You are on page 1of 7

NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal.

103-109)

Pengaruh Pemberian Pursed Lip-Breathing, Diaphragmatic Breathing, dan


Upper Limb Stretching Terhadap Skala Dispnea pada Pasien PPOK

Imron Rosyadia, Defriman Djafrib, Dally Rahmanc


a
Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, Padang, 25163, Indonesia
b
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang, 25163, Indonesia
c
Bagian Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, Padang, 25163,
Indonesia
e-mail korespondensi: imronrosyadigomugomu@gmail.com

Abstract
Respiratory muscle weakness in patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a problem
that can affect the patient's ability to conduct daily activities. The aim of this study to see the difference between
the intervention group given the pursed-lip breathing exercises, diaphragmatic breathing, and upper limb
stretching with the control group which not given therapy. 38 COPD patients were grouped into intervention
groups (n = 18) and control group (n = 18) randomly. The intervention group was given pursed-lip breathing,
diaphragmatic breathing, and upper limb stretching for 4 weeks as much as two times for each week, while the
control group was not given exercise. The dyspnea scale was measured using the MRC Dyspnea Scale
questionnaire and was categorized as mild (scale 1), medium (scale 2-3) and severe (scale 4-5). The result
showed there was a difference in dyspnea (p value 0.008) for intervention group and there is no difference in the
dyspnea for control group that was not given exercise (p value 0.655). In conclusion, pursed lip breathing,
diaphragmatic breathing, and upper limb stretching can give more significant benefits when done sustainably,
especially for COPD patients.

Keywords: COPD, dyspnea scale

Abstrak

Kelemahan otot pernapasan pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan
permasalahan yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian. Tujuan dari
penelitian ini untuk melihat perbedaan antara kelompok intervensi yang diberikan latihan pursed lip breathing,
diaphragmatic breathing, dan upper limb stretching dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi. 38
pasien PPOK dikelompokkan menjadi kelompok intervensi (n=18) dan kelompok kontrol (n=18). Kelompok
intervensi diberikan latihan pursed lip breathing, diaphragmatic breathing, dan upper limb stretching selama 4
minggu sebanyak 2 kali dalam 1 minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan latihan. Skala dispnea
diukur menggunakan kuesioner MRC Dyspnea Scale dan dikategorikan menjadi ringan (skala 1), sedang (skala
2-3), dan berat (skala 4-5). Terdapat perbedaan dispnea (p value 0,008) dan sekaligus tidak ada perbedaan
dispnea pada kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan (p value 0,655). Pursed lip breathing, diaphragmatic
breathing, dan upper limb stretching dapat memberikan manfaat yang lebih signifikan apabila dilakukan secara
berkelanjutan, khususnya bagi pasien PPOK.

Kata Kunci: PPOK, Skala dispnea

PENDAHULUAN pernapasan menyebabkan adanya


Penurunan fungsi pernapasan yang peningkatan usaha dalam proses bernafas
terjadi pada pasien PPOK dapat dikaitkan yang ditandai dengan sesak nafas yang
dengan gaya hidup yang dijalani pasien dirasakan pasien PPOK (Russell, Ford,
PPOK sebelumnya. Gaya hidup yang tidak Barners, & Russel, 2013).
sehat dapat mempengaruhi fungsi otot Sesak nafas yang dirasakan pasien
pernapasan di masa yang akan datang PPOK dapat menjadi permasalahan besar
(Langer et al., 2015). Penurunan fungsi bagi pasien. Data yang didapatkan dari
103
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)

