You are on page 1of 4

PELATIHAN PENGEMBANGAN KONTEN POSITIF DI MEDIA DIGITAL BAGI KALANGAN PELAJAR

SMU DI KECAMATAN JATINANGOR

Detta Rahmawan1*, Jimi N Mahameruaji2, Renata Anisa3, dst.


123
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

*Korespondensi: detta@unpad.ac.id

ABSTRACT
The proliferation of digital media reaches all levels of society in Indonesia, with the majority of digital media users are young people and
teenagers. However, while their usage level is high, it can be said that digital media usage mainly yields negative impact instead of being used
for various activities with positive impact. For the youth, and particularly high school students who are now exposed with a lot of information
from various media, comprehensive digital literacy training becomes urgently needed.Furthermore, they especially need training tomake
them more intoconsuming positive, educational and useful content that can be used in their daily activities. The ease of access on one hand,
and teenagers’ ignorance on digital media impact on the other hand can make them forget how to filter information from digital media
and drowning in an endless seam of information. In addition, it is also necessary for them to not only become media consumers, but also
producers of positive, educational and useful media content. Therefore, knowledge of digital literacy and the concept of developing positive
content are needed, one of which can be obtained through training that were held by the Unpad Community Service team. The purpose of this
community service is to provide awareness, knowledge and practical ability related to digital literacy and developing positive contentfor the
high school students. The location of this community services is inJatinangor Public High School, Jatinangor District, Sumedang Regency.
The methods used in this programinclude lecture and interactive discussion.
Key words: Digital Literacy, Social Media, Positive Content

ABSTRAK
Perkembangan media digital kini telah menyasar ke seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Bagi kalangan remaja, penggunaan media
digital bukanlah sesuatu hal yang baru. Bahkan remaja merupakan kalangan pengguna media digital dengan jumlah tertinggi. Meskipun
tingkat penggunaan media digital mereka tinggi, di sisi lain, tidak jarang media digital belum optimal digunakan untuk berbagai kegiatan yang
berdampak positif. Alih-alih justru dampak negatif lah yang kerap muncul. Pelajar SMA, yang kini terterpa banyak informasi dari berbagai
media, membutuhkan sebuah pelatihan literasi digital, terutama dengan fokus pada pengembangan konten positif dalam kegiatan mereka
sehari-hari. Kemudahan mengakses dan ketidaktahuan remaja akan penggunaan media yang baik dan benar dapat menjadikan mereka tidak
selektif dalam menerima informasi dari media digital. Selain itu, perlu juga bagi mereka untuk tidak hanya menjadi pengonsumsi media,
namun juga produsen konten media yang bersifat positif. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman mengenai literasi digital
dan konsep pengembangan konten positif, yang dapat diperoleh salah satunya melalui pelatihan oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Tujuan kegiatan pelatihan ini sendiri adalah untuk memberikan kesadaran, pengetahuan dan
kemampuan masyarakat terkait literasi digital dan konten positif di media digital. Sasaran utamanya adalah pelajar SMA di Kecamatan
Jatinangor Kabupaten Sumedang. Metode pendekatan yang digunakan dalam pelatihan mencakup ceramah dandiskusi interactif.
Kata kunci: Literasi digital, media sosial, konten positif
PENDAHULUAN komunikasi dan media yang hingga kini juga masih
terpusat di Jakarta. Sehingga informasi terkait potensi
Teknologi media digital memiliki beragam dampak
pemberdayaan masyarakat lewat teknologi media digital
yang bersifat positif maupun negatif. Dengan semakin
masih sangat bersifat Jakarta atau Jawa-sentris.
pesatnya perkembangan media digital, teknologi ini telah
Hal lain yang juga saat ini menjadi krusial untuk
menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan masyarakat
diperhatikan lebih lanjut adalah terkait konten-konten
modern. Namun, khususnya di Indonesia, dampak dari
yang ada di media digital. Internet dan media digital
teknologi media digital dalam rangka pemberdayaan
adalah teknologi yang memungkinkan penggunanya
masyarakat belum dapat terasa signifikan. Permasalahan
untuk tidak lagi menjadi pengguna pasif atau sekadar
terkait dampak teknologi media digital memiliki
konsumen atau khalayak media, namun juga menjadi
beragam dimensi yang saling terkait, dan membutuhkan
pengguna aktif yang dapat disebut prosumer atau user.
