Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang efek antipiretik kombinasi ekstrak etanol herba sambiloto
(Andrographis paniculata Burm.f. Nees.) dan ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi pepton 5% dengan tujuan
untuk mengetahui efek kombinasi dan menentukan dosis yang efektif sebagai antipiretik. Ekstrak
dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Tikus putih dibagi dalam 7
kelompok perlakuan. Setiap tikus diinduksi menggunakan pepton 5% dengan dosis 250 mg/200
g BB. Kelompok pertama diberi Na CMC sebagai kontrol negatif, kelompok ke-2 diberi
parasetamol sebagai kontrol positif, kelompok ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-7 diberi kombinasi
ekstrak etanol herba sambiloto dan ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan dosis (200 + 0)
mg/200 g BB, dosis (150 + 50) mg/200 g BB, dosis (100 + 100) mg/200 g BB, dosis (50 + 150)
mg/200 g BB dan dosis (0 + 200) mg/200 g BB. Pengukuran suhu dilakukan selama 3 jam
dengan interval 30 menit. Data hasil pengukuran dianalisis secara statistik menggunakan metode
ANOVA (Analisys Of Variance) dengan metode one way Anova. Hasil penelitian diperoleh,
bahwa kombinasi ekstrak dapat menurunkan suhu demam. Kombinasi yang efektif sebagai
antipiretik adalah ekstrak etanol herba sambiloto 150 mg dan ekstrak etanol daun belimbing
wuluh 50 mg (150 + 50) mg/200 g BB. Dosis tersebut memiliki efek antipiretik yang sebanding
dengan kelompok parasetamol.
menurunkan demam dengan dosis 200 setelah itu terjadi kemerahan pada permukaan
mg/200 g BB pada tikus dan adanya senyawa kulit. Pengaturan suhu tubuh terdapat pada
kimia andrografolid yang berperan sebagai bagian otak yang disebut hipotalamus.
antipiretik. Gangguan pada pusat pengaturan suhu tubuh
Selain itu, secara empiris daun inilah yang kemudian dikenal dengan istilah
belimbing wuluh pada umumnya juga demam (Tortora, 1990).
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati Umumnya masyarakat menggunakan
demam. Penelitian Lisdiyanti, (2008) obat sintesis sebagai bahan pengobatan untuk
menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing menghilangkan suatu penyakit, obat-obat
wuluh pada dosis 20 mg/200 g BB memiliki yang sering digunakan adalah parasetamol
efek antipiretik pada mencit (Mus musculus). dan asetosal. Namun, obat ini memiliki efek
Senyawa kimia yang memiliki efek sebagai samping yang dapat menimbulkan pengaruh
antipiretik adalah flavonoid dan tannin yang lain sehingga diperlukan pengobatan
dapat menghambat enzim siklooksigenase alternatif dari sedian bahan alam yang
yang berperan dalam biosintesis memiliki efek samping yang rendah.
prostaglandin sehingga demam terhambat Berdasarkan uraian di atas, maka
(Robinson, 1995; Hartini, 2012). Menurut penelitian dilanjutkan dengan menguji efek
Robinson (1995) bahwa flavonoid memiliki antipiretik kombinasi ekstrak etanol herba
kemiripan struktur dengan parasetamol. sambiloto dan ekstrak etanol daun belimbing
Ditinjau data praklinis tentang khasiat wuluh pada tikus putih jantan dengan tujuan
dari masing-masing tanaman tersebut, maka mengetahuiefek antipiretik dari kombinasi
dapat dikombinasikan sebagai suatu sediaan tersebut dan menentukan dosis yang efektif.
obat herbal untuk pengobatan alternatif II. BAHAN DAN METODE
secara tradisional yang efektif dan aman bagi BAHAN
penderita demam. Demam merupakan Bahan uji yang digunakan adalah
gangguan kesehatan yang hampir pernah ekstrak etanol herba sambiloto, ekstrak etanol
dirasakan oleh setiap manusia. Demam daun belimbing wuluh, parasetamol generik
ditandai dengan kenaikan suhu tubuh di atas 500 mg, pepton water 5%, Na CMC 1%,
0
suhu tubuh normal yaitu 36-37 C, yang etanol 70%, aluminium foil serbuk
diawali dengan kondisi menggigil magnesium, asam klorida pekat, besi (III)
(kedinginan) pada saat peningkatan suhu dan klorida 1%, kloroform, anhidrat asetat, asam
daun belimbing wuluh diekstraksi dengan air dan dipanaskan. Larutan tersebut
merendam serbuk kering dalam wadah busa selama 30 detik menunjukkan adanya
jam kemudian disaring. Diuapkan filtrat dari anhidrat asetat dan 3 tetes asam sulfat pekat.
