You are on page 1of 11

Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ADDITIF BERUPA CAMPURAN SEMEN


DENGAN DIFA® SS PADA TANAH BUTIR HALUS TERHADAP NILAI CBR
(CALIFORNIA BEARING RATIO)

Ardi Kristiadi1, Akhmad Marzuko, Ir., M.T 2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Islam Indonesia
2
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email : ardikristiadi@yahoo.com

Abstract : The clay is ground easily changeable consistency, when dry will be hard, if wet will be
soft plastic, berkohesif and have fireworks shrinkage rapid influence of moisture content, therefore
the need for soil stabilization for the sake of inability of the soil to maintain consistency and load
bearing which is above it. Chemical stabilization is mixing the soil with certain materials to
improve soil physical and mechanical properties such as development and the carrying capacity
(CBR). Clay generally has a large development and soil bearing capacity (CBR) is relatively low,
therefore it will be an examination of the clay from areas Kasongan, Bantul, Yogyakarta,
stabilized using cement and DIFA® SS expected to improve and qualify a technical construction.
Procedures were divided two stages: a preliminary study to determine the physical properties of
the soil, initial testing includes moisture content, density and boundaries of consistency, having
known physical properties of soil research is conducted the second stage of testing the mechanical
properties of the soil. Testing of mechanical properties of soil covering proktor testing standards,
after getting the optimum moisture content (OMC) and a maximum dry volume weight (MDD),
and the addition of cement and DIFA® SS to the sample specimen with a large percentage of
cement 8%, 10%, and 12 % of the dry weight of the sample volume, and 2.5% of the weight
percentage DIFA® SS cement addition, CBR further testing and development of land. Results from
the study showed that the stabilization of a mixture of 8%, 10% and 12% of cement by 2.5%
DIFA® SS on one day curing properties change physical and mechanical properties are
significant variations in the sample that had been in ujikan. In a variation of 8% PC + 2.5%
DIFA® SS when compared to the native soil, indigo PI decreased by 37.04% where the original
soil has a PI of 25% and 8% Variation PC + 2.5% DIFA® SS has a value PI 15.74%, its CBR
value increased by 236.24% which the CBR value of the native land of 11.37% and a variation of
8% PC + 2.5% DIFA® SS has a CBR value amounted to 38.23%, the value decreases
development 66.67% where the value of the original land development by 2.25% while the
variation of 8% PC + 2.5% DIFA® SS development value of 0.75%. In a variation of 10% PC +
2.5% DIFA® SS when compared to the native soil, indigo PI decreased by 51.32% where the
original soil has a PI of 25% and 10% Variation PC + 2.5% DIFA® SS has a value PI 12.17%, its
CBR value increased by 263.50% which the CBR value of the native land of 11.37% and a
variation of 10% PC + 2.5% DIFA® SS has a CBR value amounted to 41.33%, the value
decreases development amounting to 81.33% where the value of the original land development by
2.25% while the variation of 10% PC + 2.5% DIFA® SS development value of 0.42%. In a
variation of 12% PC + 2.5% DIFA® SS when compared to the native soil, indigo PI decreased by
74.64% where the original soil has a PI of 25% and 12% Variation PC + 2.5% DIFA® SS has a
value PI 6.34%, its CBR value increased by 299.91% which the CBR value of the native land of
11.37% and a variation of 12% PC + 2.5% DIFA® SS has a CBR value amounted to 45.47%, the
value decreases development amounting to 88.89% where the value of the original land
development by 2.25% while the variation of 12% PC + 2.5% DIFA® SS development value of
0.25%.

Keywords: Stabilization, Soil Clay, Cement, DIFA® SS, CBR.

