You are on page 1of 9

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN BAHAN KIMIA ASAM FOSFAT

SEBAGAI LAPISAN FONDASI JALAN

STABILIZATION OF CLAY WITH ADDITIVE CHEMICAL FOSFAT ACID AS


SUBGRADE

Ibrahim1) , Arfan Hasan1) , Yuniar2)


1)
Teknik Sipil, 2) Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Email : ibrahim_hasirun07@yahoo.com

ABSTRACT

Land is a part of the most structure as a foundation that supporting the construction above it. The quality and durability of a
construction can’t be separated from the nature of soil, some of them may cause problems. These problems usually
occurred because of the unstable soil condition. The settlement that have done so far is to fix the top layer of the road but it
doesn’t solve the problem cause unstable road not only the structure on the road but also on the subgrade. The repair on the soft
subgrade cause water content can be done with stabilization. This research is analyze about behavior of clays from
Soekarno-Hatta Palembang which obtained the density soil maximum and water content optimum with acid phosphate
increment as 0% , 2.5% , 5% , 7.5% , 10% and 12.5% of the land, and then do testing of index properties soil and California
Bearing Ratio (CBR) test. From the research according to Unifed Soil Classification System (USCS) these soil at this area is
included in the OH category, while according to American Association of State Highway an Transportation Officials (AASHTO)
these soil is included in the A-7-5 category. The mixture soil with increment acid phosphate than original soil are showed that the
liquid limid (LL) and plastic limid (PL) has decreased, it’s mean index plastic (IP) tended to decrease. CBR value with
increament of additive tend to increase and attain a peak increase from 7.5% while 10% and 12.5 % decrease.

