Professional Documents
Culture Documents
2735 3177 1 PB
2735 3177 1 PB
Email: jokosusilo@uii.ac.id
ABSTRACT
This study intends to explore the effect of the management knowledge acquisition to
customers and employees about environmentally friendly products on product quality. At a
later stage, this study also analyzed whether the quality performance factor and the application
of environmental accounting are moderating the relationship between management knowledge
and product quality. Specific objectives of this study was to establish management's knowledge
for customer understanding about green product will have an effect on product quality, to
determine the distribution of management knowledge to the employees about the
involvement of employees in the manufacturing of green product will have an effect on product
quality, to establish quality performance moderate the relationship of knowledge management
of customer and diistribusi knowledge to employees with quality products, and to establish
environmental accounting reporting moderate the relationship of management knowledge to
customers and knowledge distribution to employees with quality products. This study was
designed in an exploration that examines the acquisition of management knowledge about
customers and employees on product quality, as well as the moderating variable is the quality
of performance and application of environmental accounting. Regression test done to prove
the hypothesis set out in this study. A discovery in this study prove that the acquisition of
management knowledge about customers and employees about green products affect the
quality of environmentally friendly products. Variable quality of performance can also be
proved empirically moderate the relationship. While the application of environmental
accounting is not empirically proven to moderate the relationship of knowledge management
and product quality.
Keywords: green product, knowledge management, customers and employees, product quality
47
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
oleh persepsi manajer terhadap pelanggan Akuntansi lingkungan sebagai salah satu
dan pegawainya. Keputusan yang diambil upaya untuk mengetahui komitmen
oleh manajer sangat bergantung kepada perusahaan terhadap permasalahan
pengetahuannya terhadap keinginan keselamatan lingkungan hidup menjadi bagian
pelanggan dan distribusi pengetahuannya yang penting dalam membuktikan komitmen
terhadap pegawai. tersebut. Banyaknya perusahaan industri dan
Kualitas produk, sampai saat ini masih jasa besar dunia yang kini menerapkan
menjadi perhatian penting bagi manajemen akuntansi lingkungan tujuannya adalah
sebagai bagian dari kinerjanya untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
menciptakan kepercayaan konsumen lingkungan dengan melakukan penilaian
terhadap produk ciptaannya. Definisi umum kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya
dari kualitas dapat diartikan sebagai (environmental costs) dan manfaat atau efek
penghargaan atas kesempurnaan, nilai, (economic benefit). Akuntansi lingkungan
kenyamanan dalam spesifikasinya (Forker, diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk
Shawnee dan Cornelia, 1996), memenuhi menghasilkan penilaian kuantitatif tentang
harapan pelanggan (Chen, Ken dan Antony, biaya dan efek perlindungan lingkungan
1997). Di tahun 1988, Juran menekankan (environmental protection). Selain itu
pentingnya kualitas di setiap tahap siklus penggunaan teknologi informasi juga
pengembangan produk dan sepanjang memungkinkan aliran informasi dari pabrik-
berjalannya rantai nilai perusahaan (Chen, pabrik mereka di seluruh dunia berjalan tanpa
Ken dan Antony, 1997). Deming (1994) penundaan. Hasilnya kesadaraan lingkungan
menjelaskan ada tiga cara untuk di antara para pekerjanya meningkat, upaya
mengembangkan kualitas ; melalui inovasi mengurangi biaya berhasil baik dan ada hasil
desain produk/jasa, melalui inovasi dalam positif penanganan persoalan lingkungan dan
proses, dan melalui peningkatan keberadaan pengurangan dampak negatif lingkungan yang
proses tersebut. didukung pabrik-pabrik dan anak perusahan di
Isu tentang kerusakan lingkungan hidup seluruh dunia.
merupakan topik terhangat di hampir semua Begitu pula dengan kinerja kualitas, Brady,
negara, terkhusus negara yang sedang Henson dan Fava (1999) berargumen bahwa
berkembang. Adalah perusahaan, sebagai kinerja seharusnya meningkat dengan adanya
sebuah organisasi yang dalam kesehariannya isu lingkungan hidup yang dikaitkan dengan
mengeksploitasi sumber daya manusia dan perhatian manajemen terhadap kualitas
sumber daya alam untuk mendatangkan produk. Penelitian yang dilakukan oleh Dunk
keuntungan yang sebesar-besarnya demi (2002) makin menguatkan ini bahwa terdapat
kemakmuran shareholders-nya yang hubungan yang positif antara kualitas produk,
kemudian menjadi aktor utama penyebab akuntansi lingkungan dan kinerja kualitas.
