You are on page 1of 9

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI AKTIF dari EKSTRAK METANOLIK

KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana, L.)TERHADAP


1,1 Difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH)

Kadar Ismah, Mamik Ponco Rahayu, Titik Sunarni


Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta, Indonesia
ABSTRACT
Antioxidant is an essential compound to keep man’s health due to its function as radicals scavenging.
Mangosteen (Garcinia mangostana, L.) peels contain polyphenol compound. Flavonoid, tannin, and
xanton can be used as antioxidant. The aim of the experiment was to find out radicals scavenging
antioxidant activity of mangosteen (Garcinia mangostana, L) peels methanolic etract fractions,
potency of tha fractions, the most active fraction as radicals scavenging, and also the antioxidant
activity in each fraction with methanolic extract and positive control of mangosteen peels against
DPPH radical with IC50 parameter.

Mangosteen peels were extracted by maceration method using methanol as solvent. The obtained
extract was partitioned with water and n-hexane, and then with cloroform and ethyl acetate. The
antioxidant activities of the obtained fractions were tested against DPPH radical. The radicals
scavenging activities were measured with spectrophotometer at 517 nm wavelength and the IC50
values were determined. The experiment used Rutin as positive control.

The result of the experiment showed that mangosteen peels had antioxidant activity with IC50 values
of rutin, undissolve fraction, ethyl acetate fraction, methanolic etract, water fraction, chloroform and
n-hexane fractions, were 5.11 ppm, 5.55 ppm, 9.26 ppm, 21.24 ppm, and 29.49 oom, 38.50 ppm, and
57.51 ppm respectively. Fraction with the highest antioxidant activity belonged to undissolve fraction.

Keyworlds : Antioxidant, Garciana mangostana, L., DPPH, Methanolic Extract Fractions.

Pendahuluan kemampuannya menangkap radikal bebas.


