Professional Documents
Culture Documents
Selvyani Pasomba
Herlyani Khosama
Junita M. P. Sampoerno
Abstrak: Pemeriksaan cairan serebrospinal yang diperoleh melalui tindakan pungsi lumbal
penting untuk mendiagnosis infeksi susunan saraf pusat. Meskipun demikian, sering terjadi
penolakan terhadap pemeriksaan ini. Sampai saat ini belum ada laporan tentang gambaran
penolakan pungsi lumbal di Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan wawancara
menggunakan kuesioner. Subjek penelitian ialah semua pasien atau keluarga pasien di ruang
rawat inap Bagian Neurologi BLU RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado bulan November
2012. Hasil penelitian memperlihatkan jumlah responden sebanyak 60 orang, 27 (45%) setuju
jika seandainya disarankan untuk menjalani pungsi lumbal, 30 (50%) menolak, dan tiga (5%)
tidak dapat memutuskan setuju atau menolak (abstain). Sebanyak 93,3% responden
mengetahui definisi dan indikasi pungsi lumbal, 86,7% responden yang menolak menganggap
pungsi lumbal penting dalam penatalaksanaan penyakit, 86,7% menganggap pungsi lumbal
merupakan tindakan yang berbahaya, 80% responden merasa tidak nyaman, dan 86,7% takut
terhadap pungsi lumbal. Simpulan: hampir seluruh responden yang menolak mengetahui
bahwa tindakan pungsi lumbal penting dalam penatalaksanaan penyakit, dan menganggap
pungsi lumbal sebagai tindakan berbahaya, tidak nyaman dan merasa takut pada tindakan ini.
Kata kunci: pungsi lumbal, neurologi, gambaran penolakan, masyarakat.
13
14 Jurnal e-CliniC (eCl), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm.13-19
Infeksi susunan saraf pusat (SSP) telah untuk penyakit keganasan, mengurangi
lama dikenal sebagai penyakit berbahaya CSS pada hipetensi intrakranial jinak, sete-
yang dapat berkembang cepat dan me- lah pembedahan saraf, serta pada anestesi
nyebabkan kerusakan berat, bahkan kema- spinal.9 Pungsi lumbal dilakukan setelah di-
tian jika tidak dikenali dan ditangani lakukan pemeriksaan neurologi secara
segera.1 Infeksi SSP dapat dibedakan me- keseluruhan untuk meminimalisasi risiko
nurut lokasi utama terjadinya peradangan, tindakan.10
yaitu: meningitis, araknoiditis, ensefalitis, Meskipun pungsi lumbal merupakan
mielitis, atau kombinasi (ensefalomielitis, tindakan yang penting dan relatif aman,
meningoensefalitis).2 namun ternyata terdapat penolakan yang
Jenis infeksi SSP yang paling umum cukup besar terhadap tindakan ini oleh
ialah meningitis akut yang disebabkan virus masyarakat. Pada studi kualitatif yang
sedangkan bentuk yang paling parah ialah dilakukan di Uni Emirat Arab didapatkan
meningitis bakterialis akut.1 Berdasarkan la- bahwa dari 55 keluarga yang diminta
poran dari Center for Disease Control (CDC) persetujuan untuk dilakukan pungsi lumbal
di Amerika Serikat, kejadian meningitis ka- pada anak mereka, 24 (44 %) di antaranya
rena virus cukup besar yaitu 11 per 100.000 menolak; tujuh orang (29%) merasa asing
penduduk per tahun. Selain itu, meningitis dengan pemeriksaan pungsi lumbal; 18
bakterialis akut saat ini menjadi ancaman orang (75%) takut terhadap komplikasi
serius bagi kesehatan global karena di- yang bisa ditimbulkan setelah pemeriksaan
perkirakan terjadi 170 ribu kematian di pungsi lumbal; dan lima orang (21 %)
seluruh dunia akibat penyakit ini.3,4 merasa bahwa pungsi lumbal tidak perlu
Infeksi SSP khususnya meningitis, me- dilakukan.11
rupakan masalah yang serius sehingga di- Pada penelitian di Singapura oleh Ling
butuhkan cara yang akurat dan efisien dan Boey tentang penolakan pungsi lumbal
untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan pada kasus-kasus kejang demam, didapat-
fisik saja tidak cukup untuk mendiagnosis kan dari 77 kasus yang diindikasikan untuk
meningitis secara akurat; untuk itu dibutuh- pemeriksaan pungsi lumbal, 19 pasien
kan analisis cairan serebrospinal (CSS) (25%) menolak menjalani pemeriksaan.
yang diperoleh melalui tindakan pungsi Masyarakat tempat penelitian terdiri dari
lumbal untuk memperkuat diagnosis.5 beberapa etnis yaitu Melayu, Cina, dan
Informasi yang dihasilkan melalui peme- India. Setiap etnis memiliki sosio-budaya
riksaan cairan serebrospinal sangat penting tersendiri serta cara pandang berbeda
dan bernilai sebagai alat bantu diagnostik terhadap pungsi lumbal yang berpengaruh
dalam mengevaluasi kondisi peradangan, terhadap keputusan untuk menerima atau
perdarahan sub-araknoid, serta penyakit menolak pemeriksaan pungsi lumbal.12
yang memengaruhi tekanan intrakranial.6 Di Indonesia termasuk kota Manado,
Pungsi lumbal adalah tindakan yang belum pernah dipublikasikan di media il-
dilakukan untuk memperoleh CSS serta miah nasional atau internasional yang
untuk mengetahui keadaan lintasan cairan membahas tentang penolakan pungsi lum-
tersebut.7 Sejak diperkenalkan pada tahun bal pada kasus neurologi, sehingga in-
1890, pungsi lumbal telah menjadi peme- formasi mengenai hal-hal yang mempeng-
riksaan neuro-diagnostik yang sering dila- aruhi penolakan tersebut belum diketahui.
kukan di bidang neurologi. Hal ini disebab-
kan karena kebutuhan untuk pengambilan
METODE PENELITIAN
CSS serta pengukuran tekanan pembukaan
untuk diagnosis banding dan tidak lanjut Penelitian ini merupakan suatu pene-
terhadap pemantauan penyakit infeksi pada litian pendahuluan yang bersifat deskriptif
sistem saraf.8 Selain indikasi diagnostik, dengan metode wawancara menggunakan
pungsi lumbal juga mempunyai indikasi kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan se-
terapeutik misalnya kemoterapi intratekal lama satu bulan, yaitu pada bulan November
Pasomba, Khosama, Sampoerno; Gambaran Penolakan Masyarakat... 15
19