1
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

1. LATAR BELAKANG tercapainya nilai CBR yang diinginkan


dengan cara menstabilisasi tanah yang
Pandangan teknik sipil, tanah adalah
labil terhadap keadaan disekitar, maupun
himpunan mineral, bahan organik, dan
iklim yang ada.
endapan-endapan yang relatif lepas
Stabilisasi tanah secara umum
(loose), yang terletak di atas batuan dasar
merupakan suatu proses untuk
(bedrock). Ikatan antara butiran yang
memperbaiki sifat-sifat tanah dengan
relatif lemah dapat disebabkan oleh
menambahkan sesuatu pada tanah
karbonat, zat organik, atau oksida-oksida
tersebut, agar dapat menaikkan kekuatan
yang mengendap di antara partikel-
tanah dan mempertahankan kekuatan
partikel. Ruang di antara partikel-partikel
geser. Menurut Bowles 1991, beberapa
dapat berisi air, udara ataupun keduanya.
tindakan yang dilakukan untuk
Proses pembentukan tanah secara fisik
menstabilisasikan tanah adalah sebagai
yang mengubah batuan menjadi partikel-
berikut : meningkatkan kerapatan tanah,
partikel yang lebih kecil, terjadi akibat
menambah material yang tidak aktif
pengaruh erosi, angin, air, manusia atau
sehingga meningkatkan kohesi dan
hancurnya partikel tanah akibat
tahanan gesek yang timbul, menambah
perubahan suhu atau cuaca. Partikel-
bahan untuk menyebabkan perubahan-
partikel mungkin berbentuk bulat,
perubahan kimiawi dan fisis pada tanah,
bergerigi maupun bentuk-bentuk lainnya.
menurunkan muka air tanah (drainase
Umumnya, pelapukan akibat proses
tanah), mengganti tanah yang buruk.
kimia dapat terjadi oleh pengaruh
Berdasarkan uraian latar belakang,
oksigen, karbondioksida, air (terutama
penelitian yang akan dilakukan bertujuan
yang mengandung asam atau alkali) dan
untuk mengetahui sifat fisik dan
proses-proses kimia yang lain. Jika hasil
persentase peningkatan nilai CBR tanah
pelapukan masih berada di tempat
sebelum dan sesudah mengalami
asalnya, maka tanah ini disebut tanah
stabilisasi.
residual (residual soil) dan apabila tanah
berpindah tempatnya, disebut tanah Adapun tujuan-tujuan yang akan
terangkut (transported soil), sumber dicapai dalam penelitian ini, tujuan
Hardiyatmo (2006). tersebut adalah sebagai berikut:
Tanah memiliki sifat dan karakter a. mengetahui sifat fisik tanah sebelum
yang berbeda-beda disetiap daerahnya, dan sesudah penambahan bahan
seperti halnya tanah lempung yang additif yang berupa campuran semen
berasal dari Kasongan, Bantul, dan DIFA® SS, dan
Yogyakarta. tanah lempung memiliki b. mengetahui besar persentase
konsistensi yang mudah berubah-ubah peningkatan nilai CBR dari sebelum
akibat pengaruh air dan memiliki nilai sampai sesudah terjadinya
CBR yang cenderung rendah, tidak penambahan bahan additif yang
semua lapisan tanah dasar mampu berupa campuran semen dengan
menahan beban diatasnya, oleh karena itu DIFA® SS.
pekerjaan tanah merupakan kegiatan
awal yang harus dikerjakan lapisan tanah Beberapa batasan masalah yang
mempunyai peranan penting untuk digunakan dalam penelitian demi
mendukung beban diatasnya agar tetap tercapainya tujuan yang diinginkan,
stabil dan kokoh. Untuk memenuhi batasan tersebut sebagai berikut ini.
kebutuhan daya dukung tanah dalam
suatu reakayasa bangunan sipil dengan a. Sampel tanah yang digunakan
karakter yang berebeda-beda itu, beda adalah tanah lempung yang berasal
pula cara penangannya. Indonesia dari Kasongan, Bantul, Yogyakarta.
memiliki keberagaman jenis tanah dan b. Bahan aditif yang digunakan dalam
nilai CBR yang berbeda-beda oleh karena menstabilisasi tanah ini berupa
itu perlu penanganan yang tepat demi campuran semen (portland cement)
2
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

