DMFC

Judul: Properties and DMFC performance of nafion/mordenite composite

membrane fabricated by solution-casting method with different
solvent ratio

1. What is the background and objective of this research? Apa latar belakang dan tujuan
penelitian ini?)
Answer:
 The increasing of energy demand in everyday energy consumption in the world
leading to the use of alternative energy sources. Direct methanol fuel cell (DMFC) is
one of attractive technologies for clean and portable power application due to its high
energy efficiency, simple operation, and minimally friendly
(Meningkatnya permintaan energi dalam konsumsi energi sehari-hari di dunia
mengarah pada penggunaan sumber energi alternatif [1,2]. Direct Methanol Fuel Cell
(DMFC) adalah salah satu teknologi yang menarik untuk aplikasi daya yang bersih
dan portabel karena efisiensi energinya yang tinggi, pengoperasian yang sederhana,
dan ramah minimal)
 In this work, Nafion/MOR composite membranes were prepared by solution casting
method to synthesize proton exchange membrane for DMFC. The effect of solvent
ratio in the solution cast of composite membrane was studied. Another main aim of
this work was also to determine the possibility of reducing alcohol content in solution
casting method for membrane fabrication, while maintaining membrane properties for
DMFC application. The major impact of reducing alcohol amount would lead to cost
reduction of membrane fabrication.
(Dalam karya ini, membran komposit Nafion / MOR disiapkan dengan metode casting
solusi untuk mensintesis membran pertukaran proton untuk DMFC. Pengaruh rasio
pelarut dalam larutan membran komposit dipelajari. Tujuan utama lain dari pekerjaan
ini adalah juga untuk menentukan kemungkinan mengurangi kandungan alkohol
dalam metode casting solusi untuk pembuatan membran, sambil mempertahankan
sifat membran untuk aplikasi DMFC. Dampak utama dari pengurangan jumlah
alkohol akan menyebabkan pengurangan biaya pembuatan membran.)

2. Explain how the method of synthesis and characterization of the material (Jelaskan
bagaimana metode sintesis dan karakterisasi bahan)
 Answer:
 Preparation of Nafion/MOR composite membrane by solution casting method
The preparation of composite membranes used the solution casting described with
modification of amount of alcohol solvent. Nafion solution (7.5 cm3) and DMF (20.5 cm3)
were mixed with 15:85 vol ratio of methanol/ethanol mixture. Amount of alcohol solvents
was varied with the ratio of zero, one, three, and five by volume compared to DMF. Then, 78
mg MOR powder was added into the mixture under ultrasonic and stirring condition in an
interval of 15 min for a total period of 2 h. Solution was then dried in a glass Petri dish under
a vacuum condition of _90 kPa and 100 _C for 20 h and consequently at 150 _C for 4 h. The
cast composite membrane was removed from the Petri dish, boiled in deionized water, 5wt %
H2O2, and 1MH2SO4 for 10, 30 and 30 min, respectively. Finally, the cast membranes were
washed in boiling deionized water. These obtained samples with different alcohol volume
were denoted as 5N0A3D, 5N1A3D, 5N3A3D, and 5N5A3D where N is volume ratio of
Nafion solution, A is volume ratio of alcohol, and D is volume ratio of DMF.
(Persiapan membran komposit menggunakan casting-solution yang dijelaskan oleh
Tricoli [33] dan Li [34] dengan modifikasi jumlah pelarut alkohol. Larutan Nafion (7,5 cm 3)
dan DMF (20,5 cm3) dicampur dengan perbandingan 15:85 vol campuran metanol/etanol.
Jumlah pelarut alkohol bervariasi dengan rasio nol, satu, tiga, dan lima volume dibandingkan
dengan DMF. Kemudian, 78 mg bubuk MOR ditambahkan ke dalam campuran di bawah
kondisi ultrasonik dan pengadukan dalam interval 15 menit untuk periode total 2 jam.
Larutan kemudian dikeringkan dalam cawan Petri kaca di bawah kondisi vakum 90 kPa dan
100oC selama 20 jam dan akibatnya pada 150oC selama 4 jam. Membran komposit
dikeluarkan dari cawan Petri, direbus dalam air deionisasi, 5% berat H2O2, dan 1M H2SO4
masing-masing selama 10, 30 dan 30 menit. Rincian lebih lanjut untuk persiapan dapat
ditemukan dalam karya kami sebelumnya [32,44]. Akhirnya, selaput gips dicuci dalam air
mendeionisasi mendidih. Sampel yang diperoleh ini dengan volume alkohol yang berbeda
dilambangkan sebagai 5N0A3D, 5N1A3D, 5N3A3D, dan 5N5A3D di mana N adalah rasio
volume larutan Nafion, A adalah rasio volume alkohol, dan D adalah rasio volume DMF.)

 Characterizations
A particle size analyzer
X-ray diffractometry
Fourier transform infrared spectrophotometry (FTIR)
Thermogravimetric analysis (TGA)
Scanning electron microscopy
Energy-dispersive X-ray spectroscopy (EDS).

3. How is the result of each the characterization of the material (Bagaimana hasil dari
masing-masing karakterisasi materi)
Answer:
Characterization of MOR
 XRD: The results clearly showed that there were no changes of the diffraction pattern
with the modified MOR compared to the unmodified MOR as the crystallinity of all
specimens remains unchanged after each preparation steps. (Hasil jelas menunjukkan
bahwa tidak ada perubahan pola difraksi dengan MOR yang dimodifikasi
dibandingkan dengan MOR yang tidak dimodifikasi karena kristalinitas semua
spesimen tetap tidak berubah setelah setiap langkah persiapan.)
 FTIR and TGA results confirmed that MOR surface treatment by silane coupling
agent was achieved. (hasil FTIR dan TGA mengkonfirmasi bahwa perawatan
permukaan MOR oleh agen kopling silan telah tercapai.)
 Characterization of SEM/EDS: that reducing alcohol ratio from five volume
(5N5A3D) to zero volume (5N0A3D) had insignificant effect on the homogeneity of
the composite membranes.
(mengurangi rasio alkohol dari lima volume (5N5A3D) menjadi nol volume
(5N0A3D) memiliki efek yang tidak signifikan pada homogenitas membrane
komposit.)