You are on page 1of 9

Jurnal Pertanian Agros Vol. 24 No.

3, Oktober 2022: 1563-1571

PEMANFAATAN ALAT RICE TRANSPLANTER DALAM USAHATANI PADI SAWAH


(Kasus di UD Maju Jaya dan Kelompok Tani Bersatu Situbondo)
UTILIZATION OF RICE TRANSPLANTER TOOLS IN PADDY RICE FARMING
(Case in UD Maju Jaya and United Farmer Group Situbondo)
Sulistyaningsih1, Arnudin Laia
Program Studi Agribisnis-Fakultas Pertanian-Universitas Abdurchman Saleh Situbondo
ABSTRACT

This study aims to analyze the efficiency in using Rice Transplanter and Conventional in
lowland rice farming at UD Maju Jaya and Bersatu farmer groups in Situbondo Regency, to
determine the response of farmers to the use of the Rice Transplanter tool in lowland rice farming.
The determination of the research location was carried out deliberately at UD Maju Jaya and the
United Farmers Group in Situbondo Regency with the consideration that this location is an object
that has a fairly large agricultural area and the majority of the people are farmers (paddy rice). in
2015, Situbondo Regency was one of the areas that participated in the Sustainable Self-sufficiency
Special Efforts Program by increasing the production of rice, corn and soybeans (upssuspajale). In
addition, as a recipient of agricultural alsintan assistance, especially rice transplanter machines. The
sampling technique for farmers was carried out by random sampling, while for conventional farmers
it was carried out by accidental sampling. The number of samples of rice transplanter farmers is 30
people, while conventional farmers are also 30 people. The results showed that rice transplanter
farmers' income was more profitable, with an average efficiency value of 2.1, while conventional
farmers' average efficiency was lower, namely 1.2. Both are more than one or efficient, it's just that
the income of rice transplanter farmers is superior to conventional farmers. Rice transplanter farmers
are more responsive than conventional farmers.
Keywords: Response, farmer, efficiency, transplanter

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi dalam penggunaan Rice Transplanter
dan Kovensional pada usahatani padi sawah di UD Maju Jaya dan kelompok tani Bersatu Kabupaten
Situbondo, untuk mengetahui respon petani terhadap pemanfaatan alat Rice Transplanter dalam
usahatani padi sawah. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja di UD Maju Jaya dan
Kelompok tani Bersatu Kabupaten Situbondo dengan pertimbangan lokasi tersebut merupakan salah
satu obyek yang memiliki kawasan pertanian cukup luas serta mayoritas masyarakatnya adalah petani
(padi sawah). pada tahun 2015, Kabupaten Situbondo merupakan salah satu daerah yang mengikuti
Program Upaya Khusus Swasembada Berkelanjutan dengan meningkatkan produksi padi, jagung,
dan kedelai (upsuspajale). Selain itu sebagai penerima bantuan alsintan pertanian khususnya mesin
rice transplanter. Teknik penentuan sampel petani dilakukan secara random sampling, sedangkan
untuk petani konvensional dilakukan secara accidental sampling. Jumlah sampel petani rice
transplanter 30 orang, sedangkan petani kovensional juga 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pendapatan petani rice transplanter lebih mengguntungkan, dengan nilai rata-rata efisiensi
2.1, sedangkan petani konvensional nilai rata-rata efisiensinya lebih rendah, yaitu 1.2. Keduanya
melebih nilai satu atau efisien, hanya saja pendapatan petani rice transplanter lebih unggul
dibandingkan petani kovensional. Petani rice transplanter lebih responsif dibanding respon petani
kovensional.
Kata kunci: Respon, petani, efisiensi, transplanter

1
Corresponding author: lis_sulistyaningsih@yahoo.com
e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172
1564 Jurnal Pertanian Agros Vol. 24, No. 3, Oktober 2022: 1563-1571

