You are on page 1of 9

e-J.

Agrotekbis 4 (4) : 394-402, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011

PENGARUH JENIS RIMPANG DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM


TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAHE MERAH
(Zingiber officinale Rosc.)
The Effect of Rhizome Types and The Composition of Planting Media on
The Growth of Red Ginger (Zingiber Officinale Rosc.)

Anita Aidin1), Nirwan Sahiri2), Ichwan Madauna3)

1) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu, E-mail: Anitaaidin94@gmail.com
2) Dosen Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.

ABSTRACT

A Red ginger (Zingiber officinale Rosc.) is a herbal plant that is cultivated by farmers to
meet the raw material of medicine industry and conserve the living environment. It contains various
chemical substances such as essential oil and oleoresin (gingerol, zingeron, shogaol, and resin).
It has a rhizome used to proliferation and hoarding food substances. Its rhizome can be devided into
main rhizome and tillers rhizome. The main rhizome has an elliptical form while the tillers rhizome
has a form of root which distend at the point and forming tubers. In cultivating red ginger, it needs
the right media to support the growth. It is because the successful cultivation determined by
the capability of plant production, therefore the use of right media is needed as the supplier of
nutrients to get the optimal result for the growth of red ginger. This research was aimed to obtain
the kinds of good rhizome and the right composition of planting media in breeding the red ginger.
The significance of this research is to give informations about the kinds of good rhizome and the
right composition of planting media in breeding red ginger. This research was conducted in an
experimental design arranged based on a Randomized Block Design with two factors: first factor is
the kind of rhizome consists of main rhizome and tillers rhizome; and second factor is the
composition of planting media consist of: soil, soil + sand (1:1); soil + sand + chicken manure
(1:1:1); soil + sand + straw (1:1:1). Therefore, there were 8 combination treatments and each
treatment repeated for three (3) times. Every experimental unit has two (2) samples of plants.
So, there are 48 samples of plants in the polybag. The result of this research shows that the
treatment for rhizome type, the composition of planting media and the interaction has significant
effect on the plant height, number of leaves, girth, number of shoots and leaf area on the plant agse
of 4, 6, 8,10 and 12 weeks after planting (WAP). The highest plant height is 58.35 cm, the highest
number of leaves is 13.83, the highest girth is 3.90 cm, the highest number of shoots is 5.67, and the
highest leaf area is 418,27 cm2, by using the combination of tillers rhizome and the composition of
soil planting media + sand + chicken manure with the composition ratio 1:1:1.

Key Words: Planting media composition, Red Ginger, and rhizome.

ABSTRAK

Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman herbal yang diusahakan petani
untuk memenuhi bahan baku industri obat dan melestarikan lingkungan hidup. Jahe merah
mengandung berbagai unsur kimia, antara lain, minyak atsiri dan oleoresin (gingerol, zingeron,
shogaol, dan resin). Jahe merah memiliki rimpang yang digunakan untuk perkembangbiakan dan
tempat penimbunan zat-zat makanan. Rimpang dibedakan atas rimpang induk dan rimpang anakan.
Rimpang induk berbentuk jorong sedangkan rimpang anakan berupa akar yang menggelembung
pada bagian ujungnya dan membentuk umbi. Dalam pembudidayaan jahe merah perlu pengunaan

394
media yang tepat untuk menunjang pertumbuhannya karena keberhasilan dari budidaya ditentukan
oleh kemampuan produksi tanaman, sehingga perlu penggunaan media yang tepat sebagai pensuplai
unsur hara untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi pertumbuhan jahe merah. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh macam rimpang dan komposisi media tanam yang tepat dalam
pembibitan Jahe merah. Kegunaan penelitian sebagai bahan informasi tentang macam rimpang yang
baik dan komposisi media tanam yang tepat dalam pembibitan Jahe Merah. Penelitian ini
dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK)
dua faktor, terdiri atas Faktor pertama adalah macam rimpang, terdiri dari Rimpang Induk dan
Rimpang Anakan dan Faktor kedua adalah komposisi media tanam terdiri dari Tanah, Tanah +
Pasir (1:1), Tanah + Pasir + Pupuk kandang ayam (1:1:1), Tanah + Pasir + Jerami padi (1:1:1).
Secara keseluruhan terdapat 8 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak
3 (tiga) kali. Setiap unit percobaan terdapat 2 (dua) tanaman sampel, sehingga terdapat 48 tanaman
sampel dalam polibag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan jenis rimpang, komposisi
media tanam dan interaksinya berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar
batang, jumlah tunas dan luas daun pada umur tanaman 4, 6, 8, 10 dan 12 MST. Tinggi tanaman
tertinggi 58,35 cm, jumlah daun terbanyak 13,83 helai, lingkar batang terbesar 3,90 cm, jumlah
tunas terbanyak 5,67 tunas dan daun terluas 418,27 cm2, pada perlakuan kombinasi antara rimpang
anakan dan komposisi media tanam tanah + pasir + pupuk kandang ayam (1:1:1).

