You are on page 1of 4

378

ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 378-381 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

KAJIAN TEKNIS INTEGRASI SAWIT-ITIK (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI


TARUNA JAYA) PELAIHARI KABUPATEN TANAH LAUT

(Technical Study Of Integrated Palm-Duck (Case Study In Group Farmers Taruna Jaya) in
Pelaihari Tanah Laut District)

Muhammad Ilmi Hidayat, dan Gusti Khairun Ni’mah


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan MAB
Jl. Adhyaksa No 2 Kayu Tangi Banjarmasin

ABSTRACT
This study aims to determine patterns rearing of ducks are integrated with the palm oil, and
know how contribution the maintenance of duck to palm plant.The method used in this research is
a case study in Farmers Group Taruna Jaya Pelaihari, Tanah Laut district that maintain of ducks
integrated with oil palm plantations. The results showed that rearing ducks effective on integrase
with oil palms use a mixed pattern, with three segments, namely from DOD for one month in the
enclosures with a dirt floor, at the age 1- 6 months duck removable to roam among oil palm trees,
and when it begins to lay eggs 50% per day until late in the maintenance (+ 20 months) is raised
on the stage enclosure. The results also showed that in addition to producing eggs, integrase duck
with oil palm trees can be reduce maintenance costs on maintenance of oil palm, including free of
weed, free of inorganic fertilizers except as much as 1.5 kg / tree / year of calcium oxida. The
growth of oil palm production is better shown with a larger diameter trunk circumference and result
production is higher than reared conventionally.

Keyword: Integrase, duck, Oil Palm, rearing, contribustion

PENDAHULUAN organic sebagian diperoleh dari hasil


samping kelapa sawit berupa pelepah daun,
Kelapa sawit (Elaeis guienensis Jacq)
jenjang kosong, BIS, maupun lumpur sawit.
merupakan komoditas perkebunan yang
Produk samping industry kelapa sawit ini
dewasa ini berkembang di Indonesia, baik
dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan
oleh perusahaan swasta nasional, PMA,
potensial untuk pakan ternak ruminansia,
maupun perkebunan rakyat. Pengembangan
sehingga di beberapa daerah perkebunan
perkebunan kelapa sawit diperkirakan akan
rakyat dikembangkan divesrifikasi tanaman
terus meningkat khususnya yang diusahakan
dan ternak (integrasi sawit-sapi).
oleh swasta seiring dengan meningkatnya
Devendra (1993), menyatakan bahwa
kebutuhan dan permintaan dunia terhadap
terdapat delapan keuntungan dari pola system
produk yang berasal dari sawit. Laju
integrasi tanaman ternak, yaitu (1)
pertumbuhan luas tanam kelapa sawit setiap
diversifikasi penggunaan sumberdaya
tahunnya di Indonesia mencapai 12,6%
produksi. (2) mengurangi terjadinya resiko
(Liwang, 2003).
usaha, (3) efisiensi penggunaan tenaga kerja,
Sebagai konsekwensi makin
(4) efisiensi penggunaan input produksi, (5)
meningkatnya luas tanam kelapa sawit,
mengurangi ketergantungan energy kimia
adalah makin meningkatnya kebutuhan akan
dan biologi serta masukan sumberdaya
pupuk organic maupun anorganik. Di
lainnya, (6) system ekologi lebih lestari serta
beberapa perusahaan kebutuhan akan pupuk
tidak menimbulkan polusi sehingga ramah
379
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 378-381 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