PENDAHULUAN Dalam proses tanam padi umumnya


Pangan merupakan kebutuhan rakyat menggunakan tenaga kerja konvensional. Pada
yang ketersediaan, distribusi dan tingkat kegiatan penanaman bibit padi membutuhkan
harganya sangat berpengaruh pada stabilitas tenaga kerja yang cukup banyak dan waktu yang
perekonomian nasional. Ketersediaan pangan lama sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi
yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan lebih banyak. Mahalnya biaya tenaga kerja
masyarakat dapat menciptakan ketidakstabilan penggarap sebagai akibat langkanya tenaga kerja
ekonomi. Salah satu pangan yang dikonsumsi di pedesaan, membuat para petani lebih
masyarakat Indonesia adalah beras. Kebutuhan mengandalkan alat pertanian mekanis seperti
beras sebagai salah satu sumber pangan utama alat mesin panen (combine harsvester) dan
masyarakat Indonesia terus meningkat, hal ini tanam (rice transplater) (Umar dan Indrayati,
dikarenakan jumlah penduduk terus bertambah 2013).
dengan laju peningkatan sekitar 1,3% per tahun Sejak dirumuskannya Rencana Strategis
dan adanya perubahan pola konsumsi dari non Sektor Pertanian 2015-2019 Indonesia,
beras ke beras. Berkaitan dengan hal tersebut, Tantangan untuk mengembangkan sarana
pemerintah mentargetkan surplus beras 10 juta produksi pertanian ke depan adalah bagaimana
ton pada tahun 2019 dengan maksud untuk menumbuh kembangkan kelembagaan penyedia
meningkatkan ketahanan pangan nasional yang jasa alat dan mesin pertanian (Kementan, 2015).
akan berdampak positif terhadap stabilitas Pembangunan pertanian merupakan bagian
politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. penting dan tidak terpisahkan dari pembangunan
Dipihak lain, khususnya di Pulau Jawa terjadi nasional. Menteri Pertanian telah mengeluarkan
penciutan lahan sawah akibat konversi lahan Pedoman Upaya Khusus Peningkatan Produksi
untuk kepentingan non pertanian (Badan Litbang Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS) melalui
Pertanian, 2018) Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana
Pemenuhan pangan sebagai akibat Pendukungnya Tahun Anggaran 2015 yang
bertambahnya jumlah penduduk, persaingan tertuang dalam Peraturan
pasar global yang kian terbuka antar negara, 03/Permentan/OT.140/2/2015. Salah satu tujuan
ketersediaan tenaga kerja yang produktif di dibuatnya Menteri pertanian Republik Indonesia
bidang pertanian, serta rendahnya pengetahuan Nomor pedoman tersebut adalah untuk
dan kesejahteraan masyarakat merupakan menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana
beberapa tantangan lain di sektor pertanian pertanian berupa air irigasi, benih, pupuk dan
dimasa datang. Menghadapi hal tersebut alat mesin pertanian (alsintan) dan sarana
membutuhkan strategi yang lebih difokuskan produksi lainnya. Penyediaan alat mesin
kepada pemberdayaan dan kemandiarian petani pertanian (alsintan) berupa traktor roda dua, alat
melalui pembangunan agribisnis yang berdaya tanam Rice Transplanter, pompa air dan
saing sesuai dengan keunggulan dan potensi Combine Harvester untuk menjamin pengolahan
daerah. Pengembangan inovasi alat mesin lahan, penanaman, pengairan yang serentak
pertanian merupakan salah satu bagian dari dalam areal yang luas dan pemanenan.
bidang pertanian yang menjadi fokus strategis Perkembangan teknologi pertanian sekarang ini
dalam menghadapi perubahan dan permasalahan menjadikan pertanian Indonesia semakin
yang kian kompleks di masa mendatang modern. Dari tahun ke tahun pemerintah selalu
(Hertanto Dedy,at all,2019) mengupayakan inovasi-inovasi baru dalam
teknologi pertanian untuk menunjang
Pemanfaatan Alat Rice Transplanter (Sulistyaningsih , Arnudin Laia) 1565

