Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
This study is entitled comparative analysis of financial performance before and after
mergers-acquisitions in companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) Period
2015. The purpose of this study is to determine differences in financial performance before
and after mergers and acquisitions of companies listed on the IDX measured using the ratio
Total Asset Turnover, Return On Asset, and Net Profit Margin with Purposive Sampling
techniques. This type of data source is secondary data taken from the official website of the
Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). The data taken is the data of financial statements
and annual reports and sampling conducted with certain criteria. The population used in this
study are companies that have merged and are listed on the Indonesia Stock Exchange, as
many as 15 companies. The choice of location or place of research on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) through the official website www.idx.co.id (2019), the reason for choosing
this location is because all data such as financial statements can be trusted. Based on the
determined sample criteria from 15 merger-acquisition companies listed on the Indonesian
Stock Exchange (IDX), 12 sample companies were obtained that met these criteria.
The data analysis method used is descriptive analysis to analyze data by describing or
describing the data that has been collected as it is without making conclusions that apply to
the public or generalizations. Then the data collected was tested for normality and paired
sample t-test with the help of the SPSS 22 application program.
143
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
membeli perusahaan yang telah ada efektif. Hal yang harus diperhatikan
(akuisisi). Sedangkan ekspansi eksternal dalam melakukan merger-akuisisi yaitu
dapat dilakukan dengan penggabungan perlunya keputusan manajerial yang
usaha atau pengambil alihan usaha. matang. Keputusan melakukan merger-
Penelitian ini berfokus pada strategi akuisisikadang tidak terlepas dari
ekspansi penggabungan usaha atau masalah, bisa saja dengan biaya yang
pengambil alihan usaha dengan suatu mahal, perusahaan tidak menghasilkan
usaha yang telah ada (merger-akuisisi). hasil yang diharapkan (Mamduh, 2014).
Pengembangan usaha dengan cara Penggabungan usaha pada suatu
merger ini lebih mudah dan lebih cepat perusahaan dapat memberikan dampak
dijalankan karena tidak memerlukan riset keuntungan atau bahkan kerugian.
pasar atau tes pasar yang harus Perusahaan dapat mengalami keuntungan
mempersiapkan fasilitas diversifikasi atau kerugian dapat dilihat dari kinerja
produk. Strategi pengembangan ini perusahaan setelah melakukan
memiliki kelebihan yaitu dapat penggabungan usaha. Kinerja
memperbesar ukuran perusahaan dan perusahaan merupakan sesuatu yang
menciptakan iklim persaingan yang lebih dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam
baik atau dengan kata lain dapat periode tertentu atas nilai perusahaan
mengurangi persaingan. sesuai dengan tujuan perusaan. Ketika
Setiap perusahaan yang akan menentukan kinerja keuangan suatu
melakukan merger pasti memiliki tujuan perusahaan maka diperlukan rasio keungan
tersendiri untuk kebaikan perusahaan itu untuk menilai suatu perusahaan yang
sendiri. Tujuan mendasar perusahaan telah melakukan penggabungan usaha/
melakukan merger ialah sebagai merger-akuisisi. Rasio yang digunakan
pembuktian diri atas pertumbuhan dan untuk menilai perusahaan yaitu likuiditas
pengembangan (ekspansi) aset dari (current ratio), aktivitas (total asset
perusahaan maupun penjualan sehingga turnover, foxed asset turnover),
dapat meningkatkan sinergi perusahaan solvabilitas (debt to equity, debt to asset),
(Utari, 2014). Sinergi mengacu pada profitabilitas (net to profit margin, return
optimalisasi peningkatan nilai dan on asset, return on equity) serta rasio pasar
manfaat yang dirasakan baik, bagi pihak (earning per share).
