You are on page 1of 31

LAPORAN

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

“MEMBANGUN PELESTARIAN PEMUKIMAN BERBASIS ENVIROMENTAL


EDUCATION DEMI PERKEMBANGAN POTENSI LAHAN RAMAH
LINGKUNGAN : DALAM RANGKA NEED ASSESMENT KAMPUNG KB
SUROWANGSAN RW 05 KAUMAN KIDUL KOTA SALATIGA”

Penyusun : Tim Advokasi, Mediasi, dan Negosiasi Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
AGUSTUS 2019

DAFTAR ISI

1
ABSTRAK.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan Laporan................................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................................6
1.1 Konsep Advokasi..............................................................................................................7
BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................12
Matrik Analisa SWOT...........................................................................................................13
BAB V SIMPULAN.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI.................................................................................................19
LAMPIRAN 2 : ABSENSI FGD.....................................................................................................20
LAMPIRAN 3 : SURAT TUGAS...................................................................................................21
LAMPIRAN 4 : Hasil Notulensi..................................................................................................22
LAMPIRAN 5 : Rumusan pertanyaan FDG................................................................................26
LAMPIRAN 6 : TABEL................................................................................................................29

ARTICLE INFO ABSTRAK


Community service has become something that must be

2
Penyusun : accounted for by academics in tertiary institutions. As
agents of change, students are not only required but
should have an awareness to understand the reality that
- Arthur Agung
is happening in society.
Mangudis (352017017) In the community service carried out at RW 05
Surowangsan, out of the kidnap area, as a family
- Yeremia Ariel Krisnadi planning village in Salatiga, the advocacy team has found
(352017004) problems, obstacles, and threats to the village. For this
(Moderator) reason, identification of the problem with the need
assessment is needed, which will later be managed into
consideration in making a relevant program of action.
- Wahyu Esty
To help identify problems, as well as showcase the
(352017022) potential contained in Surowangsan, we use in-depth
(penyimak) interviews with relevant resource persons.
By prioritizing environmental, land, fair, and residential
- Rizky Tri Debora aspects, the advocacy team plans to open a sustainable
(352017040) development business based on environmental education
(penyimak) or environmental education for the development of the
potential for environmentally friendly land.
.
- Henry William Reinard
Mantik (352017038)
(Dokumentasi)

- Seydi Kerulista Ngale


(352017609)
(Penyimak)

- Aujenda Liliana Serpa


Rosa (352017901)
(Penyimak)

Key words:
Advokasi, pemberdayaan,
Lingkungan lestari, need
assesment

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konteks permasalahan yang dihadapi masyarakat seringkali membutuhkan peran lebih


untuk dapat menggambarkan, menyampaikan, mengidentifikasikan, dan mengajukan jawaban
atas persoalan yang dihadapi masyarakat tersebut. Hal ini dikarenakan beberapa alasan,
bahwa masyarakat memiliki struktur yang berbeda-beda atas latar belakang budaya, Fungsi
aktor sosial di dalamnya, dinamika perubahan, dan diferensiasi kelas yang terdapat di
masyarakat. Untuk itu diperlukan agen-agen sosial yang mampu dan berkomitmen secara
konsisten untuk dapat menggambarkan, mempresentasikan, mengidentifikasi, dan memberi
gagasan serta aksi kepada masyarakat yang sekiranya membutuhkan peran tersebut.
Dalam definisi pengabdian masyarakat, orientasi akan selalu pada gerakan proses
pemberdayaan diri untuk kepentingan masyarakat serta pengabdian tersebut bersifat
kontinual dan jangka Panjang serta ada aspek yang disentuk untuk menjadikan suatu
masyarakat itu baik,karaternya,budayanya,sampai pola pikir untuk benar-benar mencipakan
sebuah masyrakat yang beradab.
Mahasiswa sebagai agen perubahan, peran mahasiswa sangat penting untuk menciptakan
perubahan dalam masyrakat. Mahasiswa dapat menjadi aktor yang berperan sebagai pekerja
pendukung untuk melakukan advokasi terhadap masyarakat dengan ilmu pengetahuan yang
diperoleh sehingga dapat direalisasikan melalui kegiatan advokasi. Dengan kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan yang bersifat memberdayakan masyrakat terlebih khusus masyarakat yang
termajinalkan hak-haknya. Dengan demikian, mahasiswa dapat berperan sebagai mediasi
yang menentukan langkah apa yang diambil, sebagai solusi berdasarkan kebutuhan atau
aspirasi masyarakat serta meningkatkan akses public dengan identifikasi data-data dan
persoalan yang ada dalam masyrakat.
Dalam need assessment yang kami lakukan, terdapat persoalan yang dihadapi RW 05
Surowangsan Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga, untuk dikaji secara advokasi, masalah
dan potensi apa saja yang terdapat di RW 05 untuk dijadikan bahan program aksi. Kami
mengemukakan tujuh aspek dan satu fokus dari aspek tersebut sebagai bentuk pengabdian

4
masyarakat yang kami lakukan. Untuk itu dalam aspek SDA yang terdapat di Surowangsan,
kami mencoba untuk mengidentifikasi persoalan dan kompleksitas masalah tanah, lahan,
periarian serta manajemen pengelolaan yang di dalamnya. Maka dari pada itu, kami
mengusulkan RW 05 dapat berusaha untuk membangun pelestarian pemukiman berbasis
environmental education demi perkembangan potensi lahan ramah lingkungan.

