Professional Documents
Culture Documents
Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) Di Kebun Bangun Bandar,
Sumatera Utara
Management Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Nursery in Bangun Bandar Estate, North Sumatera
ABSTRACT
The research was done in Bangun Bandar Estate, North Sumatera for three months, began on 13
Februari 2012 to 12 Mei 2012. The purpose of this research was to improve technical and managerial skill.
The data were gained are primary data (direct method) and secondary data (indirect method). Primary data
is all information obtained directly from observations by the author on the observation height, stem
diameter, leaf midrib to the number of seeds in pre nursery. Observation of the number of died seeds (rot and
brown), direct observation to determine the technical activities. In the field and compared with the standard,
as well as direct discussions with unions and staff about the palm oil. Secondary data obtained from the
farm’s collection such as daily reports, monthly reports, annual reports and archives garden. Secondary
data includes climate, productivity, fertilizer, recommendation, organizational structure and matters relating
to labor. Based on observation, in general nursery management at the estate was going well although there
are still some problems that occur in the field. The percentage of plants that grew well in 2 weeks to weeks
transport, which reaches 95.98% so that the sprouts are grown very well, the plants will use as planting
material.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara selama tiga bulan, dimulai pada
13 Februari 2012-12 Mei 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan teknis
dan manajerial. Data yang diperoleh adalah data primer (metode langsung) dan data sekunder (metode
tidak langsung). Data primer adalah semua informasi yang diperoleh langsung dari pengamatan penulis
pada ketinggian pengamatan, diameter batang, daun pelepah untuk jumlah biji di pra pembibitan.
Pengamatan jumlah bibit mati (membusuk dan coklat), observasi langsung untuk menentukan kegiatan
teknis. Di lapangan dan dibandingkan dengan standar, serta diskusi langsung dengan serikat pekerja dan
staf tentang kelapa sawit. data sekunder yang diperoleh dari koleksi peternakan seperti laporan harian,
laporan bulanan, laporan tahunan dan arsip taman. Data sekunder meliputi iklim, produktivitas, pupuk,
rekomendasi, struktur organisasi dan hal yang berhubungan dengan tenaga kerja. Berdasarkan
pengamatan, dalam manajemen pembibitan umum di estate akan baik meskipun masih ada beberapa
masalah yang terjadi di lapangan. Persentase tanaman yang tumbuh dengan baik dalam 2 minggu untuk
transportasi minggu, yang mencapai 95,98% sehingga kecambah tumbuh dengan sangat baik, tanaman akan
digunakan sebagai bahan tanam.
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah pupuk Urea dan NPK dan diaplikasikan
dalam bentuk larutan dengan menggunakan
Kondisi Umum Pembibitan gembor.
Kesalahan lain yang banyak ditemukan kenaikan pertumbuhan dengan grafik berikut.
ditandai dengan akar bibit yang terbongkar karena Tinggi tanaman merupakan ukuran
penanaman yang terlalu dangkal. Kesalahan ini pertumbuhan tanaman yang paling sering diamati
banyak ditemukan karena pekerja banyak yang baik sebagai indikator pertumbuhan maupun
ingin menyelesaikan pekerjaan secara cepat. sebagai variabel yang digunakan untuk mengukur
Untuk mencegah hal ini maka konsolidasi pengaruh lingkungan. Tanaman dapat dikatakan
pembibitan awal perlu dilakukan setiap hari. Pada baik apabila pertumbuhan tinggi tanaman baik
saat kegiatan penelitian ini berlangsung, penulis dan tidak kerdil ataupun tidak terlalu cepat.
mengikuti penanaman pada tanggal 15 Februari Tinggi tanaman memperlihatkan pertumbuhan
2012, penulis mencoba melakukan konsolidasi ini vegetatif suatu tanaman. Tinggi tanaman diukur
setiap 2 hari sekali sampai dengan 2 MST atau mulai dari permukaan tanah hingga daun tanaman
penyeleksian kecambah mati ini dilakukan. tertinggi dan dilakukan sebanyak 10 kali
Seleksi bibit mati yang dilakukan dari 2 MST pengamatan yang dilakukan kemudian dianalisa
hingga 10 MST, kecambah yang mati hanya 90 dengan menggunakan analisis regresi.
