Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This research entitled, The Effect of Growth Regulator Substances Rootone-F and Source
Material Cuttings Cutting’s Growth Against Tembesu (Fagraea fragrans) at PT. Jorong
Barutama Greston South Kalimantan. The research was conducted in Green House PT. Jorong
Barutama Greston. The purpose of this study was to determine the percentage of live cuttings
tembesu each treatment, determine the effect of growth regulators (Rootone-F) in accelerating
the growth of cuttings tembesu and determine the concentration of growth regulators
(Rootone-F) most good and appropriate sources of cuttings material for growth tembesu
cuttings on each parameter. The research method used was a randomized block design (RAK),
which consists of 5 treatments and 3 replications replications each consisting of 10 cuttings.
Group and the treatment used is the source material and the concentration of ZPT cuttings.
Observations were conducted to produce data AH0 life percentage = 80%, BH3 = 90%, CH0
and CH1 = 80%, the percentage of rooted AH2 and AH3 = 30%, BH1 and BH2 = 50% and
CH4 = 60%. Data on the long shoots and treatment group with data analysis calculated F is
smaller than F table is not significant. Data on the number of shoots and the treatment group
with data analysis calculated F is smaller than F table is not significant. Root length data to
the data analysis group F count = 4.751 ≥ F table = 4.458 is significant, while the effect of the
treatment showed no significant effect. Data on the number of roots and the treatment group
with data analysis calculated F is smaller than F table is not significant. Of the four
parameters used concluded that the group of source materials and the provision of cuttings
Rootone-F had no effect on the growth of cuttings Tembesu.
terhadap bahan stek. Hal yang perlu tanaman, sedangkan NAA merupakan
diperhatikan dalam perlakuan terhadap hormon tiruan IAA dan tidak dihasilkan
bahan stek adalah penggunaan jenis media. oleh tanaman tetapi memiliki daya kerja
Berdasarkan pengalaman, pasir merupakan seperti auksin. Lebih lanjut dinyatakan
jenis media yang cocok bagi pertumbuhan NAA lebih sering digunakan sebagai zat
awal stek. Pasir memiliki tekstur dan aerasi perangsang tumbuh dibandingkan IAA,
yang cocok bagi pertumbuhan akar, namun karena NAA tidak dirusak oleh enzim IAA
pasir tidak memiliki kandungan unsur hara oksidase atau enzim lain sehingga bisa
yang diperlukan bagi pertumbuhan lanjutan bertahan dengan NAA atau auksin lainnya,
sehingga harus dilakukan penyapihan karena IBA bersifat aktif sekalipun cepat
sampai bibit siap tanam. Untuk itu perlu dimetabolismekan menjadi IBA-aspartat
dicari media lain sebagai pengganti pasir yang dapat bergabung dengan peptide
yang memiliki aerasi yang baik juga lainnya. Diduga penggabungan tersebut
mengandung unsur hara yang dibutuhkan dapat menyimpan IBA, yang kemudian
bibit, sehingga dalam pembuatan bibit secara bertahap dilepaskan, hal itu
dapat dilakukan langsung tanpa perlu menjadikan konsentrasi IBA bertahan pada
penyapihan salah satunya adalah kompos tingkat yang tepat, sehingga pengaruh IBA
A. Mangium (Kantarli, 1993 dalam Danu terhadap tanaman menjadi lebih lama.
dan Nurhasybi, 2003).
Permasalahan yang ada dalam Tujuan Penelitian
pembiakan tanaman dengan stek adalah
sulitnya pembentukan akar, dan usaha Tujuan dari penelitian ini adalah :
untuk mempercepat terbentuknya akar 1. Mengetahui persentase hidup stek
dapat dilakukan dengan menggunakan zat Tembesu (Fagraea fragrans) tiap
pengatur tumbuh (ZPT). Zat pengatur perlakuan
tumbuh tanaman yang dihasilkan oleh 2. Mengetahui pengaruh pemberian zat
tanaman disebut fitohormon, sedangkan pengatur tumbuh (Rootone-F) dalam
yang sintesis disebut zat pengatur tumbuh mempercepat pertumbuhan stek
tanaman sintetik. Menurut Hartman dan tembesu
Kester (1978) zat pengatur tumbuh (plant 3. Mengetahui konsentrasi zat pengatur
growth regulator) didefinisikan sebagai tumbuh (Rootone-F) yang paling baik
senyawa organik selain hara yang memiliki dan sumber bahan stek yang sesuai
sifat – sifat seperti hormon tanaman. Zat bagi pertumbuhan stek tembesu pada
tersebut dalam jumlah kecil (10 – 7 M setiap parameter.
sampai 10 – 13 M) dapat mendorong,
menghambat atau memodifikasi secara
kuantitatif pertumbuhan dan perkembangan Metode Penelitian
tanaman (Wattimena, 1987).
