You are on page 1of 13

JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH


MERGER-AKUISISI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2015

Dimas Nur Setiantoso Putro


dimassubban@gmail.com
Universitas Ahmad Dahlan
Desta Rizky Kusuma
kusuma.desta@gmail.com
Universitas Ahmad Dahlan

ABSTRAK

This study is entitled comparative analysis of financial performance before and after
mergers-acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) Period
2015. The purpose of this study is to determine differences in financial performance before
and after mergers and acquisitions of companies listed on the IDX measured using the ratio
Total Asset Turnover, Return On Asset, and Net Profit Margin with Purposive Sampling
techniques. This type of data source is secondary data taken from the official website of the
Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). The data taken is the data of financial statements
and annual reports and sampling conducted with certain criteria. The population used in this
study are companies that have merged and are listed on the Indonesia Stock Exchange, as
many as 15 companies. The choice of location or place of research on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) through the official website www.idx.co.id (2019), the reason for choosing
this location is because all data such as financial statements can be trusted. Based on the
determined sample criteria from 15 merger-acquisition companies listed on the Indonesian
Stock Exchange (IDX), 12 sample companies were obtained that met these criteria.
The data analysis method used is descriptive analysis to analyze data by describing or
describing the data that has been collected as it is without making conclusions that apply to
the public or generalizations. Then the data collected was tested for normality and paired
sample t-test with the help of the SPSS 22 application program.

Keywords: Financial Performance, Mergers-Acquisitions, TATO, NPM, ROA.

PENDAHULUAN tujuan perusahaan dengan cara yang


efisien dan efektif.
Era globalisasi seperti saat ini Menurut Husnan (2006), ekspansi
tidak menutup kemungkinan merubah terbagi menjadi dua macam, yaitu
kehidupan saat ini menjadi lebih rasional. ekspansi internal dan ekspansi eksternal.
Berlakunya pasar bebas membuat Ekspansi internal adalah adanya divisi-
persaingan dunia bisnis menjadi semakin divisi di dalam perusahaan tumbuh dengan
ketat. Berbagai upaya perlu dilakukan normal melalui capital budgeting
oleh pelaku usaha atau industri untuk perluasan usaha yang dapat dilakukan
menguasai pasar dan memenangkan dengan cara menambah kapasitas,
persaingan. Perusahaan-perusahaan harus menambah unit produksi, divisi baru, dan
memiliki strategi yang tepat untuk dapat menggabungkan dengan usaha yang telah
meningkatkan eksistensinya dan mencapai ada (merger dan konsolidasi) atau

143
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

membeli perusahaan yang telah ada efektif. Hal yang harus diperhatikan
(akuisisi). Sedangkan ekspansi eksternal dalam melakukan merger-akuisisi yaitu
dapat dilakukan dengan penggabungan perlunya keputusan manajerial yang
usaha atau pengambil alihan usaha. matang. Keputusan melakukan merger-
Penelitian ini berfokus pada strategi akuisisikadang tidak terlepas dari
ekspansi penggabungan usaha atau masalah, bisa saja dengan biaya yang
pengambil alihan usaha dengan suatu mahal, perusahaan tidak menghasilkan
usaha yang telah ada (merger-akuisisi). hasil yang diharapkan (Mamduh, 2014).
Pengembangan usaha dengan cara Penggabungan usaha pada suatu
merger ini lebih mudah dan lebih cepat perusahaan dapat memberikan dampak
dijalankan karena tidak memerlukan riset keuntungan atau bahkan kerugian.
pasar atau tes pasar yang harus Perusahaan dapat mengalami keuntungan
mempersiapkan fasilitas diversifikasi atau kerugian dapat dilihat dari kinerja
produk. Strategi pengembangan ini perusahaan setelah melakukan
memiliki kelebihan yaitu dapat penggabungan usaha. Kinerja
memperbesar ukuran perusahaan dan perusahaan merupakan sesuatu yang
menciptakan iklim persaingan yang lebih dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam
baik atau dengan kata lain dapat periode tertentu atas nilai perusahaan
mengurangi persaingan. sesuai dengan tujuan perusaan. Ketika
Setiap perusahaan yang akan menentukan kinerja keuangan suatu
melakukan merger pasti memiliki tujuan perusahaan maka diperlukan rasio keungan
tersendiri untuk kebaikan perusahaan itu untuk menilai suatu perusahaan yang
sendiri. Tujuan mendasar perusahaan telah melakukan penggabungan usaha/
melakukan merger ialah sebagai merger-akuisisi. Rasio yang digunakan
pembuktian diri atas pertumbuhan dan untuk menilai perusahaan yaitu likuiditas
pengembangan (ekspansi) aset dari (current ratio), aktivitas (total asset
perusahaan maupun penjualan sehingga turnover, foxed asset turnover),
dapat meningkatkan sinergi perusahaan solvabilitas (debt to equity, debt to asset),
(Utari, 2014). Sinergi mengacu pada profitabilitas (net to profit margin, return
optimalisasi peningkatan nilai dan on asset, return on equity) serta rasio pasar
manfaat yang dirasakan baik, bagi pihak (earning per share).
pengambil alih dan yang diambil alih, Secara teori dengan adanya
serta berkaitan dengan optimalnya merger-akuisisi perusahaan otomatis
aktivitas optimalnya aktivitas operasional bertambah besar karena aset, kewajiban,
yang mengarah pada peningkatan output dan ekuitas dari dua perusahaan digabung
dan outcome dari implementasi konsep menjadi satu. Berdasarkan pengukuran
economic of scale (Kamaludin, 2015). akuntansi logisnya jika ukuran
Penilaian tentang keberhasilan bertambah besar, kemudian bersinergi
merger-akuisisi bergantung oleh beberapa dengan aktivitas-aktivitas yang simultan,
hal, seperti penilaian akurat perusahaan maka laba perusahaan akan semakin
target dan membuat perkiraan prospek meningkat. Idealnya kinerja keuangan
kedepannya. Sinergi yang dihasilkan setelah merger-akuisisi jauh lebih baik
perusahaan merger-akuisisi dapat dibandingkan dengan sebelum melakukan
meningkatkan dalam jangka waktu yang merger-akuisisi.
panjang, apabila perusahaan
menggunakan sumber daya dengan

