Professional Documents
Culture Documents
a
Fakultas Tekonologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Indonesia
* Penulis koresponden:
Email: mellia@unika.ac.id
ABSTRACT
Studies confirmed that repeated use of palm cooking oil led to a decrease of quality and change the
physicochemical properties of cooking oil. Oxidation is one of the reactions due to repeated use of palm
cooking oil. This research aims to understand the properties and qualities of cooking oil and product after
3 days of repeated use with various antioxidant concentrations. Natural and synthetic antioxidant such as
Alpha-tocopherol and Tertiary Butyl Hydroquinone (TBHQ) were added into the palm cooking oil samples.
The quality of used cooking oil (A brand, control, Alpha-tocopherol 90 and 180 ppm, TBHQ 90 and 180
ppm) after 10 times using in a day at high temperature (180 oC) were determined from Free Fatty Acid
(FFA), Thiobarbituric Acid (TBA), and viscosity. The results revealed that FFA, TBA, and viscosity
decreased with the increasing of antioxidant concentration. The optimal antioxidant concentration was also
found in TBHQ 180 ppm. Hardness, water content, color, and TBA were also analyzed for garlic crackers.
The result showed that antioxidants had no effect on the fried food.
ABSTRAK
Minyak goreng yang dipanaskan pada suhu tinggi dan dilakukan secara berulang dapat menurunkan
kualitas dan mengubah karakteristik fisiko-kimianya. Oksidasi merupakan salah satu reaksi akibat
penggunaan minyak goreng secara berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat dan kualitas
minyak goreng dan produk setelah 3 hari penggunaan berulang dengan penambahan variasi konsentrasi
antioksidan. Antioksidan alami dan sintetis seperti Alfa-tokoferol dan Tertiary Butyl Hydroquinone (TBHQ)
ditambahkan ke dalam sampel minyak goreng. Kualitad minyak goreng (merek A, kontrol, 90 dan 180 ppm
Alfa-tokoferol, 90 dan 180 ppm TBHQ) setelah 10 kali penggunaan dalam sehari pada suhu tinggi (180 oC)
dianalisis sebagai Free Fatty Acid (FFA), Thiobarbituric Acid (TBA), serta viskositas. Hasil menunjukkan
bahwa kadar FFA, angka TBA, dan viskositas minyak semakin rendah seiring dengan besarnya
penambahan konsentrasi antioksidan. Konsentrasi antioksidan optimal terdapat pada TBHQ 180 ppm. Uji
hardness, kadar air, warna dan TBA dilakukan terhadap kerupuk bawang hasil penggorengan. Hasil
menunjukkan bahwa antioksidan tidak berpengaruh terhadap hasil produk penggorengan.
139
Bagus K. H. Prayogo et al., 2021
140
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 20 (2): 139-152, 2021
141
Bagus K. H. Prayogo et al., 2021
142
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 20 (2): 139-152, 2021
Minyak A Kontrol
Alfa-tokoferol 90 ppm Alfa-tokoferol 180 ppm
TBHQ 90 ppm TBHQ 180 ppm
0.07
0.06
0.05
0.04
%FFA
0.03
0.02
0.01
0
1 2 3
Hari
Gambar 1. Persentase FFA Minyak Goreng
Penggunaan minyak komersial A diharapkan meningkatkan bau dan rasa yang tidak
dapat memberikan gambaran terkait dengan diinginkan dari minyak dan juga bahan
adanya penambahan senyawa antioksidan pangan yang digoreng (Rad et al., 2019).
yang telah sesuai untuk minyak goreng Kandungan FFA mengindikasikan
komersial yang telah diproduksi secara kerusakan minyak karena reaksi hidrolisis
masal di pasaran dengan kemampuan lipid, pemutusan, dan juga oksidasi ikatan
antioksidan kurang lebih setara dengan rangkap dari asam lemak tidak jenuh.
TBHQ 90 ppm. Semakin lama reaksi berlangsung, semakin
Hasil yang diperoleh sesuai dengan tinggi kadar FFA yang terbentuk (Arslan et
penelitian yang dilakukan oleh Rad et al., al., 2017).