Key words : clay, stabilization, asam fosfat

PENDAHULUAN merupakan tanah yang tidak stabil atau tanah


bermasalah.
Beberapa kontruksi jalan raya di Sumatera Perbaikan pada tanah dasar (subgrade) yang
selatan dibangun di atas tanah lempung. Daya lunak akibat perubahan kadar air umumnya dengan
dukung tanah yang berkadar lempung tinggi sangat memodifikasi atau melakukan penanganan khusus
sensitif terhadap pengaruh air, dalam keadaan kering untuk menghasilkan tanah dasar tersebut menjadi
mempunyai daya dukung tinggi dan dalam keadaaan lebih baik bagi suatu konstruksi jalan serta material
jenuh akan mempunyai daya dukung yang rendah yang memenuhi standar perencanaan jalan. Salah satu
serta kuat geser tanah turun. Akibat perilaku tersebut, usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
jalan yang dibangun di atas tanah lempung sering sifat-sifat tanah sehingga mempunyai daya dukung
mengalami kerusakan, misalnya jalan retak dan yang baik dan berkemampuan mempertahankan
bergelombang maupun penurunan badan jalan perubahan volumenya yaitu dengan cara stabilisasi.
sebelum mencapai umur rencana. Salah satu bahan stabilisasi yang digunakan
Kekuatan tanah dasar memegang peranan yaitu menggunakan bahan kimia asam fosfat. Asam
penting dalam penentuan tebal perkerasan yang fosfat akan bereaksi dengan kation dari mineral tanah
dibutuhkan pada perkerasan aspal (flexible membentuk senyawa baru yang akan mengikat
pavement). Jika tanah dasar merupakan tanah yang struktur mineral yang ada di dalam tanah hingga
berkadar lempung tinggi, sifat-sifat fisis dan teknis menjadi suatu lapisan yang keras dan tidak dapat
tanah tersebut harus diperbaiki, sebab tanah lempung larut di dalam air.
mempunyai daya dukung rendah serta sangat sensitif Secara praktis stabilisasi tanah merupakan
terhadap pengaruh air. Melihat kondisi tanah rekayasa perkuatan terhadap pondasi atau tanah dasar
lempung yang mempunyai daya dukung rendah serta dengan atau bahan campuran, untuk menaikkan
sangat sensitif terhadap pengaruh air. kemampuan menahan beban dan daya dukung
Penyelesaian yang dilakukan selama ini adalah tehadap tegangan fisik dan kimiawi akibat pengaruh
perbaikan pada lapis atas jalan, namun tidak cuaca atau lingkungan selama masa guna keteknikan
menyelesaikan masalah yang terjadi karena suatu konstruksi jalan. Sifat tanah dasar seperti:
ketidakstabilan jalan tersebut diperkirakan bukan kekakuan kekuatan, mampu mampat, potensi
terjadi pada struktur atas jalan tetapi pada tanah mengembang, daya tembus air dan perubahan
dasarnya. Dengan tanda-tanda semacam itu dapat volume. Adapun cara yang paling sederhana yang
diasumsikan bahwa bahan jalan yang digunakan dapat digunakan yaitu dengan cara pemadatan,
namun dengan kondisi tanah dasar yang memiliki
kestabilan dengan nilai CBR yang tinggi dikendalikan oleh kelompok mineral yang
sebagaimana disyaratkan dalam suatu konstruksi mendominasi tanah tersebut.
jalan. Nilai CBR adalah nilai yang menyatakan Terdapat kira-kira 15 macam mineral yang
kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan diklasifikasikan sebagai mineral lempung (Kerr, 1959
standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai dalam Hardiyatmo, 2002). Di antaranya terdiri dari
CBR sebesar 100 % dalam memikul beban lalu lintas, kelompok-kelompok: montmorillonite, illite,
tetapi apabila kita dihadapkan pada kondisi lapangan kaolinite, dan polygorskite. Terdapat pula kelompok
dengan kondisi tanah dasar yang bermasalah/kurang yang lain, misalnya chlorite, vermiculite, dan
mendukung untuk suatu konstruksi jalan maka selain hallosyte. Susunan kebanyakan tanah lempung terdiri
pemadatan diperlukan juga perlakuan khusus, dari silika tetrahedra dan aluminium oktahedra.
diantaranya dengan menggunakan bahan kimia asam Silika dan aluminium secara parsial dapat digantikan
fosfat untuk perbaikan tanah dasar tersebut. oleh elemen yang lain dalam kesatuannya, keadaan
Masalah yang timbul setelah pembangunan ini dikenal sebagai substitusi isomorf. Kombinasi
jalan adalah kerusakan jalan yang ditandai dengan susunan dari kesatuan dalam bentuk susunan
retak-retak, bergelombang maupun penurunan jalan. lempeng. Sumber utama dari mineral lempung adalah
Kondisi tersebut terjadi disebagian besar jalan di kota pelapukan kimiawi, dari batuan yang mengandung
Palembang yang terletak diatas tanah lempung. Feldspar ortoklas, Feldspar plagioklas, Mika
Penyelesaiannya yang dilakukan selama ini adalah (muskovia) yang semuanya dapat disebut silikat
perbaikan pada lapis atas jalan, namun tidak aluminium kompleks. Menurut Grim (1968) dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi. Ketidakstabilan Bowles (1984), mineral lempung dapat terbentuk dari