Untuk mempercepat pembentukan Tempat dan Waktu Penelitian
akar pada tanaman, dapat digunakan zat
pengatur tumbuh buatan yang diberi secara Penelitian ini dilaksanakan pada
eksogen (dari luar). Salah satu zat pengatur bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2014,
tumbuh dari jenis auksin yang digunakan yang meliputi persiapan, pengamatan dan
untuk membantu mempercepat keluarnya pengukuran parameter di lapangan,
akar pada stek adalah ZPT Rootone F, yang pengolahan data hingga penulisan laporan
mengandung beberapa bahan aktif senyawa hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan di
seperti auksin seperti NAA dan IBA. Green House PT. Jorong Barutama Greston,
Menurut Salisbury dan Ross (1992) bahwa Kalimantan Selatan.
IBA seperti IAA merupakan kelompok
hormon auksin yang banyak dihasilkan
Payung D dan Susilawati/EnviroScienteae 10 (2014) 133-139 142
Rancangan Percobaan
Pada konsentrasi ZPT 1500 ppm (H3) batang untuk menghasilkan akar primordia
terhadap kelompok sumber bahan stek karena ketidakcukupan kandungan nitrogen
bagian tengah (B) yang memiliki persentase dalam stek batang tersebut (Supriyanto dan
hidup 90 % termasuk kedalam kriteria Kaka, 2011).
sangat berhasil, sedangkan pada kontrol
(H0) terhadap kelompok sumber bahan stek Pertambahan Panjang Tunas Stek
bagian tengah (B) yang memiliki persentase
hidup 50 % termasuk kedalam kriteria Tabel 4. Data rekapitulasi pertambahan
gagal. panjang tunas stek.
Kelompok
Perlakuan Jumlah Rerata
Persentase Berakar Stek Batang Tembesu A B C
(Fagraea fragrans) Kontrol 0,09 0,12 0,14 0,35 0,116667
500 ppm 0,1 0,24 0,2 0,54 0,18
Tabel 3. Data rekapitulasi persentase 1000 ppm 0,11 0,17 0,21 0,49 0,163333
berakar stek tembesu. 1500 ppm 0,12 0,3 0,22 0,64 0,213333
Persentase Berakar (%) 2000 ppm 0,14 0,22 0,57 0,93 0,31
Perlakuan Kelompok Jumlah 0,56 1,05 1,34 2,95 0,983333
A B C
Kontrol 20 30 10
500 ppm 20 50 40
1000 ppm 30 50 30
1500 ppm 30 40 20
2000 ppm 20 40 60
Tabel 11. Anova pertambahan panjang akar Gambar 9. Histogram rata – rata
stek. pertambahan jumlah akar stek
F tembesu.
F
SK db JK KT Tabel
hitung
5% 1% Jumlah pertambahan akar terbesar
Kelompok 2 3,899 1,950 4,751 *
4,46 8,65 terhadap kelompok sumber bahan stek
Perlakuan 4 3,222 0,805 1,963 3,84 7,01 terdapat pada bagian bawah (C) dengan
Galat 8 3,282 0,410 perlakuan konsentrasi ZPT 2000 ppm (H4)
Total 14 10,404 adalah sebanyak 23 helai akar dengan rata –
Keterangan : rata 2,3 tiap steknya, bagian tengah (B)
* = berpengaruh nyata dengan perlakuan konsentrasi ZPT 1000
ppm (H2) adalah sebanyak 11 helai akar
Tabel 9 menunjukan bahwa kelompok dengan rata – rata 1,1 tiap steknya dan
sumber bahan stek menghasilkan F hitung bagian atas (A) dengan perlakuan
sebesar 4,751 berpengaruh nyata. konsentrasi ZPT 2000 ppm (H4) adalah
Sedangkan untuk pengaruh perlakuan sebanyak 7 helai akar dengan rata – rata 0,7
menunjukan bahwa F hitung sebesar 1,963 tiap steknya.
tidak berpengaruh nyata terhadap
pemberian Rootone-F.
