You are on page 1of 9

JSIKA Vol. 5, No. 7.

Tahun 2016 ISSN 2338-137X

RANCANG BANGUN APLIKASI PENENTUAN HARGA


POKOK PRODUKSI BERDASARKAN BIAYA TAKSIRAN
PADA UMKM SEPATU DAN SANDAL SUROSO
Farah Priminta Arumsari 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukmaaji 3)
S1 / Jurusan Sistem Informasi
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya
Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1) farah_priminta@yahoo.com, 2) arifin@stikom.edu, 3) anjik@stikom.edu

Abstract: Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) Shoes and Sandals Suroso strive to
improve and develop the industry, one of the efforts is to find out information about the costs of
production are used to determine the cost of goods manufactured correctly. Currently, SMEs do
not have a basis in determining the cost of goods manufactured according to customer order. In
determining the cost of goods manufactured, SMEs just do a sum the raw material cost and direct
labor cost, without counting the factory overhead cost. The resulted of the selling price of shoes
and sandals are charged to customers is not as expected by the SMEs, so the profit can get
unstable then. Because these problems, the author makes an application that can calculate the cost
of goods manufactured is based on estimated cost by determining the raw material cost, direct
labor cost, and factory overhead cost. Based on trial results on SMEs Shoes and Sandals Suroso
can be concluded that the application has been made to produce information on the estimated raw
material cost, the estimated direct labor cost, the estimated factory overhead cost, the estimated
cost of goods manufactured, and reporting of customer order in each period, so the information
can be used by SMEs as a basis for determining the selling price of its products.

Keywords: cost of goods manufactured, estimated cost, customer order

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perekat antara sol dan alas sepatu, biaya bensin
(UMKM) Sepatu dan Sandal Suroso bergerak di untuk pelenturan bahan keras, biaya listrik untuk
bidang pembuatan alas kaki. UMKM ini mesin-mesin, dan biaya overhead lainnya. Hal
berupaya untuk meningkatkan dan ini mengakibatkan harga jual sepatu dan sandal
mengembangkan industrinya, salah satu upaya yang dibebankan kepada pelanggan tidak sesuai
yang dilakukan adalah mengetahui informasi dengan yang diharapkan oleh pihak UMKM,
mengenai biaya-biaya produksi dalam suatu sehingga laba yang diperoleh mengalami
periode yang nantinya akan digunakan untuk ketidakstabilan, seperti yang ditunjukkan pada
menentukan harga pokok produksi suatu barang data tahun 2013-2014, UMKM memperoleh laba
dengan tepat. UMKM ini memproduksi sepatu terendah sebesar 2% hingga laba tertinggi
dan sandal berdasarkan pesanan dari pelanggan. sebesar 32%.
Karena produk dipesan sesuai pesanan Berdasarkan permasalahan yang terjadi,
pelanggan, maka produk satu dengan yang lain metode yang dapat digunakan dalam perhitungan
memiliki keunikan tersendiri. harga pokok produksi adalah sistem biaya
Saat ini UMKM belum memiliki dasar taksiran, karena biaya taksiran dapat berfungsi
dalam penentuan harga pokok produksi yang dengan kondisi sistem ini dilakukan sebelum
sesuai dengan pesanan pelanggan. Dalam produksi dimulai, dengan cara menentukan biaya
menentukan harga pokok produksi, UMKM bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
masih mengalami permasalahan dimana pihak biaya overhead pabrik. Seperti yang dijelaskan
UMKM hanya melakukan penjumlahan biaya menurut Mulyadi (1990:265), biaya taksiran
bahan baku dengan harga yang didapat dari (estimated cost) adalah biaya yang ditentukan di
pembelian ke supplier dan biaya tenaga kerja muka sebelum produksi dilaksanakan dengan
dengan pemberian upah secara harian, tetapi tujuan sebagai pengendali biaya dan analisis
biaya overhead pabrik tidak diperhitungkan ke kegiatan. Oleh karena itu, penulis merancang
dalam harga pokok produksi oleh pihak UMKM, aplikasi yang dapat menentukan harga pokok
misalnya seperti biaya elpiji untuk pemanasan produksi berdasarkan biaya taksiran, sehingga