144
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

Prisya (2017) mengemukakan semakin bertambah, akan tetapi laba bersih


bahwa untuk hasil analisis perbandingan perusahaan yang diperoleh mengalami
yang diukur menggunakan rasio TATO kenaikan yang tidak terlalu tinggi.
menunjukkan adanya penurunan pada Kemudian nilai rata-rata ROA mengalami
saat setelah melakukan mergerakuisisi penurunan pada tahun kedua hingga ketiga
baik satu tahun, dua tahun maupun tiga setelah merger-akuisisi. Penurunan
tahun setelahnya. Sedangkan pada rasio tersebut disebabkan oleh peningkatan
NPM mengalami kenaikan pada saat aktiva yang tidak diiringi oleh
satu tahun setelah melakukan merger- peningkatan laba bersih. Laba bersih
akuisisi, dan mengalami penurunan tersebut mengalami penurunan
berturutturut pada dua tahun hingga tiga disebabkan penjualan tidak terlalu besar
tahun setelah merger-akuisisi. Selain itu, sedangkan beban perusahaan yang harus
pada rasio ROA sedikit mengalami ditanggung meningkat.
kenaikan pada saat satu tahun setelah Berdasarkan penelitian terdahulu,
merger-akuisisi. Namun, mengalami penelitian ini bertujuan untuk
penurunan kinerja keuangan pada dua mengetahui kinerja keuangan perusahaan
hingga tiga tahun berturut-turut. sebelum dan sesudah mergerakuisisi
Penurunan pada rasio TATO yang ditinjau dari rasio profitabilitas
ternyata disebabkan oleh kurang efektifnya dan rasio aktivitas. Rasio profitabilitas
perusahaan dalam memanfaatkan atau meliputi Net to Profit Margin (NPM) dan
mengelola aktiva yang tersedia di Return on Asset (ROA), serta rasio
perusahaan. Hal ini merupakan hal aktivitas yaitu menggunakan Total Asset
yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan Turn Over (TATO).
untuk pengelolaan dan pemanfaatan
aktiva agar aktivitas yang dijalankan REVIEW LITERATUR DAN
perusahaan lebih baik dan tentunya kinerja HIPOTESIS
keuangan akan semakin meningkat.
Kemudian untuk Rasio NPM memiliki Landasan Teoei
perbedaan yang signifikanpada satu 1. Pengembangan Usaha
tahun sesudah merger-aluisisi Persaingan yang ketat membuat
mengalami kenaikan dibanding sebelum perusahaan harus memiliki strategi
merger-akuisisi. Hal ini terjadi karena bisnis yang bertujuan untuk
setelah melakukan penggabungan usaha mempertahankan kelangsungan hidup
menyebabkan naiknya pendapatan perusahaan serta mengembangkan
perusahaan bagi pihak pengambil alih. usaha. Strategi bisnis menciptakan
Kemudian pada tahun kedua nilai rata-rata suatu keputusan strategik yang
NPM mengalami penurunan dan merupakan pilihan alternatif untuk
mengalami nilai negatif pada tahun mencapai tujuan perusahaan. Salah satu
ketiga setelah merger-akuisisi. Hal keputusan strategik yaitu keputusan
tersebut disebabkan oleh laba perusahaan investasi yang berkaitan dengan
mengalami penurunan dikarenakan pengembangan usaha (Sutrisno, 2011).
muncul pesaing baru dan adanya beban
biaya pajak yang harus dibayarkan 2. Merger
perusahaan.Selain itu, untuk nilai rata- Merger merupakan penggabungan
rata ROA sedikit mengalami kenaikan dua perusahaan atau lebih menjadi satu
yang disebabkan aktiva perusahaan perusahaan, dimana perusahaan