jalan tersebut diperkirakan bukan terjadi pada hampir setiap batuan selama terdapat cukup banyak
struktur atas jalan tetapi pada tanah dasarnya. Pada alkali dan tanah alkalin untuk dapat membuat
musim hujan kondisi jalan sangat lunak dan terjadinya reaksi kimia. Secara umum lempung
sebaliknya pada musim kering kondisi tanah sangat mempunyai muatan listrik negatif pada
keras. Oleh sebab itu penelitian ini dimaksudkan permukaannya. Muatan negatif pada permukaan
untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis tanah partikel lempung akibat substitusi isomorf dan
tersebut serta alternatif pemecahannya. kontinuitas perpecahan susunannya. Partikel yang
Stabilisasi tanah dasar dengan bahan kimia mempunyai luasan spesifik yang lebih besar terdapat
asam fosfat, dalam hal ini merupakan penanganan pada muatan negatif yang lebih besar. Mineral
perbaikan tanah yang memungkinkan untuk montmorillonite, adalah jenis mineral yang
menjadikan tanah dasar tersebut lebih baik bagi mempunyai luas permukaan spesifik terbesar dengan
konstruksi jalan. Stabilisasi tanah dasar dapat kapasitas pertukaran kation terbesar dari kelompok
dilakukan secara kimiawi. mineralnya, disusul berturut-turut mineral illite, dan
kaolinit. Banyaknya pertukaran kation pada jenis
Tanah Lempung mineral dan luas permukaan spesifik jenis mineral.
Lempung didefinisikan sebagai golongan
partikel yang mempunyai ukuran kurang dari 0,002 Asam Fosfat
mm (= 2 mikron) (Das, 1983). Hal ini disebabkan Asam fosfat teknis adalah cairan kental jernih
karena terjadinya proses kimiawi yang mengubah tidak berwarna sampai hitam keruh, yang bagian
susunan mineral batuan asalnya yang disebabkan terbesar terdiri dari P 205 dan digunakan untuk
oleh air yang mengandung asam atau alkali, oksigen industri. Asam fosfat diproduksi dengan cara
dan karbondioksida. Ditinjau dari segi mineralnya melebur fosfat anhidrat kedalam air.
lempung didefinisikan sebagai tanah yang Fosfat anorganik maupun organik terdapat
menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila tanah dalam tanah. Bentuk anorganiknya adalah senyawa
tersebut dicampur dengan air. Lempung terdiri dari Ca, Fe, Al, dan F. Fosfat organik mengandung
partikel mikroskopis dan submikroskopis yang senyawa yang berasal dari tanaman dan
berbentuk lempengan pipih dan merupakan partikel mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat,
dari mika, mineral yang sangat halus lainnya. fosfolipid, dan fitin (Rao, 1994). Bentuk fosfat
Minerologi adalah faktor pengendali utama anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut,
terhadap ukuran, bentuk, sifat-sifat fisis dan kimiawi, sehingga dengan demikian P yang tersedia dalam
dari partikel tanah (Mitchell,1976). Chen, 1975 tanah relatif rendah. Fosfat tersedia didalam tanah
mengemukakan bahwa suatu mineral lempung tidak dapat diartikan sebagai P- tanah yang dapat
dapat dibedakan melalui ukuran partikel saja, diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat.
sebagai contoh partikel quartz dan feldspar, P- organik dengan proses dekomposisi akan menjadi
meskipun terdiri dari partikel-partikel yang sangat bentuk anorganik.
kecil namun tidak bisa disebut tanah lempung karena Stabilisasi tanah lempung diperlukan untuk
umumnya partikel-partikel tersebut tidak dapat memperbaiki karakteristik tanah tersebut.
menyebabkan terjadinya sifat plastis dari tanah. Penambahan aditif berupa asam fosfat menyebabkan
Perubahan sifat fisik dan mekanis tanah lempung terjadinya reaksi kimia di dalam tanah. Asam fosfat
akan bereaksi dengan kation dari mineral tanah
membentuk senyawa baru yang akan mengikat Jumlah asam fosfat yang optimum dan
struktur mineral yang ada di dalam tanah hingga peningkatan kekuatan yang maksimum dari tanah
menjadi suatu lapisan yang keras dan tidak dapat yang distabilisasi tergantung pada jumlah dari
larut di dalam air. ukuran butiran yang ada pada tanah. Semakin tinggi
kandungan tanah lempung yang ada pada tanah,
Reaksi Asam Fosfat dengan Tanah semakin besar prosentase optimum asam fosfat yang
Berbagai bahan kimia dapat menyebabkan dibutuhkan dan semakin rendah ekuatan yang terjadi.
flokulasi atau disperse partikel- partikel tanah. Bahan Penurunan kekuatan maksimum tersebut disebabkan
kimia yang menyebabkan flokulasi berupa kation oleh sedikitnya fraksi butiran kasar yang ada pada
seperti ammonium halide. Bahan kimia yang tanah yang memberikan konstribusi gesekan
menyebabkan disperse berupa anion yang internal untuk melawan “pelumasan” asam fosfat
memperlemah ikatan tanah seperti natrium yang tidak beraksi, karena pembentukan gel
