You are on page 1of 8

46

ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

PEMATAHAN DORMANSI DAN VIABILITAS BENIH AREN (Arenga pinnata Merr)


PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN FISIK

(Fracturing of Dormansi and Viability of Sugar Palm Seed ( Arenga pinnata Merr)
on Various Media Plant and Physical Treatment)

Nur Hafizah
Program Studi Agroteknologi STIPER Amuntai Jl. Bihman Villa No.07B
Telp. (0527)62202 Amuntai. Email : fifi_bjm@yahoo.co.id

ABSTRACT
Intention of this research is to know the interaction influence of some media plant and
physical treatment, knowing best combination of media plant and physical treatment and know the
media plant and best physical treatment to fracturing of dormansi and viabilitas of sugar palm seed.
This research was concuted on the experimental land at Jumba Amuntai of South arch, during 4
month, device utilized in this research is Random Device of Group ( RAK), with the factorial
attempt pattern two factor that is : (I) Media plant the (T) with four level : t0 = sand + land;ground
(1 : 1); t1 = sand + fertilize the cage of chicken dirt (1 : 1); t2 = sand + chaff (1:1) and t3 = sand +
sawdust (1:1). (II) Treatment of seed physical (F) with four level : f0 = without physical treatment;
fl = cut the parallelogram of near by bydm soriyt eye ± 5 mm; f2 = sharpened circular precisely
bydm soriyt eye; f3 = rubbed by a precise emery paper of bydm soriyt eye. Result of research
indicate that the media interaction plant and physical treatment have an effect on the reality to
germination percentage, fast of germination, sum up the leaf, long of upper seed and dry weight of
sprout. Combination of media plant and best physical treatment at germination percentage that is
t2f1 is 53,25 %, accelerateing germination at t0f2 is 6,65 day, sum up the leaf that is t1f3 is 1,87 piece
of, upper seed length that is t1f2 is 35,67 dry cm weight and of sprout at tlf0 is 1,86 g. Single factor
of media plant best there are at media plant the sand + fertilize the cage and very influencing to
growth perception that is length of bydm soriyt dry weight and of sprout. Single factor of best
physical treatment is cuting the near by eye of bydm soriyt and sharpened circular precisely.
.
Key words : dormancy, sugar palm, seed, media plant, physical treatment

PENDAHULUAN (Binaharta, 2007). Di Kalimantan Selatan


aren merupakan salah satu hasil perkebunan
Pohon aren merupakan tanaman serba
utama propinsi ini, yang juga menjadi salah
guna yang mempunyai potesi
satu komoditi andalan Kabupaten Balangan.
besar dalam bahan subtitusi pembuat gula
Sampai tahun 2008 luas areal perkebunan
maupun bioethanol. Aren mampu
aren di Kabupaten Balangan adalah 704 ha
memproduksi bahan bakar jenis bioethanol
dengan kapasitas produksi 340,70 t gula
40.000 lt.ha-1 setiap tahun. Jumlah ini jauh
merah (Dinas Perkebunan Kalsel, 2009).
lebih banyak dibandingkan BBN dari kelapa
Potensi tanaman aren yang cukup besar
sawit dan kelapa (Andriewongso, 2008).
tersebut perlu mendapat dukungan penelitian,
Jumlah pohon aren secara pasti belum
khususnya penelitian agronomi yang selama
diketahui tapi diyakini potensi aren di
ini belum banyak dilakukan, berbeda dengan
Indonesia luar biasa besar yang tersebar mulai
kelapa dan kelapa sawit, tanaman sefamili
dari daerah pantai sampai ke pegunungan
47
ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