1.2 Tujuan Laporan

Dibuatnya Laporan Pengabdian masyarakat dalam rangka need assessment untuk


memperoleh data secara mendalam dengan wawancara, kemudian di kelola lewat forum
group discussion. Data tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifkasi permasalahan
dan potensi yang terdapat di RW 05. Yang mana kemudian, sebagai bentuk pengabdian
masyarakat, kami mengusulkan program aksi advokasi yang diharapkan diterima sebagai
masukan dalam membangun RW 05 dalam aspek tertentu.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep kampung KB


Kampung KB sebagai wahana pemberdayaan masyarakat adalah sebuah program dari
BKKBN untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara
melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait lainnya dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil berkualitas. Kampung KB mempunyai tujuan untuk meningkatkan peran serta
pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi dan
membina masyarakat untuk menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait,
juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan
kependudukan.
Kemudian Pada dasarnya ada tiga hal pokok yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
sebagai syarat dibentuknya Kampung KB dalam suatu wilayah, yaitu :
1. Tersedianya data kependudukan yang akurat.
2. Dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah.
3. Partisipasi aktif masyarakat

Sasaran kegiatan yang merupakan subyek dan obyek dalam pelaksanaan kegiatan
operasional pada Kampung KB selain keluarga. PUS, lansia, dan remaja juga keluarga yang
memiliki balita, keluarga yang memiliki remaja dan keluarga yang memiliki lansia.
Sedangkan sasaran sektoral disesuaikan dengan bidang tugas masing-masing yang
pelaksananya adalah Kepala Desa/Lurah, Ketua RW, Ketua RT, PKB, Petugas lapangan
sektor terkait, TP PKK, kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam hal ini PPKBD dan
Sub PPKBD, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokohagamat, tokoh pemuda serta kader
pembangunan lainnya.

6
2.2 Konsep Advokasi

Advokasi adalah suatu bentuk tindakan yang mengarah pada pembelaan, memberi
dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif. Pendapat lain mengatakan, arti advokasi
adalah suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik dengan melakukan
berbagai macam pola komunikasi yang persuasif. Kata advokasi sering dikaitkan pada
lembaga bantuan hukum yang di dalamnya melibatkan advokat. Sedangkan advokat adalah
ahli hukum yang berwenang untuk melakukan advokasi tersebut atau yang biasa disebut
sebagai pengacara.
Dari pengertian advokasi tersebut, dapat dikatakan bahwa advokasi merupakan aksi
yang strategis dan terpadu yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk
memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya advokasi bertujuan
untuk mengupayakan solusi bagi suatu masalah melalui penegakan dan penerapan kebijakan
publik untuk mengatasi masalah tersebut.

• Tujuan Advokasi
Dari definisi atau pengertian advokasi diatas maka secara sempit advokasi merupakan
kegiatan pembelaan hukum atau litigasi yang dilakukan oleh pengacara dan merupakan
pekerjaan yang berkaitan dengan praktek beracara di pengadilan. Advokasi melibatkan
berbagai strategi yang ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan baik di tingkat
lokal, nasional maupun di tingkat Internasional.
Tujuan dari advokasi sendiri tidak terlepas dari makna advokasi yang dilakukan
semata-mata untuk menyelesaikan sengketa antar orang maupun antar kelompok. Sehingga
kegiatan advokasi sendiri Memang sangat berkaitan erat dengan hukum. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya bahwa advokasi dapat hadir melalui beberapa tingkatan mulai dari
lokal, nasional dan internasional. Sehingga tentunya dengan beragam isu yang berkaitan
dengan advokasi juga memiliki tujuan penting untuk memperjuangkan solusi atas masalah
yang sedang terjadi. Itulah mengapa ilmu advokasi tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Advokasi bukan hanya untuk orang yang berpendidikan, melainkan juga penting untuk
diketahui oleh orang awam. Sehingga kesadaran masyarakat tentang advokasi dan
serangkaian hukum di dalamnya dapat membantu mengatasi masalah masalah serius yang
ada di lingkungan masyarakat. Dengan mengenal hukum masyarakat juga dapat menghindari
sifat diskriminatif yang justru dapat menuju permasalahan baru.

7
• Mekanisme Advokasi
a) Perencanaan
Bagian terpenting dari advokasi adalah aspek perencanaannya. Sebuah perencanaan
lengkap yang kita sebut sebagai kerangka kerja (framework) advokasi yang mancakup hasil
analisis kasus sesuai isu, aktivitas, dan situasi yang mempunyai peran dalam suatu advokasi.
Kerangka kerja ini sangat diperlukan mengingat advokasi merupakan jalinan interaksi dari
berbagai pihak, aktivitas dan situasi.

b) Pemanfaatan data sebagai bahan advokasi


Dalam tahap ini dilakukan pula pengumpulan dan analisis data untuk dapat
mengidentifikasi dan memilih masalah serta dikembangkan dalam tujuan advokasi, membuat
pesan, memperluas basis dukungan dan mempengaruhi pembuat kebijakan. Data hasil riset
akademik yang dilakukan mendukung pelaksanaan kegiatan advokasi, terutama untuk
memperoleh gambaran umum tentang situasi problematik, keadaan sarana prasarana, dan
kebijakan yang berlaku termasuk kebijakan anggaran. Kegaitan advokasi juga ditunjang oleh
pakar secara akademis sehingga menghasilkan daya dorong kuat karena akan bersifat
mendesak kepada stakeholder (isunya terbukti merupakan kepentingan publik) sekaligus
sahih secara ilmiah.

c) Tentukan tujuan advokasi


Penentuan tujuan diharapkan fokus pada satu tujuan kunci, yang merupakan
pernyataan apa saja harapan yang ingin dicapai dengan melakukan advokasi, baik dalam hal
kebutuhan-kebutuhan kepada pembuat kebijakan maupun hasil-hasil jangka menengah.
Tujuan merupakan penyataan umum tentang apa yang diharapkan dan akan dicapai dalam
jangka panjang (tiga sampai lima tahun), disusun dengan prinsip SMART: Specific,
Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound

d) Identifikasi target audiens


Penentuan ini juga berkaitan dengan permasalahan yang ingin diatasi oleh
komunikator melalui advokasi. Target audiens atau komunikan bisa merupakan kelompok-
kelompok yang mewakili masyarakat umum ataupun yang mewakili pemuka masyarakat atau
pengambil kebijakan.

