You are on page 1of 8

Bul.

Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar
Estate, Sumatera Utara

Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis Jacq.) in
Bangun Bandar Estate, North Sumatera

Pangeran T. Anugrah dan Ade Wachjar*

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor


(Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
Telp. & Faks. 62-251-8629353 e-mail agronipb@indo.net.id
*Penulis untuk korespondensi : wachjarade@yahoo.co.id

Published online Disetujui 14 Mei 2018 / Published online 21 Mei 2018

ABSTRACT

The purpose of this research at Bangun Bandar Estate is to learn about technical and managerial
aspect of oil palm plantation at the real condition. The other purpose of this research is to observe harvest
and transportation of fresh fruit bunch to palm mill. The results of this observation shows that the
harvesting management was good enough, as seen from the harvesting preparation, organization and
actuation that well directed according to the standard. In harvesting activity things that should be
evaluated were the harvester low awareness at the importance of wearing personal protective equipment.
Evaluation was conducted to harvest area quality with a good result but still the unharvested fruit bunch,
loose fruit and over pruning trees hadn’t meet the standard. Fruit quality on fruit collecting point hadn’t
meet the standard as well but 83,2% of the fruit was ripe and meet the qualification of minimum ripeness
standard. Fresh fruit bunch transported well and approporiate capacity.

Keywords: fruit transportation, harvest management, harvesting quality, palm oil

ABSTRAK

Kegiatan penelitian di Bangun Bandar Estate bertujuan untuk mempelajari aspek teknis dan
manajemen perkebunan kelapa sawit pada keadaan yang sesungguhnya. Tujuan khusus dari penelitian ini
adalah untuk mempelajari kegiatan panen dan transportasi tandan buah segar ke pabrik kelapa sawit.
Manajemen panen yang dilakukan sudah baik yang ditunjukkan dengan adanya perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan panen sesuai dengan standar. Pada kegiatan panen yang
perlu dievaluasi adalah rendahnya tingkat kesadaran pemanen terhadap pentingnya penggunaan alat
pelindung diri. Evaluasi dilakukan terhadap mutu hancak dengan hasil yang baik, meskipun pada beberapa
hal masih memerlukan pengawasan intensif seperti buah matang tidak dipanen dan berondolan tinggal.
Mutu buah di tempat pengumpulan hasil (TPH) belum seluruhnya memenuhi standar, tetapi buah matang
yang dipanen sudah sesuai dengan standar kematangan yaitu 83,2%. Pengangkutan buah telah dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan kapasitas unit angkut.

