CUCI TANGAN PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS BABADAN KAB. PONOROGO
Wahyu Indriani, Siti Munawaroh, Elmie Muftiana
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
ABSTRACT
The effect of health education on the behavior of handwashing in outpatient in the
Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo
By: Wahyu Indriani
The hands are moist parts of the body that most often come into contact with germs that cause transmission and spread of disease. The best way to prevent this is to make it a habit to wash your hands with soap The purpose of this research is to know the effect of health education on the behavior of handwashing on outpatient in the Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo. The design of this research is study pre experiment. The population in this study all patients in the outpatient Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo as much as 50 respondents. Some patients in the outpatient Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo as much as 44 respondents. The sampling technique is Purposive sampling. This study uses a Wilcoxon Matched Pair Test statistical test with α = 0.05. The results of the study of 44 respondents showed that some of the large-handwashing behaviors in according with the procedure before to the health education of 31 respondents (70,5%), almost entirely the respondents had a washing behaviour Appropriate hand after health education as much as 35 respondents (79.5%). There is an influence on health education on the behavior of hand washing in outpatient in the Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo with P value = 0.000 and α = 0.05. Conclusion of respondents always routinely wash hands according to procedures before and after activity to reduce the risk of nosocomial infections.
Keywords: health education, behaviour, handwashing
ABSTRAK
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo
Oleh : Wahyu Indriani
Tangan merupakan bagian tubuh yang lembab yang paling sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan penularan dan penyebaran penyakit, untuk itu tangan senantiasa dijaga kebersihannya. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo. Desain penelitian ini adalah study pre eksperiment. Populasi dalam penelitian ini Semua pasien di ruang rawat jalan Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo sebanyak 50 responden. Sebagian pasien diruang rawat jalan Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo sebanyak 44 responden. Adapun teknik pengambilan sampel adalah Purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon Matched Pair Test dengan α = 0,05. Hasil penelitian dari 44 responden menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku cuci tangan yang sesuai prosedur sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu sebanyak 31 responden (70,5%), setelah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi 35 responden (79,5%) mempunyai perilaku cuci tangan yang sesuai prosedur. Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo dengan p value = 0,000 dan α = 0,05. Petugas kesehatan diharapkan senantiasa aktif memberikan pendidikan kesehatan kepada responden sehingga responden mampu melakukan cuci tangan secara rutin sesuai prosedur sebelum dan sesudah beraktifitas guna mengurangi resiko infeksi nosokomial. .
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Perilaku, Cuci Tangan
PENDAHULUAN sesuai dengan prosedure dan menghindari Mencuci tangan merupakan cara yang iritasi kulit yang diakibatkan karena terlalu paling sedernahan dan simpel untuk sering cuci tangan. mencegah dan mengendalikan terjadinya Cuci tangan seharusnya dilakukan infeksi, dengan mencuci tangan dapat sebelum dan setelah melakukan suatu menghilangkan kuman dan mikroorganisme kegiatan atau aktivitas. Pasien yang tidak yang menempel pada di kulit (Hidayat, cuci tangan beranggapan bahwa tanganya 2005). Meskipun ini penting tetapi pada masih bersih sehingga tidak perlu cuci kenyataanya masih banyak pasien yang tangan lagi. Dampak yang dapat belum sadar tentang pentingnya cuci tangan. ditimbulkan apabila