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 1


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

pihak UMKM sepatu dan sandal ini dapat Keterangan :


mengetahui informasi mengenai harga pokok
produksi yang akan mempengaruhi pengambilan TJKD : Taksiran Jam Kerja Dibutuhkan
keputusan dalam menentukan harga jual JP : Jumlah Pesanan
produknya. TJK : Total Jam Kerja
Untuk menentukan tarif tenaga kerja
METODE langsung, dihitung dengan cara tarif per hari
Proses-proses yang dilakukan dalam dibagi dengan delapan jam kerja seperti rumus
penentuan harga pokok produksi berdasarkan nomor 4.
biaya taksiran, antara lain sebagai berikut. ……………………….………... (4)
Keterangan :
Memesan Produk TTKL : Tarif Tenaga Kerja Langsung
Dalam proses pemesanan produk TPH : Tarif Per Hari
dibutuhkan data pelanggan dan data pesanan 8 : 8 jam kerja
pelanggan. Proses ini akan menghasilkan laporan
pesanan setiap periode tertentu. Menghitung Taksiran Biaya Bahan Baku
Proses menghitung taksiran biaya bahan
Membuat Daftar Kebutuhan Bahan Baku baku menghasilkan informasi mengenai taksiran
Proses ini membutuhkan data bahan baku biaya bahan baku. Menurut (Niswonger, et al,
dan data jenis produk. Kedua data tersebut 1999), biaya bahan baku langsung adalah “biaya
diolah sehingga menghasilkan Bill of Material bahan yang merupakan bagian signifikan dari
(BOM). BOM ini terdiri dari jenis produk, bahan total biaya produk”. Menentukan taksiran biaya
baku yang dibutuhkan untuk jenis produk bahan baku, yaitu dihitung dengan cara taksiran
tersebut, dan jumlah kebutuhan bahan bakunya. kuantitas setiap bahan baku yang digunakan
BOM akan digunakan untuk menentukan dalam membuat satu satuan produk (TKBBL)
taksiran kuantitas bahan baku langsung yang dikali dengan harga setiap bahan baku tersebut
dihitung dengan cara jumlah pesanan dikali (HBBL) seperti pada rumus nomor 5.
dengan jumlah BOM seperti pada rumus nomor …………….…... (5)
1. Keterangan:
……...………………….... (1) TBBBL : Taksiran Biaya Bahan Baku Langsung
Keterangan : TKBBL : Taksiran Kuantitas Bahan Baku
TKBBL : Taksiran Kuantitas Bahan Baku Langsung
Langsung HBBL : Harga Bahan Baku Langsung
JP : Jumlah Pesanan
JB : Jumlah BOM Menghitung Taksiran Biaya Tenaga
Sedangkan harga didapat dari data bahan Kerja Langsung
baku dimana harga bahan baku merupakan harga Menurut (Jusup, 1999), tenaga kerja
pembelian terakhir. langsung ialah “tenaga kerja yang terlibat
….(2) langsung dalam proses mengubah bahan menjadi
produk jadi”. Proses menghitung taksiran biaya
Membuat Daftar Kegiatan Produksi tenaga kerja langsung menghasilkan informasi
Proses ini membutuhkan data kegiatan mengenai taksiran biaya tenaga kerja langsung.
operasional, data jenis produk, data tenaga kerja, Menentukan taksiran biaya tenaga kerja
dan data mesin. Data tersebut diolah sehingga langsung, yaitu dihitung dengan cara taksiran
menghasilkan Bill of Operation (BOO). BOO ini jam kerja yang dibutuhkan untuk mengolah satu
terdiri dari jenis produk, kegiatan operasional satuan produk (TJKD) dikali dengan tarif/upah
yang dibutuhkan untuk jenis produk tersebut, tenaga kerja langsung per jam yang berlaku di
tenaga kerja yang mengerjakan setiap kegiatan UMKM (TTKL) seperti pada rumus nomor 6.
operasional, dan mesin yang digunakan selama .............................. (6)
kegiatan tersebut. BOO akan digunakan untuk Keterangan:
menentukan taksiran jam kerja yang dihitung TBTKL : Taksiran Biaya Tenaga Kerja
dengan cara jumlah pesanan dikali dengan total Langsung
jam kerja seperti pada rumus nomor 3. TJKD : Taksiran Jam Kerja Dibutuhkan
……..………………...…... (3) TTKL : Tarif Tenaga Kerja Langsung