aren. Untuk mendukung pengembangan dan pada media tanam yang baik. Memang, tidak
budidaya aren maka dibutuhkan bibit yang semua bahan untuk media tanam memenuhi
bermutu dalam jumlah yang banyak dan dapat semua persyaratan sebagai media tanam.
disediakan dalam waktu singkat. Apabila menghendaki suatu kesempurnaan,
Kendala yang masih dihadapi dalam alternatif pemecahannya adalah dengan
penyediaan bibit aren antara lain belum mengkombinasikan beberapa bahan dan
tersedianya teknologi yang dapat disesuaikan dengan jenis tanaman. Campuran
memperpendek dormansi benih. Penyebab beberapa bahan untuk media tanam harus
kedormanan benih aren adalah tebalnya kulit menghasilkan struktur yang sesuai denagn
benih dan ketidakseimbangan senyawa akar tanaman yang akan ditanam. Hal itu
perangsang dan senyawa penghambat dalam disebabkan setiap jenis bahan media
memacu aktivitas perkecambahan benih. mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
Disamping itu meningkatnya senyawa pada tiap tanaman (Sutopo, 2002).
kalsium oksalat pada buah aren yang telah Dengan media pembibitan yang cocok
matang juga diduga sebagai penghambat dikombinasikan dengan perlakuan fisik benih
perkecambahan (Saleh, 2004). yang tepat diharapkan selain mampu
Dormansi benih dapat diatasi dengan memecahkan mata dormansi biji aren juga
berbagai perlakuan pendahuluan. Perlakuan mampu memacu perkecambahan maupun
pendahuluan yang banyak digunakan antara pertumbuhan bibit selanjutnya di lapangan.
lain mengikir, mengasah, memukul kulit Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
benih merendam benih di dalam air hangat mengetahui pengaruh interaksi beberapa
dan merendam benih di dalam larutan kimia. media tanam dan perlakuan fisik terhadap
Tujuan perlakuan pendahuluan adalah pematahan dormansi dan viabilitas benih
mendorong proses pematangan embrio, aren, mengetahui kombinasi terbaik media
pengaktifan enzim-enzim di dalam embrio tanam dan perlakuan fisik terhadap
dan peningkatan permeabilitas kulit benih pematahan dormansi dan viabilitas benih aren
yang memungkinkan penyerapan/imbibisi air dan mengetahui media tanam dan perlakuan
dan gas-gas yang diperlukan dalam proses- fisik terbaik terhadap pematahan dormansi
proses perkecambahan (Elisa, 2008). dan viabilitas benih aren.
Perkecambahan biji aren selain dapat
dilakukan dengan menghilangkan masa METODE PENELITIAN
dormansinya, untuk mempercepat proses Penelitian ini dilaksanakan di Desa
perkecambahan tersebut juga dapat Jumba Amuntai Selatan selama 4 bulan,
dikombinasikan dengan pemberian media rancangan yang dipergunakan dalam
perkecambahan yang baik. Medium yang penelitian ini adalah Rancangan Acak
baik untuk perkecambahan benih haruslah Kelompok (RAK), dengan pola percobaan
mempunyai sifat fisik yang baik, gembur, faktorial dua faktor yaitu : (I) Media tanam
mempunyai kemampuan menyimpan air dan (T) dengan empat taraf : t0 = pasir + tanah (1
bebas dari organisme penyakit terutama :1); t1 = pasir + pupuk kandang kotoran ayam
cendawan. Tanah dengan tekstur lempung (1 :1); t2 = pasir + sekam (1 : 1) dan t3 = pasir
berpasir dan dilengkapi dengan bahan-bahan + serbuk gergaji (1:1). (II) Perlakuan fisik
organik merupakan medium yang baik bagi benih (F) dengan empat taraf : f0 = tanpa
kecambah yang ditranplantasikan ke perlakuan fisik; fl = disayat segi empat dekat
lapangan. Pasir dapat digunakan sebagai mata tunas ± 5 mm; f2 = dikikir bulat tepat
medium di persemaian (Sutopo, 2002). mata tunas; f3 = digosok kertas ampelas tepat
Fungsi media tanam sebagai tempat mata tunas. Kombinasi kedua faktor
berpijak tanaman menunjukan bahwa menghasilkan 16 satuan pcrcobaan yang
tanaman tersebut dapat melekatkan akarnya terdiri dari 2 kelompok dimana masing-
48
ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

masing terdiri dari 25 polybag sehingga Persentase Perkecambahan (%)


kcscluruhan penelitian ini menggunakan 800 Hasil analisis ragam terhadap
biji aren. persentase perkecambahan menunjukkan
Pelaksanaan penelitian terdiri dari tahap bahwa perlakuan media tanam (T) lan fisik
persiapan media tanam, persemaian biji aren, benih (F) serta faktor tunggal media tanarn
pemeliharaan dan pengamatan. Pengamatan berpengaruh sangat nyata sedangkan fisik
dilakukan terhadap parameter persentase benih (F) tidak berpengaruh nyata.
perkecambahan (%); Laju perkecambahan Hasil uji beda nilai tengah persentase
(hari); Jumlah daun (helai); Panjang bibit perkecambahan yang dipengaruhi oleh
bagian atas (cm) dan Berat Kering Kecambah interaksi media tanam (T) dengan perlakuan
(g). fisik benih (F) dapat dilihat pada Tabel 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil uji beda nilai tengah persentasi perkecambahan (%) yang dipengaruhi
interaksi Media Tanam (T) dengan perlakuan fisik benih (F)