tidak melakukan cuci Padahal pasien adalah agen yang sering tangan adalah mudah tertular penyakit, kontak dengan berbagai macam kuman dan menyebabkan diare, dan daya than tubuh penyakit. Pasien di Puskesmas wajib tahu mudah menurun. bagaimana terjadinya penularan penyakit Kegiatan penyuluhan dengan atau terjadinya infeksi. Sebagai cara yang melakukan demonstrasi secara langsung efektif dengan melakukan kegiatan cuci tentang cuci tangan lebih jela, efektif, dan tangan (Tietjen, 2004). mudah dipahami oleh pasien, sehingga Berdasarkan data Riskesdes Jawa harapannya pasien dapat melakukan cuci Timur (2018) prevalensi mencuci tangan tangan sesuai prosedur. yang benar dan tepat terdapat di Kota Batu METODE PENELITIAN Malang yaitu 80%. Masalah yang terjadi di Desain penelitian ini adalah study pre Puskesmas Babadan berdasarkan hasil studi eksperiment. Rancangan penelitian yang pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti digunakan adalah Pre Test dan Post Test pada tanggal 4 Juli 2019 dari 8 pasien Design. Populasinya adalah Semua pasien di didapatkan data 3 pasien melakukan cuci ruang rawat jalan Puskesmas Babadan Kab. tangan sesuai dengan prosedur, sedangkan 5 Ponorogo sebanyak 50 responden. Analisis pasien melakukan cuci tangan tetapi tidak data yang digunakan Wilcoxon Matched sesuai dengan prosedur. 5 pasien yang tidak Pair Test. melakukan cuci tangan sesuai dengan HASIL DAN PEMBAHASAN prosedur karena berbagai alasan antara lain Hasil Penelitian tempat cuci tangannya jauh, tangan tidak Data Umum terlihat kotor, pasien ingin segera makan 1. Karakteristik Responden Berdasarkan atau minum, tidak tahu bahaya yang Umur ditimbulkan apabila tidak mencuci tangan Total 44 100 Sumber : Data Primer Umur Jumlah Prosentase Hasil penelitian menunjukkan bahwa (tahun) (%) hampir seluruhnya responden bekerja 20 – 25 1 2.3 swasta/wiraswasta yaitu sebanyak 38 26 – 30 7 15.9 31 – 35 responden (86,4%). 5 11.4 >36 31 70.5 Data Khusus Total 44 100 Sumber : Data Primer 1. Perilaku Cuci Tangan Pasien Rawat Jalan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Di Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo sebagian besar responden berumur >36 sebelum diberikan pendidikan kesehatan Tahun yaitu sebanyak 31 responden Perilaku Frekuensi (%) (70,5%) Sesuai Prosedur 31 70.5 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tidak Sesuai Pendidikan Prosedur 13 29.5 Total 44 100 Pendidikan Jumlah Prosentase Sumber : Data Primer (%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD/MI 3 6.8 sebagian besar responden mempunyai SMP/MTs 10 22.7 mempunyai perilaku cuci tangan yang SMA/MA 25 56.8 PT sesuai prosedur sebelum diberikan 6 13.6 Total 44 100 pendidikan kesehatan sebanyak 31 Sumber : Data Primer responden (70,5%) Data penelitian menunjukkan bahwa 2. Perilaku Cuci Tangan Pasien Rawat Jalan sebagian besar responden lulusan Di Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo SMA/MA yaitu sebanyak 25 responden setelah diberikan pendidikan kesehatan (56,8%). Perilaku Frekuensi (%) 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Sesuai Pekerjaan Prosedur 35 79.5 Tidak Sesuai Pekerjaan Jumlah Prosentase Prosedur 9 20.5 (%) Total 44 100 Sumber : Data Primer PNS 2 4.5 Tani / buruh Hasil penelitian menunjukan bahwa tani 4 9.1 hampir seluruhnya responden mempunyai Swasta / wiraswasta 38 86.4 perilaku cuci tangan yang sesuai prosedur setelah diberikan pendidikan kesehatan (2017) yang menyampaikan bahwa umur sebanyak 35 responden (79,5%). menunjukkan lama hidup seseorang 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan mulai dailahirkan sampai sekarang yang Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada dinyatakan dalam tahun. hal dapat Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas diasumsikan dengan bertambahnya umur Babadan Kab. Ponorogo seseorang diharapkan mampu menyerap Perilaku informasi yang diberikan oleh petugas Pendidikan Sebelum Sesudah Pening % kesehatan dengan baik sehingga akan kesehatan katan cuci tangan 31 35 4 9,1 memiliki perilaku yang baik tentang cuci
Uji Wilcoxon p value = 0,000 α = 0,05 tangan.