145
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

pengambil alih (acquiring company) teknik analisis untuk mengetahui pos-


tetap memiliki identitas, sedangkan pos tertentu dalam neraca atau laporan
perusahaan diambil alih (target laba rugi secara individual atau
company) menghentikan kegiatan kombinasi dari kedua laporan tersebut
usahanya, dan meleburkan badan (Munawir, 2007).
hukumnya (Tampubolon, 2013). Analisis rasio keuangan dapat
memberikan petunjuk dan gejala-gejala
serta informasi keuangan lainnya
3. Akuisisi mengenai keadaan keuangan suatu
Akuisisi merupakan perusahaan.
pengambilaliahan suatu perusahaan 1. Rasio Profitabilitas
oleh perusahaan lain dengan tetap Rasio Profitabilitas merupakan
mempertahankan identitas perusahaan rasio yang digunakan untuk
yang diambil alih. Perusahaan mengukur kemampuan perusahaan
pengambil alih disebut acquiring dalam menghasilkan laba dari
company, sedangkan perusahaan yang aktivitas normal bisnisnya (Hery,
diambil alih disebut dengan perusahaan 2015)
target (target company) (Sitanggang, a. Net profit margin atau marjin laba
2013). bersih merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur
Peng dan Vijay (2012) telah
besarnya presentase laba bersih
menemukan adanya perbaikan kinerja
atas penjualan bersih (Hery,
jangka pendek dan jangka panjang 2015)
selama periode pasca akuisisi. Jianyu et b. Gross profit margin atau marjin
al (2009) dan Mukiyanto (2005) dalam laba kotor merupakan rasio yang
penelitiannya telah menemukan adanya digunakan untuk mengukur
kenaikan abnormal return yang besarnya prosentase laba kotor
signifikan setelah akuisisi. Selain itu, atas penjualan bersih (Hery,
pengujian yang dilakukan oleh 2015)
Kurniawati (2011) tentang pengaruh
pengumuman merger-akuisisi terhadap 2. Rasio Aktivitas
return saham perusahaan akuisitor telah Rasio aktivitas merupakan rasio
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam
yang signifikan abnormal return
menggunakan aset yang dimilikinya,
sebelum dan sesudah pengumuman
termasuk untuk mengukur tingkat
merger-akuisisi pada perusahaan. efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya yang
4. Kinerja Keuangan ada (Hery, 2015).
Harahap (2008) adalah angka a. Total Asset Turn Over atau
yang diperoleh dari hasil perbandingan perputaran aktiva merupakan
antara suatu pos laporan keuangan rasio yang digunakan untuk
dengan pos lainnya yang mempunyai mengukur kefektifan total aset
hubungan yang relevan dan siginifikan yang dimiliki perusahaan dalam
(berarti), misalnya: antara hutang menghasilkan penjualan, atau
dengan modal, antara kas dengan total dengan kata lain untuk mengukur
aset, antara harga pokok produksi beberapa jumlah penjualan yang
dengan total penjualan. Sedangkan akan dihasilkan dari setiap rupiah
pendapat lain menyatakan bahwa dana yang tertanam dalam total
analisis rasio keuangan adalah suatu aset (Hery, 2015).

146
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

b. Fixed asset Turn Over atau utang terhadap modal (Hery,


perputaran aset tetap merupakan 2015).
rasio yang digunakan untuk
mengukur kefektifan aset tetap Penelitian Terdahulu
yang dimiliki perusahaan dalam Annisa (2010), dalam
menghasilkan penjualan, atau penelitiannya menghasilkan bukti bahwa
dengan kata lain untuk mengukur kinerja keuangan yang diproksikan dengan
seberapa efektif kapasitas aset
total asset turnover (TATO), net profit
tetap turut berkontribusi
menciptakan penjualan (Hery, margin (NPV), dan return on asset (ROA)
2015). mengalami kenaikan yang berbeda-beda
sebelum maupun sesudah merger-akuisisi.
3. Rasio Rasio Likuiditas TATO mengalami kenaikan sesudah
Rasio Likuiditas merupakan merger-akuisisi dibandingkan sebelum
indikator kemampuan perusahaan merger-akuisisi, sedangkan NPM dan
untuk membayar atau melunasi
ROA mengalami penurunan sesudah
kewajiban-kewajiban finansialnya
pada saat jatuh tempo dengan merger-akuisisi.
mempergunakan aktiva lancar yang Prisya dan Nila (2017)
bersedia (Harjito, 2005). mengemukakan bahwa untuk hasil analisis
a. Current ratio atau rasio lancar perbandingan yang diukur menggunakan
merupakan rasio yang digunakan rasio TATO menunjukkan adanya
untuk mengukur kemampuan penurunan pada saat setelah melakukan
perusahaan dalam memenuhi merger-akuisisi baik satu tahun, dua tahun
kewajiban jangka pendeknya maupun tiga tahun setelahnya. Sedangkan
yang segera jatuh tempo dengan pada rasio NPM mengalami kenaikan pada
menggunakan total aset lancar saat satu tahun setelah melakukan merger-
yang tersedia (Hery, 2015). akuisisi, dan mengalami penurunan
b. Cash Ratio atau rasio kas berturut-turut pada dua tahun hingga tiga
merupakan rasio yang digunakan tahun setelah merger-akuisisi. Selain itu,
untuk mengukur seberapa besar pada rasio ROA sedikit mengalami
uang kas atau setara kas yang kenaikan pada saat satu tahun setelah
tersedia untuk membayar utang merger-akuisisi. Namun, mengalami
jangka pendek (Hery, 2015). penurunan kinerja keuangan pada dua
hingga tiga tahun berturut-turut.
4. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan Hipotesis
rasio yang digunakan untuk H1 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan
mengukur sejauh mana aset yang di ukur dengan rasio total asset
perusahaan dibiayai dengan utang turn over sebelum dan sesudah
(Hery, 2015). merger-akuisisi.
a. Debt ratio atau rasio utang H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan
merupakan rasio antara total
hutang (total debt) dengan total yang di ukur dengan rasio return on
aset (total aset) yang dinyatakan asset sebelum dan sesudah merger-
dalam persentase (Hery, 2015). akuisisi.
b. Debt to equity ratio atau rasio H3 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan
utang terhadap modal merupakan yang di ukur dengan rasio net profit
rasio yang digunakan untuk margin (NPM) sebelum dan sesudah
mengukur besarnya proporsi
merger-akuisisi.

