You are on page 1of 12

Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) ISSN 2252-5491, E-ISSN 2656-4599

Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137 DOI: https://doi.org/10.29244/fagb.12.2.126-137

IMPLEMENTASI PEREMAJAAN SAWIT RAKYAT


(STUDI KASUS: KUD TUNAS MUDA KABUPATEN SIAK-RIAU)

Pipin Dwi Astiti1), A. Faroby Falatehan2), dan Eka Intan Kumala Putri3)
1,2,3) Departemen Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper Wing 5 Level 11 Kampus IPB Dramaga, Indonesia
e-mail: 1)pipindwiastiti@gmail.com

(Diterima 23 Juli 2021 / Revisi 31 Agustus 2021 / Disetujui 9 Juni 2022)

ABSTRACT
The decision to replant oil palm is a complex decision for smallholder farmers in Teluk Merbau Village who
are members of the Tunas Muda KUD, Siak Regency, Riau Province. Oil palm replanting needs to be done
because the age of oil palm plantations for KUD Tunas Muda farmers on average has reached a planting
age of >30 years with a production yield of only 1.47 tons per hectare per year. The implementation of oil
palm replanting is carried out through the People's Palm Oil Rejuvenation (PSR) program. This research
aims to examine the applicable regulations regarding the implementation of oil palm replanting at KUD
Tunas Muda and analyze the perception of smallholder farmers on the implementation of oil palm
replanting. Data were analyzed using gap analysis and qualitative descriptive analysis. Adjusted to the
Director General of Plantation Decree No.29/KPTS/KB.120/3/2017 concerning guidelines for the
implementation PSR. The results of the analysis of the perception farmers indicate input aspects, financial
aspects and institutional aspects that influence farmers' decisions in the implementation of oil palm
rejuvenation. The stakeholder involvement aspect consists of 3 components: related stakeholders,
stakeholder rights and stakeholder obligations. The implementation PSR program is very helpful and this
program can only be accepted by oil palm farmers who are members of the Tunas Muda KUD membership.

Keywords: gap analysis, qualitative descriptive analysis, replanting

ABSTRAK
Keputusan peremajaan kelapa sawit merupakan keputusan kompleks bagi rumah tangga petani sawit
rakyat, begitu juga bagi petani sawit di Desa Teluk Merbau yang tergabung dalam anggota KUD Tunas
Muda Kabupaten Siak Provinsi Riau. Peremajaan kelapa sawit perlu dilakukan karena usia tanaman
kelapa sawit petani KUD Tunas Muda rata-rata sudah mencapai usia tanam >30 tahun dengan hasil
produksi hanya 1,47 ton per hektar per tahun. Pelaksanaan peremajaan kelapa sawit yang dilakukan
melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Penelitain ini bertujuan untuk menelaah aturan yang
berlaku terkait pelaksanaan peremajaan kelapa sawit di KUD Tunas Muda serta menganalisis persepsi
petani sawit terhadap pelaksanaan peremajaan kelapa sawit. Data dianalisis menggunakan analisis
kesenjangan serta analisis deskriptif kualitatif. Sesuai keputusan Dirjenbun No.29/KPTS/KB.120/
3/2017 tentang pedoman pelaksanaan PSR. Hasil analisis persepsi petani menunjukkan aspek input,
aspek finansial dan aspek kelembagaan yang berpengaruh pada keputusan petani dalam pelaksanaan
peremajaan. Aspek keterlibatan stakeholder terdiri dari 3 komponen sub aspek yaitu: stakeholder
terkait, hak stakeholder dan kewajiban stakeholder. Pelaksanaan peremajaan kelapa sawit melalui
program PSR sangat membantu petani kelapa sawit dan Program PSR ini hanya dapat diterima oleh
petani kelapa sawit yang tergabung dalam keanggotaan KUD Tunas Muda.

Kata kunci: analisis kesenjangan, analisis deskriptif kualitatif, peremajaan kelapa sawit

PENDAHULUAN (Utami et al 2017). Kelapa sawit juga merupakan


produk pertanian yang strategis sebagai sumber
Tanaman kelapa sawit merupakan ta- minyak nabati (Stephani et al 2018). Sub sektor
naman tahunan yang termasuk dalam familia perkebunan kelapa sawit merupakan sektor ung-
Palme (Najmi 2019) dan merupakan komoditas gulan di Indonesia. Meskipun menjadi unggulan
utama tanaman perkebunan dalam perekonomian namun kelapa sawit juga menjadi salah satu

Tersedia online di https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/fagb


Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 127
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

