You are on page 1of 11

Media Ilmiah Teknologi Pangan

(Scientific Journal of Food Technology) ISSN : 2407-3814 (print)


Vol. 4, No.1, 24 - 34, Maret 2017 ISSN : 2477-2739 (ejournal)

Food Grade Grease Berbahan Baku Minyak Sawit Crude Palm Oil
(Cpo) Off Grade Dengan Variasi Konsentrasi Thickening
Food Grade Grease Made From Crude Palm Oil (Cpo) Off Grade Through
Thickening Consentration Variation

Martanto Totok*, Anto Susanto, dan Indra Pratiwi


Pengajar Program Studi Agroindustri, Politeknik Negeri Ketapang
Jalan Rangga Sentap,Sukaharja,Delta Pawan,Ketapang, Kalbar 78813

Diterima 10 Pebruari 2017/ Disetujui 24 Pebruari 2017

ABSTRACT

Food grade grease (FGG is a kind of lubricant made from vegetable oil. Food Grease is
considered safe for healthy and it does not pollute the environment so that it can be very
important for particular industries such as pharmaceutical, animal feeding, cosmetic, and
especially food industry. This study is aiming at obtaining optimum basic formulation of
thickening agent (LiOH) that can produce qualified food grade grease. It is a kind of factorial
experimental study by using complete random sampling. Based on Fisher test, the treatment
shows a different result significantly. Then, it is continued by conducting Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT). 2% of activated charcoal is the best treatment because it results FFA
score, lower water content, and the bright yellow color that is shown by the score of 5.48%,
0.0498 %, and 3 % that successively obtained. The treatment on thickening agent (LiOH)
(P1) and the revious one (L1) are the best treatment which produce qualified food grade
grease, corrosion resistance value 12.0, dropping point 1300C, lubricating texture value 1,
pH value 9.45, water content 0.19%, and ash content value 0.76%.
Keywords : Food grease,CPO, Complete Random Design

ABSTRAK
Food grade grease (FGG) merupakan pelumas dengan bahan dasar minyak nabati. Food
Grease aman bagi kesehatan dan tidak mencemari lingkungan sehingga sangat bermanfaat
bagi industri farmasi, pakan ternak, kosmetika dan industri pangan khususnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan formulasi dasar bahan pengental kimia/thickening agent
(LiOH) yang optimum dan dapat menghasilkan food grade grease sesuai standar

*Korespondensi Penulis:
Email: martanto2000@yahoo.co.id

24
Martanto, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

mutu.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktorial dengan rancangan


percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang menunjukkan perbedaan yang
nyata berdasarkan uji Fisher, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test
(DMRT). Arang aktif sebanyak 2% merupakan perlakuan terbaik, karena menghasilkan nilai
FFA, nilai kadar air yang rendah dan penampakan visual (warna) kuning terang. Arang aktif
sebanyak 2% merupakan perlakuan terbaik, karena menghasilkan nilai FFA, nilai kadar air
yang rendah dan penampakan visual (warna) kuning terang dengan nilai berturut-turut
5.84%, 0.0498%, dan 3 (kuning terang). Perlakuan konsentrasi bahan kimia
pengental/thickening agent (LiOH) (P1) dan perlakuan lama simpan (L1) merupakan
perlakuan terbaik untuk menghasilkan kualitas food grade grease baik kualitas nilai daya
tahan korosi 12.0, nilai titik leleh /dropping point 1300C, nilai tekstur pelumas 1, nilai pH
9.45, nilai kadar air 0.19%, dan nilai kadar abu 0.76%.
Kata kunci : Food grease,CPO, Complete Random Design