8
Siapa aktor kunci potensial, kita perlu melakukan analisis kepentingan mereka dan
tingkat pengaruhnya. Sehingga menghasilkan matriks siapa-siapa yang mendukung, dapat
diyakinkan, mungkin akan menentang, dan harus dinetralkan.

e) Analisis SWOT
Metode perencanaan strategi menggunakan analisis SWOT: Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi kekuatan internal,
kelemahan organisasi atau kelompok dalam hubungannya dengan peluang dan ancaman yang
ditemui dalam pelaksanaan kerja.

f) Identifikasi peluang kerjasama :


Peluang kerjasama ini dimaksudkan untuk membangun konstituen dalam hal
mendukung keberhasilan advokasi. Semakin besar basis dukungan, semakin besar peluang
keberhasilan. Kita perlu membangun aliansi dengan berbagai kelompok dan memanfaatkan
berbagai media, antara lain membangun jejaring dengan organisasi melalui kegiatan-kegiatan
bersama, pertemuan publik, media-media sosial, serta menggunakan jaringan berbasis
internet.
g) Agenda atau aktivitas advokasi dan mengumpulkan atau menyusun dokumen
rencana strategi dalam rencana implementasi tujuan yang akan dicapai per
kegiatan, waktu pelaksanakan, melakukan apa oleh siapa, serta informasi yang
mendukung

• Pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi mencakup banyak kegiatan, baik berurutan maupun serempak.
Satu tujuan yang dapat diraih dengan melakukan beberapa hal secara serentak dan saling
mendukung.

• Evaluasi dan monitoring


Kegiatan evaluasi dan monitoring terjadi selama proses advokasi dilakukan, sebelum
melaksanakan advokasi perlu ditentukan bagaimana akan memantau rencana pelaksanaannya.
Dalam hal ini indikator sebagai ukuran kemajuan dan hasil yang dicapai, perlu dipersiapkan.
Kegiatan advokasi yang sering kali dilakukan di lingkungan yang bergejolak.

9
BAB III

METODE PELAKSANAAN

Adapun metode penyusunan laporan Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan


proses depth interview yang mana bertujuan untuk memperoleh keterangan data secara
mendalam dengan melakukan tanya jawab kepada narasumber atau responden dengan atau
tanpa pdemoan wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72). Ciri khusus atau Kekhasan dari wawancara-
mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden informan.
Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu
topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut)
dengan menggunakan pertanyaan terbuka

Kegunaan atau manfaat dilakukannya wawancara-mendalam adalah :


 Topik atau pembahasan masalah yang ditanyakan bisa bersifat kompleks atau sangat
sensitive.
 Dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap, pengetahuan,
pandangan responden mengenai masalah.
 Responden tersebar. Maksudnya bahwa siapa saja bisa mendapatkan kesempatan
untuk diwawancarai namun berdasarkan tujuan dan maksud diadakan penelitian
tersebut.
 Responden dengan leluasa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa adanya
tekanan dari orang lain atau rasa malu dalam mengeluarkan pendapatnya.
 Alur pertanyaan dalam wawancara dapat menggunakan pedoman (guide) atau tanpa
menggunakan pedoman. Jika menggunakan pedoman (guide), alur pertanyaan yang
telah dibuat tidak bersifat baku tergantung kebutuhan dilapangan

Untuk penerapan dari metode in depth interview ini kami melakukan wawancara
secara mendalam beberapa perwakilan warga RW 5 yang meliputi berbagai tokoh masyarakat

10
dari RW tersebut diantaranya, perwakilan dari 3 RT, tokoh agama seperti ustad, gabungan
kelompok tani, pokja, lalu karang taruna.
Kami menggunakan metode depth interview ini untuk memperoleh data data yang
mendalam serta akurat karena warga warga tersebut yang mengerti betul bagaimana kondisi
actual wilayah dari masing masing RT.

Setelah itu, pertanyaan dan hasil data dari depth interview dirancang untuk menjadi
pedoman rumusan dalam melakukan metode selanjutnya yang disebut (Focus Group
Discussion) atau Grup diskusi terarah. FGD atau focus group discussion adalah diskusi
terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal
dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan
seorang moderator. FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang
dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu.
Untuk kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan terdiri atas 15 narasumber,
2 fasilitator atau konfirmator disukusi guna memperdalam data yang telah diperoleh dari hasil
wawancara mendalam. Kemudian 1 moderator yang menjadi pemimpin sekaligus pengontrol
jalannya diskusi.
Untuk struktur diskusi, kami menggunakan parameter dari pertanyaan wawancara
depth interview, dengan membuat poin-poin pertanyaan yang termasuk dalam pertanyaan
yang layak diperluas atau di pertanyakan lebih dalam lagi.
Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang sistematis
dalam pengumpulan data dan informasi. Sebagaimana makna dari Focused Group
Discussion, maka terdapat 3 kata kunci, yaitu:
a. Diskusi – bukan wawancara atau obrolan
b. Kelompok – bukan individual
c. Terfokus – bukan bebas
Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan informasi yang
sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok.

11
BAB IV

HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT

Usaha Membangun pelestarian pemukiman berbasis eniromental education demi


perkembangan potensi lahan ramah lingkungan

Aspek sumber daya alam pada RW 05 memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Baik itu dari pemanfaatannya untuk menumbuhkan serta mengembangkan potensi
lingkungan. Kemudian dalam aspek permasalahan yang terdapat di dalamnya baik itu
ancaman, kendala, dan kekurangan yang membatasi segala aspek pemberdayaan
lingkungan.
Lewat wawancara mendalam, kemudian dilanjutkan dengan forum group discussion,
kami menemukan dan berusaha mengidentifikasi persoalan sumber daya alam di RW 05
lewat beberapa responden atau narasumber yang relevan dengan bidang tersebut. Untuk
itu kami menyajikan kerangka permasalahan yang kami ambil dari hasil wawancara
maupun pada saat FGD.
Penyajian pertama yakni berupa Tabel SWOT.