munculnya kerusakan lingkungan hidup. Adalah suatu hal yang penting, manakala
Manajer, sebagai motor penggerak jalannya perusahaan mengembangkan proses dan
perusahaan, menjadi isu sentral dalam sistem yang menghasilkan kualitas produk
keselamatan lingkungan hidup ini. yang unggul pada harga yang kompetitif
Pengetahuan manajemen tentang menuju kepuasan pelanggan. Manajer
keselamatan lingkungan seharusnya dapat menyadari bahwa keinginan dan kebutuhan
terdistribusi dengan baik ke pegawainya, dan pelanggan selalu berubah, sehingga harapan
pengetahuan dia tentang komitmen para pelanggan haruslah dapat dipahami dengan
pelanggannya terkait dengan apakah produk jelas, dan perusahaan secara menyeluruh
yang dihasilkan perusahaan sudah ramah harus memenuhi harapan pelanggan tersebut
terhadap lingkungan (green product), pada (Lee, Jie, dan Li, 2001). Fokus pada
akhirnya jelas akan mempengaruhi kualitas pelanggan ini dapat diwujudkan dengan
produk yang akan diciptakannya. terciptanya komunikasi antara perusahaan
48
Susilo
49
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
50
Susilo
51
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Kinerja Kualitas
Tingkat Pengetahuan
Manajemen thd Pelanggan
H1 H3
Kualitas Produk Ramah
Lingkungan
H2 H4
Distribusi Pengetahuan
Manajemen thd Pegawai
Akuntansi Lingkungan
52
Susilo
dapatlah dibuat suatu hipotesis ; kualitas kinerja dan kualitas produk. Nalini dan
Bonnie (2004) menjelaskan bahwa setidaknya
H1 : Semakin tinggi tingkat pengetahuan ada empat faktor kunci dalam memotivasi
manajemen terhadap pemahaman pegawai untuk peningkatan kinerja yakni ;
pelanggan tentang green product maka komitmen manajemen, pemberdayaan
semakin tinggi kualitas produk yang pegawai, penghargaan, umpan balik dan
dihasilkan review. Proses distribusi pengetahuan
manajemen tentang penciptaan green product
Pengaruh Distribusi Pengetahuan kepada para pegawainya sangat
Manajemen Terhadap Pegawai Mengenai berhubungan dengan environmental
Green product. Banyak penelitian management system (EMS). Salah satu
membuktikan bahwa adanya interaksi dari bahasan terkait dengan EMS ini adalah
pengetahuan yang berbeda akan program kepada pegawai (Nalini dan Bonnie,
menghasilkan pengetahuan yang dapat 2004). EMS ini menyediakan format yang
diterima semua. Begitu pula dalam suatu memudahkan manajemen di dalam
perusahaan, kerjasama tim sangat mengendalikan dampak lingkungan
berpengaruh dalam kesuksesan perusahaan perusahaan (Barnes, 1996). Dengan EMS ini,
tersebut. Jones, White dan Uyanik (1999) manajemen dengan jelas menetapkan
menegaskan koordinasi interaksi tatap muka komitmennya terhadap pengembangan
antar anggota tim pengembangan produk lingkungan. Program yang terstruktur dengan
dapat menciptakan improvisasi produk dan formal menyediakan tahap untuk
sharing pengetahuan secara langsung. Hal ini meningkatkan perhatian pegawai terhadap isu
menyebabkan faktor adanya transformasi lingkungan hidup dan signifikansinya terhadap
pengetahuan menjadi hal penting dalam perusahaan (Barnes, 1996). Struktur yang
kesuksesan bekerja. Lee, Jie, dan Li (2001) ada di EMS menyediakan tujuan untuk
menyatakan bahwa proses penting dalam pengembangan lingkungan (Nalini dan
pengetahuan manajemen dalam suatu Bonnie, 2004). Tidak jelasnya tujuan tersebut
organisasi adalah transfer pengetahuan akan mengakibatkan ketidakefisienan dalam
kemana dan dimana pengetahuan tersebut antuisme mereka terhadap tanggung jawab
diperlukan. Nalini dan Bonnie (2004) tersebut atau keterlibatan mereka di
menegaskan bahwa setiap kesuksesan dalamnya. Sehingga dari sini, komunikasi
program manajemen tergantung dari respon pengetahuan manajemen dalam pencapaian
yang diberikan pegawainya terhadap program tujuan ini menjadi penting di dalam
manajemen. Begitu juga sebagaimana yang memotivasi pegawainya untuk beraktivitas.