Senyawa-senyawa yang tergabung dalam
Radikal bebas adalah molekul atau atom antioksidan ini akan menyerahkan satu
yang mempunyai satu atau lebih elektron atau lebih elektronnya kepada radikal
yang tidak berpasangan dan bersifat sangat bebas sehingga menjadi bentuk molekul
reaktif (Fessendden 1986). Secara tidak yang normal kembali dan menghentikan
langsung, senyawa radikal bebas tersebut berbagai kerusakan yang ditimbulkan
akan menyebabkan terjadinya suatu (Caroline 2005).
penyakit seperti penyakit liver, kanker,
dan kondisi yang berhubungan dengan Penelitian yang dilakukan terhadap spesies
umur seperti alzheimer (Hernani dan Garcinia, diperoleh beberapa senyawa
Raharjo 2005). yang memiliki aktifitas biologis dan
farmakologis seperti sitotoksik,
Antioksidan adalah suatu senyawa yang antiinflamasi, antimikroba, antifungi,
dapat menetralkan atau melawan bahan dapat menghambat xanthin oksidase dan
toksik (radikal bebas) dan menghambat monoamin oksidase serta mempunyai efek
terjadinya oksidasi pada sel sehingga antioksidan. Spesies Garcinia yang telah
mengurangi kerusakan sel. Aktivitas diteliti antara lain Garcinia dulcis,
antioksidan senyawa dapat diukur dari Garcinia subelliptica, Garcinia nervosa,
Garcinia forbessi, Garcinia livingstonei, B2, dan C, dan senyawa bioaktif lainnya
Garcinia latissima, Garcinia mangostana, (Nuttavut et al. 2007). Kandungan kimia
Garcinia lateriflora, Garcinia cowa, buah manggis adalah xanton, mangostin,
Garcinia assigu, dan Garcinia parvifolia garsinon, flavonoid dan tanin (Ivan 2007).
(Berna 2003). Kulit buah manggis merupakan limbah
yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Garcinia mangostana Linn. (manggis), Indonesia sebagai obat tradisional
merupakan keluarga Guttiferae adalah (Syamsudin 2006).
tanaman asli Thailand dan negara Asia
Tenggara lainnya, buah manggis adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
salah satu buah populer yang di kenal aktivitas antioksidan penangkap radikal
dengan sebutan “Ratu buah-buahan” . bebas fraksi n-heksan, kloroform, etil
Buah manggis telah dikenal mempunyai asetat, air dan fraksi tidak terlarut ekstrak
nilai baik bagi pengobatan dan secara metanolik kulit buah manggis (Garcinia
tradisional dapat digunakan untuk mangostana, L.), berapa besar potensi
pengobatan sakit perut, diare, disentri, luka aktivitas antioksidan fraksi-fraksi kulit
yang terinfeksi, nanah, maag kronis, sakit manggis, manakah fraksi yang paling aktif,
keputihan dan gonorrhea. Studi fitokimia dan bagaimanakah aktivitas antioksidan
menunjukkan bahwa kulit buah manggis diantara masing-masing fraksi dengan
mengandung metabolit sekunder seperti ekstrak metanolik dan kontrol positif
tanin, triterpen, antocyanin, xanthon, terhadap radikal bebas DPPH dengan
polisakarida, senyawa fenol, vitamin B, parameter nilai IC50.
larutan FeCl3, serbuk Mg, Asam klorida
pekat, etanol, asam formiat.
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan kulit buah
Alat dan Bahan manggis yang dikumpulkan dari daerah
Magetan. Kulit batang yang dikeringkan
Alat penyarian dan partisi adalah panci pada suhu 25o C kemudian diserbuk.
untuk maserasi, corong pisah, vacum Serbuk 500 gram dimaserasi dengan
rotaevaporator, alat gelas. Alat methanol sebanyak 3750 mililiter.
kromatografi dan spektrofotometri adalah Maserasi dilakukan selama tujuh hari
bejana kromatografi (chamber), lampu dengan penggojokan pada suhu kamar.
UV, pipa kapiler, oven, spektrofotometer Setelah tujuh hari pisahkan sari dan ampas.
UV-Vis, timbangan analisis, kuvet, labu Ampas dikeringanginkan kemudian
takar. Alat lain yang digunakan seperti ekstrak dipekatkan dengan rotary
Stopwatch, timbangan miligram, evaporator (suhu tetap dijaga pada 40o C –
waterbath, timbangan analitik, beaker 50o C) sampai pelarut metanol habis,
glass, pipet volume, mikropipet, pipet selanjutnya disebut ekstrak metanolik kulit
ukur, siring. Bahan utama yang digunakan manggis. Sebanyak 7,5 gram ekstrak
dalam penelitian adalah kulit manggis metanolik kulit buah manggis di dipartisi
yang dibeli di Tawangmangu karanganyar. dengan aquadest 75 ml dan n-heksan 75 ml
Bahan penyari dan partisi adalah metanol (1:1) sebanyak tiga kali, dengan corong
absolut sebagai pelarut dalam maserasi, pisah dan sari n-heksan dikumpulkan
metanol p.a. sebagai pelarut DPPH, kemudian diuapkan di atas waterbath, sari
n-heksan, kloroform, etil asetat, dan n-heksan yang kering ini selanjutnya
aquadest untuk fraksinasi. DPPH sebagai disebut fraksi n-heksan. Lapisan berair sisa
radikal bebas, rutin sebagai kontrol positif. partisi dengan n-heksan kemudian dipartisi
Lempeng silika gel GF254 untuk KLT, lagi dengan 75 ml klorofrom sebanyak tiga
kloroform, etil asetat untuk fase gerak, kali. Lapisan klorofrom dipisahkan dan
dipekatkan di atas waterbath dan diperoleh Hasil dan Pembahasan
fraksi kloroform. Lapisan berair sisa partisi
dengan klorofrom kemudian dipartisi lagi Proses maserasi dilakukan dalam keadaan
dengan 75 ml etil asetat sebanyak 3 kali. tertutup agar metanol tidak menguap pada
Lapisan etil asetat dipisahkan dan suhu kamar. Hasil ekstrak kental metanolik
dipekatkan di atas waterbath dan diperoleh yang didapatkan dari 500 gram serbuk
fraksi etil asetat. Bagian bebas etil asetat, adalah 67,354 gram. Setelah didapatkan
kloroform dan n-heksan adalah fraksi air ekstrak kental metanolik kemudian
yang kemudian disaring, fraksi tak terlarut dilakukan partisi dengan n-heksan,
dikeringkan, fraksi air diuapkan di atas kloroform, etil asetat, dan air. Hasil partisi
waterbath sampai bobotnya konstan, yang dapat dilihat pada Tabel
kemudian disebut fraksi air. Pemeriksaan
dilanjutkan dengan kromatografi lapis Tabel 1. Hasil rendemen fraksi n-heksan,
tipis, dari masing-masing fraksi dengan kloroform, etil astat, air dan fraksi tidak
menggunakan fase gerak kloroform dan terlarut ekstrak metanolik kulit buah
etil asetat (7:3), dengan menggunakan manggis
reaksi semprot FeCl3, sitroborat dan
amoniak. Bercak yang tidak terelusi
menggunakan fraksi gerak metanol dan
asam formiat (10 ml: 3 tetes).
Berat wadah
Berat awal Bahan yang Bagian Rendemen
(gram) dihasilkan Kosong + Zat kental (%)
(gram) (gram) (gram)