Hasil crosstab antara pendidikan Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan dengan pretest perilaku cuci tangan Wilcoxon Matched Pair Test dan α = 0,05 didapatkan data bahwa responden yang didapatkan p value = 0,000, sehingga H1 mempunyai pendidikan SMA dan diterima yang dapat diartikan bahwa ada mempunyai perilaku cuci tangan yang Hubungan Pengaruh Pendidikan Terhadap sesuai prosedur sebanyak 20 responden Perilaku Cuci Tangan Pada Pasien Rawat (45,5%). Nursalam (2011) Jalan Di Puskesmas Babadan Kab. mengungkapkan dengan pendidikan Ponorogo semakin tinggi akan berdampak pada Pembahasan perilaku yang lebih baik dan positif.. 1. Perilaku Cuci Tangan Pasien Rawat Jalan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, Di Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo dengan tingkat pendidikan yang tinggi sebelum diberikan pendidikan kesehatan maka perilaku untuk cuci tangan juga Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik sesuai dengan prosedur. sebagian besar responden mempunyai Penelitian yang dilakukan oleh Pauzan mempunyai perilaku cuci tangan yang berjudul: Hubungan pengetahuan Dengan sesuai prosedur sebelum diberikan Perilaku Cuci Tangan Siswa sekolah pendidikan kesehatan sebanyak 31 dasar negeri Di Kota Bandung. responden (70,5%). Hasil crosstab antara Universitas BSI. Metode penelitian umur dengan pretest perilaku deskriptif korelatif. Dengan pendekatan menunjukkan responden yang berumur crosscestional.. Teknik analisis data >36 tahun dan mempunyai perilaku cuci yaitu Pearson Corelation Kesimpulan tangan sesuai prosedur sebanyak 23 dari penelitian ini adalah ada hubungan responden (52,3%). Amin Muhamad yang signifikan antara Hubungan pengetahuan Dengan Perilaku Cuci seseorang secara kualitatif dan Tangan Siswa Sekolah Dasar Negeri Di kuantitatif. Hasil penelitian Eny Hidayati Kota Bandung (Pauzan, 2016) Hubungan Sikap Dan Kepatuhan Cuci 2. Perilaku Cuci Tangan Pasien Rawat Jalan Tangan Pada Perawat Rawat Inap RSUD Di Puskesmas Babadan Kab. Ponorogo Kota Semarang. Metode penelitiannya setelah diberikan pendidikan kesehatan observasional. Analisis yang digunakan Hasil penelitian menunjukan bahwa adalah spearman rank. Kesimpulan hampir seluruhnya responden mempunyai penelitian yaitu Ada Hubungan Sikap perilaku cuci tangan yang sesuai prosedur Dan Kepatuhan Cuci Tangan Pada setelah diberikan pendidikan kesehatan Perawat Rawat Inap RSUD Kota sebanyak 35 responden (79,5%). Hasil Semarang. crosstab antara pendidikan dengan pretest 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan perilaku cuci tangan didapatkan data Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada bahwa responden yang mempunyai Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas pendidikan SMA dan mempunyai Babadan Kab. Ponorogo perilaku cuci tangan yang sesuai prosedur Hasil uji statistik menggunakan sebanyak 20 responden (45,5%). Wilcoxon Matched Pair Test dan α = 0,05 Pendidikan dan pembelajaran pada didapatkan p value = 0,000, sehingga H1 tingkat dasar dijadikan suatu pondasi diterima yang dapat diartikan bahwa ada yang kuat dalam mempersiapkan mental Hubungan Pengaruh Pendidikan individu dalam menghadapi masa depan Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada yang tantangannya jauh lebih besar. UU Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Pendidikan Nasional No.20 (2013). Babadan Kab. Ponorogo. Hal ini sangat Dengan pendidikan yang jenjangnya menarik, mengingat pendidikan lebih tinggi maka perilakuknya juga akan kesehatan dengan cara melakukan semakin lebih baik. demonstrasi dapat menyebabkan Data crosstab antara pekerjaan dengan perubahan perilaku yang dinamis, pretest perilaku cuci tangan didapatkan dengan demonstrasi mempercepat proses data bahwa responden yang mempunyai transfer ilmu kepada orang lain sehingga pekerjaan swasta dan memiliki perilaku dapat menyebabkan kedaaran pada cuci tangan yang sesuai prosedur individu untuk pelakukan suatu tindakan sebanyak 26 responden (56,1%). Ilyas atau perilaku, (Mubarak dan Chayatin, (2012) mengungkapkan kinerja 2013). Perilaku merupakan suatu merupakan penampilan hasil dari karya kegiatan baik yang Nampak maupun tidak nampak yang dimiliki oleh meminimalisir terjadinya infeksi seseorang sebagai hasil dari belajar nosokomial. Rakhmat (2010). Pendidikan kesehatan tidak hanya mencapai kesehatan masyarakat saja, tetapi yang lebih penting adalah adanya peningkatan derajad 3. Responden kesehatan. Responden rutin melakukan cuci tangan KESIMPULAN sebelum dan sesudah melakukan aktifitas Kesimpulan agar kuman tidak masuk kedalam tubuh 1. Sebagian besar responden mempunyai DAFTAR PUSTAKA mempunyai perilaku cuci tangan yang Alimul, Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. sesuai prosedur sebelum diberikan Surabaya: Health Book Publising. pendidikan kesehatan sebanyak 31 Azwar, Saifuddin. 