PENDAHULUAN memiliki beberapa kelebihan sebagai


bahan dasar pelumas, antara lain daya
Food grade grease (FGG) lumas yang lebih baik daripada minyak.
merupakan pelumas dengan bahan dasar Mineral dan daya lekat yang lebih
minyak nabati yang dalam baik pada bidang-bidang logam yang
penggunaannya aman bagi kesehatan basah atau lembap (La Puppung, 1986).
sekaligus tidak mencemari lingkungan Oleh karena itu, penggunaan minyak
sehingga sangat bermanfaat bagi industri sawit sebagai bahan dasar pelumas,
farmasi, pakan ternak, kosmetika dan khususnya pelumas FGG diharapkan
industri pangan khususnya (Yanto et all., dapat dijadikan suatu alternatif bagi
2013). Grease yang beredar di pasaran industri pangan dalam menghasilkan
pada umumnya menggunakan bahan produk-produk yang aman bagi
dasar dari fraksi minyak bumi, sehingga konsumen (Yanto et all., 2012). Bahan
dengan semakin menipisnya persediaan baku grease yang berpotensi besar di
minyak bumi sebagai salah satu bahan Indonesia untuk saat ini adalah minyak
dasar pelumas menyebabkan perlunya mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil
pengembangan produk pelumas dari atau CPO) off grade.
bahan yang dapat diperbaharui Seiring dengan kelangkaan minyak
(renewable), seperti minyak nabati. bumi saat ini, diperlukan suatu penelitian
Bahan baku grease yang berpotensi besar untuk membuat gemuk food grease
di Indonesia untuk saat ini adalah dengan bahan lokal yang banyak
minyak mentah kelapa sawit (Crude tersedia, ramah lingkungan serta aman
Palm Oil atau CPO) off grade, dimana bagi kesehatan. Penelitian food grade
produksi kelapa sawit cukup tersedia di grease ini yang digunakan adalah minyak
Kabupaten Ketapang. Minyak nabati crude palm oil off grade dari perusahaan

25
Vol.4, No.1, Maret 2017. Food Grade Grease Berbahan Baku Minyak Sawit …

pengolahan kelapa sawit yang ada di Karya Gemilang Kendawangan (Pabrik


daerah ketapang. Pembuatan produk food Pengolahan Kelapa Sawit), asam sulfat
grade grease sangat dipengaruhi oleh dari POLNEP, Litium (LiOH) Pertamina
thickening agent/zat pengental. Pada Ketapang, Mono-Tert-Butil-Hydroquinon
penelitian ini akan dikaji penggunaan (TBHQ, GrindoxTM Danisco
variasi konsentrasi thickening agent/zat Ingredients) yang di-peroleh dari Toko
pengental yang digunakan dan Lama Kimia Pontianak dan BHT yang
simpan digunakan sebagai indikator diperoleh dari Polnep.
ketahanan produk food greade grease Alat yang digunakan diantaranya :
dengan melihat perubahan sifat meja, kursi, sealer, timbangan besar,
fisikokimia selama penyimpanan. timbangan, kecil, tangki penampung
Penelitian ini bertujuan untuk minyak, panci besar, thermometer, pH
mendapatkan formulasi dasar bahan meter, mesin pemanas dan pengaduk,
pengental kimia/thickening agent (LiOH) sarung tangan, homogenizer,
yang optimum dan dapat menghasilkan penetrometer, tabung gas LPG atau hot
food grade grease sesuai standar mutu. plate, alat kaca dan pecah belah :
Tujuan lebih rinci dari penelitian ini, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur.
diantaranya : (1) mengetahui pengaruh
penambahan konsentrasi bahan kimia Tahapan Penelitian
pengental/thickening agent (LiOH) Penelitian ini merupakan penelitian
terhadap kualitas food grade grease yang eksperimental faktorial dengan
dihasilkan diantaranya : daya tahan rancangan percobaan Rancangan Acak
korosi, uji titik leleh (dropping point), Lengkap (RAL). Perlakuan penambahan
tekstur pelumas, pH, kadar air dan akadar konsentrasi bahan kimia
abu; (2) mengetahui pengaruh perlakuan pengental/thickening agent (LiOH) %
periode lama simpan pada suhu kamar terhadap berat bahan, terdiri dari 3 taraf :
terhadap perubahan kualitas food grade P1 = 1 %, P2 = 3 %, dan P3 = 5 %.
grease; dan (3) mengetahui interaksi Perlakuan pengaruh perlakuan periode
antara perlakuan penambahan konsentrasi lama simpan pada suhu kamar (L), terdiri
bahan kimia pengental/thickening agent dari 3 taraf : L1 = 0 hari, L2 = 5 hari, dan
(LiOH) dengan perlakuan periode lama L3 = 10 hari. Untuk menganalisis data
simpan pada suhu kamar terhadap hasil pengamatan, dilakukan analisis of
perubahan kualitas food grade grease. varians (ANOVA) model analisis.
Yijk = µ + Ai + Bk + ABik + Єijk
METODE PENELITIAN
Yijk = Nilai pengamatan
Bahan dan Alat µ = Nilai tengah populasi
Bahan yang digunakan dalam Ai = Pengaruh perlakuan konsentrasi
pembuatan food grade grease adalah bahan kimia pengental pada taraf ke-i.
minyak sawit crude palm oil (CPO) off Bk = Pengaruh perlakuan periode lama simpan
greade yang diperoleh dari PT.Gunajaya pada taraf ke-k.