dari 5 000 kecambah yang ditanam. Selanjutnya, Menurut Mangoensoekarjo dan
dari faktor kesalahan manusia (human error) Semangun (2005) jaringan penyimpan makanan
dapat dikurangi dengan cara memberikan pada tanaman kelapa sawit disebut dengan
pengawasan yang lebih lagi oleh mandor pada endosperm. Endosperm pada kelapa sawit tidak
saat proses penanaman berlangsung. pernah keluar dari cangkang, melainkan diserap
oleh haustorium sebagai sumber energi untuk
Pertumbuhan Vegetatif Bibit pertumbuhan perkecambahan. Pada saat 1 MST
telah muncul akar, namun sumber makanan yang
Selama penulis penelitian di PT. digunakan hanya berasal dari cadangan makanan
Socfindo, pengamatan dilakukan dari 1 MST sehingga pasokan energi benar-benar tercukupi
hingga 10 MST atau diperkirakan sampai bibit hingga minggu ke-4 untuk pemanjangan plumula
berumur 2.5 bulan. Pengamatan dilakukan sampai dan radikula. Setelah minggu ke-5 bibit kelapa
umur 10 MST dikarenakan bibit yang diamati sawit mulai mengambil unsur hara dan mineral
sudah diangkut oleh pembeli. Pengamatan dari tanah sehingga pertumbuhan menjadi stabil.
keragaan bibit dengan cara pengukuran vegetatif Terlihat bahwa pertumbuhan bibit kelapa sawit
sederhana merupakan cara yang sederhana untuk mengalami kenaikan tertinggi pada minggu ke-4
mengetahui kualitas bibit yang ditanam (PPKS, menuju ke-5 yaitu 5.86 cm menjadi 8.22 cm
2000). Pertumbuhan vegetatif bibit yang ditanam kemudian mengalami kenaikan yang stabil pada
pada tanggal 15 Februari 2012 dapat dilihat pada minggu ke-6 dan seterusnya (Lampiran 10).
Gambar 1. Grafik hubungan umur terhadap rata-rata tinggi bibit kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit memiliki (ruas batang) dalam masa pertumbuhan awal tidak
pertumbuhan yang unik ketika masih dalam masa memanjang sehingga pangkal-pangkal pelepah
pertumbuhan vegetatif sehingga diameter batang daun yang tebal berdesakan. Bongkol batang ini
dapat dijadikan parameter pada masa pembibitan. membantu memperkokoh posisi pohon pada tanah
Batang kelapa sawit mengalami pembengkakan agar dapat berdiri tegak. Kenaikan pertumbuhan
pangkal batang (bole) yang disebabkan internodia diameter dapat terlihat pada grafik berikut.
Gambar 2. Grafik hubungan umur terhadap rata-rata diameter bibit kelapa sawit
tidak merata, penyiraman yang buruk serta tidak mendapatkan standar pertumbuhan vegetatif
variabilitas tanah. Dari grafik di atas juga dapat untuk pembibitan awal ini, sehingga penulis
dilihat bahwa persamaan yang didapatkan adalah membandingkan pertumbuhan vegetatif bibit
persamaan regresi linier. Hal ini dikarenakan varietas DxP (L) PT. Socfindo dengan penelitian
waktu pengamatan yang sangat singkat sehingga Hidayat (2010) tentang pertumbuhan vegetatif
model yang digunakan belum begitu terlihat. bibit varietas Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Selama penulis melaksanakan kegiatan (PPKS) yaitu varietas Simalungun dan Langkat.
penelitian, pengamatan hanya dilakukan pada Tabel 2 menunjukkan pertumbuhan bibit kelapa
kegiatan pembibitan awal (pre nursery). Penulis sawit di PPKS dan Bangun Bandar
Tabel 5. Pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit di PPKS dan Bangun Bandar
PPKS*) Bangun Bandar
Peubah Umur (MST) Varietas
Simalungun Langkat DxP (L)
Tinggi bibit 4 6.59 6.62 5.86
5 8.22 8.38 8.22
6 9.89 10.13 9.60
7 11.30 11.49 11.4
8 12.74 12.78 13.06
4 0.25 0.25 0.24
Diameter Batang 5 0.29 0.29 0.28
6 0.31 0.32 0.32
7 0.35 0.36 0.37
8 0.39 0.39 0.42
Jumlah daun 4 1.09 1.07 1.34
5 1.26 1.20 1.70
6 1.44 1.41 2.14
7 1.59 1.59 2.42
8 1.71 1.74 2.74
Keterangan : *) Pertumbuhan vegetatif varietas Simalungun dan Langkat diperoleh dari PPKS dalam skripsi Hidayat (2010).