lingkungan, (7) meningkatkan output, dan Teknis observasi dan wawancara terhadap
(8) mampu mengembangkan rumahtangga pengelola usaha dengan panduan daftar
petani yang berkelanjutan. pertanyaan (kuisionar), meliputi data primer
Selain integrasi sawit-sapi yang telah dan data sekunder yang berhubungan dengan
banyak dikembangkan, telah mulai dicoba obyek penelitian.
dikembangkan integrasi antara sawit dan itik,
kususnya untuk itik petelur yang dipelopori Variabel yang diamati
petani di Kelompok Tani Taruna Jaya Variabel yang diamati meliputi:
Pelaihari. Ke depannya pola system ini 1. Luasan kebun kelapa sawit yang
diharapkan mampu memberikan harapan diintegrasikan dengan pemeliharaan itik
bagi petani sawit sebagai peluang 2. Umur kelapa sawit yang diintegrasikan
memperoleh efisiensi input dan nilai tambah 2. Pola pemeliharaan itik
dari telur itik yang dipelihara diantara kelapa 3. Jumlah itik yang dipelihara per satuan luas
sawit. lahan
Permasalahan yang dihadapi pada pola 4. Dampak pemeliharaan itik dengan pola
system sawit-itik ini adalah bagaimana pola integrasi terhadap pemeliharaan,
pemeliharaan itik yang efektif jika pertumbuhan, dan produksi kelapa sawit
diintegrasikan dengan kelapa sawit, dan apa
saja kontribusi yang mampu diberikan dari Analisis Data
pola integrase itik-kelapa sawit. Data yang terkumpul kemudian
Tujuan yang ingin dicapai penelitian ditabulasikan selanjutya dianalisis dengan
ini adalah Mengetahui pola teknis metode deskriptif untuk selanjutya ditarik
pemeliharaan itik yang terintegrasi dengan kesimpulan.
kebun sawit, dan mengetahui apa saja
kontribusi itik terhadap kelapa sawit mampu HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan produksi dan pendapatan
Tanaman Kelapa Sawit
petani sawit. Tanaman kelapa sawit yang dijadikan
objek penelitian merupakan perkebunan
METODE PENELITIAN kelapa sawit rakyat milik petani yang
Tempat dan Waktu terhimpun dalam Kelompok Tani Taruna
Penelitian ini dilaksnakan pada bulan Jaya, Desa Karang Taruna Pelaihari
September sampai Nopember 2015, Kabupate Tanah Laut. Rerata luas kebun
bertempat di Kebun kelapa sawit Kelompok tanaman kelapa sawit yang diintegrasikan
Tani Taruna Jaya Pelaihari, Kabupaten Tanah dengan itik berkisar antara 0,5 ha – 1 ha,
Laut. berumur lima tahun dan mulai diintegrasikan
dengan itik sejak berumur satu tahun setelah
Metode Pengumpulan Data tanam.
Metode yang digunakan dalam Awal inovasi itik-sawit ini hanya ditujukan
penelitian ini adalah studi kasus pada untuk mengisi ruang kosong lahan diantara
kelompok tani ternak Taruna Jaya yang telah tanaman kelapa sawit, yang akhirnya
mengembangkan pola integrase sawit-itik di dilanjutkan setelah menggamati manfaatnya
Pelaihari. Data dikumpulkan menggunakan nagi pertumbuhan kelapa sawit.
380
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 378-381 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Tabel 1. Hasil Produksi Integrasi Sawit-Itik dan tanpa Integrasi Sawit-Itik


No Uraian Kelapa sawit tanpa itik Kelapa sawit dengan itik
1 Tingkat pertumbuhan baik Baik
2 Gulma rumput Banyak rumput bebas rumput
3 Diameter lingkar batang 264 cm – 275 cm 267 cm – 304 cm
4 Helai daun Hijau Hijau segar
5 Pupuk Menggunakan pupuk Tanpa pupuk anorganik
anorganik
6 Kapur 1 kg/pohon/tahun 1,5 kg/pohon/tahun
7 Jumlah TBS per panen + 8 tandan/pohon + 8 tandan/pohon
8 Berat rerata TBS 7 – 8 kg/TBS 8-10 kg/TBS

Pola Pemeliharaan Itik Pola ini yang dikembangkan dan dinilai


Pemeliharaan itik yang dilakukan petani lebih efektif. Pola pemeliharaan ini dimulai
masih menggunakan pakan produksi pabrik sejak DOD itik dipelihara dalam kandang
dengan pemberian pakan rerata dua kali litter sampai umur 1 bulan, selanjutnya
sehari, Sejak awal integrasi, sudah tiga pola dilepas diantara pohon kelapa sawit seperti
pemeliharaan itik yang dilakukan untuk pola kedua sampai 50% diantara itik bertelur.
meperoleh pola system yang paling efektif Setelah itik mulai bertelur 50% per hari
dan efisien. Tujuan pemeliharaan itik untuk selajutnya dinaikkan ke kandang panggung
menghasilkan telur konsumsi. Adapun yang berada diantara tanaman sawit. Dari
system pemeliharaan tersebut meliputi: hasil penelitian diketahui bahwa itik yang
dipelihara dengan pola ini mampu bertelur
1.Sistem perkandangan litter/panggung. sampai 70-75 % per hari selama kurang lebih
Sejak DOD itik dipelihara dalam 20 bulan, selajutnya diapkir jika produksi
kandang litter sampai menghasilkan telur. sudah rerata kurang dari 50% per hari.
Pola ini dianggap tidak efektif karena biaya
dan produksi telur tidak optimal serta sulit Dampak pemeliharaan itik dengan pola
memanfaatkan limbah itik untuk dialirkan ke integrasi
kelapa sawit karena dilakukan secara manual Jumlah itik yang dipelihara rerata detiap
2.Sistem Umbaran, segmen pemeliharaan antara 500-700 ekor
Pada system ini, Itik dara yang siap itik pada luasan 0,5-1 ha lahan tanaman sawit.
bertelur dilepas diantara pohon kelapa sawit Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
yang diberi pagar berupa para net sampai terdapat pengaruh yang positif pemeliharaan
bertelur dan apkir. Pola ini juga tidak efektif itik bagi pertumbuhan kelapa sawit, antara
karena produksi telur itik tidak optimal lain sebagai berikut:
karena itik tidak seragam, sulit beradaptasi 1. Bebas biaya tenaga kerja dan obat
terhadap lingkungan baru sehingga umur penanggulangan gulma/rumput yang
mulai bertelur lebih dari 6 bulan, sedangkan biasanya jika tanpa itik minimal
masa istirahat (molting) menjadi lebih lama dilakukan penyemprotan herbisida 6
meskipun kotoran itik secara efektif bisa bulan sekali
menyebar diantara pohon kelapa sawit 2. Bebas biaya pemupukan
3.Pola campuran,
381
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman 378-381 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