147
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

terjadinya merger-akuisisi diawal-awal


METODE PENELITIAN bulan pada tahun 2016.

Populasi dan Sampel Definisi Operasional


Populasi adalah wilayah generalisasi Kinerja keuangan didefinisikan
yang terdiri dari objek-objek yang sebagai prestasi manajemen keuangan
mempunyai kualitas dan karaktersitik untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti menghasilkan keuntungan dan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja
kesimpulan (Sugiyono, 2006). Populasi
keuangan dalam penelitian ini di ukur
yang digunakan dalam penelitian ini
Perusahan yang melakukan merger- dengan menggunakan rasio aktivitas dan
akuisisi dan terdaftar di Bursa Efek profitabilitas.
Indonesia, yaitu sebanyak 15 perusahaan. 1. Rasio aktivitas menunjukkan
Objek penelitian ini adalah kemampuan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang melakukan merger-
keseluruhan aktiva berputar dalam
akuisisi. Dalam penelitian ini pengambilan
suatu periode tertentu atau kemampuan
sampel yang dilakukan secara non
probability sampling, yaitu dengan modal yang di investasikan untuk
pendekatan purposive sampling. menghasilkan revenue. Pengukuran
rasio aktivitas disini menggunakan total
Jenis Sumber Data asset turnover.
Jenis data yang digunakan dalam
Perputaran Aktiva =
penelitian ini adalah sumber data sekunder
yang diambil dari website resmi Bursa
Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data 2. Rasio profitabilitas mengukur seberapa
yang diambil adalah data laporan besar kemampuan perusahaan
keuangan dan annual report. memperoleh laba baik dalam
hubungannya dengan penjualan, aset
maupun laba bagi modal sendiri.
Teknik Pengumpulan Data
Pengukuran rasio profitabilitas ini
Metode pengumpulan data yang
menggunakan net profit margin dan
digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset.
metode dokumentasi, yaitu dengan cara a. Net Profit Margin adalah salah satu
mengumpulkan data yang berbentuk rasio yang digunakan untuk menilai
annual report dan laporan keuangan. Data- presentasi laba atas setiap penjualan
data perusahaan tersebut diperoleh dari setelah dikurangkan dengan adanya-
Bursa Efek Indonesia (www.idx.ac.id). adanya biaya-biaya dan pengeluaran
Jangka waktu penelitiannya yaitu, tahun lainnya (Syamsudin, 2011).
2014-2017 dengan tahun merger-akuisisi
2015. Relevannya tahun pengamatannya NPM =
adalah 2014-2016. Namun, karena
dikhawatirkan masing-masing perusahaan
b. Return on Asset adalah alat ukur atau
memiliki waktu merger-akuisisi yang
rasio yang biasa digunakan untuk
berbeda-beda, maka untuk satu tahun
mengukur keuntungan yang di
sesudah merger-akuisisi dihitung hingga
dapatkan dari setiap nilai rupiah aset
tahun 2017 untuk mengantisipasi waktu
dalam perusahaan (Hery, 2015).

148
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

ROA = maka pengujian hipotesis menggunakan


uji data berperingkat Wilcoxon.
Uji Instrumen
Teknik Analisis Data
a. Statistik Deskriptif
Analisis rasio keuangan digunakan
Statistik Deskriptif adalah statistik
untuk menganalisis hasil keputusan
yang digunakan untuk menganalisa data
merger-akuisisi terhadap kondisi keuangan
dengan cara mendeskripsikan atau
berdasarkan rasio total asset turnover, net
menggambarkan data yang telah
profit margin dan return on asset
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
dibandingkan dengan rasio sebelum
membuat kesimpulan yang berlaku
merger-akuisisi. Langkah pertama yang
untuk umum atau generalisasi
dilakukan adalah menghitung masing-
(Sugiyono, 2006).
masing rasio keuangan yang sudah
ditetapkan sebagai variabel penelitian.
b. Uji Normalitas
Hasil perhitungan rasio-rasio ini
Uji Normalitas adalah suatu uji yang
selanjutnya digunakan sebagai data dalam
dilakukan untuk mengetahui sebuah
pengujian statistik. Pengujian statistik
model regresi yaitu variabel dependen,
dalam penelitian ini menggunakan alat uji
variabel independent, atau keduanya
paired sample t-test untuk varian data
mempunyai distribusi normal ataukah
yang berdistribusi normal dan alat uji
tidak. Model regresi yang baik adalah
wilcoxon signed rank test untuk varian
distribusi data normal atau mendekati
yang tidak berdistribusi normal.
normal. Dalam rangka mendeteksi
normalitas dapat melihat grafik normal
Uji Hipotesis
P-P Plot of Regression Standardized
Hipotesis diuji dengan menggunakan
Residual. Deteksi dengan melihat
alat statistik paired sample t-test.
penyebaran data pada sumbu diagonal Langkah-langkah uji t, yaitu:
dari grafik (Ghozali, 2013). a. Melakukan perhitungan selisih (d)
Uji normalitas dilakukan dengan antara pengamatan sebelum dan setelah.
menggunakan Software SPSS for b. Melakukan perhitungan d rata-rata,
Windows. Sebelum hipotesis diuji, kemudian kuadratkan selisish tersebut
maka akan dilakukan terlebih dahulu uji dan menghitung total selisih kuadrat.
normalitas data Kolmogorov Smirnov c. Mencari standar deviasi (sd) dengan
untuk melihat apakah data berdistribusi rumus:
secara normal atau tidak. Apabila nilai