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 2


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

JJKM : Jumlah Jam Kerja Mesin (jam)


Menghitung Taksiran Biaya Overhead 8 : 8 jam kerja selama 1 hari
Pabrik Tetap 26 : 26 hari kerja selama 1 bulan
Proses menghitung taksiran biaya 12 : 12 bulan kerja selama 1 tahun
overhead pabrik tetap menghasilkan informasi UEM : Umur Ekonomis Mesin (tahun)
mengenai taksiran biaya overhead pabrik tetap. Selanjutnya menentukan tarif penyusutan
Menurut (Jusup, 1999), “tenaga kerja tak mesin per jam, yaitu dengan cara harga
langsung digunakan dalam proses produksi perolehan mesin dikali dengan jumlah mesin
tetapi tidak bisa dihubungkan atau diterapkan kemudian dibagi dengan jumlah jam kerja mesin
pada suatu produk tertentu”. Menentukan seperti pada rumus nomor 11.
taksiran biaya overhead pabrik tetap ……………………..……… (11)
membutuhkan data tenaga kerja tidak langsung Keterangan:
(TKTL) dan data mesin pada BOO. TPMJ : Tarif Penyusutan Mesin per Jam
Untuk menentukan biaya tenaga kerja HP : Harga Perolehan
tidak langsung dihitung dengan cara JM : Jumlah Mesin
menjumlahkan seluruh upah tenaga kerja tidak JJKM : Jumlah Jam Kerja Mesin (jam)
langsung selama satu bulan seperti pada rumus Sehingga dari rumus perhitungan nomor
nomor 7. 10 dan 11, maka rumus untuk mencari biaya
……... (7) penyusutan mesin adalah dengan cara tarif
Keterangan: penyusutan mesin per jam dikali dengan jumlah
BTKTL : Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung jam mesin seperti pada rumus nomor 12.
UTKTL : Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung ..…………………....... (12)
Dalam menentukan kapasitas produksi Keterangan:
tiap bulan, yaitu dihitung dengan cara delapan BPM : Biaya Penyusutan Mesin
jam kerja dikali dengan dua puluh enam hari TPMJ : Tarif Penyusutan Mesin per Jam
seperti pada rumus nomor 8. JJM : Jumlah Jam Mesin
…………………………..…….. (8) Tahap berikutnya adalah menghitung biaya overhead pab
Keterangan: ……………..... (13)
KP : Kapasitas Produksi (bulan) Keterangan:
8 : 8 jam kerja TBOPT : Taksiran Biaya Overhead Pabrik
26 : 26 hari Tetap
Sehingga dari rumus perhitungan nomor TBTKTL : Taksiran Biaya Tenaga Kerja Tidak
7 dan 8, maka untuk menghitung taksiran biaya Langsung
tenaga kerja tidak langsung adalah dengan cara BPM : Biaya Penyusutan Mesin
biaya tenaga kerja tidak langsung dibagi dengan
kapasitas produksi kemudian dikali dengan jam Menghitung Taksiran Biaya Overhead
tenaga kerja langsung seperti pada rumus nomor
Pabrik Variabel
9.
Proses menghitung taksiran biaya
………………….. (9) overhead pabrik variabel menghasilkan
Keterangan: informasi mengenai taksiran biaya overhead
TBTKTL : Taksiran Biaya Tenaga Kerja Tidak pabrik variabel. Menurut (Niswonger, et al,
Langsung 1999) biaya bahan baku tidak langsung adalah
BTKTL : Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung “biaya bahan yang bukan merupakan bagian
KP : Kapasitas Produksi (bulan) yang signifikan dari total biaya produk”.
JTKL : Jam Tenaga Kerja Langsung Menentukan taksiran biaya overhead pabrik
Sebelum menghitung biaya penyusutan variabel membutuhkan data bahan penolong
mesin, terlebih dahulu menghitung jumlah jam pada BOM, data daya listrik mesin pada BOO,
kerja mesin, yaitu dengan cara delapan jam kerja dan data tarif dasar listrik.
dikali dengan dua puluh enam hari kerja dikali Untuk menentukan biaya bahan penolong
dengan dua belas bulan kerja dan dikali dengan dihitung dengan cara menjumlahkan hasil dari
umur ekonomis mesin seperti pada rumus nomor jumlah BOM dikali dengan harga bahan
10. penolong dikali dengan jumlah pesanan seperti
……………....(10) pada rumus nomor 14.
Keterangan: …………..…… (14)