hidroksida, natrium alkyl (aryl) sulfat atau didalam tanah harus terjadi didalam larutan, maka
suphonates. Penambahan bahan kimia tersebut curing dari spesi tanah sangat penting. Peningkatan
akan mempengaruhi berat jenis. maksimum tanah. kekuatan tanah sangat dipengaruhi oleh jumlah asam
Penambahan asam fosfat atau senyawa fosfat fosfat yang ditambahkan pada curing
lainnya ke dalam tanah mampu meningkatkan .
kekuatan dan daya dukung tahan tanah terhadap air. Pemadatan
Jika asam fosfat ditambahkan kedalam mineral Tanah kecuali berfungsi sebagai pendukung
tanah akan terjadi reaksi antara asam fosfat dengan fondasi bangunan, juga digunakan sebagai bahan
kation yang ada di dalam tanah yang menghasilkan timbunan seperti tanggul, bendungan, dan jalan.
senyawa alumunium atau senyawa besi terutama Untuk situasi keadaan lokasi aslinya membutuhkan
senyawa alumunium atau senyawa besi terutama perbaikan guna mendukung bangunan di atasnya,
senyawa alumunium metafosfat. ataupun karena digunakan sebagai bahan timbunan,
Pada tanah lempung, pori-pori tanah bisa maka pemadatan sering dilakukan. Maksud
dikeluarkan dengan memberikan dispersing agent. pemadatan tanah yaitu mempertinggi kuat geser
Asam fosfat berfungsi sebagai “dispersing agent” tanah, mengurangi sifat mudah mampat, mengurangi
yang melepaskan ion alumunium yang ada pada permeabilitas, mengurangi perubahan volume sebagai
molekul tanah dengan menghancurkan struktur akibat perubahan kadar air, dan lain-lainnya.
mineral tanah. Kation alumunium tersebut kemudian Maksud tersebut dapat dicapai dengan
bereaksi struktur mineral tanah. Kation alumunium pemilihan tanah bahan timbunan, pemilihan mesin
tersebut kemudian bereaksi dengan asam fosfat pemadat serta jumlah lintasan yang sesuai. Tanah
membentuk gel aluminium metafosfat dan berfungsi granuler dipandang paling mudah penanganannya
sebagai “coagulator” yang akan membekukan untuk pekerjaan lapangan. Material ini mampu
tanah. Alumunium metafosfat yang terbentuk memberikan kuat geser yang tinggi dengan sedikit
tersebut mengikat struktur mineral yang ada didalam perubahan volume sesudah dipadatkan.
tanah hingga menjadi suatu lapisan yang keras dan Tanah lanau yang dipadatkan umumnya akan
tidak dapat larut di dalam air. Dengan demikin stabil dan mampu memberikan kuat geser yang cukup
stabilisasi tanah (perbaikan karakteristik tanah) bisa dan sedikit kecenderungan perubahan volume. Tanah
dicapai. lanau sangat sulit dipadatkan dalam keadaan basah
Tingkat yang terjadi bergantung pada karena permeabilitasnya rendah.
konsentrasi senyawa yang terlibat dalam reaksi. Pemadatan tanah lempung secara benar akan
Didalam tanah, kation untuk reaksi tersebut memberikan kuat geser yang tinggi, sedangkan
diperoleh dari struktur mineral lempung, ion stabilitas terhadap kembang susut tergantung dari
alumunium yang mudah bereaksi (“exchangeable jenis kandungan mineralnya.
cations”) dan Alumunium oksida yang berada dalam Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat
keadaan bebas. volume kering tanah yang dipadatkan. Bila air
Kation tanah juga bisa ditambahkan dengan ditambahkan kepada tanah yang dipadatkan, air
pemberian bahan tambahan berupa garam-garam tersebut akan berfungsi sebagai pembasah (pelumas)
kalsium, alumunium, magnesium atau besi. pada partikel-partikel tanah. Karena adanya air,
Pemberian bahan aditif tambahan berupa garam- partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah
garam tersebut bertujuan untuk mengantisispasi bergerak dan bergeser satu sama lain dan membentuk
kurangnya jumlah kation yang ada di dalam tanah kedudukan yang lebih rapat atau padat. Untuk usaha
sehingga tidak semua asam fosfat yang ditambahkan pemadatan yang sama, berat volume kering dari
kedalam tanah akan bereaksi. Kelebihan jumlah tanah akan naik, bila kadar air dalam tanah (pada saat
asam fosfat didalam tanah akan menyebabkan dipadatkan) meningkat.
penurunan kekuatan tanah itu sendiri. Hal ini Bila kadar air ditingkatkan terus secara bertahap
disebabkan karena asam fosfat yang tidak bereaksi pada usaha pemadatan yang sama, maka berat dari
akan “melumasi” partikel-partikel tanah. jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume
juga meningkat secara bertahap pula. Setelah
mencapai kadar air tertentu adanya penambahan butiran ASTM D421-58 dan D422-63, dan batas
kadar air justru cenderung menurunkan berat volume konsistensi ASTM D423-66, D424-59 dan D427-61,
kering tanah. Hal ini disebabkan karena air tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil pada tanah asli.
kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah
yang sebetulnya dapat ditempati partikel-partikel Tahap 4. Uji CBR (California Bearing Ratio)
padat dari tanah. Kadar air pada saat nilai berat Selanjutnya dilakukan pengujian CBR ASTM
volume kering maksimum tanah dicapai disebut D1883-94 untuk tanah asli dan tanah dengan bahan
kadar air optimum. Berat volume kering tanah tambah. Uji pada tanah asli ini, digunakan sebagai
maksimum secara teoritis didapat bila pada pori-pori pembanding pada hasil uji selanjutnya yang
tanah sudah tidak ada udaranya lagi, yaitu pada saat menggunakan variasi asam fosfat. Untuk uji CBR
derajat kejenuhan tanah sama dengan 100%. selain dirawat satu hari, dilakukan perendaman empat
Jenis tanah (distribusi ukuran butiran), bentuk butiran hari. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
tanah, gravitas khusus bagian padat tanah, dan jumlah perangkat lunak Excel 2007.
serta jenis mineral lempung yang ada pada tanah
mempunyai pengaruh besar terhadap harga berat Prosedur Analisis
volume kering maksimum dan kadar air optimum
dari tanah tersebut. Pengujian Kadar Air, ASTM D 2216-80
Timbang berat cawan yang akan digunakan,
METODE PENELITIAN catat nomor dan beratnya. Letakkan contoh tanah
yang akan diuji lalu ditimbang. Keringkan dalam
Bahan dan Alat oven dngan suhu 110ºC dalam keadaan terbuka
Bahan yang digunakan yaitu dengan (tanpa tutup cawan) selama 12-16 jam atau sampai
pengambilan sampel tanah untuk pengujian diambil berat contoh tanah konstan. Cawan dan contoh tanah
dari Desa Gasing, Tanjung Api-Api, Palembang.. kering ditimbang.
Sampel tanah diambil pada kedalaman 0.5 – 1 m dari
permukaan tanah. Asam fosfat yang digunakan Distribusi Ukuran Butiran Tanah, ASTM D 4318-
adalah asam fosfat teknis. 84
Adapun peralatan yang digunakan adalah Satu Tanah kering oven sebanyak kira 60 gram
set saringan standar ASTM D421-58 dan hidrometer ditambah reagent (sodium silikat) direndam selama
D422-63, kadar air D 2216-80, gravitas khusus 24 jam, kemudian diaduk kurang lebih 15 menit.
ASTM D8554-58, Alat uji batas konsistensi ASTM Setelah itu suspensi dimasukkan ke dalam gelas
D423-66, D424-59 dan D427-61, pemadat standar silinder pengendapan dan ditambahkan air sehingga
ASTM D698-78, Satu set alat uji CBR (California volumenya mencapai 1000 cm3. Selain suspensi,
Bearing Ratio) ASTM D1883-94. disediakan pula gelas silinder yang diisi dengan air
distilata ditambah reagent. Setelah pembacaan
Metode Peneletian hidrometer selesai tanah dicuci dan dikeringkan
dalam oven selama 24 jam selanjutnya butir-butir
Tahapan penelitian ini terdiri atas 4 tahapan yaitu : tanah disaring dengan menggunakan 1 set saringan.
Saringan diguncang dengan mesin pengguncang
Tahap 1. Uji Sifat Fisis Tanah selama 15 menit. Timbang berat tanah yang tertahan
Uji sifat fisis tanah dilakukan terhadap tanah pada masing-masing saringan.
lempung, meliputi : uji kadar air ASTM D 2216-80,
gravitas khusus ASTM D 854-91, distribusi ukuran Uji Batas Konsistensi, ASTM D 4318-78
butiran tanah ASTM D 4318-84 dan batas Benda uji yang digunakan untuk uji batas
konsistensi/atterberg ASTM D 4318-78. konsistensi merupakan sebagian tanah sisa dari uji
triaksial, kemudian dijemur sampai tanah mencapai
Tahap 2. Uji Pemadatan kering udara. Tanah tersebut ditumbuk dan disaring
Uji pemadatan standard ASTM D698-78 dengan saringan No. 40. Selanjutnya dilakukan uji
dilakukan pada tanah asli guna mendapatkan grafik batas cair (ASTM D423-66), batas plastis (ASTM
hubungan berat kering dan kadar air, sedangkan pada D424-59), batas susut (ASTM D427-61).
tanah campuran (tanah+asam fosfat) tidak dilakukan
uji pemadatan. Uji Gravitas Khusus, ASTM D 854-91
Sebagian tanah sisa dari uji triaksial dikeringkan
Tahap 3. Pencampuran Asam fosfat dalam oven selama 24 jam dengan suhu 60oC –
Pencampuran tanah dengan bahan tambah asam 80oC, setelah itu dimasukkan ke dalam desikator.
fosfat dengan persentase bahan tambah sebesar 0%; Tanah yang sudah dingin dari desikator, dimasukkan
2.5 %; 5 %; 7,5% ,0 % dan 12,5%. Pada tanah yang ke dalam piknometer seberat kira-kira 15 gram dan
sudah dicampur dengan bahan tambah ini dilakukan dilakukan uji gravitas khusus mengacu pada ASTM
uji sifat fisis yang meliputi: uji kadar air, gravitas D854-91.
khusus ASTM D8554-58, analisis diameter ukuran
Pengujian Pemadatan, ASTM D698-78 dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi
Contoh tanah dan bahan campurannya harus mendekati kecepatan 1,25 mm (0,05”) : 0,17 mm
lolos ayakan no 4,75 mm (no 4). Jumlah contoh tanah (0,075”) : 2,5 mm (0,1”) : 3,75 mm 0,15”) : 5 mm
yang lolos saringan no 4 sebanyak 2,5 kg.Benda Uji (0,2”) : 7,5 mm (0,3”) :10 mm (0,4”) : 12,5 mm
dicampur dengan air yang ditentukan (0,5”). Catat beban maksimum dan penetrasinya bila