Kata kunci: kelapa sawit, kualitas panen, manajemen panen, transportasi buah

Pengelolaan Pemanenan dan… 213


Bul. Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

PENDAHULUAN Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan


minyak dengan kadar asam lemak bebas (ALB)
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang tinggi. Peningkatan ALB dapat dicegah
merupakan salah satu tanaman industri yang dengan pengolahan yang dilakukan paling lambat
cukup penting dan berperan dalam pembangunan 8 jam setelah panen (Lubis, 2012).
nasional karena kelapa sawit adalah komoditas
ekspor terbesar di Indonesia sehingga menjadi METODE PENELITIAN
sumber devisa negara. Tahun 2010 volume ekspor
minyak sawit mentah (CPO) mencapai 16.291.856 Tempat dan Waktu
ton dengan nilai US$ 13.468.966.000 meningkat Studi dilakukan di Bangun Bandar Estate
pada tahun 2014 menjadi 20.557.976 ton dengan yang berlokasi di Desa Tanjung Maria,
nilai US$ 15.838.850.000. Luas areal penanaman Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang
kelapa sawit juga mengalami peningkatan pada 3 Bedagai, Medan, Sumatera Utara. Kegiatan
bentuk usaha perkebunan di Indonesia. Tahun penelitian dilakukan selama 4 bulan mulai
2010 luas areal tanaman kelapa sawit perkebunan Februari-Juni 2016.
rakyat (PR) mencapai 3.387.257 ha meningkat
pada tahun 2014 menjadi 4.551.854 ha, luas areal Pelaksanaan Penelitian
tanaman kelapa sawit pada perkebunan besar Pelaksanaan penelitian di lapangan
nasional (PBN) tahun 2010 mencapai 631.520 ha, dilakukan dengan metode kerja secara langsung
lalu meningkat pada tahun 2014 menjadi 748.272 di lapangan produksi pada berbagai status
ha, dan luas areal tanaman kelapa sawit karyawan, yaitu sebagai karyawan harian lepas
perkebunan besar swasta (PBS) tahun 2010 (KHL) selama satu bulan, pendamping mandor
mencapai 4.366.617 ha meningkat pada tahun selama satu bulan dan menjadi pendamping
2014 menjadi 5.656.105 ha (Direktorat Jenderal asisten afdeling selama dua bulan. Pada saat
Perkebunan, 2015). menjadi karyawan harian (KHT/KHL) pekerjaan
Potensi pengusahaan kelapa sawit di yang dilakukan antara lain: melakukan persiapan
Indonesia dinilai sangat baik karena Indonesia bahan tanam, persiapan tanam dan penanaman,
memiliki keunggulan yang dapat menjadikan pemeliharaan tanaman, pengendalian gulma,
industri komoditas kelapa sawit menjadi salah pengendalian hama dengan sistem injeksi dan
satu industri yang kompetitif di perdagangan pengendalian insektisida, pembongkaran tanaman
dunia. Hal tersebut disebabkan Indonesia mati, pemupukan, mengisi jurnal harian yang
memiliki iklim tropika basah, pulau-pulau besar diketahui pembimbing lapangan, mencatat
dan pulau-pulau kecil yang membentang di sekitar prestasi kerja yang diperoleh mahasiswa dan
khatulistiwa Indonesia menyediakan areal yang karyawan dalam setiap kegiatan, dan
cukup luas untuk pengembangan kelapa sawit membandingkan dengan norma kerja yang
(Maryani, 2012). berlaku di perusahaan tempat penelitian.
Salah satu tahapan dari kegiatan budidaya Kegiatan pendamping mandor/mandor
kelapa sawit adalah pemanenan, yang menjadi antara lain: membantu membuat perencanaan
salah satu kunci penentu produktivitas kelapa kebutuhan fisik dan biaya untuk pekerjaan yang
sawit. Produktivitas kelapa sawit ditentukan oleh akan dilaksanakan, membantu menentukan
seberapa banyak kandungan minyak yang jumlah karyawan yang diperlukan beserta
diperoleh dan seberapa baik mutu minyak yang keperluan biaya operasional dari setiap kegiatan
dihasilkan. Hasil minyak yang diperoleh yang akan dilakukan, melakukan apel (pagi dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu sore), dan mengawasi pemanenan meliputi
diantaranya adalah pelaksanaan panen kelapa kriteria panen, cara dan waktu panen, %
sawit (Mukherjee, 2009). kehilangan hasil di lapangan dan selama
Pemanenan tanaman kelapa sawit adalah transportasi, kerapatan panen, sistem panen,
pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga rotasi panen, dan analisis panen.
pengangkutan ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan Kegiatan asisten afdeling antara lain:
meliputi: penentuan kriteria panen, kerapatan mempelajari kegiatan manajerial di tingkat
panen, rotasi panen, peramalan produksi afdeling, membantu penyusunan rencana kerja
penyediaan tenaga pemanen, organisasi panen, dan anggaran perusahaan (RKAP), membantu
pengumpulan hasil, pengangkutan panen, dan pembuatan laporan asisten, membantu
pengawasan panen (Pusat Penelitian Kelapa pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja yang
Sawit, 2009). menjadi tanggung jawabnya, dan melaksanakan
Tandan buah segar (TBS) hasil pemanenan analisis terhadap setiap kegiatan lapangan di
harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah. tingkat afdeling. Kegiatan penelitian seperti