Fisik Benih Media Tanam (T)


(F)
t0 t1 t2 t3
f0 28.62bc 39.15cbc 3.58a 40.94cde
a cd
f1 3.58 36.36 53.25c 37.18cd
f2 30.51bcd 28.57bc 48.55dc 46.21de
b bc
f3 21.93 29.26 46.25dc 39.85cde
Keterangan : Angka rata-rata yang mernpunyai tanda superskrip sama menunjukan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α = 0.05

Dari Tabel 1 terlihat bahwa persentase menggunakan cadangan makanan yang ada di
perkecambahan yang tertinggi adalah 53,25 dalam biji. Media pasir dan sekam yang
% yang terdapat pada kombinasi media dikombinasikan dengan perlakuan fisik
tanam pasir + sekam dengan perlakuan fisik disayat segi empat dekat mata tunas akan
disayat segi empat dekat mata tunas (t2fl) mcmpercepat perkecambahan biji aren,
berbeda nyata dengan t0f0, t0f1, t0f2, t0f3, t1fl, dimana dengan memberi perlakuan fisik
tlf2, t1f3, t2f0 dan t3f1. Persentase tersebut akan menyebabkan air dan gas yang
perkecambahan yang terendah adalah 3,58 % diperlukan untuk perkecambahan lebih
yang terdapat pada perlakauan interaksi pasir mudah masuk (baik melalui cara difusi,
+ tanah dengan disayat segi empat mata tunas osmosis, dan aliran masa) ke bagian titik
(t0fl). tumbuh (embrio). Jadi dengan media tanam
Dari hasil analisis ragam diketahui pasir + sekam yang dikombinasikan dengan
bahwa persentase perkecambahan tertinggi perlakuan fisik disayat segi empat dekat mata
adalah kombinasi media tanam pasir + sekam selain menghasilkan media yang mudah untuk
perlakuan fisik benih disayat segi empat dekat sirkulasi udara dan gas di dalam tanah juga
mata tunas (t2f1). Hal ini disebabkan media pada titik tumbuh mudah dilewati oleh gas
pasir + sekam akan menghasilkan media yang dan air yang diperlukan untuk proses
rongga udara yang cukup untuk pertukaran perkecambahan.
gas dan air yang untuk perkecambahan biji Menurut Sutopo (2002), tanah dengan
aren, walaupun tanpa diberi pupuk karena tekstur lempung berpasir dan dilengkapi
pada saat awal perkecambahan biji dengan bahan-bahan organik merupakan
49
ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

medium yang baik bagi kecambah yang Laju Perkecambahan (hari)


ditranplantasikan ke lapangan dan pasir dapat Hasil analisis ragam terhadap laju
digunakan sebagai medium di persemaian. perkecambahan menunjukkan bahwa interaksi
Perlakuan mekanis umum digunakan untuk perlakuan media tanam (T) dan fisik benih (F)
memecahkan dormansi benih yang serta faktor tunggal berpengaruh sangat nyata.
disebabkan oleh impermeabilitas air dan gas, Hasil uji beda nilai tengah laju
resisrensi mekanis kulit pcrkecarnbahan yang perkecambahan yang dipengaruhi oleh
terdapat pada kulit biji. interaksi media tanam (T) dengan perlakuan
fisik benih (F) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji beda nilai tengah laju perkecambahan (hari) yang dipengaruhi oleh
interaksi media tanam (T) dengan perlakuan fisik benih (F)

Fisik Benih Media Tanam (T)


(F)
t0 t1 t2 t3
f0 27.56ef 30.00f 3.58a 37.54b
f1 3.58a 25.73dc 34.16g 23.17d
b b
f2 6.65 6.79 12.74c 6.87b
b b
f3 8.62 6.68 6.71d 8.05b
Keterangan : Angka rata-rata yang mernpunyai tanda superskrip sama menunjukan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α = 0.05