12
Matrik Analisa SWOT

Bidang Program / POTENSI MASALAH


Kebutuhan Kekuatan Peluang Kelemahan Ancaman

Sumber daya Membangun 1. Adanya 1. Masih ada 1. Objek tanah 1. Warga


Alam (lahan, pelestarian gabungan tanah basah yang tidak bisa cenderung kurang
tanah, Pendidikan Kelompok tani dapat dikelola murni dikelola bisa memperluas
lingkungan (GAPUKTAN) untuk ditanami karena ada lahannya untuk
lingkungan
lewat yang mengelola jagung, dan lain- batas-batas ditanami berbagai
hidup) pendekatan perairan di desa. lain. seperti kuning, jenis tanaman
potensi lahan hijau dan kecuali tanaman
merah. padi yang ada di
persawahan
dimana untuk
menopang potensi
pendapatan
mereka.

2.Adanya sumur 2. Tanah kering 2. Karena 2.Memungkinkan


bor dan sumur gali relatif kecil dan kepadatan terjadinya
sebagai sumber jarang terjadinya pemukiman ketidakseimbanga
mata air diakses kekeringan tatkala yang relatif n antara jumlah
dari berbagai titik. musim kemarau tinggi, kadang kebutuhan
tiba. Selain itu terjadi penggunaan air
memungkinkan perebutan dan jumlah
warga untuk giliran sumber air itu
memelihara kesempatan sendiri.
hewan ternak. mendaptkan
air untuk
mengelola
lahan
persawahan
masing-
masing.
Mengenai
hewan ternak,
kadang
menganggu
kebersihan
lingkungan
sekitar
perumahan.

13
3. Mayoritas 3. Berpotensi 3. Relatif kecil 3. pemanfaatan
penggunaan lahan untuk mendukung untuk potensi dirasa
digunakan untuk tahapan dibukanya belum cukup
pertanian dibukanya lahan untuk mandiri dan
agrowisata menanam kreatif.
(penanaman
Kauman Kidul. tanaman keras
padi). Maka seperti jati,
dibentuk KRPL karet. Selain
(Kawasan Rumah itu sumber
Pangan Lestari) daya
untuk organisasi pendukung
penanaman. seperti
ketersediaan
pupuk masih
di tangani oleh
pihak
pemerintah.

4. Adanya bank 4. Menghasilkan 4. Masih


sampah sebagai produk ramah banyak
pendorong lingkungan ditemukan
kesadaran dengan berbagai jenis
memanfaatkan sampah di
masyarakat
sampah sebagai jalan.
terhadap barang ekonomis,
pentingnya meningkatkan
kebersihan lingkungan bersih
lingkungan. dan sehat.

Tabel 1. Matriks SWOT SDA

Dari matriks SWOT, kami menarik beberapa poin yang kami jadikan sebagai patokan
permasalahan, terkait dengan potensi lahan dan masalah yang tedapat di dalamnya yakni
kepadatan pemukiman. Permasalahan pemukiman antarlain.
 Kondisi jalan seperti kerusakan jalan, kemiringan yang dirasa tidak sesuai dengan
kepadatan jarak antara rumah
 Tanah di daerah pemukiman cenderung tersisa tanah kering dari keseluruhan tanah
basa yang dijadikan lahan pertanian. Akibatnya pemanfaatan lahan untuk pelestarian
hijau masih kurang. Selain itu sangat menutup kemungkinan untuk membuka
perkebunan di daerah pemukiman.

14
 Alat atau instrument soal pemeliharaan penanaman seperti pupuk, bibit unggul,
hingga pedoman penanaman masih kurang dalam ketersediaan atau belum tersedia
secara mandiri.
 Kurangnya efesiensi manajemen organisasi atau kelompok pertanian dan lingkungan,
seperti KRPL (Kawasan rumah pangan lestari).
 Ketersediaan air yang kurang memungkinkan untuk digunakan secara intensif untuk
kepentingan pelestarian lahan.

Pelestarian potensi Lahan hijau lewat Pendidikan dengan pendekatan lingkungan


lestari

Secara aspek geografis menyeluruh, RW 05 bukanlah daerah yang krisis lahan.


Namun RW 05 memerlukan akses lahan lestari guna menumbuhkan potensi yang berguna
untuk proses penghijauan lingkungan. Dengan luas sekitar 1,94 ha, RW 05 memiliki
beberapa masalah terkait antara kepadatan pemukiman dan potensi lahan. Salah satu
permaslahannya seperti sempitnya pemukiman yang berakibat minimnya atau tidak
adanya lahan untuk penghiajauan, kemudian manajemen kelompok pemberdayaan
penanaman dan pangan lestari yang kurang efektif. Untuk itu dibutuhkan pembekalan dan
pemantapan tentang pentignya pemanfaatan lahan hijau lestari yang mana walaupun
adannya keterbatasan alat.
Lewat Pendidikan lingkungan lestari yang berorientasi pada masalah pemukiman,
diharapkan RW 05 memiliki pertama-tama kesadaran untuk menumbuhkan lingkngan
sekitar yang asri dan hijau. Kedua, membuka wawasan yang bermutu untuk menambah
pengetahuan dalam mengelola pemukiman dan lingkungan hidup. Ketiga, meningkatkan
potensi yang bersumber dari lahan hijau untuk dimanfaatkan sebagai keuntungan RW 05
sendiri. Dan berguna pula untuk pengkajian akademisi dan pemberdayaan masyarakat
untuk dikelola secara intensif dan bertahap.

Enviromental education ini mempunyai orientasi dalam membuka :

- Kesempatan masyarakat untuk diberikan sosialisasi pentingnya lingkungan hijau.


Caranya adalah meminta Lembaga pemeberdayaan masyarakat atau pemerintah untuk

15
mengadakan Pendidikan “lingkungan hidup”. Berawal dari pembelajaran semacam
itu, setidaknya para warga mengetahui dasar dari wawasan lingkungan sejak awal.