3. Mulai umur 2 tahun menghasilkan buah Gunawan dan Azmi, 2005. Potensi dan
pasir dan umur 3 tahun sudah bisa panen Peluang Pengembangan Integrasi
dengan periode 15 hari Sapi Kelapa Sawit di Provinsi
4. Lingkar batang rerata antara 267 cm – 304 Bengkulu. Balitbang Propinsi
cm pada umur 5 tahun, lebih baik Bengkulu. Prosiding Puslitbang
dibandingkan kelapa sawit dengan Peternakan; BPPT Provinsi Kaliantan
pemeliharaan normal tanpa itik, umur 8 Selatan dan Badan Penelitian dan
tahun berdiameter 264-275 cm Pengembangan Pertanian. Bogor
5. Warna daun hijau tua mengkilap, keras
yang menandakan unsur hara terpenuhi Gunawan, B. Hermawan, Sumardi dan E.
6. Produksi: berat buah per TBS meningkat Pudiproptani, 2004. SISKA (Sistem
(antara 20-25 kg/tandan), dan jumlah Integrasi Sapi Kelapa Sawit) di
TBS antara 15-20 tandan per pohon Perkebunan Rakyat Bengkulu.
7. Bebas residu ahan kimia dan disukai Balitbang Propinsi Bengkulu.
pabrik karena rendemen baik
Matius, I.W., 2005. Inovasi Teknologi
KESIMPULAN DAN SARAN Pemanfaatan Produk Samping
Industri Kelapa Sawit Sebagai Pakan
Kesimpulan
Ruminansia. Prosiding Puslitbang
Berdasarkan hasil kajian dapat
Peternakan; BPPT Provinsi Kaliantan
disimpulkan bahwa:
Selatan dan Badan Penelitian dan
1. Pola pemeliharaan itik yang efektif pada
Pengembangan Pertanian. Bogor
integrase itik – sawit adalah pola
campuran sesuai segmen pemeliharaan,
Prihutami, N.D, 2011. Analisis Faktor
meliputi pemeliharaan dalam kandang
Penentu Produksi Tandan Buah Segar
litter-umbaran-dan kandang panggung
(TBS) Tanaman Kelapa Sawit di Sugai
untuk masa bertelur.
Bahaur Estate PT. Bumitama
2. Pemeliharaan itik di sela sawit meberi
Gunajaya Agro Wilayah VI Metro
dampak positif bagi tanaman sawit antara
Cempaga ota Waringin Timur
lain, bebeas gulma dan pupuk kimia,
Kalimantan Tengah. (Skripsi) .
pertumbuhan dan produksi TBS
Departemen Agronomi dan
meningkat
Hortikultura, IPB. Bogor
Saran
PUSLITBANGBUN, 2010. Budidaya
Perlu penelitian lebih lanjut untuk
Kelapa Sawit. Pusat Penelitian an
mengetahui jumlah itik yang optimal per
Pengembangan Pekebunan. Badan
luasan tanaman sawit, serta berapa
Penelitian dan Pengembangan
pengaruhnya terhadap pendapatan petani
Pertanian. Kementerian Pertanian.
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Corley, R.H.U., 2003. Oil Palm: A major Rohaeni, E.S.,Hamdan A, Subhan A., 2005.
tropical crop. Borotrop 19. Peluang Pmanfaatan Limbah Sawit
untuk Penggemukan Sapi. BPTP
Kalimantan Selatan.

You might also like