500 serbuk
kulit Ekstrak metanolik 120,709 188,063 67,354 13
manggis

Fraksi n-heksan 262,200 262,420 0,220 3


Fraksi kloroform 262,700 266,270 3,570 47
7,560
ekstrak Fraksi etil asetat 173,532 173,993 0,461 6
metanol
Fraksi air 175,509 177,781 2,272 30
Fraksi tak terlarut 0,583 0,874 0,291 4

Analisa kualitatif dilakukan terhadap GF254 dan fase gerak yang digunakan
ekstrak metanolik, fraksi n-heksan, adalah kloroform : etil asetat dengan
kloroform, etil asetat, air, dan fraksi tidak perbandingan berturut-turut 7 : 3 dan
terlarut ekstrak metanolik kulit buah pendeteksi yang digunakan adalah
manggis. Identifikasi senyawa polifenol sitroborat dan FeCl3. Hasil kromatogram
dilakukan dengan kromatografi lapis tipis. dapat dilihat di Gambar 1
Fase diam yang digunakan adalah silikagel
100 Keterangan:

80 A. Bercak ektrak metanolik


B. Bercak fraksi n-heksan
60 C. Bercak fraksi kloroform
D. Bercak fraksi etil asetat
E. Bercak fraksi air
40 F. Bercak fraksi tak terlarut
20

0
A B C D E F

Gambar 1. gambar hasil KLT, ekstrak metanolik, fraksi n-heksan, fraksi kloroform, dan fraksi etil asetat
ekstrak metanolik kulit buah manggis dengan fase diam silikagel Gf 254 dan fase gerak kloform :
etil asetat (7 : 3) setelah direaksikan dengan sitroborat pada UV 366.

Tabel 2. Kromatogram hasil KLT

No Nama bercak hRf Warna bercak setelah di Penafsiran


semprot dengan kandungan
Uap amoniak FeCl3 / vis Sitroborat
NH3 / vis
A. Ekstrak metanolik 92,50 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
86,25 Kuning Coklat Merah kekuning Xanton
atau pinang
masak
72,50 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
63,75 Kuning Coklat Merah Xanton
kekuningan
50 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
B. N-heksan 90 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
82,5 Kuning Coklat Merah Xanton
kekuningan
71,25 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
60 Kuning Coklat Merah Xanton
kekuningan
C. Kloroform 90 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
82,50 Kuning Coklat Merah Xanton
kekuningan
70 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
60 Kuning Coklat Merah Xanton
kekuningan
46,25 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
38,75 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
D. Etil asetat 88,75 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
81,25 Kuning Coklat Merah Xanton
kekuningan
67,50 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
58,75 Kuning Coklat Merah Xanton
kekuningan
45 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
38,75 Kuning Coklat Kuning Flavonoid
26,25 Kuning Coklat Biru terang Aglikon flavonoid
16,25 Kuning Coklat Biru Aglikon flavonoid

