You are on page 1of 8

Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

SISTEM REPLANTING KELAPA SAWIT, OPPORTUNITY PENDAPATAN KELAPA SAWIT DAN


TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI PADA MASA REPLANTING DI PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT RAKYAT KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Oil Palm Replanting System, Income Opportunity and Welfare Level of Oil Palm Farmers During
Replanting at Oil Palm Populace Estate in Central Lampung Regency)

Ria Kurniasih, Raden Hanung Ismono, Teguh Endaryanto

Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
Bandar Lampung 35145, e-mail : hanung.ismono@fp.unila.ac.id

ABSTRACT

This study aims were to determine the replanting model used by oil palm farmers, to calculate the replanting
cost, to know the opportunity lost income, and to analyze the level of welfare of farmers during replanting
in Central Lampung Regency. The sampling technique was a survey. The study was conducted in three
districts, Anak Tuha District, Bangun Rejo District, and Sendang Agung District. The respondents were 31
oil palm farmers consisting of 6 respondents from Anak Tuha District, 21 respondents from Bangun Rejo
District, and 4 respondents from Sendang Agung District. The data collection was carried out in March-
May 2019. The results showed tha the replanting model used by oil palm farmers in Central Lampung
Regency was the intercropping model with food crops and the underplanting model. The costs of replanting
during the first 3 years when the palm trees are not productive yet were IDR45,481,990 per hectare on the
intercropping model and IDR 48,146,117 per hectare on the underplanting model. The average value of oil
palm opportunity lost income the intercropping model with food crops was IDR7,672,043 per hectare. The
average household income of oil palm farmers was IDR19,489,145 per year. The level of welfare of farmers
during replanting in Central Lampung Regency in general is in a fairly decent condition.

Key words: cost, income, oil palm, opportunity, replanting, welfare

PENDAHULUAN harus dicermati yaitu terjadinya kehilangan


pendapatan pada periode TBM dan biaya
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki peremajaan yang cukup tinggi (Risman dan
potensi dan kontribusi yang besar terhadap Iskamto, 2018). Menurut Badan Pusat Statistika
pembangunan ekonomi nasional. Hal ini terlihat Provinsi Lampung (2018), Kabupaten Lampung
dari sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja Tengah merupakan kabupaten dengan produksi
di sektor pertanian. Sektor pertanian berperan dan tertinggi kelapa sawit yaitu sebesar 43.279 ton
berkontribusi dalam penyedia bahan pangan dan dengan luas areal sebesar 19.149 ha. Posisi kedua
bahan baku industri, penyumbang Produk yaitu Kabupaten Tulang Bawang dengan produksi
Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara, sebesar 35.981 ton dan luas areal sebesar 18.827
penyerap tenaga kerja, dan sumber utama ha. Posisi ketiga yaitu Kabupaten Mesuji dengan
pendapatan rumah tangga. Sektor pertanian terdiri produksi 23.894 ton dan luas areal 21.243 ha.
dari subsektor peternakan, perkebunan, pangan, Kabupaten Mesuji memiliki luas areal terbesar di
perikanan, dan kehutanan. Subsektor yang paling Provinsi Lampung.
diunggulkan yaitu subsektor perkebunan. Provinsi
Lampung adalah salah satu provinsi yang Kondisi usaha perkebunan kelapa sawit rakyat
mengembangkan komoditas perkebunan. pada tahun 2018 di Kabupaten Lampung Tengah
memiliki umur rata-rata tanaman kelapa sawit 23
Sawit adalah salah satu jenis tanaman perkebunan tahun atau penanaman rata-rata di tahun 1995
yang menghasilkan minyak makanan, minyak (BP3K, 2018). Peremajaan telah dilakukan tetapi
industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). hanya sebagian kecil petani kelapa sawit saja.
Dengan bergulirnya waktu dalam pengembangan Berdasarkan definisi Kementerian Pertanian (2017),
kelapa sawit, ternyata beberapa wilayah peremajaan merupakan upaya pengembangan
pengembangan sudah memasuki ambang ekonomis perkebunan dengan melakukan penggantian
dan harus melakukan peremajaan tanaman kelapa tanaman tua atau tidak produktif dengan tanaman
sawit atau replanting. Namun demikian yang