perhatian tersendiri. Misalnya saja, berbicara mengenai
Media digital membuat penggunanya, dalam batasan-
dampak teknologi media di Indonesia tentunya tidak
batasan tertentu, memilih konten media sesuai dengan
dapat dilepaskan dari permasalahan akses, dimana di
apa yang ia inginkan. Media digital juga memungkinkan
Indonesia sendiri, meskipun penetrasi Internet terus naik
penggunanya untuk saling bertukar konten, atau saling
tiap tahun, namun kesenjangan infrastruktur masih sangat
mengkonsumsi konten yang dibuat oleh pengguna lain,
terasa, terutama apabila dilihat di Indonesia bagian timur.
seperti dalam konsep user-generated content di media
Sebagian besar pengakses internet berada di kota-kota
sosial (Murthy, 2012). Media digital, pada titik tertentu
besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta,
membuat konsep media massa menjadi usang. Semua
dan berada di pulau Jawa. Begitupula dengan industri
orang bisa membuat “media” nya sendiri dengan mudah.
Tanpa peralatan yang rumit dan biaya yang besar, dengan Masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun selain lewat pendidikan dasar, pengembangan “Pertama, kesadaran kritis (critical
akses internet, seseorang dapat membuat akun media belakangan ini dipandang sebagai masyarakat yang program literasi media juga telah menjadi perhatian awareness), berkenaan dengan
sosial, dan menyebarkan ide-idenya, menyebarluaskan cukup terbuka terhadap teknologi-teknologi baru, dari beberapa organisasi masyarakat sipil yang bekerja bagaimana seseorang menjadi memiliki
konten yang mereka buat, seluas mungkin di dunia terutama tentunya yang berkaitan dengan media sama dengan lembaga donor dan institusi akademis. pengetahuan tentang media (produksi,
maya. Media digital yang dapat dibilang melahirkan digital. Apalagi hal ini juga didukung oleh fakta bahwa Hal yang agak berbeda terjadi di Indonesia. Saat ini konsumsi, dan distribusi atau ekonomi
proses-proses penyebaran pengetahuan yang sangat luas, lebih dari separuh pengguna internet di Indonesia dapat dikatakan bahwa masih diperlukan banyak politik media)...Kedua, diskusi adalah
serta menghubungkan pihak satu dengan pihak lain tanpa adalah mereka yang berasal dari kalangan masyarakat sekali gerakan promosi literasi digital dengan berbagai kunci dalam menginterpretasi pesan
batas ruang waktu, juga melahirkan beragam bentuk urban yang sangat akrab dengan beragam media sosial tujuan yang bisa bersifat lebih spesifik, karena hal ini media di mana proses memaknai
kejahatan dan kriminalitas yang belum pernah ada (APJII, 2017; We Are Social, 2018). adalah salah satu permasalahan utama dalam gerakan ini penting dalam mengembangkan
sebelumnya. Keran informasi yang terbuka lebar berarti Walaupun demikian, belum adanya batasan dan literasi digital yang dinilai tidak konsisten, masih perspektif kritis...[ketiga] pilihan kritis
juga menimbulkan tidak hanya konten yang bersifat regulasi yang jelas terkait media digital dan peredaran bersifat parsial dan belum terkoordinasikan dengan (critical choice) mengacu pada pilihan-
positif, dan berguna, namun juga beragam informasi dan informasi yang dapat dipublikasikan di media internet baik (Kurnia & Astuti, 2017). pilihan personal khalayak terkait
konten yang bersifat negatif. menjadikan informasi yang negatif dan hiburan tidak program acara di media atau pilihan
Lokasi Pengabdian
Pada tanggal 2 Oktober 2017, Menteri Komunikasi bermanfaat dikonsumsi oleh para anak muda, oleh akses informasi. Terakhir, aksi sosial
dan Informatika Rudiantara meluncurkan sebuah program para pelajar, dan menjadi bagian dari konsumsi media Kabupaten Sumedang, khususnya di Kecamatan (social action), yaitu tindakan atau
gerakan nasional literasi digital bertajuk #SiBerkreasi sehari-hari bagi mereka. Masih banyak pelajar yang Jatinangor memiliki angka IPM (Indeks Pembangunan perilaku yang dilakukan berdasarkan
yang fokus utamanya adalah mengajak masyarakat untuk masih belum bisa memilah antara informasi yang Manusia) yang tinggi di Jawa Barat. IPM yang tinggi ini pengetahuan tentang literasi media”
menyebarluaskan konten positif sebagai salah satu cara benar atau salah, layak atau tidak layak, dan minimnya tentunya dapat dikatakan memiliki pengaruh bagi pelajar- (Silverblatt, 1995, hal. 303–305 dalam
untuk melawan derasnya konten negatif di dunia maya. pengetahuan mereka akan konten media yang positif pelajar di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Poerwaningtias et al., 2013, hal. 29).