didiskusikan dalam pembahasan pelanggan di Pemberdayaan pegawai adalah
atas, mengikutsertakan pegawai dalam memberikan kepercayaan kepada pegawai
proyek pengembangan produk baru dapat baik itu kemampuan dan tanggung jawab
memberikan kontribusi terhadap kualitas untuk secara aktif beraktivitas,
produk (Lee, Jie, dan Li, 2001). Survey ke mengidentifikasi masalah dalam lingkungan
pegawai, umpan balik yang terus hidup yang mempengaruhi kualitas atau jasa
berkesinambungan, serta wawancara pelanggan serta memenuhi kebutuhan
merupakan cara yang efektif di dalam mereka. Pegawai yang tidak atau sedikit
mengembangkan kualitas produk. dilibatkan pemberdayaannya maka
Mengikutsertakan pegawai menurut Addison komitmennya akan berkurang terhadap
(2000) berhubungan dengan peningkatan pengembangan dibanding dengan pegawai
kinerja dari produk baru. yang diberdayakan (Argyris, 1998). Inisiatif
Salah satu transfer pengetahuan manajemen tidak akan berarti jika tanpa ada
manajemen terhadap pegawai adalah keterlibatan pegawai di dalamnya. Sistem
memotivasi pegawai untuk peningkatan penghargaan yang didesain dengan baik
53
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
dapat juga membantu mendorong pegawai kinerja dapat menguntungkan dalam hal
untuk mewujudkan praktik yang ramah penambahan isu lingkungan (green product)
lingkungan dengan efektif (Nalini dan Bonnie, ke dalam perhatian perusahaan untuk kualitas
2004). Penghargaan dapat merupakan produk. Kinerja ini dipengaruhi oleh adanya
pemotivasian yang terus menerus dan dapat komitmen dari manajemen baik yang
meningkatkan komitmen pegawai terhadap berhubungan dengan pelanggannya ataupun
tanggung jawab lingkungan. Penghargaan ini pegawainya. Oleh karena itu, kinerja kualitas
dapat diimplementasikan dalam berbagai cara mempengaruhi hubungan antara akuisisi
seperti insentif uang atau penghargaan atas pengetahuan manajemen terhadap pelanggan
keterlibatan mereka dalam aktivitas ramah serta distribusi pengetahuan manajemen
lingkungan. Cara pemberian penghargaan ini terhadap pegawainya dengan kualitas produk.
tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan Dari sini, hipotesis yang dapat dibangun
pegawainya. adalah;
Dalam rangka pencapaian tujuan jangka
panjang, sebagian besar program manajemen H3: Kinerja kualitas berpengaruh positif
membutuhkan seperangkat informasi terkait terhadap hubungan antara pengetahuan
dengan review dan umpan balik pegawainya. manajemen tentang pemahaman
Review dan umpan balik ini dapat berupa pelanggan dan pegawainya dan kualitas
pengawasan kinerja lingkungan, audit produk.
lingkungan dan tindakan perbaikan. Dari
keempat faktor transfer pengetahuan Akuntansi Lingkungan. Beberapa
manajemen tersebut maka hipotesis yang pendapat mengkaitkan pengertian akuntansi
dapat disusun adalah ; lingkungan dengan istilah green accounting.
