You are on page 1of 8

Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi

Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 8 – 15


ISSN 2310-6051 (Print), ISSN 2548-4907 (online)
Journal hompage https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi

HUBUNGAN INTENSITAS AKSES MEDIA BARU DAN


KUALITAS INTERAKSI LINGKUNGAN SEKITAR PADA
MAHASISWA UNTAG SURABAYA

Fitri Norhabiba dan Sukma Ari Ragil Putri


fitrinorhabiba@untag-sby.ac.id
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Article Info Abstract

Keyword: The Internet has changed the way people communicate including how internet have
new media, computer-mediated used as the tools for producing and distributing the message. In Indonesia, the
communication, environmental number of internet user has been increasing, particularly internet user who
interaction, youth, internet categorized as the youth. Some research states that the high internet user in this
group has the correlation with the low quality of family interaction, the decrease of
the social relationship as well as the feeling of lonely. This article tries to support
those arguments. By applying the theory of Uses and Gratification and Computer-
Mediated Communication (CMC) this article tries to understand the correlation
between the intensity of new media access and the quality of interaction of the
internet user to the surrounding environmental interaction. The population is a
student of Untag Surabaya who representing urban youth. This research involved 388
samples that are taken by using systematic random sampling. The results of the study
show that there is a relationship between the intensity of accessing new media to the
quality of the surrounding environmental interaction. The test results show that there
is positive, strong, and significant correlation r (388) = 0,759; and 0.759, p <0.05.
The higher the intensity of new media access, the higher the interaction of the
environment around the students. This study is expected to provide new insights and
findings related to the quality of students' social interactions relating to the use of
new media.

Copyright © 2018 Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi.

PENDAHULUAN teknologi paling aktif.

Jaringan infrastruktur internet yang memadai dan juga


Trend pengguna internet terus naik dari tahun ke
jumlah penduduk Indonesia yang semakin besar,
tahun. Survey yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara
menyebabkan tingginya beragam kebutuhan
Jaringan Internet Indonesia (APJII) tahun 2016
masyarakat akan informasi. Dalam keseharian, individu
menemukan bahwa 132,7 juta dari 256,2 juta penduduk
tak akan bisa lepas dari media. Setelah kehadiran
di Indonesia telah terhubung dengan internet.
internet di Indonesia di awal tahun 2000-an, banyak
Penyebabnya adalah perkembangan infrastruktur dan
yang memprediksi bahwa pembaca surat kabar cetak
mudahnya mendapat smartphone. Tekno.kompas.com
akan turun karena pembaca akan beralih pada media
(2016) menyebutkan 132,7 juta pengakses internet
online. Pada perkembangannya, generasi muda atau
tersebut, 50,7% mengakses melalui computer dan
yang berusia dengan rentang 18-30 adalah pengguna
smartphone, 47,6% mengakses dari smartphone, dan

Corresponding Author:
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jl. Semolowaru 45 Surabaya 60118.
Email: fitrinorhabiba@untag-sby.ac.id
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 1-8 9

1,7% mengakses hanya dari computer (http:// kehidupan sehari hari karena informasi yang tersedia di

tekno.kompas.com/ berbagai saluran yang ada.

read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.di.i
Temuan baru menunjukkan bahwa pemakaian
ndonesia.capai.132.juta akses 30 Maret 2017 pukul
internet yang lebih tinggi berkaitan dengan
14.12 WIB). Sementara itu, survey net index
berkurangnya hubungan dengan anggota keluarga,
menyebutkan, Kota Surabaya menduduki peringkat ke
menurunnya hubungan sosial di luar keluarga dan
empat yang memiliki koneksi internet cepat di
meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Internet dapat
Indonesia setelah Tangerang, Jakarta, dan Bekasi
menyingkirkan hubungan sosial dengan bertatap muka
(http://www.cnnindonesia.com/
langsung (Kraut dalam Zhao, 2006:845). Media baru
teknologi/20161024161722-185-167570/pengguna-
memiliki karakteristik khusus yaitu kemampuan untuk
internet-di-indonesia-didominasi-anak-muda/ akses 30
menciptakan ilusi seperti pada komunikasi tatap muka
Maret 2017 pukul 14.30 WIB).
yang tampak nyata. Inilah yang disebut sebagai