keberhasilan dalam berusaha tani. Penggunaan sektor industri pengolahan sebagai sektor
alat-alat pertanian yang berkembang sekarang terbesar kedua. Kedua sektor ini merupakan
ini salah satunya adalah alat penanam padi Rice penyumbang nilai terbesar dalam perekonomia
Transplanster. Rice Transplanter merupakan alat Kabupaten Situbondo (BPS Kabupaten
penanam padi yang dipergunakan untuk Situbondo, 2015).
menanam bibit padi yang telah disemaikan pada Pada tahun 2015 penyaluran bantuan alat
areal khusus menggunakan tray dengan umur mesin pertanian (alsintan) khususnya alat
atau tinggi tertentu. Rice Transplanter ini bekerja penanaman bibit padi yaitu Rice Transplanter
seperti layaknya orang tandur jarwo. Alat ini sudah tersebar diberbagai Provinsi Pulau jawa,
sangat tepat dan membantu dalam penanaman salah satunya Kabupaten Situbondo Provinsi
padi dengan sistem tersebut. Namun alat ini akan Jawa Timur merupakan salah satu yang
berdampak secara ekonomis, teknis, sosial mendapat bantuan alat penanaman padi yaitu
budaya dan keberlanjutan (Nurmayanti ,2017) Rice Transplanter.
Rice Transplanter merupakan teknologi Transplanter Jejer legowo adalah mesin
baru di Kabupaten Situbondo. Teknologi baru penanam padi yang digunakan pada areal tanah
pada umumnya memerlukan cukup waktu untuk sawah kondisi siap tanam untuk menanam bibit
dapat diterima masyarakat. Adanya perubahan padi dari hasil semaian yang menggunakan tray
teknik penanaman ini maka petani perlu belajar atau dapog dengan umur bibit sekitar 15 hari atau
karena petani telah terbiasa dengan teknik ketinggian bibit tertentu. Mesin tanam ini
penanaman Kovensional atau menggunakan dirancang agar dapat beroperasi pada lahan
tenaga manusia sepenuhnya. Petani dihadapkan berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang
dalam dua pilihan yaitu penanaman Kovensional dari 40 cm. Oleh karena itu mesin ini dirancang
atau menggunakan Rice Transplanter dalam ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung
penanaman padi. Diterima atau ditolaknya (Taufik, 2010).
teknologi ini dipengaruhi oleh respon petani Respon petani terhadap pemanfaatan Rice
terhadap Rice Transplanter tersebut (Romadi, Transplanter erat kaitannya dengan kemauan
U., & Lusianto, D. (2016). petani untuk menggunakan alat tanam tersebut.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Setiap petani memiliki persepsi yang berbeda
Provinsi Jawa Timur Tahun 2015, Kabupaten terhadap alat itu. Semakin positif respon petani
Situbondo merupakan salah satu daerah terhadap alat tersebut, maka pemanfaatan alat
lumbung beras di peringkat (Nomer 12), dimana tersebut akan semakin meningkat. Begitu pula
sektor pertanian tidak hanya mampu memenuhi sebaliknya, jika semakin negatif respon petani
kebutuhan pangan bagi masyarakat di terhadap alat tersebut, maka pemanfaatan alat
Kabupaten Situbondo namun juga mensuplai tersebut akan semakin menurun bahkan akan
kebutuhan pangan di Jawa Timur. beralih ke tanam Kovensional (tenaga manusia).
Selain itu Kabupaten Situbondo Seiring berjalannya waktu, alat ini akan
merupakan daerah agraris yang terletak dibagian berdampak positif seperti mempercepat proses
timur pulau Jawa dan merupakan bagian dari penanaman bibit padi, menghemat biaya dan
Provinsi Jawa Timur. Hal ini disebabkan menyiasati kurangnya tenaga kerja dalam proses
sebagian besar wilayah ini dimanfaatkan untuk penanaman padi (Listiana et all, 2020)
pertanian. Perekonomia Kabupaten Situbondo Kabupaten Situbondo merupakan daerah
bertumpu pada dua kategori utama, yakni sektor agraris yang terletak dibagian timur pulau
pertanian yang juga mencakup subsektor Jawa.dan merupakan bagian dari Provinsi Jawa
tanaman pangan sebagai sektor terbesar dan Timur. Hal ini disebabkan sebagian besar
1566 Jurnal Pertanian Agros Vol. 24, No. 3, Oktober 2022: 1563-1571