2016. Sikap Manusia. responden (70,5%) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2. Hampir seluruhnya responden Kamarudin. 2009. Konsep Cuci Tangan. mempunyai perilaku cuci tangan yang Jakarta : EMS sesuai prosedur setelah diberikan Kamarudin. 2013. Kosep Cuci Tangan. pendidikan kesehatan sebanyak 35 [Internet]. Bersumber dari < responden (79,5%). http://kamarudin.wordpress.com>. [ Diakses tanggal 9 Juli 2019. Jam 3. Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan 11.30] Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada Mansjoer. A. (2005). Kapita Selekta Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Kedokteran. Jakarta: Media Babadan Kab. Ponorogo dengan p value Aesculapius = 0,000 dan α = 0,05 Musadad dan Lubis. 1993. Ketrampilan Keperawatan Dasar. Jakarta : EMS Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Murora, Roby. 2013. Cuci Tangan Biasa. [Internet]. Bersumber dari [Diakses Hasil penelitian dapat ditinaklanjuti tanggal 10 Juli 2019. Jam 08.15] untuk menemukan teori terbaru tentang Murora, Roby. 2013. Cuci Tangan Steril. pelaksanaan cuci tangan yang tepat. [Internet]. Bersumber dari [Diakses 2. Petugas Kesehatan tanggal 10 Juli 2019. Jam 08.30] Petugas kesehatan secara rutin Notoatmodjo. 2010. Pendidikan dan memberikan pendidikan kesehatan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. tentang perilaku cuci tangan guna . 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Bandung: Alfa Beta. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba . 2012. Metode Penelitian Medika Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D. Bandung: Alfa Beta. Perdalin. 2010. Prevalensi cuci tangan. [Internet]. Bersumber dari :< Stuart & Sundeen. (2005). Buku Saku http://perdalin.wordpress.com>. Keperawatan. Jakarta: EGC [Diakses tanggal 11 Juli 2019. Jam 10.50] Syeha. 2013.Konsep dasar teknik cuci tangan yang baik.[Internet]. Puruhanto. 1995. Keuntungan Cuci Tangan. Bersumber dari :< [Internet]. Bersumber dari < http://syehaceh.wordpress.com>. [Diakses tanggal 11 Juli 2019. Jam [Diakses tanggal 12 Juli 2019. Jam 08.20] 10.30]
Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan
Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Teguh. 2009. 25 Model Analisis Statistik Nuha Medika. Dengan SPSS 17 Memahami Tehnik Analisis Statistik Secara Sistematis Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Dan Praktis . Jakarta : Citra Windu Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Satria Cendekia Press. Tietjen. 2004. Konsep Dasar Cuci Tangan. Sarwono. 2005. Karakteristik Cuci Tangan Jakarta : EMS Yang Berhubungan Dengan Tehnik Cuci Tangan. [Internet]. Bersumber Umar. 2009. Teknik Cuci Tangan : Jakarta : dari < Alfabeta http://Sarwono.wordpress.com>. [ Diakses tanggal 11 Juli 2019. Jam Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan 11.30] Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Soedarmayanti & Hidayat Syarifudin. 2009. Medika. Metodologi Penelitian. Jakarta : Mandar Maju (https://www.academia.edu/28986784/, Penelitian Eni 2015 diakses tanggal 8 Soerose. 2006. Prevalensi Cuci Tangan Februari 2020, pukul 09.00 Wib) Perawat .[Internet]. Bersumber dari < [Diakses tanggal 19 juli 2013. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/j Jam 08.10] k/article/view/1458.Penelitian Pauzan, 2016 diakses tanggal 8 Siswanto, dkk. 2016. Metodologi Penelitian Februari 2010 Pukul 14.05 Wib) kesehatan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Implementasi Asesmen Kompetensi Ekologis Dan Karakter Positif Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Sub Materi Perubahan Lingkungan Dan Daur Ulang Limbah Pada Siswa Kelas X Di Man 4 Cirebon