- Mengadakan sosialisasi manajemen organiasi dasar dan organiasi lingkungan yang


menekankan Teknik mengelola lingkungan hijau. Gunanya ialah, agar kelompok tani
atau tanaman lestari mampu menciptakan solusi dalam penanganan penanaman di
lahan yang memiliki beberapa kendala. Agen-agen atau skateholder yang terlibat
dalam bidang Pendidikan merupakan aktor yang tepat untuk memberikan sosialisasi
kepada warga RW 05. Dengan adanya tahap pengajaran manajemen lingkungan,
kelompok tani seperti GAPUKTAN yang mengelola pada tahap produksi, KRPL yang
mengelola pada tahap distribusi hasil tanam, dapat saling bahu membahu untuk
menciptakan dan mengembangkan potensi yang tedapat di RW 05.

- Pendekatan aktor dengan memanfaatkan konseptor kreatif yang ahli di bidang


lingkungan. Selain pemasukan pengetahuan tentang lingkungan, masyarakat juga
diajak untuk kreatif dalam memanfaatkan dan menciptakan lingkungan lestari namun
tidak melupakan ikon keunikan untuk dapat di distribusikan atau mungkin hanya
untuk dimanfaatkan untuk kalangan sendiri. Dengan adanya konseptor kreatif, warga
diajak untuk menumbuhkan budaya cerdas lingkungan. Bagaimana objek lingkungan
yang dinilai rusak, bermasalah, terkendala, namun dapat dijadikan sebagai lapangan
kreatif bagi warga. Misalkan, mengadakan festival lingkungan lestari, kampanye
lingkungan hijau dalam basis kebudayaan, dan sebagainya.

- Agen Hubungan masyarakat lingkungan yang terarah. Hubungan antara komunitas,


kelompok kerja organiasi yang khususnya di bidang lingkungan dengan struktur
birokrat diatasnya seperti RW atau kepala Dukuh, Kampung KB, kelurahan hingga
kecamatan, jika kondisi nya secara politik terarah dan administrasinya sehat, maka
perencanaan untuk mengadakan kegiatan guna terlaksananya aksi untuk melestarikan
Pendidikan lingkungan dapat tercapai.

16
BAB V

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas kami menarik kesimpulan harapan kami
kedepanya ada peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan professional,yang dilakukan
dengan cara mengadakan pelatihan teknis dan manajerial,baik yang di laksanakan di tingkat
provinsi (BKKBN provinsi jawa tengah) maupun oleh pemerintah pusat (BKKBN
pusat).sedangkan kaitanya dengan program PLKB, bahwa pemerintah darah diharapkan
untuk mengajukan informasi untuk penerimaan pegawai baru dalam formasi peyuluhan
program keluarga Berencana. Peningkatan penadaan dan penyempurnaan sarana dan
prasarana oprasional serta teknologi informasi dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
Dengan usulan program advokasi yang kami rancangkan, diharapkan nantinya dapat
menjadi salah satu pedoman untuk mengembangkan pemberdayaan lingkungan lestari yang
berdaya secara mandiri untuk dapat dimanfaatkan sebagai potensi tambahan bagi RW 05.
Tentu menjadi masukan tersendiri bagi kami untuk program ini, mengetahui bahwa kami
menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini maupun, rancangan aksi yang akan
terlaksana.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyono. “KAMPUNG KB SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT/KELUARGA DI JAWA TIMUR. (Studi Di Kota Malang Dan Kabupaten
Bondowoso)”. Jurnal Cakrawala Vol. 11 No. 2 Desember 2017 : 129 – 136.

Notoatmodjo, “Dimensi Pemberdayaan Masyarakat”, Tahun 2005

Zulyadi, Teuku. “Advokasi Sosial”. Jurnal Al-Bayan / VOL. 21, NO. 30, JULI -
DESEMBER 2014.

18
LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI

Mahasiswa yang bertugas dalam Tokoh Agama setempat


menjalankan kegiatan FGD di RW menjelaskan informasi dari RW 5
5

Masyarakat pada RW 5 yang Foto bersama Warga dan


sedang berkumpul sembari Mahasiswa setelah selesainya
menunggu mulainya proses FGD kegiatan FGD

19
LAMPIRAN 2 : ABSENSI FGD

Absensi Warga RW 05
Absensi mahasiswa
pada FGD
pada FGD

Absensi Warga RW 05
pada FGD

20
LAMPIRAN 3 : SURAT TUGAS

Surat tugas daftar Mahasiswa


untuk kegiatan FGD di RW 5

Surat Tugas pelaksanaan kegiatan


masyarakat

21
LAMPIRAN 4 : Hasil Notulensi

A. Sarana Prasarana

1. Alat tranprortasi di desa: sepeda motor (hampir setiap keluarga pasti memliki sepeda
motor,kalo motor hanya sebagian saja, keperluan untuk ibu hamil setiap rt sudah ada
mobil ambulan,yang bersumber dari warga dalam ranggka menfasilitasi )
2. Komunikasi atau alat komunikasi para warga : android
3. Prasarana di jalan di desa suromangso: jalan ada yang parah di belakang
mushola,karena sebagain ada yang belum terlaksana. Ada beberapa yang di buat
untuk jalan karena untuk jalan mobil dengan kesepakatan warga. Komunikasi atau
alat komunikasi para warga : android
4. Ada beberapa jalan : jl.raden patah (depan) habis jembatan baitul rohman ,jl.ki jaying
rono. Jl bisa untuk smpai pabelan,blambangan,sebelah barat plumpungan .
5. ada tiga jaln menuju bawah jaln tol,blambangan,jl pabelan.
6. Media indormasi didesa: grub pkk rw,ppk rt,kader pos yandu,kampong KB. Sudah
biasa mengundang dengan menfasilitasi dengan undangan tau sejenisnya.
7. MASALAH PENDIDIKAN DI DESA ada beberapa jenis : paud(satu kelirahan ada
3),tpa,Mi,.SD(SD N KAUMAN KIDUL),tk PGRI dan banin.
8. Pusat pemerintahan ada :kantor kelurahan,poto(puskesmas pembantu).
9. Keamana di desa:pos (setiap rt)kampling sudah tidak ada karena tempat untuk bolem
pecah.
10. Adakah alat komunikasi :sudah tidak ada wartel,waga masih ada yang masih
menggunakan hp jadul(hnya orng tua yang memakainya, Tv warga pun ada yang
sudah menggukan tv yng canggih.
11. Dideket kelurahan ada postu selain posto KSI(pendeteksi ibu hamil,setiap bulan selalu
ketemu dengan kader),kSL menangani kesehatan yang ada di kauman kidul.
12. Pasar tradisional yang di desa: tukang sayur keliling, atu warung sayur (usaha rumah
dan lengkap),mb yuli,mb qrik. Pasar tradisional belum ada