309
Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

baru, baik secara keseluruhan maupun secara data diperoleh melalui wawancara langsung
bertahap. dengan petani responden menggunakan kuisioner
(daftar pertanyaan) yang telah disiapkan dan
Secara umum, teknik replanting kelapa sawit pengamatan langsung. Data sekunder diambil dari
terdiri dari tanam ulang total (TUT), tanam ulang lembaga atau instansi pemerintah yang
bertahap (TUB) underplanting, tanam ulang berhubungan dengan penelitian ini, seperti Badan
bertahap (TUB) interplanting, intercropping Pusat Statistik Provinsi Lampung, Balai
dengan tanaman pangan pada masa vegetatif dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
intercropping dengan tanaman tahunan selama (BP3K) Kecamatan Bangun Rejo, dan pustaka
siklus tanaman. Sementara di Kabupaten Lampung lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Tengah diketahui bahwa petani yang melakukan
replanting kelapa sawit menerapkan dua teknik Teknik tanam ulang intercropping dengan tanaman
replanting yaitu teknik tanaman ulang bertahap sela adalah peremajaan model tanaman ulang total
underplanting dan teknik intercropping dengan dikombinasikan dengan intercropping (tanaman
tanaman pangan. semusim sebagai tanaman sela). Menurut
pandiangan (2015), Biaya replanting adalah
Jika kebun kelapa sawit petani diremajakan seluruh pengeluaran yang dikeluarkan pada
(replanting) para petani kelapa sawit akan kegiatan replanting. Biaya input terdiri dari biaya
kehilangan pendapatan utamanya selama tanaman bibit, biaya pupuk, biaya herbisida dan biaya bibit
belum menghasilkan. Pada masa tidak produksi ini tanaman sela. Biaya tenaga kerja terdiri dari: biaya
petani harus tetap mengeluarkan biaya untuk hidup penyuntikkan kelapa sawit, biaya prunning, biaya
keluarga. Oleh karena itu petani harus hidup olah lahan, biaya pembersihan lahan, biaya
berhemat untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan pembuatan lubang, biaya penanaman kelapa sawit,
hidup (Saputri dan Syafrizal, 2018). biaya pemupukan, biaya penyemprotan, dan biaya
penyulaman. Biaya replanting dihitung setiap
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, tahunnya sampai tahun ke tiga. Total biaya
maka perlu dilakukan penelitian terkait sistem replanting di Kabupaten Lampung Tengah
replanting kelapa sawit, opportunity pendapatan meliputi:
yang hilang, sumber-sumber pendapatan petani dan
tingkat kesejahteraan petani pada masa replanting Bi Replanting = B. input + B. tenaga kerja.....(1)
di Kabupaten Lampung Tengah. Oleh karena itu
tujuan penelitian adalah mengetahui teknik Teknik underplanting adalah teknik menanam
replanting yang digunakan oleh petani kelapa tanaman muda dibawah tanaman tua (Hakim dan
sawit serta biayanya, opportunity pendapatan yang Suherman, 2018). Kondisi dimana kelapa sawit
hilang, sumber-sumber pendapatan petani tua telah disuntik, sembari menunggu kelapa sawit
replanting kelapa sawit dan tingkat kesejahteraan tua membusuk maka dilakukan penanaman kelapa
petani pada masa replanting di Kabupaten sawit muda. Biaya input terdiri dari biaya bibit,
Lampung Tengah biaya pupuk dan biaya herbisida. Biaya tenaga
kerja terdiri dari biaya penyuntikkan kelapa sawit,
METODE PENELITIAN biaya prunning, biaya pembersihan lahan, biaya
pembuatan lubang, biaya penanaman kelapa sawit,
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian biaya pemupukan, biaya penyemprotan dan biaya
ini adalah menggunakan metode survei. Penelitian penyulaman. Komponen biaya replanting model
dilakukan di Kabupaten Lampung Tengah yaitu underplanting yang dikeluarkan di Kabupaten
pada tiga kecamatan diantaranya Kecamatan Anak Lampung Tengah meliputi:
Tuha, Kecamatan Bangun Rejo dan Kecamatan
Sendang Agung. Sampel diambil seluruhnya dari Bi Replanting = B. input + B. tenaga kerja.....(2)
tiga kecamatan tersebut. Responden penelitian
adalah petani kelapa sawit yang melakukan Opportunity pendapatan adalah pendapatan yang
replanting, sehingga didapatkan 31 responden hilang ketika memilih salah satu alternatif pilihan.
terdiri dari 6 petani di Kecamatan Anak Tuha, 21 Opportunity pendapatan kelapa sawit adalah
petani di Kecamatan Bangun Rejo, dan 4 petani di pendapatan yang hilang dari kelapa sawit yang
Kecamatan Sendang Agung. dibongkar ketika petani memilih untuk melakukan
peremajaan. Opportunity pendapatan yang hilang
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada kelapa sawit hanya terjadi selama kurun
data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan waktu kurang lebih 3 tahun, sebab pada umur 3

