Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Valproic acid is an anticonvulsant drug that works by increasing the levels of
-aminobutyric acid (GABA). Determination of valproic acid is quite difficult
because it has no chromophore groups in its structure. Aa analytical method using
gas chromatography (GC) with flame ionization detector for the determination of
valproic acid in human plasma has been developed and optimized. Valproic acid
was extracted from plasma by liquid-liquid extraction method using diethyl ether.
The optimum analysis conditions for valproic acid in plasma were achieved by
regulated gas chromatography injector and detector at a temperature of 250oC and
temperature programming with an initial temperature of 70 oC and 5oC temperature
increasing per minute until a temperature of 100 oC, then held for 1 minute. Then
the tempera- ture was increased by 2°C per minute until the column temperature to
150oC. The optimum conditions of analysis took 32 minutes. In the concentration
range from
40.0 to 100.0 g/mL yielded a linear calibration curve with correlation coefficient (r)
of 0.9894. Accuracy (% diff) of this method was -13.67% to 12.33% with precision
(CV) between 9.33% to 14.92%, and relative recovery test was 86.33% to
112.33%.
Keywords : gas chromatography, optimation, plasma in vitro, valproic acid
ABSTRAK
Asam valproat dan bentuk garamnya merupakan obat antikonvulsi yang bekerja
dengan meningkatkan kadar aminobutyric acid (GABA). Penetapan kadar asam
valproat menjadi masalah yang cukup sulit karena tidak terdapat gugus kromofor
di dalam strukturnya.Metode analisis menggunakan kromatografi gas (KG) dengan
detektor ionisasi nyala untuk penentuan asam valproat dalam plasma manusia in
vitro telah dikembangkan dan dioptimasi. Asam valproat diekstraksi dari plasma
dengan metode ekstraksi cair-cair. Kondisi analisis optimum asam valproat dalam
plasma in vitro dengan kromatografi gas diatur pada suhu injektor dan detektor
250oC dan pemrograman suhu yang digunakan adalah dengan suhu awal 70oC
dengan kenaikan suhu 5oC per menit sampai suhu 100oC, kemudian ditahan selama
1 menit, lalu suhu dinaikkan sebesar 2oC per menit sampai suhu kolom menjadi
Cara Kerja
Penelitian ini pertama kali
dilakukan denganmembuat larutan
Induk Natrium Divalproat. Untuk
mencari kondisi analisis optimum,
dibuat larutan induk natrium dival-
proat 100 ppm. Untuk itu dilakukan
pemilihan laju alir gas pembawa
untuk analisis asam valproat secara
kromatografi gas Kemudian dila-
kukan modifikasi laju alir menjadi
1,0 dan 1,5 mL/menit. Suhu injektor
dan detektor yang digunakan
adalah 250°C.Elusi dilakukan
dengan suhu kolom terprogram
80°C sampai 100oC dengan
kenaikan suhu 5 oC per
menit.Setelah itu, suhu kolom
ditahan selama 1 menit lalu
dinaikkan sampai 150oC dengan
kenaikan suhu 2oC per
menit.Diperoleh waktu retensi, lalu
dihitung faktor ikutan, jumlah pelat
teoritis dan HETP.
Selanjutnya dilakukan
pemilihan
suhu awal kolom untuk analisis
asam valproat secara kromatografi
gas. Elusi dilakukan dengan suhu
kolom terprogram dari suhu awal
sampai 100oC dengan kenaikan suhu
5oC per menit.Setelah itu, suhu
kolom ditahan selama 1 menit lalu
dinaikkan sampai 150oC dengan
Tahap berikutnya adalah mela- divalproat dengan konsentrasi 100
kukan pemilihan pelarut organik ppm disuntikkan sebanyak 1,0 L
untuk ekstraksi asam valproat dalam pada alat KG dengan kondisi laju alir
plasma.Selanjutnya dilkaukan pemi- dan suhu awal kolom terpilih. Waktu
lihan waktu vorteks untuk analisis retensi dicatat, lalu dihitung jumlah
asam valproat dalam plasma. Pemi- pelat teoritis, HETP, faktor ikutan,
lihan waktu sentrifugasi untuk ana- dan presisi pada enam kali penyun-
lisis asam valproat dalam plasma. tikan. Selalin itu juga dilakukan
Waktu sentrifugasi selama 5, 10, 15, Validasi Metode Analisis Asam
dan 20 menit untuk analisis asam Valproat dalam Plasmasebanyak 1,0
valproat dalam plasma dipilih, ìL lapisan organik diambil lalu
dengan kecepatan sentrifugasi 3000 disuntikkan ke kromatografi gas.