Menurut siaran pers KOMINFO, Gerakan #SiBerkreasi ini menjadikan mereka lebih banyak mendapatkan yang terbuka terhadap perkembangan teknologi Terkait dengan konsep literasi media terutama
adalah sebuah kolaborasi dari berbagai institusi pemerintah dampak negatif dari akses internet. Terpaan informasi komunikasi dan informasi (Wulandari, 2015). di era media digital, dapat dikatakan bahwa salah satu
maupun swasta, beragam komunitas, hingga pegiat literasi dari semua belahan dunia kini bisa diakses dengan Berdasarkan kondisi tersebut, maka kami selaku cara krusial untuk menangkal pengaruh dari konten
digital. Selain untuk menangkal dampak dari konten negatif mudah. Berbagai perangkat atau gadget yang tim PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) yang negatif adalah dengan memperbanyak konten positif.
di dunia maya, gerakan ini juga bertujuan untuk memberikan tersambung dengan akses internet sudah menjamur di berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Namun, definisi “konten positif” sendiri tentunya akan
informasi terkait literasi digital kepada masyarakat luas masyarakat, popularitas media sosial dengan beragam Padjadjaran bermaksud untuk mengadakan pelatihan sangat subjektif. Misalnya saja, apa yang dipersepsi
(Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, corak penggunaan telah hadir dalam kehidupan anak literasi digital terkait Pengembangan Konten Positif oleh pemerintah mengenai konten positif belum tentu
2017). Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa ‘gaung’ muda. di Media Digital bagi pelajar SMA di Kecamatan sesuai dengan nilai-nilai dan ekspektasi anak muda.
gerakan ini masih belum merata di berbagai tempat, dalam Media digital umumnya menjadi platform yang Jatinangor Kabupaten Sumedang. Kami, yang sehari-hari Melalui kegiatan PKM ini kami akan mencoba untuk
konteks ini terutama di Jawa Barat. digunakan untuk berkomunikasi, namun juga dapat beraktivitas di Universitas Padjadjaran yang bertempat mengembangkan pengetahuan pelajar terkait konten yang
Mengapa promosi gerakan literasi digital menjadi digunakan untuk memperbanyak relasi, menambah di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang merasa bagus dan menarik, dekat dengan keseharian anak muda,
penting? Salah satunya adalah untuk mengimbangi wawasan dan pengetahuan, dan mencari konten- perlu untuk dapat berpartisipasi dan menjadi bagian dari namun juga memiliki nilai-nilai yang positif. Kami juga
perkembangan dan penetrasi teknologi dalam masyarakat. konten yang berisikan materi terkait pendidikan, pemberdayaan anak muda di Jatinangor. akan mengeksplorasi berbagai strategi agar para pelajar
Murahnya perangkat teknologi dan bertambah dan bisnis. Namun, seringkali pemakainya belum Pelatihan Pengembangan Konten Positif di Media terdorong untuk memiliki kebiasaan dalam mencari
luasnya jaringan internet, menjadi salah satu penyebab sepenuhnya mampu memanfaatkan fungsi media Digital yang akan dilakukan adalah suatu upaya untuk beragam konten media digital yang lebih bermanfaat,
menjamurnya penggunaan teknologi tersebut oleh seluruh digital untuk arah dan tujuan positif. menjadikan khalayak, dalam hal ini pelajar SMA di serta nantinya dapat memproduksi konten yang juga
lapisan masyarakat di Indonesia, salah satunya oleh pelajar Oleh karena itu diperlukan bekal pengetahuan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang untuk melek positif untuk disebarluaskan.