310
Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

tahun kelapa sawit yang di replanting sudah Tabel 1. Analisis kesejahteraan rumah tangga
berproduksi. Analisis pendapatan usahatani kelapa petani replanting kelapa sawit
sawit merupakan selisih antara total penerimaan
yang diterima dari hasil usahatani dengan total Pengeluaran Kapita Setara Beras Kategori
biaya produksi yang dikeluarkan. Untuk >960 kg setara beras/tahun Hidup Layak
481-960 kg setara beras/tahun Cukup Layak
mengetahui pendapatan yang hilang petani kelapa 321-480 kg setara beras/tahun Nyaris Miskin
sawit yang melakukan replanting menggunakan 241-320 kg setara beras/tahun Miskin
data dari produksi terakhir kelapa sawit tua. 181-240 kg setara beras/tahun Sangat Miskin
Berdasarkan penelitian Sinaga, Ismono dan 180 kg setara beras/tahun Paling Miskin
Sumber: Sajogyo (1997)
Adawiyah (2018), pendapatan kelapa sawit dapat
dihitung berdasarkan rumus Kasim (2004), yaitu:
Pendapatan on farm yang dimaksud adalah on farm
bukan utama, karena pendapatan utama petani
TR = Y.Py……………………………….….(3)
adalah berasal dari usahatani kelapa sawit. Kelapa
sawit sedang diremajakan sehingga pendapatan
Keterangan:
utama dari kelapa sawit tidak ada. Pendapatan
TR = Penerimaan total selama 1 tahun (Rp)
rumah tangga yang dihitung merupakan
Y = Produksi terakhir kelapa sawit sebelum
pendapatan 1 tahun terakhir.
dilakukan pembongkaran (Kg/Tahun)
Tingkat kesejahteraan rumah tangga diukur
Py = Harga dari hasil produksi (Rp/Kg)
menggunakan kriteria Sajogyo (1997),
Pengeluaran rumah tangga per kapita per tahun
Pd = TR-Tce………………………………..(4)
yang kemudian dikonversikan ke dalam ukuran
setara beras untuk mengukur tingkat kemiskinan
Keterangan:
rumah tangga petani. Pengeluaran rumah tangga
Pd = Pendapatan usahatani selama 1 tahun (Rp)
per kapita per tahun adalah hasil bagi antara
TR = Total penerimaan (Rp)
pengeluaran rumah tangga pertahun dengan jumlah
Tce = Total biaya tunai (Rp)
tanggungan keluarga. Pengeluaran per kapita
setara beras adalah hasi bagi antara pengeluaran
Biaya tunai terdiri dari biaya tenaga kerja
per kapita per tahun dengan harga beras yang
(pemanenan dan pengangkutan). Petani
berlaku.
kehilangan pendapatan pada masa replanting
sebesar pendapatan kelapa sawit yang dibongkar,
HASIL DAN PEMBAHASAN
tetapi dalam kegiatan replanting petani melakukan
tumpang sari jagung dan singkong dengan kelapa
Karakteristik Responden
sawit muda. Sehingga petani masih mendapatkan
pendapatan dari jagung dan singkong tersebut.
Umur petani kelapa sawit yang sedang melakukan
replanting berkisar antara umur 32 hingga 79
Pendapatan rumah tangga merupakan total seluruh
tahun. Sebagian besar petani responden berada
pendapatan suatu rumah tangga. Pendapatan
pada kelompok umur 48 hingga 63 tahun sebesar
tersebut diperoleh dengan menghitung selisih
48,38 persen. Tingkat pedidikan sebagian besar
antara total penerimaan yang telah diterima dari
petani kelapa sawit yang melakukan replanting
hasil usaha dengan biaya produksi yang
masih tergolong rendah, yaitu tamat SD sebesar
dikeluarkan dalam satu tahun. Menurut penelitian
64,52 persen. Sebagian besar tanggungan keluarga
Sari, Ismono, dan Abidin (2018) pendapatan rumah
petani kelapa sawit yang melakukan replanting
tangga dihitung berdasarkan rumus Rodjak (2002),
adalah sebanyak 4 orang atau sebesar 83,87 persen.
dengan rumus sebagai berikut:
Anggota keluarga tersebut memiliki kategori umur
dan pendidikan yang beragam. Responden
Prt=P1+P2+P3……………..………………….(5)
memiliki pekerjaan sampingan yang terdiri dari
pedagang, buruh tani, pengrajin kayu, buruh
Keterangan :
bangunan, kepala desa, dan tengkulak. Luas lahan
Prt = Pendapatan rumah tangga (Rp)
kelapa sawit rata-rata adalah 1,20 ha, sedangkan
P1 = Pendapatan on farm (Rp)
luas lahan bukan kelapa sawit rata-rata adalah 0,70
P2 = Pendapatan off farm (Rp)
ha. Dimana lahan tersebut merupakan lahan sawah
P3 = Pendapatan non farm (Rp)
yang ditanami padi.