dengan variasi 8%, 10% dan 12% tanah lempung daerah Lambung Bukit
dari berat sampel tanah kering terhadap nilai CBR tanah. Tujuan
dengan merk Tiga Roda yang penelitian ini untuk membandingkan nilai
diproduksi PT. Indocement Tunggal CBR tanah lempung sebelum dan setelah
Prakarsa Tbk., dan DIFA® SS distabilisasi dengan penambahan
dengan variasi 2,5% dari berat Portland Cement Type I. Tanah yang
semen yang diproduksi oleh PT. akan distabilisasi adalah tanah lempung
Difa Maha Karya. yang berasal dari daerah Lambung
c. Pembuatan sampel benda uji Bukik,Padang, dengan nilai CBR < 10%.
dilakukan di Laboratorium Penelitian meliputi sifat fisik dan
Mekanika Tanah Jurusan Teknik mekanik tanah yaitu parameter
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan pemadatan dan uji CBR. Pengujian ini
Perencanaan, Universitas Islam berpedoman pada ASTM untuk setiap
Indonesia. pengujian.Variasi penambahan semen
d. Pengujian benda uji dilakukan di adalah 5%, 10%, 15%, dan 20% dari
Laboratorium Mekanika Tanah, berat tanah kering. Pemeraman dilakukan
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas sebelum dilakukan uji CBR, dengan
Teknik Sipil dan Perencanaan, waktu pemeraman selama 3 hari pada
Universitas Islam Indonesia. kondisi kadar air optimum. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
2. STUDI PUSTAKA maksimum CBR tanah lempung terdapat
2.1 Stabilitas Tanah Kimiawi pada kadar penambahan semen sebanyak
Tanah merupakan material dengan 20% dengan γd maksimum 1,35 gr/cm3,
sifat yang sangat kompleks. Perlu adanya kadar air optimum 32,90%, dan nilai
perbaikan sifat fisik dan mekanis tanah CBR 64,14% dengan waktu pemeraman
jika dijumpai tanah yang tidak memenuhi 3 hari.
syarat teknis untuk dapat digunakan
sebagai pendukung bangunan atau jalan. 2.3. Spent Catalyst RCC 15
Oleh karenanya, sebelum digunakan Spent Catalyst Residual Cracking
sebagai pendukung bangunan, perlu Catalyst (RCC) 15 merupakan limbah
penelitian lebih lanjut mengenai dari pemrosesan minyak mentah di dalam
stabilisasi tanah. Salah satu metode reaktor. Katalis yang sudah jenuh atau
stabilisasi tanah yaitu stabilisasi kimia sudah tidak berfungsi sebagaimana
sebagai upaya meningkatkan kekuatan, mestinya biasa disebut spent katalis.
mereduksi penurunan, dan memperbaiki Gunarti, (2014) melakukan pengujian
sifat fisik dan mekanis lainnya. tentang daya dukung tanah lempung yang
Stabilisasi tanah dengan distabilisasi dengan spent catalyst RCC
menggunakan bahan kimia adalah untuk 15 dan kapur. Tanah merupakan material
merubah interaksi air dengan tanah dengan sifat yang sangat kompleks. Perlu
terhadap reaksi permukaan. Karena itu adanya perbaikan sifat fisik dan mekanis
aktivitas permukaan dari partikel tanah, tanah jika dijumpai tanah yang tidak
muatan kutub dan penyerapan serta memenuhi syarat teknis untuk dapat
daerah penyerapan air memegang digunakan sebagai pendukung bangunan
peranan penting. Sama pentingnya adalah atau jalan. Oleh karenanya, sebelum
penggabungan luas partikel sehingga digunakan sebagai pendukung bangunan,
dapat merubah menjadi suatu kesatuan perlu penelitian lebih lanjut mengenai
untuk mencapai keseimbangan gaya tarik stabilisasi tanah. Pada penelitian ini
antar butir. digunakan limbah dari UP VI Pertamina
2.2. Semen PC (Portland Cement) Balongan Indramayu yang diproduksi
Andriani, (2012) melakukan cukup besar yaitu spent catalyst dipadu
penelitian tentang pengaruh penggunaan dengan kapur sebagai bahan stabilisasi
semen PC sebagai bahan stabilitas pada tanah lempung. Salah satu metode

