Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Keywords: Raw Material Cost (BBB), Labor Cost (BTK), Factory Overhead Cost
(BOP).
langsung di depan rumah mereka yang disulap 1. Apakah penghitungan harga pokok
menjadi ruang pamer atau butik. Ada yang produksi dengan sistem konvensional
terlihat mewah ada pula yang sederhana, tapi pada usaha kampung batik di Laweyan,
nuansa kuno tetap dipertahankan. berdistribusi normal?
Berdasarkan teori dan fakta yang ada di 2. Apakah penghitungan harga pokok
dalam perhitungan harga pokok produksi produksi dengan sistem activity based
usaha kampung Batik di Laweyan terdapat gap costing (ABC) pada usaha kampung batik
atau kesenjangan karena menurut teori yang di Laweyan, berdistribusi normal?
ada bahwa perhitungan konvensional 3. Apakah perbedaan antara sistem
digunakan untuk menghitung harga pokok konvensional dan activity based costing
produksi pada usaha yang menghasilkan (ABC) pada usaha kampung batik di
output yang homogen, sedangkan fakta yang Laweyan?
ada di lapangan produk yang dihasilkan oleh
usaha kampung Batik Laweyan ada jenis LANDASAN TEORI
output meliputi batik tulis sehingga 1. Pengertian Harga Pokok Produksi
kemungkinan ada ketidakakuratan dalam Harga pokok produksi menurut
menentukan harga pokok produksi dan akan Blocher dkk (2000:90) adalah harga pokok
berimbas pada ketidakakuratan harga jual produk yang sudah selesai dan ditransfer ke
produk. Oleh karena itu menimbulkan produk dalam proses pada periode berjalan.
pertanyaan berapa besarnya harga pokok Sedangkan menurut Hansen dan Mowen
produksi yang akurat dan efisien untuk produk (2009:60) menyatakan harga pokok
Batik di Laweyan sesuai dengan keadaan yang produksi mencerminkan total biaya barang
ada di lapangan dengan menggunakan sistem yang diselesaikan selama periode berjalan.
Activity Based Costing. Harga pokok produksi juga disebut biaya
Usaha Kampung Batik Laweyan yang produksi. Biaya produksi adalah biaya yang
masih menggunakan sistem konvensional dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
dalam penentuan harga pokok produksi menjadi produk jadi. Seperti yang telah
dengan output lebih dari satu produk dikemukakan oleh Simamora (2000:547)
mengakibatkan ketidakakuratan perhitungan yang mendefinisikan biaya produksi adalah
harga pokok produksi, untuk perhitungan biaya yang adigunakan untuk membeli
dengan sistem activity based costing sendiri bahan baku yang dipakai dalam membuat
belum pernah dicoba maupun diteliti sehingga produk serta biaya yang dikeluarkan dalam
penulis tertarik mengadakan penelitian untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk
menganalisis perbedaan penghitungan jadi.
harga pokok produksi antara sistem Berdasarkan beberapa pendapat
konvensional dengan sistem activity based tentang harga pokok produksi di atas maka
costing kampung batik di Laweyan. dapat dikemukan bahwa harga pokok
produksi adalah total biaya yang
PERUMUSAN MASALAH dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
Sehingga dari paparan penjelasan di menjadi produk jadi.
atas maka timbul permasalahan sebagai 2. Manfaat harga pokok produksi
berikut: Manfaat harga pokok produksi
menurut Mulyadi (1999:71) manfaat
informasi harga pokok produksi adalah akurat, yang nantinya akan digunakan oleh
sebagai berikut : manajer dalam mengambil keputusan.
a. Menentukan harga jual produk 5. Konsep Dasar Sistem Activity Based
b. Memantau realisasi biaya produksi Costing
c. Menghitung laba atau rugi periode Ada dua keyakinan dasar yang
tertentu melandasi sistem activity based costing
d. Menentukan harga pokok persediaan menurut Mulyadi (2003:52) yaitu:
produk jadi dan produk dalamproses a. Cost in caused.
yang disajikan dalam neraca b. The causes of cost can be managed.