signifikansinya lebih dari 0,05 maka S = √√∑
data tersebut berdistribusi normal. Akan d. Menghitung t dengan rumus:
tetapi, apabila nilai signifikansinya
t=
kurang dari 0,05 maka data tersebut ⁄√

tidak normal. Jika data berdistribusi e. Kriteria pengambilan keputusan


normal, maka pengujian hipotesis pengujian hipotesis adalah jika
menggunakan paired sample t-test, tapi probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak
jika data tidak berdistribusi normal, dan jika probabilitas < 0,05 maka Ha
diterima.

149
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

Uji paired sample t-test digunakan besar antara nilai minimum dengan nilai
untuk menguji hipotesis guna maksimum.
membuktikan apakah terdapat perbedaan Untuk hasil nilai rata-rata total asset
kinerja keuangan jika dilihat dari segi rasio turnover 1 tahun sesudah merger-akuisisi
aktivitas yang diukur dengan total asset sebesar 0,52 dengan nilai standar deviasi
turnover dan rasio profitabilitas yang sebesar 0,88. Hasil tersebut menunjukkan
diukur dengan net profit margin dan return bahwa, standar deviasi lebih besar
on asset pada periode sebelum dan setelah
dibanding nilai rata-rata maka hal ini
merger-akuisisi. Kemudian pengujian
menunjukkan adanya kesenjangan yang
hipotesis dalam penelitian ini dapat
besar antara nilai minimum dengan nilai
diamati dengan cara, yaitu:
a. H1 diterima, apabila probabilitas < maksimum. Hasil tersebut apabila
0,05; dan H1 ditolak apabila digunakan untuk perbandingan rata-rata
probabilitas > 0,05. Artinya ada total asset turnover antara sebelum
perbedaan kinerja keuangan yang merger-akuisisi dengan sesudah merger-
diukur melalui rasio aktivitas total asset akuisisi, maka dapat ditarik kesimpulan
turnover (TATO) setelah melakukan bahwa pada rasio tersebut telah mengalami
merger-akuisisi. penurunan total asset turnover sesudah
b. H2 diterima, apabila probabilitas < melakukan merger-akuisisi.
0,05; dan H2 ditolak apabila Nilai rata-rata return on asset untuk
probabilitas > 0,05. Artinya ada periode 1 tahun sebelum merger-akuisisi
perbedaan kinerja keuangan yang sebesar 9,06 dengan nilai standar deviasi
diukur melalui rasio profitabilitas sebesar 16,91. Hasil tersebut menunjukkan
return on asset (ROA) setelah
bahwa, standar deviasi lebih besar
melakukan merger-akuisisi.
dibanding nilai rata-rata maka hal ini
c. H3 diterima, apabila probabilitas <
menunjukkan adanya kesenjangan yang
0,05; dan H3 ditolak apabila
probabilitas > 0,05. Artinya ada besar antara nilai minimum dengan nilai
perbedaan kinerja keuangan yang maksimum.
diukur melalui rasio profitabilitas net Untuk hasil nilai rata-rata return on
profit margin setelah melakukan asset 1 tahun sesudah merger-akuisisi
merger-akuisisi. sebesar 2,00 dengan nilai standar deviasi
sebesar 7,69. Hasil tersebut menunjukkan
HASIL PENELITIAN DAN bahwa, standar deviasi lebih besar
PEMBAHASAN dibanding nilai rata-rata maka hal ini
menunjukkan adanya kesenjangan yang
Hasil Penelitian besar antara nilai minimum dengan nilai
Berdasarkan hasil pengolahan data, maksimum. Hasil tersebut apabila
menghasilkan nilai rata-rata Total Asset digunakan untuk perbandingan rata-rata
Turnover untuk periode 1 tahun sebelum total asset turnover antara sebelum
merger-akuisisi sebesar 0,53 dengan nilai merger-akuisisi dengan sesudah merger-
standar deviasi sebesar 0,81. Hasil tersebut akuisisi, maka dapat ditarik kesimpulan
menunjukkan bahwa, standar deviasi lebih bahwa pada rasio tersebut telah mengalami
besar dibanding nilai rata-rata maka hal ini penurunan total asset turnover sesudah
menunjukkan adanya kesenjangan yang melakukan merger-akuisisi.