26
Martanto, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

ABik = Pengaruh interaksi konsentrasi bahan Tabel 1. Hasil penelitian pemakaian


kimia pengental pada tarak ke-i dengan konsentrasi arang aktif.
periode lama simpan pada taraf ke-k.
Per Asam
Єijk = Penaruh galat percobaan konsentrasi Penampakan
lakuan Lemak Kadar
bahan kimia pengental pada taraf ke-i, No Visual
periode lama simpan pada taraf ke-k arang Bebas Air
(Warna)
ulangan ke j, dimana : aktif (FFA)
i = 1, 2, 3, 4, 5…,a; j = 1, 2, ….u; dan 1 1% 8.65 0.0348 1 Kuning
k = 1, 2, 3, 4 ….b. gelap
2 1.5% 6.3 0.1836 2 Kuning
Prosedur Kerja 3 2% 5.84 0.0498 3 Kuning
Tahap persiapan bahan baku terang
dilakukan untuk menentukan konsentrasi
bahan pengental yang akan digunakan. periode lama simpan (L), serta interaksi
Tahap-tahap yang dilakukan dalam antara keduanya (P x L) terhadap nilai
pembuatan food grade graese adalah daya tahan korosi, uji titik leleh
minyak sawit CPO off grade (yang telah (dropping point), tekstur pelumas, pH,
dijernihkan) diletakkan dalam tangki kadar air, dan kadar abu disajikan pada
penampung minyak, kemudian Tabel 2.
dimasukkan ke mesin pemanas dan Tabel 2. Hasil analisis ragam
pengaduk. Food grade graese yang No Variabel Perlakuan
dihasilkan dari proses pengadukan dan PxL
homogenisasi kemudian ditampung di 1 Nilai daya tahan **
tempat penyimpanan.
2 Korosit **
Variabel penelitian, diantaranya :
daya tahan korosi (modifikasi ASTM D 3 Nilai titik leleh **
4048), uji titik leleh (dropping point) 4 Nilai tekstur pelumas **
(ASTM D 2265, 1984), tekstur pelumas
(tingkat penetrasi dengan metode ASTM 5 Nilai pH **
D 217), dan penentuan pH (Sudarmadji 6 Nilai kadar air **
et all., 1996).
7 Nilai kadar abu **
Keterangan :
HASIL DAN PEMBAHASAN
P = Perlakuan proporsi konsentrasi bahan
kimia pengental,
Sebelum melakukan penelitian L = Perlakuan periode lama simpan,
utama, dilakukan penelitian pendahuluan ** = Berpengaruh sangat nyata
terhadap bahan baku utama yang
digunakan yaitu minyak Crude Palm Oil Daya Tahan Korosi
(CPO). Korosi disebabkan adanya udara atau
Hasil analisis ragam pengaruh sebagai hasil dari reaksi oksidasi.
perlakuan proporsi konsentrasi bahan Oksidasi biasanya dimulai dengan
kimia pengental (P) dan perlakuan pembentukan peroksida dan