kontribusi melesatnya laju kerusakan hutan Indo- cukup besar. Pelaksanaan peremajaan itu sendiri
nesia yang berimplikasi masiv sosial-ekonomi- kurang lebih membutuhkan dana sekitar 63 juta
dalam 30 tahun terkhir (putri et al. 2018). per hektar (BPDPKS 2020). KUD Tunas Muda
Pertumbuhan sub sektor kelapa sawit didukung merupakan salah satu KUD yang mendapatkan
dengan meningkatnya pencapaian produktivitas bantuan dari BPDPKS untuk mengikuti program
yang tentunya dicapai secara berkelanjutan. PSR.
Dalam rangka peningkatan dan stabilitas pro- Berdasarkan penjelasan di atas maka tu-
duksi, teknik budidaya kelapa sawit menjadi juan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
sangat penting. Menurut Setyamidjaja (2006), ada tidaknya kesenjangan antara peraturan yang
teknik budidaya kelapa sawit terdiri dari bebe- berlaku yakni Keputusan Dirjenbun No.29/KPTS/
rapa tahapan, antara lain: pembibitan, pembukaan KB.120/3/2017 dengan realisasi peremajaan di
lahan, rancangan kebun, penanaman, tanaman KUD Tunas Muda yang dilakukan melalui program
penutup tanah, pemeliharaan tanaman belum PSR. Mengetahui persepsi dari petani sawit KUD
menghasilkan (TBM), pemeliharaan tanaman Tunas Muda dalam pelaksanaan peremajaan yang
menghasilkan (TM), dan peremajaan. Menurut meliputi aspek input (pemilihan lahan perke-
(Kotagama et al. 2013) peremajaan kelapa sawit bunan plasma atau swadaya), ketersediaan sarana
merupakan praktek budidaya dalam pengelolaan produksi seperti (bibit, pupuk, pestisida dan te-
tanaman tahunan untuk memaksimalkan dan naga kerja), sitem peremajaan yang dipilih (sistem
menstabilkan pendapatan antar waktu. Sedang- peremajaan konvensional), aspek finansial meli-
kan peremajaan dini diartikan sebagai penggan- puti: sumber dana atau modal (bantuan PSR, pin-
tian tanaman sawit muda berumur 10-25 tahun jaman KUR, tabungan peremajaan dan tabungan
milik petani atau perkebunan rakyat yang meng- pribadi), aspek kelembagaan terdiri dari peletihan
hadapi masalah produktivitas rendah < 10 ton per yang diperoleh (teknik budidaya), akses informasi
hektar akibat kesalahan bibit, dengan tanaman dan teknologi, akses pasar penjualan TBS
kelapa sawit yang baru (Arsjad 2017). Selain itu (penentuan harga TBS dari Disbun Kabupaten
perkebunan kelapa sawit rakyat merupakan Siak sedangkan penjualan TBS melalui PTPN V
bagian dari rantai pasok agribisnis kelapa sawit Siak dan perusahaan rekanan KUD Tunas Muda).
yang perlahan dituntuntut untuk dapat menerap-
kan keberlanjutan (Saragih et al. 2018). METODE
Pelaksanaan peremajaan kelapa sawit juga
harus memperhitungkan kelayakan dari aspek – LOKASI PENELITIAN
aspek non financial yang terdiri dari aspek pasar, Penelitian dilakukan di KUD Tunas Muda
teknis, manajemen, hukum, ekonomi, dan sosial, Desa Teluk Merbau Kecamatan Dayun, Kabupaten
lingkungan (Demiyanti et al. 2013). Petani kelapa Siak, Provinsi Riau. Pemilihan lokasi dilakukan de-
sawit sebelum melakukan peremajaan kelapa sa- ngan purposive sampling, yang merupakan teknik
wit dipastikan harus mempertimbangkan kebu- pengambilan sampel dengan menentukan krite-
tuhan ekonomi rumahtangga mereka selama pe- ria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008). Pengam-
remajaan kelapa sawit dilakukan, karena dari bilan data primer dan sekunder dilaksanakan
mulai peremajaan kelapa sawit dilakukan sampai pada bulan September – November 2020.
pada tanaman kelapa sawit menghasilkan kurang
lebih butuh waktu sekitar 2,50 tahun sampai 3 METODE ANALISIS DATA
tahun. Hal ini tentu sangat dirasakan bagi Data yang digunakan dalam penelitian ini
rumahtangga petani sawit, terutama petani sawit adalah data primer dan sekunder. Data primer
yang hanya memiliki luas lahan tidak lebih dari 2 berasal dari petani sawit KUD Tunas Muda
hektar. Begitu juga bagi petani sawit di lokasi meliputi: karakteristik petani sawit KUD Tunas
penelitian yakni di KUD Tunas Muda yang hampir Muda, persepsi anggota dan pengurus KUD Tunas
80% matapencahariannya sebagai petani kelapa Muda terhadap pelaksanaan peremajaan kelapa
sawit. Pelaksanaan peremajaan bagi petani sawit sawit, aset-aset yang dimiliki petani sawit KUD
rakyat dihadapkan pada faktor pembiayaan yang Tunas Muda yang akan melaksanakan peremajaan
kelapa sawit. Petani sawit rakyat merupakan

Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat… Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri
128 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

pelaku rantai pasok hulu memiliki peranan c. Setelah menelaah isi dari peraturan meng-
penting dalam menciptakan sistem rantai pasok gunakan kategori sistem selanjutnya antara
yang terintegrasi (Yutika,2019). peraturan dengan implementasi pelaksanaan
Data sekunder diperoleh dari pihak-pihak peremajaan di KUD Tunas Muda menggunakan
yang terkait seperti data dari BPS, Dinas analisis kesenjangan. Analisi kesenjangan ini
Perkebunan Siak, PTPN V Siak, Kantor Desa Teluk dimodifikasi dari Febrian (2018) dengan
Merbau, KUD Tunas Muda. Literatur yang diguna- uaraian sebagai berikut:
kan dalam penelitian ini adalah disertasi, tesis, 1) Komponen-komponen atau aspek yang
skripsi, toolkit, jurnal nasional, jurnal interna- akan dianalisis diuraikan dalam sitem kate-
sional, artikel, internet, dan literatur lainnya yang gori sesuai dengan Tabel 10. Penentuan
dapat mendukung penelitian. Penelitian dilaku- standar acuan adalah Keputusan Dirjenbun
kan menggunakan teknik survei, yaitu teknik yang No.29/KPTS/KB.120/3/2017 tentang Pe-
bertujuan mengumpulkan data dari sejumlah va- doman Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit
riabel pada suatu kelompok melalui wawancara, Pekebun, Pengembangan Sumber Daya Ma-
observasi langsung dan pelaksanaan FGD (Forum nusia Dan Bantuan Sarana dan Prasarana
Group Discussions). Pada penelitian ini terdapat dalam Kerangka Pendanaan Badan Penge-
dua unit analisis, yaitu responden dan informan lola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
kunci (key person). Penentuan responden meng- 2) Hasil dari pengkategorian peraturan yang
gunakan prosedur probability sampling, yaitu berlaku selanjutnya ditentukan menjadi
simple random sampling dengan target populasi acuan untuk mengetahui pelaksanaan pere-
adalah anggota KUD Tunas Muda yang mengikuti majaan kelapa sawit di KUD Tunas Muda.
program peremajaan kelapa sawit sebanyak 100 Informasi atau data implemantasi pelak-
orang, dan responden ditentukan sebanyak 20 sanaan peremajaan di KUD Tunas Muda
orang. diperoleh dari wawancara mendalam ter-
hadap key persons. Data-data implementasi
KESESUAIAN PERATURAN TENTANG pelaksanaan peremajaan di lapangan (de
PEREMAJAAN KELAPA SAWIT DI KUD TUNAS facto) kemudian dianalisis kesenjangnnya
MUDA DAN IMPLEMENTASINYA terhadap isi peraturan (de jure) untuk
Peraturan yang digunakan sebagai acuan di menganalisis sejauh mana implementasi
dalam analisis ini adalah Keputusan Dirjenbun pelaksanaan peremajaan di KUD Tunas
No.29/KPTS/KB.120/3/2017 tentang Pedoman Muda dengan peraturan yang telah di-
Peremajaan Kelapa Sawit. Berikut uraian langkah- tentukan.
langkah penentuan aturan yang digunakan: 3) Analisis data dilakukan dengan mengguna-
a. Penentuan Peraturan yang akan dijadikan kan analisis deskriptif kuantitatif:
acuan, yakni Keputusan Dirjenbun No.29/ i. Perhitungan skor kesesuaian masing-
KPTS/KB.120/3/2017 tentang Pedoman masing sub-aspek
Peremajaan Kelapa Sawit. Pemberian skor dilakukan untuk meng-
b. Menelaah isi peraturan dengan sistem kategori kuantifikasikan kesesuaian antara isi
yang akan digunakan. Pada Tabel 1 disajikan peraturan dengan implementasi di
matriks kategori isi dari peraturan yang lapangan pada setiap aspek kajian.
berlaku. Dalam penelitian ini terdapat 3 aspek
yang menjadi kajian, yaitu: keterlibatan
Tabel 1. Matriks Kategori Isi Peraturan
Kategori Sub-Kategori stakeholder, hak stakeholder, kewajiban
Unit Analisis
(Aspek) (Parameter) stakeholder. Cara penentuan skor untuk
Keputusan Keterlibatan • Siapa saja setiap sub-aspek kategori adalah
Dirjen stakeholder stakeholder yang
sebagai berikut:
Perkebunan terlibat
No. • Hak stakeholder
29/KPTS/KB. 𝑎𝑎𝑎𝑎
• Kewajiban Xi= 𝑋𝑋 100% …………………………………(1)
120/3/2017 𝑁𝑁𝑁𝑁
stakeholder
Sumber: Diadaptasi dari Fibrianis (2018)

Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 129
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

Keterangan : • Apabila nilai kesenjangan <50%, artinya


Xi : Skor tingkat kesesuaian pada sub aspek i implementasi aturan dilapangan sudah
ai : Jumlah komponen dari sub-aspek i berjalan cukup baik sesuai dengan per-
yang terpenuhi aturan. Pada kondisi ini, perlu penga-
Ni : Jumlah seluruh komponen yang dikaji wasan pada implementasi di lapangan
dalam sub-aspek i agar setiap aspek yang sudah sesuai
tetap dapat dipertahankan seperti
ii. Perhitungan nilai kesenjangan untuk dalam kondisi saat ini.
masing-masing sub-aspek • Apabila nilai kesenjangan >50%, artinya
implementasi aturan di lapangan masih
𝑌𝑌𝑡𝑡 = 𝐸𝐸 − 𝑋𝑋𝑡𝑡 …………………………………………..(2) kurang sesuai. Pada kondisi ini perlu
dilakukan evaluasi dan pengawasan
Keterangan : agar aspek-aspek yang tercantum di-
Yi : Nilai kesenjangan sub-aspek i dalam peraturan dapat berjalan sehing-
E : Expected Value (Harapan ket- ga dapat mewujudkan peremajaan kela-
ercapaian) dengan nilai 100% pa sawit rakyat sesuai dengan per-
Xi : Skor tingkat kesesuaian pada sub aturan yang berlaku.
aspek i • Apabila nilai kesenjangan = 100, tidak
terdapat kesesuaian atau tidak sejalan
iii. Perhitungan rataan nilai kesenjangan pada sama sekali antara implementasi di
masing-masing aspek lapangan dengan peraturan.

𝑋𝑋1+ 𝑋𝑋2+ 𝑋𝑋3


𝑋𝑋 = …………………………………… (3) Analisis kesenjangan pada penelitian ini
3
dilakukan untuk melihat sejauh mana kinerja KUD
Keterangan: Tunas Muda dalam pelaksanaan peremajaan
X : skor tingkat kesesuaian pada aspek kelapa sawit di Desa Teluk Merbau Kecamatan
keterlibatan stakeholder Dayun dengan menggunakan Peraturan Menteri
X1 : siapa saja stakeholder yang terlibat Pertanian No.18/Permentan/KB.330/5/2016
X2 : hak masing-masing stakeholder tentang Pedoman Peremajaan Kelapa Sawit.
X3 : kewajiban masing-masing Mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu
stakeholder diperhatikan untuk mengurangi nilai kesenjangan
agar lebih sejalan dengan standar acuan yang
iv. Perhitungan nilai kesenjangan antara diharapkan dalam peraturan tersebut.
semua aspek dengan implementasi di
lapangan Persepi Petani Sawit terhadap Pelaksanaan
Peremajaan Kelapa Sawit
Gap = X ……………………………………………...(4) Persepsi petani terhadap peremajaan ke-
1 lapa sawit merupakan pemberian makna dari
petani terhadap suatu obyek yang didasari oleh
Keterangan: pengetahuan dan pengalaman, pengorganisasian
Gap : Skor tingkat kesesuaian pada semua dan interprestasi petani dalam peremajaan kelapa
aspek sawit. Petani kelapa sawit cenderung melihat
X : aspek keterlibatan stakeholder suatu komoditas berdasarkan nilai ekonomi yang
mampu menghasilkan dan meningkatkan produk-
v. Analisis kesenjangan si TBS. Metode analisis dalam persepsi pelak-
• Apabila nilai kesenjangan = 0%, artinya sanaan peremajaan kelapa sawit bagi anggota
tidak terdapat kesenjangan sama sekali. KUD Tunas Muda menggunakan analisis diskriptif
Kondisi ini menunjukkan bahwa imple- kuantitatif dengan pemberian skor pada aspek-
mentasi di lapangan aspek sudah se- aspek yang telah ditentukan.
jalan dengan peraturan.

Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat… Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri
130 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

a. Aspek input Rentang kelas =


1. Jenis lahan yang diremajakan (lahan plas- jumlah nilai maximum – jumlah nilai minimum
ma atau lahan swadaya) jumlah kategori
100−20
2. Ketersediaan sarana produksi (bibit, pu- =
5
puk, pestisida dan atau herbisida, tenaga
= 16
kerja)
3. Sistem peremajaan yang dipilih Tahap ketiga, membuat rentang kelas
b. Aspek finansial
untuk masing-masing kategori yang dapat dilihat
1. Sumber dana atau modal yang ada (modal pada Tabel 3.
pribadi, pinjaman, bantuan)
2. Instansi atau lembaga pemberi modal
Tabel 3. Rentang kelas penilaian
3. Alokasi dana yang ada untuk peremajaan
No Penilaian Kriteria
c. Aspek kelembagaan 1. 20 – 36 Sangat tidak setuju
1. Pelatihan yang diperoleh (teknik budidaya) 2. 36.1 – 52 Tidak setuju
2. Akses informasi dan perkembangan tek- 3. 52.1 – 68 Netral
nologi terkait peremajaan dan teknik budi- 4. 68.1 – 84 Setuju
daya kelapa sawit 5. 84.1 – 100 Sangat setuju
Sumber: Riduwan 2010
3. Akses pasar untuk penjualan TBS

Tahap keempat, menghitung kalkulasi skor


Pengukuran dan penentuan skor persepsi
dapat menggunakan rumus sebagai berikut
dari aspek input, finansial dan aspek kelembagaan
(Ridwan 2010):
dengan menggunakan skala likert dengan jumlah
responden 20 orang, maka nilai skala maksimum= 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
100. Berikut perhitungan skala likert menurut Rumus Index = x 100..................................(5)
𝑦𝑦
Riduwan (2010):
Tahap pertama, setiap jawaban atau du- Keterangan:
kungan sikap dapat diukur dalam lima tingkatan Total skor = didapat dari penjumlahan keselu-
dan diberi skor yang dapat dilihat pada Tabel 2. ruhan dari perkalian kategori dengan
frekuensi responden menjawab
Tabel 2. Rentang Kelas Penilaian kategori tersebut.
No Kriteria Skor Total skor = ∑(𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑋𝑋 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓)...............(6)
1. Sangat (tidak setuju, tidak sesuai, 1 y = skor tertinggi Likert x jumlah res-
tidak ada) ponden, dimana skor tertinggi sama
2. Tidak setuju/tidak sesuai/tidak ada 2 dengan lima
3. Netral 3
4. Setuju/sesuai 4
5. Sangat (setuju, sesuai) 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber: Riduwan 2010
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Tahap kedua, melakukan perhitungan Karakteristik rumahtangga responden di-
untuk rentang kelas sebagai berikut: cerminkan oleh variabel umur responden, tingkat
Nilai minimum = skor terendah x jumlah sampel pendidikan responden, jumlah tanggungan ke-
= 1 x 20 luarga, jenis pekerjaan utama dan pekerjaan sam-
= 20 pingan, lama menjadi petani sawit, keanggotaan
Nilai maximum = skor tertinggi x jumlah sampel responden di KUD Tunas Muda (data pribadi KUD
= 5 x 20 Tunas Muda 1997). Karakteristik ini dijadikan
= 100 acuan untuk mengetahui seperti apa keadaan
responden sesuai dengan kondisi yang ada dengan
pengamatan langsung dan metode wawancara.

Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 131
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

Tabel 4. Karakteristik Umur Responden gungan keluarga ini berkaitan erat dengan total
Jumlah Persentase pengeluaran rumahtangga.
Kategori umur
(responden) (%)
Dewasa muda Tabel 7. Karakteristik Pekerjaan Utama
(20-40 tahun) 2 10.00 Kategori
Dewasa tengah Jumlah Persentase
pekerjaan
(41-64 tahun) 18 90.00 (responden) (%)
utama
Tua (>64 tahun) - -
Sumber: data pribadi diolah, 2021
Petani sawit 19 95,00
PNS 1 5,00
Lain-lain - -
Karakteristik responden berdasarkan u- Sumber: data pribadi diolah, 2021
mur dapat dilihat pada Tabel 4. Menurut BPS
(2001) usia produktif tenaga kerja adalah antara Pekerjaan utama rumahtangga responden
15 sampai 64 tahun. Sesuai dengan tingkat umur, sebesar 95% sebagai petani sawit dengan jumlah
rata-rata umur responden adalah 64 tahun. responden 19 orang. Pekerjaan lain-lain sebesar
Respon terbanyak berada pada kategori dewasa 1% yakni sebagai pegawai negeri sipil. Artinya
tengah (41-64) sebesar 90%. Umur responden rumah tangga responden secara keseluruhan
pada kategori dewasa muda (20-40 tahun) bekerja sebagai petani sawit, yang berarti
sebesar 10%. pendapatan terbesar juga dari hasil perkebunan
kelapa sawit.
Tabel 5. Karakteristik Pendidikan Responden
Kategori Jumlah Persentase Tabel 8. Karakteristik Pekerjaan Sampingan
pendidikan (responden) (%) Kategori
Rendah (Sekolah Jumlah Persentase
pekerjaan
Rakyat atau (responden) (%)
sampingan
Sekolah Dasar) 11 55,00 Karyawan KUD
Sedang (SMP) 1 5,00 Tunas Muda 4 20,00
Tinggi (SMA dan Berdagang 3 15,00
Perguruan tinggi) 8 40,00 Buruh tani 1 5,00
Sumber: data pribadi diolah, 2021
Tidak ada
sampingan 12 60,00
Rata-rata lama pendidikan responden Sumber: data pribadi diolah, 2021
adalah 7 tahun. Artinya tingkat pendidikan pada
tingkat Sekolah Rakyat sebesar 55%. Kategori Rumah tangga responden rata-rata tidak
tingkat pendidikan SMA sebesar 40%. Dan paling mempunyai pekerjaan sampingan, sebagai karya-
terakhir kategori pendidikan responden di tingkat wan KUD Tunas Muda, 15% berdagang dan 5%
SMP sebesar 5%. sebagai buruh tani perkebunan sawit.