Hasil KLT pada gambar pada UV 254 nm, sedangkan pada UV 366
menunjukkan nilai hRf dengan nm bercak berfluoresensi merah
menggunakan fase gerak kloroform : etil kekuningan atau pinang masak untuk
asetat (7 : 3), ternyata bercak antara senyawa xanton, untuk senyawa flavonoid
ekstrak metanolik dan senyawa hasil berwarna kuning, warna biru muda pada
fraksinasi hampir sama, hanya yang noda bercak etil asetat, kemungkinan
membedakannya adalah jumlah bercak adalah aglikon dari flavonoid yang
yang nampak dalam plat. Bercak pada merupakan suatu senyawa polifenol, yang
silika gel GF254, mengalami peredaman masih terikat kuat pada gugus gulanya.
dengan muncul sebagai warna noda hitam,

100

80

60
40
20
0

Gambar 6. gambar kromatogram fraksi air dan fraksi tidak terlarut


dengan fase diam silikagel Gf 254 dan fase gerak metanol : asam
formiat ( 10 ml : 3 tetes ) pada UV 366.

Keterangan :
E. Fraksi air

F. Fraksi tidak terlarut


Hasil KLT menunjukkan bahwa lainnya dan juga ekstrak metanolik kulit
pada fraksi air dan fraksi tidak terlarut, buah manggis. Mengetahui Rf dari fraksi
dengan menggunakan fase gerak air dan fraksi tidak terlarut, maka
kloroform dan etil asetat perbandingan 7 : menggunakan fase gerak metanol : asam
3, bercak tidak terelusi sempurna bersama formiat, dengan perbandingan 10 ml
dengan fase geraknya yang bersifat semi metanol ditambah 3 tetes asam formiat,
polar, hal ini dapat membuktikan bahwa hasil KLT yang dapat di lihat pada gambar
bercak fraksi air dan residu bersifat lebih 2 dan tabel 3.
polar di bandingkan dengan hasil fraksi