3
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

stabilisasi tanah yaitu stabilisasi kimia b. Tanah berbutir halus (fine-grained-


sebagai upaya meningkatkan kekuatan, soil) yaitu tanah dimana lebih dari
mereduksi penurunan, dan memperbaiki 50 % berat total contoh tanah lolos
sifat fisik dan mekanis lainnya. Pada ayakan no.200. Simbol dari
penelitian ini, dipakai metode stabilisasi kelompok ini dimulai dengan huruf
kimia yaitu dengan melakukan awal M untuk lanau (silt) anorganik,
serangkaian uji sifat fisik dan uji sifat C untuk lempung (clay) anorganik,
mekanik, diantaranya yaitu UCS serta dan O untuk lanau organik dan
California Bearing ratio (CBR) pada lempung organik. Simbol PT
tanah asli dan tanah yang distabilisasi digunakan untuk tanah gambut
dengan kapur 3% dan spent catalyst (peat), muck, dan tanah-tanah lain
1,50%, 3%, 4,50% yang diperam selama dengan kadar organik yang tinggi.
7 hari. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan nilai CBR unsoaked yang Menurut Unified Soil Classification
sangat signifikan terhadap tanah asli System (USCS) salah satu contoh tanah
yaitu sebesar 193,38% pada tanah dengan butir halus adalah tanah ini dibagi
variasi 4,50% RCC + 3% Kapur untuk
menjadi dua kelompok yaitu tanah butir
penetrasi 2,5 mm, peningkatan sebesar
195,95% pada tanah dengan variasi halus yang sifat plastisnya rendah (LL <
4,50% RCC + 3% Kapur untuk penetrasi 50%) dan sifat plastisnya tinggi (LL >
5 mm, adapun nilai UCS menunjukkan 50%), kemudian simbol tanah butir halus
peningkatan nilai sebesar 59,95% pada ditetapkan dengan menggunakan
tanah dengan variasi 4,50% RCC + 3% plastisitas Casagrande didapat CH, MH,
Kapur terhadap tanah asli. OH, CL, ML dan OL, dengan data LL
dan PI diplotkan dalam diagram, lalu
3. LANDASAN TEORI
dilihat secara analisis LL < 50% atau
Peranan tanah sangat penting dalam LL > 50% selanjutnya dihitung PI batas
perencaan atau pelaksanaan bangunan = 0,73 (LL-20), jika PI > PI batas berarti
karena tanah tersebut berfungsi untuk
di atas garis A dan sebaliknya. Selain
mendukung beban yang ada di atasnya,
oleh karena itu tanah yang akan garis A, terdapat pula garis U yang
dipergunakan untuk mendukung merupakan batas dari hubungan antara
kostruksi harus dipersiapkan terlebih indek plastisitas dan batas cair untuk
dahulu sebelum dipergunakan sebagai suatu tanah. Garis U mengikuti
tanah dasar (Subgrade). persamaan garis lurus PI = 0,9 (LL-8)
3.1. Klasifikasi USCS (Unified Soil seperti Gambar 1 berikut ini.
Classification System)
Klasifikasi berdasarkan Unified
System (Das, 1998) tanah dikelompokan
seperti berikut ini.
a. Tanah butir kasar (coarse-grained-
soil) yaitu tanah kerikil dan pasir
dimana kurang dari 50% berat total
contoh tanah lolos ayakan no.200.
Simbol dari kelompok ini dimulai
dengan huruf awal G atau S. G
adalah untuk kerikil (gravel) atau Gambar 1. Grafik Plastisitas Klasifikasi
tanah berkerikil, dan S adalah untuk Tanah USCS
pasir (sand) atau tanah berpasir. (Sumber : Sukirman,1999)

4
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

3.2. Berat Jenis (Gs) kadar air terbaik (wopt) untuk mencapai
berat volume kering terbesar atau
Berata jenis (Gs) bertujuan untuk
kepadatan kering maksimum (γdmaks).
menentukan berat jenis tanah yang
Parameter kepadatan ini berguna untuk
mempunyai butiran lolos saringan no.4,
bahan sampel pengujian California
no.10 dan no.40 dengan piknometer,
Bearing Ratio (CBR).
yang mana hasil perbandingan antara
berat butiran padat (γs) dengan berat
volume air suling (γw) dengan isi yang
sama pada temperatur 25̊ C seperti pada
Persamaan (1) berikut ini.
Gs = (1)
Keterangan:
Gs : Berat jenis
γs :Berat butiran padat
γw : Berat volume air
Nilai-nilai berat jenis dari berbagai Gambar 2. Grafik Pada Pengujian
jenis tanah diberikan dalam Tabel 1. Proktor Standar
berikut ini. (Sumber : Hardiyatmo, 2006)
Tabel 1. Berat Jenis Tanah (Specific
Gravity)
Macam Tanah Gs 3.4. California Bearing Ratio (CBR)
Kerikil 2,65 – 2,68
Menurut Sukirman (1999), harga
Pasir 2,65 – 2,68
CBR adalah nilai daya dukung tanah
Lanau Organik 2,62 – 2,68 yang telah dipadatkan dengan pemadatan
Lempung Organik 2,58 – 2,65 pada kadar air tertentu dibandingkan
Lempung Anorganik 2,68 – 2,75 dengan bahan standar berupa batu pecah
Humus 1,37 yang mempunyai nilai CBR sebesar
Gambut 1,25 – 1,28 100% dalam memikul beban lalu lintas.
(Sumber: Hardiyatmo, 2006) Dengan demikian besaran CBR adalah
prosentase atau perbandingan daya
dukung tanah yang diteliti dibandingkan
3.3. Kepadatan Tanah (Proctor dengan daya dukung batu pecah standar
Standart) pada nilai penetrasi yang sama (0,1 inci
Menurut Proctor (1933) (dalam dan 0,2 inci). Nilai CBR dihitung pada
Hardiyatmo, 2006), telah mengamati penetrasi = 0,1” pada Persamaan (3) dan
bahwa ada hubungan yang pasti antara 0,2” pada Persamaan (4) sebagai berikut
kadar air dan berat volume kering tanah ini.
padat. Untuk berbagai jenis tanah pada a. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi
umumnya, terdapat satu nilai kadar air pada penetrasi (0,1”) terhadap
optimum tertentu untuk mencapai berat penetrasi standar.
volume kering maksimumnya. Hubungan CBR0,1” = (3)
berat volume kering (γd) dengan berat
volume basah (γ) dan kadar air (w) b. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi
dinyatakan dalam Persamaan (2) berikut. pada penetrasi (0,2”) terhadap
penetrasi standar.
γd = (2) CBR0,2” = (4)
Grafik yang dihasilkan pada Gambar 2.
dari pengujian memperlihatkan nilai
5
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