27
Vol.4, No.1, Maret 2017. Food Grade Grease Berbahan Baku Minyak Sawit …

meningkatnya konsentrasi bahan


P3L3 4.03cd pengental dan semakin lama periode
simpan, maka daya tahan korosit food
P2L3 8.03ef
grade grease semakin menurun.
P1L3 12.03gh Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (p <
0,05) nilai rata-rata daya tahan korosit
P3L2 3.03a food grade grease tertinggi berada pada
Perlakuan

konsentrasi bahan pengental LiOH 1%


P2L2 7.97e
dengan periode simpan 5 hari dan
P1L2 12.03gh konsentrasi bahan pengental LiOH 1%
dengan periode simpan 10 hari yaitu
P3L1 3.53b 12,03 (Gambar 1).
P2L1 4.03cd
Titik leleh
P1L1 11.97g Titik leleh atau dropping point
merupakan temperatur pada saat grease
0,00 5,00 10,00 15,00 berubah dari bentuk semi solid ke bentuk
cair ataupun kisaran suhu dimana terjadi
Nilai Uji Korosit perubahan bentuk fisik food grade grease
Gambar 1. Grafik nilai rerata daya tahan dari padat atau semi padat menjadi cair.
korosit food grade grease Hasil analisa ragam (Tabel 2.)
menunjukkan bahwa interaksi antara
Keterangan : proporsi bahan kimia. pengental dengan
P1 = penambahan konsentrasi bahan kimia periode lama simpan berpengaruh sangat
pengental/thickening agent (LiOH) 1% nyata terhadap titik leleh food grade
P2 = penambahan konsentrasi bahan kimia grease. Dengan meningkatnya
pengental/thickening agent (LiOH) 3% konsentrasi bahan pengental dan semakin
P3 = penambahan konsentrasi bahan kimia
lama periode simpan, maka titih leleh
pengental/thickening agent (LiOH) 5%
L1 = Perlakuan periode lama simpan hari food grade grease semakin meningkat.
ke-0 Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (p <
L2 = Perlakuan periode lama simpan hari 0,05) nilai rata-rata titik leleh food grade
ke-5 grease tertinggi berada pada Kurva
L3 = Perlakuan periode lama simpan hari persamaan pengaruh konsentrasi bahan
ke-10 pengental (%) dan periode lama simpan
terhadap daya tahan korosit food grade
hidroperoksida. Hasil analisa ragam grease disajikan pada Gambar 2.
(Tabel 2.) menunjukkan bahwa interaksi Konsentrasi bahan pengental LiOH
antara proporsi bahan kimia pengental 5% dengan periode simpan 10 hari yaitu
dengan periode lama simpan 131,00. Kurva persamaan pengaruh
berpengaruh sangat nyata terhadap daya konsentrasi bahan pengental (%) dan
tahan korosit food grade grease. Dengan periode lama simpan terhadap titik leleh

28
Martanto, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

food grade grease disajikan pada Gambar (L3) y = 10.5x + 99.667


3. Nilai rata-rata titik leleh perlakuan 135,00 R² = 0.9992
proporsi konsentrasi bahan kimia
130,00
pengental (P) dan perlakuan periode lama
simpan (L), pada berbagai perlakuan 125,00
disajikan pada Gambar 4.
120,00 (L1) y = 0.5x + 121.33

Nilai
Tekstur pelumas R² = 0.0012
Tekstur adalah tingkat penetrasi food 115,00
grade grease yang diukur dengan
110,00
menggunakan penetrometer. Semakin
(L2) y = -5x + 124
besar nilai penetrasi, tekstur dikatakan 105,00 R² = 0.8929
semakin lembut. Hasil analisa ragam
(Tabel 2.) menunjukkan bahwa interaksi 100,00
antara proporsi bahan kimia pengental P1 P2 P3
dengan periode lama simpan Konsentrasi bahan pengental (%)
berpengaruh sangat nyata terhadap
tekstur food grade grease. Dengan Gambar 3 Grafik titik leleh food gade grease
meningkatnya konsentrasi bahan
pengental dan semakin lama periode P3L3 131.00g
simpan, maka tekstur food grade grease P2L3 121.00ef
semakin meningkat. Berdasarkan hasil P1L3 110.00bc
uji lanjut Duncan (p < 0,05) nilai rata- 110.00bc
P3L2
Perlakuan

