Professional Documents
Culture Documents
Efektifitas Pemberian Ekstra Putih Telur Terhadap Peningkatan Kadar Albumin Pada Pasien Tuberkulosis Dengan Hipoalbumin
Efektifitas Pemberian Ekstra Putih Telur Terhadap Peningkatan Kadar Albumin Pada Pasien Tuberkulosis Dengan Hipoalbumin
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
2
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta..
3
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
4
Bagian Penyakit Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ABSTRACT
Background. Tuberculosis is world health problem which is still need attention. Recently,
tuberculosis in Indonesia as the third biggest after India and China. Albumin decrease
significantly in tuberculosis patients, and causing it suspect is nutrition factors (low intake,
anorexia, increasing catabolism), enteropati and acute protein reaction. Considering albumin
function of the body is very important, food survey should be done for knowing what kind of
food can increase albumin to tuberculosis patients. In this survey patients are given egg white
extra.
Objective. The purpose of this research wass to assess egg white intake associated with
increasing albumin.
Methods. A single blind randomized controlled trial was conducted at Margono Soekarjo
Purwokerto hospital in 2013. Sampling technic is simple random sampling of 75 patients were
allocated to study (n = 37) and a control (n = 38) goup. Both groups received high energy high
protein diet, the study group received, additionally, an oral egg white-based on formula
calculation Baxter for 14 days. Control group received, additionally, an extra soybean curd and
mungbean powder. Albumin is checked before and after doing. Data is analyzed by Mann
Whitney analysis to know different of albumin of two group.
Results. Research results show average albumin before doing of study group is 2.82 g/dL and
control group is 2.85 g/dL. Average albumin after doing of study group is 3.47 g/dL and control
group is 2.81 g/dL. Bivariat analysis results show different significant of increasing albumin
between study group and control group with p = 0.001 (p < 0.05).
Conclusion. Egg white increase albumin to tuberculosis patients effectively.
528
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014 Prastowo, Tuberkulosis dan Hipoalbumin
bermakna pada penderita TB, dan penyebab RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
penurunannya diduga adalah faktor gizi Purwokerto menunjukkan bahwa pemberian
(asupan makan rendah, anoreksia, ekstra putih telur sesuai kebutuhan (formula
peningkatan katabolisme), enteropati dan Baxter) selama 10 hari dapat meningkatkan
4
reaksi protein fase akut . kadar albumin dalam serum dengan rata-
Rifampisin berikatan kuat dengan rata 1.13 g/dL. Dengan kenaikan kadar
5
albumin pada pasien TB paru . Bukti albumin ini diharapkan bahwa pemberian
menunjukkan rifampisin lebih berikatan ekstra putih telur pada pasien TB dapat
dengan albumin daripada protein lain. meningkatkan efek antimikrobial OAT,
Selain rifampisin obat TB paru yang lain menurunkan lama rawat inap dan mencegah
yaitu isoniasid juga berikatan kuat dengan terjadinya komplikasi.
6
albumin .
METODE PENELITIAN
Telur adalah satu bahan pangan yang
Desain penelitian ini adalah Single
mempunyai kandungan protein tinggi. Jenis
Blind Randomized Controlled Trial. Subjek
telur yang biasa dikonsumsi masyarakat
penelitian dibagi menjadi dua kelompok
Indonesia adalah telur ayam ras dan telur
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok
itik. Konsumsi telur ayam ras lebih tinggi
kontrol. Kelompok perlakuan diberi diit
karena harganya relatif murah dan tingkat
standar rumah sakit ditambah ekstra putih
juga ketersediaannya tinggi di pasaran.
telur ayam ras dan kelompok kontrol diberi
Diketahui albumin pada telur (ovalbumin)
diit standar rumah sakit ditambah tahu putih
paling banyak terdapat pada putih telurnya
dicampur dengan tepung hunkwe yang
daripada kuningnya. Putih telur ayam ras
bentuk, warna dan ukurannya sama dengan
dalam setiap 100 gramnya mengandung
ekstra putih telur.
rata-rata 10,5 g protein yang 95% nya
Populasi dalam penelitian ini adalah
adalah albumin (9,83 g), sedang putih telur
pasien TB paru dengan kondisi hipoalbumin
itik setiap 100 g mengandung rata-rata 11 g
yang dirawat di RSUD Prof. Dr. Margono
protein 7.