3. Unsur–unsur Harga Pokok Produksi 6. Analisis Penggerak pada Sistem Activity
Dalam memproduksi suatu produk, Based Costing
akan diperlukan beberapa biaya untuk Aktivitas (activity) menurut Blocher
mengolah bahan mentah menjadi produk dkk (2007:222) adalah perbuatan, tindakan,
jadi. Biaya produksi dapat digolongkan atau pekerjaan spesifik yang dilakukan.
kedalam biaya bahan baku, biaya tenaga Suatu pekerjaan dapat berupa suatu
kerja dan biaya overhead pabrik. tindakan atau kumpulan dari beberapa
4. Sistem Activity Based Costing tindakan.
Perhitungan biaya berdasarkan 7. Manfaat Sistem Activity Based Costing
aktivitas menurut Mulyadi (2003:53) adalah Activity based costing membantu
sistem informasi biaya berbasis aktivitas mengurangi distorsi yang disebabkan oleh
yang didesain untuk memotivasi personel alokasi biaya konvensional. activity based
dalam melakukan pengurangan biaya costing juga memberikan pandangan yang
dalamjangka panjang melalui pengolahan jelas tentang bagaimana komposisi
aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan perbedaan produk, jasa dan aktivitas
perhitungan biaya ini adalah bahwa produk perusahaan yang memberi kontribusi
atau jasa perusahaan merupakan hasil dari sampai lini yang paling dasar dalam jangka
aktivitas dan aktivitas tersebut meng panjang. Manfaat sistem Activity Based
gunakan sumber daya yang menyebabkan Costing (ABC) menurut Supriono
timbulnya biaya. Sistem perhitungan biaya (2007:280) yaitu:
berdasarkan aktivitas (activity based a. Menentukan biaya produk secara lebih
costing) menurut Slamet (2007:103) akurat
merupakan sistem pembebanan biaya b. Meningkatkan mutu pembuatan
dengan cara pertama kali menelusuri biaya keputusan
aktivitas kemudian ke produk. Dari c. Menyempurnakan perencanaan strategis
beberapa pengertian di atas maka dapat 8. Keterbatasan Sistem Activity Based Costing
disimpulkan bahwa activity based costing Keterbatasan Penggunaan Sistem
adalah suatu metode yang digunakan untuk activity based costing menurut Blocher dkk
menentukan harga pokok produksi dan (2000:127) adalah:
terfokus pada aktivitas- aktivitas yang a. Alokasi
dilakukan untuk menghasilkan produk atau b. Mengabaikan biaya
jasa dengan tujuan menyajikan informasi c. Pengeluaran waktu yang dikonsumsi
mengenai harga pokok produksi yang 9. Kelebihan Sistem Activity Based Costing
baku, tenaga kerja langsung, dan overhead volume sangat bermanfaat menurut
pabrik. Blocher dkk (2000:117) jika:
Pada sistem biaya konvensional, a. Tenaga kerja langsung dan bahan
pembebanan biaya bahan baku langsung merupakan faktor yang dominan dalam
dan tenaga kerja langsung pada produk produksi.
tidak memilikitantangan khusus. Biaya- b. Teknologi stabil
biaya ditekankan pada produk dengan c. Ada keterbatasan produk
menggunakan penelusuran langsung, atau 13. Kelemahan Sistem Biaya Konvensional
penelusuran pendorong yang sangat Sistem biaya konvensional dapat
akurat, dan sebagian besar sistem dikatakan sebagai sistem biaya yang
konvensional didesain untuk memastikan ketinggalan jaman atau telah usang.
bahwa penelusuran ini dilakukan. Gejala-gejala dari sistem biaya yang
Sedangkan pembebanan biaya overhead ketinggalan jaman menurut Slamet
pabrik akan menimbulkan masalah dalam (2007:103) adalah:
pembebanan biaya ke produk, karena a. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan.
hubungan antara masukan dan keluaran b. Harga pesaing nampak lebih rendah
tidak dapat diobservasi secarafisik. sehingga kelihatan tidak masuk akal.