Dari Tabel 2 terlihat bahwa laju membentuk tunas dan akar, maka bibit
perkecambahan yang tercepat adalah 6.65 tersebut akan mengambil unsur hara yang ada
hari yang terdapat pada kombinasi media dalam tanah, dengan media tanah dan pasir
tanam pasir + tanah dengan perlakuan fisik akan menciptakan kondisi yang cukup unsur
dikikir bulat tepat mata tunas (t0f2) berbeda hara dan gas (CO2, dan O2) diperlukan untuk
nyata dengan perlakuan t0f0, t0f1, tlf0, tlfl, t2f0, perkecarnbahan biji. Keadaan ini didukung
t2f2, t3f0 dan t3f1. Laju perkecarnbahan yang pula dengan pemberian perlakuan fisik dikikir
terlambat adalah 37.54 hari yang terdapat bulat tepat mata tunas akan semakin
pada perlakuan interaksi pasir + serbuk mcmperbaiki persyaratan yang dipcrlukan
gergaji dengan utuh (t3f0) berbeda nyata unmk perkecambahanl biji yaitu cukup air,
dengan semua. unsur hara, dan gas (CO2 dan O2) yang mudah
Interaksi antara media tanam dan diambil oleh benih.
perlakuan fisik memperlihatkan pengaruh
yang nyata terhadap laju perkecambahan biji Jumlah Daun (Helai)
aren, dimana kombinasi media tanam pasir + Hasil analisis ragam tcrhadap jumlah
tanah dengan perlakuan fisik dikikir bulat daun menunjukkan bahwa interaksi perlakuan
tepat pada mata tunas (t0f2) menghasilkan laju media tanam (T) dan fisik benih (F) serta
perkecambahan yang tertinggi. Seperti faktor tunggal berpengaruh sangat nyata.
diketahui pada awal perkecambahan, biji Hasil uji beda nilai tengah jumlah daun yang
untuk melakukan metabolisme cukup dipengaruhi oleh interaksi media tanam (T)
menggunakan cadangan makanan yang ada dengan perlakuan fisik benih (F) dapat dilihat
dalam biji, namun setelah kecambah pada Tabel 3.
50
ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

Tabel 3. Hasil uji beda nilai tengah jumlah daun (helai) yang dipengaruhi oleh interaksi media
tanam (T) dengan perlakuan fisik benih (F)

Fisik Benih Media Tanam (T)


(F)
t0 t1 t2 t3
f0 1.22b 1.55c 0.71a 1.22b
a c
f1 0.71 1.55 1.22b 1.22b
cd b
f2 1.73 1.22 1.22b 1.22b
f3 1.22b 1.87d 1.22b 1.22b
Keterangan : Angka rata-rata yang mernpunyai tanda superskrip sama menunjukan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α = 0.05.

Dari Tabel 3 terlihat bahwa jumlah pertumbuhan vegetatif tanaman terutama


daun yang tcrtinggi adalah 1.87 helai yang media tanam yang banyak mengandung unsur
terdapat pada kombinasi media tanam pasir + hara yang diperlukan untuk proses
pupuk kandang dengan perlakuan fisik pertumbuhan, semakin banyak daun yang
digosok dengan kertas ampalas pada mata dihasilkan oleh tanaman maka fotosintesis
tunas (t1f3) berbeda nyata dengan sernua yang dihasilkan akan besar pula, dimana daun
perlakuan kecuali t0f2. Jumlah daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis yang akan
terendah adalah 1.22 helai yang terdapat pada disalurkan keseluruh bagian tanaman.
perlakuan t0f0, t0f3, tlf2, t2f1, t2f2, t2f3, t3f0, t3f1,
t3f2 dan t3f3 berbeda nyata dengan t0fl, t0f2, Panjang Tunas (Cm)
t1f0, t1f1, t1f3 dan t2f0. Hasil analisis ragam terhadap panjang
Dari hasil analisis ragam dikelahui bibit bagian atas menunjukkan bahwa
bahwa jumlah daun yang terbanyak adalah interaksi perlakuan media tanam (T) dan fisik
1.87 helai yang terdapat pada perlakuan benih (F) serta faktor tunggal berpengaruh
interaksi pasir + pupuk kandang dengan sangat nyata. Hasil uji beda nilai tengah
digosok dengan kertas ampalas pada mata panjang bibit bagian atas yang dipengaruhi
tunas (t1f3). Hal ini dikarenakan interaksi oleh interaksi media tanam (T) dengan
perlakuan media tanam dan perlakuan fisik perlakuan fisik benih (F) dapat dilihat pada
yang digunakan dapat mempercepat Tabel 4.