311
Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

Tabel 2. Pendapatan tanaman sela pada lahan sawit, penanaman tanaman sela, pemupukan,
kelapa sawit di Kabupaten Lampung penyemprotan HPT, dan penyulaman kelapa sawit.
Tengah Kegiatan pembongkaran kelapa sawit dengan cara
disuntik menggunakan herbisida, dapat pula
Income
Tahun 1 (Rp/Ha) Tahun 2 (Rp/Ha) dengan cara ditebang menggunakan gergaji.
Jagung Singkong Jagung Singkong Setelah kelapa sawit disuntik, selanjutnya
MT1 1.978.631 3.616.857 1.296.786 2.121.536
MT2 - - 1.350.833 -
dilakukan kegiatan prunning untuk membantu
Jumlah 1.978.631 3.616.857 2.647.619 2.121.536 mempercepat kelapa sawit mati. Pemupukkan
kelapa sawit muda dilakukan 3 kali dalam 1 tahun,
Teknik Replanting Kelapa Sawit di Kabupaten sedangkan penyemprotan hama dan gulma bisa
Lampung Tengah sampai sebanyak 6 kali dalam 1 tahun tergantung
tingkat serangan hama. Petani kelapa sawit pada
Teknik replanting kelapa sawit yang diterapkan masa replanting mendapatkan tambahan
oleh petani di Kabupaten Lampung Tengah adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan tanaman
teknik intercropping dengan tanaman sela dan sela yaitu tanaman sela jagung dengan kelapa sawit
teknik underplanting. Teknik intercropping muda, dan tanaman sela singkong dengan kelapa
dengan tanaman sela adalah teknik peremajaan sawit muda.
dengan cara membongkar kelapa sawit tua dan
mengganti dengan kelapa sawit muda, dimana Pada tahun 1 petani yang menanam tanaman sela
kelapa sawit muda ditumpang sari dengan tanaman yaitu komoditas jagung sebesar 71,00 persen dan
sela. Teknik underplanting adalah teknik ditanam 1 kali dalam 1 tahun, sementara petani
peremajaan dengan cara mematikkan kelapa sawit yang menanam singkong sebesar 28,00 persen dan
tua, kelapa sawit muda ditanam diantara kelapa ditanam 1 kali dalam 1 tahun. Pada tahun 2 petani
sawit tua sembari menunggu kelapa sawit tua mati. yang menanam jagung sebesar 50,00 persen dan
Petani yang menggunakan teknik intercropping jagung ditanam 2 kali dalam 1 tahun, sedangkan
dengan tanaman sela yaitu sebanyak 45,84 persen. petani yang menanam singkong sebesar 14,00
Sementara petani replanting dengan teknik persen dan ditanam 1 kali dalam 1 tahun. Kegiatan
underplanting yaitu sebanyak 54,84 persen. tumpang sari hanya dilakukan hingga tahun ke 2,
dikarenakan pada tahun ke 3 batang kelapa sawit
Petani memilih teknik intercropping dengan sudah tinggi. Total pendapatan dari kegiatan
tanaman pangan dengan alasan diantaranya adalah tumpang sari selama masa replanting selama 3
dapat melakukan tumpang sari dengan kelapa sawit tahun yaitu sebesar Rp10.364.643.
muda, sehingga membantu petani dalam
pemanfaatan lahan secara maksimal serta secara Tabel 3. Rincian biaya replanting teknik
ekonomi lebih menguntungkan karena dalam intercropping dengan tanaman pangan di
memenuhi kebutuhan sehari-hari petani masih Kabupaten Lampung Tengah tahun 2018
mendapat penghasilan. Sementara petani yang
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
memilih teknik underplanting, tidak mendapatkan Uraian
Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp)
penghasilan yang berasal dari lahan kelapa sawit, Pra Tanam 4.592.143 - -
dikarenakan kelapa sawit tua sedang dalam proses Usahatani Jagung 4.466.929 - -
pembusukkan dan kelapa sawit muda belum Biaya Pra Tanam 9.059.071 - -
berproduksi. Terdapat 6,00 persen petani kelapa Biaya Replanting
sawit yang memborongkan kelapa sawit tua ke Bibit
Bibit awal 5.014.350 -
pengrajin gula, dengan harga perbatang adalah Bibit Sulam 1.370.589 275.560 -
Rp10.000. Pemborong memiliki kewajiban Pupuk
membersihkan rumput sekitar pohon kelapa sawit. Kandang 316.566 408.281
Urea 441.000 558.000 392.369
NPK 572.000 543.900 353.457
Biaya Replanting Teknik Intercropping dengan Herbisida
Tanaman Sela Gramaxone 1.200.458 - -
Roundup 823.632 570.000 130.000
Teknik intercropping dengan tanaman sela adalah Tenaka Kerja 7.440.000 1.980.000 1.620.000
peremajaan model tanaman ulang total di Tumpang Sari 5.906.765 6.505.991 -
Total Biaya
kombinasikan dengan intercropping (tanaman Replanting
32.144.431 10.841.732 2.495.826
semusim sebagai tanaman sela). Kegiatan meliputi
kegiatan pra tanam, pembongkaran sawit,
pengolahan lahan, pembuatan lubang, penanaman