dan anak muda. Merekasudah terbiasa dengan penggunaan yang tepat bagi mereka untuk dapat menggunakan dan media digital, mampu memotivasi dan mempersuasi
internet di gadget yang mereka miliki. Dengan adanya memanfaatkan media internet dengan tepat guna. Para orang-orang disekitarnya untuk melek media digital,
METODE
smartphone para pelajar dapat menggunakan gadget atau pelajar dan anak muda harus didorong untuk menjadi mendapatkan dampak positif dari penggunaan media
smartphone mereka di mana saja, termasuk di sekolah. melek media, dan memiliki pengetahuan terkait digital dalam kehidupan sehari-hari, dan juga menjadi Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang
Hal ini terjadi karena memang saat ini, internet dan media literasi digital. Mereka harus mampu memilah dan produsen konten-konten positif di media digital. dilakukan Tim dosen dari Fakultas Ilmu Komunikasi
digital pun sudah menjadi salah satu media pembelajaran memilih jenis informasi yang dapat mereka konsumsi Unpad merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
Konsep Literasi Media
di sekolah-sekolah. dan mengutamakan konten positif yang berguna bagi untuk mempercepat munculnya kesadaran, pengetahuan
perkembangan diri mereka sebagai seorang pelajar Khalayak yang melek media secara sederhana dan kemampuan masyarakat tentang literasi media,
dan anak muda. adalah khalayak yang mampu mengakses, menyeleksi, khususnya di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Di negara-negara seperti Amerika Serikat, menganalisis, mengevaluasi, dan menggunakan media, Sumedang. Kegiatan ini juga menjadi bagian langsung
Kanada maupun Inggris, berbagai program literasi serta memahami berbagai dampak dari penggunaan dari upaya implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
media telah terintegrasi dalam kurikulum pendidikan media tersebut (Potter, 1998; Silverblatt, 1995). Literasi Dalam pelaksanaannya, kegiatan pelatihan
(Chen, 2007; McNulty, 2004). Kebijakan integrasi media dapat dilihat sebagai cara untuk melindungi literasi media untuk pelajar SMA di Kecamatan
kurikulum ini memiliki tujuan untuk mengenalkan masyarakat dari dampak negatif media dalam berbagai Jatinangor, Kabupaten Sumedang ini dilakukan dengan
konsep literasi media dan berpikir kritis sedini konteks kehidupan sehari-hari. Selain itu literasi media mempertimbangkan berbagai aspek seperti materi literasi,
mungkin. Keputusan dan strategi ini juga diambil juga dapat dilihat sebagai salah satu konsep pendidikan khalayak yang dihadapi, masalah yang berkembang serta
dengan kesadaran bahwa saat ini dampak dari terpaan yang harus disesuaikan dengan usia khalayak. Literasi lingkungan yang mendukung.