Namun, jika pengertian akuntansi lingkungan
H2: Semakin tinggi pengetahuan dikaitkan dengan green accounting,
manajemen mengenai partisipasi penjelasannya akan lebih rumit karena
pegawai tentang green product, maka pengertian green accounting itu sendiri
semakin tinggi pula kualitas produk yang sampai saat ini belum dapat disepakati. Hal ini
dihasilkan. dipengaruhi oleh perdebatan apakah
akuntansi itu adalah bebas nilai atau tidak
Kinerja Kualitas. Kualitas adalah hal yang bebas nilai. Bagi yang mengakui bahwa
selalu disebutkan sebagai salah satu prioritas akuntansi adalah bebas nilai, maka
persaingan perusahaan dan menjadi hal yang pengertian green accounting menjadi semakin
dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan sulit didefinisikan. Akan lebih mudah jika
dalam pasar global. Unsur kualitas yang mengakui bahwa akuntansi adalah tidak
merupakan kunci proses praktik-praktik bebas nilai dimana keberadaan akuntansi itu
pengembangan kualitas adalah dukungan dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
kebijakan kualitas manajemen puncak, mengelilinginya, maka pengertian mengenai
pelatihan pegawai, hubungan antar pegawai, green accounting akan menjadi lebih mudah
manajemen produk dan desain proses, dipahami.
manajemen kualitas pemasok, manajemen Sejak memahami akuntansi sebagai
dari prosedur pemrosesan dan bagian dari fungsi service baik sosial,
pengoperasionalan (Forker, Shawnee dan budaya, ekonomi bahkan politik, maka banyak
Cornelia, 1996). faktor mempengaruhi akuntansi itu sendiri.
Pengakuan faktor-faktor lingkungan dan Sementara itu, Belkoui (1998) menjelaskan
pelaporan biaya lingkungan berpotensi untuk bahwa budaya merupakan faktor utama yang
meningkatkan kinerja kualitas (Dunk, 2002). mempengaruhi perkembangan struktur bisnis
Hal ini konsisten dengan yang dikemukakan dan lingkungan social, yang pada akhirnya
Brady, Henson dan Fava (1999) bahwa akan mempengaruhi akuntansi. Akuntansi
54
Susilo
55
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
56
Susilo
Karena semua item pernyataan valid, maka heteroskedastisitas. Hal ini ditunjukkan oleh
semua item tersebut dapat diikutkan dalam pola diagram pencar residual yang menyebar
pengujian reliabilitas. dan tidak membentuk pola tertentu. Data
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk regresi terbebas dari heteroskedastisitas,
mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut sehingga hasil uji menunjukkan bahwa
memberikan hasil yang konsisten atau akurasi hasil prediksi tidak meragukan. Uji
dengan kata lain reliabilitas digunakan untuk heteroskedastisitas berikutnya adalah dengan
menguji kestabilan skala (internal memasukkan dua moderating yakni variable
consistency). Reliabilitas instrumen dilihat dari product performance (PERFQ) dan
Cronbach Alpha masing-masing instrumen environment accounting (ACCENV). Hasil uji
dalam kedua definisi operasional. Instrumen masih menunjukkan bahwa data belum
dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach terbebas dari heteroskedastisitas. Diagram
Alpha lebih besar dari 0,6. Hasil pengujian pencar yang terbentuk lebih jelas membentuk
reliabilitas instrumen dapat dilihat dalam tabel pola tertentu. Hasil uji asumsi multikol pada
2. output coeficient menunjukkan nilai VIF
Dari hasil uji reliabilitas (tabel 2), maka sebesar 1,096 pada variabel pelanggan dan
dapat disimpulkan bahwa semua variable pegawai, sedangkan nilai tolerance nya juga
yang diuji adalah reliable karena cronbach menunjukkan nilai sama yakni 0,912. Karena
alpha-nya di atas nilai 0,6 semua. nilai VIF dan Tolerancenya mendekati 1,
Uji asumsi klasik adalah persyaratan berarti dapat dimaknai bahwa model regresi
statistik yang harus dipenuhi pada analisis tidak terdeteksi multikolinearitas. Hasil Uji
regresi linear berganda yang berbasis otokorelasi pada model regresi dengan hanya
ordinary least square (OLS). Jadi analisis dua variabel independent adalah menunjuk
regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak angka D-W 2,188 > du 1,71, maka model
memerlukan persyaratan asumsi klasik, regresi ini tidak ada otokorelasi. Sehingga
misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. model tidak menunjukkan adanya bias interval
Kerangka penelitian yang digunakan dalam kepercayaan dan ketidaktepatan penerapan
riset ini menggunakan dua variable bebas (IV) uji F dan t. Sedangkan hasil Uji otokorelasi
dan satu variable terikat (DV) pula pada model regresi dengan dua variabel
memasukkan dua moderating variable (MV), independent dan dua Moderating variabel
sehingga regresi analisis yang tepat menunjuk angka D-W 2,137 > du 1,75, maka
digunakan adalah regresi linier berganda. model regresi dengan 2 IV dan 2 MV
Oleh karenanya analisis regresi ini harus menunjukkan tidak ada otokorelasi. Model
memenuhi persyaratan uji asumsi klasik tidak menunjukkan adanya bias interval
multikolinearitas, yakni untuk meyakinkan kepercayaan dan ketidaktepatan penerapan
bahwa tidak ada hubungan korelasi yang kuat uji F dan t.