22
13. Sarana pribadi yang ada di desa: rumah data,mushola,masjid,bank sampah,seketrariat
BKP,KRPL,grinhous

B. Kebudayan Masyarakat

14. Kebudayan tradisi masih bertahabn :suran(pemberian anak yatim setiap satu
suro)punggohan ,maulidan,mujadahan,sadranan. Untuk makan bareng2 dari warga.
15. Repon anak mudan dari kebudayan :setiap kegiatan bermanfaat banya juga yang ikut
dalm acara tersebut. Conth pembagian daging kurban
16. Pengaruh budaya luar kepada kebudayaaan local: pengaruh local lebih kuat .
17. Sejauh mana tradisi tersebut mengikat masyarakat: *sudah menjadi tradisi dari dulu
seperti nyadar seperti sudah menjadi adat 25 rajap,ruah pasti pada nyadran saling
bergantian,dan hamper sama akan kegiatan. Seperti 10 muharon di lakukan 1
kelurahan membari santunan ,uang tersebut d beri uang dari kelompok
pengajian,Maupin ada yg uamg pribadi. Melibatkan semua warga .konsumsi dari
setiap warga sesuai KK yg ada setlah pengajian. Bahkan ada yg non mushim merga
juga ikut dalam kegitan tersebut. 115 kk hanya 1 muslim.

C. SOSIAL MASYARAKAT

18. Hubungan warga sangat erat karena pengajian setiap minggu setiap rumah dari yang
kecil sampai yang tua mengikuti setiap acara yang ada.
19. Hubungan desa dengan desa yang lain : rw 5 dan rw6 karena kordinasi yang sama dan
sudah klop . misalkan ad pengajian setiap pasliah(upacara kematian ) pasti di
umumkan ada pngajian pasti warga rw 5,6 pasti sudah tau walau tidak ada undangan
yang datang . untuk takxiah diumumkan dari masjid .
20. Di desa ini ada dua kepercayaansatu1rt 2 kk .beragaman islam dan Kristen.

23
21. Hubungan antar warga sudah sangat baik karena setiap ada acra pasti mereka
berkontribusi .
22. Bagai
23. mana keadaan seterataan : masih ada karena rumah yang tidak layak huni sudah ada
yang embantu,jaminan kesehatan sudah ada kis, yg sekolah ada KIP sudah membantu
taraf perekonomian keluarga .
24. Pengelompokan sosial ;tidak ada karena sosialnya di PKK missal ada yang sakit
mereka mengumpulkan dana untuk menjenguk
25. Tidak ada perbedaan dalam pengelompokan….
26. Warga nya sudah rukun dan bekerja sama apakah pernah ada konflik: kadang
perbedan pendapat, tetapi setelah itu mereka sudah biasa lagi. Caranya dnegan
menggunakan suara yg terbanyak

D. POTENSI EKONOMI MASYARAKAT

27. Peluang-peluang usaha yang ada :tiap minggu pagi ada sitalang(sudah ada sebelum
lebaran ) ,pabrik tahu, tempe, itu kusus untuk warga rumangwangsa, ada pembuatan
telur asin . dijual di bringin, pasar pagi.
28. Jenis2 produk: contoh ibu utami penjual pecel ia menjual sambal kacang yg cukup
banyak diminati karena banayk sekali peminat nya, telor asin, pabrik tahu dan pabrik
tempe
29. Gimana keterjangkaukepada kebutuhan pokok : karena bnyak petani ,kalo tidak ada
yg punya sawah mereka membeli di selepen.
30. Modal sosial yg dimilki didesa : tenaga dan uang ,semgat berjuang ,smngat 45
31. Organisai ekonomi: di dasawisma peminjaman uang untuk warga.
32. Keadaan sector jasa : menjadi sector dalam event pasar Sitalang menjadikan
masyarakat ikut berpartisipasi dalam event tersebut
33. Wirausaha, karena banyak masyarakat yang menjadi komonditi dalam membuka
usaha
34. Asset desa yag dimilki: pasar ada pasar sitalang (punya kelurahan)
35. Apa saja sumber pendapatan per kk:pg negri,polisi,petani (mayoritas),pabrik
,peternak,guru.