Saat ini dunia memasuki era teknologi interaksi parasosial (McMillan dalam Lievrouw &

komunikasi yang merupakan kelanjutan dari era Livingstone, 2006:170). Terdapat peluang yang timbul

industri. Menurut Webster (1995: 6-21) masyarakat dari komunikasi melalui media baru, orang-orang tidak

informasi sebagai dampak dari teknologi komunikasi lagi harus berinteraksi secara spesifik (jarak fisik)

memiliki beberapa kriteria, yakni technological, dengan tujuan berpartisipasi dalam komunikasi dengan

economic, occupational, spatial, dan cultural. Secara masyarakat.

technological, masyarakat informasi akan bergantung


New media kini menjadi bagian yang tak
pada inovasi teknologi yang semakin lama semakin
terpisahkan dengan kehidupan sehari hari. Pengguna
berkembang. Secara economic, masyarakat informasi
usia muda lebih banyak menggunakan karena
akan mempunyai industri informasi terbagi dalam 5
kemudahan akses dan sudah menjadi gaya hidup. Usia
kategori yaitu pendidikan, media komunikasi, mesin
muda ini juga meliputi remaja dan mahasiswa.
informasi, pelayanan informasi, dan kegiatan informasi
Demasifikasi adalah kemampuan dari pengguna media
lain seperti penelitian dan kegiatan sosial.
untuk memilih dari menu yang luas. Tidak seperti

Ketiga, secara occupational, perubahan yang media tradisional, media baru seperti internet

terjadi dalam masyarakat informasi menyebabkan menyediakan karakteristik selektivitas yang

perubahan yang terjadi dalam ketersediaan dan memungkinkan seseorang menyesuaikan pesan pada

kebutuhan tenaga kerja dalam bidang informasi. Secara kebutuhannya. Pada social media yang dimiliki siswa,

spatial, masyarakat informasi mempunyai jaringan mereka banyak menggunakan karena teman teman

informasi yang terhubung dengan lokasi dan yang lain juga menggunakan. Disamping itu pengguna

mempunyai efek pada pengorganisasian waktu dan juga tetap dapat beraktivitas sehingga kehadiran

ruang. Secara cultural, masyarakat informasi internet ini menyebabkan individu menjadi

mengalami perubahan sirkulasi sosial budaya dalam multitasking.


Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 1-8 10

Media baru memiliki karakteristik khusus yaitu perkotaan. Teknik analisis data dengan Pearson’s

kemampuan untuk menciptakan ilusi seperti pada Correlation untuk mengetahui koefisien korelasi atau

komunikasi tatap muka yang tampak nyata. Inilah yang derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis

disebut sebagai interaksi parasosial. (Jensen dalam hubungan antar variable.

Leah A.Lievrouw, 2002:98). Tim peneliti dari Carnegie


KERANGKA KONSEPTUAL
Mellon University (Kraut et al, 2001:464) menemukan
Menurut McKenna dan Bargh (2000) di dalam
bahwa pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan
Guadagno dan Cialdini (2005), media komunikasi
dengan berkurangnya hubungan dengan anggota
berbasis internet ini mempunyai tiga faktor yang
keluarga, menurunnya hubungan sosial di luar keluarga
membedakannya dengan media komunikasi lain, yaitu
dan meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Internet
(1) Menggunakan text based nature saat berinteraksi,
dapat menyingkirkan hubungan sosial dengan bertatap
menjadikan kehadiran fisik menjadi kurang penting
muka langsung.
serta membuat individu yang berkomunikasi tidak
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan di
perlu mempertimbangkan aspek psyhical appearance
Kota Semarang pada siswa SMA 5 Semarang
saat interaksi berlangsung; (2) Faktor jarak juga tidak
menunjukkan bahwa semakin tinggi siswa mengakses
lagi menjadi penghalang untuk berinteraksi sehingga
internet tidak mengurangi intensitas interaksi dengan
media ini mampu mengumpulkan orang-orang dengan
keluarga dan teman temannya (Norhabiba, 2015: 2).
minat yang sama walaupun berasal dari lokasi yang
Penelitian tersebut menggunakan pearson correlation
berjauhan; (3) Individu mempunyai kontrol atas waktu
dan systematic random sampling. Namun penelitian
dan tempat saat interaksi akan dilakukan sehingga
lain yang dilakukan D Fatima Miranti tahun 2013
batasan melakukan pekerjaan di rumah atau di kantor
menemukan bahwa interaksi secara langsung
menjadi samar. Dengan kata lain, dapat dikatakan
berkurang akibat tingginya mengakses media sosial.
bahwa smartphones telah membuat setiap orang, kapan