Tabel 6. Karakteristik Tanggungan Keluarga Tabel 9. Karakteristik Keputusan Menjadi


Kategori jumlah Petani Sawit
Jumlah Persentase Kategori sejak
tanggungan Jumlah Persentase
(responden) (%) kapan menjadi
keluarga (responden) (%)
Kecil (0-1 orang) 7 35,00 petani sawit
Sedang (2-3 orang) 11 55,00 Generasi pertama
Besar (>3 orang) 2 10,00 antara tahun
Sumber: data pribadi diolah, 2021 1985-1986 20 100,00
Sumber: data pribadi diolah, 2021

Rata-rata jumlah tanggungan rumahtangga


adalah 2,22 orang. Artinya, jumlah tanggungan Rumahtangga petani secara keseluruhan
rumahtangga berkisar pada kategori 2-3 orang, menjadi petani sawit sejak generasi pertama pada
yakni sebesar 55% dan responden dengan tang- tahun 1985-1986 di Desa Teluk Merbau, hal ini
gungan 0-1 orang sebesar 35%. Jumlah tang- ditunjukkan dengan pencapaian sebesar 100%.
Generasi pertama ini dimaksud dengan awal

Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat… Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri
132 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

mulanya transmigrasi masuk di Desa Teluk 1. Siapa saja stakeholder yang terkait, diantara-
Merbau. nya: lembaga-lembaga dalam perkebunan
kelapa sawit, dinas kabupaten atau kota, dinas
STRUKTUR NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI provinsi, Direktur Jenderal Perkebunan,
SAWIT KUD TUNAS MUDA PERIODE 2019 BPDPKS
(SEBELUM PEREMAJAAN) 2. Hak stakeholder, yang terdiri 10 sub-sub aspek
Struktur pendapatan terdiri dari tiga dari kelima stakeholder yang terkait
sumber nafkah yaitu on-farm, off-farm, dan non- Kewajiban stakeholder, terdiri dari 30 sub-sub
farm. Pada penelitian ini struktur pendapatan aspek dari kelima stakeholder yang terkait dalam
rumahtangga petani hanya ada dua sumber pelaksanaan peremajaan kelapa sawit.
nafkah saja yaitu sektor on-farm dan non-farm. Kesenjangan sebesar 40% pada kewajiban
stakeholder terjadi dikarenakan dari pemerintah
Tabel 10. Struktur Pendapatan Rumahtangga masih kurang melakukan pengecekan secara lang-
Petani KUD Tunas Muda 2019 sung pada saat program PSR dijalankan, sebatas
Gol. Luas Pendapatan peninjauan dari dinas terkait dalam pelaksana-
Kelas (ha) on-farm Non-farm annya. Kesenjangan sebesar 10% pada hak
Bawah 2–4 13.924.791 8.400.000
stakeholder, masih perlu adanya evaluasi teruta-
Tengah 4,1–10 61.777.803 24.000.000
Atas >10 199.927.368 36.000.000 ma dalam pelaksanaan pelatihan dan pengem-
Sumber: data pribadi diolah, 2021 bangan sumberdaya manusia yang masih belum
terserap oleh petani sawit KUD Tunas Muda yang
ANALISIS KESENJANGAN PERATURAN melaksanakan peremajaan kelaa sawit. Hal ini
PEREMAJAAN SAWIT RAKYAT dikarenakan sebesar 55% latar belakang pen-
Pada pembahasan ini yang menjadi acuan didikan petani hanya pada tingkatan SD sederajad
bagi analisis kesenjangan adalah peraturan atau Sekolah Rakyat.
Dirjenbun No.29/KPTS/KB.120/3/2017 tentang Penelitian sebelumnya pada (Anhar,2018)
Program PSR. Secara umum pelaksanaan program hanya menelaah dari aturan-aturan lokal daerah
PSR ini belum dapat berjalan optimal terutama setempat, meskipun peraturan daerah sudah
dalam hal penyusunan RAB P0 (Rencana ditetapkan dalam pengelolaan hutan mangrove.
Anggaran Belanja Dasar) seperti kegiatan terasan Hal ini menjadi salah satu alasan dalam penelitian
atau land clearing, tumbang cacah atau chipping, yang dilakukan disesuaikan dengan peraturan
luku, pembuatan lobang tanam, penggadaan terakhir yang ditetapkan dalam pelaksanaan
pupuk dan penanaman bibit. peremajaan kelapa sawit rakyat.

Tabel 11. Hasil Analisis Kesenjangan PERSEPSI PETANI SAWIT KUD TUNAS MUDA
Peraturan Peremajaan Kelapa Sawit DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KELAPA
Jumlah Nilai SAWIT
Sub- komponen Skor kesenja-
Aspek 𝒂𝒂 Persepsi petani sawit KUD Tunas Muda
aspek terpenuhi (b=𝑵𝑵 x 100%) ngan
(a) (c= 100%-b) dalam pelaksanaan peremajaan kelapa sawit
Keter- 1. Stake-
libatan holder
terbagi atas tiga aspek input, aspek finansial dan
stake- terkait 5 dari 5 100 - aspek kelembagaan. Aspek input meliputi (jenis
holder 2. Hak stake- lahan, sarana produksi dan sistem peremajaan),
holder 9 dari 10 90 10%
3. Kewajiban aspek finasial (sumber dana, penerimaan dana
stakeholder 18 dari 30 60 40% dan alokasi dana), aspek kelembagaan (pelatihan,
Sumber: data pribadi diolah, 2021
akses informasi dan teknologi, akses pasar).

Aspek keterlibatan stakeholder dalam


1. Aspek Input Petani Sawit
penelitian ini meliputi:
Aspek input yang mempengaruhi persep-
si petani sawit dalam peremajaan dapat dilihat
pada Tabel 12.

Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 133
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