214 Pangeran T. Silalahi dan Ade Wachjar


Bul. Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

kegiatan pengelolaan panen yang dilakukan Analisis Data dan Informasi


antara lain: persiapan panen, pelaksanaan panen, Data yang diperoleh baik data primer
perhitungan basis dan premi panen, pengawasan maupun data sekunder dianalisis secara deskriptif
dan denda panen, organisasi panen, administrasi dan kuantitatif dengan perhitungan-perhitungan
panen, serta transportasi panen. statistik. Hasil pengolahan data disajikan dalam
bentuk tabel untuk memudahkan pembahasan.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Analisis kuantitatif adalah analisis data secara
Pengumpulan data dan informasi kuantitatif dan dilakukan perhitungan-
penelitian dilakukan dengan metode langsung dan perhitungan secara matematis dengan
tidak langsung. Data yang dikumpulkan meliputi menggunakan pengukuran rata-rata, persentase
data primer dan data sekunder. Data primer dan pendekatan statistik sederhana lainnya yang
merupakan informasi yang diperoleh secara pada akhirnya akan menghasilkan kesimpulan
langsung melalui pengamatan penulis di lapangan melalui metode penarikan kesimpulan induktif.
meliputi kriteria matang panen dan sistem panen.
Pada kriteria matang panen terdapat peubah yang Keadaan Iklim dan Tanah
diamati yaitu meliputi kebutuhan tenaga panen, Topografi lahan Bangun Bandar Estate
angka kerapatan panen (AKP), taksasi panen meliputi lembahan, datar, hingga bergelombang
harian, dan transportasi panen. Data sekunder dengan ketinggian 18-51 m diatas permukaan
yang diperoleh dari kebun meliputi keadaan tanah laut (dpl). Bangun Bandar Estate memiliki
dan iklim. jumlah rata-rata curah hujan tahunan sebesar
2.294,6 mm, jumlah rata-rata bulan basah
Kebutuhan Tenaga Panen sebanyak 9 bulan dan bulan kering sebanyak 2
Pengamatan kebutuhan tenaga panen bulan, jumlah rata-rata hari hujan sebesar 131
harian dilakukan berdasarkan taksasi produksi hari dengan kisaran suhu 24-28 oC dan tipe iklim
harian.Kebutuhan tenaga panen harian diketahui B (agak basah). Jenis tanah di Bangun Bandar
dengan rumus sebagai berikut: Estate didominasi oleh tanah Alluvial dan
Podzolik Merah Kuning 60-70% dan sebagian
kecil tanah gambut.
Keterangan :
HASIL DAN PEMBAHASAN
T = Jumlah tenaga kerja pemanen (HK)
A = Luas kavel atau kebun yang dipanen Pekerjaan panen yang baik menghasilkan
setiap hari (ha) produksi yang tinggi dengan biaya yang
B = Kapasitas panen (kg/orang/hari) minimum. Panen yang baik dilakukan dengan
C = Kerapatan panen (%) memperkecil potensi losses (kehilangan)
D = Rata – rata bobot tandan (kg) sehingga dapat meningkatkan efisiensi panen.
E = Jumlah tanaman per ha Manajemen panen dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi panen tersebut melalui
Angka Kerapatan Panen (AKP) perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan
Kerapatan panen merupakan salah satu panen hingga transportasi tandan buah segar
parameter yang sangat penting dalam penentuan (TBS) menuju pabrik.
taksasi produksi untuk keesokan harinya.
Kerapatan panen dapat diketahui melalui taksasi Persiapan Panen
produksi yang ditentukan. Sebelum melakukan panen terdapat
persiapan panen yang perlu dilakukan untuk
memaksimalkan potensi produksi,
meminimalkan loses dan meningkatkan efisiensi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
persiapan panen meliputi penghitungan angka
Peramalan Produksi Harian (Taksasi Panen kerapatan serta perkiraan produksi, menghitung
Harian) tenaga panen yang dibutuhkan, menentukan
Perhitungan produksi harian diperoleh hancak pemanen dan mengatur pusingan serta
dari data presentase AKP sebelumnya yang diolah rotasi panen. Persiapan panen di Afdeling I
dengan rumus: Bangun Bandar Estate telah dilakukan dengan
baik di lapangan.
Peramalan Angka Kerapatan dan Produksi.
Peramalan angka kerapatan dan taksasi produksi