rata tekstur food grade grease tertinggi 111.67bcd


P2L2
berada pada konsentrasi bahan pengental 120.00ef
P1L2
LiOH 5% dengan periode simpan 10 hari
P3L1 130.67gh
yaitu 5,03. Kurva persamaan pengaruh
P2L1 106.33a
konsentrasi bahan pengental (%) dan
P1L1 130.33g
periode lama simpan terhadap tekstur
food grade grease disajikan pada Gambar 0,00 50,00 100,00 150,00
5. Nilai Uji Titik Leleh
Nilai rata-rata tekstur pelumas Gambar 4. Grafik nilai rerata titik leleh
perlakuan proporsi konsentrasi bahan
kimia pengental (P) dan perlakuan Keterangan :
periode lama simpan (L), pada berbagai P1 = penambahan konsentrasi bahan kimia
perlakuan disajikan pada Gambar 6. pengental/thickening agent (LiOH) 1%
Food grade grease minyak sawit P2 = penambahan thickening agent (LiOH) 3%
memiliki tekstur yang lebih lembek P3 = penambahan thickening agent (LiOH) 5%
L1 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-0
(NLGI 1-2) dibandingkan grease
L2 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-5
komersial (NLGI 3). Pada umumnya L3 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-10
grease yang digunakan memiliki tekstur
standar NLGI 1 – 3. Adanya bahan
pengental litium menentukan tekstur
grease. 29
Vol.4, No.1, Maret 2017. Food Grade Grease Berbahan Baku Minyak Sawit …

6,00 Keterangan :
(L3) y = 2x - 1 P1 = penambahan konsentrasi bahan kimia
5,00 R² = 1 pengental/thickening agent (LiOH) 1%
P2 = penambahan thickening agent (LiOH) 3%
4,00 P3 = penambahan thickening agent (LiOH) 5%
(L2) y = 1.5x - 0.3333 L1 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-0
Nilai

3,00 R² = 0.9643 L2 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-5


(L1) y = x L3 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-10
2,00 R² = 1
Nilai pH
1,00
Nilai pH yang diharapkan pada food
grade grease adalah nilai pH yang netral.
0,00
P1 P2 P3 Menurut Nachtman dan Kalpakjian
(1985), food grade grease dengan pH
Konsentrasi bahan pengental (%)
rendah (asam) berpotensi untuk
Gambar 5. Grafik tekstur pelumas food grade meningkatkan terjadinya korosi. Hasil
grease analisa ragam (Tabel 2.) menunjukkan
bahwa interaksi antara proporsi bahan
kimia pengental dengan periode lama
P3L3 5.03i simpan berpengaruh sangat nyata
terhadap pH food grade grease. Dengan
P2L3 3.07efg
meningkatnya konsentrasi bahan
1.07abc pengental dan semakin lama periode
P1L3
simpan, maka pH food grade grease
3.7h semakin menurun.
Perlakuan

P3L2
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan
P2L2 3.03ef (p < 0,05) nilai rata-rata pH food grade
grease tertinggi berada pada konsentrasi
P1L2 0.83a bahan pengental LiOH 3% dengan
periode simpan 10 hari yaitu 11,46.
P3L1 2.8e
Kurva persamaan pengaruh konsentrasi
P2L1 1.83d bahan pengental (%) dan periode lama
simpan terhadap pH food grade grease
P1L1 1.03ab disajikan pada Gambar 7. Nilai rata-rata
pH perlakuan proporsi konsentrasi bahan
0 2 4 6 kimia pengental (P) dan perlakuan
periode lama simpan (L), pada berbagai
Nilai Uji Tekstur perlakuan disajikan pada Gambar 8.
Gambar 6. Grafik nilai rerata tekstur pelumas