(2019) yang melakukan penggorengan Semakin tinggi konsentrasi antioksidan
berulang setiap 2,5 jam hingga 32 jam yang ditambahkan, kadar FFA yang
sehingga diperoleh 13 kali penggorengan dihasilkan semakin rendah. Konsentrasi alfa-
berulang dan nilai FFA meningkat dari 0,20 tokoferol dan TBHQ sebesar 180 ppm
hingga 0,26 pada penggorengan ke-13. FFA menghasilkan minyak yang memiliki kadar
dihasilkan dari hidrolisis trigliserida FFA yang lebih rendah dibandingkan dengan
menghasilkan gliserol dan FFA yang dapat konsentrasi 90 ppm yang ditambahkan. Hasil
143
Bagus K. H. Prayogo et al., 2021
Mnyak A
TBHQ 180 ppm
Alfa-tokoferol 90 ppm
5 Alfa-tokoferol 180 ppm
4
% Dry Basis
0
1 2 3
Hari
Gambar 2. Kadar Air Kerupuk Bawang
144
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 20 (2): 139-152, 2021
Merek A kontrol
Alfa-tokoferol 90 ppm Alfa-tokoferol 180 ppm
TBHQ 90 ppm TBHQ 180 ppm
1.4
1.2
1
Nilai TBA
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3
Hari
145
Bagus K. H. Prayogo et al., 2021
Merek A Kontrol
Alfa-tokoferol 90 ppm Alfa-tokoferol 180 ppm
0.6 TBHQ 90 ppm TBHQ 180 ppm
0.5
0.4
Nilai TBA
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3
Hari
146
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 20 (2): 139-152, 2021
90
80
70
Nilai Viskositas
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3
Hari
Merek A Kontrol
Alfa-Tokoferol 90 ppm Alfa-tokoferol 180 ppm
TBHQ 90 ppm TBHQ 180 ppm
1400
1200
Tekstur (Newton)
1000
800
600
400
200
0
Bimoli Kontrol αtokoferol αtokoferol TBHQ 90 ppm TBHQ 180
90ppm 180ppm ppm
Perlakuan
147
Bagus K. H. Prayogo et al., 2021
dalam suhu yang tinggi dan mengalami minyak goreng yang menyebabkan
kontak langsung dengan air dari bahan keberadaan air dalam bahan pangan akan
pangan. Air dalam bahan pangan akan tergantikan oleh minyak (Febrianto et al.,
menguap dan uap air akan bereaksi dengan 2019).
148
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 20 (2): 139-152, 2021
Nilai TBA Minyak Goreng dan Kerupuk Viskositas Minyak Goreng dan Kerupuk
Mutu minyak mengalami penurunan Tabel 5 dan Gambar 5 menunjukkan
seiring dengan penggunaan berulang karena bahwa viskositas mengalami peningkatan
terbentuk aldehid dan mayoritas sebagai seiring dengan peningkatan penggunaan
malonaldehid. Tabel 3 dan Gambar 3 secara berulang minyak goreng dan
menunjukkan bahwa nilai TBA semakin diperoleh hasil tertinggi pada penggunaan
meningkat seiring dengan penggunaan hari ke-3. Penelitian Widiyatun et al. (2019)
minyak secara berulang dan diperoleh nilai memberikan hasil adanya peningkatan nilai
TBA paling tinggi pada hari ke-3. Angka TBA viskositas minyak goreng seiring dengan
paling tinggi diperoleh pada minyak dengan penggunaan secara berulang. Berdasarkan
konsentrasi antioksidan 0 ppm (kontrol) dan Tabel 5 diketahui bahwa tidak terdapat beda
paling rendah pada konsentrasi TBHQ 180 nyata antar jenis dan konsentrasi
ppm. Gambar 3 menunjukkan pola kenaikan antioksidan untuk beberapa jenis minyak
nilai TBA yang signifikan pada sampel terhadap nilai viskositas untuk hari ke-2 dan
kontrol dibanding dengan minyak A dan hari ke-3. Semakin tinggi konsentrasi
sampel dengan penambahan antioksidan. antioksidan, perubahan viskositas minyak
Angka TBA menunjukkan derajat ketengikan setelah penggorengan menjadi semakin
suatu minyak. Semakin besar kadar kecil. Nilai viskositas paling tinggi diperoleh
malonaldehid dalam minyak, semakin tinggi untuk konsentrasi antioksidan 0 ppm
angka TBA yang terbentuk. Hasil ini sesuai (kontrol) dan yang paling rendah pada
dengan penelitian yang dilakukan oleh konsentrasi TBHQ 180 ppm.
Azizah et al. (2016) yang melakukan
penggunaan berulang minyak kelapa dan Hardness dan Intensitas Warna Kerupuk
diperoleh hasil peningkatan nilai TBA seiring Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel
dengan penggunaan minyak secara 6 dan Gambar 6 diketahui bahwa
berulang. penambahan antioksidan tidak berpengaruh
Hasil yang sama juga diperoleh pada terhadap hardness kerupuk. Hasil
kerupuk hasil penggorengan pada Tabel 4 menunjukkan nilaiyang relatif konstan antar
dan Gambar 4. Terdapat beda nyata antara penggunaan berulang dan penambahan
minyak dengan penambahan senyawa antioksidan. Penambahan antioksidan tidak
antioksidan TBHQ 180 dan 90 ppm dengan berpengaruh terhadap hardness kerupuk
perlakuan lainnya terhadap angka TBA yang digoreng. Hal ini diperkuat oleh data
kerupuk per harinya. Hasil menunjukkan warna produk kerupuk bawang hasil
bahwa terjadi penurunan angka TBA penggorengan pada Tabel 7, 8, dan 9.