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa tinggi Pelaksanaan seleksi bibit di pre nursery dilakukan
bibit pada varietas Socfindo tidak berbeda dengan setiap satu bulan sekali, tetapi seringkali kebun
tinggi bibit hasil penelitian, kecuali pada saat pembibitan melakukan seleksi pada saat
umur 8 MST tinggi bibit varietas di kebun menemukan bibit abnormal di luar waktu yang
Bangun Bandar (13.06 cm) lebih tinggi telah ditetapkan. Seleksi ini dilakukan hingga
dibandingkan dengan varietas PPKS (12.74 cm bibit diangkut oleh pembeli. Bibit yang telah
dan 12.78 cm). Bahan tanam Bandar Bangun dinyatakan abnormal, kemudian dipisahkan dan
mempunyai karakteristik dan keunggulan dimusnahkan dengan cara di cincang.
pertumbuhan meninggi yang lambat dengan rata- Abnormalitas bibit di prenursery yang
rata laju pertumbuhan 50 cm/tahun (Socfindo, paling sering terjadi adalah daun berpilin (twisted
2012). Begitu pula diameter batang bibit pada leaf). Hal ini disebabkan karena ketika dilakukan
varietas Socfindo tidak berbeda dengan varietas di penanaman, posisi plumula dan radikula terbalik,
PPKS yaitu memiliki rata-rata ≤ 0.5 cm. Namun, sehingga tunas berkembang memutar dan menjadi
jika dilihat pada jumlah daun, varietas PT. berpilin. Selanjutnya yang banyak dijumpai
Socfindo memiliki jumlah daun yang lebih tinggi adalah daun berkerut (Crinkle leaf) yaitu bibit
dibandingkan dengan varietas di PPKS. Hal ini dengan pertumbuhan daun yang mengkerut
juga menjadi keunggulan pada varietas Socfindo terhambat di bagian tengah yang menyebabkan
karena pada umur 2.5 bulan bibit varietas DxP pertumbuhan daun terhambat. Hal ini dapat
unggul Socfindo telah memiliki 3-4 helai daun disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan
sehingga dapat dipindah tanam ke main nursery (khususnya cekaman kekeringan). Selain itu,
maupun diangkut pembeli. dilapangan juga sering terlihat bibit terkena
serangan penyakit. Beberapa serangan penyakit
Seleksi Bibit Curvularia sebaiknya dipisahkan, dibuang dan
dimusnahkan. Untuk abnormalitas lainnya sangat
Pembibitan kebun Bandar Bangun sangat jarang ditemui di pembibitian kebun Bnadar
menjaga kualitas bibit yang dihasilkan, sehingga Bangun ini.
diperlukan seleksi bibit yang ketat untuk Menurut PPKS (2003), perbedaan
mencegah bibit yang bermutu rendah. pertumbuhan bibit di pembibitan dapat
Pengelolaan Pembibitan Tanaman … 331
Bul. Agrohorti 5 (3) : 325-333 (2017)
disebabkan oleh faktor genetis dan perbedaan Hidayat, T. 2010. Penyiapan Benih Kelapa Sawit
kultur teknis yang diterima masing-masing bibit. (Elaeis guineensis jaqc.) dalam
Kegiatan seleksi diharapkan hanya pada tanaman Pengadaan Bahan Tanaman di Pusat
abnormal yang disebabkan oleh faktor genetik Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat,
saja, sehingga diusahakan tidak terdapat Sumatera Utara. [skripsi]. Program
kesalahan kultur teknis yang dapat menyebabkan Sarjan, Institut Pertanian Bogor.
timbulnya tanaman abnormal. Bogor. 84 lembar.