312
Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

Tabel 3 menunjukkan komponen biaya yang Tabel 4 menunjukkan biaya replanting pada teknik
dikeluarkan dalam kegiatan replanting kelapa underplanting adalah Rp48.146.117/ha dalam
sawit. Total biaya replanting untuk model kurun waktu tiga tahun. Pada tahun 1 biaya
intercropping adalah Rp45.481.990 per hektar terbesar terdapat pada biaya tenaga kerja yaitu
selama 3 tahun. Kegiatan tumpang sari memiliki Rp16.261.078/ha, yang terdiri dari kegiatan
kontribusi sebesar 22,00 persen dalam menutup penyuntikkan, pruning, olah lahan, pembuatan
biaya replanting selama 3 tahun. Pada tahun 1 lubang tanam, penanaman, pemupukkan,
kegiatan replanting sangat rentan terhadap penyemprotan, dan penyulaman. Pada tahun ke 2
serangan hama dan penyakit, serangan hama biaya terbesar adalah biaya tenaga kerja yaitu
terlihat pada 2 minggu pertama, daun kelapa sawit Rp4.805.510/ha. Pada tahun ke 3 biaya terbesar
muda habis karena diserang kumbang tanduk. terdapat pada biaya penggunaan pupuk urea.

Serangan hama terlihat pada 2 minggu pertama, Opportunity Pendapatan yang Hilang
daun kelapa sawit muda habis karena diserang
kumbang tanduk. Hal ini yang menyebabkan Kegiatan replanting kelapa sawit, menyebabkan
petani tidak memiliki pendapatan yang berasal dari
tanaman kelapa sawit mati, penyulaman dilakukan
kelapa sawit karena kelapa sawit muda belum
ketika ada tanaman yang mati. Pada tahun 3, lahan berproduksi. Ketika petani memilih untuk
kelapa sawit sudah tidak ditanami tanaman sela melakukan replanting, artinya petani sudah siap
karena kondisi kelapa sawit yang sudah cukup kehilangan pendapatan dari kelapa sawit tua yang
tinggi. dibongkar. Maka petani akan kehilangan
pendapatan selama masa replanting. Pendapatan
Biaya Replanting Teknik Underplanting yang dikorbankan adalah sebesar pendapatan
kelapa sawit sebelum di replanting.
Biaya replanting kelapa sawit pada teknik
underplanting terdiri dari biaya input dan biaya Tabel 5 menunjukkan rata-rata pendapatan petani
tenaga kerja. Biaya input meliputi biaya bibit, kelapa sawit pada produksi terakhir kelapa sawit
biaya pupuk, dan biaya herbisida. Biaya tenaga tua sebelum melakukan replanting di Kabupaten
kerja meliputi biaya penyuntikan, biaya pruning, Lampung Tengah. Petani memilih untuk
biaya pembersihan lahan, biaya olah lahan, biaya melakukan pembongkaran kelapa sawit, dimana
penanaman, biaya pemupukan, penyemprotan kelapa sawit yang sedang diremajaan tidak
HPT, dan biaya penyulaman. Kelapa sawit yang berproduksi selama kurang lebih 3 tahun. Petani
telah disuntik didiamkan sampai nantinya kehilangan pendapatan sebesar rata-rata
membusuk, sambil menunggu kelapa sawit busuk pendapatan kelapa sawit yang tidak dibongkar
maka diantara kelapa sawit tua ditanami kelapa yaitu Rp6.012.229/tahun. Dengan demikian
sawit muda. pendapatan yang dikorbankan pada masa
replanting selama 3 tahun adalah Rp18.036.686/ha,
Tabel 4. Rincian biaya replanting teknik dengan asumsi bahwa pendapatan terakhir kelapa
underplanting di Kabupaten Lampung sawit 3 tahun terakhir sama. Produksi rata-rata
Tengah tahun 2018 terakhir kelapa sawit adalah 11.175 kg, dengan
tingkat harga Rp 1.095, dan biaya yang
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 dikeluarkan Rp3.107.143. Sehingga pendapatan
Uraian
Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) perluasan lahan Rp9.100.640, dan pendapatan per
Bibit ha Rp6.012.229/tahun.
Bibit awal 4.155.260 - -
Bibit Sulam 2.101.952 412.332 -
Pupuk Tabel 5. Pendapatan per tahun petani kelapa sawit
Kandang 879.203 188.235 94.118 pada produksi terakhir kelapa sawit tua
Urea 1.797.509 1.524.231 987.017 sebelum melakukan replanting di
NPK 1.656.759 2.218.892 721.008 Kabupaten Lampung Tengah
Herbisida
Gramaxone 1.563.662 1.258.824 -
Roundup 2.291.603 1.130.667 337.748 Teknik Produksi Pendapatan
Penerimaan
Paratop 970.286 - - Replanting (Kg) (Rp/Ha)
Metafuron - 1.493.333 605.714 Inter 11.175 12.207.783 6.012.229
Tenaga Kerja 16.261.078 4.805.510 691.176 Under - - -
Total Biaya 31.677.311 13.032.024 3.436.782