Kata Kunci : Jahe Merah, komposisi media tanam, dan rimpang.

PENDAHULUAN rasa pedas pada jahe. Umumnya oleoresin


jahe tersusun oleh gingerol, zingeron, shogaol,
Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) dan resin. Semakin tua umur rimpang jahe,
merupakan tanaman suku Zingiberaceae semakin besar pula kandungan oleoresinnya
yang sudah digunakan sebagai obat secara (Koswara, 1995).
turun-temurun sejak zaman dahulu karena Teknik perbanyakan bahan tanaman
mempunyai komponen volatile (minyak dan komposisi media pembibitan yang
atsiri) dan non volatile (oleoresin) paling sesuai, diharapkan dapat menghasilkan
tinggi jika dibandingkan dengan jenis jahe benih dengan keragaman yang baik.
yang lain. Jahe berasal dari Asia Pasifik Setyamidjaja (1986), menyatakan bahwa
yang tersebar dari India sampai Cina. penggunaan pupuk organik, baik yang
Tanaman jahe di dunia tersebar di daerah berasal dari kotoran hewan maupun
tropis, di benua Asia dan Kepulauan kompos (hasil sisa-sisa sampah dan
Pasifik, akhir-akhir ini jahe dikembangkan tanaman), pada media pembibitan memiliki
di Jamaica, Brazil, Hawai, Afrika, India, beberapa keuntungan, antara lain dapat
China, Jepang, Filipina, Australia, Selandia meningkatkan ketersediaan beberapa hara
makro, kapasitas tukar kation tanah,
Baru, Thailand dan Indonesia. Jahe tumbuh
stabilitas agregat tanah, daya sanggah tanah,
di Indonesia ditemukan di semua wilayah
dan aktivitas mikroorganisme tanah.
Indonesia yang ditanam secara monokultur Jahe merah akan menghasilkan
dan polikultur (Hasanah, dkk., 2004). kandungan senyawa aktif yang tinggi jika
Jahe merah dikembangkan karena memiliki kemampuan pertumbuhannya yang
memiliki khasiat baik sebagai obat tinggi. Kemampuan pertumbuhan yang
tradisional, bumbu masak maupun penghasil tinggi harus didukung oleh bahan tanam
senyawa aromatik. Rimpang jahe merah dalam bentuk bibit yang berkualitas. Bibit
mengandung zat oleoresin dan minyak atsiri yang berkualitas tinggi ditentukan pada
yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan pembibitan yang sesuai dengan standar
sebagai bahan baku obat (Lantera, 2002). operasional prosedur (SOP) Good Agriculture
Jahe juga mengandung oleoresin yang lebih Practice (GAP) yang mengutamakan
banyak mengandung komponen-komponen penggunaan sistem pertanian organik untuk
non-volatil yang merupakan zat pembentuk menjaga kesehatan tanaman. Komposisi
395
media tanam yang mengandung bahan adalah komposisi media tanam (M) yang
organik dan penggunaan rimpang terbaik terdiri dari M1 = Tanah, M2 = Tanah + Pasir
untuk mendukung pertumbuhan bibit (1:1), M3 = Tanah + Pasir + Pupuk kandang
berkualitas dapat dikategorikan sebagai ayam (1:1:1), M4 = Tanah + Pasir + Jerami
bagian penerapan pertanian organik. Topik padi (1:1:1). Dengan demikian terdapat 8
ini akan menjadi kajian utama pada kombinasi perlakuan dan masing-masing
penelitian ini. perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali,
Tujuan dari penelitian ini yaitu setiap unit percobaan terdapat 2 tanaman
untuk mendapatkan komposisi media tanam sampel, sehingga terdapat 48 tanaman sampel.
yang tepat pada masing-masing jenis rimpang. Peubah yang diamati pada pembibitan jahe
Kegunaan penelitian ini sebagai bahan
merah ini meliputi tinggi tanaman, jumlah
informasi tentang jenis rimpang yang baik
dan komposisi media tanam yang tepat pada daun, lingkar batang, jumlah tunas dan luas
pembibitan Jahe Merah. daun. Data yang diperoleh dari penelitian
ini dianalisis dengan menggunakan analisis
METODE PENELITIAN keragaman (Analysis of Variance). Analisis
keragaman yang menunjukkan pengaruh
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan
Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)
Tadulako, Kelurahan Tondo, Kecamatan guna mengetahui perbedaan nilai rata-rata
Mantikulore Kota Palu. Waktu pelaksanaanya antar perlakuan yang dicobakan.
dimulai pada tanggal 6 Januari 2016 sampai
dengan tanggal 11 April 2016. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah skop besi merek atlantik, ayakan Tinggi Tanaman. Hasil sidik ragam
2 mm 10 mes, ember plastik berwarna menunjukkan bahwa perlakuan jenis
hitam berukuran 15 Kg, timbangan biasa rimpang, komposisi media tanam dan
ukuran 3 Kg, leaf area meter LI-COR 3000C, interaksinya berpengaruh nyata terhadap
kamera, cutter merek joyko, benang, meteran tinggi tanaman. Rata-rata tinggi tanaman
kain, yellow trap, penggaris besi berukuran disajikan pada Tabel 1.
30 cm dan 60 cm, gelas plastik avian Hasil uji DMRT pada Tabel 1,
berukuran 200 ml dan alat tulis menulis. menunjukkan rimpang anakan dengan
Bahan yang digunakan dalam media tanam tanah + pasir + pupuk kandang
penelitian ini adalah rimpang jahe merah ayam menghasilkan tanaman tertinggi
(rimpang induk dan rimpang anakan) yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya,
berasal dari Desa Toboli, Kecamatan Parigi kecuali pada umur tanaman 4 MST.
Utara, Sulawesi Tengah. Paranet naungan Tanaman tertinggi pada umur 12 MST pada
55% berwarna hitam, polibag warna hitam perlakuan tersebut mencapai 58,35 cm.
berukuran 20x40 cm, kertas label, tanah Tabel 1 juga menunjukkan bahwa pengaruh
berasal dari Desa Sidera, Kabupaten Sigi jenis rimpang berbeda pada setiap media
Biromaru. Pasir yang berasal dari Sungai tanam. Media tanam tanah, pasir dan pupuk
Palu, pupuk kandang ayam berasal dari kandang ayam menghasilkan tanaman tertinggi
Kelurahan Layana, jerami padi yang berasal kecuali pada umur tanaman 4 MST. Lebih
dari Desa Oloboju, Kabupaten Sigi Biromaru lanjut, pada Tabel 1 juga menunjukan
dan air. bahwa pengaruh media berbeda pada setiap
jenis rimpang, pada rimpang induk media
Penelitian ini menggunakan Rancangan
tanam tanah, pasir dan pupuk kandang ayam
Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial menghasilkan tanaman tertinggi berbeda
dengan dua faktor perlakuan yang terdiri dengan perlakuan lainnya kecuali umur
dari Faktor pertama adalah macam rimpang tanaman 4 dan 6 MST, sedangkan rimpang
(R) yang terdiri dari R1= Rimpang Induk anakan media tanam tanah + pasir + pupuk
dan R2 = Rimpang Anakan. Faktor kedua kandang ayam menghasilkan tanaman