media memerlukan perhatian yang bersifat khusus dan media juga berkaitan dengan konsep kesadaran kritis, Pelajar SMA sebagai bagian dari masyarakat di
strategi yang berkesinambungan. Pada negara-negara pilihan kritis dan aksi sosial. Seperti dipaparkan sebagai Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang merupakan
Gambar 1 Data dari We Are Social (2018) berkembang seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berikut: salah satu pihak yang perlu untuk diberikan pengetahuan
terkait iterasi digital dan pengembangan konten positif salah satu pemberitaan dari Kompas.com misalnya, potensi ini belum merata di setiap wilayah. Misalnya saja, Tetapi walaupun demikian, belum adanya batasan
di media digital. Oleh karena itu, para pelajar SMU ini Rudiantara selaku menteri komunikasi dan Informatika mayoritas YouTuber sukses di Indonesia saat ini adalah dan regulasi yang jelas mengatur akan informasi yang
dibekali pengetahuan terkait akses dan pemahaman terkait menyatakan kekhawatirannya akan persebaran konten mereka yang berdomisili di Jakarta, oleh karena itu ke dapat dipublikasikan di media internet menjadikan
media, kemampuan untuk mencari informasi atau konten negatif seperti konten bermuatan pornografi, SARA, depannya pihak YouTube ingin semakin memperbanyak informasi yang negatif dan hiburan tidak bermanfaat
positif yang dibutuhkan, kemudian keterkaitan dengan terorisme, radikalisme, dll, sembari menyatakan komunitas-komunitas YouTuber di berbagai kota lain di dikonsumsi oleh pelajar, dan menjadi bagian dari
penciptaan konten, yaitu kemampuan untuk menciptakan keinginannya untuk memenuhi internet dengan konten Indonesia (Rahmawan, Mahameruaji, & Hafiar, 2017). konsumsi media sehari-hari bagi mereka. Masih banyak
konten media bersifat audio-visual dan secara aktif dapat yang lebih bermanfaat, memiliki nilai-nilai edukasi dan Berbagai fakta ini diharapkan dapat menjadi pelecut pelajar yang masih belum bisa memilah antara informasi
mengkomunikasikan konten-konten positif. inspirasi. Ia juga mengemukakan bahwa Indonesia baru semangat anak-anak muda untuk menjadi kreator konten yang benar atau salah, layak atau tidak layak, dan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan memiliki 250.000 situs bermuatan konten positif, dan media digital yang bersifat positif. minimnya pengetahuan mereka akan konten media yang
menggunakan beberapa metode pendekatan sebagai telah melakukan pemblokiran terhadap 800.000 situs positif menjadikan mereka lebih banyak mendapatkan
berikut: bermuatan konten negatif (Bohang, 2017). dampak negatif dari akses internet.
1) Ceramah dan tanya jawab: Metode ini Pelatihan yang diberikan oleh tim Pengabdian
digunakan untuk memberi wawasan kepada peserta tentang Kepada Masyarakat dari Unpad ini telah memberikan bekal
literasi media. Metode ini bersifat interaktif sehingga pengetahuan untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan
peserta difasilitasi juga untuk dapat mengemukakan media internet dengan tepat guna. Para pelajar dan anak
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan literasi media muda harus didorong untuk menjadi melek media, dan
2) Diskusi interaktif: Metode ini digunakan memiliki pengetahuan terkait literasi digital. Mereka harus
untuk menghimpun pengalaman, pendapat atau mampu memilah dan memilih jenis informasi yang dapat
keingintahuan peserta terkait dengan konten positif di mereka konsumsi dan mengutamakan konten positif yang
media digital. Melalui proses ini maka peserta difasilitasi berguna bagi perkembangan diri mereka sebagai pelajar
untuk mengemukakan pandangannya atau memiliki sikap dan anak muda. Ke depannya, kami akan tetap melanjutkan
terhadap media dan penggunaannya. hubungan terutama dengan pihak sekolah untuk terus
Gambar 4: Contoh slide presentasi yang diberikan pada mengadakan pelatihan serupa yang berkelanjutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2: Contoh slide presentasi yang diberikan pada saat kegiatan PKM.
DAFTAR PUSTAKA
Tahapan awal kegiatan Sumber: Dokumentasi pribadi
saat kegiatan PKM.