perbandingannya dan diaduk sampai rata. Timbang pembebanan maksimum terjadi sebelum penetrasi
cetakan dengan keping alasnya hingga ketelitian 1 gr 12,50 mm. Keluarkan benda uji dari cetakan dan
(w1). Cetakan, alas dan leher disatukan dan tentukan kadar air dari lapisan atas benda uji setebal
ditempatkan pada landasan yang kokoh. Ambil benda 25,4 mm. Pengambilan benda uji untuk kadar air
uji lalu dipadatkan dalam cetakan. dapat diambil dari seluruh kedalaman bila diperlukan
Pada tiap-tiap lapisan tanah dilakukan 25x kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan
pukulan dengan pemukul standar. Tanah dipadatkan kadar air sekurang-kurangnya 100 gr untuk tanah
dalam 3 lapisan dengan perbedaan tebal masing- berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gr untuk
masing tidak lebih dari 0,5 cm. Lepaskan leher tanah berbutir kasar.
sambungan dan potong kelebihan tanah dari bagian
leher dengan straight edge agar kelebihan tanah HASIL DAN PEMBAHASAN
betul-betul rata dengan permukaan cetakan. Timbang
cetakan beserta keping alas yang berisi benda uji Hasil Pengujian Indeks Properties Tanah
dengan ketelitian 5 gr (w2). Keluarkan benda uji Hasil pengujian indeks properties tanah yang
dengan menggunakan extruder dan potong sebagian dilakukan, antara lain dapat dilihat pada tabel 1.
kecil dari benda uji untuk menentukan kadar airnya
(ώ) nya. Selanjutnya dari uji ini dibuat kurva Tabel 1 Hasil uji sifat fisis tanah
hubungan antara kadar air dan berat unit kering,
untuk mendapatkan kadar air optimum. Parameter Nilai
Kadar Air Tanah (w), % 10,227
Pengujian CBR, ASTM D1883-87 Batas cair (LL), % 70,42
Pada pengujian CBR ini merupakan pengujian Batas Plastis (PL), % 31,02
CBR Rendaman dan tanpa rendaman (unsoaked). Indeks Plastis (IP), % 39,40
Specific Gravity (GS) 2,611
Sebelum melakukan pengujian ini, terlebih dahulu Butiran lolos saringan No.200 90,16 (%)
dilakukan persiapan benda uji. Pada penelitian ini a. Lempung organik dengan plastisitas OH
benda uji dipersiapkan menurut cara pemeriksaan sedang sampai dengan tinggi
pemadatan standard. b. Pasir 9,84 (%)
Siapkan contoh tanah kira-kira seberat 5 kg dan c. Kerikil 0 (%)
bahan campuran yang masing-masing lolos saringan
No 4. Untuk persentase campuran 0%, 2,5%, 5%, Klasifikasi Tanah Asli
7,5% dan 10%. Campur bahan tersebut dengan air Lempung merupakan salah satu jenis tanah yang
sampai dengan kadar air optimum yang berasal dari sangat dipengaruhi oleh kadar air dan mempunyai
pengujian pemadatan, agar air benar-benar merata sifat cukup kompleks. Kadar air mempengaruhi sifat
maka tanah diperam selama ± 1 malam. Pasang kembang susut dan kohesinya. Sifat ini sering
cetakan pada keping atas dan leher cetakan lalu menimbulkan kerusakan pada bangunan seperti
kuatkan dengan mengeratkan batunya. Padatkan terangkatnya pondasi, retaknya dinding,
bahan tersebut dalam cetakan sesuai dengan bergelombang maupun penurunan badan jalan dan
pemeriksaan pemadatan standard. sebagainya,.Tanah dengan kondisi seperti ini
Buka leher sambungan dan ratakan dengan alat mempunyai kekuatan rendah, oleh karena itu perlu
perata. Tambal lubang-lubang yang terjadi pada adanya perbaikan terhadap tanah tersebut.Perbaikan
permukaan karena lepasnya butir-butir kasar dengan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu mencampur
bahan yang lebih halus. Untuk benda uji tanpa tanah dengan bahan additive (gambar 1).
perendaman, benda uji tersebut dapat langsung Gambar 1. terlihat bahwa persentase butiran
dilakukan pegujian CBR, agar data-data benda uji tanah yang lolos saringan No.200 sebesar 90,16%
tidak tertukar satu dengan yang lain maka dilakukan dan dihubungkan dengan nilai batas cair 70,42% dan
penomoran. Sedangkan langkah kerja pada indeks plastisitas yang ada sebesar 9,426% maka
pengujian CBR antara lain : menurut Unifed Soil Classification System (USCS)
Letakkan keping pemberat di atas permukaan tanah tersebut termasuk dalam kelompok OH yaitu
benda uji seberat minimal 4,5 kg atau sesuai dengan Lempung organic dengan plastisitas sedang sampai
bahan perkerasan. Atur torak penetrasi pada dengan tinggi.
permukaan benda uji sehingga arloji pembebanan Menurut American Association of State
menunjukkan beban permulaan sebesar 4,5 kg. Highway an Transportation Officials (AASHTO)
Pembebanan permulaan ini dengan permukaan benda tanah tersebut termasuk dalam kelompok A-7-5,
uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji merupakan tanah berlempung yang tidak baik apabila
pengukur penetrasi di nolkan. Berikan pembebanan digunakan sebagai dasar pondasi jalan raya.
Gambar 1. Analisa Saringan tanah asli