h2 = tinggi sampel tanah setelah


perendaman

Menurut Snethen, 1984 (dalam


Hardiyatmo, 2006) menyarankan potensi
pengembangan yang diterapkan harus
mempertimbangkan adanya beban luar,
dengan menggunakan kriteria Snethen
klasifikasi pengembangan tanah dapat
diperlihatkan pada Tabel 3. berikut ini.
Tabel 3. Klasifikasi Pengembangan
Tanah
Sweling (%) Klasifikasi Swelling
< 0,5 Rendah
0,5 – 1,5 Sedang
Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian CBR > 1,5 Tinggi
(Sumber : Soedarmo dan Purnomo, (Sumber: Hardiyatmo, 2006)
1997)
The Asphalt Institute (Fernandez, 4. METODE PENELITIAN
2011) menyusun kriteria umum dengan
batasan nilai CBR untuk material Dalam suatu penelitian dibutuhkan
subgrade seperti dijelaskan pada Tabel 2. tahap-tahap yang skematis untuk
Kriteria Nilai CBR Material Subgrade membantu dalam pelaksanaan pekerjaan,
dibawah ini. yang sering disebut sebagai bagan alir
penelitian (flowchart). Bagan alir
Tabel 2. Kriteria Nilai CBR Material penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
Subgrade 4. dimulai dengan melakukan persiapan
material, yaitu pengumpulan tanah
CBR (%) The Aspalt Institute
lempung, dan zat stabilizer yang berupa
20 – 30 Excelent DIFA® SS dan semen PC (portland
10 – 20 Good cement) samapai dengan melakukan
pengujian benda uji.
5 – 10 Medium
<5 Poor Bahan-bahan yang digunakan dalam
(Sumber : Fernandez, 2011) penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Sampel tanah yang digunakan
CBR rendaman berhubungan dengan berupa tanah lempung (clay) yang
pengujian pengembangan (swelling). berasal dari Kasongan, Bantul,
Pengembangan adalah proses Daerah Istimewa Yogyakarta.
bertambahnya ukuran sample tanah yang b. Semen (portland cement) yang
diakibatkan penambahan air pada sampel digunakan yaitu semen Tiga Roda
tanah karena proses perendaman. Nilai yang diproduksi oleh PT.
pengembangan (swelling) dihitung Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
berdasarkan persentase dari tinggi setelah c. Bahan tambah (additive)
perendaman terhadap tinggi sampel menggunakan zat kimia yang berupa
sebelum perendaman seperti pada DIFA® SS yang diproduksi oleh PT.
Persamaan (5) berikut ini. DIFA MAHAKARYA.
d. Air diambil dari PDAM yang ada
Swelling = X 100% (5) pada laboratorium mekanika tanah
Keterangan : FTSP, Universitas Islam Indonesia,
h1 = tinggi sampel tanah semula Yogyakarta.
6
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

Mulai
Tabel 4. Perbandingan Sifat Fisik Tanah
Tanah Stabilisasi
Pengambilan Sampel Tanah
Pengujian Variasi Variasi Variasi
Asli
2 3 4
Kadar air
Penyiapan Sampel
21,02 20,44 19,04 17,30
(%)
Brt,
Volume
T. Lempung Semen DIFA® SS Tanah 1,45 1,457 1,52 1,50
Basah
(gr/cm3)
Brt,
Volume
Pengujian : Tanah 1,19 1,21 1,277 1,28
Propertis Tanah Kering
Proktor Standar (gr/cm3)
Berat
2,99 2,61 2,619 2,63
Jenis
Pembuatan sampel Batas
Cair (LL) 54,46 49,11 46,77 42,63
Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 (%)
Batas
Plastis 29,47 32,36 34,6 36,42
(PL) (%)
Pemeraman 3 hari, lalu Indeks
Pemeraman 0,1,3,7 hari
rendam 4 hari Plastisitas 25 15,74 12,17 6,34
(PI) (%)