396
tertinggi berbeda dengan perlakuan lainnya rimpang, komposisi media tanam dan
kecuali umur 4 dan 8 MST. interaksinya berpengaruh nyata terhadap
Jumlah Daun. Hasil sidik ragam jumlah daun. Rata-rata jumlah daun
menunjukkan bahwa perlakuan jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Jahe Merah Umur 4, 6, 8, 10 dan 12 MST pada Berbagai
Jenis Rimpang dan Komposisi Media Tanam
Umur Jenis Media Tanam DMRT
Tanaman Rimpang M1 M2 M3 M4 5%
a b b c
R1 P13,47 P14,97 P15,48 P19,73
4 MST a b c c 0,87
R2 q14,93 q16,22 q20,77 q20,95
DMRT 5% 1,22 1,28 1,32
ab a b a
R1 P23,08 P20,70 P23,97 P20,67
6 MST a a b a 1,73
R2 q25,18 q24,43 q33,75 q24,68
DMRT 5% 2,45 2,57 2,64
a b c ab
R1 P28,95 P32,33 P35,88 q19,73
8 MST c b c a 2,13
R2 q39,08 q34,50 q40,03 p27,87
DMRT 5% 3,02 3,17 3,26
b a c ab
R1 P39,00 P35,95 P44,50 P37,00
10 MST b a c ab 1,66
R2 q41,27 q38,80 q54,67 q38,98
DMRT 5% 2,34 2,46 2,53
b a c ab
R1 P41,33 P38,17 P47,70 P39,65
12 MST b a c ab 1,72
R2 q44,07 q41,28 q58,35 q42,18
DMRT 5% 2,44 2,56 2,63
Ket : Angka-angka yang Diikuti Huruf pada Sama Baris (a,b) atau Kolom (p,q) yang Sama,
Masing-masing Umur Tanaman, Tidak Berbeda pada Taraf Uji DMRT 5%.