Karakteristik tanah lempung dengan campuran 2. Batas-batas Konsistenasi


Adiitive Uji batas konsistensi berupa uji batas cair (LL),
Campuran tanah dan additive mempunyai batas plastis (PL) dan batas susut (SL).Pengaruh
perilaku yang berbeda tergantung variasi penambahan persentase additive terhadap nilai batas
campurannya.Pengujian yang dilakukan terhadap konsistensi yang ditunjukkan pada gambar 1
campuran tanah dan additive terdiri dari uji berat berdasarkan hasil uji batas cair (LL), penambahan
jenis, batas konsistensi, gradasi butiran, pemadatan, additive menyebabkan penurunan nilai batas cair. Hal
dan CBR perendaman dan tanpa perendaman. ini mengindikasikan telah terjadi pengikatan antara
additive dengan butiran tanah lempung, yang
1. Berat Jenis mengakibatkan butiran lempung mengikat saat uji
Hasil dari pengujian berat jenis dengan variasi batas cair, sehingga batas cairnya menurun.
persentase campuran tanah dan additive sebagaimana Berdasarkan uji batas plastis (PL), penambahan
tercantum pada tabel 5.2 menunjukkan adanya additive mempunyai kecenderungan turun, hal ini
kecenderungan kenaikan nilai berat jenis seiring dikarenakan sifat plastis dan susut tanah lempung
dengan persentase additive.Nilai berat jenis dipengaruhi additive.
campuran tanah dan additive lebih tinggi Indeks plastisitas (IP) adalah nilai batas cair
dibandingkan dengan nilai berat jenis tanah asli yaitu dikurangi nilai batas plastis (IP = LL – PL).
2,611%. Hal ini disebabkan pada proses Hubungan tersebut memperlihatkan bahwa nilai IP
pencampuran additive bersifat mengikat tanah sangat tergantung pada nilai batas cair dan batas
lempung yang akan menambah berat butiran, maka plastis.Karena penambahan persentase additive dapat
nilai berat jenis akan meningkat, Gambar 2. menurunkan batas cair, sehingga menghasilkan
indeks plastisitasnya menurun.

Gambar 2. Hubungan persentase penambahan additive dengan nilai berat jenis

3. Batas-batas Konsistensi saringan pada fraksi halus dan meningkatnya fraksi


Hasil uji gradasi butiran akibat penambahan kasar. Perilaku gradasi butiran untuk penambahan
bahan additive menunjukkan bahwa terjadi additive seperti Gambar 5.6 terlihat bahwa
perubahan komposisi tanah.yaitu berkurangnya lolos penambahan additive dapat memberikan pengaruh
cukup signifikan terhadap persentase gradasi yang lolos saringanayakan No.4.

Gambar 3. Analisa saringan dengan variasi penambahan additive

4. Nilai California Bearing Ratio (CBR) tinggi dan begitu pula sebaliknya. Uji CBR dilakukan
Besarnya nilai CBR adalah salah satu cara pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat
untuk mengetahui kuat dukung tanah. Besarnya nilai apakah penambahan persentase additive memberikan
kuat dukung tanah akan dipengaruhi oleh kualitas pengaruh terhadap nilai CBR.
bahan, lekatan antar butir dan kepadatannya. Ikatan Ada enam variasi campuran yang dilakukan
antar butir merupakan kemampuan saling mengunci pada uji CBR yaitu : normal (0%), 2,5%, 5%, 7,5%,
antar butiran, dan adanya rekatan yang merekatkan 10%, dan 12,5%. Grafik uji CBR tanpa perendaman
permukaan butiran tersebut. Semakin kuat ikatan (unsoaked) dan perendaman (soaked) 4 hari (96 jam)
antar butir akan menghasilkan nilai CBR semakin dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Hubungan persentase additive dengan nilai CBR Perendaman

Gambar 4 menunjukkan bahwa adanya campuran penambahan additive.


peningkatan nilai CBR perendaman terjadi karena
Gambar 5 Hubungan persentase additive dengan nilai CBR Tanpa Perendaman
Pencampuran additive ini menyebabkan akan tetapi pada penambahan additive 10% dan
penggumpalan tanah sehingga meningkatnya daya 12,5% nilai CBR cenderung mengalami penurunan,
ikat antar butiran.Dengan meningkatnya daya ikat hal ini dikarenakan berat volume tanah berkurang
antar butiran, maka kemampuan kuat dukung tanah karena pori-pori tanah terisi oleh additive dan
meningkat. menyebabkan hasil penetrasi pada pengujian CBR
Gambar 4 dan 5 terlihat bahwa nilai CBR menurun.
tertinggi tercapai pada penambahanadditive 7,5%,