Uji CBR

Analisis

Simpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4. Bagan Alir Penelitian


Keterangan : Gambar 5. Grafik Hubungan Variasi
Variasi 1 = 0% PC + 0% DIFA® SS Campuran dengan Berat
Variasi 2 = 8% PC + 2,5% DIFA® SS Volume Kering
Variasi 3 = 10% PC + 2,5% DIFA® SS
Variasi 4 = 12% PC + 2,5% DIFA® SS

5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


5.1. Sifat Fisik Tanah
Hasil analisis menunjukan adanya
perubahan pada sifat fisik tanah yang
mengalami stabilisasi terhadap tanah asli,
perbandingannya dapat dlihat pada tabel
dibawah ini.
Gambar 6. Grafik Hubungan Variasi
Campuran dengan Kadar
Air

7
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

Dari Gambar 5. dan Gambar 6.


dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil
pengujian CBR menunjukan semakin
besar persentase penambahan semen dan
DIFA® SS pada tanah akan menyebabkan
kecenderungan nilai berat volume kering
semakin meningkat dan menurunkan
besar persentase kadar air, hal ini
disebabkan oleh reaksi kimiawi terhadap Gambar 7. Grafik Hubungan Nilai CBR
tanah. Proses reaksi semen dan DIFA® dengan Lama Pemeraman
SS tersebut menyebabkan partikel-
partikel tanah menggumpal dan Pada Gambar 7. menunjukan bahwa
penggumpalan ini yang menyebabkan semakin lama masa pemeraman maka
meningkatnya daya ikat antar butiran. nilai CBR semakin meningkat hal ini
Meningkatnya ikatan antar butiran, maka disebabkan karena pada masa
akan meningkatkan kemampuan saling pemeraman terjadi reaksi kimia antara
mengunci antar butiran, sehingga Tanah, Semen dan DIFA® SS.
mengakibatkan konsistensi tanah menjadi Peningkatan nilai CBR dipengaruhi oleh
lebih baik dan saat proses pemadatan besar persentase penambahan semen dan
tanah menjadi lebih mudah padat dan DIFA® SS dimana semen dan DIFA® SS
rongga – rongga pori yang ada akan bereaksi sebagai media perekat butiran
berkurang sehingga kepadatan tanah tanah sehingga butiran tanah saling
meningkat. mengunci antara satu dan lainnya dan
menyebabkan nilai CBR meningkat.
5.2. Sifat Mekanik Tanah Pada variasi – variasi campuran sampel
benda uji terjadi peningkatan nilai CBR
Hasil analisis menunjukan adanya
yang cukup signifikan. Tanah asli pada
perubahan pada sifat mekanik tanah yang
pemeraman 1 hari mempunyai nilai CBR
mengalami stabilisasi terhadap tanah asli,
sebesar 11,37% setelah dicampur dengan
perbandingannya dapat dlihat pada tabel
8% PC + 2,5% DIFA® SS terjadi
dibawah ini.
peningkatan sebesar 236,23% yang nilai
CBR nya 38,23%. Pada pemeran 3 hari
Tabel 5. Nilai CBR Hasil Pengujian variasi campuran 8% PC + 2,5% DIFA®
SS memiliki nilai CBR sebesar 40,82%
CBR (%) yang berarti mengalami persentase
Pemeram peningkatan nilai CBR dari tanah asli
Variasi Pemeraman an 3 hari, sebesar 259,01% dan besar persentase
Sampel rendaman peningkatan nilai CBR dari variasi 8%
0 1 3 7
hari hari hari hari
4 hari PC + 2,5% DIFA® SS yang mengalami
pemeraman 1 hari sebesar 6,77%. Pada
Variasi 1 11,37 11,37 11,37 11,37 1,55 pemeraman 7 hari variasi campuran 8%
Variasi 2 17,05 38,23 40,82 44,43 34,10
PC + 2,5% DIFA® SS mempunyai nilai
CBR sebesar 44,43% yang berarti
Variasi 3 19,12 41,33 44,43 49,60 39,27 mengalami persentase peningktan nilai
CBR dari tanah asli sebesar 290,76% dan
Variasi 4 24,28 45,47 49,60 56,83 43,40
besar persentase peningkatan nilai CBR
dari variasi 8% PC + 2,5% DIFA® SS
yang mengalami pemeraman selama 3
hari sebesar 8,84%.