150
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

Nilai rata-rata net profit margin merger-akuisisi. Perlu diketahui dengan


untuk periode 1 tahun sebelum merger- ditolaknya hipotesis tersebut fenomena
akuisisi sebesar 23,22 dengan nilai standar merger-akuisisi tidak berpengaruh
deviasi sebesar 29,87. Hasil tersebut terhadap aktivitas perusahaan terutama
menunjukkan bahwa, standar deviasi lebih pada perputaran aset untuk menghasilkan
besar dibanding nilai rata-rata maka hal ini pendapatan dan jika dilihat dari rata-rata
menunjukkan adanya kesenjangan yang dalam 1 tahun sesudah merger-akuisisi
besar antara nilai minimum dengan nilai perusahaan mengalami penurunan maka
maksimum. dibutuhkan proses yang lebih panjang
Untuk hasil nilai rata-rata net profit untuk mengoptimalkan tujuan dari
margin 1 tahun sesudah merger-akuisisi dilakukannya penggabungan usaha atau
sebesar 19,06 dengan nilai standar deviasi merger-akuisisi.
sebesar 101,88. Hasil tersebut Hasil analisis pada rasio aktivitas
menunjukkan bahwa, standar deviasi lebih menggunakan return on asset (ROA) yang
besar dibanding nilai rata-rata maka hal ini membandingkan kinerja keuangan antara 1
menunjukkan adanya kesenjangan yang tahun sebelum merger-akuisisi dengan 1
besar antara nilai minimum dengan nilai tahun sesudah merger-akuisisi dengan
maksimum. Hasil tersebut apabila jumlah sample 12 perusahaan yang
digunakan untuk perbandingan rata-rata terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
melakukan merger-akuisisi didapatkan
total asset turnover antara sebelum
hasil pada rasio ROA berupa nilai
merger-akuisisi dengan sesudah merger-
signifikansi sebesar 0,27. Kemudian hasil
akuisisi, maka dapat ditarik kesimpulan
dari uji hipotesis H2 ditolak karena ROA
bahwa pada rasio tersebut telah mengalami tidak berbeda secara signifikan antara
penurunan total asset turnover sesudah sebelum dan sesudah merger-akuisisi.
melakukan merger-akuisisi. Artinya, dari hasil ini dapat diambil
Hasil analisis pada rasio aktivitas kesimpulan bahwa fenomena merger-
menggunakan total asset turnover (TATO) akuisisi ini tidak berpengaruh secara
yang membandingkan kinerja keuangan signifikan terhadap rasio profitabilitas
antara 1 tahun sebelum merger-akuisisi perusahaan dan terjadi penurunan jika
dengan 1 tahun sesudah merger-akuisisi dilihat dari rata-rata sesudah melakukan
dengan jumlah sample 12 perusahaan yang merger-akuisisi. Perlu diketahui dengan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang ditolaknya hipotesis tersebut fenomena
melakukan merger-akuisisi didapatkan merger-akuisisi tidak berpengaruh
hasil pada rasio TATO berupa nilai terhadap profitabilitas perusahaan terutama
pada keuantungan yang didapat pada
signifikansi sebesar 0,69. Kemudian hasil
setiap nilai rupiah aset dalam perusahaan
dari uji hipotesis H1 ditolak karena TATO
dan jika dilihat dari rata-rata dalam 1 tahun
tidak berbeda secara signifikan antara
sesudah merger-akuisisi perusahaan
sebelum dan sesudah merger-akuisisi. mengalami penurunan maka dibutuhkan
Artinya, dari hasil ini dapat diambil proses yang lebih panjang untuk
kesimpulan bahwa fenomena merger- mengoptimalkan tujuan dari dilakukannya
akuisisi ini tidak berpengaruh secara penggabungan usaha atau merger-akuisisi.
signifikan terhadap rasio aktivitas Hasil analisis pada rasio
perusahaan dan terjadi penurunan jika profitabilitas menggunakan net profit
dilihat dari rata-rata sesudah melakukan margin (NPM) yang membandingkan