masing-masing sampel dengan alat vacum Larutan berwarna merah yang terbentuk
rotary evaporator pada suhu 78oC dengan pertama kali kemudian berubah menjadi biru
kecepatan 100 rpm, diperoleh ekstrak kental dan hijau menunjukkan reaksi positif
ekstraksi yang sama dengan ekstraksi pada Ditimbang 0,1 g ekstrak ditambahkan 3
herba sambiloto. Ekstrak kental belimbing tetes asam sulfat 2 N kemudian diuji dengan
ditambahkan reagen FeCl3 1% sebanyak 5 ml. Aklimasi Hewan Uji (Malole & Pramono,
1989)
Warna biru tua atau hitam menunjukkan
Tikus diadaptasikan dengan lingkungan
adanya tannin (Harborne, 1987).
kandang selama 7 hari. Aklimatisasi yang
dilakukan bertujuan untuk memberikan
Penetapan Dosis Bahan Uji
adaptasi pada tikus putih (Rattus norvegicus
Berdasarkan penelitian terdahulu dosis
L.) terhadap lingkungan yang baru. Tikus
ekstrak sambiloto yang digunakan adalah 200
diletakkan dalam kandang yang berisi sekam,
mg/200 g BB, dosis ini dapat menurunkan
berfungsi untuk menyerap kotoran tikus.
suhu tubuh tikus putih (Yuniarti, 2008),
Masing-masing kandang berisi 5 ekor tikus
sedangkan dosis ekstrak belimbing wuluh
yang diberi makan dan minum. Kandang
yang digunakan adalah 140 mg/200 g BB,
ditempatkan di dalam Laboratorium
dosis tersebut dapat menurunkan suhu tubuh
Farmakologi Program Studi Farmasi Untad.
pada tikus (Lisdiyanti, 2008). Maka dalam
Hewan uji dipuasakan selama 18 jam dan
penelitian ini, dilakukan variasi dosis ekstrak
tetap diberi minum dengan air ad libitum
etanol herba sambiloto dan ekstrak etanol
sebelum perlakuan.
daun belimbing wuluh sebagai berikut:
Penyiapan Bahan Suspensi Na-CMC 1%
Tabel 3.1 Variasi Dosis Ekstrak
(b/v)
Dosis (mg/200 g BB)
Ditimbang 1 g Na-CMC dimasukkan
Sambiloto Belimbing Wuluh sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang
200 0 berisi 50 ml akuades panas (suhu 70oC) dan
150 50 didiamkan selama 30 menit hingga diperoleh
100 100 massa yang transparan, diaduk lalu
50 150 diencerkan dengan akuades hingga 100 ml
0 200 (Anief, 1995).
Penyiapan Suspensi Parasetamol
Pengujian Efek Antipiretik Tablet parasetamol 500 mg ditimbang
Penyiapan pengujian efek antipiretik sebanyak 10 tablet, kemudian digerus dan
meliputi aklimatisasi hewan uji, penyiapan ditimbang serbuk sebanyak 0,291 gram.
bahan suspensi dan evaluasi efek antipiretik. Kemudian dimasukkan dalam mortir dan
ditambahkan dengan suspensi Na-CMC
sedikit demi sedikit sambil digerus hingga
Uji Efek Antipiretik Kombinasi Ekstrak Etanol Herba Sambiloto
(Nurhalfah Ibrahim dkk)
261
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): 257 - 268 ISSN: 2338-0950
December 2014
homogen, lalu dimasukkan dalam labu ukur Ditimbang 2,5 gram pepton
50 ml. Kemudian volumenya dicukupkan ditambahkan Aqua Pro Injeksi sedikit demi
hingga 50 ml dengan suspensi Na CMC. sedikit hingga larut dan dimasukkan dalam
Penyiapan Suspensi Kombinasi Ekstrak labu ukur 50 ml. Kemudian volumenya
- Dosis Tunggal Dosis (0 + 200) mg/200 dicukupkan dengan API (Aqua Pro Injeksi)
g BB hingga 50 ml. Selanjutnya disterilkan dalam
Ditimbang ekstrak etanol daun autoclave.
belimbing wuluh sebanyak 1.000 mg dalam
cawan porselin kemudian ditambahkan
suspensi Na-CMC sedikit demi sedikit sambil Evaluasi Efek Antipiretik
digerus hingga homogen lalu dicukupkan Urutan penelitian sebagai berikut :
volumenya hingga 25 ml dengan suspensi Na 1. Sebanyak 21 ekor hewan uji dibagi
CMC. Demikian juga untuk dosis tunggal menjadi 7 kelompok (masing-masing
pada ekstrak etanol herba sambiloto (200 + 0) kelompok terdiri dari 3 ekor tikus
mg/200 g BB. putih), sebelum dilakukan pengujian
- Dosis Kombinasi (100 + 100) mg/200 g hewan dipuasakan selama 18 jam tetapi
BB tetap diberi minum ad libitum.