147 Payung D dan Susilawati/EnviroScienteae 10 (2014) 133-139
Kramer dan Kozlosky. 1960. Phisiologi of Mansyur, A.1980. Budidaya Tanaman Lada
Tress. Mc Graw Hill Book Co. New dan Kopi. Institut Pertanian Bogor.
York. Bogor.
Kusumo, 1984. Zat Pengatur Tumbuh. CV Manurung S. O., 1987. Status dan Potensi
Yasaguna. Jakarta. ZPT serta Prospek Penggunaan
Hanafiah. K. A. 2003. Rancangan Rootone F dalam Perbanyakan
Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Tanaman. Dirjen Reboisasi dan
Raja Grafindo Persada. Jakarta. Rehabilitasi Lahan, Departemen
Hartman, H. T and D. E. Kester. 1978. Kehutanan. Jakarta.
Plant Propagation. Principle and Martawijaya, A., I. Kartasujana., Y. I.
Practices 3nd ed. Prentice Hall of Mandang, S. A. Prawira dan K.
India Private. Ltd., new delhi. Kadir. 1992. Atlas Kayu Indoneisa
---------------, 1983. Plant Propagation Jilid II Balitbang Kehutanan. Bogor.
Principle and Practise. Prentice Hall. Martin, E, Premono, B.T, Baktiawan, A.
Internasional Inc. Engelwoods Clifs. 2011. Laporan Penelitian Teknik
New Jersy. 253-341. Budidaya Tembesu: Status
--------------- and F. T. Davies, Jr. 1990. Pembudidayaan Tembesu. Balai
Plant Propagation Principles and Penelitian Kehutanan Palembang.
Practice. Fifth Edition. Prentice – Media., 2010. Kompos.
Hall International, Inc. London. (Http://kangtoo.wordpress.com/maca
Hastuti, E. D., E. Prihastanti dan R. B. m-macam-media-tanam).
Hastuti. 2000. Fisiologi Tumbuhan II. Nurrochmat. 2005. Strategi Pengelolaan
Universitas Diponegoro. Hutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Heddy, 1991. Hormon Tumbuh. Penerbit PT. Jorong Barutama Greston. 2006.
CV. Rajawali. Jakarta. Dokumen Analisis Dampak
Iwan Dharmawan. 1986. Pengaruh Macam Lingkungan (ANDAL) Kegiatan
Bahan Stek dan Dosis Rootone F Pertambangan PT. Jorong Barutama
Terhadap Sifat Pertumbuhan Stek Greston. (Tidak dipublikasikan).
Kina. BPTK. Gambung. Puttileihalat. M, 2001. Pengaruh Rootone-F
Juhardi, D. 1995. Studi Pembiakan dan Ukuran Diameter Stek Terhadap
Vegetatif Stek Pucuk Shorea selanica Pertumbuhan Tunas Dari Stek Pulai
BL dengan Menggunakan Zat Gading (Alstonia scholaris, R. Br).
Pengatur Tumbuh IBA pada Media Skripsi Jurusan Kehutanan Fakultas
Campuran Tanah dan Pasir. Skripsi Pertanian Universitas Pattimura.
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Rahmah D. Yustika, dan Sidik H. Tala’ohu.
Bogor. (Tidak dipublikasikan). 2006. Warta Penelitian dan
Juliati. 2005. Respon Pertumbuhan Semai Pengembangan Pertanian Vol. 28. No
Tengkawang Pipit (Shorea 2. Bogor.
parvistipulata) Terhadap Pemberian Rini Wudianto.1992. membuat Stek,
Pupuk Organik Green Giant di Shade Cangkok dan Okulasi. Cetakan
House Fakultas Kehutanan Keempat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Banjarbaru. Usulan Penelitian Salisbury, F. B dan C. W. Ross. 1992.
Fakultas Kehutanan Universitas Fisiologi Tumbuhan Jilid 3.
Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Terjemahan oleh Diah R. Lukman
(Tidak dipublikasikan). dan Sumaryono, 1995. Penerbit ITB.
Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara and Bandung.
W.C. Wong. 1995. Plant Resources ---------------, 1995. Fisiologi Tumbuhan,
of South East Asia No 5 (2). Timer Jilid 1. Terjemahan D.R. Lukman dan
Trees: Minor Comercial timbers. Sumaryono. ITB, Bandung.
PROSEA. Bogor, Indonesia.
149 Payung D dan Susilawati/EnviroScienteae 10 (2014) 133-139