World Health Organization (WHO) (2016) dijadikan sampel dalam penelitian ini
dimana pada tahun 2015 diperkirakan merupakan pasien kunjungan poliklinik
sebanyak 3 juta orang yang meninggal paru Rumah Sakit Paru Provinsi Sumatera
dunia disebabkan oleh PPOK. Fenomena Barat pada bulan Februari 2019.
yang terjadi di Indonesia adalah sebanyak Persetujuan etik penelitian didapatkan pada
3,7% penduduk Indonesia didiagnosa tanggal 10 April 2019 di Komite Etik
PPOK. Di Sumatera Barat berdasarkan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
data dari Dinas Kesehatan Propinsi (No: 160/KEP/FK/2019).
Sumatera Barat dimana jumlah pasien Jumlah sampel yang digunakan
PPOK pada tahun 2016 berjumlah 2.284 dalam penelitian ini adalah sebanyak 38
orang. Diperkirakan jumlah pasien yang orang dengan kriteria inklusi pasien laki-
mengidap PPOK akan terus bertambah laki dengan usia 55 - 69 tahun, PPOK
setiap tahunnya (Tim Promosi Kesehatan stabil dan tidak bergantung kepada terapi
Rumah Sakit (PKRS), 2017). oksigen. Pasien dengan riwayat asma dan
Beberapa upaya pengobatan sudah trauma thorak akan dieksklusi dari
dilakukan dalam menanggapi angka penelitian. Pasien dipilih secara acak
kejadian PPOK yang semakin meningkat. berdasarkan daftar nama pasien yang
Pengobatan PPOK yang diberikan masih berada pada bulan Februari tahun 2019.
menimbulkan gejala sisa bagi pasien Selanjutnya pasien yang telah terpilih
(Mehani, 2017). Menurut Walters, Tan, menjadi sampel penelitian akan memilih
White, & Wood-Baker (2018) didapatkan salah satu dari 38 amplop yang telah
tidak ada perbedaan gejala yang signifikan disediakan. Pasien yang mendapat amplop
sejak pengobatan dimulai hingga 7 hari berisi angka 1-19 akan masuk ke kelompok
setelah pengobatan dilaksanakan. Gejala intervensi dan pasien dengan amplop 20-38
yang dirasakan pasien pada umumnya masuk ke kelompok kontrol
adalah batuk berdahak yang semakin parah Pengukuran skala dispnea dilakukan
pada saat pagi hari, sesak nafas, dan dengan menggunakan MRC Dyspnea Scale
penurunan kemampuan atau ketahanan dengan membagi kategori dispnea menjadi
dalam melakukan aktivitas (Malini, 3, skala 1 merupakan dispnea ringan, 2-3
Fatmadona, Rahman, & Afriyanti, 2018). merupakan dispnea sedang dan 4-5
Penurunan kemampuan dan merupakan dispnea berat.
ketahanan saat melakukan aktivitas dapat Pasien yang telah menandatangani
diperbaiki dengan melakukan latihan informed consent dan setuju untuk
pernapasan secara rutin (Heydari, Farzad, diberikan terapi selama 4 minggu. Pasien
& Ahmadi Hosseini, 2015). Latihan pada kelompok intervensi akan mendapat
pernapasan yang dapat dilakukan berupa latihan pursed lip breathing,
pursed lip breathing, latihan pernapasan diaphragmatic breathing, dan upper limb
diafragma, dan dapat juga disertai dengan stretching sementara pasien kelompok
peregangan pada otot tubuh bagian atas kontrol tidak diberikan intervensi apapun,
(Amin & Zedan, 2017; Zuwallack & Celli, namun pasien kelompok kontrol akan
2016). diberikan latihan setelah penelitian selesai
dilakukan.
METODE Analisis data skala dispnea pada saat
Penelitian ini menggunakan pretest dan posttest disajikan dalam bentuk
Randomized Control Trial (RCT) dengan distribusi frekuensi. Untuk melihat
randomisasi pada saat pengambilan sampel perbedaan antara skala dispnea pada saat
(simple random sampling) dan pretest dan posttest dilakukan uji beda
pengelompokan subjek penelitian menggunakan Wilcoxon test.
(allocation random). Pasien PPOK yang
104
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)