METODOLOGI saja dapat berinteraksi dimana saja dan dengan siapa

saja. Hal ini diperkuat dengan asumsi bahwa untuk


Penelitian ini mengambil lokasi di Universitas 17
mencapai 50 juta pengguna, radio memerlukan waktu
Agustus 1945 Surabaya. Lokasi kampus dipilih karena
38 tahun, 13 tahun untuk televisi, 5 tahun untuk
berada di tengah kota dan mewakili profil mahasiswa
internet (Temporal&Lee, 2002:7).
perkotaan. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Untag Surabaya sejumah 13849. Sampel Asinkronity berarti pesan mungkin dapat

yang diambil adalah 388 mahasiswa, sesuai dengan diterima serempak dalam waktu tersebut. Pengirim dan

perhitungan rumus slovin, pengambilan sampel dengan penerima pesan elektronik dapat membca pesan pada

systematic random sampling. Tipe penelitian adalah waktu yang berbeda dan tetap dapat saling berinteraksi

deskriptif kuantitatif dimana data yang diambil untuk dalam waktu yang baik. Kemampuan individu untuk

menggambarkan serta menggeneralisasi potret remaja mengirim, menerima, menyimpan pesan dan dapat
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 1-8 11

ditunda untuk dilihat kapanpun. Internet sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada

memungkinkan untuk menyimpan, menduplikasi, dimana mana.

menyetak, atau menyebarkan lagi melalui email. Ketika


Karakteristik anak muda adalah masih mencari
pesan sudah bisa ditranfer dalam bentuk digital, control
identitas, haus informasi, emosional, dan memengaruhi
pesan ada dalam individu itu sendiri.
orang orang di sekitarnya bahkan cenderung ekstrim.

New Media merupakan media yang Pemuda merupakan pemilik dan pengakses social

menggunakan internet, media online berbasis teknologi, media terbesar, memiliki efek yang sangat besar, dan

berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat merespon cepat (Yunarto dalam Tasrief, 2013).

berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry,


Internet telah membawa banyak perubahan bagi
2008: 13).
masyarakat. Sebagai new media, internet tidak hanya

Salah satu bagian dari new media adalah memiliki fungsi sebagai alat produksi dan distribusi

“Network Society”.“Network society” adalah formasi pesan sebagaimana media tradisional lainnya, namun

sosial yang berinfrastuktur dari kelompok, organisasi juga sebagai media penyimpanan pesan (McQuail,

dan komunitas massa yang menegaskan bentuk awal 2010:135). Tren pembaca media di internet semakin

dari organisasi dari segala segi (individu, grup, naik, apalagi untuk kalangan muda.

organisasi, dan kelompok sosial).