Pengelolaan Pemanenan dan… 215


Bul. Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

merupakan hal pertama yang dilakukan sebelum tenaga pemanen sesuai dengan kebutuhan.
melaksanakan panen. Melalui peramalan angka Perusahaan yang mengikuti SOP dengan
kerapatan panen, asisten afdeling dapat norma kerja pemanen sebesar 2-3 ha/HK, maka
mengetahui estimasi produksi esok hari dan dapat Afdeling I Bangun Bandar Estate membutuhkan
menyesuaikan dengan produksi per hari yang tenaga pemanen sebanyak 38 orang. Jumlah
ingin dicapai. Ketika kerapatan panen rendah, tenaga pemanen yang tersedia di Afdeling I
dapat dilakukan panen lebih dari satu seksi pada Bangun Bandar Estate sebanyak 37 orang untuk
hari tersebut untuk tetap mengejar target produksi luasan tersebut. Afdeling I Bangun Bandar Estate
harian. Taksasi produksi yang dilakukan di dapat menjalankan panen dengan baik meskipun
Afdeling I Bangun Bandar Estate melibatkan dalam kondisi kekurangan tenaga pemanen.
seluruh mandor panen dan mandor 1. Mandor Kekurangan tenaga pemanen saat panen puncak
panen dan mandor 1 mengecek masing-masing dapat ditutupi dengan menggunakan sistem kerja
kerapatan untuk satu blok. Pengambilan lokasi potong buah dimana terdapat satu orang
sampel dilakukan secara acak, umumnya masing- karyawan yang bertugas untuk memotong buah,
masing mandor mengambil sampel sebanyak 3 memotong pelepah dan mengangkut buah ke
pasar rintis. Berdasarkan hasil pengamatan, TPH serta satu orang karyawan yang bertugas
varian taksasi harian berkisar antara 0,14% untuk mengutip berondolan. Karyawan pengutip
hingga 0,94%. Hasil taksasi menggambarkan berondolan biasanya berasal dari tenaga
produksi panen aktual dengan baik. karyawan harian lepas (KHL). Sistem seperti ini
Taksasi yang produksi luas panen memungkinkan tenaga potong buah untuk
rencana harus dimaksimalkan sesuai dengan luas mengeluarkan buah lebih cepat sehingga semua
panen aktual yang ditaksasikan sebelumnya, hancaknya dapat terpanen dengan baik.
sehingga varian produksi hasil taksasi dengan
aktual cukup tinggi. Hal tersebut juga dilakukan Hancak panen. Hancak panen di Afdeling I
dengan menyejajarkan pemanen agar dapat mulai Bangun Bandar Estate menggunakan sistem
dan selesai pada blok yang sama pada waktu hancak giring tetap. Hancak giring tetap bertujuan
bersamaan, sehingga pada pelaporan janjang untuk memudahkan pengontrolan terhadap
yang seharusnya dihitung pada seksi panen hari kualitas panen karyawan, selain itu pemanen akan
sebelumnya masuk pada pelaporan janjang pada merasa bertanggung jawab terhadap hancaknya.
panen hari tersebut. Pemanen bekerja sama dalam Sistem hancak giring tetap digunakan agar
menyelesaikan hancaknya sehingga dapat selesai mandor dapat mengakomodasi pemanen sesuai
secara bersamaan. Sistem ini telah digunakan di dengan hancaknya. Dengan sistem hancak giring
Afdeling I Bangun Bandar Estate, tetapi masih tetap, mandor dapat menggiring pemanennya
belum berjalan dengan sempurna. Mutu buah untuk membantu menyelesaikan hancak milik
panen harus sesuai dengan kriteria kematangan pemanen tersebut. Tidak seperti hancak giring
sehingga tidak menyebabkan tingginya varian. tetap murni, dimana pemanen hanya memanen
Keadaan ini dapat diantisipasi dengan pada hancak tetap miliknya. Banyak faktor yang
penetapan sanksi dan denda panen terhadap buah mempengaruhi pengancakan tenaga panen, tetapi
yang dipanen tidak sesuai standar kematangan secara teknis di lapangan pembagian hancak
yang berlaku. Terdapat kendala yang terjadi di pemanen dilakukan hanya dengan menghitung
lapangan, yaitu kurang representatifnya hancak jumlah baris tiap blok panen pada satu seksi yang
yang menjadi sampel taksasi. Kurang dibagi sesuai jumlah pemanen. Hasil pembagian
representatifnya hancak dapat disebabkan oleh hancak tersebut harus adil dan merata sehingga
jalurnya yang sulit dilewati, banyaknya tanaman setiap pemanen memiliki luasan hancak yang
mati ataupun tanaman sisipan pada hancak sama dan mendapatkan kesempatan untuk
tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan mengambil mencapai output panen yang sama.
hancak sampel lain untuk menambah keakuratan
data taksasi. Rotasi dan Pusingan Panen
Rotasi dan pusingan panen di Afdeling I
Kebutuhan Tenaga Pemanen. Tenaga pemanenan Bangun Bandar Estate memiliki selang waktu
memegang peranan penting dalam kegiatan antara satu seksi panen dengan kegiatan seksi
panen. Tenaga pemanen menentukan kualitas panen berikutnya. Rotasi panen berkisar antara
buah yang dihasilkan. Untuk mendapatkan hasil 3,5 – 4,5 kali per bulan. Pembagian seksi yang
panen yang optimal dan efisien perlu dilakukan diterapkan oleh Afdeling I Bangun Bandar Estate
manajemen yang baik terhadap tenaga kerja adalah 6 seksi panen dalam satu minggu, mulai
pemanen. Salah satu cara manajemen yang paling dari seksi A pada hari Senin hingga seksi F pada
sederhana adalah dengan memenuhi jumlah hari Sabtu. Pembagian seksi panen harus didasari

