Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Land is a very complex material. We must improve physical and mechanical properties of the soil if it is found that the
soil does not meet the technical requirements to be used to support buildings or roads. Therefore, before using it as a
support building, the ground must be stabilized.
One method for stabilizing the soil is chemical stabilization as an effort to increase strength, reduce declination, and
improving physical and mechanical properties of others. In this study, we use chemical stabilization method to perform
a series tests of physical properties and compressive strength test on the land unfettered native land and soil soaked
with a chemical solution between the Na2CO3, CaCl2, KOH, and Na2SiO3 (Water-glass) as much as 2 g / liter for 24
hours at the Laboratory of Soil Mechanics of Unisma Bekasi and Soil Mechanics Laboratory of the Public Works
Department of Irrigation at Central Jakarta.
Physical properties of a series of tests concluded that the soil has a high development and graded poorly because it
does not meet the criteria for the coefficient of gradation and uniformity coefficient. Land, including the type CH
(inorganic clay with high plasticity), and within the category of very soft clay and a bit sensitive. The test results
unleashed a strong compressive (qu), the highest value obtained on clay soaked in a solution of potassium hydroxide
(KOH) 2 g / liter is equal to 84.21% of the value of qu of original land.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu material yang memegang peranan penting dalam konstruksi atau
pondasi, sehingga diperlukan tanah dengan sifat-sifat teknis yang memadai. Dalam kenyataannya sering
dijumpai sifat tanah yang tidak memadai, misalnya kompresibilitas, permeabilitas, maupun plastisitasnya.
Usaha-usaha untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis tanah lempung telah banyak dilakukan
dengan cara seperti: cara fisis, mekanis dan kimiawi. Menurut (Suryolelono, 1999) cara fisis dilakukan
dengan mencampur tanah lempung dengan tanah bergradasi atau menambah serat fiber, cara
mekanis yaitu memberi perkuatan bahan sintetis yang terbuat dari bahan polimerisasi minyak bumi
pada tanah lempung, dan cara kimiawi dengan menambah semen, kapur, abu terbang dan abu sekam
padi serta bahan kimia lainnya. Para peneliti terdahulu menyatakan bahwa penambahan bahan
kimia tertentu bukan saja dapat mengurangi sifat pengembangan dan sifat plastisitas, tetapi juga
dapat meningkatkan kekuatan dan mengurangi besarnya penurunan.
Penggunaan bahan kimia dalam stabilisasi tanah telah digunakan oleh beberapa orang
peneliti dengan menggunakan metode dan obyek penelitian yang berbeda, tetapi mempunyai
sasaran yang sama yaitu perbaikan sifat fisis dan peningkatan kekuatan tanah. Pada penelitian ini
akan digunakan metode perbaikan tanah secara kimiawi dengan menggunakan beberapa macam
bahan kimia.
41
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Batasan Masalah
Material yang digunakan adalah tanah lempung yang berada di lokasi kampus Universitas
Islam “45” Bekasi (Unisma)
Bahan stabilisasi yang digunakan adalah 4 macam bahan kimia yaitu: Na2CO3, KOH, CaCl2,
Waterglass
Kondisi tanah terusik dan tidak terusik.
Konsentrasi bahan kimia yang digunakan yaitu 2 gr/liter
Lama perendaman dibatasi sampai dengan 24 jam (satu hari)
Sifat mekanis tanah ditentukan dari hasil uji Unconfined Compression Strength (UCS)
Semua pengujian menggunakan standar ASTM
Perumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Lempung
Lempung adalah tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm dan mempunyai partikel-
partikel tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim,
1953 dalam Das, 1993).
Menurut (Chen, 1975 dalam Supriyono, 1997) untuk tanah lempung ekspansif, kandungan
mineralnya adalah montmorilonit yang mempunyai luas permukaan yang lebih besar dan sangat
mudah menyerap air dalam jumlah banyak, bila dibandingkan dengan mineral lainnya, sehingga
tanah mempunyai kepekaan terhadap pengaruh air dan sangat mudah mengembang. Potensi
pengembangannya sangat erat hubungannya dengan indeks plastisitasnya, sehingga suatu tanah
lempung dapat diklasifikasikan sebagai tanah yang mempunyai potensi mengembang tertentu
didasarkan Indeks Plastisitasnya.
Stabilisasi Kimia
Stabilisasi tanah dengan menggunakan bahan kimia adalah untuk merubah interaksi air
dengan tanah terhadap reaksi permukaan. Karena itu aktivitas permukaan dari partikel tanah,
muatan kutub dan penyerapan serta daerah penyerapan air memegang peranan penting. Sama
pentingnya adalah penggabungan luas partikel sehingga dapat merubah menjadi suatu kesatuan
untuk mencapai keseimbangan gaya tarik antar butir. (Kedzi, 1979).