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun (Helai) Tanaman Jahe Merah Umur 4, 6, 8, 10 dan 12 MST pada
Berbagai Jenis Rimpang dan Komposisi Media Tanam
Umur Jenis Media Tanam DMRT
Tanaman Rimpang M1 M2 M3 M4 5%
b c c a
R1 p 2,83 p 3,50 p 3,33 p 2,50
4 MST a c d b 0,23
R2 p2,83 q4,00 q5,67 q3,50
DMRT 5% 0,32 0,34 0,35
b b b a
R1 p 5,17 p 5,33 p 5,17 p4,50
6 MST b b c a 0,36
R2 p5,33 p5,67 q7,33 p4,67
DMRT 5% 0,52 0,55 0,56
c b bc a
R1 q 8,00 P 7,50 p 7,67 p6,83
8 MST a b c a 0,34
R2 p7,33 q8,00 q9,67 p7,17
DMRT 5% 0,49 0,51 0,53
b a b b
R1 P10,00 p9,00 p10,33 p10,00
10 MST b a d c 0,43
R2 q10,17 p9,33 q12,67 q11,00
DMRT 5% 0,61 0,64 0,66
b a b b
R1 p11,00 p9,83 p11,50 p11,33
12 MST b a d b 0,39
R2 p11,00 q10,33 q13,83 q11,83
DMRT 5% 0,55 0,57 0,59
Ket : Angka-angka yang Diikuti Huruf pada Sama Baris (a,b) atau Kolom (p,q) yang Sama,
Masing-masing Umur Tanaman, Tidak Berbeda pada Taraf Uji DMRT 5%.

397
Tabel 3. Rata-rata Lingkar Batang (cm) Tanaman Jahe Merah Umur 4, 6, 8, 10 dan 12 MST pada
Berbagai Jenis Rimpang dan Komposisi Media Tanam
Umur Jenis Media Tanam DMRT
Tanaman Rimpang M1 M2 M3 M4 5%
c ab b a
R1 p1,90 p1,50 p1,60 p1,38 0,12
4 MST b a c a
R2 p1,85 p1,60 q2,12 q1,55
DMRT 5% 0,17 0,18 0,18
b a b a
R1 p 2,27 p1,83 p 2,13 p1,72
6 MST b a c a 0,12
R2 p2,35 q1,95 q2,85 q2,07
DMRT 5% 0,17 0,18 0,18
c b c a
R1 p2,50 p2,08 p2,35 p1,90
8 MST b a c a 0,12
R2 p2,57 p2,13 q3,03 q2,23
DMRT 5% 0,17 0,18 0,18
c a c b
R1 p3,22 p2,75 p3,20 p2,90
10 MST b a c a 0,08
R2 p3,18 q3,13 q3,48 q3,03
DMRT 5% 0,12 0,12 0,13
b a b a
R1 p3,43 p3,08 p3,48 p3,13
12 MST a a b a 0,08
R2 p3,35 q3,30 q3,90 q3,33
DMRT 5% 0,12 0,12 0,13
Ket : Angka-angka yang Diikuti Huruf pada Sama Baris (a,b) atau Kolom (p,q) yang Sama,
Masing-masing Umur Tanaman, Tidak Berbeda pada Taraf Uji DMRT 5%.