kerupuk seiring dengan penambahan Penambahan senyawa antioksidan tidak
konsentrasi antioksidan. Hal ini sejalan berpengaruh terhadap intensitas warna
dengan angka TBA yang dihasilkan dari produk kerupuk hasil penggorengan di setiap
sampel minyak. Berdasarkan data yang komponen L* (lightness) dan b*
diperoleh, TBHQ bersifat lebih efektif dalam (yellowness). Pada komponen a* (redness)
menghambat produksi TBA. Ammar (2016) terdapat perbedaan nyata untuk beberapa
dalam penelitiannya mengenai kualitas perlakuan seperti pada minyak dengan
minyak goreng dengan penambahan penambahan antioksidan TBHQ 90 ppm
antioksidan pada variasi suhu memberikan dengan seluruh perlakuan lainnya. Hal
hasil bahwa minyak goreng yang ditambah tersebut diduga dapat terjadi karena adanya
antioksidan TBHQ memiliki nilai TBA yang pembentukan malonaldehid pada kerupuk
lebih rendah dibanding dengan antioksidan hasil penggorengan. Menurut Sayuti &
alami dari ekstrak oregano yang kaya akan Yenrina (2015), antioksidan tidak
flavonoid, tannin, dan glikosida fenolik. mempunyai efek fisiologis yang berbahaya
dan tidak menyebabkan terbentuknya flavor,
149
Bagus K. H. Prayogo et al., 2021
odor, atau warna, dan perubahan Amalia, F., Retnaningsih., Johan, I.R. 2010.
karakteristik pada produk yang tidak disukai Perilaku Penggunaan Minyak Goreng
pada lemak atau makanan. Serta Pengaruhnya Terhadap
Keikutsertaan Program Pengumpulan
KESIMPULAN
Penggunaan senyawa antioksidan Minyak Jelantah Di Kota Bogor. Jur.
berupa TBHQ pada konsentrasi 180 ppm Ilm. Kel. & Kons., 184–189.
efektif dalam menghambat kerusakan https://doi.org/10.24156/jikk.2010.3.2.
minyak yang ditunjukkan dari pengurangan 184
nilai FFA, TBA, serta viskositas. Ammar, M.S. 2016. A comparative Study on
Penggunaan antioksidan TBHQ lebih efektif the Antioxidant Activity of TBHQ and
dibandingkan antioksidan Alfa-Tokoferol
Extracts from Rosemary and Oregano
pada konsentrasi yang sama. Penggunaan
antioksidan pada konsentrasi 180 ppm on Oxidative Stability of Palm Olein
memberikan hasil lebih baik dibandingkan during Deep Fat Frying of Beef
dengan konsentrasi 90 ppm dalam Meatballs. Middle East Journal of
menghambat oksidasi. Penggunaan Applied Sciences, 06(04), pp.671-681.
senyawa antioksidan efektif dalam ISSN 2077-4613
menghambat kerusakan kerupuk dari Arslan, F.N., Şapç, A.N., Durum F., dan
ketengikan yang dapat dilihat dari nilai TBA
Kara, H. 2017. A study on monitoring
sebesar 0,183±0,076 mg malonaldehid/kg
kerupuk, pada hari ke-3 pada penambahan of frying performance and oxidative
antioksidan TBHQ konsentrasi 180 ppm dan stability of cottonseed and palm oil
tidak mengubah karakteristik tekstur dan blends in comparison with original oils.
warna dari kerupuk yang digoreng. International Journal of Food
Penggunaan antioksidan dapat menjaga Properties, 20(3), pp.704–717.
kualitas minyak goreng dalam penggunaan http://dx.doi.org/10.1080/10942912.2
minyak secara berulang tanpa mengubah
kualitas produk yang digoreng. 016.1177544
Azizah, Z., Rasyid, R., & Kartina, D. 2016.
DAFTAR PUSTAKA Pengaruh pengulangan dan lama
Akram, H., dan Tinaprilla, N. 2020. Analisis penyimpanan terhadap ketengikan
Kelayakan Pengembangan Usaha minyak kelapa dengan metode asam
Pengolahan Kerupuk Ikan Lele thiobarbiturat (tba). Jurnal Farmasi
Clipss Catfish Chips di Kota Bogor. Higea, 8(2), pp.189–200.
Forum Agribisnis, 10(2), pp.95-105. http://dx.doi.org/10.52689/higea.v8i2.1
https://doi.org/10.29244/fagb.10.2.95 50
-105 Banu, Mujeeda., N, Prasad and
Alizadeh, Leyla., Nayebzadeh, Kooshan & Siddaramaiah. 2016. Effect of
Mohammadi, Abdorreza. 2016. A antioxidant on thermal stability of
comparative study on the in vitro vegetable oils by using ultrasonic
antioxidant activity of tocopherol and studies. International Food Research
extracts from rosemary and Ferulago Journal, 23(2), pp.528-536, ISSN
angulata on oil oxidation during deep 22317546
frying of potato slices. J Food Sci Bazina, N., dan He, Jibin. 2018. Analysis of
Technol, 53(1), pp.611–620. fatty acid profifiles of free fatty acids
https://doi.org/10.1007/s13197-015- generated in deep- frying process.
2062-2 J Food Sci Technol.
150
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 20 (2): 139-152, 2021
151
Bagus K. H. Prayogo et al., 2021
152