30
Martanto, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

13,00 Kadar Air


Kadar air pada food grade grease
(L2) y = 0.865x + 8.8267 diharapkan serendah mungkin agar dapat
R² = 0.7587 menghasilkan mutu food grade grease
11,00
(L1) y = 0.825x + 8.48 yang baik, sehingga tidak cepat rusak
R² = 0.8042 dengan adanya proses reaksi hidrolisis
yang dipercepat karena adanya
Nilai

9,00 (L3) y = -0.425x + 11.193


komponen air dalam bahan tersebut.
R² = 0.1619
Hasil analisa ragam (Tabel 2.)
menunjukkan bahwa interaksi antara
proporsi bahan kimia pengental dengan
7,00
periode lama simpan berpengaruh sangat
nyata terhadap kadar air food grade
grease. Dengan meningkatnya
5,00 konsentrasi bahan pengental dan semakin
P1 P2 P3 lama periode simpan, maka kadar air
Konsentrasi bahan pengental (%) food grade grease semakin meningkat.
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan
Gambar 7. Grafik nilai pH food gade grease
(p < 0,05) nilai rata-rata kadar air food
grade grease tertinggi berada pada
P3L3 9.36a konsentrasi bahan pengental LiOH 5%
11.46i
yang disimpan selama 0 hari yaitu
P1L3 10.21e
1,31%. Kurva persamaan pengaruh
Perlakuan

11.14fg
P2L2 11.12f konsentrasi bahan pengental (%) dan
9.41b periode lama simpan terhadap kadar air
P3L1 11.19gh food grade grease disajikan pada Gambar
9.66d 10. Nilai rata-rata kadar air perlakuan
P1L1 9.54c proporsi konsentrasi bahan kimia
0 5 10 15 pengental (P) dan perlakuan periode lama
simpan (L), pada berbagai perlakuan
Nilai Uji pH disajikan pada Gambar 11.
Gambar 8. Grafik nilai rerata pH
Kadar Abu
Keterangan : Abu merupakan bagian yang tersisa
P1 = penambahan konsentrasi bahan kimia dari hasil pembakaran, menurut Santosa
pengental/thickening agent (LiOH) 1% et al. (2010). Hasil analisa ragam (Tabel
P2 = penambahan thickening agent (LiOH) 3%
2.) menunjukkan bahwa interaksi antara
P3 = penambahan thickening agent (LiOH) 5%
L1 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-0 proporsi bahan kimia pengental dengan
L2 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-5 periode lama simpan berpengaruh sangat
L3 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-10 nyata terhadap kadar abu food grade
grease. Berdasarkan hasil uji lanjut

31
Vol.4, No.1, Maret 2017. Food Grade Grease Berbahan Baku Minyak Sawit …

3,50 Duncan (p < 0,05) nilai rata-rata kadar


abu food grade grease tertinggi berada
3,00 pada konsentrasi bahan pengental LiOH
(L3) y = 1.35x - 1.4667
R² = 0.7777 5% dengan periode simpan 0 hari yaitu
2,50
12,4 %. Kurva persamaan pengaruh
konsentrasi bahan pengental (%) dan
2,00
periode lama simpan terhadap kadar abu
Nilai

1,50 food grade grease disajikan pada Gambar


(L2) y = 0.95x - 0.8233 12. Nilai rata-rata kadar abu perlakuan
1,00 R² = 0.9976 proporsi konsentrasi bahan kimia
pengental (P) dan perlakuan periode lama
0,50 (L1) y = 0.56x - 0.5867 simpan (L), pada berbagai perlakuan
R² = 0.6901 disajikan pada Gambar 13.
0,00
P1 P2 P3 SIMPULAN
-0,50
Konsentrasi bahan pengental (%)
Arang aktif sebanyak 2% merupakan
Gambar 10. Grafik kadar air food gade grease perlakuan terbaik, karena menghasilkan
nilai FFA, nilai kadar air yang rendah dan
penampakan visual (warna) kuning
P3L3 0.30de terang dengan nilai berturut-turut 5.84%,
P2L3 0.40f 0.0498%, dan 3 (kuning terang).
P1L3 0.30d Perlakuan konsentrasi bahan
P3L2 1.00g kimiapengental/thickening agent (LiOH)
Perlakuan