wilayah ini dimanfaatkan untuk pertanian. Transplanter. Berdasarkan hal itu maka peneliti
Perekonomia Kabupaten Situbondo bertumpu ingin melihat respon petani terhadap adanya alat
pada dua kategori utama, yakni sektor pertanian teknologi tanam padi Rice Transplanter
yang juga mencakup subsektor tanaman pangan khususnya di UD. Maju Jaya Kecamatan
sebagai sektor terbesar dan sektor industri Kapongan, dan Kelompok tani Bersatu
pengolahan sebagai sektor terbesar kedua.Kedua Kecamatan Mangaran.
sektor ini merupakan penyumbang nilai terbesar
dalam perekonomian Kabupaten Situbondo MATERI DAN METODE
(BPS Kabupaten Situbondo, 2015). Penentuan tempat penelitian dilakukan
Areal Rice Transplanter yang masih secara sengaja (purposive) di dua lokasi yaitu
beroperasi di Kabupaten Situbondo yaitu di UD. Maju Jaya Kecamatan Kapongan, dan
kelompoktani/gapoktan UD. Maju Jaya Kelompok tani Bersatu Kecamatan Mangaran,
Kecamatan Kapongan, kelompok tani Bersatu di Kabupaten Situbondo. Lokasi ini dipilih
Desa Pecinan Kecamatan Mangaran. Dua berdasarkan pertimbangan sebagai berikut lokasi
kelompok tani ini yang masih menerapkan tersebut merupakan salah satu obyek yang
sistem Rice Transplanter. memiliki kawasan daerah pertanian yang cukup
luas serta mayoritas masyarakatnya berprofesi
Tabel 1. Areal Mesin Transplanter yang ada di sebagai petani ( padi sawah). Pada Tahun 2015
Kelompok Tani/Gapoktan Kabupaten Situbondo Kabupaten Situbondo merupakan salah satu
No Kecamatan ( Jumlah Mesin daerah yang mengikuti Program upaya khusus
Nama Kelompok) (Unit) swasembada berkelanjutan dengan
1 Kapongan (UD. 5 unit meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai
Maju Jaya) (UPSUS PAJALE). Serta yang menerima
2 Mangaran : 3 unit bantuan Alsintan pertanian khususnya mesin
(Kelompok Tani Rice Transplanter. Teknik pengumpulan data :
Bersatu) Observasi (Teknik ini dilakukan dengan cara
Sumber : Data Dinas Pertanian Kabupaten pengamatan langsung di lapangan yang nantinya
Situbondo, 2022. akan diteliti, dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai setuasi objek
yang akan diteliti); Wawancara (Cara ini
Pemberian bantuan alat Rice
dilakukan untuk mendapatkan data primer
Transplanter bertujuan untuk memenuhi
kepada responden melalui wawancara langsung
kebutuhan petani yang sebagian besar belum
berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang
mampu untuk membeli alsintan tersebut atau
telah dipersiapkan sebelumnya); Pencatatan
kebutuhan kelompok tani yang belum mampu
(untuk mengumpulkan data sekunder dilakukan
memenuhi fasilitas usaha tani. Pemerintah
dengan cara mencatat data yang ada pada
berharap dengan adanya bantuan alat tersebut
instansi pemerintah atau lembaga yang
dapat dilakukan penanaman serentak dalam
terkaitdengan penelitian ini).
rangka meningkatkan produksi padi khususnya
Definisi Operasional dan pengukuran variabel
di Kabupaten Situbondo. Sehingga strategi yang
1. Respon adalah perubahan tingkahlaku yang
telah direncanangkan (berswasembada) dapat
disebabkan oleh peristiwa yang terjadi, baik
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
diluar maupun didalam tubuh manusia atau
petani. Namun berdasarkan survei bahwa petani
petani yang menyebabkan timbulnya suatu
khususnya di Kabupaten Situbondo masih
perubahan tingkah laku.
banyak yang belum memanfaatkan alat Rice
Pemanfaatan Alat Rice Transplanter (Sulistyaningsih , Arnudin Laia) 1567

2. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik Di sini :


antara input (masukan) dan output (hasil TR = total penerimaan / sekaliproses produksi
antara keuntungan dengan sumber-sumber TC = total biaya / sekali proses produksi
yang dipergunakan), seperti halnya juga Kriteria pengambilan keputusan
hasil optimal yang dicapai dengan - R/C ˃ 1 = penggunaan biaya produksi pada
penggunaan sumber daya terbatas. Dengan bibit padi Rice Transplanter dan
kata lain hubungan antara apa yang telah Kovensional efisiensi
diselesaikan . - R/C ≤ = penggunaan biaya produksi pada
3. Usahatani merupakan seluruh proses bibit padi Rice Transplanter dan
pengorganisasian faktor-faktor produksi Kovensional tidak efisien.
yaitu alam, tenaga kerja, modal dan
pengololaan yang diusahakan oleh Untuk mengkaji respon petani terhadap
perorangan atau sekumpulan orang untuk pemanfaatan alat Rice Transplanter
menghasilkan output yang dapat memenuhi menggunakan uji proporsi. Adapun tahapan
kebetuhan keluarga ataupun orang lain di dalam menganalisis permasalahan yaitu
samping bermotif mencari keuntungan. :Analisis deskriptif dengann menggunakan
4. Rice Transplanter sendiri merupakan suatu (skor) skala likert untuk melihat respons petani
teknologi yang canggih yang sangat dalam menggunakan combine harvestr, respons
membantu petani didalam melakukan proses petani akan terpilah kedalam lima skala 1 s/d 5
penaman padi di sawah. Rice Transplanter yang kemudian di konveresi menjadi 0 dan 100 :
merupakan teknologi pengganti tangan sangat responsif (85-100) ; responsif (69-84);
manusia didalam menanam padi disawah. cukup responsif (53-68); kurang responsif (37-
Transplanter ini alat penanam bibit dengan 52); dan tidak responsive (0-26).
jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi
penanaman yang seragam. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Inovasi adalah sesuatu ide, cara-cara
ataupun obyek yang dipersiapkan oleh 1. Perbandingan Efisiensi Penggunaan Alat
seseorang sebagai sesuatu yang baru. Baru Rice Transplanter dan Kovensional di UD.
dalam arti tidak semata-mata dalam ukuran Maju Jaya dan Kelompok tani Bersatu
waktu sejak ditemukannya atau Saat ini penggunaan alat dan mesin pertanian
digunakannya inovasi yang dimaksud. merupakan kebutuhan utama sektor pertanian.
6. Teknologi adalah keseluruhan saranan Selain untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja
untuk menyediakan barang-barang yang manusia yang semakin langka, alat dan mesin
diperlukan bagi kelangsungan, dan pertanian berfungsi untuk meningkatkan
kenyamanan hidup manusia. produktivitas tenaga kerja, meningkatkan
efisiensi usahatani melalui penghematan tenaga,
Metode Analisis Data. Untuk mengkaji tentang waktu dan biaya produksi serta menyelamatkan
efisiensi penggunaan alat Rice Transplanter dan hasil dan meningkatkan mutu produk pertanian
Kovensional maka digunakan rumus R/C ratio. (Unadi dan Suparlan, 2011). Penggunaan alat
Menurut Soekartawi (1995) formulasinya adalah dan mesin pertanian pada proses produksi
sebagai berikut. dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, produktivitas, kualitas hasil, dan
𝑇𝑅 mengurangi beban kerja petani. Dengan semakin
R/C ratio = 𝑇𝐶 sedikitnya tenaga yang tersedia dalam bidang
1568 Jurnal Pertanian Agros Vol. 24, No. 3, Oktober 2022: 1563-1571