216 Pangeran T. Silalahi dan Ade Wachjar


Bul. Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

oleh perhitungan bahwa satu seksi harus selesai panen pada tanaman sawit yang berumur 5-8
dipanen dalam satu hari, perpindahan hancak tahun, sedangkan egrek digunakan untuk panen
pemanen harus mudah sehingga pengontrolan pada tanaman sawit yang berumur 9 tahun ke atas.
oleh asisten dan mandor dapat dilakukan dengan Dodos digunakan untuk panen tanaman dengan
baik. ketinggian hingga 6 meter, sedangkan egrek biasa
Pembagian seksi panen yang baik digunakan untuk panen pada tanaman dengan
memudahkan transportasi tandan buah segar ketinggian lebih dari 6 meter. Afdeling 1 Bangun
(TBS) dari TPH menuju ke PKS dan pusingan Bandar Estate tidak semua blok panen
panen yang baik mengindikasikan suatu efisiensi menggunakan egrek, mayoritas blok masih
panen, serta memberikan kesempatan pemanen menggunakan dodos untuk panen. Buah yang
mendapatkan basis borong dan memudahkan telah diturunkan wajib dipotong pada bagian
pemanen dalam mematuhi aturan panen dengan tangkai dan bagian parthenocarpy, lalu dibuang
baik. Pembagian seksi panen dilakukan dengan ke gawangan mati. Tangkai dan bagian
pembagian rata apabila potensi produksi tiap blok parthenocarpy ini dipotong menggunakan kapak
relatif sama. Pusingan panen standar yang atau dodos. Penggunaan dodos untuk memotong
ditetapkan perusahaan adalah 6/7. Pusingan yang tangkai buah dan bagian parthenocarpy dapat
terlalu rendah akan menyebabkan banyaknya buah membuat dodos cepat rusak sehingga tidak
mentah yang dipanen oleh pemanen, sedangkan dibenarkan penggunaannya. Buah yang telah
pusingan yang terlalu tinggi dapat menurunkan dipotong siap untuk dinaikkan kedalam angkong
produktivitas pemanen karena banyaknya waktu menggunakan gancu.
yang tersita untuk mengutip berondolan. Pusingan Kondisi di lapangan kadang-kadang jalur
normal dengan pembagian hancak yang baik atau hancak pemanen tidak bisa dilewati oleh
dapat menghasilkan TBS dengan kualitas baik angkong sehingga buah harus dievakuasi secara
dengan kadar ekstrasi minyak tinggi dan manual menggunakan karung. Buah yang telah
kandungan asam lemak bebas yang rendah. diangkut ke TPH selanjutnya disusun dengan rapi
Pusingan normal hanya dapat dicapai apabila menggunakan gancu. Berondolan yang telah
pemanen menyelesaikan hancaknya sesuai dengan dikutip harus menggunakan karung sebagai alas
rencana panen. untuk mencegah kontaminasi dan memudahkan
Pengamatan pusingan panen terhadap anggota bongkar muat untuk menaikkannya ke
pencapaian produksi di Afdeling 1 Bangun dalam dump truck. Karung yang digunakan
Bandar Estate yang dilakukan pada bulan Maret biasanya berasal dari karung bekas pupuk ataupun
hingga Mei, menunjukkan bahwa produksi pada terpal yang dijahit. Setelah semua buah
bulan April dengan persentase pusingan normal dikeluarkan, buah dinaikkan ke dalam dump truck
tertinggi yaitu 86% memiliki pencapaian produksi menggunakan tojok. Alat panen yang baik dapat
tertinggi pula yaitu 83,3% dibandingkan dengan menunjang kelancaran panen. Kendala yang
pencapaian bulan Maret dan Mei. Persentase sering ditemui adalah tumpulnya dodos yang
pusingan di atas normal pada bulan Maret sebesar digunakan, ban angkong yang bocor dan karung
82,5% dan Mei sebesar 84% tergolong besar. yang tertinggal. Kendala ini dapat menghambat
Besarnya persentase pusingan di atas normal ini pekerjaan panen. Untuk mengantisipasi hal
menggambarkan sering dilakukannya panen pada tersebut pemanen seharusnya sudah membawa
pusingan tinggi. Tingginya pusingan ini dan mengecek peralatannya saat apel pagi.
disebabkan oleh hari libur yang tidak diantisipasi
dengan baik, hal tersebut dapat juga disebabkan Alat Pelindung Diri. Perusahaan berkewajiban
oleh banyaknya karyawan yang tidak bekerja, hari untuk melindungi pekerjanya dari kecelakaan
libur dan hujan pada jam kerja. Pusingan yang kerja. Alat pelindung diri (APD) merupakan salah
tinggi dapat dikejar dengan memperpendek satu bentuk perlindungan tersebut. Para pemanen
pusingan normal dan pusingan pendek sehingga rawan terhadap kecelakaan kerja, sehingga harus
terdapat waktu yang cukup untuk memotong senantiasa menggunakan APD. Berdasarkan
pusingan panjang. pengamatan ada tiga jenis APD yang harus
dikenakan oleh pemanen yaitu sepatu boot, helm
Pelaksanaan Panen dan kacamata. Sepatu boot dan helm disediakan
oleh perusahaan tetapi kacamata belum
Alat Panen. Alat panen yang digunakan pemanen
terealisasikan pengadaannya. Pengamatan
di Afdeling 1 Bangun Bandar Estate mayoritas
dilakukan terhadap seluruh pemanen dengan
diberikan oleh perusahaan kepada pemanen. Alat
ulangan berupa kemandoran. Persentase
yang digunakan dalam kegiatan panen adalah
penggunaan sepatu boot mencapai 100% tetapi
dodos, egrek, angkong, gancu, kapak dan tojok.
penggunaan helm hanya mencapai 46,6%. Hal
Menurut SOP perusahaan dodos digunakan untuk