Penggerak tingkat unit yang diproduksi, c. Produk-produk yang sulit diproduksi
jam tenaga kerja langsung, upah tenaga menunjukkan laba yang tinggi
kerja langsung, jam mesin, dan bahan d. Manajer operasional ingin
langsung. Sistem biaya konvensional menghentikan produk-produk yang
mengasumsikan bahwa semua biaya dapat kelihatan menguntungkan.
diklasifikasikan ke dalam dua kategori e. Marjin laba sulit dijelaskan
yaitu biaya tetap dan biaya variabel f. Pelanggan tidak mengeluh atas naiknya
dengan memperhatikan perubahan- harga
perubahan dalam unit atau volume g. Departemen akuntansi menghabiskan
produksi. Jika unit produk atau penyebab banyak waktu untuk memberi data
lain yang sangat berkaitan dengan unit biaya bagi proyek khusus, dan
yang diproduksi, seperti jam kerja h. Biaya produk berubah karena peru
langsung atau jam mesin dianggap sebagai bahan peraturan pelaporan
cost driver yang penting. Cost driver
berdasarkan unit atau volume ini KERANGKA PEMIKIRAN
digunakan untuk menetapkan biaya Berdasarkan Produk
produksi kepada produk. Sistem ini
dianggap lebih akurat untuk menentukan Batik Tulis
harga pokok produksi. Padahal metode ini
juga masih tidak mempertimbangkan Biaya Bahan Biaya Tenaga Biaya Overhead
Baku Kerja Pabrik
biaya yang berubah karena aktivitas atau
proses yang berbeda dalam tiap aktivitas.
Harga Pokok Produksi dengan Sistem Konvensional
12. Keterbatasan Sistem Biaya Konvensional
Sistem penentuan harga pokok Perbandingan antara HPP dengan Sistem Activity Based
konvensional, yang mendasarkan pada Costing dan Sistem Konvensional
Tabel 10. Perbandingan Harga Pokok Produksi antara Sistem Konvensional denganSistem
Activity Based Costing (ABC)
Perusahaan HPP Konvensional (Rp) HPP ABC (Rp)
Batik Mahkota 20.313.498 17.427.219,66
Batik Cempaka 47.009.499 43.555.709,52
Batik Puspa Kencana 15.393.498 12.447.219,66
Setia Lukisan Batik 19.919.499 14.870.719,68
Batik Tresno Mukti 20.724.498 18.355.709,52
Batik Pandono 17.729.499 15.868.373,68
Batik Jofa 16.714.500 14.903.189,44
Batik Gress Tenan 22.364.499 18.068.199,28
Jumlah 180.168.990 155.496.340,44
tidak normal secara analitik dan akan data harga pokok produksi batik tulis dengan
menentukan uji statistik yang sesuai. Uji sistem activity based costing (ABC).
normalitas pada penelitian ini menggunakan Dengan menggunakan taraf
ujiKolmogorov-Smirnov. Apabila sebaran data signifikansi (α) sebesar 0,05, ternyata data
normal, maka analisis yang akan digunakan harga pokok produksi batik tulis yaitu dengan
untuk mengetahui perbedaan harga pokok sistem konvensional dan sistem activity based
produksi batik tulis dengan sistem costing (ABC) adalah berdistribusi normal,
konvensional dan sistem activity based costing karena nilai sig> 0,05.
(ABC) adalah uji t (statistik parametrik). Setelah asumsi kenormalan data
Hasil uji Kolmogorov-Smrinov dapat dilakukan dan ternyatadata harga pokok
dilihat pada tabel 4.11 dari tabel tersebut produksi batik tulis dengan sistem
nampak bahwa nilai signikansinya yang konvensional dan sistem activity based costing
diperoleh dari bantuan software SPSS adalah (ABC) adalah berdistribusi normal, maka
0,195 untuk uji normalitas data harga pokok dilanjutkan uji t. Dengan bantuan software
produksi batik tulis dengan sistem SPSS diperoleh hasil sperti yang disajikan
konvensional dan 0,122 untuk uji normalitas pada tabel 12 berikut ini:
Tabel 12 perhitungan uji t