pertanian alat tanam mekanis sangatlah Petani Rice Transplanter lebih efisien
diperlukan. Tingkat motivasi dari petani dibandingkan dengan petani Kovensional, hal ini
pengguna teknologi rice transplanter dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang
persentase 88,89 %. Artinya petani responden pertama tingkat kesuburan tanah. Apabila
yang menggunakan teknologi rice transplanter dilihata rata-rata luas lahan garapan antara petani
telah memiliki motivasi yang dapat Rice Transplanter dan Kovensional memiliki
meningkatkan kehidupan bidang social kesamaan yaitu 0,03 ha di UD.Maju Jaya, dan
ekonominya serta dapat membawa dampak 0,2 ha di Kelompok tani bersatu. Berdasar dari
positif secara sosial dalam kehidupan hal tersebut dapat diketahui bahwa luas lahan
bermasyarakat mereka sebagai masyarakat tidak berbeda jauh Apabila dilihat dari rata-rata
pertanian (Riasa I, at all,2020). Efisiensi usaha produksi petani Rice Transplanter lebih tinggi
tani padi sawah Rice Transplanter dan dibandingkan dengan produksi petani
Kovensional dapat dilihat pada Tabel 1 Kovensional, padahal rata-rata luas lahan
garapan memiliki kesamaan. Yang kedua yaitu
Tabel 1. Perbandingan Efisiensi Penggunaan
jarak tanam padi.
Alat Rice Transplanter dan Kovensional di UD.
Dari penjelasan diatas sebenarnya
Maju Jaya dan Kelompok tani bersatu
faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi
Nama Nama 𝐱̅𝐄𝐟𝐢𝐬𝐢𝐞𝐧𝐬𝐢
Kelompok Usaha Tani usahatani itu sendiri ialah implementasi terhadap
Tani inovasi baru.Apa bila petani respon terhadap
Petani Rice adanya inovasi baru khusunya teknologi
UD. Maju Transplanter 2,69 dibidang pertanian maka efisiensi usaha taninya
Jaya Petani Kovensional dapat meningkat. Salah satunya memanfaatkan
1,3 alat Rice Transpanter ini.
Kelompok Petani Rice
Tani Bersatu Transplanter 2,78 2. Perbandingan Respon Penggunaan alat
Petani Kovensional
1,2
Rice Transplanter dan Kovensional di UD.
Maju Jaya dan Kelompok tani bersatu
Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata- Respon petani Rice Transplanter dan
rata total efisiensi petani Rice Transplanter di Kovensional terhadap pemanfaatan alat Rice
UD. Maju Jaya yaitu 2,69 atau lebih dari satu. Transplanterpada usaha tani padi sawah akan
Sedangkan rata-rata total efisiensi petani Rice ditampilkan pada Tabel 2.
Transplanter di Kelompok tani bersatu yaitu Tabel 2. Perbandingan Respon Penggunaan alat
2,78 lebih tinggi daripada petani Rice Rice Transplanter dan Kovensional di UD. Maju
Transplanter yang di UD. Maju Jaya. Sedangkan Jaya dan Kelompok tani bersatu
rata-rata efisiensi Kovensional di UD.Maju Jaya Nama Nama 𝐱̅ Respon
yaitu 1.3, dan rata-rata efisiensi petani Kelompok Usaha Tani Petani
Kovensional di Kelompok tani bersatu yaitu 1,2 Tani
lebih dari satu. Dari antara kedua petani tersebut Petani Rice Responsif (R)
UD. Maju Transplanter
sama-sama efisien, hanya saja tingkat efisiensi Jaya Petani Kurang Responsi (Kr)
petani Rice Transplanter dalam usaha tani padi Kovensional
sawah lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat Kelompok Petani Rice Responsif (R)
efisiensi petani Kovensional dalam usaha tani Tani Bersatu Transplanter
padi sawah. Petani Kurang Responsi (Kr)
Kovensional
Sumber: Data primer, 2022.
Pemanfaatan Alat Rice Transplanter (Sulistyaningsih , Arnudin Laia) 1569