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 3


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

Keterangan: berdasarkan pesanan mengakumulasi biaya


BBP : Biaya Bahan Penolong produksi untuk setiap pesanan yang terpisah.
JB : Jumlah BOM Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam
HBP : Harga Bahan Penolong kartu harga pokok (job order cost sheet). Metode
JP : Jumlah Pesanan ini mengakumulasi biaya bahan baku langsung,
Untuk menghitung biaya listrik, yaitu dengan cara biayamenjumlahkan
tenaga kerja langsung,
hasil dari dan
dayabiaya
listrikoverhead
mesin dikali dengan w
.………...… (15) pabrik yang dibebankan ke setiap pesanan.
Keterangan: Rumus perhitungan yang dibutuhkan dalam
BL : Biaya Listrik proses ini adalah sebagai berikut.
DLM : Daya Listrik Mesin ………...…
WPM : Waktu Pemakaian Mesin Keterangan:
TDL : Tarif Dasar Listrik HPPr : Harga Pokok Produksi
Dari rumus perhitungan nomor 14 dan 15, BBBL : Biaya Bahan Baku Langsung
maka untuk menghitung biaya overhead pabrik BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung
variabel yang dibebankan tiap pesanan adalah BOP : Biaya Overhead Pabrik
dengan cara menjumlahkan biaya bahan Sehingga dengan adanya rumus nomor
penolong dengan biaya listrik seperti pada rumus 18, maka rumus untuk menghitung harga pokok
nomor 16. produksi taksiran adalah dengan menjumlahkan
................................... (16) taksiran biaya bahan baku langsung, taksiran
Keterangan: biaya tenaga kerja langsung, dan taksiran biaya
TBOPV : Taksiran Biaya Overhead Pabrik overhead pabrik seperti pada rumus nomor 19.
Variabel ............(19)
BBP : Biaya Bahan Penolong Keterangan:
BL : Biaya Listrik HPPT : Harga Pokok Produksi Taksiran
TBBBL : Taksiran Biaya Bahan Baku Langsung
Menghitung Taksiran Biaya Overhead TBTKL : Taksiran Biaya Tenaga Kerja
Pabrik Langsung
Tahap terakhir adalah menghitung biaya TBOP : Taksiran Biaya Overhead Pabrik
overhead pabrik yang dibebankan tiap pesanan,
yaitu dengan cara menjumlahkan taksiran biaya Context Diagram
overhead pabrik tetap dengan taksiran biaya Solusi pemecahan masalah digambarkan
overhead pabrik variabel seperti pada rumus dalam rancangan context diagram seperti pada
nomor 17. gambar 1.
……………..... (17)
Keterangan:
TBOP : Taksiran Biaya Overhead Pabrik
TBOPT : Taksiran Biaya Overhead Pabrik Tetap
TBOPV : Taksiran Biaya Overhead Pabrik
Variabel

Menghitung Harga Pokok Produksi


Taksiran
Proses menghitung harga pokok produksi Gambar 1 Context Diagram Aplikasi Penentuan
taksiran membutuhkan data BOM, data BOO, Harga Pokok Produksi Berdasarkan Biaya
data tenaga kerja, data tarif dasar listrik, dan data Taksiran
pesanan pelanggan. Proses ini adalah proses
penjumlahan dari perhitungan taksiran biaya Context Diagram aplikasi ini
bahan baku, perhitungan taksiran biaya tenaga menggambarkan ruang lingkup suatu sistem
kerja langsung, perhitungan biaya overhead yang terjadi pada UMKM Sepatu dan Sandal
pabrik tetap, dan perhitungan biaya overhead Suroso. Diagram tersebut melibatkan 3 external
pabrik variabel. Dari penjumlahan tersebut, entity, yaitu pelanggan, produksi, dan manajer.
proses ini menghasilkan harga pokok produksi Input yang digunakan terdiri data
taksiran untuk satu pesanan. Seperti menurut pelanggan, data pesanan pelanggan, data jenis
(Carter, 2009), sistem perhitungan biaya produk, data kegiatan operasional, data tenaga