Tahapan awal dari kegiatan ini adalah APJII. (2017). Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna
Sumber: Dokumentasi pribadi Upaya untuk pemberdayaan masyarakat, terutama
menyiapkan berbagai materi terkait konten positif Internet Indonesia 2017. Jakarta. Diambil dari
generasi muda terkait media digital sudah cukup gencar
untuk kemudian disampaikan pada kegiatan https://www.apjii.or.id/content/read/39/342/
dilakukan (Gumilar, Adiprasetio, & Maharani, 2017;
pengabdian. Kami juga melakukan survei awal untuk Hasil-Survei-Penetrasi-dan-Perilaku-Pengguna-
Rianto, 2013) namun masih belum tertata dengan baik.
mencari data dan fakta yang bersifat faktual terkait Pengembangan dan penyebaran konten positif Internet-Indonesia-2017
Berbagai program pemberdayaan melalui media digital
kondisi tempat kami melakukan pengabdian, yaitu juga adalah salah satu strategi terkait dengan promosi Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika.
yang telah berjalan di Indonesia masih kerap dilihat
di SMAN 1 Jatinangor. Melalui survei awal ini kami literasi digital di masyarakat luas. Dengan karakteristik (2017). Gerakan Nasional Literasi Digital
sebagai program jangka pendek seperti sosialisasi,
juga telah menjalin kontak awal dengan para guru masyarakat yang memiliki tingkat literasi rendah, tentunya #SiBerkreasi Ajak Masyarakat Sebar Konten
seminar, kuliah terbuka, dan kampanye singkat alih-
untuk menggali berbagai data dan kebutuhan terkait diperlukan gerakan-gerakan dari pemerintah untuk Positif. Diambil 10 September 2018, dari
alih program yang dirancang sedemikian rupa dengan
program pengabdian yang akan kami lakukan. memastikan penetrasi internet dan media sosial yang https://kominfo.go.id/content/detail/10801/
beragam strategi yang bersifat jangka panjang (Kurnia
cukup tinggi dan terus meningkat tidak menyebabkan siaran-pers-no-184hmkominfo102017-tentang-
Pelaksanaan Kegiatan & Astuti, 2017). Hal ini tentunya amat disayangkan,
menjamurnya dampak-dampak yang dinilai negatif dan gerakan-nasional-literasi-digital-siberkreasi-ajak-
Kegiatan ini telah dilakukan pada tanggal 16 disaat potensi untuk mengoptimalkan dampak positif
dapat merugikan masyarakat. masyarakat-sebar-konten-positif/0/siaran_pers
November 2018 dengan peserta Siswa sebanyak 35 orang. lewat media digital sudah semakin besar. Kami berharap
Conway, C. (2014). The vlogger entrepreneurs. The
Kegiatan yang telah dilaksanakan ini berlangsung dengan bahwa kerjasama dengan pihak SMAN 1 Jatinangor ini
International Journal of Entrepreneurship and
baik dan sesuai dengan perencanaan. Perubahan yang dapat terus berlanjut dan siswa sekolah ini dapat secara
Gambar 3: Dokumentasi Kegiatan Pengabdian Kepada Innovation, 15(4), 285–285.
terjadi pada siswa SMA yang telah mendapatkan pelatihan rutin mendapatkan pengetahuan terkait literasi media
Masyarakat. Gumilar, G., Adiprasetio, J., & Maharani, N. (2017).
adalah terutama pada pengetahuan mereka tentang konsep- dari para tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas
Sumber: dokumentasi pribadi Literasi media: cerdas menggunakan media sosial
konsep literasi digital sebagai salah satu kemampuan yang Komunikasi Unpad.
dalam menanggulangi berita palsu (HOAX)
sangat dibutuhkan di era digital ini, dan juga pemahaman Para pelajar SMA ini juga diberi pemahaman bahwa SIMPULAN Oleh Siswa SMA. Jurnal Pengabdian Kepada
untuk lebih banyak mencari konten-konten positif seperti saat ini terdapat beberapa potensi untuk mendapatkan Masyarakat, 1(1), 35–40.
Berkembangnya penggunaan teknologi media
terkait dengan pendidikan, sains, dan berbagai konten yang keuntungan lewat media digital. Kemampuan untuk Kurnia, N., & Astuti, I. S. (2017). Researchers find
digital telah tersebar di seluruh lapisan masyarakat di
dapat bermanfaat bagi mereka. Selain itu mereka juga membuat media sendiri ini dianggap dapat melahirkan Indonesia needs more digital literacy education.
