerlukan alat vital dan menimbulkan kematian
penanganan yang serius (Hidayati, (Manuaba,2010). Jika pada
2009). hiperemesis gravidarum tingkat 1
Mual dan muntah timbul karena tidak segera diatasi maka bisa
terjadi perubahan berbagai hormon menimbulkan keterlanjutan di
dalam tubuh pada awal kehamilan. tingkatan selanjutnya. Berdasarkan
83

hal tersebut peneliti lebih yang dilakukan oleh peneliti di


mengedepankan penanganan pada Ruang Obgyn rawat inap RSUD
ibu hamil dengan hiperemesis Lawang Kabuopaten Malang
gravidarum tingkat 1 untuk didapatkan data ibu hamil dengan
mengindari peningkatan keparahan hiperemesis gravidarum sepanjang
di tingkat 2 ataupun ditingkat 3. tahun 2018 ini adalah 32 pasien
Menurut WHO pada tahun 2015 periode Januari-Juni 16 pasien dan
sebanyak 303.000 perempuan Juli-November 16 pasien.
meninggal selama dan setelah Pencegahan terhadap
kehamilan dan persalinan. Sekitar Hiperemesis Gravidarum perlu
830 wanita meninggal akibat dilaksanakan dengan jalan
komplikasi kehamilan atau memberikan penerapan tentang
melahirkan terkait diseluruh dunia kehamilan dan persalinan sebagai
setiap hari. Sebanyak 99% kematian suatu proses yang fisiologik,
ibu akibat masalah persalinan atau memberikan keyakinan bahwa mual
kelahiran terjadi di negara-negara dan kadang-kadang muntah
berkembang. Rasio kematian ibu per merupakan gejala yang fisiologik
100.000 kelahiran bayi hidup jika pada kehamilan muda dan akan
dibandingkan dengan rasio kematian hilang setelah kehamilan 4 bulan,
ibu di 12 negara maju dan 51 negara menganjurkan mengubah makan
persemakmuran (Indrayani, 2017) sehari-hari dengan makanan dalam
Menurut World Health jumlah kecil tetapi lebih sering
Organization (WHO) jumlah waktu bangun pagi jangan segera
kejadian hiperemesis gravidarum turun dari tempat tidur, tetapi
mencapai 12,5 % dari jumlah seluruh dianjurkan untuk makan roti kering
kehamilan di dunia. Mual dan atau biskuit dengan teh hangat.
muntah dapat mengganggu dan Makanan yang berminyak dan
membuat ketidakseimbangan cairan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
pada cairan pada jaringan ginjal dan Makanan dan minuman sebaliknya
hati menjadi nekrosis (Indrayani, disajikan dalam keadaan panas atau
2017). sangat dingin (Ova Risanto, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Penanganan yang dapat
Departemen Kesehatan tahun 2013 di dilakukan pada penderita
Indonesia diperoleh data ibu dengan hiperemesis gravidarum yaitu dapat
hiperemesis gravidarum mencapai berupa edukasi tentang diet dan gaya
14,8 % dari seluruh kehamilan. hidup untuk mengurangi gejala dan
Keluhan mual dan muntah terjadi meningkatkan kualitas hidup ibu
pada 60-40 % multigravida. Satu hamil. Ibu hamil yang mengalami
diantara seribu kehamilan gejala- mual muntah yang ringan atau bisa
gejala ini menjadi lebih berat dikategorikan hiperemesis
(Indrayani, 2017). gravidarum tingkat 1 dapat diberikan
Kemudian hasil studi pendahuluan edukasi tentang nutrisi seperti asupan
84