diantara kedua IV dan MV. Hasil uji data awal, Hasil uji linearitas atas pelanggan dengan
pada saat regressi dengan menggunakan dua kualitas produk terbukti bahwa hubungan
variable independent berupa Pelanggan dan antara Pelanggan (tingkat pemahaman
Pegawai, maka uji heteroskedastisitasnya manajemen mengenai pelanggan) dengan
menunjukkan bahwa regresi ini terbebas dari kualitas produk menghasilkan nilai F = 4,849,
57
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
dengan nilai P = 0,000, dengan demikian persamaan umumnya akan berubah menjadi
p<0,05 pada deviation from linearity. Belum sebagai berikut:
dapat dibuktikan bahwa pada taraf
kepercayaan 95% tidak terjadi penyimpangan Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1 X2
signifikan terhadap linearitas. Makna (apabila ada satu IV dan satu MV), atau
selanjutnya bahwa data belum memenuhi
asumsi klasik linearitas sebagai prasyarat Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X1 X2
analisis regresi linear. Hasil uji linearitas atas + b5 X1 X3 + b6 X2 X3 + bb X1 X2 X3
pegawai dengan kualitas produk terbukti ( apabila ada dua IV dan satu MV)
bahwa hubungan antara Pegawai
(pemahaman manajemen mengenai Hipotesis diterima jika X1 X2 X3 signifikan,
pengetahuan pegawai) dengan kualitas tetapi hampir pasti model ini menyalahi
produk menghasilkan nilai F = 2,079, dengan asumsi multikolinearitas.
nilai P = 0,054, dengan demikian p > 0,05
pada deviation from linearity. Sehingga dapat Tabel 3. Regresi Linier Berganda dua IV ( PEL--
dibuktikan bahwa pada taraf kepercayaan PEG) terhadap Kualitas Produk (PRODQ)
95% tidak terjadi penyimpangan signifikan Model Summary
terhadap linearitas. Makna selanjutnya dapat Std. Error
R Adjusted
Model R of the
disimpulkan bahwa data memenuhi asumsi Square R Square
Estimate
klasik linearitas sebagai prasyarat analisis
1 .609(a) .371 .358 .56460
regresi linear
a Predictors: (Constant), RPEG, RPEL
Uji Regression Analysis. Dalam
penelitian ini, model penelitian yang
Untuk mengetahui seberapa besar
digunakan menggunakan dua variabel bebas
pengaruh variabel bebas terhadap variabal
yakni PEL dan PEG, dan dua moderating
terikat, maka dilihat dari nilai koefisien
variabel. Sehingga model regresi yang tepat
determinasinya yakni dilihat nilai Adjusted R
digunakan untuk mengolah data adalah
Square. Hasil olah regresi linier berganda
menggunakan model regresi dengan residual
menunjukkan bahwa Adjusted R Squarenya
lack of fit. Dalam model ini hipotesis
sebesar 0,358, menunjukkan bahwa 35,8%
moderating akan diterima terjadi, jika terdapat
variasi kualitas produk ramah lingkungan
ketidakcocokan dari deviasi hubungan linear
dipengaruhi oleh variable tingkat pengetahuan
antara variabel independen. Hipotesis
manajemen mengenai pelanggan (PEL) serta
moderating diterima jika nilai t hitung adalah
distribusi pengetahuan manajemen terhadap
negatif dan signifikan. Model ini terbebas dari
pegawainya (PEG), dan sisanya disebabkan
gangguan multikolinearitas karena hanya
oleh sebab-sebab lain. Nilai Adjusted R
menggunakan satu variabel bebas.