Indonesia, salah satunya oleh pelajar dan anak muda,
diberikan pengetahuan tentang berbagai cara praktis dalam bentuk entrepreneurship baru (Conway, 2014). Hal ini Diambil 10 September 2018, dari https://
dan dalam konteks ini adalah para siswa SMAN 1
pembuatan konten di media digital agar dapat menjadi salah misalnya diperlihatkan dari menjamurnya YouTubers theconversation.com/researchers-find-indonesia-
Jatinangor. Pelajar tingkat menengah dan tingkat atas
satu bagian dari masyarakat yang secara aktif membuat dan atau kreator konten yang memperoleh penghasilan besar needs-more-digital-literacy-education-84570
sudah terbiasa dengan penggunaan internet di gadget
mengembangkan positif. dari kanal YouTube mereka (Mahameruaji, Puspitasari, Mahameruaji, N. J., Puspitasari, L., Rosfiantika, E., &
yang mereka miliki. Dengan adanya smartphone
Dalam kegiatan ini, diberikan pengertian bahwa Rosfiantika, & Rahmawan, 2018). Selain itu, menurut Rahmawan, D. (2018). BISNIS VLOGGING
para pelajar dapat menggunakan gadget mereka di
konten positif adalah konsep yang lahir bersamaan perwakilan dari pihak YouTuber, Indonesia memiliki DALAM INDUSTRI MEDIA DIGITAL DI
mana saja, termasuk di sekolah. Hal ini terjadi karena
dengan adanya kekhawatiran terkait banyaknya konten pangsa pasar ekonomi digital yang masih berkembang INDONESIA. Jurnal Imu Komunikasi, 15(1),
memang saat ini, internet sudah menjadi salah satu
negatif yang beredar di Internet dan media sosial. Dalam dan dapat terus ditingkatkan. Meskipun demikian, 61–74.
media pembelajaran di sekolah-sekolah.
Murthy, D. (2012). Towards a Sociological Rianto, P. (2013). Epilog: Menimbang Kontribusi
Understanding of Social Media: Theorizing Literasi Media bagi Penguatan Demokrasi. In
Twitter. Sociology, 46(6), 1059–1073. https:// I. Poerwaningtias, P. Rianto, M. Ni’am, W. M.
doi.org/10.1177/0038038511422553 Adiputra, D. Marganingtyas, E. Mirasari, & A.
Poerwaningtias, I., Rianto, P., Ni’am, M., Adiputra, W. N. Misbah (Ed.), Model-Model Gerakan Literasi
M., Marganingtyas, D., Mirasari, E., & Misbah, Media dan Pemantauan Media di Indonesia (hal.
A. N. (2013). Model-Model Gerakan Literasi 193–206). Yogyakarta: Pusat Kajian Media dan
Media dan Pemantauan Media di Indonesia. Budaya Populer.
Yogyakarta. Yogyakarta: Pusat Kajian Media Silverblatt, A. (1995). Media Literacy: Keys to Interpreting
dan Budaya Populer. Media Messages. London: Praeger.
Potter, J. W. (1998). Media Literacy. California: Sage We Are Social. (2018). Digital in 2018 in Southeast
Publications. Asia. Diambil dari https://www.slideshare.net/
Rahmawan, D., Mahameruaji, N. J., & Hafiar, H. (2017). wearesocial/digital-in-2018-in-southeast-asia-
PERAN VLOGGER SEBAGAI ONLINE part-2-southeast-86866464
INFLUENCER DALAM INDUSTRI MEDIA Wulandari, I. (2015). IPM Kabupaten Sumedang
DIGITAL DI INDONESIA. PROMEDIA, 3(2), Tertinggi di Jawa Barat. Diambil 10 September
183–206. 2018, dari http://www.republika.co.id/berita/
nasional/daerah/15/02/20/nk1ypg-ipm-kabupaten-
bandung-tertinggi-di-jawa-barat

You might also like