Pengelolaan Pemanenan dan… 217


Bul. Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

tersebut menggambarkan rendahnya kesadaran dengan memberikan penyuluhan mengenai


pemanen terhadap potensi kecelakaan kerja. pentingnya penggunaan APD ketika bekerja untuk
Pengawasan terhadap penggunaan APD pemanen menghindari kecelakaan kerja. Selain itu,
juga belum berjalan dengan baik. Pengawasan dibutuhkan komitmen dari para mandor untuk
seharusnya dilakukan oleh mandor panen saat memantau penggunaan APD di lapangan. Belum
apel pagi. Dari hasil wawancara terhadap ada solusi lain dari perusahaan untuk
pemanen diketahui alasan mereka tidak menggantikan penggunaan APD ini. Pengadaan
menggunakan helm disebabkan oleh perasaan kacamata juga perlu dilakukan, APD lengkap
tidak nyaman ketika menggunakannya saat panen tidak hanya dibutuhkan oleh tenaga pemupuk
bahkan menyebabkan keterbatasan gerak dari ataupun pengendalian gulma kimia saja tetapi
pemanen. Solusi terhadap masalah tersebut adalah pemanen juga rentan terhadap kecelakaan kerja.
Tabel 1. Pengamatan persentase penggunaan APD pada tiap kemandoran
Jumlah pemanen Pemakaian APD
Kemandoran
(orang) Sepatu Boot (%) Helm (%) Kacamata (%)
A 11 100 42 -
B 14 100 50 -
C 12 100 48 -
Rata-rata 100 46,6 -

Kapasitas Panen. Kapasitas panen dari seorang satu rotasi panen. Basis borong yang ditetapkan
pemanen menggambarkan produktivitasnya per perusahaan yaitu 150 janjang/HK pada hari Senin
hari. Kapasitas panen sangat berpengaruh sampai Sabtu kecuali hari jumat dengan basis
terhadap produksi. Pengamatan dilakukan borong 125 janjang/HK.
terhadap 3 pemanen dari tiap kemandoran dalam
Tabel 2. Pengamatan kapasitas pemanen dalam satu rotasi panen Afdeling I Bangun
Rata-rata kapasitas pemanen (janjang/HK) Total Rata-rata
Kemandoran TBS TBS
Umur < 20 tahun Umur 20-30 tahun Umur > 30 tahun
(janjang) (janjang/HK)
A 140,4 145,1 145,6 862 143,6
B 153,6 140,6 134,8 857,9 142,8
C 146,8 136,3 145,2 856,4 142,7
Rata-rata 146,9 140,6 141,8 858,8 143,0
Standar Basis 150 150 150 900 145

Uji-t student untuk mengetahui perbedaan keatas tidak berbeda nyata. Uji-t student
rata-rata kapasitas pemanen pada kelompok usia berikutnya dilakukan pada pusingan yang sama.
dan pusingan panen yang berbeda. Rata-rata Pusingan yang diuji adalah pusingan 6 hari. Rata-
kapasitas panen untuk usia 20-30 tahun mencapai rata kapasitas panen pada tiap pusingan 6 hari
140,6 janjang/HK, sedangkan untuk usia 30 tahun adalah 146,9 janjang/HK, 140,6 janjang/HK dan
ke atas kapasitas panennya hanya 141,8 141,8 janjang/HK. Hasil uji-t student pada taraf
janjang/HK. Setelah dilakukan uji t-student pada 5% menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
taraf 5% diketahui bahwa nilai rata-rata kapasitas nyata pada masing-masing kapasitas panen 6 hari.
panen antara usia 20– 30 tahun dan 30 tahun
Tabel 3. Hasil uji-t student kapasitas pemanen pada pusingan 6/7
Pusingan panen Rata-rata kapasitas panen(janjang/HK)
6/7 146,9
6/7 140,6 ** tn **
6/7 141,8

Evaluasi Panen memotong seluruh buah masak sesuai dengan


Mutu Hancak. Hancak panen merupakan ketentuan instruksi kerja perusahaan, menurunkan
tanggung jawab seorang pemanen. Pemanen wajib seluruh berondolan serta mengutipnya hingga