rpm. Kemudian sebanyak 1,0 L
lapisan organik diambil lalu disuntik- Pengukuran LLOQ
kan ke kromatografi gas. Kemudian Larutan natrium divalproat
dihitung luas area dari masing-masing dalam plasma disiapkan dengan
waktu sentrifugasi. konsentrasi 30,0; 40,0; 50,0; 60,0; 70,0;
80,0; 90,0 dan 100,0 g/mL, kemu-
Uji Kesesuaian dian diekstraksi seperti cara pe-
Sistem Larutan standar natrium nyiapan sampel. Sebanyak 1,0 L
lapisan organik diambil lalu disun-
tikkan ke kromatografi gas pada presisi serta juga uji perolehan Kembali
kondisi terpilih. Kemudian dicari (% recovery) dan juga dila- kukan uji
konsentrasi natrium divalproat Selektivitas
terendah dalam plasma yang masih
dapat dideteksi oleh instrumen. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemudian dihitung persentase
akurasi (% diff) dan koefisien variasi Pemilihan Laju Alir Gas Pembawa
(KV) dari konsentrasi tersebut. untuk Analisis Asam Valproat dengan
Untuk pembuatan kurva kali- Kromatografi Gas
brasi dan uji lnearitas dalam plasma Penelitian ini menggunakan kolom
in Vitro. Sampel blanko serta larutan kapiler yang memiliki diam- eter kecil
natrium divalproat dalam plasma sehingga laju alir yang digunakan
dengan konsentrasi 40,0; 50,0; memiliki rentang antara 0,2– 2
60,0; ml/menit. Untuk semua elusi, suhu
70,0; 80,0; 90,0 dan 100,0 g/mL injektor dan detektor diatur pada suhu
disiapkan, kemudian diekstraksi 250ºC. Suhu injektor dan detektor
seperti pada cara penyiapan sampel. diatur pada suhu 250ºC. Berdasarkan
Sebanyak 1,0 L lapisan organik dari literatur, laju alir gas pembawa yang
masing-masing larutan tersebut digunakan sebesar 20 ml/menit.
disuntikkan ke alat kromatografi gas Namun, dalam pene-
pada kondisi terpilih.Tahap berikut-
nya adalah dilakukan uji akurasi, uji
litian ini digunakan variasi laju diperoleh waktu retensi 20,9 menit
alir gas pembawa, yaitu 1,0 dengan nilai N rata-rata 105481,4;
ml/menit, 1,5 ml/menit, dan 2,0 HETP rata-rata 0,0474 dan Tf
ml/menit. Pertimbangan variasi masing-masing 0,952;
laju alir gas pembawa adalah 1,509; dan 1,977. Selanjutnya, pada
diameter kolom yang digunakan.
Pertimbangan penetapan
suhu injektor adalah suhu
injektor harus diatur lebih
tinggi daripada suhu kolom
maksimum. Jadi seluruh
sampel akan menguap segera
setelah sampel disuntikkan.
Selain itu, suhu detektor
disesuaikan dengan detek- tor
yang digunakan.Untuk detektor
ionisasi nyala, suhu detektor
harus di atas 100ºC.Hal ini
bertujuan untuk mencegah
terjadinya kondensasi uap air
sehingga mengakibatkan peng-
karatan pada detektor ionisasi
nyala atau penghilangan
(penurunan) sensitivitasnya
(Gandjar & Rohman, 2007).
Kondisi optimum terpilih adalah
yang memberikan nilai
lempeng teoritis (N) besar,
ukuran efisiensi kolom (HETP)
kecil, faktor ikutan (Tf) yang
mendekati satu, waktu retensi
yang tidak terlalu lama, serta
pada kromatogram plasma
blanko tidak ada puncak yang
mengganggu pada waktu retensi
asam valproat. Pada laju alir 1,0
ml/menit diperoleh waktu
retensi 24,1 menit dengan nilai N
rata-rata 13442,8; HETP rata-
rata 0,0372 dan Tf masing-
masing 1,055;
1,263; dan 0,857. Kemudian
pada laju alir 1,5 ml/menit
(a)
(b)
(c)
Gambar 1. Kromatogram larutan natrium divalproat 100 g/mL dengan laju alir
gas He 1,0 mL/menit (a), 1,5 mL/menit (b) dan 2,0 mL/menit (c)
laju alir 2,0 ml/menit diperoleh waktu retensi 18,9 menit dengan nilai N
rata-rata 13442,8; HETP rata-rata
Pemilihan Suhu Awal Kolom
0,0372 dan Tf masing-masing 1,055; untuk Analisis Asam Valproat
1,263; dan 0,857. Dari ketiga kondisi secara Kromatografi Gas
tersebut, dipilih laju alir sebesar 1,0
Kondisi analisis optimum untuk
ml/ menit karena memberikan nilai
penetapan kadar asam valproat
N terbesar dan HETP terkecil. Data
dalam plasma adalah dengan laju
selengkapnya dapat dilihat Gambar
alir gas pembawa 1,0 ml/menit.