Hasil uji DMRT pada Tabel 2, interaksinya berpengaruh nyata terhadap


menunjukkan bahwa rimpang anakan lingkar batang. Rata-rata lingkar batang
dengan komposisi media tanam tanah + disajikan pada Tabel 3.
pasir + pupuk kandang ayam menghasilkan Hasil uji DMRT pada Tabel 3,
jumlah daun tertinggi dari perlakuan menunjukkan bahwa rimpang anakan
lainnya. Jumlah daun tertinggi pada umur dengan media tanam tanah + pasir + pupuk
12 MST pada perlakuan tersebut mencapai kandang ayam menghasilkan lingkar batang
13,83 helai. Tabel 2 pengaruh jenis rimpang tertinggi berbeda dengan perlakuan lainnya.
berbeda pada setiap perlakuan media tanam Lingkar batang tertinggi pada umur 12 MST
kecuali pada media tanam tanah umur 4, 6 pada perlakuan tersebut mencapai 3,90 cm.
dan 12 MST, media tanam tanah + pasir
Tabel 3 juga menunjukkan bahwa pengaruh
pada umur 6 dan 10 MST, media tanam
jenis rimpang berbeda pada setiap
tanah + pasir + jerami padi pada umur 6 dan
perlakuan media tanam kecuali pada media
8 MST. Lebih lanjut, Tabel 2 juga
menunjukkan bahwa pengaruh media tanam tanah dan media tanam tanah + pasir
berbeda pada setiap jenis rimpang. Pada umur 4 dan 8 MST. Lebih lanjut, Tabel 3
rimpang induk media tanam tanah + pasir juga menunjukan bahwa pengaruh media
menghasilkan jumlah daun tertinggi pada berbeda pada setiap jenis rimpang. Pada
umur 4 dan 6 MST, media tanam tanah + rimpang induk media tanam tanah
pasir + pupuk kandang ayam menghasilkan menghasilkan lingkar batang tertinggi sama
jumlah daun tertinggi pada umur 10 dan 12 dengan perlakuan lainnya kecuali umur 4
MST sedangkan rimpang anakan media MST, sedangkan rimpang anakan media
tanam tanah + pasir + pupuk kandang tanam tanah + pasir + pupuk kandang ayam
ayam menghasilkan jumlah daun tertinggi menghasilkan tanaman tertinggi berbeda
berbeda dengan perlakuan lainnya. dengan perlakuan lainnya.
Lingkar Batang. Hasil sidik ragam Jumlah Tunas. Hasil sidik ragam
menunjukkan bahwa perlakuan jenis menunjukkan bahwa perlakuan jenis
rimpang, komposisi media tanam dan rimpang, komposisi media tanam dan

398
interaksinya berpengaruh nyata terhadap pasir + jerami padi sedangkan rimpang
lingkar batang. Rata-rata lingkar batang anakan media tanam tanah + pasir + pupuk
disajikan pada Tabel 4. kandang ayam menghasilkan jumlah tunas
Hasil uji DMRT pada Tabel 4, tertinggi berbeda dengan perlakuan lainnya.
menunjukkan bahwa rimpang anakan
Luas Daun. Hasil sidik ragam menunjukkan
dengan media tanam tanah + pasir + pupuk
bahwa perlakuan jenis rimpang, komposisi
kandang ayam menghasilkan jumlah tunas
media tanam dan interaksinya berpengaruh
tertinggi dibandingkan dengan perlakuan
nyata terhadap lingkar batang. Rata-rata
lainnya. Jumlah tunas tertinggi pada perlakuan
lingkar batang disajikan pada Tabel 5.
tersebut mencapai 5,67 tunas. Tabel 4 juga
Hasil uji DMRT pada Tabel 5,
menunjukkan bahwa pengaruh jenis rimpang
menunjukkan bahwa rimpang anakan
berbeda pada media tanam tanah dan media
dengan komposisi media tanam tanah +
tanam tanah + pasir + pupuk kandang ayam
pasir + pupuk kandang ayam menghasilkan
tetapi tidak berbeda pada media tanam
luas daun tertinggi dibandingkan dengan
tanah + pasir dan media tanam tanah + pasir
perlakuan lainnya. Luas daun tertinggi pada
+ pupuk kandang ayam, rimpang anakan
perlakuan tersebut mencapai 418,27 cm2.
menghasilkan jumlah tunas tertinggi baik Tabel 5 juga menunjukkan bahwa pengaruh
pada media tanam tanah maupun media jenis rimpang berbeda pada setiap media
tanam tanah + pasir + pupuk kandang ayam. tanam kecuali pada media tanam tanah.
Lebih lanjut, Tabel 4 juga menunjukkan Lebih lanjut, Tabel 5 juga menunjukkan
bahwa pengaruh media berbeda pada setiap bahwa pengaruh media berbeda pada setiap
jenis rimpang. Pada rimpang induk media jenis rimpang. Pada rimpang induk dan rimpang
tanam tanah + pasir + pupuk kandang ayam anakan media tanam tanah + pasir + pupuk
menghasilkan jumlah tunas tertinggi berbeda kandang ayam menghasilkan luas daun
dengan perlakuan lainnya namun tidak tertinggi berbeda dengan perlakuan lainnya.
berbeda dengan perlakuan media tanah +