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 4


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

kerja, data mesin, data tarif dasar listrik, dan data satuan bahan baku, dan jumlah dari kebutuhan
bahan baku. Input tersebut akan diolah dalam bahan baku tersebut. Dari contoh uji coba yang
proses memesan produk, membuat daftar telah dilakukan dalam transaksi pemesanan
kebutuhan bahan baku dengan rumus nomor 1 produk, dibuat BOM untuk 1 pasang jenis sepatu
dan 2, membuat daftar kegiatan produksi dengan olahraga basket hitam putih seperti pada gambar
rumus nomor 3 dan 4, menghitung taksiran biaya 3 dengan rincian sebagai berikut.
bahan baku dengan rumus nomor 5, menghitung A. Bahan Baku Utama
taksiran biaya tenaga kerja langsung dengan a. Kulit polos 45 cm atau 1,5 feet
rumus nomor 6, menghitung taksiran biaya dengan harga Rp35.000,00/feet.
overhead pabrik tetap dengan rumus nomor 7, 8, b. Sol sepatu olahraga 2 buah (1 pasang)
9, 10, 11, 12, 13, menghitung taksiran biaya dengan harga Rp23.000,00/pasang.
overhead pabrik variabel dengan rumus nomor B. Bahan Penolong
14, 15, 16, menghitung taksiran biaya overhead a. Bensin 0,05 liter dengan harga
pabrik dengan rumus nomor 17, dan menghitung Rp6.500/liter.
harga pokok produksi dengan rumus nomor 19, b. Lapisan busa teri 0,5 m dengan harga
sehingga dari proses-proses tersebut aplikasi Rp15.000/m.
menghasilkan informasi taksiran biaya bahan c. Alas spon 0,2 m dengan harga
baku, taksiran biaya tenaga kerja langsung, Rp5.000/m.
taksiran biaya overhead pabrik tetap, taksiran d. Busa 0,2 m dengan harga Rp23.000/m
biaya overhead pabrik variabel, harga pokok e. Lem putih 0,07 kg dengan harga
produksi taksiran per pesanan, dan laporan Rp65.000/kg
pesanan setiap periode tertentu yang diberikan f. Lem kuning 0,04 kg dengan harga
pada manajer. Rp50.000/kg
g. Tekson 0,1 m dengan harga
HASIL DAN PEMBAHASAN Rp23.000/m
Hasil dari pembuatan aplikasi penentuan h. Jasmodo 0,02 liter dengan harga
harga pokok produksi berdasarkan biaya taksiran Rp200.000/liter
pada UMKM Sepatu dan Sandal Suroso adalah i. Bahan keras 0,2 m dengan harga
sebagai berikut. Rp16.000/m
1. Transaksi Memesan Produk j. Primer 0,03 liter dengan harga
Transaksi memesan produk digunakan Rp37.000/liter
untuk mencatat pesanan dari pelanggan. Uji coba k. Latex 0,05 liter dengan harga
yang dilakukan dalam aplikasi, yaitu mencatat Rp23.000/liter
pesanan dari pelanggan bernama Indra yang l. Benang 0,1 buah dengan harga
memesan 1 pasang sepatu basket berwarna hitam Rp12.000/buah
putih pada tanggal 8 Februari 2016 dengan m. Elastis besar 0,1 m dengan harga
nomor pesanan O2016020008. Sistem Rp16.000/m
menghitung dan menampilkan total harga pokok
produksi sebesar Rp186.454,00 seperti pada
gambar 2.

Gambar 2 Transaksi Pemesanan Produk


Gambar 3 Bill of Material
2. Bill of Material (BOM) 3. Bill of Operation (BOO)
Bill of Material (BOM) digunakan untuk Bill of Operation (BOO) digunakan untuk
membuat daftar kebutuhan bahan baku suatu membuat daftar kegiatan produksi suatu pesanan
pesanan yang terdiri dari jenis produk, bagian yang terdiri dari jenis produk, kegiatan
sepatu, jenis bahan baku, nama bahan baku, operasional, waktu pengerjaan kegiatan, tenaga