8
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

Gambar 8. Grafik Perbandingan CBR Gambar 9. Grafik Hubungan Variasi


Soaked dengan Unsoaked Campuran dengan Nilai
Swelling
Dari Gambar 8. menunjukan bahwa
Dari Tabel 6. dan Gambar 9. dapat
perendaman menurunkan nilai CBR
diketahui nilai swelling berbanding lurus
dikarenakan adanya air yang mengisi
dengan kadar air yang diserap sampel
rongga – rongga udara pada tanah
tanah, semakin banyak kadar air yang
sehingga tanah menjadi jenuh air dan
diserap tanah maka nilai pengembangan
lembek. Semakin besar kadar air CBR
menjadi semakin besar. Stabilisasi tanah
rendaman maka semakin mengecil nilai
dengan menggunakan Semen dan DIFA®
CBR nya.
SS dapat menurunkan nilai swelling
dikarenakan reaksi kimiawi yang
5.4. Pengembangan (Swelling)
ditimbulkan oleh Semen dan DIFA® SS
Besar presentase variasi campuran yang semakin memperkuat ikatan antar
pada sampel sangat mempengaruhi nilai butiran tanah sehingga penyerapan air
pengembangan (swelling) pada tanah. yang terjadi menjadi lebih sedikit, oleh
Pada pengujian yang dilakukan hanya karena itu nilai persentase pengembangan
pada tanah asli yang mengalami kriteria sampel tanah menjadi semakin kecil
swelling tinggi, sedangkan pada tanah seiring penambahan kadar Semen dan
yang mengalami pencampuran bahan DIFA® SS. Pada variasi 0% PC + 0%
tambah cenderung mempunyai swelling DIFA® terhadap tanah stababilisasi
yang rendah. variasi 8% PC + 2,5% DIFA® SS
mengalami penurunan nilai swelling
sebesar 66,67% dan variasi 10% PC +
Tabel 6. Nilai CBR Soaked dan Nilai
2,5% DIFA® SS terhadap variasi 0% PC
Swelling
+ 0% DIFA® SS mengalami penurunan
Kadar Berat Volume sebesar 81,47%, sedangkan pada variasi
Variasi Swelling
Air Kering
Campuran
(%) (gr/cm3)
(%) 12% PC + 2,5% DIFA® SS terhadap
variasi 0% PC + 0% DIFA® mengalami
Variasi 1 29,71 1,20 2,25 penurun sebesar 88,89%.
Variasi 2 20,21 1,25 0,75
6. SIMPULAN DAN SARAN
Variasi 3 19,71 1,27 0,42 6.1 SIMPULAN
Variasi 4 18,26 1,288 0,25 Berdasarkan dari hasil pengujian di
laboratorium dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Sifat fisik tanah mengalami
perubahan yang cukup signifikan
setelah terjadinya penambahan
bahan additif, perubahan fisik
tersebut cenderung kearah yang
9
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

