Professional Documents
Culture Documents
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KONDISI ASMA BRONCHIALE
DENGAN MODALITAS INFRA MERAH, CHEST FISIOTERAPI
DAN LATIHAN PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION
DI BBKPM SURAKARTA
ABSTRACK
Keywords: Bronchial asthma, Infrared, Chest Physiotherapy, Exercise Progressive Muscle Relaxation (PMR)
22
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
23
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
penurunan ekspansi sangkar thorak dan bertujuan untuk mengetahui selisih antara
aktivitas fungsional. sebelumnya pasien fase inspirasi dan ekspirasi dengan
dilakukan pemeriksaan fisioterapi berupa pengukuran menggunakan midline.
pemeriksaan sesak nafas dengan skala
Borg, Spasme dengan palpasi, sputum Aktivitas Fungsional dengan The Six
dengan auskultasi, ekspansi sangkar thora Minutes Walk Test
dengan Midline, dan aktivitas fungsional Untuk mengetahui adanya
dengan Indeks Barthel dan The Six permasalahan pada aktivitas fungsional
Minutes Walk Test. dapat dilakukan pemeriksaan dengan The
Six Minutes Walk Test.
Instrumen Penelitian
Sesak Nafas dengan skala Borg Prosedur Pengambilan Data
Dengan skala penilaian yaitu : 0= Data Primer
Tidak ada sesak napas, 0,5= Sesak napas Pemeriksaan Fisik
sangat ringan sekali, 1= Sesak napas Bertujuan untuk mengetahui
sangat ringan, 2= Sesak napas ringan, 3= keadaan fisik pasien, keadaan fisik terdiri
Sesak napas sedang, 4= Sesak napas dari vital sign, inspeksi, palpasi, perkusi
kadang berat, 5/6= Sesak napas berat, dan auskultasi.
7/8= Sesak napas sangat berat, 9= Sesak
napas sangat-sangat berat, 10 = Sesak Interview
napas sangat berat mengganggu. Metode ini digunakan untuk
Spasme Otot dengan Palpasi mengumpulkan data dengan cara tanya
Mengukur Spasme otot pernafasan jawab antara terapis dengan sumber data/
dapat dilakukan dengan cara palpasi yaitu pasien, yaitu dengan auto anamnesis.
: dengan jalan menekan dan memegang
bagian tubuh pasien untuk mengetahui Observasi
kelenturan otot, misal terasa kaku, tegang Dilakukan untuk mengamati
atau lunak. Kreteria peniliannya : Nilai 0 perkembangan pasien sebelum terapi,
adalah tidak ada spasme, nilai 1 adalah selama terapi dan sesudah diberikan terapi
ada spasme.
Data Sekunder
Sputum dengan Auskultasi Studi Dokumentasi
Auskultasi paru dilaksanakan secara Dalam studi dokumentasi penulis
indirect yaitu dengan memakai stetoskop mengamati dan mempelajari data-data
yang bertujuan untuk mengetahui letak medis dan fisioterapi dari awal sampai
dari sputum dan banyak tidaknya sputum akhir.
yang ada. Studi Pustaka
Dalam penelitian ini diambil dari
Ekspansi Sangkar Thoraks dengan sumber-sumber diambil dari buku, jurnal/
Midline internet, yang berkaitan dengan kondisi
Pemeriksaan mobilisasi sangkar penyakit Asma Bronchiale.
thorak pada kondisi kasus respirasi
bertujuan untuk mengetahui seberapa ASMA BRONCHIALE
besar kemampuan paru-paru dapat Asma Bronchiale yaitu kelainan
mengembang pada fase inspirasi dan yang ditandai oleh hipersekresi broncus
ekspirasi, dimana pemeriksaan ini secara terus menerus dan empisema,
24
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
25
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
Terapi 1
Terapi 2
Terapi 3
Terapi 4
Terapi 5
Pemeriksaan spasme dilakukan
dengan penilaian 0 = tidak ada spasme
dan 1 = ada spasme. Dari terapi ke-1
sampai dengan terapi ke-5 pemeriksaan Pada terapi 1 hasil yang diperoleh
spasme didapatkan hasil adanya yaitu suara Whezzing (++) dan Cracles
penurunan spasme pada otot m. upper (++) sama-sama jelas terdengar, pada
trapezius dextra pada terapi ke-3 dan pada terapi ke 2 sudah ada perubahan suara
m. upper trapezius sinistra pada terapi ke- Whezzing menjadi (+) menurun,
4. sedangkan cracles baru ada penurunan
1 11 1 1 menjadi (+) setelah terapi ke-4.
1
0 Chest fisioterapi membantu
0 0
0 0 0 membersihkan jalan napas dari
T1 T2 mucus/sputum yang berlebihan, terdiri
T3 T4 T5 dari postural drainage, tappotement/
Clapping, Vibrasi dan batuk efektif.
M. Upper Trapezius Dextra
Dengan tekanan intra thorakal dan intra
M. Upper Trapezius Sinistra abdominal yang tinggi, udara dibatukkan
keluar dengan akselerasi yang cepat
Dengan pemberian infrared dan membawa sputum yang tertimbun tadi
Latihan PMR dapat menurunkan tingkat untuk keluar.
spasme karena efek termal yang
ditimbulkan akan membantu proses Perubahan Nilai Ekspansi Sangkar
rileksasi otot dan menimbulkan Thoraks
vasodilatasi pada jaringan sehingga Pemeriksaan sangkar thoraks adalah
oksigen dan nutrisi berjalan dengan baik, untuk mengetahui kemampuan inspirasi
proses relaksasi pada Latihan PMR yang dan ekspirasi maksimal pasien saat
diikuti ekspirasi maksimal akan bernafas. Dengan pengukuran
memudahkan perolehan pelemasan otot menggunakan midline.
yang diperoleh melalui pelepasan adhesi 94
93 Inspirasi
yang optimal pada jaringan ikat otot
92 Upper
(fascia dan tendo) dan mengakibatkan
91
spasme dapat berkurang (Silbernagl, Ekspirasi
90
2009). Upper
89
Inspirasi
Evaluasi Sputum maupun Pengeluaran Middle
Sputum
Evaluasi pemeriksaan sputum
menggunakan auskultasi dari mulai terapi Terapi infrared yang dipadukan
ke satu sampai ke lima. dengan chest fisioterapi pada pasien dapat
meningkatkan ukuran thoraks pada proses
26
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
Terapi 4
Terapi 5
http://www.asma.co.id.Diponegoro.
eprints.undip.ac.id/10476/1/artikel.p
df, 21 September 2014.
Dari hasil pengukuran The Six Minutes Kementerian Kesehatan RI, 2011. Profil
Walk Test tersebut terlihat adanya Kesehatan Indonesia 2010.
penambahan jumlah jarak tempuh uji http://www.depkes.go.id.diakses
berjalan pasien seiring dengan pada tanggal 15 Januari 2017.
berkurangnya sesak napas yang diderita
oleh pasien, ini menunjukkan bahwa Nickel C, Kettler C, Muehlbacher M,
toleransi aktivitas pasien sudah bertambah Lahmann C, Tritt K, Fartacek R, et
dari aktivitas sebelumnya. al. 2005. Effect of progressive
muscle relaxation inadolescent
27
Jurnal PENA Vol.33 No.1 Edisi Maret 2019
28