Komunikasi antar individu di era internet ini

Perbedaan yang nampak antara media baru dan mampu menukarkan pesan, suara, gambar, video

lama yang jelas mencuat adalah dari segi segi melalui website interaktif, email, dan forum. Seperti

penggunaannya secara individual yang diungkapkan yang dinyatakan oleh Mark Poster bahwa internet

oleh McQuail(2000:127) melalui tingkat interaktif adalah media yang menyediakan alternative untuk

penggunaan media yang diindikasikan oleh rasio model serempak, yang di dalamnya termasuk produser,

respon pengguna terhadap pengirim pesan, tingkat distributor, dan konsumennya. Budaya digital

sosialiasi pengguna dimana media baru lebih bersifat merupakan formasi sosial yang memproduksi secara

individual dan bukan bersifat interaksi sosial secara eksklusif melalui ikatan antara informasi dan teknologi

langsung, tingkat kebebasan dalam penggunaan media, komunikasi (Bury dalam Littlejohn&Foss, 2009:309).

tingkat kesenangan dan menariknya media yang Istilah lain dari hal ini adalah budaya cyber, komunitas

digunakan sesuai keinginan serta tingkat privasi yang virtual, komunitas online, atau komunitas internet.

tinggi untuk penggunaan media baru.


Ada tiga perspektif yang mengkaji tentang CMC

Menurut McQuail dalam bukunya Teori seperti yang diungkapkan oleh Joseph Walther (1996),

Komunikasi Massa (2011:43) ciri utama media baru yakni: impersonal, interpersonal, hyperpersonal.

adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap Perspektif impersonal memandang bahwa komunikasi

khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim online kurang mendukung aspek personal karena

pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beagam saluran internet tidak mengakomodasi sinyal nonverbal
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 1-8 12

yang dibutuhkan dalam menjalin interaksi sekitar lebih dari 2 jam per hari. Waktu berinteraksi

interpersonal. Ketika kita melakukan komunikasi dengan keluarga juga lebih dari 2 jam per hari,

secara tatap muka, kita cenderung lebih banyak sebanyak 28,5% menyatakan hal tersebut, sementara

menggunakan bahasa nonverbal untuk berkomunikasi, yang lain bervariasi antara 30 menit hingga 1 jam

seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. 15,1%, 60 hingga 90 menit 24,5%. Mahasiswa juga

Namun dalam komunikasi online, kita kesulitan untuk menyatakan bahwa internet kadang membantu

menunjukan tanda-tanda nonverbal tersebut. mengambil keputusan, sebesar 45,4% menyatakan

demikian.
Teori yang mendukung perspektif interpersonal

adalah Social Presence Theory (teori kehadiran sosial) Semua responden menyatakan suka

seperti yang diungkapkan oleh Short, Willias, & menggunakan internet. Sebesar 70,2% menyatakan

Christie (1976). Social presence (kehadiran sosial) banyak emoticon social media yang menggambarkan

adalah derajat dimana seseorang menerima orang lain apa yang ingin disampaikan. Kehadiran fisik menjadi

pada kenyataan sesungguhnya yaitu sebagai individu kurang penting dalam interaksi dengan teman maupun

dan seluruh interaksi yang terdapat didalamnya terdapat keluarga sebanyak 50,4% menyatakan netral. Faktor

nilai-nilai ikatan hubungan saling timbal balik. Teori jarak teratasi dengan hadirnya internet sebesar 56,1%

ini mengasumsikan saluran media yang berbeda akan setuju.

membawa perbedaan pada substansi nilai-nilai yang


Mereka juga mengakui bahwa internet
ada pada proses interaksi. Derajat dari nilai-nilai yang
mendekatkan yang jauh namun internet juga
mengakomodasi ikatan ini tergantung pada jumlah
menjauhkan yang dekat. Sebanyak 67,1% mahasiswa
informasi nonverbal yang nampak di saluran yang
menyatakan bahwa mereka bertemu dengan teman
digunakan.
teman/komunitas yang sama melalui media sosial.

Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang Hadirnya internet menjadikan mereka mengetahui

mempermasalahkan bahasa nonverbal, perspektif ini informasi terkini, sebanyak 72,8% mahasiswa merasa

justru menganggap bahwa tidak adanya nonverbal setiap individu menjadi lebih terbuka di media sosial.

justru membantu dalam berinteraksi. Komunikasi Dengan hadirnya internet, mereka mampu mencari

hiperpersonal terjadi ketika sesorang merasa nyaman banyak informasi umum bahkan informasi individu

untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam yang sifatnya rahasia.

saluran komunikasi melalui media daripada komunikasi


Kecepatan respon dari adanya internet diakui
langsung.
oleh 73,1% responden, untuk fungsi memudahkan

PEMBAHASAN aktivitas sebesar 80,2% menyatakan setuju. Dengan

demikian 73,4% responden menyatakan merasa


Rata rata pengeluaran mahasiswa per bulan
menjadi masyarakat digital. Namun meskipun mereka
adalah Rp 1.000.000,00. Mereka sebanyak 33,7%
menyatakan menjadi masyarakat digital, bagi
menghabiskan waktu berinteraksi dengan lingkungan
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 1-8 13

mahasiswa 64,8% menyatakan lebih puas ketika disimpulkan bahwa semakin tinggi akses media baru,

berinteraksi langsung dibanding melalui media sosial, semakin tinggi pula intensitas berinteraksi dengan

sementara 50,4% sebaliknya. Mahasiswa juga setuju lingkungan sekitar. Kehadiran internet justru dirasakan

bahwa batasan antara ruang publik dan privat menjadi memudahkan aktivitas sehari hari tanpa mengurangi

kabur, 82,2% setuju. Hadirnya media sosial membuat kualitas interaksi.

mereka menjadi lebih solid, 80,4% responden

menyatakan hal tersebut. Mahasiswa yang merasa solid


PENUTUP
tanpa social media 84%. Adanya internet juga

menjadikan mereka lebih produktif, sebesar 77% Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran internet

setuju. Terbukti bahwa 81,2% responden setuju yang dirasakan justru akan mengurangi kualitas

langsung membalas pesan yang masuk ke media sosial interaksi lingkungan sekitar, pada penelitian ini tidak

mereka. demikian. Waktu untuk mengonsumsi internet lebih

dari 2 jam namun waktu untuk berinteraksi juga sama.


Hasil korelasi kedua variabel dapat digambarkan dalam
Hadirnya internet juga menambah teman baru dengan
tabel berikut:
minat yang sama. Mahasiswa puas dengan adanya
Tabel 1 Hasil Korelasi Intensitas Akses Media Baru
internet memudahkan aktivitas bahkan menambah
dan Interaksi Lingkungan Sekitar
kesolidan. Hal yang menarik dari gambaran remaja

Correlations perkotaan, waktu untuk interaksi dengan teman sedikit

In- lebih banyak dibandingkan dengan keluarga. Selain itu,


In- terak
kebersamaan juga muncul dengan adanya media social.
tensit si
as Ling- Sehingga kualitas interaksi yang tercipta justru dengan
Akse kung
s Me- an lingkungan yang sering dijumpai, yakni mereka yang
dia Seki-
sama-sama pengguna aktif media social. Lebih lanjut,
Baru tar
Intensitas Pearson Correla- .759* penelitian ini juga menekankan bahwa remaja
1 *
Akses Media tion perkotaan yang diidentifiskasi sebagai pengguna
Baru Sig. (2-tailed)
N .000 internet, pada dasarnya tidak melupakan interaksi
388
388
dengan lingkungan sekitar.
Interaksi Pearson Correla-
.759* 1
Lingkungan tion *
.000 Penelitian ini kurang membahas mendetail jenis
Sekitar Sig. (2-tailed)
388 388
N interaksi dengan keluarga atau lingkungan sekitar.
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Untuk itu, penelitian selanjutnya berfokus pada
Hasil pearson correlation memperlihatkan
pembahasan tentang kualitas interaksi dengan keluarga
bahwa ada hubungan yang positif, kuat, dan signifikan
dan teman.
antara intensitas akses media baru, interaksi lingkungan

sekitar, r(388)=0,759 dan 0,759, p<0,01. Jadi dapat


Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 1-8 14

DAFTAR PUSTAKA ndonesia.capai.132.juta akses 30 Maret 2017 pukul

14.12 WIB
Bury, Rhiannon. (2009). Digital Divide dalam Stephen

W Lilttlejohn&Karen A. Foss (eds). Encyclopedia of Pengguna Internet di Indonesia Didominasi Anak