Square sebesar 0,358 bertanda positif,
Metode ini dilakukan dengan
sehingga data untuk selanjutnya dapat dilihat
menambahkan variabel perkalian antara
nilai F hitung maupun t hitungnya.
variabel independen/bebas (IV) dengan
Untuk menguji kelayakan model (goodness
variabel moderatingnya (MV), sehingga
of fit) digunakan uji F hitung.
Tabel 4. ANOVA(b)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 17.518 2 8.759 27.476 .000(a)
Residual 29.646 93 .319
Total 47.164 95
a Predictors: (Constant), RPEG, RPEL
b Dependent Variable: RPRODQ
58
Susilo
Tabel 5. Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .463 .477 .969 .335
RPEL .361 .087 .356 4.134 .000
RPEG .482 .104 .400 4.652 .000
a Dependent Variable: RPRODQ
Tabel ANOVA menunjukkan bahwa nilai F konstanta lagi karena nilainya telah
hitung sebesar 27,476 dengan p = 0,000. distandardizedkan.
Oleh karena P < 0,05, maka model regresi Koefisien standardized PEL sebesar 0,356,
dapat dipakai untuk memprediksi kualitas dengan p = 0,000 sehingga persamaan
produk ramah lingkungan. Atau menunjukkan regresi menjadi Y = 0,356 X, p < 0,05 , IV
bahwa secara simultan/ serempak atau PEL secara signifikan berpengaruh terhadap
bersama sama variabel PEL dan PEG PRODQ sebesar 35,6%. Artinya semakin
berpengaruh terhadap kualitas produk ramah tinggi tingkat pengetahuan manajemen
lingkungan (PRODQ) pada taraf kepercayaan terhadap pemahaman pelanggan mengenai
95%. produk hijau akan diikuti oleh peningkatan
kualitas produk ramah lingkungan yang
df = N-K-1 = 96-2-1 = 93 dihasilkan. Atau peningkatan pengetahuan
manajemen mengenai pemahaman
F tabel pada derajat tingkat signifikansi 5 % pelanggan tentang produk hijau dalam satuan
= 0,05 adalah : unit akan diikuti oleh peningkatan kualitas
F hitung 0,358 > F tabel 0,135 produk ramah lingkungan yang dihasilkan
menunjukkan bahwa model layak untuk sebesar 0,356 atau 35,6%. Dengan demikian
memprediksi kualitas produk ramah hipotesa 1 telah terbukti.
lingkungan yang dihasilkan. Dari tabel di atas, t hitung PEG = 4,652
Diketahui db (derajat bebas) = N – K , di lebih besar daripada t tabel 0,1980, maka Ho
mana N = jumlah sampel, yakni 96 , K = ditolak, atau Ha diterima yakni ada pengaruh
jumlah variabel bebas, yakni = 2, maka db = yang signifikan dari variabel tingkat partisipasi
96 – 2 = 94, untuk jumlah sampel < 100 maka pegawai atau distribusi pengetahuan
digunakan taraf kepercayaan 95% atau α = manajemen terhadap pegawai mengenai
0,05/ 2 = 0,025. produk hijau terhadap kualitas produk yang
Maka nilai t tabel adalah pada derajat dihasilkan.
0,025 dan n df = 94, yakni 0,1980 Koefisien standardized PEG sebesar
Dari tabel 5, t hitung PEL = 4,134 lebih 0,400, dengan p = 0,000 sehingga Y = 0,400
besar daripada t tabel 0,1980, maka Ho X, p < 0,05 , IV PEG secara signifikan
ditolak, atau Ha diterima yakni ada pengaruh berpengaruh terhadap PRODQ sebesar
yang signifikan dari variabel tingkat 40,0%. Sehingga peningkatan distribusi
pengetahuan manajemen mengenai pengetahuan manajemen terhadap pegawai
pemahaman pelanggan tentang produk hijau akan diikuti oleh peningkatan kualitas produk
terhadap kualitas produk ramah lingkungan. ramah lingkungan. Semakin tinggi tingkat
Penelitian ini menggunakan skala likert, distribusi pengetahuan manajemen mengenai
sehingga untuk menguji signifikansi dan produk hijau terhadap pegawainya dalam
interpretasi data maka koefisien yang satuan unit akan diikuti oleh peningkatan
digunakan adalah koefisien standardized. kualitas produk ramah lingkungan yang
Dengan koefisien standardized tidak ada dihasilkan sebesar 0,400 atau 40,0%.