Agar terjadi interaksi yang baik antara air dan tanah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Tanah yang dirawat dengan bahan kimia, mempunyai ikatan yang lebih kuat pada
permukaan partikel tanah dari pada akibat pengaruh air, sehingga sensitivitasnya berkurang.
Bahan campuran menggantikan molekul-molekul air pada permukaan butiran dan tidak
diperbolehkan membentuk ikatan baru sehingga tanah tidak lembab.
2. Tanah yang dirawat dengan ion-ion bermuatan positip non-hydrated, ditarik kepermukaan
oleh muatan negatip dan diganti dengan ion-ion lain. Melalui transformasi seperti itu
sensitivitas tanah terhadap air akan menurun dan satu ketika akan kering.
3. Tanah yang dirawat dengan molekul besar gabungan ion-ion, makro molekul ini mengikat
partikel tanah dengan elektrostatik dan gaya polar, sehingga menghasilkan agregat. Tanah
menjadi porous, tetapi tetap impermeable dan struktur menjadi stabil.
43
4. Interaksi air dan tanah akhirnya dapat diubah dengan memisah ikatan cation (Mg,Ca)
bervalensi banyak pada permukaan partikel tanah, melalui penambahan bahan kimia
tertentu. Dengan demikian adanya air bebas menjadi meningkat dan campuran berbentuk
cair.
O’Flaherti (1974) menyatakan bahwa Penambahan Chloride pada tanah dapat mengubah
sifat plastisitas. Apabila ditambahkan CaCl2 akan berlangsung reaksi pertukaran cation yang
menyebabkan terjadinya reduksi terhadap Indeks Plastisitas karena cation-cation Calsium
mempunyai keistimewaan menyerap permukaan partikel tanah.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini untuk pekerjaan lapangan yaitu pengeboran dan pengambil
undisturbed sample dengan menggunakan Aunger Bor dilaksanakan di sebelah timur Fakultas
Teknik UNISMA (Samping Rumah Kaca) pada tanggal 31 Maret 2011. Sedangkan pekerjaan
laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah UNISMA pada 4 April 2011 s/d 16
April 2011
44
2. Alat bantu : alat bor, tabung contoh, cawan, timbangan, desikator, oven, saringan,
pisau perata, gelas ukur, piknometer, termometer, groving tool, stop watch, air raksa,
alat pengaduk, gelas silindris, sieve shaker, mangkok Cassagrande, plat kaca, alat
vacuum.
Prosedur Penelitian
Uji pendahuluan
a. Uji kadar air, untuk menentukan kadar air tanah yaitu perbandingan antara berat air
yang terkandung dalam tanah dengan berat kering yang dinyatakan dalam prosen
(ASTM D 2216-80).
b. Uji specific gravity tanah, untuk menentukan nilai specific gravity tanah yang (ASTM
D 854-91)
c. Uji batas konsistensi (ASTM D4318-84), untuk menentukan indeks plastisitas tanah
Uji utama
Uji kompresif tak terkekang, mengacu pada ASTM D2166-66, untuk menentukan nilai kuat
kompresif tak terkekang tanah yang diuji.
Untuk mengetahui secara keseluruhan tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada
bagan alir berikut ini :
45
Mulai
Uji Lab:
- UCS
Tidak
Analisa Hasil
Ya
Kesimpulan
Selesai
Hasil uji laboratorium mekanika tanah terbagi menjadi dua bagian yaitu hasil uji sifat fisik
dan hasil uji sifat mekanis.