Tabe1 4. Hasil uji beda nilai tengah panjang bibit bagian atas (cm) yang dipengaruhi oleh interaksi
media tanam (T) dengan perlakuan fisik benih (F)

Fisik Benih Media Tanam (T)


(F)
t0 t1 t2 t3
dc d a
f0 30.59 29.23 3.58 21.31c
f1 3.58a 22.56c 15.96b 27.45cd
f2 27.32cd 35.67c 26.02cd 27.91cd
f3 25.65cd 30.66dc 27.45cd 29.16d
Keterangan : Angka rata-rata yang mernpunyai tanda superskrip sama menunjukan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α = 0.05

Dari hasil analisis ragam diketahui yang tertinggi adalah 35.67 cm yang terdapat
bahwa panjang bibit tanaman bagian atas pada perlakuan interaksi pasir + pupuk
51
ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

kandang dengan dikikir bulat tcpat mata tunas dan menyuburkan bagian-bagian vegetatif
(tlf2). Berpengaruhnya perlakuan fisik tumbuhan, sedangkan pupuk kandang
terhadap panjang bibit tanaman bagian atas berfungsi untuk memperbaiki sifat tanah,
erat hubungannya dengan laju yaitu memudahkan penyerapan air,
perkecambahan benih tersebut. Dari hasil memperbaiki daya mengikat air, memberikan
pengamatan di atas terlihat bahwa pasir + lingkungan tumbuh yang lebih baik bagi
pupuk kandang dengan perlakuan fisik dikikir perkecarnbahan biji dan perkembangan akar
bulat tepat pada mata tunas mampu sekaligus mendukung kelancaran pergerakan
meningkatkan pertumbuhan tanaman unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.
terutama bagian vegetatif tanaman yaitu
panjang tunas dan jumlah daun . Hal ini Berat kering kecambah (g)
dikarenakan media tanah + pupuk kandang Hasil analisis ragam terhadap berat
mampu menyediakan unsur hara terutama kering kecambah menunjukkan bahwa
kandungan N yang diperlukan oleh tanaman perlakuan media tanam (T) dan fisik benih (F)
untuk pertumbuhannya yang diserap oleh akar serta faktor tunggal berpengaruh sangat nyata.
melalui proses pengangkutan oleh air ke Hasil uji beda nilai tengah berat kering
bagian tanarnan lain. Menurut Agoes (2004) kecambah yang dipengaruhi oleh interaksi
unsur hara N dalam bentuk nitrat atau media tanam (T) dengan perlakuan fisik benih
amonium akan turut membantu dalam (F) dapat dilihat pada Tabel 5.
mempercepat pertumbuhan pucuk tanaman

Tabel 5. Hasil uji beda nilai tengah berat kering kecambah (g) yang dipengaruhi oleh
interaksi media tanam (T) dengan perlakuan fisik benih (F)

Fisik Benih Media Tanam (T)


(F) t0 t1 t2 t3
bc c
f0 1.66 1.86 0.71a 1.62bc
a bc
f1 0.71 1.65 1.79bc 1.68bc
f2 1.55b 1.67bc 1.80bc 1.77bc
c bc
f3 1.82 1.73 1.62bc 1.70bc
Keterangan : Angka rata-rata yang mernpunyai tanda superskrip sama menunjukan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α = 0.05