218 Pangeran T. Silalahi dan Ade Wachjar


Bul. Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

bersih dan mengeluarkan seluruh janjang yang grading oleh kerani buah sesuai dengan kriteria
telah dipanen dan berondolannya ke TPH. Hancak yang ditetapkan. Mutu buah yang tidak sesuai
panen terutama piringan dan pasar rintis harus dengan standar tidak dipengaruhi oleh pusingan
selalu terjaga dari janjang maupun berondolan karena pemanenan dilakukan pada hari panen
tertinggal. Disamping itu, pemanen harus turut dengan pusingan normal. Blok yang dilewati
menjaga jumlah pelepah tanaman sesuai dengan pemanen tidak memiliki masalah dan terlihat
ketentuan. Cara termudah untuk menentukan terawat dengan baik, blok dengan akses buruk
jumlah pelepah ideal adalah dengan jumlah memiliki keadaan sulit untuk dilewati oleh
songgo. Jumlah songgo menggambarkan jumlah pemanen umumnya karena topografi lahan dan
pelepah yang menyangga buah. Pelepah di tanah yang licin karena terkena air hujan. Salah
tanaman dengan songgo di atas standar satu upaya yang dilakukan adalah dengan
dikategorikan sebagai tanaman under pruning membangun parit untuk mengalirkan air hujan
sedangkan tanaman dengan jumlah songgo dan memantau ketinggian air agar tidak melebihi
dibawah standar dikategorikan tanaman over batas parit dan meluap masuk ke dalam blok.
pruning. Pemeriksaan terhadap hancak panen
dilakukan oleh mandor panen, mandor 1, asisten, Transportasi Panen. Pekerjaan terakhir dalam
manajer dan juga mandor recolte. Pemeriksaan kegiatan pemanenan adalah transportasi buah
dilakukan pada hancak yang telah dipanen. hingga ke PKS. Kegiatan transportasi ini sangat
Pengamatan dilakukan terhadap 5 penting sehingga kelancarannya harus sangat
pemanen pada tiap kemandoran di Afdeling 1 diperhatikan. Pengangkutan buah ke pabrik harus
Bangun Bandar Estate, luas sampel yaitu 2 pasar bersamaan dengan hari panen karena kadar ALB
rintis per pemanen. Penghitungan standar mutu yang akan terus meningkat seiring waktu. Selain
hancak menggunakan kalibrasi luas per hektar itu, ada beberapa hal yang menjadi sasaran
sehingga jumlah buah matang tidak dipanen dan kelancaran transportasi buah, yaitu kelancaran
berondolan tinggal harus dihitung ke dalam satuan pengolahan di pabrik dan biaya transportasi TBS
janjang/ha ataupun butir/ha. Standar mutu hancak yang minimal. Faktor utama kelancaran transport
yang digunakan ditetapkan oleh mandor recolte adalah kondisi dan perawatan jalan. Transportasi
yaitu 2 butir berondolan tinggal per hektar, tidak panen umumnya terhambat bukan disebabkan
boleh ditemukan buah matang tidak dipanen oleh kurangnya alat angkut karena kondisi jalan
dalam hancak panen dan juga tidak diperbolehkan yang tidak memadai. Pengangkutan buah harus
tanaman over maupun under pruning. diperhatikan bahwa jumlah janjang yang diangkut
Berdasarkan pengamatan janjang matang tidak boleh melebihi kapasitas angkut. Apabila
tidak dipanen dalam hancak yaitu sebanyak 0 melebihi kapasitas maka dapat mengakibatkan
janjang/ha. Rata-rata berondolan yang tinggal rusaknya alat angkut dan jalan.
yaitu 0,6 butir/ha. Tidak ditemukan buah matang Mekanisme pengangkutan TBS ke PKS di
yang tidak terpanen. Tidak ditemukan tanaman Afdeling 1 Bangun Bandar Estate dimulai pada
dengan kondisi under pruning tetapi 1% dari pukul 09.00 dan trip pertama sudah masuk ke
jumlah tanaman total yang diperiksa dalam PKS mulai pukul 11.00 sedangkan trip terakhir
kondisi over pruning. Untuk kualitas hancak pada pukul 16.00. Dalam satu kendaraan angkut
sudah sesuai standar dan kondisinya secara buah terdapat satu orang supir dan 3 orang tenaga
keseluruhan sudah cukup bersih. Buah matang bongkar muat. Disamping itu, asisten dan mador
dan berondolan tinggal, murni disebabkan oleh panen, serta kerani buah harus selalu memantau
ketidaktelitian pemanen tetapi tetap harus ada kegiatan transport buah. Kegiatan transportasi
sanksi yang ditetapkan. panen diakomodir oleh bagian transportasi
produksi. Tujuan adanya bagian pengelolaan
Mutu Buah. Pemanenan yang baik harus transportasi perusahaan adalah untuk
memperhatikan aspek mutu buah pada tandan meminimalkan biaya angkut, pengaturan kerja
buah segar (TBS) yang dipanen karena hal itu lebih cepat, meminimalisir loses pada tahap
dapat dijadikan indikator untuk mengetahui transport panen serta untuk kelancaran
kulitas pekerjaan pemanen, buah harus dipanen operasional kebun.
sebelum lewat matang untuk menjaga asam lemak Bagian transportasi produksi mengatur
tetap rendah, tetapi juga tidak dalam kondisi segala jenis transportasi di kebun, alokasi
kurang matang untuk bisa memaksimalkan kendaraan dan alat berat, pemeliharaan dan
produksi minyak. Salah satu cara mendapatkan perbaikan alat berat, menyediakan sparepart dan
mutu buah dengan kriteria tersebut adalah dengan peralatan pendukung serta membuat dan
memperketat pengawasan terhadap mutu buah. memelihara jalan. Kendaraan angkut buah yang
Setelah dikeluarkan oleh pemanen, buah akan di digunakan di Afdeling 1 Bangun Bandar Estate