151
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

kinerja keuangan antara 1 tahun sebelum maka untuk satu tahun sesudah merger-
merger-akuisisi dengan 1 tahun sesudah akuisisi dibulatkan pada tahun 2017.
merger-akuisisi dengan jumlah sample 12 Hasil analisis perbandingan kinerja
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek keuangan antara satu tahun sebelum dan
Indonesia yang melakukan merger-akuisisi satu tahun sesudah merger-akuisisi yang di
didapatkan hasil pada rasio NPM berupa uji dengan menggunakan alat statistik
nilai signifikansi sebesar 0,86. Kemudian Paired Sample t-test tidak mengalami
perbedaan atau tidak signifikan.
hasil dari uji hipotesis H3 ditolak karena
Berdasarkan hasil pengujian pada
NPM tidak berbeda secara signifikan
penelitian ini didapatkan hasil bahwa rasio
antara sebelum dan sesudah merger-
total asset turnover (TATO) tidak
akuisisi. Artinya, dari hasil ini dapat mengalami perbedaan atau tidak
diambil kesimpulan bahwa fenomena signifikan. Menurut Salwa (2018)
merger-akuisisi ini tidak berpengaruh menyatakan hasil penelitiannya tentang
secara signifikan terhadap rasio pengaruh merger-akuissisi terhadap kinerja
profitabilitas perusahaan dan terjadi perusahaan yang menunjukan hasil yang
penurunan jika dilihat dari rata-rata tidak siignifikan pada penelitian untuk
sesudah melakukan merger-akuisisi. Perlu rasio total asset turnover (TATO) dengan
diketahui dengan ditolaknya hipotesis rentang waktu pengamatan 2012-2014. Hal
tersebut fenomena merger-akuisisi tidak ini menunjukkan, bahwa jika jangka waktu
berpengaruh terhadap profitabilitas penelitian ini masih tergolong pendek,
perusahaan terutama pada presentasi laba maka dibutuhkan proses yang lebih
atas setiap penjualan setelah dikurangkan panjang untuk mengoptimalkan tujuan dari
dilakukannya penggabungan usaha atau
dengan biaya-biaya dan jika dilihat dari
merger-akuisisi.
rata-rata dalam 1 tahun sesudah merger-
Adapun hasil pengujian pada rasio
akuisisi perusahaan mengalami reaksi
return on asset (ROA) berdasarkan hasil
negatif yaitu terjadi penurunan pada nilai
pengujian pada penelitian ini didapatkan
rata-rata maka dibutuhkan proses yang
hasil bahwa rasio return on asset (ROA)
lebih panjang untuk mengoptimalkan
tidak mengalami perbedaan atau tidak
tujuan dari dilakukannya penggabungan
signifikan. Payamta (2000) menemukan
usaha atau merger-akuisisi.
tidak adanya perbedaan kinerja yang
siginifikan pada rasio keuangan return on
Pembahasan
asset (ROA) dari hasil perbandingan baik
Penelitian ini menganalisis
perbandingan antara satu tahun sebelum sebelum maupun sesudah merger-akuisisi.
dan satu tahun sesudah merger-akuisisi Kemudian Payamta menambahkan, bahwa
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa ada kemungkinan terjadi tindakan window
Efek Indonesia (BEI) dan terdapat 12 dressing atas pelaporan keuangan
kasus merger-akuisisi. Jangka waktu perusahaan pengakuisisi untuk tahun-tahun
penelitian yaitu tahun 2014-2017 dengan sebelum merger-akuisisi dengan
tahun merger-akuisisi yaitu pada 2015. menunjukkan kemampuan yang lebih baik
Relevannya tahun pengamatannya adalah sehingga menarik bagi perusahaan target.
2014-2016. Namun, karena dikhawatirkan Hal ini menunjukkan, bahwa selain
masing-masing perusahaan memiliki pengaruh jangka waktu pengamatan yang
waktu merger-akuisisi yang berbeda-beda, relatif pendek, ternyata masih ada

152
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

kemungkinan faktor pengaruh dari keuangan rasio net profit margin


tindakan window dressing. (NPM) sesudah melakukan merger-
akuisisi.
Berdasarkan hasil penelitian diatas
KESIMPULAN DAN SARAN dengan ini dapat diambil kesimpulan
bahwa kegiatan merger-akuisisi tidak
Kesimpulan selamanya memberikan dampak yang
Setelah dilakukan penelitian analisis positif terhadap kinerja keuangan
perbandingan kinerja keuangan satu tahun perusahaan. Hal tersebut dapat dibuktikan
sebelum dan satu tahun sesudah merger- dengan beberapa variabel yang tidak
akuisisi dengan cara melakukan pengujian mengalami perubahan perbedaan yang
pada beberapa variable yang digunakan signifikan oleh kegiatan merger-akuisisi.
dalam penelitian ini mulai dari variabel Peristiwa seperti ini bisa saja terjadi
total asset turnover (TATO), return on dikarenakan perusahaan mengalami
asset (ROA), dan net profit margin (NPM) kesulitan dalam bersinergi terutama ketika
maka berdasarkan hasil penelitian yang ada permasalahan seperti mahalnya biaya
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai untuk melakukan merger-akuisisi.
berikut: kemudian faktor Corporate Culture,
1. Berdasarkan hasil pengujian pada dimana permasalahan ini terjadi pada
perusahaan yang melakukan merger- sumber daya manusia yang dipekerjakan,
akuisisi dalam penelitian ini, setelah baik sumber daya manusia perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan yang
dilakukan analisis perbandingan
diakuisisi sehingga membutuhkan waktu
sebelum melakukan merger-akuisisi
lebih dari 3 tahun untuk dapat bersinergi
telah menunjukkan hasil tidak adanya
dan berkolaborasi untuk dapat
perbedaan yang signifikan pada kinerja memberikan dampak positif terhadap
keuangan rasio total asset turnover kinerja keuangan perusahaan. Selain itu,
(TATO) sesudah melakukan merger- juga ada kemungkinan terjadinya windows
akuisisi. dressing pada pelaporan keuangan
2. Berdasarkan hasil pengujian pada perusahaan pengakuisisi untuk tahun-tahun
perusahaan yang melakukan merger- sebelum merger-akuisisi dengan
akuisisi dalam penelitian ini, setelah menunjukkan kemampuan yang lebih baik
dilakukan analisis perbandingan sehingga menarik bagi perusahaan target.
sebelum melakukan merger-akuisisi
telah menunjukkan hasil tidak adanya Saran
perbedaan yang signifikan pada kinerja Berdasarkan hasil kesimpulan di
keuangan rasio return on asset (ROA) atas maka peneliti menyarankan:
1. Bagi Praktisi
sesudah melakukan merger-akuisisi.
Bagi para praktisi manajemen
3. Berdasarkan hasil pengujian pada
perusahaan yang akan mengambil
perusahaan yang melakukan merger-
keputusan untuk melakukan merger-
akuisisi dalam penelitian ini, setelah akuisisi, lebih baik melakukan
dilakukan analisis perbandingan pengamatan dan pertimbangan yang
sebelum melakukan merger-akuisisi cukup matang. Karena hasil dari
telah menunjukkan hasil tidak adanya penelitian ini menunjukkan bahwa,
perbedaan yang signifikan pada kinerja peristiwa merger-akuisisi secara garis