46
Tabel 4.1 Hasil Uji Sifat Fisik Tanah Asli
No. Deskripsi Tanah asli Tanah asli
1.00 – 1.50 m 1.50 – 2.00 m
1 Gravitasi khusus (Gs) 2,603 2,691
qu
0,038 0,038 0,047 0,055 0,067 0,073 0,037 0,052 0,011 0,030
(kg/cm2)
qu
0,038 0,051 0,070 0,045 0,021
rata-rata
Regangan
6,84 6,32 13,76 14,21 14,21 6,32 4,47 4,74 5,26 5,26
%
Regangan
6,58 13,99 10,27 4,61 5,26
rata-rata
Sensitifitas
1,056 1,086 1,068 1,038 1,081 1,237 1,156 1,268 1,220 1,110
St
Sensitifitas
1,071 1,053 1,159 1,212 1,165
rata-rata
Sumber: Hasil Uji Laboratorium
qu 0,036 0,035 0,044 0,053 0,062 0,059 0,032 0,041 0,009 0,027
(kg/cm2)
qu
0,0355 0,0485 0,0605 0,0365 0,018
rata-rata
47
Regangan
5,32 5,32 13,68 14,52 12,90 5,85 7,37 4,76 4,79 5,32
%
Regang-
an rata- 5,32 14,10 9,375 6,065 5,055
rata
Sumber: Hasil Uji Laboratorium
Analisa
Tabel 4 Peningkatan Nilai Kuat Kompresif Tak Terkekang Tanah Rendam Larutan Kimia Terhadap
Tanah Asli
Tanah + Tanah + Tanah +
Deskripsi Tanah Asli Tanah + KOH
Na2CO3 CaCl2 Waterglass
qu
rata-rata 0,038 0,051 0,070 0,045 0,021
(kg/cm2)
Prosentase
Perubahan - 34,21% 84,21% 18,42% - 44,73
Nilai
Sumber: Hasil Uji Laboratorium
49
Tabel 5 Peningkatan Nilai Kuat Kompresif Tak Terkekan Kondisi Remolded Tanah Rendam
Larutan Kimia Terhadap Tanah Asli
SIMPULAN
1. Karakteristik fisik tanah yaitu IP sebesar 56,63% pada kedalaman 1.00 – 1.50 m dan
46,44% pada kedalaman 1.50 – 2.00 m. Persentase kandungan fraksi lempung lolos saringan
no.200 adalah 85,538% pada kedalaman 1.00 – 1,50 m dan 62,716% pada kedalaman 1.50
– 2.00 m. Batas cair sebesar 87,65% pada kedalaman 1.00 – 1,50 m dan 74, 80% pada
kedalaman 1.50 – 2.00 m. Maka tanah dapat disimpulkan memiliki pengembangan yang
tinggi serta bergradasi buruk karena tidak memenuhi kriteria koefisien gradasi dan koefisien
keseragaman.
2. Hasil uji batas cair diketahui tanah memiliki batas cair sebesar 87,65 pada kedalaman 1.00 –
1,50 m dan 74, 80% pada kedalaman 1.50 – 2.00 m ( > 50%), maka tanah termasuk dalam
jenis CH (lempung anorganik dengan plastisitas tinggi).
3. Hasil uji Unconfined Compression Strength (UCS) memberikan nilai qu sebesar 0,038
kg/cm2 , regangan sebesar 6,58%, dan sensitivitas sebesar 1,071%, maka tanah
dikategorikan sebagai tanah sangat lunak (qu < 0,25 kg/cm2) dan agak sensitif (St < 2).
4. Nilai kuat kompresif tak terkekang (qu) tertinggi dimiliki oleh tanah yang direndam dalam
larutan Kalium Hidroksida (KOH) yaitu sebesar 0,070 dimana terjadi peningkatan sebesar
84,21% terhadap tanah asli pada kondisi awal, dan 70, 42% pada kondisi remolded.
5. Tanah yang direndam dalam larutan waterglass mengalami penurunan sebesar 44,73%.
50
SARAN
1. Perlu penelitian lanjutan dengan variasi penambahan kadar bahan kimia, waktu perendaman.
2. Diharapkan dapat dilakukan uji kekuatan lainnya seperti uji konsolidasi agar diperoleh nilai
konsolidasinya, uji triaxial agar diketahui nilai sudut gesek dalam beserta kohesinya, serta uji
permeabilitas untuk mengetahui perilaku hidromekanik tanah, sehingga didapatkan informasi
yang cukup untuk pengembangan selanjutnya.
3. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai kemungkinan terjadi pemendekan benda uji tanah
undisturbed pada saat pencetakan benda uji, sebagai akibat dorongan as pada saat
mengeluarkan benda uji dari dalam tabung pemotong.
4. Diharapkan dapat diteliti lebih jauh mengenai perendaman tanah dengan bahan kimia Kalium
Hidroksida (KOH) karena pada penelitian ini memperlihatkan peningkatan nilai qu yang
sangat siqnifikan.
DAFTAR PUSTAKA
51
Lashari, 2000, Pengaruh Campuran Kapur Dan Bubuk Bata Merah Pada Sifat Mekanis Tanah
Lempung Grobogan, Naskah seminar Hasil Penelitian Tesis UGM, Yogyakarta
Lestari, A, S., 1991, Stabilisasi Tanah Semen dan Kimia Pada Tanah Lempung Bandung, Tesis
Jurusan Teknik Sipil ITB, Bandung
Ma’muh, 1990, Stabilisasi Lempung Bandung Menggunakan Kapur dan Campuran bahan Kimia,
Tesis Jurusan Teknik Sipil ITB, Bandung
Sujatmaka, N, 1998, Potensial Penambahan Abu Sekam Padi dan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi
Tanah Lempung, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil UGM, Yogyakarta
Supriyono, 1997, Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif dengan Kapur, Media Teknik No. 1 tahun
XIX Edisi Februari, hal. 55-68, UGM, Yogyakarta
Suryolelono, K.B., 1999, Potensi Variasi Campuran Abu sekam Padi dan Kapur untuk
Meningkatkan Karakteristik Tanah Lempung, Forum Teknik Sipil No. VIII/1, Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM, Yogyaka
52