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 5


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

kerja, upah, dan mesin yang melakukan kegiatan pelanggan. Dari contoh uji coba yang telah
tersebut. Dari contoh uji coba yang telah dilakukan, laporan menampilkan nomor pesanan
dilakukan, dibuat BOO seperti pada gambar 4 O2016020008, nama pelanggan Indra, nama
dengan rincian sebagai berikut. produk basket hitam putih, jumlah pesanan 1
a. Pengeleman sisi kap 10 menit oleh tenaga pasang, dan tanggal pesanan 8 Februari 2016.
kerja Upper dengan upah Rp70.000,00. Dari data BOM yang telah diketahui serta rumus
b. Pengguntingan kulit 5 menit oleh tenaga nomor 1, 2, dan 5, maka perhitungan taksiran
kerja Upper dengan upah Rp70.000,00, dan biaya bahan baku adalah sebagai berikut.
mesin gerinda yang berdaya listrik 220 a. TKBBL = JP × JB
watt. - Kulit = 1 x 45 cm = 45 cm = 1,5 feet
c. Penjahitan 30 menit oleh tenaga kerja - Sol = 1 x 1 pasang = 1 pasang
Upper dengan upah Rp70.000,00, dan b. HBBL = Harga Bahan Baku Langsung
mesin jahit yang berdaya listrik 50 watt. - HBBL Kulit = Rp35.000,00/feet
d. Pengeleman pola 15 menit oleh tenaga - HBBL Sol sepatu olahraga =
kerja Upper dengan upah Rp70.000,00. Rp23.000,00/pasang
e. Pencetakan kap 10 menit oleh tenaga kerja c. TBBBL = TKBBL × HBBL
Upper dengan upah Rp70.000,00. - Kulit = 1,5 feet × Rp35.000 =
f. Penggambaran pola olahraga 15 menit oleh Rp52.500,00
tenaga kerja Upper dengan upah - Sol = 1 pasang × Rp23.000 =
Rp70.000,00. Rp23.000,00
g. Penipisan kulit 5 menit oleh tenaga kerja Sehingga menghasilkan taksiran biaya bahan
Upper dengan upah Rp70.000,00, dan baku sebesar Rp75.500,00 seperti pada gambar
mesin seset yang berdaya listrik 400 watt. 5.
h. Perendaman bahan keras 10 menit oleh
tenaga kerja Upper dengan upah
Rp70.000,00.
i. Pemberian dan pengeringan primer 10
menit oleh tenaga kerja Bottom dengan
upah Rp50.000,00.
j. Pemberian dan pengeringan lem 30 menit
oleh tenaga kerja Bottom dengan upah
Rp50.000,00.
k. Pemasangan alas spon 10 menit oleh tenaga
kerja Bottom dengan upah Rp50.000,00.
l. Penerapan sol 10 menit oleh tenaga kerja
Bottom dengan upah Rp50.000,00, dan
mesin press yang berdaya listrik 90 watt. Gambar 5 Laporan Taksiran Biaya Bahan Baku

5. Laporan Taksiran Biaya Tenaga Kerja


Langsung
Laporan ini menampilkan informasi
mengenai rincian dan total biaya tenaga kerja
langsung sesuai dengan pesanan masing-masing
dari pelanggan. Dari contoh uji coba yang telah
dilakukan, laporan menampilkan nomor pesanan
O2016020008, nama pelanggan Indra, nama
produk basket hitam putih, jumlah pesanan 1
pasang, dan tanggal pesanan 8 Februari 2016.
Gambar 4 Bill of Operation Dari data BOO yang telah diketahui serta rumus
nomor 3, 4, dan 6, maka perhitungan taksiran
4. Laporan Taksiran Biaya Bahan Baku biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai
Laporan ini menampilkan informasi berikut.
mengenai rincian dan total biaya bahan baku a. TJKD = JP × TJK
sesuai dengan pesanan masing-masing dari = 1 × 2,67 jam = 2,67 jam