Tabel 3. Hasil kromatogram KLT

Kode Nama Bahan HRf Warna bercak disemprot dengan Penafsiran


Bercak Kandungan

Uap amoniak FeCl3 / vis Sitroborat


NH3 / vis

E. Fraksi Air 52 Pinang masak Hitam Merah kekuningan Xanton


atau pinang masak

F. Fraksi tidak 80 Kuning Biru muda Aglikon flavonoid


terlarut
Hitam
64 Pinang masak Merah kekuningan Xanton
atau pinang masak

Deteksi senyawa polifenol juga fraksi tidak terlarut masih terikat kuat
dilakukan dengan menggunakan pereaksi dengan gugus gulanya. Menurut Harborne
semprot FeCl3, yang ditunjukkan warna (1987) satu xanton yaitu mangiferin larut
biru bila trihidroksi fenolik, dan warna dalam air. Fase gerak yang digunakan
hijau bila dihidroksi fenolik, sedangkan untuk suatu senyawa yang masih terikat
untuk warna hitam yang kuat, merah, dan kuat dengan gugus gulanya, menggunakan
coklat untuk senyawa fenolik lainnya, hasil metanol dan asam formiat dengan
kromatogram yang telah kita semprot perbandingan (10 ml : 3 tetes), hasil dari
menunjukkan warna coklat untuk ekstrak percobaan bercak air dan fraksi tidak
metanolik, fraksi n-heksan, kloroform, terlarut terelusi, fraksi air menunjukkan
sedangkan untuk fraksi etil asetat, air, dan satu bercak sedangkan fraksi tidak terlarut
fraksi tidak terlarut menunjukkan warna dua bercak.
hitam setelah disemprot dengan pereaksi
semprot FeCl3. Bercak pada fraksi air, dan Bercak pada fraksi air berwarna
fraksi tidak terlarut dengan menggunakan merah kekuningan atau pinang masak
fase gerak kloroform dan etil asetat ( 7 : 3 setelah diuapi amonoia, yang
), ternyata bercak tidak dapat terelusi menunjukkan adanya xanton dalam fraksi
dengan sempurna, hal ini dikarenakan air, fraksi tidak terlarut menunjukkan dua
senyawa yang tersari dalam fraksi air dan bercak yang terelusi, bercak yang pertama
berwarna merah kekuningan atau pinang mencolok dari aktivitas senyawa yang
masak dan bercak yang kedua berwana terdapat pada ekstrak kulit buah manggis.
biru muda. Residu memiliki aktivitas antioksidan
terbesar dilihat dari harga IC50, yang
Data selanjutnya dihitung dengan selanjutnya diikuti oleh aktivitas fraksi etil
persamaan regresi linier berdasarkan asetat, ekstrak metanolik kulit buah
rumus Y = a + bx dengan metode probit. manggis, fraksi air, fraksi kloroform, dan
Persamaan regresi linier digunakan untuk fraksi n-heksan. Secara berturut-turut
menghitung IC50, yakni daya konsentrasi harga IC50nya adalah 5,55 ppm, 21,24
larutan uji yang mampu meredam 50 % ppm, 29,49 ppm, 38,50 ppm, dan 57,51
larutan radikal bebas DPPH. Semakin kecil ppm. Harga IC50 dapat dilihat pada Tabel
harga IC50, maka semakin efektif sebagai 4.
antioksidan. Tabel 7 memperlihatkan
keefektifan rutin (kontrol positif)
mempunyai perbedaan yang tidak terlalu

Tabel 4. Nilai IC50 dari masing-masing zat uji


Harga IC50 (ppm)
Fraksi Fraksi
Replik Ekstrak Fraksi Fraksi
Fraksi n- air tidak
asi Rutin metanoli klorofor etil
heksan terlaru
k m asetat
t
1. 5,06 21,08 57,36 38,26 9,15 28,64 5,61
2. 5,18 20,75 57,39 38,60 9,41 30,67 5,32
3. 5,09 21,90 57,78 38,65 9,21 29,15 5,71
Rata- 5,11 21,24 57,51 38,50 9,26 29,49 5,55
rata ± ± 0,592 ± 0,234 ± 0,212 ± ±1,056 ±0,203
X± 0,062 0,136
SD

Gambar 3. Aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas berdasar harga IC50