HASIL pernapasan timbul akibat kurang


Selama proses penelitian optimalnya proses inspirasi dan ekspirasi
berlangsung, 2 orang sampel dieksklusi pada pasien PPOK akibat adanya obstruksi
dari penelitian karena mengalami pada jalan nafas yang mengganggu proses
kelelahan dan penurunan kondisi kesehatan aliran udara keluar masuk paru-paru
(1 sampel dari kelompok intervensi dan 1 (McConnell, 2013).
sampel dari kelompok kontrol). Perbedaan Menurut O’Donnell et al. (2016)
skala dispnea pada saat pretest dan posttest secara fisiologis sesak nafas yang timbul
pada kelompok intervensi dapat dilihat pada saat pasien PPOK melakukan
pada tabel 1 dan perbedaan skala dispnea aktivitas atau latihan adalah adanya
pada saat pretest dan posttest pada peningkatan aktivitas saraf eferen inspirasi
kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel pada otot diafragma oleh bagian korteks
2. dan bulbo-pontine pada otak, peningkatan
reflek kemoreseptor dari abnormalitas
Tabel 1. Skala Dispnea Kelompok proses ventilasi/perfusi alveolar dan
Intervensi pada Saat Pretest dan Posttest desaturasi oksigen, dan peningkatan
Skala p kontraktilitas otot inspirasi akibat
Pretest Posttest
Dispnea value penurunan daya elastisitas paru. Hal ini
Ringan 0 1 menimbulkan sensasi rasa kekurangan
Sedang 11 16 0,008 udara dan dispnea ketika melakukan
Berat 7 1 aktivitas atau latihan (Marchetti & Kaplan,
2018). Dispnea pada saat melakukan
Tabel 2. Skala Dispnea Kelompok Kontrol aktivitas akan menjadi salah satu faktor
pada Saat Pretest dan Posttest yang mengakibatkan menurunnya
Skala p ketahanan pasien PPOK dalam melakukan
Pretest Posttest aktivitas fisik dari orang normal lainnya
Dispnea value
Ringan 0 0 (Andayani, Rizki, & Lubis, 2014).
Sedang 13 12 0,655 Pursed lip breathing dan pernapasan
Berat 5 6 diafragma yang diberikan pada pasien
PPOK dapat disertai dengan peregangan
PEMBAHASAN pada otot-otot tubuh bagian atas (upper
Adanya penurunan skala dispnea limb stretching). Peregangan pada otot
berat dari 7 orang pada saat pretest tubuh akan meningkatkan massa otot,
menjadi 1 orang pada saat posttest. kekuatan, dan ketahanan dalam melakukan
Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi aktivitas atau proses latihan fisik (Silva,
peningkatan skala dispnea berat dari 5 Neto, Saquetto, Conceicao, & Machado,
orang pada saat pretest menjadi 6 orang 2018). Peregangan otot tubuh bagian atas
pada saat posttest. Sesak nafas merupakan juga mampu mengoptimalkan fungsi
gejala yang sering muncul dan dianggap neuromekanik dari otot pernapasan yang
paling mengganggu bagi pasien PPOK menurun pada pasien PPOK (Kaymaz et
(Daher et al., 2019). Menurut Mahler et al. al., 2018). Adanya peregangan pada otot
(2017) sesak nafas pada pasien PPOK tubuh bagian atas disertai dengan latihan
diakibatkan oleh faktor mekanis dari otot- pernapasan diafragma dan pursed lip
otot pernapasan, peningkatan tahanan breathing dapat membantu menurunkan
dinding dada, kurangnya asupan oksigen dispnea pada saat beraktivitas sehingga
kedalam tubuh, gangguan pertukaran gas, meningkatkan kapasitas latihan dan
hambatan pada jalan nafas, dan kelemahan ketahanan pada pasien PPOK.
dari otot-otot pernapasan. Selain itu, sesak Latihan pursed lip breathing
nafas yang diakibatkan kelemahan otot memiliki beberapa manfaat bagi pasien
105
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)

PPOK. Menurut Sachdeva et al. (2014) dan otot-otot bantu pernapasan (Al Karn,
pursed lip breathing pada pasien PPOK Hassan, Abo El Fadl, & Mahmoud, 2018;
menurunkan hiperinflasi pada paru dengan Kang, Jeong, & Choi, 2016; Zuwallack &
meningkatkan tekanan intraluminal jalan Celli, 2016). Setelah menjalani program
nafas untuk mencegah kolaps pada paru. latihan otot pernapasan, derajat dispnea
Pursed lip breathing juga mampu yang dirasakan oleh pasien PPOK akan
meningkatkan kecepatan aliran udara menurun dan mampu meningkatkan
ekspirasi yang mampu mengoptimalkan ketahanan dan kapasitas saat melakukan
proses pertukaran karbon dioksida dengan aktivitas atau latihan (exercise).
oksigen menjadi lebih cepat, sehingga
mampu menurunkan sesak nafas pasien KESIMPULAN DAN SARAN
PPOK (Potdar, 2018). Proses oksigenasi Kesimpulan dari penelitian ini adalah
dalam tubuh menjadi lebih baik dengan otot pernapasan pasien PPOK yang
adanya latihan pursed lip breathing, hal mengalami kelemahan dapat kembali
tersebut dapat menjadi lebih optimal dioptimalkan. Salah satu upaya dalam
dengan meningkatkan fungsi otot-otot meningkatkan kekuatan otot pernapasan
pernapasan, khususnya otot diafragma. adalah dengan melakukan latihan otot
Otot diafragma merupakan salah satu pernapasan (pursed lip breathing,
otot pernapasan yang memegang peran diaphragmatic breathing, dan upper limb
penting dalam melakukan proses respirasi. stretching) secara rutin. Latihan otot
Ma et al. (2017) mengatakan bahwa latihan pernapasan yang dilakukan secara rutin,
pernapasan diafragma dapat menurunkan disertai dengan gaya hidup yang sehat
derajat dispnea dan meningkatkan dapat membantu meningkatkan
ketahanan pasien PPOK dalam kemampuan aktivitas pasien PPOK dalam
beraktivitas. Latihan pernapasan diafragma kehidupan sehari-hari.
dapat meningkatkan aktivitas saraf
frenikus yang mengkoordinasi otot UCAPAN TERIMA KASIH
diafragma melakukan inspirasi dan Peneliti mengucapkan terima kasih yang
ekspirasi bekerja lebih optimal (Yamaguti sebesar-besarnya kepada seluruh responden
et al., 2012). Latihan pernapasan diafragma yang telah berpartisipasi dan pihak rumah sakit
dengan disertai pursed lip breathing yang telah memberikan izin untuk penelitian .
meningkatkan volume dinding dada
dengan meningkatkan uptake oksigen DAFTAR PUSTAKA
kedalam tubuh, sehingga dispnea yang Al Karn, A. F., Hassan, W. A., Abo El
dirasakan pasien PPOK akan menurun dan Fadl, A. A., & Mahmoud, M. A.
kapasitas dalam melakukan aktivitas fisik (2018). Medication adherence and
atau latihan dapat ditingkatkan (Ichimura treatment satisfaction in some
et al., 2018). Egyptian patients with chronic
Penelitian yang dilakukan oleh Sievi obstructive pulmonary disease and
et al. (2018) program latihan otot bronchial asthma. Egyptian Journal of
pernapasan seperti IMT dapat membantu Bronchology, Vol. 12(No. 1), 33–40.
mengurangi gejala dispnea dari pasien https://doi.org/10.4103/ejb.ejb
PPOK. Pursed lip breathing, latihan
pernapasan diafragma, dan peregangan otot Amin, A., & Zedan, M. (2017).
tubuh bagian atas dapat memperbaiki Transthoracic ultrasonographic
proses pertukaran gas dalam paru, evaluation of diaphragmatic excursion
meningkatkan kekuatan otot diafragma in patients with chronic obstructive
saat inspirasi dan ekspirasi, dan pulmonary disease. Egyptian Journal
mengoptimalkan fungsi otot pernapasan of Bronchology, 0(0), 0.
106
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)