59
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 RACCENV, RPEL, RPERFQ, RPEG(a) . Enter
2 Backward (criterion: Probability
. RACCENV
of F-to-remove >= .100).
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: RPRODQ
60
Susilo
Tabel 8. ANOVA(c)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 19.625 4 4.906 16.212 .000(a)
Residual 27.539 91 .303
Total 47.164 95
2 Regression 18.941 3 6.314 20.582 .000(b)
Residual 28.223 92 .307
Total 47.164 95
a Predictors: (Constant), RACCENV, RPEL, RPERFQ, RPEG
b Predictors: (Constant), RPEL, RPERFQ, RPEG
c Dependent Variable: RPRODQ
Tabel 9. Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .840 .563 1.493 .139
RPEL .410 .090 .404 4.529 .000
RPEG .385 .133 .320 2.904 .005
RPERFQ -.276 .114 -.215 -2.416 .018
RACCENV .220 .146 .170 1.503 .136
2 (Constant) 1.067 .546 1.955 .054
RPEL .424 .091 .418 4.686 .000
RPEG .513 .103 .426 4.999 .000
RPERFQ -.243 .113 -.189 -2.154 .034
a Dependent Variable: RPRODQ
Yakni ada pengaruh yang signifikan dari Tabel koefisien menunjukkan bahwa
variabel kinerja kualitas terhadap tingkat signifikansi pada Moderator adalah sebesar
pengetahuan manajemen mengenai 0,446 lebih besar daripada α = 0,05, (0,446 >
pemahaman pelanggan terhadap kualitas 0,05) maka variable kinerja kualitas
produk ramah lingkungan, sehingga hipotesa sesungguhnya bukanlah variable moderator.
ke 3 terbukti bahwa Kinerja kualitas Dari tabel koefisien (tabel 11) diketahui bahwa
berpengaruh positif terhadap hubungan signifikansi pada Moderator adalah sebesar
antara pengetahuan manajemen tentang 0,775 lebih besar daripada α = 0,05, (0,775 >
pemahaman pelanggan dan pegawainya 0,05) maka variable akuntansi lingkungan
terhadap kualitas produk ramah lingkungan bukanlah variable moderator.
yang dihasilkan.
61
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.980 .109 36.398 .000
Zscore(RPEL) .240 .062 .340 3.870 .000
Zscore(RPEG) .222 .083 .315 2.672 .009
Zscore(RACCENV) .048 .146 .069 .332 .741
MODERATOR -.040 .138 -.061 -.287 .775
a Dependent Variable: RPRODQ
Dari olah metode residual lack of fit kenaikan, maka dapat disimpulkan bahwa
diketahui bahwa akuntansi lingkungan tidak tingkat akuisisi pengetahuan manajemen
mempunyai pengaruh terhadap model, nilai terhadap pelanggan dan pegawainya
moderator ACCENV lebih besar daripada menaikkan kualitas produk ramah lingkungan.
0,05. Hal ini diperkuat dengan hasil olah Pembuktian empiris hubungan antara
backward regression, variable ini dikeluarkan pengetahuan manajemen dengan kualitas
dalam model, sehingga model yang terbentuk produk memberikan catatan penting buat para
memiliki F hitung yang lebih besar. praktisi bisnis yang berkeinginan untuk
Menunjukkan bahwa model regresi tanpa meningkatkan kualitas produk hijaunya
variable ACCENV menjadi model yang lebih dengan cara meningkatkan kompetensi
layak digunakan untuk memprediksi. pengetahuan manajemen baik terhadap
pelanggan maupun para pegawainya. Hasil uji
Analisa Hipotesis Hasil Pengujian statistik membuktikan bahwa semakin tinggi
Statistik. Penelitian ini bertujuan menguji tingkat akuisisi pengetahuan manajemen dari
pengaruh pengetahuan manajemen terhadap pelanggannya, maka kualitas produk juga
kualitas produk. Studi ini menguji empat semakin meningkat. Partisipasi dari pegawai
hipotesis yang diderivasi dari model juga mempengaruhi kualitas produk. Pegawai
konseptual pengetahuan manajemen dan yang mengerti banyak tentang pelanggannya
kualitas produk. akan meningkatkan kualitas produk.