E. SDA

24
Tanah dan perairan
Jenis-jenis sumberdaya alam yang ada didesa seperti apa?
Objek tanah tidak bisa murni dikelola karena ada batas2 seperti kuning, hijau dan merah.
Jenis tanah ketika kemarau, disini masih ada tanah basah untuk dikelola (mengelola jagung)
pengairan dari senjoyo. Kalau musim kemarau cenderung kering tetapi perairan masih
cenderung lancar. Ada gabungan kelompok tani yang mengelola (GAPUKTAN) perairan di
desa
Ada sumur bor, ada sumber mata air ada yang pakai sumur gali, mengakses dari beberapa
titik (RW 06). Kalau tanah kering relative kecil, 80% bagus ditanah basah (sawah).
Kepadatan lahan sudah temasuk padat. Kecuali ada pembangunan perumahan buat RT-RT

Lahan
Potensi kebun dan pertanian, sebagian besar tanah basar kalau tanah kering hanya sekitaran
rumah
Mayoritas (90%) padi, dikelola ada yg secara tumpangpadi, tetapi ada yg konsisten padi.
Kepimilikan lahan mayoritas, setelah menjadi kota mandya mnjadi tanah bengkok (tanah
pemerintah)
Kendala yg terjadi dilahan, masalah pupuk dan dll dicover oleh pemerintah. Masalah internal
adalah masih rebutan air “siapa cepat dia dapat” didalam perairan sawah. Tetapi dalam hal ini
tidak sampai arrogant. Pola menanamnya tidak bisa berbarengan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam hal pertanian, masalahnya adalah hewan2 peliharaan (ayam, menthok, kambing)
KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) untuk organisasi penanaman.
Tanaman keras seperti jati, sebagian kecil atau relative karena mayoritas adalah sawah.
Penghijauan masih berjalan sampai sekarang. Masih tahapan dalam membuat argo wisata.
Pasar tiban adalah tempat rintis argo wisata (masih berjalan sampai sekarang)
Dianggap kampung Kb karena dikira SDM masih kurang. Perkarangan jati ada beberapa yg
masih menanam.

F. POLITIK DAN PEMERINTAHAN DI DESA

 Kesadaran terhadap politik, sebagai sesepuh memberi nasehat kepada warga untuk
tetap menjalankan hakya dan diusahakan tidak ada yang golput. Dan Dampak
25
horizontal diusahakan tidak ada. Membawa dampak social yang baik, meminimalisir
perang dingin yang terjadi di desa.

 Sensifitas terhadap politik, masih membentuk kelompok dalam memilih. Tetapi


masalah individu tidak sampai kekerasan fisik. Tidak memaksakan kehendak atau
mengintimidasi. bebas masalah politik, masih toleransi.

 Struktur perangkat desa tidak ada dominasi politik. Requitment secara normal tidak
sedalam intervensi dan tidak mengintimidasi. Disini Cuma ada RW dan RT yang
lainnya dari Dinas.

 Tentang partisipasi perempuan didesa, ikut mendukung program2 yang ada didesa.
Kegiatan PKK tetap berjalan KRPL juga isinya adalah perempuan. Emansipansi
wanita dan gender sudah berjalan. 60-40 dalam perangkat desa. Tetap
mengedepankan laki-laki dalam mengelola desa.
 Jumlah pemilih sekitar 320 orang satu RW.
 Dawis (dasa wisma) berisi 10 KK

G. KESEHATAN

Pos kesehatan, posyandu lansia


Kesehatan sudah kebanyakan dipuskesmas atau klinik, Tingkat Rt ada pemeriksaan rutin
setiap satu bulan sekali, misalnya seperti kolesterol, asam urat dll.

LAMPIRAN 5 : Rumusan pertanyaan FDG

1. Aspek Sosial – Budaya Masyarakat

• Bagaimana sejarah atau latar belakang RW 5 Surowangsan ini berdiri

26
sekaligus diresmikan menjadi Kampung KB ?
➢ Pancing dengan siapakah orang atau pihak yang sangat berpengaruh
sewaktu berdirinya Surowangsan
➢ Pancing dengan menanyakan Kondisi sosial RW 05 ketika
diresmikan menjadi Kampung KB
➢ ….

• Bagaimana Peran dari berbagai elemen masyarakat seperti remaja dan


pemuda, peran perempuan dalam mempertahankan nilai2 dan budaya yang
ada di Surowangsan ?
➢ Pancing dengan klarifikasi : 1. Apakah budaya dalam dapat
dipertahankan dari dominasi budaya luar 2.apakah mereka
berproduktif dalam mempertahankan budaya tersebut, contohnya
seperti apa / dengan kegiatan apa ?

• Hubungan RW 05 dengan RW lainnya

2. Aspek Potensi Ekonomi

• Apakah organisasi kegiatan ekonomi masyarakat seperti dasawisma dan


pasar sitalang berperan secara aktif dalam menunjang kebutuhan
masyarakat?
➢ Pancing dengan mempertanyakan lagi masalah apa saja yang ada di
dalamnya
➢ Perluas lagi dengan mempertanyakan ketersediaan dan keterjangkauan
kebutuhan pokok

3. Aspek Politik dan pemerintahan


• Adakah gerakan (di setiap RT, di setiap perangkat desa mungkin) dalam
usaha meningkatkan kesadaran politik di Surowangsan ini
➢ Klarifikasi mengenai dampak dari pada itu

27
• Tantangan yang dihadapi ketika kegiatan politik di Surowangsan ?
➢ Klarifikasi lebih mendalam mengenai cara menghadapi tantangan
tersebut

• Dik. 40/60 persen tingkat partisipasi perempuan (ibu2) dalam organisasi /


perangkat desa. Misalnya saja PKK dan KRPL dimana ibu2 banyak terlibat
dalam organisasi semacam itu. Bagaimana realitanya? apakah berjalan
dengan lancar ?
➢ Pancing lagi dengan mempertanyakan lagi apakah mencangkup
keseleruhan ibu2 di Surowangsan ? atau hanya golongan tertentu saja
yang aktif berperan dalam usaha tersebut?

4. Aspek sarana – Prasarana


• Seberapa sering pembangunan atau perbaikan infrastruktur (jalan, bangunan
tempat umum, dan faslitas umum lainnya seperti sekolah, masjid, musholla,
pos ronda, pos kesehatan, pos ibu hamil dan KB, dll) yang ada di
Surowangsan ? RT 1, 2, 3
➢ Perdalam lagi dengan mempertanyakan atau menambahkan fakta yang
kelompok kita liat, keadaan yang sebenarnya saat ini, dan kira2
apakah hal itu cukup ?