https://doi.org/10.4103/1687- Kaymaz, D., Candemir, I. C., Ergun, P.,


8426.217411 Demir, N., Tasdemir, F., & Demir, P.
(2018). Relation between upper-limb
Andayani, N., Rizki, M., & Lubis, R. muscle strength with exercise
(2014). Hubungan Derajat Sesak capacity , quality of life and dyspnea
Napas Penyakit Paru Obstruktif in patients with severe chronic
Kronik dengan Simptom Ansietas. obstructive pulmonary disease. Clin
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Respir J, 12(5), 1257–1263.
14(2), 92–97. https://doi.org/10.1111/crj.12659

Daher, A., Matthes, M., Keszei, A., Langer, D., Charususin, N., Jácome, C.,
Brandenburg, V., Müller, T., Hoffman, M., McConnell, A.,
Cornelissen, C., & Dreher, M. (2019). Decramer, M., & Gosselink, R.
Characterization and Triggers of (2015). Efficacy of a Novel Method
Dyspnea in Patients with Chronic for Inspiratory Muscle Training in
Obstructive Pulmonary Disease or People With Chronic Obstructive
Chronic Heart Failure: Effects of Pulmonary Disease. Physical
Weather and Environment. Springer Therapy, 95(9).
Science, 197(1), 21–28. https://doi.org/10.2522/ptj.20140245
https://doi.org/10.1007/s00408-018-
0170-2 Ma, X., Yue, Z., Gong, Z., Zhang, H.,
Duan, N., & Shi, Y. (2017). The
Heydari, A., Farzad, M., & Ahmadi Effect of Diaphragmatic Breathing on
Hosseini, S. H. (2015). Comparing Attention , Negative Affect and Stress
Inspiratory Resistive Muscle Training in Healthy Adults. Breathing Practice
with Incentive Spirometry on Promotes Mental Health, 8(June), 1–
Rehabilitation of COPD Patients. 12.
Rehabilitation Nursing, 40(4), 243– https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00
248. https://doi.org/10.1002/rnj.136 874