Tabel 4. Rata-rata Jumlah Tunas Tanaman Jahe Merah Umur 12 MST Pada Berbagai Jenis
Rimpang Dan Komposisi Media Tanam
Umur Jenis Media Tanam DMRT
Tanaman Rimpang M1 M2 M3 M4 5%
a a b b
R1 p2,33 p2,17 p3,67 p3,67
12 MST a a c b 0,40
R2 q2,83 p2,50 q5,67 p3,50
DMRT 5% 0,57 0,60 0,62
Ket : Angka-angka yang Diikuti Huruf pada Sama Baris (a,b) atau Kolom (p,q) yang Sama, Masing-masing
Umur Tanaman, Tidak Berbeda pada Taraf Uji DMRT 5%.

Tabel 5. Rata-rata Total Luas Daun (cm2) Tanaman Jahe Merah Umur 12 MST Pada Berbagai Jenis
Rimpang Dan Komposisi Media Tanam
Umur Jenis Media Tanam DMRT
Tanaman Rimpang M1 M2 M3 M4 5%
c a d b
R1 p171,97 p137,34 p314,56 p191,89
12 MST 19,54
b a c b
R2 q196,44 q162,43 q418,27 q197,93

DMRT 5% 27,63 29,00 29,82


Ket : Angka-angka yang Diikuti Huruf pada Sama Baris (a,b) atau Kolom (p,q) yang Sama, Masing-masing
Umur Tanaman, Tidak Berbeda pada Taraf Uji DMRT 5%.