pengambil alih dan yang diambil alih, Secara teori dengan adanya
serta berkaitan dengan optimalnya merger-akuisisi perusahaan otomatis
aktivitas optimalnya aktivitas operasional bertambah besar karena aset, kewajiban,
yang mengarah pada peningkatan output dan ekuitas dari dua perusahaan digabung
dan outcome dari implementasi konsep menjadi satu. Berdasarkan pengukuran
economic of scale (Kamaludin, 2015). akuntansi logisnya jika ukuran
Penilaian tentang keberhasilan bertambah besar, kemudian bersinergi
merger-akuisisi bergantung oleh beberapa dengan aktivitas-aktivitas yang simultan,
hal, seperti penilaian akurat perusahaan maka laba perusahaan akan semakin
target dan membuat perkiraan prospek meningkat. Idealnya kinerja keuangan
kedepannya. Sinergi yang dihasilkan setelah merger-akuisisi jauh lebih baik
perusahaan merger-akuisisi dapat dibandingkan dengan sebelum melakukan
meningkatkan dalam jangka waktu yang merger-akuisisi.
panjang, apabila perusahaan
menggunakan sumber daya dengan
144
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
145
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
146
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
147
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
148
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
149
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
Uji paired sample t-test digunakan besar antara nilai minimum dengan nilai
untuk menguji hipotesis guna maksimum.
membuktikan apakah terdapat perbedaan Untuk hasil nilai rata-rata total asset
kinerja keuangan jika dilihat dari segi rasio turnover 1 tahun sesudah merger-akuisisi
aktivitas yang diukur dengan total asset sebesar 0,52 dengan nilai standar deviasi
turnover dan rasio profitabilitas yang sebesar 0,88. Hasil tersebut menunjukkan
diukur dengan net profit margin dan return bahwa, standar deviasi lebih besar
on asset pada periode sebelum dan setelah
dibanding nilai rata-rata maka hal ini
merger-akuisisi. Kemudian pengujian
menunjukkan adanya kesenjangan yang
hipotesis dalam penelitian ini dapat
besar antara nilai minimum dengan nilai
diamati dengan cara, yaitu:
a. H1 diterima, apabila probabilitas < maksimum. Hasil tersebut apabila
0,05; dan H1 ditolak apabila digunakan untuk perbandingan rata-rata
probabilitas > 0,05. Artinya ada total asset turnover antara sebelum
perbedaan kinerja keuangan yang merger-akuisisi dengan sesudah merger-
diukur melalui rasio aktivitas total asset akuisisi, maka dapat ditarik kesimpulan
turnover (TATO) setelah melakukan bahwa pada rasio tersebut telah mengalami
merger-akuisisi. penurunan total asset turnover sesudah
b. H2 diterima, apabila probabilitas < melakukan merger-akuisisi.
0,05; dan H2 ditolak apabila Nilai rata-rata return on asset untuk
probabilitas > 0,05. Artinya ada periode 1 tahun sebelum merger-akuisisi
perbedaan kinerja keuangan yang sebesar 9,06 dengan nilai standar deviasi
diukur melalui rasio profitabilitas sebesar 16,91. Hasil tersebut menunjukkan
return on asset (ROA) setelah
bahwa, standar deviasi lebih besar
melakukan merger-akuisisi.
dibanding nilai rata-rata maka hal ini
c. H3 diterima, apabila probabilitas <
menunjukkan adanya kesenjangan yang
0,05; dan H3 ditolak apabila
probabilitas > 0,05. Artinya ada besar antara nilai minimum dengan nilai
perbedaan kinerja keuangan yang maksimum.
diukur melalui rasio profitabilitas net Untuk hasil nilai rata-rata return on
profit margin setelah melakukan asset 1 tahun sesudah merger-akuisisi
merger-akuisisi. sebesar 2,00 dengan nilai standar deviasi
sebesar 7,69. Hasil tersebut menunjukkan
HASIL PENELITIAN DAN bahwa, standar deviasi lebih besar
PEMBAHASAN dibanding nilai rata-rata maka hal ini
menunjukkan adanya kesenjangan yang
Hasil Penelitian besar antara nilai minimum dengan nilai
Berdasarkan hasil pengolahan data, maksimum. Hasil tersebut apabila
menghasilkan nilai rata-rata Total Asset digunakan untuk perbandingan rata-rata
Turnover untuk periode 1 tahun sebelum total asset turnover antara sebelum
merger-akuisisi sebesar 0,53 dengan nilai merger-akuisisi dengan sesudah merger-
standar deviasi sebesar 0,81. Hasil tersebut akuisisi, maka dapat ditarik kesimpulan
menunjukkan bahwa, standar deviasi lebih bahwa pada rasio tersebut telah mengalami
besar dibanding nilai rata-rata maka hal ini penurunan total asset turnover sesudah
menunjukkan adanya kesenjangan yang melakukan merger-akuisisi.