• Dari data Jumlah kependudukan berdasarkan kepemilikan jamban ( RT 1 :


33 dari 41, RT 2 : 43 dari 49 RT 3 26 dari 31. Dari angka tersebut apakah
bapak ibu sekalian menilai bahwa Surowangsan cukup baik dalam
penanganan dan pemeliharaan jamban sehat ?
➢ Perluas lagi dengan memastikan, bagaimanakah kriteria menurut
bapak ibu sekalian tentang jamban yang sehat itu seperti apa

5. SDA (Tanah, lahan, perairan) → Perdalam dan perluas aspek ini secara detail
karena aspek ini menjadi acuan kita

• Di Surowangsan, ada kelompok tani yang berperan di dalamnya


(GAPUKTAN) / Gabungan Kelompok Tani memiliki peran dalam

28
mengelola perairan di desa. Apakah bapak ibu menilai bahwa GAPUKTAN
telah berperan penting dalam mengelola ketersediaan sumber air di
Surowangsan ?
➢ Perluas lagi, selain GAPUKTAN, bagaimana usaha warga dalam
mengelola ketersediaan sumber air di Surowangsan
➢ Perluas lagi, apakah GAPUKTAN atau peran lainnya bermanfaat
dalam menyediakan tanah basah guna dijadikan lahan penanaman
(perkebunan atau pekarangan)

• Soal Lahan, bagaimana pendapat bapak ibu mengenai hubungan kepadatan


pemukiman dan ketersediaan lahan (masing2 RT menceritakan)
➢ Dapat diperluas dan diperdalam dengan akses air bersih di
Surowangsan. Karena terdapat data yg kami dapat bahwa akses air
masih terjadi kendala perebutan air bersih ketika kemarau

• Bank sampah sebagai pendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya


kebersihan lingkungan. Masalah yang dihadapi adalah masih banyaknya
sampah-sampah yang berserakan di jalan atau di tempat yang bukan
semestinya. Bagaimana pendapat bapak ibu (RT 1-3) tentang hal ini?
➢ Perdalam lagi tentang fungsi dari bank sampah ini
➢ Perluas lagi tentang usaha menyuarakan kesadaran warga pentingnya
keberishan lingkungan.

LAMPIRAN 6 : TABEL

DATA TABEL Kependudukan RW 05

1. Penduduk pengguna air bersih

Sumur PDAM Lainnya


RT 01 = 16 RT 01 = 1 RT 01 = 24
RT 02 = 0 RT 02 = 23 RT 02 = 2
RT 03 =23 RT 03 = 2 RT 03 = 8

29
2. Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan Akta Kelahiran

Memiliki Akta Kelahiran Tidak Memiliki Akta Kelahiran


Laki Laki Perempuan Laki Laki Perempuan
RT 01 = 16 RT 01 = 57 RT 01 = 10 RT 01 = 14
RT 02 = 0 RT 02 = 72 RT 02 = 16 RT 02 = 14
RT 03 =23 RT 03 = 44 RT 03 = 11 RT 03 = 13

3. Jumlah Penduduk Yang Memiliki Asuransi Kesehatan

Laki Laki
Askes Jamsostek JKN Mandiri Tidak Memiliki
RT 01 = 9 RT 01 = 12 RT 01 = 34 RT 01 = 4 RT 01 = 10
RT 02 = 13 RT 02 = 3 RT 02 = 43 RT 02 = 22 RT 02 = 12
RT 03 = 5 RT 03 =9 RT 03 = 32 RT 03 = 7 RT 03 =7

Perempuan
Askes Jamsostek JKN Mandiri Tidak Memiliki
RT 01 = 6 RT 01 = 15 RT 01 = 36 RT 01 = 5 RT 01 = 11
RT 02 = 19 RT 02 = 3 RT 02 = 35 RT 02 = 17 RT 02 = 12
RT 03 = 6 RT 03 = 8 RT 03 = 27 RT 03 = 1 RT 03 = 10

4. Jumlah Penduduk Kepemilikan Jamban Sehat

Memiliki Tidak Memiliki


RT 01 = 33 Rt 01 = 8
RT 02 = 43 RT 02 = 6
RT03 = 26 RT 03 = 5

5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Data Laki-laki Data Perempuan


RT 01 = 70 RT 01 = 72
RT 02 = 93 RT 02 = 86
RT 03 = 56 RT 03 = 59

6. Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan

< SD SD SMP SMA >SMA


RT 01 = 44 RT 01 = 31 RT 01 = 31 RT 01 = 36 RT 01 = 6
RT 02 = 24 RT 02 = 35 RT 02 = 28 RT 02 = 55 RT 02 = 37
RT 03 = 34 RT 03 = 16 RT 03 = 15 RT 03 = 39 RT 03 = 11

30
7. Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan
RT 01 = 38 RT 01 = 3
RT 02 = 48 RT 02 = 7
RT 03 = 30 RT 03 = 3

8. Jumlah Anggota Keluarga Kegiatan Kepembinaan

Laki Laki
BKB BKR BKL UPPKS
RT 01 = 0 RT 01 = 0 RT 01 = 16 RT 01 = 0
RT 02 = 17 RT 02 = 25 RT 02 = 25 RT 02 = 10
RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0

Perempuan
BKB BKR BKL UPPKS
RT 01 = 0 RT 01 = 0 RT 01 = 25 RT 01 = 10
RT 02 = 12 RT 02 = 25 RT 02 = 25 RT 02 = 10
RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0 RT 03 = 0

9. Jumlah Penduduk Menurut Kepemilkan KTP / KIA

Kepemilikan KIA Kepemilikan KTP


Laki Laki Perempuan Laki Laki Perempuan
RT 01 = 14 RT 01 = 15 RT 01 = 44 RT 01 = 46
RT 02 = 15 RT 02 = 11 RT 02 = 69 RT 02 = 67
RT03 = 15 RT03 = 15 RT03 = 39 RT03 = 44

31

You might also like