153
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

besar tidak menunjukkan perbedaan Gozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis


yang signifikan pada kinerja keuangan Multivariate dengan Program SPSS.
perusahaan. Edisi Ketujuh. Semarang: Badan
2. Bagi Akademisi Penerbit Universitas Diponegoro.
Untuk para akademisi peneliti yang Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis
akan datang, sebaiknya menambah Kritis Atas Laporan Keuangan.”
jumlah rasio-rasio dari rasio aktivitas Jakarta: Raja Grafindo Persada.
seperti misalnya, rasio total asset turn
Harjito, Agus dan Martono. (2005).
over dan rasio fixed asset turnove; rasio
Manajemen Keuangan Perusahaan.
profitabilitas seperti misalnya rasio net
Edisi Kedua, Cetakan Kelima,
profit margin dan gross profir margin;
rasio likuiditas seperti misalnya current Yogyakarta: Penerbit EKONISIA.
ratio (rasio lancar), dan cash ratio (rasio Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan.
kas); dan rasio solvabilitas seperti Yogyakarta: CAPS.
misalnya debt ratio (rasio utang) dan Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti.
debt to equity ratio (rasio utang (2006). Dasar-Ddasar Manajemen
terhadap modal). Selain itu, menambah Keuangan. Edisi Kelima.
jangka waktu laporan keuangan yang Yogyakarta: UPP STIM YKPN
akan digunakan untuk menghitung Jianyu Ma, Jose A. Pagan, and Yun Chu.
kineja keuangan sebelum dan sesudah (2009). Abnormal Returns to
merger-akuisisi sehingga kualitas Mergers and Acquisitions in Ten
penelitian tersebut akan menjadi lebih Asian Stock Markets. International
baik. Jurnal of Economics and Finance.
3. Bagi Penyelenggara Kebijakan
14 (3), pp: 235-250.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
Kamaludin, dkk. (2015). Restrukturisasi
pengembangan usaha dengan cara
merger dan akuisisi. Bandung:
penggabungan usaha, yaitu merger-
akuisisi secara garis besar saat ini Bandar Maju
kurang menunjukkan peningkatan yang
signifikan pada kinerja keuangan Kurniawati, Rina. (2011). Pengaruh
perusahaan. Sehingga hasil penelitian Pengumuman Merger dan Akuisisi
ini dapat dijadikan referensi untuk terhadap Return Saham Perusahaan
membuat kebijakan yang lebih kuat Akuisitor yang Terdaftar di Bursa
untuk mengatur persaingan usaha dalam Efek Indonesia Periode 2005-2008.
dunia bisnis di Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis (FOKUS),
1 (1), pp: 1-13.
DAFTAR PUSTAKA Mamduh, dkk. (2014). Analisa Laporan
Keuangan. Edisi Kedua.
Annisa, Meta. (2010). Analisis Manajemen Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Laba dan Kinerja Keuangan Mukiyanto, Ali. (2005). Pengaruh Faktor-
Perusahaan Pengakuisisi Sebelum faktor Akuisisi terhadap Abnormal
dan Sesudah Merger dan Akuisisi Return (Studi pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Akuisitor yang Terdaftar di BEJ
Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsi antara tahun 1992-1997). Jurnal
(Desember), hal 21. Siasat Bisnis., 1(10), pp: 57-72.

154
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019

Munawir. (2007). Analisis Laporan Perusahaan Organisasi Perusahaan.


Keuangan. Yogyakarta: Edisi Jakarta: Mitra Wacana Media.
Empat, Liberty.
Payamta. (2000). Analisis Pengaruh
Keputusan Merger dan Akuisisi
terhadap Perubahan Kinerja
Perusahaan Publik di Indonesia”.
Disampaikan pada Simposium
Nasional Akuntansi Indonesia IV.
Peng, Cheng Zhu and Vijay Jog. (2012).
Impact on Target Firm Risk-Return
Characteristics of Domestic and
Cross-Border Merger and
Acquisitions in Emerging Markets.
Emerging Markets Finance & Trade,
48 (4), pp: 79-101.
Prisya, Esterlina dan Nila Nuzula F.
(2017). Analisis Kinerja Keuangan
Sebelum dan Sesudah Merger dan
Akuisisi. Malang. Jurnal
Administrasi Bisnis (Juni), hal 46-47
Salwa, Fananni. (2018). Analisis Pengaruh
Merger Dan Akuisisi Terhadap
Kinerja Perusahaan Go Public Di
Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.
Sitanggang, J.P. (2013). Manajemen
Keuangan Perusahaan Lanjutan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan
Teori, Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ekonisia.
Syamsuddin, Lukman. (2011). Manajemen
Keuangan Perusahaan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Tampubolon, Manahan P. (2013).
Manajemen Keuangan. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Utari, Dewi, dkk. (2014). Manajemen
Keuangan: Kajian Praktik dan
Teori dalam Mengelola Keuangan

155

You might also like