Professional Documents
Culture Documents
103-109)
Abstract
Respiratory muscle weakness in patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a problem
that can affect the patient's ability to conduct daily activities. The aim of this study to see the difference between
the intervention group given the pursed-lip breathing exercises, diaphragmatic breathing, and upper limb
stretching with the control group which not given therapy. 38 COPD patients were grouped into intervention
groups (n = 18) and control group (n = 18) randomly. The intervention group was given pursed-lip breathing,
diaphragmatic breathing, and upper limb stretching for 4 weeks as much as two times for each week, while the
control group was not given exercise. The dyspnea scale was measured using the MRC Dyspnea Scale
questionnaire and was categorized as mild (scale 1), medium (scale 2-3) and severe (scale 4-5). The result
showed there was a difference in dyspnea (p value 0.008) for intervention group and there is no difference in the
dyspnea for control group that was not given exercise (p value 0.655). In conclusion, pursed lip breathing,
diaphragmatic breathing, and upper limb stretching can give more significant benefits when done sustainably,
especially for COPD patients.
Abstrak
Kelemahan otot pernapasan pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan
permasalahan yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas harian. Tujuan dari
penelitian ini untuk melihat perbedaan antara kelompok intervensi yang diberikan latihan pursed lip breathing,
diaphragmatic breathing, dan upper limb stretching dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi. 38
pasien PPOK dikelompokkan menjadi kelompok intervensi (n=18) dan kelompok kontrol (n=18). Kelompok
intervensi diberikan latihan pursed lip breathing, diaphragmatic breathing, dan upper limb stretching selama 4
minggu sebanyak 2 kali dalam 1 minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan latihan. Skala dispnea
diukur menggunakan kuesioner MRC Dyspnea Scale dan dikategorikan menjadi ringan (skala 1), sedang (skala
2-3), dan berat (skala 4-5). Terdapat perbedaan dispnea (p value 0,008) dan sekaligus tidak ada perbedaan
dispnea pada kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan (p value 0,655). Pursed lip breathing, diaphragmatic
breathing, dan upper limb stretching dapat memberikan manfaat yang lebih signifikan apabila dilakukan secara
berkelanjutan, khususnya bagi pasien PPOK.
World Health Organization (WHO) (2016) dijadikan sampel dalam penelitian ini
dimana pada tahun 2015 diperkirakan merupakan pasien kunjungan poliklinik
sebanyak 3 juta orang yang meninggal paru Rumah Sakit Paru Provinsi Sumatera
dunia disebabkan oleh PPOK. Fenomena Barat pada bulan Februari 2019.
yang terjadi di Indonesia adalah sebanyak Persetujuan etik penelitian didapatkan pada
3,7% penduduk Indonesia didiagnosa tanggal 10 April 2019 di Komite Etik
PPOK. Di Sumatera Barat berdasarkan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
data dari Dinas Kesehatan Propinsi (No: 160/KEP/FK/2019).
Sumatera Barat dimana jumlah pasien Jumlah sampel yang digunakan
PPOK pada tahun 2016 berjumlah 2.284 dalam penelitian ini adalah sebanyak 38
orang. Diperkirakan jumlah pasien yang orang dengan kriteria inklusi pasien laki-
mengidap PPOK akan terus bertambah laki dengan usia 55 - 69 tahun, PPOK
setiap tahunnya (Tim Promosi Kesehatan stabil dan tidak bergantung kepada terapi
Rumah Sakit (PKRS), 2017). oksigen. Pasien dengan riwayat asma dan
Beberapa upaya pengobatan sudah trauma thorak akan dieksklusi dari
dilakukan dalam menanggapi angka penelitian. Pasien dipilih secara acak
kejadian PPOK yang semakin meningkat. berdasarkan daftar nama pasien yang
Pengobatan PPOK yang diberikan masih berada pada bulan Februari tahun 2019.
menimbulkan gejala sisa bagi pasien Selanjutnya pasien yang telah terpilih
(Mehani, 2017). Menurut Walters, Tan, menjadi sampel penelitian akan memilih
White, & Wood-Baker (2018) didapatkan salah satu dari 38 amplop yang telah
tidak ada perbedaan gejala yang signifikan disediakan. Pasien yang mendapat amplop
sejak pengobatan dimulai hingga 7 hari berisi angka 1-19 akan masuk ke kelompok
setelah pengobatan dilaksanakan. Gejala intervensi dan pasien dengan amplop 20-38
yang dirasakan pasien pada umumnya masuk ke kelompok kontrol
adalah batuk berdahak yang semakin parah Pengukuran skala dispnea dilakukan
pada saat pagi hari, sesak nafas, dan dengan menggunakan MRC Dyspnea Scale
penurunan kemampuan atau ketahanan dengan membagi kategori dispnea menjadi
dalam melakukan aktivitas (Malini, 3, skala 1 merupakan dispnea ringan, 2-3
Fatmadona, Rahman, & Afriyanti, 2018). merupakan dispnea sedang dan 4-5
Penurunan kemampuan dan merupakan dispnea berat.