313
Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

Petani mengalami kehilangan pendapatan sebesar Tabel 7. Total pendapatan rumah tangga dalam 1
pendapatan kelapa sawit yang dibongkar. Akan tahun petani replanting di Kabupaten
tetapi kelapa sawit yang diremajaan dengan teknik Lampung Tengah.
intercropping masih menghasilkan pendapatan
yang berasal dari tanaman sela. Pendapatan Jenis Pendapatan
Rata-rata Pendapatan
%
tanaman sela pada masa replanting adalah (Rp)
On farm 12.730.403 65,00
Rp10.364.643. Pendapatan tanaman sela ini dapat Off farm
mengurangi pendapatan yang hilang dari Buruh tani 2.154.839 11,00
membongkar kelapa sawit. Besarnya pendapatan Pengempul gabah 483.871 2,00
yang hilang dikurangi pendapatan tanaman sela Non farm
adalah Rp7.672.043. Dengan demikian Pengrajin kayu 870.968 4,00
Pedagang 2.548.387 13,00
pendapatan yang hilang pada masa replanting Kuli bangunan 322.581 1,00
selama kurun waktu 3 tahun adalah Rp7.672.043. Kepala dusun 387.097 2,00
Total Pendapatan 19.489.145 100,00
Ketika petani tetap melanjutkan merawat kelapa
sawit yang ada, tentu dalam kurun waktu yang Tabel 6 menunjukkan kontribusi pendapatan dari
panjang produksi kelapa sawit akan semakin kegiatan usahatani. Kegiatan usahatani padi
menurun, sedangkan ketika petani memilih untuk memiliki kontribusi 43,00 persen, ternak memiliki
melakukan pembongkaran atau peremajaan, petani kontribusi 39,00 persen, sementara pendapatan
akan mengalami kehilangan pendapatan selama tanaman sela jagung dan singkong memiliki
masa replanting, kelapa sawit muda belum kontribusi sebesar 16,00 persen. Kegiatan on farm
menghasilkan yaitu selama kurun waktu 3 tahun. memiliki kontribusi yaitu 65,00 persen dari seluruh
Setelah tanaman kelapa sawit menghasilkan, pendapatan rumah tangga.
pendapatan petani tentu akan naik dan akan
bertahan dalam kurun waktu yang panjang. Tabel 7 menunjukkan total pendapatan rumah
tangga petani replanting kelapa sawit, dimana
Sumber-Sumber Pendapatan Rumah Tangga pendapatan per tahun Rp19.489.145. Dengan
pendapatan tersebut petani petani dapat memenuhi
Tingkat pendapatan rumah tangga berpengaruh kebutuhan sehari-hari.
terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga. Di
mana apabila pendapatan rumah tangga semakin Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Petani
tinggi, maka semakin tinggi pula kemampuan Kelapa Sawit
petani dalam memenuhi hidupnya, dan
pengeluaran rumah tangga juga akan semakin Pengeluaran rumah tangga per kapita per tahun
tinggi, begitupun sebaliknya. Sehingga rumah adalah total pengeluaran rumah tangga petani baik
tangga dengan pendapatan yang tinggi cenderung pengeluaran pangan maupun non pangan dalam
lebih sejahtera dibandingkan dengan dengan rumah satu tahun. Pengeluaran rumah tangga petani
tangga yang berpendapatan kecil. Sumber kelapa sawit yang sedang melakukan peremajaan
pendapatan rumah tangga berasal dari pendapatan adalah pengeluaran pokok rumah tangga saja, tidak
on farm (kegiatan budidaya), off farm, dan non termasuk pengeluaran untuk usahatani lainnya.
farm. Pendapatan on farm terdiri dari usahatani Sehingga biaya untuk kegiatan replanting tidak
padi, tanaman sela, dan ternak. Pendapatan off termasuk kedalam pengeluaran rumah tangga.
farm terdiri dari buruh tani dan pengempul gabah. Pengeluaran rumah tangga per kapitan per tahun
Pendapatan non farm terdiri dari tukang, pedagang adalah total pengeluaran rumah tangga petani baik
dan kepala dusun. pengeluaran pangan maupun non pangan dalam
satu tahun dan dibagi dengan jumlah anggota
Tabel 6. Pendapatan on farm petani replanting keluarga.
kelapa sawit dalam 1 tahun
Pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan
Sumber Pendapatan
Rata-rata
% pangan lebih besar dibanding dengan pengeluaran
Pendapatan (Rp/Ha) non pangan, hal ini sejalan dengan penelitian
Padi 5.534.677 43,00
Tanaman sela jagung 1.195.699 9,00
Handayani, Sayekti, dan Ismono (2019)
Tanaman sela singkong 958.113 7,00 menunjukkan bahwa petani lebih mengutamakan
Ternak 5.041.935 39,00 pemenuhan kebutuan pangan. Serta, terdapat dua
Total 12.730.403 100,00 variabel yang berpengaruh terhadap konsumsi
pangan rumah tangga.