Tabel 12. Persepsi Petani Sawit dari Aspek Sehingga perlunya sosialisasi dari dinas terkait
Input agar petani sawit KUD Tunas Muda dapat
Kategori Persentase
Aspek Input
Skor
Responden
(%)
memahami jenis dan manfaat dari pupuk,
Jenis lahan Sangat tidak sesuai - 00,00 pestisida dan herbisida.
Tidak sesuai - 00,00 Sistem peremajaan secara konvensional
Netral - 00,00
Sesuai - 00,00 adalah sistem peremajaan yang dipilih oleh
Sangat sesuai 20 100,00 KUD Tunas Muda dalam menjalankan program
Sarana Sangat tidak sesuai - 00,00
produksi Tidak sesuai - 00,00 PSR, sistem peremajaan konvensional ini
Netral - 00,00 dengan cara penumbangan serentak. Sebesar
Sesuai 3 15,00
Sangat sesuai 17 85,00
100% petani menyetujui peremajaan dengan
Sistem Sangat tidak sesuai - 00,00 sistem konvensional.
peremajaan Tidak sesuai - 00,00
Netral - 00,00
Sesuai - 00,00 2. Aspek Finansial Petani Sawit terhadap
Sangat sesuai 20 100.00 Pelaksanaan Peremajaan Kelapa Sawit
Sumber: Data Primer (diolah) 2021
Aspek finansial merupakan kesiapan
Jenis lahan yang diremajakan sesuai petani dalam hal sumber dana untuk biaya
dengan ketentuan program PSR adalah lahan peremajaan, sumber dana yang dimaksud
plasma, persepsi ini ditunjukkan dengan pen- adalah sumber dana (dari dana pribadi,
capaian sebesar 100% dengan kategori sangat pinjaman, bantuan dari pemerintah), dana dari
sesuai. Kenapa lahan plasma yang dijadikan BPDPKS apakah disetujui dan sesuai untuk
keperluan peremajaan (mencukupi atau
pilhan untuk menerima bantuan program PSR?
Hal ini dikarenakan pemerintah pusat dan tidak), alokasi dana (diperuntukkan untuk apa
daerah sangat berharap penuh kepada petani saja). Aspek finansial biasanya menjadi alasan
swadaya yang belum tergabung didalam utama bagi petani sawit untuk melakukan
koperasi yang membawahi usaha kelapa sawit peremajaan. Pada Tabel 13 dijelaskan tentang
dapat segera bergabung dan menjadi bagian persepsi petani dari aspek finansial dalam
dari koperasi yang terdapat di lokasi masing- penerapan peremajaan.
masing. Agar pemerintah lebih mudah dalam
hal pelaporan, pengawasan, pemberian pela- Tabel 13. Persepsi Petani Sawit dari Aspek
tihan serta penyaluran bantuan kepada petani Finansial
Aspek Kategori Persentase
sawit rakyat. Serta lebih mempermudah dan Responden
finansial skor (%)
mempercepat proses pencapain petani sawit Sumber Sangat tidak sesuai - 00,00
dana atau Tidak sesuai 3 15,00
rakyat yang berkelanjutan. modal Netral 7 35,00
Ketersediaan sarana produksi (bibit, pu- Sesuai 7 35,00
puk, pestisida, herbisida) dalam pelaksanaan Sangat sesuai 3 15,00
Penerimaan Sangat tidak sesuai - 00,00
peremajaan sebesar 85% yang menunjukkan dana Tidak sesuai - 00,00
kesesuaian secara sepenuhnya. Ketersediaan Netral - 00,00
Sesuai - 00,00
bibit yang bersertifikat telah disediakan dari Sangat sesuai 20 100,00
PTPN V yang bekerjasama dengan Dinas Alokasi Sangat tidak sesuai - 00,00
dana Tidak sesuai 3 15,00
Perkebunan Kabupaten Siak. Pupuk, pestisida Netral 6 30,00
dan herbisida untuk ketersediaanya dikelolah Sesuai 10 50,00
Sangat sesuai 1 5,00
dari KUD Tunas Muda yang bekerjasama
Sumber: Data Primer (diolah) 2021
dengan suplier pupuk dari Pekanbaru. Dalam
penentuan suplier pupuk dari KUD ada se- Pelaksanaan peremajaan kurang lebih
bagian petani sebesar 15% yang masih belum membutuhkan dana sebesar 63 juta per
sepenuhnya menerima jenis penggunaan pu- hektar. KUD Tunas Muda mendapat bantuan
puk yang akan dipakai. Hal ini dikarenakan dari dana hibah BPDPKS senilai 30juta,- per
masih kurangnya pemahaman petani tentang hektar, sumber dana yang lain juga berasal dari
jenis-jenis pupuk, pestisida dan herbisida. tabungan peremajaan petani sawit KUD Tunas

Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat… Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri
134 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

Muda yang kurang lebih dananya senilai luku, pembuatan lobang tanam, penggadaan
40juta,- yang di potong dari penjualan TBS pupuk dan penanaman bibit.
Rp133.350,- per bulan selama kurang lebih 25
tahun. sebesar sawit KUD Tunas Muda. Dari 3. Aspek Kelembagaan Petani Sawit KUD Tunas
persepsi petani terkait sumber dana menun- Muda terhadap Pelaksanaan Peremajaan
jukkan sebesar 35% dan 15% petani sudah Kelapa Sawit
merasa dana yang tersedia sesuai untuk Kelembagaan dalam perkebunan petani
pelaksanaan peremajaan dan kebutuhan hidup sawit selain dari instansi pemerintah juga
sehari-hari. terdapat dari kelembagaan pekebun lainnya
Rata-rata petani kelapa sawit yang sudah yang merupakan lembaga masyarakat desa
tercukupi secara ekonomi adalah petani kelapa yang berkaitan dengan kegiatan usaha
sawit yang memiliki luasan lahan >4 hektar. dibidang perkebunan dan dikukuhkan melaui
Sedangkan petani sawit yang masih belum akta notaris. Keterlibatan stakeholder dalam
tercukupi kebutuhan ekonominya adalah se- peremajaan kelapa sawit sangat berperan
besar 15 %, yaitu petani yang luas lahannya penting, lembaga-lembaga yang terkait tentu
hanya sekitar 2 hektar saja, ini juga termasuk mempunyai peranan dan fungsi masing-
35% petani yang memilih netral. Kurangnya masing dalam tercapainya peremajaan kelapa
sumber dana untuk pelaksanaan peremajaan sawit di KUD Tunas Muda. Bentuk dan peranan
kelapa sawit sebesar Rp26 juta, belum lagi lembaga-lembaga tersebut ditentukan
untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari berdasarkan: bentuk pelatihan, penyuluhan
petani selama kurang lebih 2,5-3 tahun selama ataupun sosialisasi terkait pelaksanaan
tanaman belum menghasilkan, sehingga mem- peremajaan kelapa sawit ataupun teknik
butuhkan dana pinjaman untuk memenuhi budidaya, kemudahan dalam mendapatkan
kekurangannya. Melalui kemudahan KUR dari akses informasi dan teknologi terkait
bank BRI, bank Mandiri petani yang akan pelaksanaan peremajaan kelapa sawit dalam
melakukan peremajaan kelapa sawit dapat menunjang tingkat produktivitas kelapa sawit
memperoleh pinjaman dana. petani, serta akses penjualan TBS yang tepat
Dana yang diperoleh petani sawit KUD terutama untuk kesesuaian harga dan biaya
Tunas Muda dari BPDPKS melalui program angkut TBS. Persepsi petani dari aspek
PSR senilai 30juta per hektar sudah diterima kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 14.
dan ditransfer melaui nomor rekening yang
telah terdata di KUD Tunas Muda atas nama Tabel 14. Persepsi Petani Sawit dari Aspek
masing-masing petani yang telah terdaftar. Hal Kelembagaan
ini ditunjukkan dengan pencapaian sebesar Aspek
Kategori Persentase
kelem- Responden
100%. Salah satu keuntungan menjadi anggota bagaan
skor (%)
koperasi adalah petani tidak perlu direpotkan Pelatihan Sangat tidak sesuai - 00,00
dan Tidak sesuai - 00,00
dengan proses pengurusan update data serta
sosialisasiNetral 10 50,00
kelengkapannya, karena semua data anggota Sesuai 9 45,00
koperasi sudah diinput dan direkap oleh Sangat sesuai 1 5,00
Akses Sangat tidak sesuai - 00,00
penggurus KUD Tunas Muda, termasuk juga informasi Tidak sesuai - 00,00
proses pendaftaran program PSR. dan Netral 8 40,00
teknologi Sesuai 10 50,00
Persepsi petani dari alokasi dana menun- Sangat sesuai 2 10,00
jukkan 50% petani sudah sesuai, sedangkan Akses Sangat tidak sesuai - 00,00
pasar Tidak sesuai - 00,00
15% menunjukkan ketidaksesuaian. Hal ini Netral - 00,00
dikarenakan pelaksanaan program PSR ini Sesuai 17 85,00
belum dapat berjalan optimal terutama dalam Sangat sesuai 3 15,00
Sumber: Data Primer (diolah) 2021
hal penyusunan RAB P0 (Rencana Anggaran
Belanja Dasar) seperti kegiatan terasan atau
land clearing, tumbang cacah atau chipping,

Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 135
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

Peranan stakeholder terutama dari PTPN V faktor utama petani sawit menjual TBS ke
selaku perusahaan naungan dari petani plasma tengkulak. KUD Tunas Muda dalam meminalisir
KUD Tunas Muda serta Dinas pertanian dan penjualan TBS petani ke tengkulak dengan cara
perkebunan Kabupaten Siak, PT Sinar Agro Raya bermitra dengan tengkulak untuk penyesuaian
dan PT. Berlian Inti Mekar sebagai mitra dalam harga dan penetapan transport angkut TBS.
penjualan TBS sangat mendukung keberlang- Penentuan akses penjualan TBS KUD Tunas Muda
sungan peremajaan kelapa sawit petani. Pen- selain di PTPN V juga bisa dialokasikan ke PT Sinar
capaian sebesar 45% dan 15% untuk kesesuaian Agro Raya dan PT. Berlian Inti Mekar, dengan
pelatihan dan sosialisasi. Bentuk pelatihan yang kesepakatan harga dan penempatan team grading
dilakukan antara lain pelatihan penumbuhan dari pihak KUD Tunas Muda yang mengawal buah
kebersamaan pekebun (PKP), pelatihan pe- petani saat dilakukan penimbangan di PKS. Serta
nguatan kelembagaan, pengembangan kelem- kesesuaian harga jual TBS dengan penetapan
bagaan dan usaha, kepemimpinan, manajemen harga dari Dinas pertanian dan perkebunan
administrasi dan keuangan, tekhnik budidaya, Kabupaten Siak. Akses pasar yang ditentukan ini
ISPO, panen dan pasca panen, informasi pasar dan sepenuhnya disetujui dan sesuai dengan kemauan
promosi, pengolahan sarana dan prasarana petani sawit KUD Tunas Muda dengan pencapaian
perkebunan, pemetaan lokasi perkebunan. 85% petani merasa sesuai dan 15% sangat sesuai
Dari pelatihan yang telah dilakukan ter- dengan kebijakan akses pasar yang ditentukan.
dapat 50% petani yang masih menganggap Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
pelatihan bersifat biasa saja atau netral. Hal ini Angreany S. 2015 mengelompokkan persepsi pe-
terkait dengan pelaksanaan pelatihan dan tani terhadap inovasi peremajaan dan penerapan
sosialisasi penggunaan pupuk yang masih belum peremajaan kelapa sawit, yang terbagi pada faktor
sesuai, seperti penggunaan bumbu penyedap internal (umur, tingkat pendidikan, jumlah tang-
(miwon atau sasa) untuk diaplikasikan di kebun gungan, luas lahan dan motivasi berusahatani),
sawit mereka, serta pemahaman terkait sertifikasi faktor eksternal (tingkat ketersediaan sarana
ISPO yang masih banyak belum diketahui oleh produksi, frekuensi kegiatan penyuluhan, tingkat
petani. Namun secara umum pelatihan dan akses informasi serta dampak perkebunan besar).
sosialisasi sudah dapat diterima dengan baik oleh Perbedaan penerapan peremajaan kelapa sawit
petani, pemahaman dan pendekatan secara ini, dilakukan karena pola pelaksanaan peremaja-
personal ataupun sosialisasi lanjutan dapat an yang dilakukan.
dilakukan oleh penggurus KUD Tunas Muda
ataupun dinas terkait pada saat rapa anggota SIMPULAN DAN SARAN
koperasi ditiap bulannya ataupun pada saat acara
informal (kegiatan yasinan, rapat internal SIMPULAN
kelompok tani). Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
Pentingnya akses informasi dan teknologi bahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
bagi petani KUD Tunas Muda dalam pelaksanaan 1. Secara umum, stakeholder sudah berada di-
peremajaan ditunjukkan dengan kesesuaian pen- posisi yang tepat dan tidak terdapat kesen-
capaian sebesar 50% dan 10%. Pemanfaatan jangan 0,00%, namun perlu pengoptimalan
teknologi dengan penggunaan mobil banking dalam merespon kendala petani kelapa sawit.
koperasi untuk mempermudah petani terutama 2. Perlunya pemanfaatan teknologi dari aspek
dalam hal finansial. Petani yang masih meng- input, finansial dan kelembagaan guna pe-
anggap kurang sesuainya akses informasi dan ningkatan produksi serta penentuan akses
teknologi ini sebesar 40%, hal ini dikarenakan pasar yang tepat
rata-rata mereka sudah berusia lanjut dan tidak
terbiasa dengan penggunaan handphone androit. SARAN
Keberadaan tengkulak disetiap perke- Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
bunan sawit rakyat memang tidak dapat terpisah- bahasan, adapun saran-saran yang diberikan
kan, kebutuhan mendesak juga menjadi salah satu peneliti sebagai rekomendasi dan pembuatan

Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat… Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri
136 Forum Agribisnis (Agribusiness Forum)
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

kebijakan ataupun program oleh pemerintah


ataupun pihak terkait, yaitu: Data Pribadi KUD Tunas Muda. Akta Perubahan
1. Sosialisasi dari pemerintah baik pusat ataupun Anggaran Dasar Koperasi. 1997.
daerah terkait pentingnya peranan koperasi
Demiyanti T. Priatna. BW (2013). Analisis
terutama dalam mendukung pelaksanaan Kelayakan Investasi Perkebunan Rakyat
peremajaan kelapa sawit rakyat Kelapa Sawit Dengan Sistem Bagi Hasil Di
2. Sosialisasi dan pelatihan baik dari pemerintah Desa Budi Asih Kecamatan Pulau Rimau
ataupun stakeholder yang berkaitan dengan Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan,
tambahan pendapatan penghasilan keluarga: Forum Agribisnis: Agribusines Forum
berternak, berkebun sayur dan buah Agribisnis : Agribusiness Forum, 3(1), 33-54.
https://doi.org/10.29244/fagb.3.1.33-54
3. Pemerintah dan stakeholder diharapkan dapat
merespon dan menanggapi serta memproses Febrian T, 2018. Evaluasi Kompensasi
dengan cepat kendala petani sawit khususnya Pembayaran Jasa Lingkungan Kota Cirebon
terkait peremajaan kelapa sawit rakyat. Dan Kabupaten Kuningan [Tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR PUSTAKA Kementrian Pertanian. 2017. Direktori


Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
Adi, Suroto. 2016. Gap Analysis (Analisis Indonesia 2017.
Kesenjangan) [internet]. [diunduh Februari
2020]. Tersedia pada Kotagama HB, Al-Alwi AJT, Boughanmi H, Zekri S,
https://sis.binus.ac.id/2015/07/28/gap- jayasuriyah H, Mbaga M. 2013. Economics
analysis-analisis-kesenjangan/. Analysi Determining The Optimal Replanting
Age of Date Palm. Agriculturalan Marine
Anggreany S. 2015. Penerapan Peremajaan Kelapa Sciences18:51-61.
Sawit Di Provinsi Jambi [Tesis]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor. Najmi L. N. (2019). Status Keberlanjutan
Pengelolaan Perkebunan Inti Rakyat Kelapa
Anhar PF. 2018. Analisis Nilai Ekonomi Dan Sawit Berkelanjutan Di Trumon, Kabupaten
Kelembagaan Terhadap Keberlanjutan Aceh Selatan, Forum Agribisnis: Agribusines
Pemanfaatan Mangrove Di Pulau Tanakeke Forum, Vo.9 No.1 Maret 2019 ISSn2252-
[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 5491.DOI:
https//journal.ipb.ac.id/22525491/fagb.10.
Arsjad Asmar. 2017. Peremajaan Kelapa Sawit 1.1-10
Rakyat Tantangan dan Hambatan Di Masa
Depan. Arpakasindo. Medan. PutriE. I. K., , Darmawan Hadi A., Amalia Rizka,
Panjaitan Nurmala K. 2017. Strategi
[BPDPKS] Badan Pengelola Dana Perkebunan Adaptasi Sosial Ekonomi Dan Ekologi
Kelapa Sawit. 2020. Program Peremajaan Rumahtangga Petani Di Daerah Ekspansi
Perkebunan Kelapa Sawit. Tersedia pada Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Kasus Di
bpdp.or.id. Dua Desa Di Kalimantan Tengah). 2017.
https//journal.ipb.ac.id/Sosiologi
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2001. Direktori Pedesaan.
Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
Indonesia 2018. Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian. Bandung (ID): Alfabetha.
[BPS ] Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Kelapa
Sawit Indonesia Indonesian Oil Palm Statistics Saragih, I. K., Rachmina, D., & Krisnamurthi, B.
2018 [internet].[diunduh 30 November (2020). Analisis Status Keberlanjutan
2019]. Tersedian pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Provinsi
https://www.bps.go.id/ Jambi. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of
Indonesian Agribusiness), 8(1), 17-32.
Boulding, Kenneth dan Herman E.D.1993. https://doi.org/10.29244/jai.2020.8.1.17-
InValuing the Earth: Economics, Ecology, 32
Ethics: Cambridge (US): MIT Press.

Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat…
Forum Agribisnis (Agribusiness Forum) 137
Vol. 12 No. 2, September 2022; halaman 126-137

Setyamidjaja, D. 2006. Seri Budidaya Kelapa Sawit.


Yogjakarta (ID):Kanisius

Suharno, S., Yuprin A.D., Y. A., & Barbara, B. (2017).


Analisis Kinerja Usahatani Perkebunan
Kelapa Sawit Rakyat Melalui Pola Kemitraan
di Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal
Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian
Agribusiness), 3(2), 135-144.
https://doi.org/10.29244/jai.2015.3.2.135-
144

Stephanie, H., Tinaprilla, N., & Rifin, A. (2018).


EFISIENSI PABRIK KELAPA SAWIT DI
INDONESIA. Jurnal Agribisnis Indonesia
(Journal of Indonesian Agribusiness), 6(1), 27-
36.
https://doi.org/10.29244/jai.2018.6.1.13-
22

Utami R, Putri EIK, Ekayani M (2017): Dampak


Ekonomi Dan Lingkungan Ekspansi
Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia (JIPI), Vol.22 (2): 115-
126 https://journal ,ipb.ac.id/index.php/JIPI
DOI: 10.18343/JIPI.22.2.115

Yutika, F., Cahyadi, E. R., & Mulyati, H. (2019).


Perilaku Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya
Dan Pola Plasma Terhadap Praktik Produksi
Kelapa Sawit Berkelanjutan Di Kabupaten
Kampar, Riau. Jurnal Agribisnis Indonesia
(Journal of Indonesian Agribusiness), 7(2),
102-112.
https://doi.org/10.29244/jai.2019.7.2.102-
112yt

Implementasi Peremajaan Sawit Rakyat… Pipin Dwi Astiti, A. Faroby Falatehan, dan Eka Intan Kumala Putri

You might also like