1.
Suhu injektor dan detektor diatur
pada suhu 250ºC.Elusi dilakukan
pada suhu awal kolom 70 o C
dengan
(a)
(b)
Gambar 2. Kromatogram larutan natrium divalproat 100 g/mL dengan suhu awal
kolom 70°C (a) dan 90°C (b)
kenaikan suhu 5oC per menit sampai
straksi terlebih dahulu untuk mem-
suhu 100oC dan ditahan selama 1
bebaskan ikatannya dengan protein.
menit.Setelah itu suhu dinaikkan
Untuk memperoleh metode ekstraksi
sampai 150 oC dengan kenaikan suhu
yang paling optimal, dicobakan
2oC per menit.
metode pengendapan protein meng-
gunakan metanol dan metode ek-
Pemilihan Pelarut Organik untuk
straksi cair-cair dengan pelarut
Ekstraksi Asam Valproat dalam
kloroform, n-heksan, dan dietil eter.
Plasma
Setelah dianalisis dengan menggu-
Untuk memperoleh asam val-
nakan kromatografi gas, ternyata
proat dari plasma lebih optimal di-
metanol dan kloroform tidak dapat
cobakan empat jenis pelarut organik
digunakan untuk ekstraksi natrium
pada saat ekstraksi, yaitu metanol,
divalproat dalam plasma, yang dapat
kloroform, dietil eter, dan heksan.
digunakan adalah heksan dan dietil
Pada saat ekstraksi dengan meng-
eter. Kemudian dari kedua pelarut
gunakan metanol dan kloroform
tersebut dibandingkan luas area
ternyata asam valproat tidak dapat
yang terbentuk pada
terekstraksi ke dalam pelarut
kromatogram. Karena luas area
organik tersebut. Pada saat ekstraksi
natrium divalproat yang diekstraksi
dengan menggunakan dietil eter,
dengan dietil eter lebih besar dari
luas area rata-rata yang diperoleh
luas area yang diek- straksi dengan
sebesar 20636,1. Pada saat ekstraksi
n-heksan, maka dalam penelitian
dengan menggunakan heksan, luas
ini, metode yang akan digunakan
area rata- rata yang diperoleh
untuk mengekstraksi natrium
sebesar 9704,2.
divalproat dalam plasma adalah
Sampel natrium divalproat da-
ekstraksi cair-cair dengan dietil
lam plasma sebelum disuntikkan ke
eter.
alat kromatografi gas harus diek-
(3a)
(3b)
(3c)
(3d)
Uji Akurasi
Pada uji akurasi, dilakukan ana-
lisis terhadap tiga rentang konsen-
trasi yang disebut sebagai Quality
control sample (QC), yaitu konsentrasi
rendah (40,0 g/mL), sedang (60,0
g/mL), dan tinggi (80,0 g/mL).
Uji yang dilakukan adalah hanya
men- cakup uji intra-day karena
keter- batasan waktu. Hasil dari uji
akurasi adalah konsentrasi rendah
(40,0 g/ mL) memberikan nilai %
diff 8,06 sampai 12,33%,
konsentrasi sedang (60,0 g/mL)
memberikan nilai % diff
-11,63 sampai -9,95%, dan
konsentrasi tinggi (80,0 g/mL)
memberikan nilai % diff - 13,67
sampai 9,41%. Nilai
% diff yang diperoleh tidak menyim-
pang kurang dari -15% atau lebih
dari +15% untuk masing-masing
konsentrasi. Dari hasil pengujian
akurasi yang telah dilakukan untuk
analisis asam valproat dalam plasma
sudah memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan.
Uji Presisi
Pada uji presisi asam valproat
dalam plasma, konsentrasi rendah
(40,0 g/mL) memberikan nilai
sentrasi sedang (60,0 g/mL) mem- trasi sedang, dan 86,97 sampai
berikan nilai KV 13,92 %, konsentrasi 101,65% untuk konsentrasi tinggi.