ketahanan saat melakukan aktivitas dapat Pasien yang telah menandatangani
diperbaiki dengan melakukan latihan informed consent dan setuju untuk
pernapasan secara rutin (Heydari, Farzad, diberikan terapi selama 4 minggu. Pasien
& Ahmadi Hosseini, 2015). Latihan pada kelompok intervensi akan mendapat
pernapasan yang dapat dilakukan berupa latihan pursed lip breathing,
pursed lip breathing, latihan pernapasan diaphragmatic breathing, dan upper limb
diafragma, dan dapat juga disertai dengan stretching sementara pasien kelompok
peregangan pada otot tubuh bagian atas kontrol tidak diberikan intervensi apapun,
(Amin & Zedan, 2017; Zuwallack & Celli, namun pasien kelompok kontrol akan
2016). diberikan latihan setelah penelitian selesai
dilakukan.
METODE Analisis data skala dispnea pada saat
Penelitian ini menggunakan pretest dan posttest disajikan dalam bentuk
Randomized Control Trial (RCT) dengan distribusi frekuensi. Untuk melihat
randomisasi pada saat pengambilan sampel perbedaan antara skala dispnea pada saat
(simple random sampling) dan pretest dan posttest dilakukan uji beda
pengelompokan subjek penelitian menggunakan Wilcoxon test.
(allocation random). Pasien PPOK yang
104
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)
PPOK. Menurut Sachdeva et al. (2014) dan otot-otot bantu pernapasan (Al Karn,
pursed lip breathing pada pasien PPOK Hassan, Abo El Fadl, & Mahmoud, 2018;
menurunkan hiperinflasi pada paru dengan Kang, Jeong, & Choi, 2016; Zuwallack &
meningkatkan tekanan intraluminal jalan Celli, 2016). Setelah menjalani program
nafas untuk mencegah kolaps pada paru. latihan otot pernapasan, derajat dispnea
Pursed lip breathing juga mampu yang dirasakan oleh pasien PPOK akan
meningkatkan kecepatan aliran udara menurun dan mampu meningkatkan
ekspirasi yang mampu mengoptimalkan ketahanan dan kapasitas saat melakukan
proses pertukaran karbon dioksida dengan aktivitas atau latihan (exercise).
oksigen menjadi lebih cepat, sehingga
mampu menurunkan sesak nafas pasien KESIMPULAN DAN SARAN
PPOK (Potdar, 2018). Proses oksigenasi Kesimpulan dari penelitian ini adalah
dalam tubuh menjadi lebih baik dengan otot pernapasan pasien PPOK yang
adanya latihan pursed lip breathing, hal mengalami kelemahan dapat kembali
tersebut dapat menjadi lebih optimal dioptimalkan. Salah satu upaya dalam
dengan meningkatkan fungsi otot-otot meningkatkan kekuatan otot pernapasan
pernapasan, khususnya otot diafragma. adalah dengan melakukan latihan otot
Otot diafragma merupakan salah satu pernapasan (pursed lip breathing,
otot pernapasan yang memegang peran diaphragmatic breathing, dan upper limb
penting dalam melakukan proses respirasi. stretching) secara rutin. Latihan otot
Ma et al. (2017) mengatakan bahwa latihan pernapasan yang dilakukan secara rutin,
pernapasan diafragma dapat menurunkan disertai dengan gaya hidup yang sehat
derajat dispnea dan meningkatkan dapat membantu meningkatkan
ketahanan pasien PPOK dalam kemampuan aktivitas pasien PPOK dalam
beraktivitas. Latihan pernapasan diafragma kehidupan sehari-hari.
dapat meningkatkan aktivitas saraf
frenikus yang mengkoordinasi otot UCAPAN TERIMA KASIH
diafragma melakukan inspirasi dan Peneliti mengucapkan terima kasih yang
ekspirasi bekerja lebih optimal (Yamaguti sebesar-besarnya kepada seluruh responden
et al., 2012). Latihan pernapasan diafragma yang telah berpartisipasi dan pihak rumah sakit
dengan disertai pursed lip breathing yang telah memberikan izin untuk penelitian .