lebih baik bila dibandingkan dengan 253.85%. Pada variasi sampel 12%
sifat-sifat fisik pada tanah tanpa PC + 2,5% DIFA® SS mempunyai
stabilisasi. Tanah asli yang berasal nilai CBR sebesar 45,47% bila
dari Kasongan, Bantul, DIY dibandingkan dengan CBR tanah
memiliki sifat-sifat fisik seperti : asli, mengalami peningkatan sebesar
kadar air = 21,02 %, d = 1,19 289,29%. Pada variasi 8% PC +
gr/cm3, Gs = 2,59 , LL = 54,46 %, 2,5% DIFA® SS yang mengalami
PL = 29,47 %, PI = 25 % , pada pemeraman selama 1 hari sudah
tanah stabilisasi variasi 8% PC + memenuhi syarat untuk digunakan
2,5% DIFA® SS, w = 20,44 %, d = sebagai subbase course karena
1,21 gr/cm3, Gs = 2,61 , LL = 49,11 mempunyai nilai CBR ≥ 20%.
%, PL = 32,36 %, PI = 15,74%, 6.2 SARAN
pada tanah stabilisasi variasi 10%
PC + 2,5% DIFA® SS, w = 19,04 %, Berdasarkan penelitian yang
d = 1,27gr/cm3, Gs = 2,62 , LL = dilakukan, setelah mengalami analisis
46,77 %, PL = 34,60 %, PI = 12,17 dan pembahasan timbul saran-saran yang
%, dan pada tanah stabilisasi variasi diharapkan bisa jadi kajian untuk
12% PC + 2,5% DIFA® SS, w = penelitian lebih lanjut, adapun beberapa
17,30 %, d = 1,28 gr/cm3, Gs = saran tersebut.
2,63 , LL = 42,63 %, PL = 36,42 %, a. Pada penelitian selanjutnya perlu
PI = 6,34 %. Penambahan bahan dilakukanya perubahan persentase
aditif yang berupa semen dan variasi zat tambah dan lama waktu
DIFA® SS cukup mempengaruhi pemeraman pada sampel benda uji
sifat fisik tanah. Nilai - nilai yang bertujuan untuk
konsistensi tanah menurun seiring membandingkan sifat fisik dan
bertambah besarnya persentase mekanik yang terjadi setelah
variasi campuran. Kadar air tanah terjadinya penambahan zat tambah
menurun dengan bertambah tersebut.
besarnya persentase variasi b. Diharapkan pada penelitian
campuran, begitupun dengan nilai selanjutnya menerapkan stabilisasi
plastis indek tanah ikut semakin mengunakan zat tambah yang sama,
menurun sedangkan semakin namun pada jenis tanah yang
bertambah besarnya perrsentase berbeda, yang bertujuan untuk
campuran, nilai California Bearing mengetahui seberapa optimalkah
Ratio (CBR) semakin meningkat. bahan aditif berupa campuran semen
dan DIFA® SS.
2. Besar persentase peningkatan nilai c. Diharapkan pada penelitian
CBR pada tanah asli terhadap tanah selanjutnya dapat dilakukan uji
stabilisasi dipengaruhi seberapa kekuatan lainnya seperti uji
lama sampel mengalami pemeraman konsolidasi agar diperoleh nilai
dan seberapa besar persentase konsolidasinya, uji triaxial agar
penambahan bahan tambah. Nilai diketahui nilai sudut gesek dalam
CBR tanah asli pada pemeran 1 hari beserta kohesinya, serta uji
yaitu sebesar 11,68% sedangkan permeabilitas untuk mengetahui
pada variasi 8% PC + 2,5% DIFA® perilaku hidromekanik tanah,
SS mempunyai nilai CBR sebesar sehingga didapatkan informasi yang
38.28% mengalami peningkatan cukup untuk pengembangan
sebesar 227,74%. Pada variasi selanjutnya.
sampel 10% PC + 2,5% DIFA® SS d. Pada penelitian selanjutnya perlu
mempunyai nilai CBR 41,33% dipertimbangkan perhitungan biaya
dibandingkan dengan CBR tanah agar dapat membandingkan
asli, mengalami peningkatan sebesar pekerjaan perkerasan jalan
menggunakan perkerasan stabilisasi
10
Jurnal Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia (2016)

tanah semen dan DIFA® SS dengan Fernandez, (2011). Pengaruh


perkerasan lainya. Penggunaan Semen sebagai Bahan
Stabilisasi pada Tanah Lempung
7. DAFTAR PUSTAKA
Daerah Lambung Bukit terhadap
Andriani, (2012). Pengaruh Penggunaan Nilai CBR Tanah, Jurnal Rekayasa
Semen Sebagai Bahan Stabilitas Sipil, 8 (1), 35.
pada Tanah Lempung Daerah
Gunarti, (2014). Daya Dukung Tanah
Lambung Bukit terhadap Nilai CBR
Lempung yang Distabilisai Dengan
Tanah, Jurnal Rekayasa Sipil Vol 8.
Spent Catalys RCC 15 dan Kapur,
Bowles, (1991). Sifat-sifat Fisis dan
Jurnal Bentang Vol.2 No.1.
Geoteknis Tanah (Mekanika
Tanah).Terjemahan Johan. Hardiyatmo, (2006). Mekanika Tanah 1,
Erlangga: Jakarta. Penerbit Gajah Mada University
Das, (1998). Mekanika Tanah (Prinsip- Press, Yogyakarta.
Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Soedarmo dan Purnomo (1997).
Erlangga. Jakarta. Mekanika Tanah 1, Kanisius,
Yogyakarta.
Sukirman, (1999), Perkerasan Lentur
Jalan Raya, Nova, Bandung.

11

You might also like