P2L2 1.13h (P1) dan perlakuan lama simpan (L1)


P1L2 0.10ab merupakan perlakuan terbaik untuk
P3L1 1.13i menghasilkan kualitas food grade grease
P2L1 0.10ab baik kualitas nilai daya tahan korosi 12.0,
P1L1 0.19c nilai titik leleh /dropping point 1300C,
nilai tekstur pelumas 1, nilai pH 9.45,
0,00 0,50 1,00 1,50
nilai kadar air 0.19%, dan nilai kadar abu
0.76%.
Nilai Uji Kadar Air

Gambar 11. Grafik nilai rerata kadar air DAFTAR PUSTAKA


Keterangan :
P1 = penambahan konsentrasi bahan kimia Aulia, R. 2012. Pembuatan gemuk.
pengental/thickening agent (LiOH) 1% Skripsi. Universitas Indonesia.
P2 = penambahan thickening agent (LiOH) 3% Jakarta (Tidak dipublikasikan)
P3 = penambahan thickening agent (LiOH) 5% Badan Pusat Statistik Ketapang. 2009;
L1 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-0 Data Informasi Komoditas Unggulan
L2 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-5
L3 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-10
Ketapang.

32
Martanto, dkk. Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology)

14,00

12,00 (L1) y = 5.82x - 6.3767


R² = 0.8669
10,00

Nilai
(L3) y = 2.75x - 1.2333
8,00
R² = 0.9999
6,00

4,00
(L2) y = 2.63x - 1.7267
2,00 R² = 0.9968
0,00
P1 P2 P3
-2,00
Konsentrasi bahan pengental (%)

Gambar 12. Grafik kadar abu food gade


grease

P3L3 7.00h
P2L3 4.30f
P1L3 1.50c
Perlakuan

P3L2 6.25g
P2L2 3.36e
P1L2 0.99b
P3L1 12.40i
P2L1 2.63d
P1L1 0.76a

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00


Nilai Uji Kadar Abu

Gambar 13. Grafik nilai rerata kadar abu


Keterangan :
P1 = penambahan konsentrasi bahan kimia
pengental/thickening agent (LiOH) 1%
P2 = penambahan thickening agent (LiOH) 3%
P3 = penambahan thickening agent (LiOH) 5%
L1 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-0
L2 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-5
L3 = Perlakuan periode lama simpan hari ke-10

33
Vol.4, No.1, Maret 2017. Food Grade Grease Berbahan Baku Minyak Sawit …

Destianna, Mescha., Zandy, Agustinus., Nazef.,


dan Puspasari, Soraya. 2007. Intensifikasi
Proses Produksi Biodiesel. Jurnal. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
Fatih, M. 2009. Analisis Teknoekonomi Industri
Food Grade Grease Dengan Bahan Dasar
Minyak Sawit Di Kabupaten Purbalingga.
Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas
Jenderal Soedirman. (tidak dipublikasikan)
Hambali, E. dan S. Mujdalipah. 2008. Teknologi
Bioenergi, Biodesel, Bioetanol, Biogas,
Pure Plant Oil, Biobriket Dan Bio-oil. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Ketaren, S. 2006. Minyak Dan Lemak Pangan.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Prihandana, R., R. Hendroko dan M. Nuramin.
2006. Menghasilkan Biodiesel Muran,
Mengatasi Polusi dan Kelangkaan BBM.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sudarmadji, S. B. Haryono dan Suhardi. 1996.
Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty. Yogyakarta.
Wartawan. 1983. Minyak Pelumas, Pengolahan
Dasar dan Cara Penggunaannya.
Gramedia. Jakarta.
Yanto, T dan A.T. Septiana. 2012. Pemanfaatan
Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Sebagai Bahan Dasar Pelumas Grease.
Jurnal JTEP . Vol. 13 (1) : 34-42

34

You might also like