Tiap fase memiliki persen aglikon flavonoid yang berupa suatu
peredaman rata-rata yang berbeda, dapat senyawa polifenol.
dilihat perbedaannya melalui Gambar 3.
Fraksi tidak terlarut memiliki harga IC50 KESIMPULAN
terkecil yakni 5,55 ppm dibandingkan
dengan ekstrak metanol dan fraksi lainnya, Uji aktivitas kulit buah manggis pada
dimana hal tersebut mengartikan bahwa penelitian ini dapat diambil kesimpulan
fraksi tidak terlarut lebih potensial yaitu; pertama, fraksi fraksi yang diperoleh
meredam radikal dibandingkan fraksi dari ekstrak metanolik kulit buah manggis
lainnya. yaitu n-heksan, kloroform, etil asetat, air
dan fraksi tidak terlarut memiliki aktivitas
Persen peredaman radikal bebas antioksidan. Kedua, nilai IC50, ekstrak
ekstrak metanolik lebih besar di metanolik, fraksi n-heksan, fraksi
bandingkan fraksi n-heksan, kloroform dan kloroform, fraksi etil asetat, fraksi air dan
air. Fraksi n-heksan punya aktifitas fraksi tidak terlarut secara berturut-turut
peredaman kecil dibandingkan fraksi memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50
lainnya, sedangkan kloroform mempunyai sebesar 21,24 ppm, 57,51 ppm, 38,50 ppm,
aktifitas peredaman yang lebih tinggi 9,26 ppm, 29,49 ppm dan 5,55 ppm.
dibandingkan dengan n-heksan, tetapi Ketiga, dari lima fraksi yang diperoleh
lebih kecil dibandingkan dengan fraksi etil fraksi yang paling aktif adalah fraksi tidak
asetat, fraksi air, fraksi tidak terlarut, fraksi terlarut dengan nilai IC50 sebesar 5,55
etil asetat mempunyai persen peredaman ppm. Keempat, aktivitas antioksidan fraksi
radikal bebas lebih tinggi dibandingkan paling aktif yaitu fraksi tidak terlarut (IC50
dengan fraksi n-heksan, kloroform, air dan sebesar 5,55 ppm), lebih kuat dibanding
ekstrak metanolik. Fraksi air persen dengan ekstrak metanolik (IC50 sebesar
peredaman radikal bebasnya lebih tinggi 21,24 ppm), lebih lemah dibanding dengan
dibandingkan dengan kloroform dan kontrol positif (IC50 sebesar 5,11 ppm).
n-heksan, tapi lebih rendah dibandingkan
etil asetat dan fraksi tidak terlarut. Maka DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa fraksi n-heksan
mempunyai aktifitas peredam radikal Fessenden, R.J.,Fessenden, J.S.,1986,
bebas terendah dibandingkan fraksi Kimia Organik, jilid I, Edisi
lainnya, dan fraksi tidak terlarut punya III,223-226,238-240, Alih
aktifitas terbesar peredam radikal bebas, Bahasa : A.H. Pudjaatmaka,
namun lebih rendah dibandingkan kontrol Erlangga, Jakarta.
positifnya (rutin).
Hernani dan Raharjo M, 2005. Tanaman
Fraksi tidak terlarut kemungkinan Berkhasiat Antioksidan, cetakan
mengandung senyawa xanton yang masih kesatu. Penebar Swadaya,
terikat kuat dengan gugus gulanya dan Jakarta, hal.9,16-20.
suatu aglikon dari flavonoid yang masih
terikat dengan gugus gulanya. Aglikon Caroline, 2005, Uji Aktivitas Antioksidan
flavonoid adalah suatu senyawa polifenol Antiradikal Bebas dan Penentuan
oleh karena itu punya sifat kimia senyawa EC50 dari Daun Cincau Hijau
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga (Cycla barbata Miers), Jurnal
dapat larut dalam basa. Penyebab fraksi Obat Bahan Alam, Vol 4, 11, 12,
tidak terlarut paling aktif diantara semua 14.
hasil fraksinasi adalah dalam fraksi tidak
terlarut terkandung senyawa xanton yang Berna, 2003, Isolasi dan karakterisasi
masih terikat kuat dengan gugus gulanya senyawa kimia dari ekstrak n-
dan juga mengandung suatu senyawa
heksan kulit batang Garcinia
rigida(online),
(http://pkbt.ipb.ac.id/pages/exsu
m/2003-manggis.pdf di akses 14
februari 2010).

Nuttavut, Youn, Primchaenien,2007,


Antioxidant and Cytoprotective
Activities of Methanolic Extract
from Garcinia mangostana Hulls
(online),(http:
//www.scienceasia.org/2007.33.n
3/v33_283_292.pdf di akses 8
Februari 2010)

Ivan, Titi, Yasmiwar, 2007, Isolasi dan


Identifikasi Senyawa Golongan
Xanton dari Kulit Buah Manggis
(Online), (http://
journal.uii.ac.id/index.php/JIF/art
icle/viewFile/471/382, diakses 9
Februari 2010).

Syamsudin., Mustofa., Wahyuono


Subagus., Santo, S.T., Marleta
R., 2006, Efek Antiplasmodium
dari Ekstrak kulit buah
manggis(Garcinia mangostana)
secara In Vitro dan In Vivo,
Majalah Obat Tradisional, Vol
11.

Markham, K.R., 1988, Cara


Mengidentifikasi Flavonoid,
diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata, 15-16,19,21 ITB.
Bandung.

Harborne, J, B., 1987, Metode Fitokimia


Penuntun Cara Modern
Menganalisa Tumbuhan, Alih
bahasa : K. Padmawinata, 102-
104, ITB, Bandung.

You might also like