makanan dan minuman dalam porsi maupun tindakan dan reaksi dari
kecil tapi sering (sepanjang hari) kasus terhadap suatu perlakuan
(Fauziyah,2012). Jika dikaitkan tertentu (Setiadi, 2013).
dengan peran perawat sebagai Dalam studi kasus ini, peneliti
edukator yaitu sebagai pemberi ingin mengetahui bagaimana Asuhan
wawasan kepada pasien agar Keperawatan pada Ibu Hamil Ny.S
mengetahui dan dapat mengatasi Pada Kehamilan Trimester I dengan
masalahnya. Selain itu, perawat juga Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
berperan sebagai pemberi asuhan di Ruang Obgyn RSUD Lawang.
keperawatan yang bertujuan untuk Subyek dalam penelitian ini
menunjang proses penyembuhan adalah Ny.S dengan hiperemesis
pasien, dan perawat juga memiliki gravidarum tingkat 1 di Ruang
peran sebagai kolaborator yang Obgyn RSUD Lawang Kabupaten
memiliki peran untuk mendiskusikan Malang dengan kriteria inklusi
dengan tim kesehatan yang lain sebagai berikut :
tentang terapi pengobatan yang tepat 1. Ibu hamil dengan Hiperemesis
bagi pasien. Gravidarum Tingkat 1 dengan
Berdasarkan fenomena masalah kriteria sebagai berikut:
dan akibat yang dialami oleh pasien  Mual muntah terus menerus
penderita hiperemesis gravidarum menyebabkan penderita lemah
tingkat 1 jika tidak segera diatasi  Tidak mau makan
maka peneliti tertarik untuk  Berat badan turun
melakukan studi kasus yang berjudul  Rasa nyeri di epigastrium
“Asuhan Keperawatan pada Ibu  Nadi sekitar 100 kali/menit
Hamil Ny.S dengan Hiperemesis  Tekanan darah turun
Gravidarum Tingkat 1 pada  Turgor kulit kurang
Kehamilan Trimester I dengan
 Lidah kering
Masalah Keperawatan Mual di
 Mata cekung
Ruang Obgyn RSUD Lawang
2. Bersedia menjadi subjek dengan
Kabupaten Malang”
menandatangani informed consent.
METODE PENELITIAN
3. Dapat berkomunikasi secara verbal.
kasus deskriptif merupakan
4. Memiliki kesadaran
penilitan yang dilaksanakan dengan
composmentis
cara meniliti suatu permasalahan
5. Subjek yang kooperatif
melalui suatu kasus yang terdiri dari
dalam proses penelitian.
unit tunggal. Unit tunggal disini
Kriteria eksklusi dalam karya tulis
dapat berati satu orang. Unit yang
ilmiah ini yaitu klien
menjadi masalah tersebut secara
menunjukkan rasa terganggu
mendalam di analisa baik dari segi
saat dilakukan asuhan
yang berhubungan dengan faktor
keperawatan.
resiko, yang mempengaruhi, kejadian
KESIMPULAN
yang berhubungan dengan kasus
85

Hasil dari pengkajian yang telah intervensi keperawatan sesuai


dilakukan pada tanggal 16 Februari dengan pedoman SIKI (2018).
2019 pada pukul 14.30 WIB dapat Kegiatan selanjutnya penulis
disimpulkan bahwa ibu mengalami melakukan pelaksanaan tindakan
Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 atau implementasi keperawatan.
dengan tanda gejala yang muncul Penulis melakukan tindakan pada
yaitu ditemukan mual muntah 6x masalah utama mual yaitu
sehari hingga mengakibatkan ibu memberikan ibu KIE tentang
lemah, nafsu makan berkurang, berat keadaan yang dialaminya sekarang
badan turun 1 kilogram dari sebelum yaitu ibu mengalami mual muntah
hamil, nyeri pada epigastrium, nadi yang berlebihan atau biasa disebut
85x/menit, tekanan darah 90/60 dengan hiperemesis gravidarum,
mmHg, turgor kulit normal, serta melakukan kolaborasi pemberian
lidah sedikit kotor dan berwarna injeksi metoclopramid 10 mg,
keputihan. mengidentifikasi faktor penyebab
Berdasarkan hasil pengkajian mual, menginstruksikan klien untuk
didapatkan diagnosa keperawatan menghindari bau makanan yang
utama yang muncul pada kasus Ny.S menyengat, mengajarkan ibu
yaitu: mual berhubungan dengan manajemen mual: menjelaskan untuk
perubahan hormon akibat kehamilan. menggunakan nafas dalam untuk
Kegiatan selanjutkan setelah menekan refleks mual, menganjurkan
dilakukan diagnosa penulis ibu untuk makan selingan sebelum
melakukan perencanaan atau makan berat sedikit sedikit tapi
sering, memonitor ibu untuk makan dimulai dari tanggal 16 Februari
malam dengan menganjurkan makan 2019 pukul 16.00 WIB sampai
pelan pelan dengan satu suapan dengan tanggal 19 Februari pukul
setengah sendok dengan diberi jeda 2 10.00 WIB.
menit setiap sendok, menganjurkan Pada kegiatan terakhir penulis
ibu untuk minum air hangat sedikit melakukan evaluasi, penulis
sedikit atau ¼ cangkir tiap 15 menit menggunakan evaluasi metode
dan tidak memaksakan SOAPI untuk mengetahui
menghabiskan makanan jika sudah keefektifan tindakan keperawatan.
dirasa cukup untuk menghindari Pada evaluasi terakhir tanggal 19
muntah, memonitor mual ibu tiap 4 Februari 2019. Proses pelaksaan
jam sekali, mengendalikan faktor pengkajian hingga evaluasi
lingkungan penyebab mual pada ibu, keperawatan yang dilakukan oleh
melakukan kolaborasi pemberian penulis, ibu sangat kooperatif
injeksi: ranitidin 50 mg, dan sehingga didapatkan hasil yang baik.
menganjurkan ibu untuk segera tidur Kesimpulan yang didapatkan adalah
dan membiasakan istirahatdan tidur bahwa hiperemesis gravidarum
yang cukup. Penulis melakukan tingkat 1 merupakan hal yang wajar
implementasi selama 3 x 24 jam dialami oleh ibu hamil diusia
kehamilan trimester 1, dengan dapat meminimalisir keparahan yang
penanganan yang tepat dan sesuai mengakibatkan komplikasi muncul.