Ichimura, T., Yokogawa, M., Nakagawa, Mahler, D. A., Fierro-Carrion, G., & Baird,
T., Miaki, H., Kurebayashi, T., & J. C. (2017). Evaluation of dyspnea in
Nishino, M. (2018). Comparison of the elderly. Clinics in Geriatric
two instructions for deep breathing Medicine, 19(1), 19–33.
exercise: non-specific and https://doi.org/10.1016/S0749-
diaphragmatic breathing. Journal of 0690(02)00050-2
Physical Therapy Science, 30(4),
614–618. Malini, H., Fatmadona, R., Rahman, D., &
https://doi.org/10.1589/jpts.30.614 Afriyanti, E. (2018). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah I (1st
Kang, J., Jeong, D. K., & Choi, H. (2016). ed.). Depok: PT. Rajagrafindo
The effects of breathing exercise Persada.
types on respiratory muscle activity
and body function in patients with Marchetti, N., & Kaplan, A. (2018).
mild chronic obstructive pulmonary Dyspnea and Hyperinfl ation in
disease. The Journal of Physical Chronic Obstructive Pulmonary
Therapy Science Original, 28, 500– Disease: Impact on Physical Activity.
505. The Journal of Family Practice and
Cleveland Clinic Journal of Medicine.
107
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)

Doi:, 163(6), 3–10. Sievi, N. A., Brack, T., Brutsche, M. H.,


https://doi.org/10.7326/m15-0288 Frey, M., Irani, S., Leuppi, J. D., …
Clarenbach, C. F. (2018). Physical
McConnell, A. (2013). Respiratory muscle activity declines in COPD while
training: Theory and Practice. exercise capacity remains stable : A
Churchill Livingstone Elsevier. longitudinal study over 5 years.
Philadelphia: Elsevier Health Elsevier, 141(June), 1–6.
Sciences UK. Retrieved from https://doi.org/10.1016/j.rmed.2018.0
http://search.ebscohost.com/login.asp 6.013
x?direct=true&db=cin20&AN=10786
7885&site=ehost-live Silva, Neto, M. G., Saquetto, M. B.,
Conceicao, C. S., & Machado, A. S.
Mehani, S. H. M. (2017). Comparative (2018). Effects of upper limb
study of two different respiratory resistance exercise on aerobic
training protocols in elderly patients capacity, muscle strength, and quality
with chronic obstructive pulmonary of life in COPD patients: a
disease. Clinical Intervention in randomized controlled trial. Clinical
Aging, (12), 1705–1715. Rehabilitation, 32(12), 1636–1644.
https://doi.org/10.1177/02692155187
O’Donnell, D. E., Elbehairy, A. F., Faisal, 87338
A., Webb, K. A., Neder, J. A., &
Mahler, D. A. (2016). Exertional Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit
dyspnoea in COPD: the clinical utility (PKRS). (2017). Data Rekapan
of cardiopulmonary exercise testing. Kunjungan Kasus Penyakit Paru
European Respiratory Review, Poliklinik Rumah Sakit Paru
25(141), 333–347. Sumatera Barat Tahun 2017. Padang
https://doi.org/10.1183/16000617.005 Pariaman.
4-2016 Walters, J., Tan, D., White, C., & Wood-
Baker, R. (2018). Different durations
Potdar, S. (2018). A Comparative Study of corticosteroid therapy for
between the Effect of Breathing exacerbations of chronic obstructive
Control and Pursed Lip- Breathing pulmonary disease (Systematic
Exercises in COPD Patients on Review ). The Chocrane
Expiratory Flow Rate. Journal of Collaboration, (3), 3–5.
Physiotherapy Research, 2(4), 1–3. https://doi.org/10.1002/14651858.CD
006897.pub2.Copyright
Russell, R. E. K., Ford, P. A., Barners, P.
J., & Russel, A. (2013). Managing World Health Organization (WHO).
COPD (3rd ed.). London: Spring (2016). Chronic Obstructive
Healthcae. Pulmonary Disease (COPD). New
York. Retrieved from
Sachdeva, S., Pawaria, S., & Kalra, S. www.un.org/hr/roadsafety/pdf/roadsaf
(2014). Effect of Pursed Lip etyreport.pdf
Breathing and Mouth Mask on
Dyspnea in Healthy Individuals- A Yamaguti, W. P., Claudino, R. C., Neto, A.
Pilot Study. International Journal of P., Chammas, M. C., Gomes, A. C.,
Health Sciences and Research, Salge, J. M., … Ap, N. (2012).
8(July), 1–3. Diaphragmatic Breathing Training
Program Improves Abdominal Motion
108
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)

During Natural Breathing in Patients


With Chronic Obstructive Pulmonary
Disease : A Randomized Controlled
Trial. Arch Phys Med Rehabil, 93(4),
571–577.
https://doi.org/10.1016/j.apmr.2011.1
1.026
Zuwallack, R., & Celli, B. (2016).
Pulmonary Rehabilitation. Pulmonary
Rehabilitation (Sixth Edit). Elsevier
Inc.
https://doi.org/10.1002/97804706976
03.ch5

109

You might also like