150
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
151
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
kinerja keuangan antara 1 tahun sebelum maka untuk satu tahun sesudah merger-
merger-akuisisi dengan 1 tahun sesudah akuisisi dibulatkan pada tahun 2017.
merger-akuisisi dengan jumlah sample 12 Hasil analisis perbandingan kinerja
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek keuangan antara satu tahun sebelum dan
Indonesia yang melakukan merger-akuisisi satu tahun sesudah merger-akuisisi yang di
didapatkan hasil pada rasio NPM berupa uji dengan menggunakan alat statistik
nilai signifikansi sebesar 0,86. Kemudian Paired Sample t-test tidak mengalami
perbedaan atau tidak signifikan.
hasil dari uji hipotesis H3 ditolak karena
Berdasarkan hasil pengujian pada
NPM tidak berbeda secara signifikan
penelitian ini didapatkan hasil bahwa rasio
antara sebelum dan sesudah merger-
total asset turnover (TATO) tidak
akuisisi. Artinya, dari hasil ini dapat mengalami perbedaan atau tidak
diambil kesimpulan bahwa fenomena signifikan. Menurut Salwa (2018)
merger-akuisisi ini tidak berpengaruh menyatakan hasil penelitiannya tentang
secara signifikan terhadap rasio pengaruh merger-akuissisi terhadap kinerja
profitabilitas perusahaan dan terjadi perusahaan yang menunjukan hasil yang
penurunan jika dilihat dari rata-rata tidak siignifikan pada penelitian untuk
sesudah melakukan merger-akuisisi. Perlu rasio total asset turnover (TATO) dengan
diketahui dengan ditolaknya hipotesis rentang waktu pengamatan 2012-2014. Hal
tersebut fenomena merger-akuisisi tidak ini menunjukkan, bahwa jika jangka waktu
berpengaruh terhadap profitabilitas penelitian ini masih tergolong pendek,
perusahaan terutama pada presentasi laba maka dibutuhkan proses yang lebih
atas setiap penjualan setelah dikurangkan panjang untuk mengoptimalkan tujuan dari
dilakukannya penggabungan usaha atau
dengan biaya-biaya dan jika dilihat dari
merger-akuisisi.
rata-rata dalam 1 tahun sesudah merger-
Adapun hasil pengujian pada rasio
akuisisi perusahaan mengalami reaksi
return on asset (ROA) berdasarkan hasil
negatif yaitu terjadi penurunan pada nilai
pengujian pada penelitian ini didapatkan
rata-rata maka dibutuhkan proses yang
hasil bahwa rasio return on asset (ROA)
lebih panjang untuk mengoptimalkan
tidak mengalami perbedaan atau tidak
tujuan dari dilakukannya penggabungan
signifikan. Payamta (2000) menemukan
usaha atau merger-akuisisi.
tidak adanya perbedaan kinerja yang
siginifikan pada rasio keuangan return on
Pembahasan
asset (ROA) dari hasil perbandingan baik
Penelitian ini menganalisis
perbandingan antara satu tahun sebelum sebelum maupun sesudah merger-akuisisi.
dan satu tahun sesudah merger-akuisisi Kemudian Payamta menambahkan, bahwa
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa ada kemungkinan terjadi tindakan window
Efek Indonesia (BEI) dan terdapat 12 dressing atas pelaporan keuangan
kasus merger-akuisisi. Jangka waktu perusahaan pengakuisisi untuk tahun-tahun
penelitian yaitu tahun 2014-2017 dengan sebelum merger-akuisisi dengan
tahun merger-akuisisi yaitu pada 2015. menunjukkan kemampuan yang lebih baik
Relevannya tahun pengamatannya adalah sehingga menarik bagi perusahaan target.
2014-2016. Namun, karena dikhawatirkan Hal ini menunjukkan, bahwa selain
masing-masing perusahaan memiliki pengaruh jangka waktu pengamatan yang
waktu merger-akuisisi yang berbeda-beda, relatif pendek, ternyata masih ada
152
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
153
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
154
JURNAL FOKUS, Volume 9, Nomor 2 September 2019
155