Dari Tabel 5 terlihat bahwa berat berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara
kering kecambah yang tertinggi adalah 186 g dalam tanah untuk proses pertumbuhannya,
yang terdapat pada kombinasi media tanam seiring dengan besarnya kecambah maka
pasir + pupuk kandang dengan utuh (t1f0) berat kering kecambahnya pun akan tinggi.
berbeda nyata dengan t0f1, t0f2 dan t2f0. Berat Menurut Agoes (2004) penggunaan pasir
kering kecambah yang terendah adaiah 1.55 g sebagai media tanam jauh lebih baik bila
yang terdapat pada perlakuan interaksi pasir + dikombinasikan dengan bahan lain seperti
tanah dengan dikikir bulat tepat mata tunas kerikil, batu-batuan atau bahan organik
(t0f2) berbeda nyata dengan t0f1, t0f3, t1f0 dan lainnya sesuai jenis tanaman.
t2f0.
Berat kering kecambah yang tertinggi KESIMPULAN DAN SARAN
terdapat pada interaksi media tanam pasir +
Kesimpulan
pupuk kandang dengan utuh (t1f0). Hal ini Berdasarkan hasil penelitian, maka
dikarenakan benih tersebut sudah dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi
berkecambah dan mempunyai akar yang
52
ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

media tanam dan perlakuan fisik berpengaruh Perkebunan Tahun 2008. Banjarbaru.
nyata terhadap persentase perkecambahan, http://disbunkalselprov.go.id/.
laju perkecambahan, jumlah daun, panjang Diakses tanggal 04 Agustus 2009.
bibit bagian atas dan berat kering kecambah.
Kombinasi media tanam dan perlakuan fisik Elisa. 2008. Pematahan Dormansi Pada Biji.
yang terbaik pada persentase perkecambahan Yogyakarta.http://elisa.ugm.ac.id
yaitu t2f1 adalah 53,25 %, laju perkecambahan /files/. Diakses tanggal 1 Mei 2008.
pada t0f2 adalah 6,65 hari, jumlah daun yaitu
t1f3 adalah 1,87 helai, panjang bibit bagian Isbandi, D. 1984. Pertumbuhan dan
atas yaitu t1f2 adalah 35,67 cm dan berat Perkembangan Tanaman. Sub Proyek
kering kecambah pada tlf0 adalah 1,86 g. Pengembangan Kemampuan Tenaga
Faktor tunggal media tanam yang terbaik Pengajar. Proyek Peningkatan
terdapat pada media tanam pasir + pupuk Pengembangan Perguruan Tinggi
kandang dan sangat mempengaruhi terhadap Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
pengamatan pertumbuhan yaitu panjang tunas
dan berat kering kecambah. Faktor tunggal Kamil. 1992. Teknologi Benih. Angkasa.
perlakuan fisik yang terbaik adalah disayat Bandung.
dekat mata tunas dan dikikir bulat tepat pada
mata tunas sangat berpengaruh terhadap Mogea, J., P. 1984. Penelitian Peningkatan
pengamatan perkecambahan yaitu persentase Sumber Daya Hayati. Laporan Teknik
perkecambahan dan laju perkecambahan. Lembaga Biologi Nasional. LIPI.
Bogor.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang Saleh, M.S. 2004. Pematahan Dormansi
telah diperoleh, maka untuk memperoleh Benih Aren Secara Fisik pada Berbagai
hasil pertumbuhan bibit aren yang maksimal Lama Ekstraksi Buah. Agrosains 6 (2);
disarankan untuk menggunakan media tanam 79 - 82. Jakarta. www.pertanian.
pasir + pupuk kandang kotoran ayam dengan uns.ac.id/~agronomi/agrosains/.
perlakuan fisik benih dikikir bulat tepat mata Diakses tanggal 12 Januari 2008.
tunas.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995.
DAFTAR PUSTAKA Fisiologi Tumbuhan Jilid III.
Terjemahan D.R. Lukman dan
Andriewongso. 2008. Corner-Aren. Jakarta.
Sumaryono. Institut Teknologi
http://www.andriewongso.com.
Bandung. Bandung.
Diakses tanggal 12 Januari 2008.
Soeseno, S. 2000. Bertanam Aren. Penebar
Binaharta. 2007. Potensi Besar Agribisnis
Swadaya. Jakarta.
Aren. Jakarta. http://groups.yahoo
.com/agromania. Diakses tanggal 1
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (Edisi
Januari 2008.
Revisi). Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. PT Raja Grafindo Persada.
Dina Agoes S. 2004. Aneka Jenis Media
Jakarta.
Tanam dan Penggunaannya. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Untung, J. 1991. Membibitkan Aren. Trubus.
Info Agribisnis. No. 45 Th IV
Dinas Perkebunan Kalsel. 2009. Luas dan
September 1991. Jakarta.
Produksi Pengusahaan Komoditi
53
ZIRAA’AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman 46-52 ISSN 1412-1468

You might also like