meningkatkan volume dinding dada
dengan meningkatkan uptake oksigen DAFTAR PUSTAKA
kedalam tubuh, sehingga dispnea yang Al Karn, A. F., Hassan, W. A., Abo El
dirasakan pasien PPOK akan menurun dan Fadl, A. A., & Mahmoud, M. A.
kapasitas dalam melakukan aktivitas fisik (2018). Medication adherence and
atau latihan dapat ditingkatkan (Ichimura treatment satisfaction in some
et al., 2018). Egyptian patients with chronic
Penelitian yang dilakukan oleh Sievi obstructive pulmonary disease and
et al. (2018) program latihan otot bronchial asthma. Egyptian Journal of
pernapasan seperti IMT dapat membantu Bronchology, Vol. 12(No. 1), 33–40.
mengurangi gejala dispnea dari pasien https://doi.org/10.4103/ejb.ejb
PPOK. Pursed lip breathing, latihan
pernapasan diafragma, dan peregangan otot Amin, A., & Zedan, M. (2017).
tubuh bagian atas dapat memperbaiki Transthoracic ultrasonographic
proses pertukaran gas dalam paru, evaluation of diaphragmatic excursion
meningkatkan kekuatan otot diafragma in patients with chronic obstructive
saat inspirasi dan ekspirasi, dan pulmonary disease. Egyptian Journal
mengoptimalkan fungsi otot pernapasan of Bronchology, 0(0), 0.
106
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)
Daher, A., Matthes, M., Keszei, A., Langer, D., Charususin, N., Jácome, C.,
Brandenburg, V., Müller, T., Hoffman, M., McConnell, A.,
Cornelissen, C., & Dreher, M. (2019). Decramer, M., & Gosselink, R.
Characterization and Triggers of (2015). Efficacy of a Novel Method
Dyspnea in Patients with Chronic for Inspiratory Muscle Training in
Obstructive Pulmonary Disease or People With Chronic Obstructive
Chronic Heart Failure: Effects of Pulmonary Disease. Physical
Weather and Environment. Springer Therapy, 95(9).
Science, 197(1), 21–28. https://doi.org/10.2522/ptj.20140245
https://doi.org/10.1007/s00408-018-
0170-2 Ma, X., Yue, Z., Gong, Z., Zhang, H.,
Duan, N., & Shi, Y. (2017). The
Heydari, A., Farzad, M., & Ahmadi Effect of Diaphragmatic Breathing on
Hosseini, S. H. (2015). Comparing Attention , Negative Affect and Stress
Inspiratory Resistive Muscle Training in Healthy Adults. Breathing Practice
with Incentive Spirometry on Promotes Mental Health, 8(June), 1–
Rehabilitation of COPD Patients. 12.
Rehabilitation Nursing, 40(4), 243– https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00
248. https://doi.org/10.1002/rnj.136 874
Ichimura, T., Yokogawa, M., Nakagawa, Mahler, D. A., Fierro-Carrion, G., & Baird,
T., Miaki, H., Kurebayashi, T., & J. C. (2017). Evaluation of dyspnea in
Nishino, M. (2018). Comparison of the elderly. Clinics in Geriatric
two instructions for deep breathing Medicine, 19(1), 19–33.
exercise: non-specific and https://doi.org/10.1016/S0749-
diaphragmatic breathing. Journal of 0690(02)00050-2
Physical Therapy Science, 30(4),
614–618. Malini, H., Fatmadona, R., Rahman, D., &
https://doi.org/10.1589/jpts.30.614 Afriyanti, E. (2018). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah I (1st
Kang, J., Jeong, D. K., & Choi, H. (2016). ed.). Depok: PT. Rajagrafindo
The effects of breathing exercise Persada.
types on respiratory muscle activity
and body function in patients with Marchetti, N., & Kaplan, A. (2018).
mild chronic obstructive pulmonary Dyspnea and Hyperinfl ation in
disease. The Journal of Physical Chronic Obstructive Pulmonary
Therapy Science Original, 28, 500– Disease: Impact on Physical Activity.
505. The Journal of Family Practice and
Cleveland Clinic Journal of Medicine.
107
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 15, No. 2, Oktober 2019, (Hal. 103-109)
109