399
Interaksi Jenis Rimpang dan Komposisi menyatakan bahwa rimpang yang ideal
Media Tanam. Penggunaan jenis rimpang untuk pertumbuahan bibit yaitu rimpang
yang tepat akan memberikan hasil anakan.
yang optimal terhadap pertumbuhan dan Menurut Wijiajati (2010), bagian
perkembangan tanaman jahe merah. rimpang yang baik digunakan untuk
Rimpang akan tumbuh dengan baik pada bibit yaitu bagian rimpang anakan atau
komposisi media tanam yang tepat. Pada cabang kedua. Selain itu, hasil penelitian
komposisi media tanam yang tidak tepat Astuti (2011) juga menyatakan perlakuan
akan menghambat perkembangan rimpang asal rimpang yang menggunakan bibit
dalam proses pertumbuhan akar dan proses yang berasal dari rimpang cabang
pertumbuhan tajuk tanaman. kedua memberikan hasil yang lebih baik
Hasil uji DMRT menunjukkan dibandingkan dengan penggunaan bibit
bahwa interaksi antara jenis rimpang dan yang berasal dari rimpang cabang pertama.
berbagai komposisi media tanam berpengaruh Kondisi ini diduga karena rimpang
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah yang digunakan memiliki ketersediaan
daun, lingkar batang, jumlah tunas dan luas karbohidrat yang cukup.
daun pada setiap umur tanaman. Hasil Menurut hasil penelitian Budy
yang diperoleh memperlihatkan bahwa (2012), pada tanaman jahe perlakuan asal
interaksi antara jenis rimpang anakan dan rimpang yang mengunakan rimpang
penggunaan komposisi media tanam tanah sekunder atau cabang kedua memberikan
+ pasir + pupuk kandang ayam memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
pertumbuhan yang lebih baik, meningkatkan rimpang primer atau cabang pertama. Hal
tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar ini diduga dipengaruhi oleh ketersediaan
batang, jumlah tunas dan luas daun. karbohidrat yang lebih banyak pada
Pertumbuhan yang lebih baik pada rimpang rimpang sekunder atau cabang kedua.
anakan diduga bahwa rimpang yang Penggunaan rimpang sebagai bahan
digunakan memiliki cadangan makanan tanam disebabkan karena rimpang memiliki
atau karbohidrat yang cukup, kemudian mata tunas sebagai embrio tanaman.
didukung komposisi media yang sesuai Rimpang terdiri dari rimpang induk
dengan syarat tumbuh tanaman jahe merah. dan rimpang anakan. Perbedaan jenis
Menurut Haryadi (1989), rimpang memberikan pengaruh yang
pertumbuhan tanaman terutama pada berbeda terhadap pertumbuhan tunas yang
fase vegetatif sangat tergantung pada selanjutnya akan menjadi tanaman.
karbohidrat yang cukup. Dwijosepotro Perbedaan pengaruh tersebut disebabkan
(1994), menambahkan bahwa pembelahan oleh kemampuan rimpang dalam memacu
sel memerlukan karbohidrat dan protein pertumbuhan tunas. Pertumbuhan tunas
dalam jumlah yang relatif besar, sebab dipengaruhi oleh komposisi media tanam.
dinding sel yang baru terbentuk dari Komposisi media tanam yang terdiri dari
selulosa dan protoplasmanya kebanyakan tanah, pasir dan pupuk kandang ayam
terbentuk dari protein dan gula. Selain itu, atau jerami padi berperan penting dalam
menurut Syukur (2001) bahwa bagian memperbaiki struktur media tanam
rimpang yang ideal untuk pertumbuhan sehingga menunjang perkembangan akar
bibit yaitu rimpang sekunder atau rimpang dan pertumbuhan tunas bibit Jahe Merah.
anakan, kemungkinan rimpang anakan ini Tanah menjadi media penyedia unsur hara,
memiliki cadangan makanan atau karbohidrat pasir sebagai pengatur aerasi dan drainase
yang cukup bagi pertumbuhan. Rimpang serta pupuk kandang ayam atau jerami
sekunder adalah yang berasal dari tunas sebagai pensuplai bahan organik tanah,
ke 2. Hal tersebut didukung oleh hasil serta dapat juga sebagai penyedia unsur
penenelitian Mudyantini (2008) yang hara dalam media.