Pengelolaan Pemanenan dan… 219


Bul. Agrohorti 6 (2) : 213 - 220 (2018)

yaitu dump truck. Untuk kegiatan panen perusahaan. Persiapan panen hasil taksasi harian
dioperasikan 2 unit dump truck pada tiap afdeling. yang dilakukan belum dapat memenuhi kriteria
Kapasitas maksimal dari dump truck varian di bawah 5% dan jumlah aktual tenaga
adalah 6.500 kg. Afdeling 1 Bangun Bandar panen masih di bawah kecukupan. Saat
Estate hanya memiliki satu pabrik pengolahan pelaksanaan panen kesadaran pemanen akan
kelapa sawit (PKS) dengan jarak antara afdeling 1 keselamatan kerja dengan pemakaian APD
Bangun Bandar Estate ke pabrik adalah 6 km. lengkap masih sangat kurang. Kapasitas pemanen
Berdasarkan analisa kebutuhan truk tahun 2015, tergolong tinggi dengan persentase pencapaian
diketahui bahwa maksimal trip per hari untuk satu basis sebesar 95,4%, selain itu diketahui bahwa
dump truk dari afdeling 1 ke pabrik adalah 4 kali rata-rata kapasitas pemanen tertinggi terdapat
dengan maksimal produktivitas unit per hari pada pusingan 6 hari. Kualitas hancak sangat
sebesar 25,9 ton. bersih dan sudah mencapai standar yang
Berdasarkan pengamatan, waktu muat ditetapkan dengan persentase buah matang di
rata-rata yang dibutuhkan adalah 89,6 menit, lebih TPH sudah mencapai 83,2%.
cepat dari standar yaitu 120 menit dengan waktu Tujuan penulis melaksanakan kegiatan
tempuh rata-rata yang dibutuhkan adalah 33,3 penelitian telah tercapai. Kegiatan penelitian dapat
menit lebih lambat dari standar yaitu 25 menit. menambah pengetahuan dan melatih keterampilan
Waktu muat yang lebih lambat dari standar diduga penulis dalam budidaya kelapa sawit baik secara
dipengaruhi oleh jumlah muatan yang telah teknis di lapangan maupun secara manajerial,
melebihi standar kapasitas yaitu 6.500 kg, akan terutama dalam kegiatan panen dan transport
tetapi perusahaan sendiri tidak menetapkan buah.
standar baku yang pasti. DAFTAR PUSTAKA
Kendala yang dialami dalam transportasi
panen adalah produktivitas unit transport kebun Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik
yang rendah, sering terjadinya waktu kosong Perkebunan Indonesia 2009-2012.
penerimaan buah di PKS dan kondisi jalan yang Direktorat Jenderal Perkebunan,
kurang baik. Kendala tersebut muncul karena Departemen Pertanian. Jakarta.
kondisi jalan produksi yang belum siap pada
segala cuaca, buah yang tidak serentak keluar dan Lubis, A. 2012. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
pemanfaatan waktu yang kurang efisien. Hal ini Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian
dapat dihindari dengan pengeluaran janjang panen Perkebunan Marihat – Bandar Kuala.
sejak pagi agar kegiatan transport buah dapat Marihat Ulu. 435 hal.
dilakukan lebih awal, selain itu pengeluaran buah
dari hancak harus dilakukan secara serentak agar Maryani, A. 2012. Pengaruh volume pemberian
lebih efisien dalam pengangkutan. Perawatan air terhadap pertumbuhan bibit kelapa
jalan secara berkala juga harus direncanakan. sawit di pembibitan utama. Jurnal
Agroekoteknologi 1 (2): 64-75.
KESIMPULAN
Mukherjee, S. 2009. Health Effects of Palm Oil. J
Manajemen panen dan transport di Hum Ecol 26 (3): 197-203.
Afdeling 1 Bangun Bandar Estate telah dilakukan
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2009. Budidaya
dengan baik, tetapi dalam beberapa hal belum
Kelapa Sawit. Medan. 157 hal.
memenuhi kriteria standar operasional

220 Pangeran T. Silalahi dan Ade Wachjar

You might also like