Berdasarkan hasil survey terhadap


Pada Tabel 2 dapat diuraikan Perbandingan produsen (key informan) diperoleh informasi
Responden Penggunaan alat Rice Transplanter bahwa dari aspek waktu lamanya penanaman
dan Kovensional di UD. Maju Jaya dan bibit padi dengan menggunakan alat Rice
Kelompok tani bersatu. Transplanter jauh lebih cepat dibandingkan
konfensional , pada luas lahan 100 m2 atau satu
a. Petani Rice Transplanter petak lahan sawah dikerjakan dalam waktu
Berdasarkan hasil pengukuran respon kurang lebih satu (1) jam penanaman sedang
petani dengan menggunakan skala likert dapat konvensional memerlukan waktu ± 3 jam.
diketahui bahwa rata-rata keriteria respon petani Menurut Sudirman Umar, (2017) kinerja
Rice Transplanteryaitu Responsif (R) baik di mesin Rice Transplanter Indo Jarwo di lahan
UD.Maju Jaya maupun di Kelompok tani pasang surut dengan kecepatan maju 2,02
bersatu. Sedangkan rata-rata keriteria respon km/jam menghasilkan 14 kapasitas efektif 6,28
petani Kovensional yaitu Tidak respon (Tr)baik jam/ha. Keseragaman bibit tertanam dengan
di UD.Maju Jaya maupun di Kelompok tani mesin Rice Transplanterpada lahan mencapai
bersatu. 98,08% dengan jumlah bibit tertanam 3-4
Respon petani yang memanfaatan alat bibit/lobang dengan kedalaman tanam rata-rata
Rice Transplanter yaitu menunjukkan responsif 3,8 cm. Efisiensi penggunaan mesin transplanter
hal ini dikarenakan petani Rice Transplanter sebesar 84,53%.
sudah mengetahui kelebihan serta kekurangan
dari pemanfaatan alat Rice Transplanter, b. Petani Kovensional
berdasarkan pertimbangan antara lain dengan Berdasarkan hasil pengukuran respon
menggunakan alat Rice Transplanter petani akan petani dengan menggunakan skala likert dapat
lebih efisien dalam hal biaya penanaman karena diketahui bahwa rata-rata keriteria respon petani
tenaga kerja yang digunakan relative lebih Kovensional yaitu Tidak respon (Tr) baik di
sedikit dibandingkan dengan yang konfensional UD.Maju Jaya maupun di Kelompok tani
khususnya dibagian penanaman. Alasanya bersatu. Dari hasil penelitian terhadap petani
karena biaya penggunaan alat Rice Transplanter Kovensional adalah tidak respon terhadap
lebih murah dibandingkan menggunakan tenaga pemanfaatan alat Rice Transplanter dikarenakan
manusia atau secara Kovensional. Pada dasarnya dengan isu yang mengatakan bahwa penggunaa
sebelum petani Rice Transplanter mengenal alat alat Rice Transplanter memerlukan biaya yang
Rice Transplanter mereka masih menggunakan cukup besar dibandingkan dengan menggunakan
sistem Kovensional atau menggunaka tenaga sistem kovensional. Belum lagi isu dampak dari
manusia secara penuh. Sehingga pengalaman penggunaan alat Rice Transplanter tersebut,
dari penggunaan sistem Kovensional menjadi oleh karena itu petani Kovensional merasa
pertimbangan untuk memilih pemanfaatan alat enggan menggunakan alat Rice Transplanter
Rice Transplanterdalam usahatani padi dalam usaha tani padi sawahnya.
sawahnya. Karena biaya yang dikeluarkan Penggunaan alat transplanter merupakan
dengan memanfaatkan tenaga manusia jauh sebuah inovasi dibidang pertanian yang
lebih besar dibandingkan menggunakan Rice mempunyai banyak kelebihan dibanding
Transplanter. Dimana dengan menggunakan menanam padi secara konvensional, yaitu lebih
sistem Rice Transplanter tidak perlu efisien dan efektif dalam segi tenaga, waktu serta
memerlukan banyak tenaga manusia sehingga biaya (Lutfiana Ulfa,2021)
hemat biaya dan waktu.
1570 Jurnal Pertanian Agros Vol. 24, No. 3, Oktober 2022: 1563-1571