Gambar 6. Hubungan persentase additive dengan swelling uji CBR Perendaman

Gambar 6 menunjukkan bahwa penambahan itu persentase fraksi halus berkurang dan fraksi kasar
additive yang banyak mengakibatkan nilai meningkat.
pengembangan campuran tanah semakin berkurang. Penambahan additive untuk CBR perendaman
Hal ini disebabkan karena additive bersifat (soaked) 4 hari (96 jam) pada tanah asli akan
mengikat/menyelimuti pori-pori pada butiran, memperbaiki sifat mekanis tanah, yaitu menyelimuti
sehingga proses masuknya air pada tanah terhambat butiran tanah dan bekerja efektif sehingga
dan swelling CBR perendaman 4 hari (96 jam) kekuatannya meningkat dan pengembangannya
menurun. (swelling) menurun. Namun nilai CBR pada CBR
Secara keseluruhan, berdasarkan analisis seperti perendaman (soaked) dan CBR tanpa perendaman
yang dijelaskan sebelumnya tentang penambahan (unsoaked) dengan penambahan additive cenderung
additive pada tanah dengan kondisi = 1,477 meningkat, dan nilai CBR mencapai titik puncak
gr/cm3 dengan kadar air optimum (Woptimum) = peningkatan pada penambahan additive sebesar 7,5%,
22,85%.. tetapi pada penambahan additive 10% dan 12,5%
cenderung mengalami penurunan. Dari hasil
KESIMPULAN pengujian dari penelitian di laboratorium, asam fosfat
dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi tanah lempung
Dari pengujian tanah asli didapat nilai berat isi dapat dilihat dari peningkatan nilai CBR.
kering maksimum = 1,477 gr/cm3; Kadar air
DAFTAR PUSTAKA
optimum (Wopt) = 22,85% ; LL = 70,42 % ; PL =
31,02 % ; SL = 16,06% ; IP = 39,49 %, mengandung
Andisti Rica Pradia, Suci Fitriana, 2007, Stabilisasi
fraksi halus 90,16%, dengan Specific Gravity =
Tanah Gambut Dengan Karet Alam Cair
2,611. Menurut Unifed Soi lClassification System
Terhadap Kuat Tekan Bebas (Unconfined),
(USCS) tanah tersebut termasuk dalam kelompok
Tugas Akhir D-III Teknik Sipil Politeknik
OH, sedangkan menurut American Association of
Negeri Sriwijaya, Palembang.
State Highway an Transportation Officials
Hardiyatmo, H.C, 2006, Mekanika Tanah I &
(AASHTO) tanah tersebut termasuk dalam kelompok
Mekanika Tanah II Edisi Kelima, Gadjah Mada
A-7-5.
University Prees, Jakarta.
Hasil uji batas konsistensi (Atterberg Limits)
Nurly Gopar, 2009, Petunjuk Praktikum Mekanika
campuran tanah dengan penambahan additive
Tanah, Universitas Sriwijaya, Palembang.
dibandingkan tanah asli menunjukkan bahwa batas
Nugraha Rodeta Dwi, Muhammad Irfan Sanjaya,
cair (LL) dan batas plastis (PL) mengalami
2011, Analisa Stabilisasi Tanah lempung
penurunan, maka Indeks Plastisitasnya (IP)
Daerah Gasing Tnajung Api – Api Dengan
cenderung menurun. Penambahan additive pada
Bahan Additive Fly Ash (BatuBara) Untuk
tanah asli menyebabkan perubahan gradasi butiranya
Lapisan Pondasi Dasar Jalan / Subgrade, Sukirman Silvia, 1995, Kajian Daya Dukung Tanah
Tugas Akhir D-III Teknik Sipil Politeknik Pada Perkerasan Lentur, Universitas
Negeri Sriwijaya, Palembang. Diponogoro, Semarang.
Noor Endah, Msx. Ph.D. Mata Kuliah Mekanika Smith, M.J, 1992, Mekanika Tanah (Soil Mechanic),
Tanah (PS-135), ITS, Surabaya. Erlangga, Jakarta.
Novita Sri, 2010, Analisa Stabilisasi Tanah Lempung Terazaghi, Karl. Ralh. Peck, 1987, Mekanika Tanah
Organik dengan Limbah Karbit untuk Subgrade Dalam Praktek Rekayasa Jilid 1 dan Jilid 2,
pada Jalan, Tugas Akhir D-III Teknik Sipil Erlangga, Jakarta.
Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.
Priyo, Dwi Ariyanto. Ikatan Antara Asam Organik
Tanah dengan Logam,Universitas Sebelas
Maret, Surakarta,

You might also like