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 6


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

b. TTKL = TPH ÷ 8 = Rp1.500.000,00


= (Rp70.000 ÷ 8) + (Rp50.000 ÷ b. JJKM = 8 × 26 × 12 × UEM
8) - JJKM = 8 × 26 × 12 × 10 tahun
= 8.750 + 6.250 = Rp15.000,00 = 24.960 jam
c. TBTKL = TJKD × TTKL - JJKM = 8 × 26 × 12 × 15 tahun
= 2,67 × Rp15.000,00 = 37.440 jam
= Rp40.050,00 c. TPMJ = (HP × JM) ÷ JJKM
Laporan taksiran biaya tenaga kerja langsung - TPMJ M.Jahit = (400.000 × 3) ÷ 24.960
dapat dilihat pada gambar 6. = Rp48,00
- TPMJ M.Seset = (6.000.000 × 2) ÷
37.440
= Rp321,00
- TPMJ M.Press = (8.000.000 × 3) ÷
37.440
= Rp214,00
- TPMJ M.Gerinda = (500.000 × 3) ÷
24.960
= Rp20,00
d. BPM = TPMJ × JJM
= (48 × 0,5) + (321 × 0,083) + (214 ×
0,167) + (20 × 0,083)
= Rp24+ Rp27+ Rp35 + Rp2
= Rp88,00
e. TBOPT = TBTKTL + BPM
= {(1.500.000 ÷ 208) × 2,67} + 88
Gambar 6 Laporan Taksiran Biaya Tenaga Kerja = Rp19.343,00
Langsung Laporan taksiran biaya overhead pabrik tetap
dapat dilihat pada gambar 7.
6. Laporan Taksiran Biaya Overhead Pabrik
Tetap
Laporan ini menampilkan informasi
mengenai rincian dan total biaya overhead
pabrik tetap sesuai dengan pesanan masing-
masing dari pelanggan. Dari contoh uji coba
yang telah dilakukan, laporan menampilkan
nomor pesanan O2016020008, nama pelanggan
Indra, nama produk basket hitam putih, jumlah
pesanan 1 pasang, dan tanggal pesanan 8
Februari 2016. Diketahui data tenaga kerja tidak
langsung, yaitu mandor dengan upah/gaji
Rp1.500.000,00/bulan, data BOO, data mesin, Gambar 7 Laporan Taksiran Biaya Overhead
antara lain mesin jahit berjumlah 3 buah dengan Pabrik Tetap
harga perolehan Rp400.000,00, dan umur
ekonomis 10 tahun, mesin seset berjumlah 2 7. Laporan Taksiran Biaya Overhead Pabrik
buah dengan harga perolehan Rp6.000.000,00, Variabel
dan umur ekonomis 15 tahun, mesin press Laporan ini menampilkan informasi
berjumlah 1 buah dengan harga perolehan mengenai rincian dan total biaya overhead
Rp8.000.000,00, dan umur ekonomis 15 tahun, pabrik variabel sesuai dengan pesanan masing-
mesin gerinda berjumlah 1 buah dengan harga masing dari pelanggan. Dari contoh uji coba
perolehan Rp500.000,00, dan umur ekonomis 10 yang telah dilakukan, laporan menampilkan
tahun, serta rumus nomor 7, 8, 9, 10, 11, 11, dan nomor pesanan O2016020008, nama pelanggan
13 maka perhitungan taksiran biaya overhead Indra, nama produk basket hitam putih, jumlah
pabrik tetap adalah sebagai berikut. pesanan 1 pasang, dan tanggal pesanan 8
a. BTKTL = UTKTL 1 Februari 2016. Diketahui data BOM, data tarif