tinggi (80,0 g/mL) memberikan Berdasarkan hasil percobaan,
nilai KV 9,33 %, pada. Dari hasil diperoleh nilai persen perolehan
percobaan uji presisi yang telah kembali seluruhnya berada dalam
dilakukan untuk analisis natrium rentang yang dipersyaratkan, yaitu
divalproat dalam plasma sudah me- sebesar 80-120%. Berdasarkan
menuhi kriteria yang dipersyaratkan jurnal yang menjadi acuan penulis
karena diperoleh nilai KV kurang dalam mengembangkan metode
dari 15% untuk masing-masing analisis, rentang kalibrasi linier
konsentrasi. diperoleh pada konsentrasi 2,5-
6400 g/mL (Bigdeli, Falahat-
Uji Perolehan Kembali (% Pisheh, & Neyes- tani, 2007).
recovery) Berdasarkan hasil pene- litian yang
Pada penelitian ini dilakukan uji dilakukan penulis, dapat dilihat
perolehan kembali relative (% relative bahwa validasi metode yang
recovery). Berdasarkan perhitungan dilakukan memberikan rentang
dari hasil penelitian, diperoleh % kalibrasi yang linier pada
recovery sebesar 108,06 sampai konsentrasi 40,0-100,0 g/mL dan
112,32% untuk konsentrasi rendah, nilai LLOQ yang diperoleh sebesar
81,91 sampai 103,17% untuk konsen- 40,0 g/mL. Rentang kalibrasi
linier yang diper-
oleh dari jurnal acuan emang lebih naikan suhu 5oC per menit sampai suhu
sensitif dibanding metode ekstraksi 100 o C, kemudian ditahan selama 1
cair-cair yang dikembangkan oleh menit.Lalu suhu dinaikkan sebesar 2oC
penulis, namun metode yang dikem- per menit sampai suhu kolom menjadi
bangkan oleh penulis ini masih valid 150oC. Kondisi opti- mum ini
untuk digunakan karena rentang membutuhkan waktu analisis 32
asam valproat dalam plasma ada menit. Metode ekstraksi optimum untuk
pada konsentrasi 40-90 g/mL analisis asam val- proat dalam plasma
(Davis, DeVane, Ennis, Figueroa, in vitro adalah metode ekstraksi cair-
Smith & Winter, 2007). cair dengan dietil eter sebagai larutan
peng- ekstraksi, waktu pengocokan
KESIMPULAN dengan vorteks selama 120 detik, dan
waktu sentrifugasi 15 menit.
Kondisi analisis optimum asam
valproat dalam plasma in vitro diper- DAFTAR ACUAN
oleh dengan pemrograman suhu
dengan suhu injektor sebesar 250 oC Alizadeh N, Mohammadi A, Shah-
dan menggunakan detektor ionisasi dousti P. 2007. Determination of
nyala dengan suhu 250oC. Pemro- Valproic Acid in Human Serum
graman suhu yang digunakan adalah
dengan suhu awal 70oC dengan ke-
and Pharmaceutical Headspace Analysis. Clinica
Preparations by Chemica Acta ,139: 29-36.
Headspace Liquid-phase Deng C, Li N, Ji J, YangB, Duan
Microextraction Gas G,Zhang X. 2006. Development
Chroma- tgraphy-Flame of Water-phase Derivatization
Ionization Detec- tion Followed by Solid-phase Micro-
Without Prior Deriva- extraction and Gas Chromatog-
tization. Journal of raphy/Mass Spectrometry for
Chromatography B ,850: 128- Fast Determination of Valproic
133. Acid in Human Plasma. Rapid
Bigdeli M, Falahat-Pisheh HR, Communications in Mass
Neyestani TR. 2007. Simple Spectrom- etry ,20:1281-1287.
and Rapid Gas- Food and Drug Administration, U.S.
Chromatographic Method Department of Health and Hu-
for Quantitation of To- tal man Services. 2001. Guidance
and Free Valproic Acid in for Industry: Bioanalytical Method
Human Serum. Acta Medica Vali- dation. January 4, 2010.
Iranica ,45(2): 85-90. http//
Degel F, Heidrich R, Schmid R, www.fda.gov/cder/guidance/
Weidemann G. 1984. index.htm
Quantita- tive Food and Drug Administration, U.S.
Determination of Valproic Department of Health and Hu-
Acid by Means of Gas man Services. 2007. Guidance for
Chromato- graphic Industry: Individual Product Bio-
equivalence Recommendations. 2007. Open-label steady state
March 19, 2010. http://www. pharmakokinetic drug interac-
fda.gov/cder/guidance/
tion study on co-administered
bioequivalence/default.htm.
quetiapine fumarate and dival-
Gandjar IG, Rohman A. 2007. Kimia
proex sodium in patients with
Farmasi Analisis. Yogyakarta:
schizophrenia, schizoaffective
Pustaka Pelajar.
disorder, or bipolar disorder.
Winter HR, DeVane CL, FigueroaC.,
Human Psycopharmacology ,22:
Ennis DJ, Davis PC, Smith MA.
469-476.