Ditimbang ekstrak etanol herba 2. Dilakukan pengukuran suhu rektal yaitu
sambiloto sebanyak 500 mg dan ekstrak dengan cara memasukkan termometer
ekstrak etanol daun belimbing wuluh digital ± 2 cm ke dalam rektal tikus
sebanyak 500 mg dalam cawan porselin. untuk mengetahui suhu awal sebelum
Kemudian masing-masing ekstrak induksi (suhu standar).
ditambahkan suspensi Na-CMC sedikit demi 3. Semua hewan uji diinduksi demam
sedikit sambil digerus hingga homogen. Lalu dengan pepton 5% 1ml/ekor secara
kedua ekstrak dicampur dan dicukupkan subkutan.
volumenya hingga 25 ml dengan suspensi Na 4. 1 jam setelah pemberian penginduksi,
CMC. Demikian juga untuk dosis kombinasi dilakukan pengukuran kembali pada
(150 + 50) mg/200 g BB dan (50 + 150) rektal tikus.
mg/200 g BB yang sesuai dengan 5. Jika terjadi peningkatan suhu tubuh
perhitungannya masing-masing. lebih dari atau sama dengan 0,6oC dari
Pembuatan Larutan Penginduksi Pepton
5% b/v
Uji Efek Antipiretik Kombinasi Ekstrak Etanol Herba Sambiloto
(Nurhalfah Ibrahim dkk)
262
Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): 257 - 268 ISSN: 2338-0950
December 2014
dan ekstrak etanol daun belimbing paniculata Burm.f. Nees. dan untuk
dan ekstrak etanol daun belimbing metode maserasi menggunakan pelarut etanol
wuluh dosis 100 mg/200 g BB. 70% sebanyak 2,5 Liter. Hasil rendemen
kombinasi ekstrak etanol herba ekstrak etanol daun belimbing wuluh positif
ekstrak etanol daun belimbing wuluh tanin, terpenoid dan tanin. Penapisan ini
kimia yang terkandung dalam tumbuhan, Selanjutnya kelompok ke-7 diberi ekstrak
karena pada tahap ini akan diketahui etanol daun belimbing wuluh dengan dosis
golongan senyawa kimia yang dikandung 200 mg/200 g BB, pemilihan dosis ekstrak
pada tumbuhan yang diteliti/diuji (Depkes RI, belimbing wuluh didasarkan pada penelitian
2000). sebelumnya yang menyatakan bahwa
Hasil Pengujian Antipiretik pemberian ekstrak dengan dosis 140 mg/200
Pengujian efek antipiretik pada g BB efektif menurunkan suhu rektal tikus
penelitian ini menggunakan 7 kelompok (Lisdiyanti, 2008). Penggunaan kombinasi
perlakuan. Kelompok perlakuan pertama ekstrak dilakukan untuk melihat efek
diberi NaCMC 1% sebagai kontrol negatif. antipiretik dari ekstrak tersebut. Adapun
Kontrol negatif digunakan untuk melihat variasi kombinasi ekstrak dilakukan untuk
perbandingan antara kelompok uji yang melihat kombinasi yang paling efektif
diberi kontrol positif dan 5 variasi ekstrak. sebagai antipiretik dengan jumlah dosis 200
Kelompok ke-2 diberi parasetamol sebagai mg/200 g BB untuk setiap jumlah kombinasi.
kontrol positif. Parasetamol digunakan Jumlah kombinasi dosis dipilih berdasarkan
sebagai kontrol positif karena berfungsi efektivitas dosis dari masing-masing ekstrak.
sebagai kontrol yang memberikan efek dan Metode pengujian efek antipiretik yang
akan dibandingkan dengan kontrol negatif dilakukan dalam penelitian ini adalah induksi
yang tidak memiliki efek. Parasetamol juga pepton 5%. Pepton merupakan protein yang
merupakan obat yang memberikan efek digunakan sebagai induser demam pada tikus.