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 7


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

dasar listrik sebesar Rp833,00, data BOO serta Laporan ini menampilkan informasi
rumus nomor 14, 15, 16, dan 17 maka mengenai total penjumlahan dari biaya bahan
perhitungan taksiran biaya overhead pabrik baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
variabel adalah sebagai berikut. overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik
a. BBP = ∑ (JB × HBP × JP) variabel, unsur toleransi dari total biaya
- Biaya bensin = Rp325,00 produksi, sehingga menghasilkan total harga
- Biaya lapisan busa teri = Rp7.500,00 pokok produksi dan harga pokok produksi per
- Biaya alas spon = Rp1.000,00 pasang. Dari contoh uji coba yang telah
- Biaya busa = Rp4.600,00 dilakukan, laporan menampilkan nomor pesanan
- Biaya lem putih = Rp4.550,00 O2016020008, nama pelanggan Indra, nama
- Biaya lem kuning = Rp2.000,00 produk basket hitam putih, jumlah pesanan 1
- Biaya tekson = Rp2.300,00 pasang, dan tanggal pesanan 8 Februari 2016.
- Biaya jasmodo = Rp4.000,00 Dari perhitungan sebelumnya serta rumus nomor
- Biaya bahan keras = Rp3.200,00 19, diketahui biaya bahan baku sebesar
- Biaya primer = Rp1.110,00 Rp75.500,00, biaya tenaga kerja langsung
- Biaya latex = Rp1.150,00 sebesar Rp40.050,00, biaya overhead pabrik
- Biaya benang = Rp1.200,00 tetap sebesar Rp19.343,00, dan biaya overhead
- Biaya elastis besar = Rp1.600,00 pabrik variabel sebesar Rp34.611,00, serta unsur
Total BBP = Rp34.535,00 toleransi yang ditambahkan sebesar 10%,
b. BL = ∑ (DLM × WPM × TDL) dimana nilai ini digunakan sebagai tambahan
= Rp21 + Rp28 + Rp12 + Rp15 dan antisipasi perubahan nilai karena data yang
= Rp76,00 digunakan pada perhitungan harga pokok
c. TBOPV = BBP + BL produksi taksiran merupakan data perkiraan
= (34.535 + 76) yang telah dilakukan di masa lalu, sehingga total
= Rp34.611,00 harga pokok produksi yang dihasilkan untuk
Laporan taksiran biaya overhead pabrik variabel pesanan tersebut adalah sebesar Rp186.454,00
dapat dilihat pada gambar 8. dan harga pokok produksi per pasang sebesar
Rp186.454,00 seperti pada gambar 9.

Gambar 9 Laporan Harga Pokok Produksi per


Pesanan

9. Laporan Pesanan Per Periode


Laporan menampilkan informasi
mengenai daftar seluruh pesanan beserta harga
Gambar 8 Laporan Taksiran Biaya Overhead pokok produksinya setiap bulan. Dari contoh uji
Pabrik Variabel coba yang telah dilakukan, laporan menampilkan
8. Laporan Harga Pokok Produksi per periode bulan Februari 2016. Terdapat 8 kali
Pesanan pesanan beserta tanggal pesanan, nama
pelanggan, jenis produk, nama produk, jumlah

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 8


JSIKA Vol. 5, No. 7. Tahun 2016 ISSN 2338-137X

pesanan, total harga pokok produksi, dan harga Carter, W. K. (2009). Cost Accounting, 14th ed.
pokok produksi per pasang seperti pada gambar Jakarta: Salemba Empat.
10. Dengan adanya laporan tersebut, manajer Jusup, A. H. (1999). Dasar-Dasar Akuntansi
dapat menggunakannya sebagai salah satu dasar Edisi ke-5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
dalam penentuan harga jual produknya. Ilmu Ekonomi YKPN.
Mulyadi. (1990). Akuntansi Biaya. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Niswonger, C. R., Warren, C. S., Reeve, J. M.,
& Fess, P. E. (1999). Prinsip-prinsip
Akuntansi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Gambar 10 Laporan Pesanan per Periode

SIMPULAN
Dari hasil uji coba aplikasi yang telah
dilakukan pada UMKM Sepatu dan Sandal
Suroso, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi telah menghasilkan informasi
mengenai taksiran biaya bahan baku, taksiran
biaya tenaga kerja langsung, taksiran biaya
overhead pabrik, dan harga pokok produksi
setiap pesanan, serta laporan pesanan dalam
periode tertentu.
2. Dengan adanya aplikasi penentuan harga
pokok produksi berdasarkan biaya taksiran,
maka UMKM dapat menggunakan informasi
tersebut sebagai salah satu dasar dalam
penentuan harga jual produknya.
Adapun saran yang dapat disampaikan
untuk pengembangan sistem ini adalah sebagai
berikut:
1. Aplikasi dapat dikembangkan menjadi
aplikasi penentuan harga pokok produksi
berdasarkan biaya standar dan dapat
membandingkan selisih antara biaya sebelum
produksi dengan biaya sesungguhnya,
sehingga perusahaan dapat melakukan
pengendalian biaya.
2. Aplikasi juga dapat dikembangkan menjadi
aplikasi yang dapat menentukan harga jual
produk kepada pelanggan dengan
menampilkan profit yang didapat perusahaan
tersebut.
RUJUKAN

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 9

You might also like