Soekarjo Purwokerto. Sampel pasien TB
Pemberian putih telur 15 g/hari pada
paru adalah baru dengan kadar albumin
pasien gagal ginjal terminal selama 3-6
darah < 3, 5 g/dL, berusia 18-60 tahun,
bulan meningkatkan kadar albumin dalam
mendapat diit oral atau enteral dan asupan
serum lebih tinggi daripada hanya dengan
energi minimal 80%. TB paru dengan
diit konvensional 8. Hal ini apakah juga
kehamilan, pasien TB paru dengan
berlaku pada pasien Tb paru , maka perlu
komorbid hepatitis, komplikasi sirosis hati,
penelitian.
sindroma nefrotik, gagal ginjal, luka bakar,
Studi pendahuluan yang dilakukan
gangguan lambung, penyakit usus, diabetes
pada pasien TB dengan hipoalbumin di
529
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014 Prastowo, Tuberkulosis dan Hipoalbumin
melitus dan kanker dan pasien yang Subjek penelitian baik kelompok
mendapat albumin intra vena dieksklusi. perlakuan maupun kontrol sebagian besar
Dari penelitian ini jumlah sampel diperoleh laki-laki dengan jumlah 23 (62.2%) pada
kelompok perlakuan 37 dan kelompok kelompok perlakuan dan 25 (65.8%) pada
kontrol 38. kelompok kontrol (tabel 1). Berdasarkan
Pemberian ekstra putih telur yang distribusi umur pada kelompok perlakuan
diberikan pada masing-masing pasien terbesar pada rentang >50-60 tahun dan
perlakuan berdasarkan Rumus Formula pada kelompok kontrol terbanyak pada
Baxter : Penambahan Albumin : [( kadar kelompok umur >30-40 tahun dan >40-50
albumin standar) - (kadar albumin saat ini)] tahun sebanyak 36.8%. Tingkat pendidikan
x BB aktual x 0,8 (konstanta Baxter) 100 gr subjek penelitian pada kedua kelompok
putih telur mengandung 10,5 gr protein paling banyak pada pendidikan dasar
dan 95% albumin jadi tiap 100 gr putih sebanyak 75.7% pada kelompok perlakuan
telur mengandung 10 gr albumin. dan 63.1% pada kelompok kontrol.
Pemberian putih telur pada kelompok Pekerjaan subjek penelitian pada kedua
perlakuan berdasarkan kebutuhan albumin kelompok paling besar adalah sewasta
pasien sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang dengan kelompok perlakuan sebesar 59.5%
dan sore) selama 14 hari. Kelompok kontrol dan kelompok kontrol sebesar 84.2%.
diberikan ekstra berupa campuran tahu Indeks massa tubuh pada kedua kelompok
putih dan tepung hunkwe dengan ukuran terbesar dengan status gizi normal yaitu
yang sama dengan kelompok perlakuan. 63% pada kelompok perlakuan dan 81.6%
Pengukuran kadar albumin dilakukan pada pada kelompok kontrol (tabel 1).
awal dan akhir penelitian kedua kelompok dapat Dari tabel 1 ditunjukkan bahwa
dengan metode bromocesol green. karakteristik subjek penelitian sebagai
Analisa data dilakukan baik univariat berikut.
maupun bivariat. Analisa univariat a. Berdasarkan jenis kelamin distribusi
dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil subjek penelitian lebih banyak
penelitian dalam bentuk distribusi dan perempuan yaitu sebanyak 64,9%.
persentase dari tiap variabel. Analisa Bahwa tidak ada perbedaan
bivariat dalam penelitian ini dilakukan metabolisme albumin pada laki-laki
untuk mengetahui perbedaan peningkatan maupun perempuan, jadi prevalensi
kadar albumin pada kedua kelompok pada laki-laki dan perempuan sama 10.
dengan unji statistik Mann Whitney karena b. Berdasarkan tingkat pendidikan
data tidak terdistribusi normal diketahui jumlah yang besar untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN subjek yang memiliki pendidikan
dasar, subjek yang memiliki tingkat
1. Karakteristik Subjek Penelitian
530
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014 Prastowo, Tuberkulosis dan Hipoalbumin
531
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014 Prastowo, Tuberkulosis dan Hipoalbumin
533
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014 Prastowo, Tuberkulosis dan Hipoalbumin
534
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014 Prastowo, Tuberkulosis dan Hipoalbumin
535