KESIMPULAN Bungur Kabupaten Tapin, Frontier Agribisnis,


Desember 2020
Petani yang menggunakan alat Rice
Transplanterdi UD. Maju Jaya dan Kelompok Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis
tani bersatu lebih efisiensi dibandingkan Sektor Pertanian 2015-2019, Lampiran
dengan petani Kovensional. Petani yang Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
menggunakan alat Rice Transplanterdi UD. Nomor 19/Permentan/
Maju Jaya dan Kelompok tani bersatu Responsif Hk.140/4/2015.Kementerian Pertanian Republik
terhadap pemanfaatan alat Rice Transplanter Indonesia, Jakarta.
dibandingkan dengan petani kovensional yang
kurang responsif terhadap pemanfaatan alat Lutfiana Ulfa,2021. Analisis Kelayakan Usaha
Rice Transplanter. Unit Pengelola Jasa Mesin Penanam Padi (Rice
Transplanter) Di Kabupaten Ponorogo. Magister
UCAPAN TERIMAKASIH Agribisnis (Volume 21 Nomor 1 Januari 2021)
ISSN : 1829-7889; E-ISSN : 2715-9086
Kegiatan ini terlaksana melalui pendanaan
hibah penelitian internal pendanaan Lembaga Listiana, I., Rangga, K. K., Anggoroseto, P., &
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Purwatiningsih, N. A. (2020). Respons Petani
(LP2M) Universitas Abdurachman Saleh Terhadap Penggunaan Combine Harvester.
Situbondo TA. 2022 Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, 23(3), 259–269.
DAFTAR PUSTAKA Http//Ejurnal.Litbang.Pertanian.Go.Id/Index.Ph
p/Jpengkajian/Article/View/11921
Badan Pusat Statistik .Kabupaten Situbondo.
2015 Nurmayanti (2017) Pemanfaatan Alat Penanam
Padi Rice Transplanter Dalam Usaha Tani Padi
Badan Pusat Statistik .Jawa Timur. 2015 Di Desa Tanak Beak Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat.Thesis,Universitas
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Mataram.
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2018.
Pengelolaan Tanman Terpadu (PTT) Padi gogo. Romadi, U., & Lusianto, D. (2016). Persepsi
Badan Litbang Pertanian Petani Padi Terhadap Pemanfaatan Rice
Transplanter Di Kecamatan Pohjentrek
Dedy Hertanto, Andi Yulyani Fadwiwati, Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur.
Awaludin Hipi, Rahmat Anasiru,.2019. Persepsi Agrica Ekstensia, 10(6), 61–66.
Petani Terhadap Teknologi Alat Tanam Padi
Jarwo Transplanter Dalam Mendukung Taufik. 2010. Mesin Transplanter untuk Pilot
Swasembada Pangan, Agrovital: Jurnal Ilmu Project UPJA Center Efisiensikan Waktu
Pertanian. Volume 4, Nomor 2, Nov. 2019 Tanam. Dinas Pertanian TanamanPangan dan
Hortikultura ProvinsiKalimantan Selatan
I Ketut Gegel Ruci Riasa, Hairi Firmansyah,
Nina Budiwati,2020,Pengaruh Penggunaan Unadi, A. dan Suparlan. 2011. Dukungan
Teknologi Rice Transplanter Dan Combine Teknologi Pertanian untuk Industrialisasi
Harsvester Terhadap Pendapatan Usahatani Padi Agribisnis Pedesaan. Makalah Seminar Nasional
Unggul Di Desa Bungur Baru Kecamatan Penyuluh Pertanian pada Kegiatan Soropadan
Pemanfaatan Alat Rice Transplanter (Sulistyaningsih , Arnudin Laia) 1571

Agro Expo. Tanggal 2 Juli 2011. Balai Besar


Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Bogor.

Umar dan Indrayati, 2013. Teknologi


Penanganan Pasca Panen. Bina Aksara.Jakarta.

You might also like