Secara umum, hasil penelitian Partisipasi mereka terhadap aktivitas
menunjukkan bahwa kualitas produk ramah pengembangan produk hijau akan membantu
lingkungan secara signifikan bergantung perusahaan meningkatkan kualitas produk.
kepada tingkatan pengetahuan manajemen Sementara itu, penelitian ini juga
yang diperoleh dari pelanggan serta membuktikan bahwa kualitas kinerja
partisipasi karyawannya, dan kinerja kualitas memoderasi pengaruh pengetahuan
memoderasi kedua hubungan tersebut. manajemen terhadap kualitas produk. Hal ini
Secara empiris, penerapan akuntansi konsisten dengan yang dikemukakan Brady,
lingkungan justru bukan merupakan factor Henson dan Fava (1999) bahwa kinerja dapat
yang memoderasi hubungan antara menguntungkan dalam hal penambahan isu
pengetahuan manajemen terhadap kualitas lingkungan (green product) ke dalam
produk. perhatian perusahaan untuk kualitas produk.
Ketika proses manajemen rendah, Kinerja ini dipengaruhi oleh adanya komitmen
pengetahuan manajemen terhadap pelanggan dari manajemen baik yang berhubungan
dan pegawai terkait produk ramah lingkungan dengan pelanggannya ataupun pegawainya.
berpengaruh positif pada kualitas produk. Oleh karena itu, kinerja kualitas
Ketika proses manajemen mengalami mempengaruhi hubungan antara akuisisi
62
Susilo
63
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011
Performance”. Accounting, Auditing & Govindarajulu Nalini dan Bonnie F Daily. (2004).
Accountability Journal. Vol. 15 No. 5, pp. 719- “Motivating Employees for Environmental
732. MCB Up Limited. Improvement”. Industrial Management & Data
Deming, W.E. (1994). “The Need for Change”. Systems. Volume 104. Number 4. pp 364-372.
The Journal for Quality and Participation. Vol 17, Grove, Stephen J., Raymond P. Fisk, Gregory M.
No. 7, pp. 30-2. Pickett dan Norman Kangun. (1996). “Going
Flynn, B. B., Schroeder, R.G. dan Sakakibara, S. green in the service sector-Social responsibility
(1994). “A framework for quality management issues, implications and implementation”.
research and an associated measurement European Journal of Marketing. Vol. 30 No. 5, pp.
instrument”. Journal of Operations Management. 56-66. MCB University Press.
Maret, pp. 339-366. Jones, R., White, L. Dan Uyanik, H. (1999).
Forker Laura B., Shawnee K. Vickery dan Cornelia “Employee involvement and organizational
R.M. Droge (1996). “The contribution of restructuring implementing change in a leading
quality to business performance”. International Turkish bank”. International Journal of
Journal of Operations & Production Management. Management. Vol. 16 No. 4, pp. 510-520.
Vol. 16 No. 8, pp. 44-62. Lee, Ching Chyi, Jie Yang, dan Li Ming Yu. (2001).
Gamble, G.O., Hsu, K., Jackson, C dan Tollerson, “The Knowledge value of customers and
C.D. (1996). “Environmental disclosures in employee in product quality”. Journal of
annual report: an international perspective”. Managemen Development. Vol. 20, No. 8, pp
The International Journal of Accounting, Vol. 31 691-704.
No. 3. pp. 293-331. Moenaert, R.K. dan Souder, W.E. (1990). “An
Gamini Herath. (2005). “Sustainable development Information transfer model for integrating
and environmental accounting; the challenge to marketing and R&D personnel in new product
the economics and accounting profession”. development projects”. Journal of Product
International Journal of Social Economics. Volume Innovation Management, Vol. 7, pp. 91-107.
32. No 12. pp. 1035-1050. Nalini, Govindaranjulu dan Bonnie F.D. (2004).
Garvin, D. (1986). “Quality Problem, Policies, and “Motivating employees for environmental
Attitudes in the US and Japan-An Exploratory improvement”. Industrial Management & Data
Studi”. Academy of Management Journal. Vol. 29 Systems. Volume 104. Number 4, pp. 364-372.
No. 4, pp. 653-73.
64