400
Hubungan antara komposisi media dan jumlah daun tanaman temu hitam.
tanam dengan jenis rimpang dalam Hal ini diduga karena dipengaruhi
mendukung pertumbuhan tunas disebabkan penambahan jenis bahan organik berupa
karena faktor fungsi dan peran dari pupuk kandang ayam sehingga mampu
masing-masing perlakuan yang dicobakan. memperbaiki kondisi fisik, kimia tanah.
Rimpang yang memiliki kemampuan Selain itu pasir juga dapat meningkatkan
mendorong pertumbuhan tunas yang sistem aerase dan draenase, dengan
lebih cepat sangat ditunjang oleh media memiliki pori-pori berukuran besar maka
tanam yang memiliki komposisi yang pasir menjadi mudah basah dan cepat kering
tepat. Pertumbuhan tunas akan terhambat oleh proses penguapan.
jika komposisi media tanam tidak Media tanam yang tepat
tepat meskipun jenis rimpang memiliki merupakan salah satu syarat keberhasilan
kemampuan pertumbuhan tunas yang budidaya tanaman khususnya budidaya
tinggi. Demikian sebaliknya, jika komposisi dalam wadah atau polybag. Keberhasilan
media tanam mendukung pertumbuhan pertumbuhan tanaman ditentukan oleh
tunas rimpang, tetapi rimpang tersebut perkembangan akarnya. Akar tanaman
memiliki kemampuan pertumbuhan tunas hendaknya berada pada suatu lingkungan
yang rendah, maka pertumbuhan tanaman yang mampu memberikan tunjangan
juga menjadi terhambat. Hasil penelitian ini struktural, memungkinkan absorpsi air dan
menunjukkan bahwa media tanam tanam ketersediaan nutrisi yang memadai selain
tanah, pasir dan pupuk kandang ayam itu, media tanam memungkinkan drainase
memberikan pertumbuhan yang lebih baik dan pH yang baik bagi tanaman (Inggels,
pada rimpang anakan. Hal tersebut diduga 1985 dalam Listyaningsih, dkk., 2013).
karena dipengaruhi oleh pupuk kandang
ayam yang mampu menyediakan unsur hara KESIMPULAN DAN SARAN
yang cukup untuk pertummbuhan rimpang
anakan. Kesimpulan
Kotoran ayam memiliki kelebihan Berdasarkan hasil dan pembahasan,
kandungan hara berupa N, P, K dan maka disimpulkan bahwa Rimpang anakan
Mg dibandingkan dengan jenis kotoran dengan komposisi media tanam tanah +
hewan lainnya (Setyamidjaja, 1986). pasir + pupuk kandang ayam merupakan
Menurut Lindyawati (2002), hal tersebut perlakuan yang tepat menghasilkan
menyebabkan pupuk kandang ayam pertumbuhan bibit jahe merah terbaik.
berperan dalam pengolahan kesuburan
tanah yaitu bahan organik dalam proses Saran
mineralisasi akan melepaskan hara tanaman Berdasarkan hasil diatas perlu
dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta penggunaan jenis rimpang anakan dan
hara mikro) dalam jumlah tidak tentu komposisi media tanam, tanah + pasir +
dan relatif kecil, dapat memperbaiki pupuk kandang ayam (1:1:1) pada
struktur tanah dan menyebabkan tanah pembibitan jahe merah dan untuk Penelitian
menjadi ringan untuk diolah dan mudah selanjutnya disarankan mengunakan rimpang
ditembus akar. anakan pada komposisi media tumbuh
Menurut Astuti (2011), untuk terbaik, dibandingkan dengan rimpang
mendapatkan rimpang yang memiliki induk untuk dianalisis komponen bioaktifnya.
ketersediaan karbohidrat yang optimal,
dibutuhkan media tanam yang tepat. Media DAFTAR PUSTAKA
tanam campuran tanah, pasir dan pupuk
$¶\XQ / 4 0DJKIRHU 0 ' GDQ :DUGL\DQL 7.
kandang ayam memberikan hasil terbaik 2015. Pengaruh Panjang Tunas dan Bobot
pada parameter pengamatam tinggi tanaman Rimpang terhadap Pertumbuhan Tanaman

401
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
J. Produksi Tanaman. 3 (7) 600- 606. Universitas Brawijaya. Malang.

Astuti, P. 2011. Pertumbuhan Tanaman Temu Hitam Mudyantini, W. 2008. Jurnal Biodiversitas:
(Curcuma aeruginosa Roxb.) pada Pertumbuhan, Kandungan, Selulosa dengan
Penggunaan Asal rimpang dan Media Pemberian Asam Giberelat. (2) 300- 306.
Tanam yang Berbeda. Skripsi. Budidaya
Pertanian Fakultas pertanian. Universitas Nirwan. 2007. Produksi Flafonoid Daun Dewa
Tadulako. Palu. (Gynura pseudochina (L.) DC) Asal Kultur
Invitro pada Kondisi Naungan dan
Budy, C. P . 2012. Pertumbuhan Awal Asal Rimpang Pemupukan. Disertasi Sekolah Pasca
Tanaman Jahe pada Berbagai Komposisi Sarjana Institut Pertanian. Bogor.
Media Tanam. Skripsi. Jurusan Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Anata, R., Nirwan, S., Andi, E. 2014. Pengaruh
Tadulako. Palu. Berbagai Komposisi Media Tanam dan
Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan
Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. dan Hasil Tanaman Daun Dewa (Gynura
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. pseudochina (L.) Dc). J. Agrotekbis 2 (1) :
10-20.
Haryadi, S. S. 1989. Pengantar Agronomi.
Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian Syukur, C. 2001. Agar Jahe Berproduksi Tinggi.
IPB: 91 hal. Gramedia. Jakarta. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kastono. 2005. Jurnal Akta Agrosis: Pembentukan Listyaningsih, W., Nirwan, S., Ichwan, M. 2014.
Rimpang Mikro. Agro Media Pustaka. Yogyakarta. Pengaruh Komposisi Media dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap
Lindyawati, D. 2002. Pengaruh Penambahan Pupuk Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Daun
Kandang terhadap Mineralisasi N dan P Dewa (Gynura pseudochina (L.) Dc).
dari Biomassa Tumbuhan Dominan di J. Agrotekbis 2 (1) : 21-31.
Lahan Berkapur Malang Selatan. Skrpisi.

402

You might also like