umum sebagai antipiretik. Kelompok ke-3 Menurut Tamsuri (2007) bahwa demam dapat
diberi ekstrak etanol herba sambiloto dengan disebabkan gangguan otak atau akibat bahan
dosis 200 mg/200 g BB, dosis ini diambil dari toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti, suhu. Protein merupakan salah satu jenis
(2008), bahwa dosis 200 mg/200 g BB pirogen yang dapat menyebabkan efek
memberikan efek antipiretik. perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu
Kelompok ke-4, ke-5 dan ke-6 diberi sehingga menimbulkan demam. Menurut
kombinasi ekstrak etanol herba sambiloto dan Depkes (1995), semua hewan uji yang
ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan mengalami peningkatan suhu tubuh sebesar
dosis (150 + 50) mg/200 g BB, (100 + 100) atau sama dengan 0,6ºC dapat dikategorikan
mg/200 g BB dan (50 + 150) mg/200 g BB. demam. Berdasarkan penelitian yang
awal sebelum diberi bahan uji yang diperoleh Tabel 4.3 Penurunan Suhu Rata-rata pada Beberapa
Perlakuan
pada penelitian ini adalah berkisar antara
36,67oCsampai dengan 37,8oC dan 1 jam Keterangan: abjad yang berbeda menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna
setelah induksi pepton 5% adalah berkisar Sumber: (Data Primer, 2014)
antara 38oCsampai dengan 38,63oC. Hal ini juga didukung dari data penurunan
Berdasarkan data tersebut, dari suhu awal suhu rata-rata yang ditunjukkan oleh
sampai suhu badan tikus setelah induksi kelompok yang diberi ekstrak dan
o
terjadi kenaikan 0,8-1,9 C. Dengan adanya parasetamol lebih menurunkan daripada
kenaikan suhu tersebut berarti pemberian kelompok kontrol negatif (Tabel 4.2).
pepton 5% dapat menimbulkan keadaan Adanya variasi penurunan suhu yang
demam (Lampiran 6). diperoleh pada penelitian ini, maka akan
Hasil pengukuran suhu rektal tikus dianalisis dengan menggunakan ANOVA
setiap 30 menit selama 180 menit untuk melihat penurunan yang bermakna
menunjukkan kurva yang semakin menurun sebagai respon terhadap perlakuan.
untuk kelompok perlakuan bahan uji dan
kontrol positif dibandingkan kelompok
kontrol negatif (Gambar 4.1). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan pemberian
kombinasi ekstrak dapat menurunkan suhu
badan tikus yang dibuat demam.
Suhu Rektal Tikus (oC)
Perlakuan x ± SD
U1 U2 U3
Kontrol Positif 36,60 36,22 36,40 36,41 ±0,19 a Gambar 4.1 Grafik Suhu Rata-Rata Rektal Tikus
Sebelum dan Setelah Perlakuan
Dosis (200 + 0)
36,93 37,02 36,88 36,94±0,07 bc
mg/200 g BB
Keterangan :
36,47 36,40 36,32 36,40 ±0,08a
Dosis (150 + 50)
efektif karena efek yang ditimbulkan tidak Depkes, RI., 2000, Materi Medika Indonesia
berbeda signifikan dengan dosis kelompok Jilid IV, Direktorat Jenderal POM,
Jakarta.
pembanding parasetamol. Selain itu, adanya
Harborne, 1987, Metode Fitokimia, Penerbit
senyawa kimia yang terkandung dalam kedua ITB, Bandung.
ekstrak tersebut dan telah disebutkan Hartini, 2012, Topical Application of Ethanol
Extract of Starfruit Leaves (Averrhoa
sebelumnya yaitu flavonoid dan tannin yang
bilimbi L.) Increases Fibroblasts in
menghambat enzim siklooksigenase (Hartini, Gingival Wounds Healing of White
2012) dan juga adanya senyawa Male Rats, Journal of Biomedical
andrografolid pada sambiloto yang juga Science, Vol. 6, No. 1:35-39, Faculty of
Dentistry Mahasaraswati University,
berperan sebagai antipiretik (Yuniarti, I., Bali.
2008) sehingga dosis (150 + 50) mg/200 g Hayati, Jannah dan Ningsih, 2012, Ilmu Obat
BB ini bekerja secara sinergis dalam Alam, Penerbit Swadaya, Yogyakarta.
Lisdiyanti, 2008, Uji Daya Antipiretik
menimbulkan efek antipiretik.
Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) Terhadap