314
Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

Tabel 8. Rata-rata pengeluaran pangan dan non rata-rata harga beras per kg adalah Rp9.000. Rata-
pangan rumah tangga petani replanting rata pengeluaran perkapita per tahun setara beras
dalam 1 tahun di Kabupaten Lampung petani replanting kelapa sawit di Kabupaten
Tengah Lampung Tengah adalah 524,20 dan berdasarkan
konsep Sajogyo (1997) berada dalam kategori
Jenis Pengeluaran Total (Rp) % cukup layak. Hal ini sejalan dengan penelitian
Pangan Lalita, Ismono, dan Prasmatiwi (2019)
Pangan pokok 3.317.283 15,80
Umbi-umbian 183.290 0,90
menunjukkan tingkat kesejahteraan rumah tangga
Minyak dan lemak 470.097 2,20 petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang
Pangan hewani 1.260.129 6,00 dalam kondisi tidak miskin.
Pangan nabati 622.000 2,90
Buah dan biji berminyak 100.355 0,50 Kondisi petani kelapa sawit yang sedang
Kacang-kacangan 35.294 0,20
Bumbu-bumbuan 1.488.452 7,00 melakukan replanting masih terbilang sejahtera
Gula 776.677 3,70 atau hidup layak, walaupun pada kondisi
Sayur berwarna 642.516 3,10 kenyataannya sawit yang diremajaan belum
Sayur tidak berwarna 17.516 0,10 menghasilkan sehingga tidak ada pendapatan untuk
Buah 366.065 1,70
Minuman 519.968 2,50
kelapa sawit. Dengan pendapatan yang ada petani
Lainnya 60.129 0,30 dapat mengatur pengeluaran sedemikian rupa
Total Pengeluaran Pangan 9.790.638 51,90 sehingga pada saat ini kondisi petani adalah hidup
Nonpangan cukup layak.
Kesehatan 85.806 0,40 KESIMPULAN
Pendidikan 3.724.032 17,70
Listrik 1.086.613 5,20
Telepon dan komunikasi 738.387 3,50 Teknik replanting yang digunakan oleh petani
Pakaian dan aksesoris 224.839 1,10 kelapa sawit di Kabupaten Lampung Tengah
Barang dan jasa 1.061.194 5,10 adalah teknik intercropping dengan tanaman sela
Bahan bakar 1.178.065 5,60
Sosial 304.839 1,50
dan teknik underplanting. Biaya replaning teknik
Pajak 235.032 1,10 intercropping adalah Rp45.481.990 per hektar
Kebersihan badan 995.935 4,80 selama 3 tahun, sementara teknik underplanting
Kosmetik 507.065 2,40 adalah Rp48.146.117 per hektar selama 3 tahun.
Total Pengeluaran Nonpangan 9.080.612 48,10 Nilai rata-rata opportunity pendapatan yang hilang
Total Seluruh Pengeluaran 18.871.250 100,0
Rumah Tangga 0 adalah Rp7.672.043 per hektar selama 3 tahun nilai
ini didapat dari mengurangkan pendapatan terakhir
Yaitu variabel pendapatan dan variabel jumlah kelapa sawit sebelum dibongkar dengan
anggota keluarga di Kabupaten Pesawaran. pendapatan tanaman sela. Sumber-sumber
Pendapatan merupakan cermin dari daya beli pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit di
sehingga kualitas dan kuantitas barang yang dibeli Kabupaten Lampung Tengah adalah berasal dari
tergantung daya beli. Pengeluaran rumah tangga pendapatan on farm, off farm, non farm berasal
per kapita per tahun diperoleh dari menghitung dari kegiatan berdagang, tukang dan menjadi
pengeluaran rumah tangga selama satu tahun kadus. Tingkat kesejahteraan petani pada masa
dibagi dengan jumlah tanggungan keluarga. replanting, petani kelapa sawit yang melakukan
peremajaan di Kabupaten Lampung Tengah secara
Tabel 8 menunjukkan pengeluaran rata-rata petani umum berada dalam kondisi cukup layak.
replanting kelapa sawit adalah Rp18.871.250,
dengan total pengeluaran pangan Rp9.790.638 DAFTAR PUSTAKA
dengan persentase 51,90 persen, dan pengeluaran
Badan Pusat Statistika. 2018. Provinsi Lampung
non pangan Rp9.080.612 dengan persentase 48,10
Dalam Angka 2017. BPS Provinsi Lampung.
persen. Hal ini berarti bahwa petani responden
Bandar Lampung.
lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan
Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
pangan terlebih dahulu dibandingkan kebutuhan
Kehutanan. 2018. Perkebunan Kelapa Sawit.
nonpangan.
BP3K Bangun Rejo. Lampung Tengah.
Hakim M dan Suherman C. 2018. Replanting
Pengeluaran per tahun Rp18.871.250, dengan rata-
Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
rata tanggungan keluarga adalah 4 orang, sehingga
Handayani M, Sayekti WD, dan Ismono RH. 2019.
pengeluaran per kapita adalah Rp4.717.812.
Konsumsi pangan rumah tangga pada desa
Pengeluaran per kapita per tahun kemudian
pelaksana dan bukan pelaksana program
disetarakan dengan harga beras per kg, dimana
315
Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 9(2), Mei 2021