Communication Theory. (309-310). London: Sage Muda. http://www.cnnindonesia.com/

teknologi/20161024161722-185-167570/pengguna-
Eriyanto. Teknik Sampling A nalisis Opini Publik.
internet-di-indonesia-didominasi-anak-muda/ akses 30
Yogyakarta: Lkis
maret 2017 pukul 14.30 WIB
Griffin, Em. (2012). A First Look at Communication.
Ronald E Rice. (2002). Primary Issues in Internet Use:
New York: Mc Graw Hill
Acces, Civic, and Community Involvement, and Social
Kriyantono, Rahmat. (2006). Teknik Praktis Riset
Interaction and Expression dalam Leah A Lievrouw &
Komunikasi. Jakarta: PT Kencana Prenada Media
Sonia Livingstone (eds). Handbook of New Media.
Kusumadewi, Niken O. (2010). Pengalaman (105-130). London: Sage Publications.
Komunikasi Orangtua dan Remaja Dalam Memahami
Sally J McMillan. (2002). Exploring Model of
Dampak Penggunaan Situs Jejaring Social Facebook.
Interactivity from Multiple Research Traditions: Users,
Skripsi. Universitas Diponegoro
Documents, and Systems dalam Leah A Lievrouw &
McQuail, Denis. 2010. Mcquail's Mass Communication Sonia Livingstone (eds). Handbook of New Media.
Theory. 5th ed. Sage Publications: London (163-182). London: Sage Publications.

Mondry. (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Severin, Werner J., Tankard, James W. Jr. 2001. Teori
Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia komunikasi : Sejarah, Metode & Terapan di dalam

Niranti, D Fatima. (2013). Pola Perilaku Pengguna Media Massa, (5th ed.).Prenada: Jakarta

Facebook (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Motivasi Shanzang Yao. (2006). Do Internet Users Have More
Pengguna di Kalangan Pelajar SMA dalam Komunitas Social Ties?. Journal of Computer Mediated
Facebook Tawangmangu Adem. Jurnal FKIP UNS vol Communication, vol 11, halaman 844-862.
3 no 1 2013
Singarimbun, Masri. (1982). Metode Penelitian Survai.
Norhabiba, Fitri. (2015). A kses Media Baru Oleh Jakarta: LP3ES.
Remaja SMA Kota Semarang dan Hubungannya
Stafford, T. F., Stafford, M. R. and Schkade, L. L.
Dengan Interaksi Dengan Lingkungan Sekitar Pada
(2004). Determining Uses and Gratifications for the
Siswa Kelas X SMA 5 Kota Semarang. Jurnal Interaksi
Internet. Decision Sciences, vol 35 2000, halaman 259
vol 4 no 2 Juli 2015, halaman 30-40.
–288.
Pengguna Internet di Indonesia Capai 132 Juta. http://
Sugiyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian.
tekno.kompas.com/
Bandung: Alfabeta.
read/2016/10/24/15064727/2016.pengguna.internet.di.i
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 7, No. 1, Juni 2018, pp. 1-8 15

Tarmizi, Tasrief (Ed). 2013, “Pengamat nilai pemuda

pengaruhi kemenangan pemilu 2014”,

Antaranews.com, http://www.antaranews.com/

berita/353456/pengamat-nilai-pemuda-pengaruhi-

kemenangan-pemilu-2014 akses 31 Maret 2017 pukul

16.32 WIB

Temporal, Paul, K.C. Lee. 2001. Hi-Tech Hi Touch

Branding. Jakarta: Salemba Empat

Thomas E Ruggiero. (2000). Uses and Gratifications

Theory in the 21st Century. Mass Communciation and

Society, vol 3 no 1 2000, halaman 3-37.

You might also like