DAFTAR RUJUKAN

Andria, 2017, ‘Pengetahuan Ibu Ilmiah. Jakarta, Salemba Medika.


Hamil Tentang Hiperemesis Hidayat, Aziz Alimul, 2010, Metode
Gravidarum di Rumah Sakit Penelitan Kesehatan, Surabaya,
Umum Daerah Rokan Hulu’, Health Books Publishing.
Jurnal Maternity and Neonatal, Hutahean, 2013, Perawatan
vol.2, no.3, hh 1-2. Antenatal, Jakarta Selatan,
Fauziyah, 2012, Obstetri Patologi Salemba Medika
Untuk Mahasiswa Kebidanan Indrayani, 2018, ‘Faktor-Faktor yang
dan Keperawatan, Yogyakarta, Berhubungan dengan Kejadian
Nuha Medika. Hiperemesis Gravidarum di
Fauziyah, 2012, Obstetri Patologi RSUD dr.Drajat Prawiranegara
Untuk Mahasiswa Kebidanan Kabupaten Serang Tahun
dan Keperawatan, Yogyakarta, 2017’, Jurnal Akademi
Nuha Medika. Keperawatan Husada Karya
Hamilton, & Morgan, 2009, Obstetri Jaya, vo.4, no.1, hh 1-2.
dan Ginekologi Panduan Mitayani, 2009, Asuhan
Praktik, Jakarta, EGC. Keperawatan Maternitas.
Hidayat, Aziz Alimul, 2008, Riset Jakarta Selatan, Salemba
Keperawatan dan Teknik Penulisan Medika.
Nanda, 2018-2020, NANDA-I Definisi dan Klasifikasi,
Diagnosis Keperawatan Jakarta, Kedokteran EGC
Notoatmojo Soekidjo, 2010, Trimester 1 dengan Hiperemesis
Metodologi Penelitian Gravidarum Tingkat 1’, Jurnal
Kesehatan, Jakarta, Rineka Bidan, vol.2, no.2, hh 1-3.
Cipta. Setiadi, 2013, Konsep & Penulisan
Nugraheny, 2010, Asuhan Riset Keperawatan, Yogyakarta,
Kebidanan Pathologi, Graha Ilmu.
Yogyakarta, Pustaka Rihama. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017,
Oktovia, 2016, ‘Kejadian Standart Diagnosa
Hiperemisis Gravidarum Keperawatan Indonesia Edisi I,
Ditinjau Dari Jarak Kehamilan Jakarta: DPP PPNI
Dan Paritas’, Jurnal Ilmu Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018,
Kesehatan Aisyah, vol.1, no.2, Standart Intervensi
hh 1-5. Keperawatan Indonesia Edisi I,
Rahma, M, & Safura, R, 2016, Jakarta, DPP PPNI
‘Asuhan pada Ibu Hamil Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018,
Standart Luaran Keperawatan
Indonesia Edisi I, Jakarta, DPP
PPNI

You might also like