percepatan keanekaragaman konsumsi pangan Bisnis, 9(2):83-94. https://ekobis.stieriau-


di Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmu Ilmu akbar.ac.id/index.php/Ekobis/article/view/21
Agribisnis, 7(1):28-35. [8 Desember 2018].
https://jurnal.fp.unila.ac.id./index.php/JIA/arti Rodjak A. 2002. Manajemen Usahatani. Pustaka
cle/view/3328/2549. [21 Septem ber 2019]. Giratuna. Bandung.
Kasim S. 2004. Petunjuk Menghitung Keuntungan Sajogyo. 1997. Pembangunan Pertanian dan
dan Pendapatan Usahatani. Universitas Pedesaan dalam Rangka Industrialisasi.
Lambung Mangkurat. Banjar baru. Sekindo Eko Jaya. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2017. Pedoman Saputri E dan Syafrizal. 2018. Kesiapan petani
Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit pekebun. kelapa sawit dalam menghadapi peremajaan
Direktorat Jendral Perkebunan RI. Jakarta. kebun (Replanting) di Kampung Delima Jaya
https://www.bpdp.or.id/id/peraturan/pedoman Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak.
-peremajaan-perkebunan-kelapa-sawit-rakyat/. JOM Fisip, 5(1):1-10. https://jom.unri.ac.id/
[12 Desember 2018]. index.php/JOMFSIP/article/view/16499/1592
Lalita R, Ismono RH, dan Prasmatiwi FE. 2019. 4. [10 Desember 2018].
Kajian sosial ekonomi dan tingkat Sari DK, Haryono D, dan Rosanti N. 2014.
kesejahteraan rumah tangga petani kelapa Analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan
sawit di Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal rumah tangga petani jagung di Kecamatan
Ilmu Ilmu Agribisnis, 7(2):195-202. Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal
https://jurnal.fp.unila.ac.id./inde Ilmu Ilmu Agribisnis, 2(1):64-70.
x.php/JIA/article/view/3381/2582. [10 http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/articl
September 2019]. e/view/562.1586. [20 September 2019].
Pandiangan AK. 2015. Kajian biaya replanting Sari HP, Ismono RH, dan Abidin Z. 2018.
tanaman kelapa sawit dengan sistem Pengaruh sertifikasi kopi terhadap curahan
pencincangan batang di Kebun Unit II tenaga kerja dan struktur pendapatan rumah
Afdeling Pondok Seng PT. Mopoli Jaya. tangga petani di Kabupaten Lampung Barat.
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian. Medan. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis, 6(2):177-178.
https://pustaka.stipap.ac.id/files/ta/11011008_ https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/artic
170710104727_Full_Paper.pdf. [8 Desember le/view/2783/2329. [1 Januari 2019].
2018]. Sinaga SMW, Ismono RH, dan Adawiyah R.
Rahim A dan Hastuti RRD. 2008. Ekonomika Optimalisiasi pengusahaan lahan petani
Pertanian : Pengantar Teori dan Kasus. kelapa sawit swadaya di Kabupaten Tulang
Penebar Swadaya. Jakarta. Bawang Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu Ilmu
Risman dan D Iskamto. (2018). Analisis program Agribisnis, 6(4):407-414.
replanting kebun kelapa sawit KUD Makarti http://jurnal.fp.unila.ac.id./index.php/JIA/artic
Jaya Di Desa Kumain Kecamatan Tandun le/view/3061/2436. [2 Maret 2019].
Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Eko dan

316

You might also like